1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kestabilan lereng dinyatakan dalam besaran faktor keamanan (factor of safety), yaitu rasio antara tahanan geser maksimum yang dikerahkan oleh tanah dengan tegangan geser yang terjadi akibat gaya berat tanah di sepanjang bidang gelincir. Permasalahan umum yang sering dihadapi pada stabilitas lereng adalah kecilnya kestabilan dan daya dukung tanah, sehingga kekuatan geser suatu tanah tidak mampu memikul suatu kondisi beban kerja yang berlebihan. Hal tersebut sering terjadi pada tanah kohesif karena tanah kohesif cenderung memiliki daya dukung dan kestabilan yang rendah. Kondisi lereng dengan tanah kohesif dijumpai pada lokasi pembangunan PLTU 2x50 MW di Parit Baru. Lokasi administratif PLTU tersebut adalah di Parit Baru, Kecamatan Jungkat, Kabupaten Pontianak, Kalimantan Barat yang dapat dilihat pada Gambar 1.1. Lokasi pembangunan PLTU tersebut dikelilingi oleh Sungai Parit Baru, Sungai Jungkat dan Sungai Kapuas, seperti terlihat pada Gambar 1.2. Gambar 1.1. Letak geografis PLTU Parit Baru 2 Gambar 1.2. Lokasi PLTU Parit Baru Kondisi topografi tanah yang sangat landai di lokasi PLTU dan terletak di tepi muara sungai besar yaitu Sungai Kapuas, mengakibatkan lokasi tersebut tergenang air pada saat air pasang. Elevasi muka air tertinggi pada saat pasang dapat mencapai ketinggian 1,83 m. Oleh sebab itu, dalam perancangan pembangunan PLTU Parit Baru elevasi tanah dasar dinaikkan menjadi 3 meter di atas permukaan air sungai rata-rata. Penimbunan yang dilakukan akan mempengaruhi kestabilan lereng di sekeliling lokasi pembanguan PLTU, maka diperlukan konstruksi pengaman lereng agar kestabilan lereng dan elevasi tanah yang direncanakan dapat tercapai. Terdapat tiga sungai yang mempengaruhi kestabilan lereng di lokasi pembangunan PLTU Parit Baru, akan tetapi dalam tugas akhir ini perancangan pengaman lereng hanya dilakukan pada lereng di tepi Sungai Kapuas. Hal tersebut disebabkan karena sungai tersebut memiliki debit aliran air lebih besar dan memiliki potensi erosi lebih besar pula. Sungai Kapuas yang mengelilingi area PLTU Parit Baru memiliki panjang kurang lebih 0,6 km. Kondisi tanah dasar lokasi tersebut merupakan tanah kohesif, sehingga perlu dilakukan pemilihan tipe konstruksi yang sesuai. 3 Tugas akhir ini bertujuan untuk melakukan perancangan konstruksi perlindungan lereng yang sesuai pada tepi Sungai Kapuas, maka diperlukan informasi mengenai kondisi tanah di lokasi studi. Untuk mengetahui kondisi tanah perlu dilakukan soil investigation dan analisis-analisis geoteknik. Soil investigation yang dilakukan dapat berupa uji sondir, uji SPT (Soil Penetration Test), bor tangan, bor mesin serta uji laboratorium. Data-data tersebut digunakan sebagai pertimbangan pemilihan konstruksi dan perancangan konstruksi secara manual. Kemudian hasil perancangan secara manual disimulasikan dengan menggunakan software Slope/W – Geo-Slope dan Plaxis. Output Slope/W dan Plaxis menjadi pertimbangan dalam memastikan stabilitas konstruksi di lapangan. 1.2. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari tugas akhir ini adalah: 1. Melakukan analisis data sekunder lokasi PLTU 2x50 MW Parit Baru sehingga diperoleh struktur pelapisan tanah dan parameter fisik tanah di lokasi tersebut. 2. Melakukan perancangan konstruksi pengaman lereng di tepi Sungai Kapuas yang meliputi stabilitas terhadap gaya-gaya eksternal dan internal. 3. Membuat pemodelan hasil perancangan dan melakukan analisis stabilitas lereng dengan menggunakan program Slope/W dan Plaxis versi 8.6. 1.3. Batasan Masalah Tujuan dari pembatasan masalah dalam tugas akhir ini adalah untuk memperjelas arah permasalahan sehingga mudah dipahami. Batasan masalah yang dimaksud dalam tugas akhir ini antara lain sebagai berikut: 1. Data sekunder yang digunakan untuk perancangan didasarkan kepada hasil soil investigation report area pembanguanan PLTU Parit Baru, Jungkat, Pontianak, Kalimantan Barat, tepatnya di sepanjang Sungai Kapuas. 4 2. Lokasi perancangan konstruksi pengaman lereng adalah sepanjang tepi Sungai Kapuas yang mengelilingi PLTU Parit Baru. 3. Dalam perancangan konstruksi pengaman lereng di tepi Sungai Kapuas, beban yang digunakan dan dipertimbangkan adalah beban tetap dan beban sementara (gempa). 4. Analisis hasil perancangan meliputi stabilitas lereng, kuat dukung tanah, dan penurunan struktur. Akan tetapi, dalam tugas akhir ini tidak menganalisis stabilitas tanah dan konsolidasi akibat material timbunan di belakang konstruksi pengaman lereng. 5. Analisis hasil perancangan konstruksi pengaman lereng menggunakan program komputer di bidang geoteknik, yaitu Slope/W – Geo-Slope dan Plaxis v.8.6. 1.4. Manfaat Manfaat yang diharapkan dari tugas akhir ini, antara lain: 1. Perancangan konstruksi pengaman lereng Sungai Kapuas yang dihasilkan diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan implementasi di lapangan. 2. Memberikan kontribusi referensi dalam bidang geoteknik. 3. Mengetahui kemampuan program Slope/W dan Plaxis v.8.6 dalam menyelesaikan analisis permasalahan geoteknik, dalam hal ini kestabilan lereng.