LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL Nama Mahasiswa

advertisement
LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL
Nama Mahasiswa
: Nadya R.R
NPM
: 17514772
Nama Asisten : Dini Amali Ulfah
Tanggal Pemeriksaan : 19 Juni 2015
1. Percobaan
Nama Percobaan
Paraf Asisten :
: Indera Peraba
: Perasaan pada kulit.
Nama Subjek Percobaan : Nadya R.R
Tempat Percobaan
: Laboratorium Psikologi Faal.
a. Tujuan Percobaan
: Untuk mengetahui adanya reseptor tekanan, sakit,
sentuhan, dingin, dan panas pada kulit, serta
mengetahui letak masing-masing reseptor.
b. Dasar Teori
: Indera peraba pada manusia adalah kulit. Kulit merupakan alat peraba yang mempunyai reseptor sentuhan
(Meissner), panas (ruffini), dingin (Krause), sakit
(ujung saraf bebas) dan tekanan (paccini) yang
merupakan ujung akhir saraf sensoris. Reseptor di kulit
yang menerima kelima rangsang tersebut disebut turgo
reseptor. Kulit berfungsi sebagai alat pelindung
terhadap dunia luar, sebagai penghalang dari kerusakan
dan kuman, juga membantu membuang zat-zat yang
tidak berguna, sebagai alat ekskresi dan mengatur suhu
badan.
Dan
juga
Kulit
berfungsi
sebagai
thermoreseptor untuk mendeteksi rasa panas yang
disebut Ruffini dan untuk mendeteksi rasa dingin yang
disebut End Krause.
Permukaan
kulit
mengandung
saraf-saraf
yang
memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda-beda. Ujung
saraf
tersebut
yaitu
sebagai
berikut:
Paccini
merupakan ujung saraf pada kulit yang peka terhadap
rangsangan berupa tekanan, letaknya di sekitar akar
rambut. Ruffini merupakan ujung saraf pada kulit yang
peka terhadap rangsangan panas. Meisner merupakan
ujung saraf perasa pada kulit yang peka terhadap
sentuhan. Krause merupakan ujung saraf perasa pada
kulit yang peka terhadap rangsangan dingin. Lempeng
Merkel merupakan ujung perasa sentuhan dan tekanan
ringan, terletak dekat permukaan kulit. Ujung saraf
tanpa selaput merupakan ujung saraf perasa nyeri.
Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis
dan lapisan dalam atau lapisan dermis. Pada epidermis
tidak terdapat pembuluh darah dan sel saraf. Epidermis
tersusun atas empat lapis sel:
1. Dari bagian dalam ke bagian luar Stratum
germinativum berfungsi membentuk lapisan di
sebelah atasnya.
2. Di sebelah luar lapisan germinativum terdapat
stratum granulosum yang berisi sedikit keratin
yang menyebabkan kulit menjadi keras dan kering.
Sel-sel
dari
lapisan
granulosum
umumnya
menghasilkan pigmen hitam (melanin). Kandungan
melanin
menentukan
derajat
warna
kulit,
kehitaman, atau kecoklatan.
3. Lapisan yang transparan disebut stratum lusidum.
4. Lapisan terluar adalah lapisan tanduk disebut
stratum korneum.
Klasifikasi reseptor antara lain:
Berdasarkan tipe energi khusus atau kepekaan terhadap
modalitas tertentu:
1. Termoreseptor (peka terhadap perubahan suhu).
2. Mekanoreseptor (peka terhadap sentuhan dan
tekanan).
3. Kemoreseptor (peka terhadap perubahan kimiawi).
4. Osmoreseptor (peka terhadap perubahan tekanan
osmotik).
Dermis, terdiri atas bagian-bagian berikut:
1) Ujung-ujung saraf peraba
2) Pembuluh darah
3) Otot penegak bulu/rambut
4) Folikel rambut
5) Papila
6) Kelenjar lemak
7) Kelenjar keringat
8) Kelenjar minyak
c. Alat yang Digunakan : Serabut ijuk berbagai macam ukuran panjang dan tebal,
3 baskom plastic, serta beberapa macam cairan atau
larutan (air, alkohol 70%, aseton)
d. Jalannya Pecobaan
: Subjek telah disediakan oleh penguji 3 baskom yang
berisi air dengan suhu yang berbeda, yang mana
baskom A: dingin, baskom B: Panas, baskom C:
Netral. Kemudian, penguji meminta agar tangan kanan
subjek dimasukkan kedalam baskom B dan tangan kiri
di masukkan kedalam baskom A. Setelah beberapa
detik
tangan
di
celupkan,
kemudian
subjek
memindahkan kdua tangannya ke dalam air netral.
