BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian Definisi

advertisement
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Variabel Penelitian Definisi Operasional Variabel
Variabel-variabel di dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dua jenis
variabel, yaitu variabel yang dipengaruhi (dependent variable) dan variabel yang
mempengaruhi / bebas (independent variable). Variabel Dependen pada penelitian
ini adalah Kinerja Perusahaan dan yang menjadi Variabel Independen adalah
Dewan Direksi, Komisaris Independen, Ukuran Komite Audit, dan CSR. Berikut
ini akan dijelaskan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan dalam
penelitian dengan operasional dan cara pengukurannya :
Tabel 3.1
Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel
Independen:
GCG (X)
Indikator
 Ukuran
Dewan
Direksi (X1)
 Proporsi
Komisaris
Independen
(X2)
 Ukuran
Komite
Audit (X3)
Keterangan
 Jumlah
anggota
Dewan Direksi
 Jumlah
Komisaris
Independen
dibagi jumlah
anggota
Dewan
Komisaris
 Jumlah
anggota
Komite Audit
Skala
 Rasio
 Rasio
Sumber
 Ridho Alief
Noviawan
dan Aditya
Septiani
(2013)
 Rasio
Pengaruh mekanisme good corporate governance dan pengungkapan corporate social responsibility
terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI 2010-2014
Josua Partogi
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Fakultas Ekonomi-Universitas Trisakti,2016.021-5663232 ext.8335
Pengungkapan
CSR (X4)
Dependen :
Kinerja
Perusahaan
 Indikator
Kinerja
Ekonomi
 Indikator
Kinerja
Lingkungan
 Indikator
Praktek
Tenaga
Kerja dan
Pekerjaan
yang Layak
 Indikator
Hak Asasi
Manusia
 Indikator
Tanggung
Jawab
Produk
Return
on
Assets (Y)
 CSRij = ∑Xij  Nominal  GRI (Global
Nj
Reporting
Keterangan:
Initiatives)
CSRij:
version 3.0
Corporate
hal 26-38
Social
 Vesy
Responsibility
Novrianti
Disclosur Index
dan
Riadi
perusahaan j
Armas
Nj : jumlah item
(2012)
perusahaan j, Nj
≤ 79
Xij : 1 jika item
diungkapkan; 0
jika item tidak
diungkapkan.
Dengan
demikian,
0≤CSRij≤1
ROA= EAT :  Rasio
 Irham
Total Assets
Fahmi
(2013,
p114)
Sumber: Data yang diolah, 2016
3.1.1 Variabel Independen
Variabel Independen (Variabel Bebas) menurut Sugiyono (2014, p96) adalah
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat). Berikut ini adalah penjelasan variabel
independen dalam penelitian ini :
a. Ukuran Dewan Direksi.
Menurut UU No. 40 Tahun 2007 Pasal 1, Direksi adalah organ
perusahaan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas
pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan
Pengaruh mekanisme good corporate governance dan pengungkapan corporate social responsibility
terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI 2010-2014
Josua Partogi
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Fakultas Ekonomi-Universitas Trisakti,2016.021-5663232 ext.8335
maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan, baik di dalam
maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.
Dan menurut UU No. 40 Tahun 2007 Pasal 92 ayat 4, Perseroan yang
kegiatan usahanya berkaitan dengan menghimpun dan/atau mengelola
dana masyarakat, Perseroan yang menerbitkan surat pengakuan utang
kepada masyarakat, atau Perseroan Terbuka wajib mempunyai paling
sedikit 2 (dua) orang anggota Direksi. Indikator yang digunakan untuk
mengukur ukuran dewan direksi adalah jumlah seluruh anggota dewan
direksi.
Ukuran Dewan Direksi = ∑ anggota Dewan Direksi
b. Komisaris Independen.
Menurut Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia yang
dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (2006,p13),
Dewan Komisaris dapat terdiri dari Komisaris yang tidak berasal dari
pihak terafiliasi yang dikenal sebagai Komisaris Independen dan
Komisaris yang terafiliasi. Yang dimaksud dengan terafiliasi adalah pihak
yang mempunyai hubungan bisnis dan kekeluargaan dengan pemegang
saham pengendali, anggota Direksi dan Dewan Komisaris lain, serta
dengan perusahaan itu sendiri.
Berdasarkan Keputusan Direksi PT. Bursa Efek Jakarta Nomor: Kep305/BEJ/07-2004 tentang Peraturan Nomor 1-A tentang Pencatatan
Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan Oleh
Pengaruh mekanisme good corporate governance dan pengungkapan corporate social responsibility
terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI 2010-2014
Josua Partogi
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Fakultas Ekonomi-Universitas Trisakti,2016.021-5663232 ext.8335
Perusahaan Tercatat, pada bagian C.1 dalam rangka penyelenggaraan
pengelolaan perusahaan yang baik (good corporate governance),
Perusahaan Tercatat wajib memiliki Komisaris Independen yang
jumlahnya secara proporsional sebanding dengan jumlah saham yang
dimiliki oleh bukan Pemegang Saham Pengendali dengan ketentuan
jumlah Komisaris Independen sekurang-kurangnya 30% (tiga puluh
perseratus) dari jumlah seluruh anggota komisaris.
Proporsi Dewan Komisaris diukur dengan menggunakan indikator
persentase anggota Komisaris Independen dari jumlah seluruh anggota
Dewan Komisaris
Proporsi Komisaris Independen =
∑ Komisaris Independen
∑ anggota Dewan Komisaris
c. Ukuran Komite Audit.
Menurut Peraturan Bapepam No. IX.I.5, Komite Audit adalah komite
yang dibentuk oleh Dewan Komisaris dalam rangka membantu
melaksanakan tugas dan fungsinya. Komite Audit bertanggung jawab
kepada Dewan Komisaris.
Komite Audit terdiri dari sekurang-kurangnya satu orang Komisaris
Independen dan sekurang-kurangnya 2 (dua) anggota lainnya berasal dari
luar Emiten atau Perusahaan Publik. Indikator untuk mengukur ukuran
komite audit adalah jumlah seluruh anggota komite audit.
Komite Audit = ∑ anggota Komite Audit
Pengaruh mekanisme good corporate governance dan pengungkapan corporate social responsibility
terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI 2010-2014
Josua Partogi
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Fakultas Ekonomi-Universitas Trisakti,2016.021-5663232 ext.8335
d. Pengungkapan CSR
CSR merupakan suatu konsep bahwa perusahaan memiliki suatu
tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham,
komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.
Perhitungan untuk pengungkapan CSR ini adalah dengan menghitung
CSRI. Pendekatan untuk menghitung CSRI menggunakan pendekatan
dikotomi yaitu setiap item CSR dalam instrumen penelitian dinilai 1 jika
diungkapkan dan dinilai 0 jika tidak diungkapkan. Selanjutnya skor dari
setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap
perusahaan.
Rumus perhitungan CSRI adalah sebagai berikut:
CSRij = ∑Xij
Nj
Keterangan:
CSRij: Corporate Social Responsibility Disclosur Index perusahaan
j
Nj : jumlah item perusahaan j, Nj ≤ 79
Xij : 1 jika item diungkapkan; 0 jika item tidak diungkapkan.
Dengan demikian, 0≤CSRij≤1
3.1.2 Variabel Dependen
Variabel Dependen menurut Sugiyono (2014, p97) adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam
ROA = Earning After Tax
Pengaruh mekanisme good
corporate
governance dan pengungkapan corporate social responsibility
Total
Assets
terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI 2010-2014
Josua Partogi
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Fakultas Ekonomi-Universitas Trisakti,2016.021-5663232 ext.8335
penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah kinerja perusahaan
yang diukur dengan Return On Assets.
3.2 Prosedur Pengumpulan Data
3.2.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis data penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan
dalam penelitian ini diambil dari annual report perusahaan pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2014. Data tersebut diperoleh
dari situs Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id, dan pojok BEI Universitas
Trisakti.
3.2.2 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. Adapaun penentuan sampel dilakukan secara purposive
sampling. Purposive sampling adalah penentuan sampel dari populasi yang ada
berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan adalah sebagai
berikut:
1. Perusahaan sektor Pertambangan yang secara berturut-turut terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010-2014.
2. Memiliki data-data lengkap mengenai Dewan Direksi, Komisaris Independen,
Ukuran Komite Audit, CSR serta data yang diperlukan untuk mendeteksi
Kinerja Perusahaan.
3. Perusahaan selalu menerbitkan annual report tiap tahunnya.
4. Laporan keuangan disajikan dalam rupiah.
Pengaruh mekanisme good corporate governance dan pengungkapan corporate social responsibility
terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI 2010-2014
Josua Partogi
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Fakultas Ekonomi-Universitas Trisakti,2016.021-5663232 ext.8335
3.3 Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini dilakukan uji hipotesis dengan cara analisis regresi
berganda yang dilakukan dengan menggunakan SPSS (Statictical Product
and Service Solution). Adapun uji-uji yang dilakukan adalah uji asumsi klasik
yang terdiri dari uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinieritas, uji
heteroskedastisitas lalu analisis regresi berganda yaitu uji R2, uji F, dan uji t.
3.3.1 Uji Asumsi Klasik
3.3.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel
yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan
dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Normalitas
data dapat dilihat dengan menggunakan normal probability plot. Suatu data
dikatakan berdistribusi normal jika garis data riil mengikuti garis diagonal.
(Danang Sunyoto 2013, p96)
3.3.1.2 Uji Autokorelasi
Menguji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya korelasi antara variabel penganggu pada periode tertentu dengan
variabel sebelumnya. (V. Wiratna Sujarweni 2014, p186).
Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi
dengan uji Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut (Danang
Sunyoto 2013, p98). :
Pengaruh mekanisme good corporate governance dan pengungkapan corporate social responsibility
terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI 2010-2014
Josua Partogi
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Fakultas Ekonomi-Universitas Trisakti,2016.021-5663232 ext.8335
1. Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW di bawah -2 (DW < -2)
2. Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW berada di antara -2 dan +2 atau 2<DW<+2.
3. Terjadi autokorelasi negatif jika nilai DW di atas +2 atau DW > +2.
3.3.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu
periode
pengamatan
yang
lain.
Cara
memprediksi
ada
tidaknya
heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dengan pola gambar
Scatterplot, regresi yang tidak terjadi heteroskedastisitas jika (V. Wiratna
Sujarweni 2014, p187)
a) Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0.
b) Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.
c) Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang
melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.
d) Penyebaran titik-titik data tidak berpola.
3.3.1.4 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel
independen yang memiliki kemiripan antar variabel independen dalam suatu
model. Kemiripan antar variabel independen akan mengakibatkan korelasi
Pengaruh mekanisme good corporate governance dan pengungkapan corporate social responsibility
terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI 2010-2014
Josua Partogi
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Fakultas Ekonomi-Universitas Trisakti,2016.021-5663232 ext.8335
yang sangat kuat. Jika VIF yang dihasilkan di antara 1-10 maka tidak terjadi
multikolinieritas (V. Wiratna Sujarweni 2014, p185).
3.3.1.5 Uji Hipotesis
Metode yang digunakan untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah
analisis regresi berganda. Analisis regresi bertujuan untuk mengukur
kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, selain itu juga menunjukan
arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen.
Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
ROA = + β1DIR + β2IND + β3AUD + β4CSRI + e
Keterangan:
ETR
= Effective Tax Rate
α
= Konstanta
DIR
= Dewan Direksi
IND
= Komisaris Independen
AUD
= Komite Audit
KP
= Kinerja Perusahaan
β1,β2, β3
= Koefisien Regresi
Pengaruh mekanisme good corporate governance dan pengungkapan corporate social responsibility
terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI 2010-2014
Josua Partogi
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Fakultas Ekonomi-Universitas Trisakti,2016.021-5663232 ext.8335
3.3.1.6 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi adalah untuk mengetahui sejauhmana kontribusi atau
keefektifan model dari struktur variabel independen. Nilai koefisien
Determinasi terletak pada tabel summary pada kolom “R Square” (Moh. Yudi
Mahadianto dan Adi Setiawan 2013, p55).
3.3.1.7 Uji t
Tujuan dilakukannya uji secara parsial menurut Syofian Siregar (2013, p304)
adalah untuk mengukur secara terpisah kontribusi yang ditimbulkan dari
masing-masing variabel bebas (independent) terhadap variabel tak bebas
(dependent).
Uji hipotesis secara individual diketahui dengan membandingkan nilai thitung
dengan nilai ttabel. Aturan keputusannya jika nilai thitung lebih besar dari ttabel,
maka hipotesis penelitian secara individual diterima (signifikan). Jika thitung
lebih kecil dari ttabel maka hipotesis penelitian secara individual ditolak (tidak
signifikan). Penentuan nilai ttabel didasarkan kepada penetapan taraf kesalahan
(5% atau 1%), dan jumlah populasi penelitian. (Moh. Yudi Mahadianto dan
Adi Setiawan 2013, p56). Selain melihat ttabel tingkat signifikan dapat
diketahui secara praktis dengan melihat nilai signifikan (Sig.) pada output
SPSS pada posisi kolom paling kanan.
3.3.1.8 Uji F
Tujuan dilakukannya uji F menurut Syofian Siregar (2013, p303) adalah
untuk mengetahui sejauh mana pengaruh secara simultan antara kelompok
Pengaruh mekanisme good corporate governance dan pengungkapan corporate social responsibility
terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI 2010-2014
Josua Partogi
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Fakultas Ekonomi-Universitas Trisakti,2016.021-5663232 ext.8335
data A dan B (variabel bebas X1 dan X2) terhadap kelompok data C (variabel
tak bebas Y).
Uji hipotesis secara keseluruhan diketahui dengan membandingkan nilai
Fhitung dengan nilai Ftabel. Aturan keputusannya jika nilai Fhitung lebih besar dari
Ftabel, maka hipotesis penelitian secara keseluruhan diterima (signifikan). Jika
Fhitung lebih kecil dari Ftabel maka hipotesis penelitian secara keseluruhan
ditolak (tidak signifikan). Penentuan F didasarkan kepada jumlah variabel
independen, taraf kesalahan (5% atau 1%), dan jumlah populasi penelitian.
Selain melihat Ftabel tingkat signifikan dapat diketahui secara praktis dengan
melihat nilai signifikan (Sig.) pada output SPSS pada posisi kolom paling
kanan (Moh. Yudi Mahadianto dan Adi Setiawan 2013, p55).
Pengaruh mekanisme good corporate governance dan pengungkapan corporate social responsibility
terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI 2010-2014
Josua Partogi
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Fakultas Ekonomi-Universitas Trisakti,2016.021-5663232 ext.8335
Download