Lalu, rasakan senesasi yang berbeda dari kedua
tangannya tersebut. Penyusun utama dari bagian
dermis adalah jaringan penyokong yang terdiri dari
serat yang berwarna putih dan serat yang berwarna
kuning. Serat kuning bersifat elastis/lentur, sehingga
kulit dapat mengembang.
e. Hasil Percobaan
: 1.1 Cara kerja 3 baskom plastik
Tangan kanan dingin dan tangan kiri hangat
1.1.1
Hasil Sebenarnya
a. Biasanya
setelah
dimasukkan
kebaskom C, tangan kanan terasa lebih
dingin dan tangan kiri terasa hangat.
b. Kulit sebagai termoreseptor, yaitu
mendeteksi panas dan dingin.
c. Tangan kanan terasa dingin karena
adanya pengurangan kalor, yaitu dari
hangat ke netral.
d. Tangan kiri terasa hangat karena
adanya penambahan kalor, yaitu dari
dingin ke netral.
1.2 Cara kerja air, alkohol 70%, aseton
Asetor lebih dingin dari alkohol. Dan alkohol lebih
dingin dari air.
1.2.1
Hasil Sebenarnya
a. Air lebih dingin dengan Cuma ditiup.
b. Alkohol lebih dingin dari air.
c. Asetor lebih dingin dari alkohol.
d. Ada reseptor dingin pada kulit, yaitu
Reseptored Krause.
e. Alkohol memiliki titik didih yang
rendah, sehingga ketika mengenai kulit,
alkohol langsung menguap. Selama
proses penguapan alkohol memerlukan
kalor yang diambil oleh tubuh, maka
kulit akan terasa dingin.
f. Kesimpulan
: Kulit merupakan alat peraba. Kita dapat merasakan adanya respon yang datang karena adanya reseptor
sentuhan (Meissner), panas (ruffini), dingin (Krause),
sakit (ujung saraf bebas) dan tekanan (paccini) yang
merupakan ujung akhir saraf sensoris.
g. Daftar Pustaka
: Basuki. H. (2008). Psikologi umum. Jakarta : Universitas Gunadarma
Cohen, SS. (1952). Ilmu perawatan orang sakit.
Jilid 1. Jakarta : Percetakan J.B WOTERS
Puspitawati, I. (1999). Psikologi Faal. Jakarta : Universitas Gunadarma
2. Nama Percobaan
: Lokalisasi taktil.
Nama Subjek Percobaan : Nadya R.R
Tempat Percobaan
: Laboratorium Psikologi Faal.
a. Tujuan Percobaan
: Memahami serta mengetahui kepekaan syaraf peraba
dengan melokalisir tempat yang di tusukkkan
keberbagai tempat; serta mengetahui kepekaan TPL
(Two Point Localization).
b. Dasar Teori
: Indera peraba pada manusia adalah kulit. Kulit merupa
kan alat peraba yang mempunyai reseptor sentuhan
(Meissner), panas (ruffini), dingin (Krause), sakit
(ujung saraf bebas) dan tekanan (paccini) yang
merupakan ujung akhir saraf sensori. Kulit berfungsi
sebagai alat pelindung terhadap dunia luar, sebagai
penghalang dari kerusakan dan kuman, juga membantu
membuang zat-zat yang tidak berguna, sebagai alat
ekskresi dan mengatur suhu badan. Kulit terdiri dari
lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam
atau lapisan dermis. Permukaan kulit mengandung
saraf-saraf yang memiliki bentuk dan fungsi yang
berbeda-beda.
Proses yang terjadi pada system saraf dimulai dengan
adanya stimulus yang diterima oleh organ-organ
sensorik yang disebut dengan reseptor sensorik.
Reseptor sensorik terdapat di seluruh tubuh manusia,
salah satunya yaitu ada reseptor taktil yang berada di
permukaan
tubuh.
Sebenarnya
reseptor
taktil
merupakan mekanoreseptor yang dipakai untuk
mengenali rangsangan secara mekanis. Setidaknya ada
berbagai macam bentuk reseptor taktil yang terkenal,
seperti:
1. Ujung saraf bebas yang dapat mendeteksi rabaan
dan tekanan.
2. Badan Meissner yang peka terhadap rangsangan
berupa sentuhan.
3. Diskusi merkel yang fungsinya sama dengan
reseptor taktil badan Meissner organ ujung rambut
(hair end-organ).
4. Ujung organ Ruffini, yang peka terhadap reseptor
panas.
5. Badan
Vater-Paccini
yang
peka
terhadap
rangsangan berupa tekanan.
Reseptor taktil yang berbeda memiliki kepekaan dan
kecepatan mengirim impuls yang berbeda pula.
Dikriminasi titik adalah Kemampuan membedakan
rangsangan kulit oleh satu ujung benda dari dua ujung
disebut diskriminasi dua titik. Berbagai daerah tubuh
bervariasi dalam kemampuan membedakan dua titik
pada tingkat derajat pemisahan bervariasi. Normalnya
dua titik terpisah 2– 4 mm dapat dibedakan pada ujung
jari tangan, 30-40mm dpt dibedakan pada dorsum
pedis.
TPL ( Two point localization ) lebih peka pada bagian
yang menonjol, seperti bibir, hidung, mata, ujung jari
dan telinga. Waktu mempengaruhi sehingga ada
penyebaran sensasi. TPL adalah system yang
menyebar dan melingkar.
Rangsangan yang telah diterima oleh reseptor taktil
akan diteruskan oleh saraf sensorik menuju cornu
posterior substansi grisea medulla spinalis dan terjadi
sinapsis dengan neuron kedua. Neuron kedua akan
meneruskan
impuls
menuju
columna
anterior
substansi alba yang akan melewati traktus anterior
spinothalamic menuju talamus. Terjadi sinaps dengan
neuron ketiga dan akan diteruskan menuju korteks
serebri bagian postsentralis gyrus. Impuls sensorik
akan segera dikenali oleh postsentralis gyrus karena
merupakan pusat dari area somatosensorik.
c. Alat yang Digunakan : Spidol, penggaris.
d. Jalannya Pecobaan
: Subjek diminta untuk menutup mata. Kemudian penguji akan membuat sebuah titik di atas punggung tangan
subjek. Lalu subjek diminta untuk mencocokan
titiknya tersebut dengan spidol.
e. Hasil Percobaan
: 2.1 Hasil lokalisasi takstil
6. 0.8
7. 0.5
8. 0
2.2 Hasil Sebenarnya
1. Bila jarak kurang dari 5 cm → Saraf peraba
baik.
2. Bila jarak lebih dari 5 cm → Saraf peraba
kurang baik.
3. TPL (Two Point Localization) → Lebih peka
pada bagian yang menonjol (hidung, mata,
bibir, unjung jari, telinga, dll).
4. Jarak yang asisten tusuk dengan jarak yang
praktikan dapat → Tergantung waktu.
f. Kesimpulan
: Proses yang terjadi pada sistem saraf dimulai dengan
adanya stimulus yang diterima oleh organ-organ
sensorik yang disebut dengan reseptor sensorik.
Reseptor sensorik terdapat di seluruh tubuh manusia,
salah satunya yaitu ada reseptor taktil yang berada di
permukaan
tubuh.
mekanoreseptor
yang
reseptor
dipakai
taktil
untuk
merupakan
mengenali
rangsangan secara mekanis.
TPL ( Two point localization ) lebih peka pada bagian
yang menonjol, seperti bibir, hidung, mata, ujung jari
dan telinga. Jarak yang asisten tusuk dengan yang
pratikan dapat tergantung pada waktu. Waktu
mempengaruhi sehingga ada penyebaran sensasi. TPL
adalah sistem yang menyebar dan melingkar.
g. Daftar Pustaka
: Basuki. H. (2008). Psikologi umum. Jakarta : Universitas Gunadarma
Cohen, SS. (1952). Ilmu perawatan orang sakit.
Jilid 1. Jakarta : Percetakan J.B WOTERS
Nobach. CR. (1982). Anatomi susunan saraf manusia
: Prinsip-prinsip dasar neurobiology. Jakarta :
EGC
Puspitawati, I. (1999). Psikologi Faal. Jakarta : Universitas Gunadarma.
3. Nama Percobaan
: Daya membedakan sifat benda.
Nama Subjek Percobaan : Nadya R.R
Tempat Percobaan
: Laboratorium Psikologi Faal.
a. Tujuan Percobaan
: Untuk membuktikan kepekaan sayaraf peraba terhadap
kehalusan benda sampai kekasaran benda; serta
bentuk-bentuk benda (Streognostik).
b. Dasar Teori
: Indera peraba pada manusia adalah kulit. Kulit merupa
kan alat peraba yang mempunyai reseptor sentuhan
(Meissner), panas (ruffini), dingin (Krause), sakit
(ujung saraf bebas) dan tekanan (paccini) yang
merupakan ujung akhir saraf sensori. Kulit berfungsi
sebagai alat pelindung terhadap dunia luar, sebagai
penghalang dari kerusakan dan kuman, juga membantu
membuang zat-zat yang tidak berguna, sebagai alat
ekskresi dan mengatur suhu badan. Kulit terdiri dari
lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam
atau lapisan dermis. Permukaan kulit mengandung
saraf-saraf yang memiliki bentuk dan fungsi yang
berbeda-beda.
Kepekaan kulit yang berambut terhadap stimulus
besar, sehingga diduga bahwa akhiran saraf yang
mengelilingi foliculus rambut adalah reseptor taktil.
Pada tempat – tempat dimana tidak ada rambut, tetapi
dengan kepekaan besar terhadap stimulus taktil,
ternyata terdapat banyak corpusculum tractus. Diduga
bahwa meniscus tractus juga merupakan suatu
receptor taktil. Perasaan taktil dapat dibedakan
menjadi perasaan taktil kasar dan perasaan taktil halus.
Impuls
taktil
kasar
dihantarkan
oleh
tractus
spinothalamicus anterior, sedangkan implus taktil
halus dihantarkan melalui faciculus gracilis dan
faciculus cunneatus. Perasaan taktil ada dua macam:
1. Perasaan taktil yang halus.
Kepekaan terhadap taktil halus diketahui dengan
menentukan jarak terdekat antara dua titik di kulit
yang sekaligus distimulasi dan masih dapat
dibedakan sebagai dua titik. Implus taktil ini
dihantarkan melalui fasciculus gracillis cuneatus.
2. Perasaan taktil kasar
Implus taktil ini dihantarkan melalui tractus
spinothalamicus anterior.
Kepekaan kulit yang berambut terhadap stimulus
besar, sehingga diduga bahwa akhiran syaraf yang
mengelilingi foliculus rambut adalah reseptor taktil.
Kita dapat membedakan benda – benda tanpa melihat
bentuknya. Disini yang berperan adalah reseptor
kinaesthesi. Bentuk dan berat benda dapat dibedakan
dengan reseptor tekanan yang digeserkan.
c. Alat yang Digunakan : Penutup mata, kain (berbagai macam dari yang halus
sampai yang kasar). Serta berbagai macam bentuk
balok (kubus, silinder,lingkaran, segitiga, kerucut).
d. Jalannya Pecobaan
: Subjek diminta untuk menutup mata, Kemudian subjek
diminta untuk meraba 5 kain yang telah disediakan
oleh penguji. Lalu subjek diminta untuk mengurutkan
kain mulai dari yang halus sampai yang kasar.
e. Hasil Percobaan
: 3.1 Cara kerja kekasaran permukaan
1. Pink
2. Hitam
3. Putih
4. Peach
5. Hijau
3.1.1 Hasil sebenarnya
1. Hitam
2. Pink
3. Putih
4. Peach
5. Hijau
3.2 Cara kerja berbagai bentuk benda
Benar: 2, Salah: 3
3.2.1 Hasil sebenarnya
Tidak ada hasil sebenarnya.
f. Kesimpulan
: Kepekaan kulit yang berambut terhadap stimulus besar,
sehingga
diduga
bahwa
akhiran
saraf
yang
mengelilingi foliculus rambut adalah reseptor taktil.
Diduga bahwa meniscus tractus juga merupakan suatu
receptor taktil. Perasaan taktil dapat dibedakan menjadi
perasaan taktil kasar dan perasaan taktil halus.
g. Daftar Pustaka
: Basuki. H. (2008). Psikologi umum. Jakarta : Universitas Gunadarma
Cohen, SS. (1952). Ilmu perawatan orang sakit.
Jilid 1. Jakarta : Percetakan J.B WOTERS
Nobach. CR. (1982). Anatomi susunan saraf manusia
: Prinsip-prinsip dasar neurobiology. Jakarta :
EGC
Puspitawati, I. (1999). Psikologi Faal. Jakarta : Universitas Gunadarma.
4. Nama Percobaan
: Gerak refleks.
Nama Subjek Percobaan : Nadya R.R
Tempat Percobaan
: Laboratorium Psikologi Faal.
a. Tujuan Percobaan
: Untuk mengetahui adanya gerakan-gerakan reflex pada
otot.
b. Dasar Teori
: Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghantaran implus oleh saraf.
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun ada
pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak
refleks atau gerakan reflektorik. Implus gerakan sadar
melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor (alat indera)
ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya di
olah ke otak, kemudian hasil olahan otak berupa
tanggapan, di bawa oleh saraf motor sebagai perintah
yang harus dilaksanakan oleh efektor. Gerak reflex
bergerak sangat cepat dan terjadi secara otomatis
terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari
otak. Jadi gerak reflex terjadi karna gerakan yang
terjadi secara tiba-tiba. Contohnya bersin, berkedip &
batuk. Gerak reflex timbul karena:
1. Terkena benda yang panas.
2. Karena suatu peristiwa.
3. Terkena benda tajam.
Jalan pintas dalam gerakan reflek ini disebut dengan
lengkung reflek. Jalur gerak reflek dibentuk oleh
neuron sensorik, interneuron, dan neuron motorik yang
mengalurkan implus saraf untuk tipe reflek tertentu.
Gerak reflek yang paling sederhana hanya memerlukan
dua tipe sel, yaitu neuron sensori dan neuron motori.
Ada dua reflek yang utama yaitu:
1. Refleks kondisional ( refleks bersarat ) reaksi ini timbul sebagai hasil proses analisa sintesa informasi
pada pusat sistem saraf pusat di otak. Jadi melalui
pemikiran dan kesadaran.
2. Refleks nonkondisional ( refleks tak bersarat ) prosesnya hanya melibatkan pusat-pusat saraf pada
sumsum tulang belakang selain itu terdapat akson
reflek yaitu reflek yang terjadi oleh sebab adanya
kolateral yang keluar dari akson sel saraf sensorik
nodus ranvier. Pada akson reflek informasi tidak
dapat dilakukan pada sumsum tulang belakang.
Telah di jelaskan bahwa saraf tepi atau perifer
adalah jaringan saraf dimana badan selnya terletak
di luar sistem saraf pusat tetapi pangkal terletak di
otak dan lanjutan dari sumsum tulang belakang
atau spinalis.
c. Alat yang Digunakan : Sebuah martil reflex dengan bagian depan terbuat dari
karet.
d. Jalannya Pecobaan
: Subjek diminta untuk duduk diatas meja sambil melemaskan kakinya. Kemudia dengkul subjek akan di
ketuk-ketuk oleh penguji sampai keluar reaksi
refleksnya.
e. Hasil Percobaan
: 4.1 Hasil percobaan
Berdenyut.
4.2 Hasil sebenarnya
1. Lutut yang di pukul dengan martil reflex
dengan spontan akan bergerak sendiri → ada
gerak reflex.
2. Namun, tidak harus bergerak → bisa juga
berasa seperti tersentrok.
f. Kesimpulan
: Gerak yang terjadi pada manusia dapat terjadi tanpa di
sadari dan disadari. Gerakan refleks terjadi melalui
jalan yang panjang, yaitu: reseptor, saraf sensori, otak,
saraf motorik, efektor. Gerakan reflek ialah hasil
stimulasi sel motorik oleh stimulus yang dibawa oleh
neuron aferen dari jaringan.
g. Daftar Pustaka
: Basuki. H. (2008). Psikologi umum. Jakarta : Universitas Gunadarma
Cohen, SS. (1952). Ilmu perawatan orang sakit.
Jilid 1. Jakarta : Percetakan J.B WOTERS
Nobach. CR. (1982). Anatomi susunan saraf manusia
: Prinsip-prinsip dasar neurobiology. Jakarta :
EGC
Download