pengaruh tekanan klien dan tekanan peran

advertisement
PENGARUH TEKANAN KLIEN DAN TEKANAN PERAN
TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR DENGAN
KECERDASAN SPIRITUAL SEBAGAI
VARIABEL MODERATING
Dsisusun Oleh:
Happy Triana
NIM: 105082002709
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
Hari ini Jumat Tanggal 19 Februari Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan
Ujian Skripsi atas nama Happy Triana NIM: 105082002709 dengan judul skripsi
PENGARUH TEKANAN KLIEN DAN TEKANAN PERAN TERHADAP
INDEPENDENSI AUDITOR
SEBAGAI
VARIABEL
DENGAN
MODERATING.
KECERDASAN
SPIRITUAL
Memperhatikan
penampilan
mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung. maka skripsi ini sudah dapat
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperolah gelar Sarjana Ekonomi pada
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 19 Januari 2010
Tim Penguji Ujian Skripsi
Dr. Yahya Hamja, MM
Ketua
Drs. Abdul Hamid Cebba, MBA, CPA
Sekretaris
Amilin, SE, Ak, M.Si
Rini, SE, Ak, M.Si
Penguji Ahli I
Penguji Ahli II
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI
1. Nama
2. Tempat & Tanggal Lahir
3. Alamat
4. Telepon
5. Email
II. PENDIDIKAN
1. SD
2. SMP
3. SMU
4. S1
: Happy Triana
: Jakarta, 22 Juli 1987
: Kampung Batas Indah RT 007/001 No.28,
Tangerang, 15221
: 021-7374012 / 085925096777
: [email protected]
: SD Negeri Pesanggrahan 04 Pagi
: SMP Negeri 177 Jakarta
: SMU Negeri 90 Jakarta
: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. SMA
: Teater, Rohis & English Club
2. S1
: LDK
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah
: Supono
2. Tempat & Tanggal Lahir
: Cilacap, 16 Desember 1944
3. Ibu
: Mahdafia
4. Tempat & Tanggal Lahir
: Jakarta, 7 Juli 1958
5. Alamat
: Kampung Batas Indah RT 007/001 No.28,
Tangerang, 15221
6. Telepon
: 021 - 7374012
PENGARUH TEKANAN KLIEN DAN TEKANAN PERAN TERHADAP
INDEPENDENSI AUDITOR DENGAN KECERDASAN SPIRITUAL
SEBAGAI VARIABEL MODERATING
oleh:
Happy Triana
105082002709
Abstrak
Penelitian ini menguji pengaruh tekanan klien dan tekanan peran terhadap
independensi auditor serta interaksinya dengan kecerdasan spiritual sebagai
variabel moderating.
Responden dalam penelitian ini adalah para auditor yang bekerja di Kantor
Akuntan Publik di wilayah DKI Jakarta. Jumlah auditor yang menjadi sampel
penelitian ini adalah 79 auditor dari 11 Kantor Akuntan Publik. Metode penentuan
sampel yang digunakan dalam penelitian adalah convenience sampling, sedangkan
metode pengolahan data yang digunakan peneliti adalah analisis regresi berganda
dan analisis regresi moderate.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan klien dan tekanan peran
secara simultan dan signifikan berpengaruh terhadap independensi auditor dan
kecerdasan spiritual bukanlah variabel moderating bagi tekanan klien, tetapi
merupakan variabel moderating bagi tekanan peran.
Kata kunci: tekanan klien, tekanan peran, kecerdasan spiritual, independensi
auditor
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kepada Allah SWT, sang pencipta, pemilik dan pemelihara
seluruh alam semesta beserta isinya. Berkat izin dan karunia-Nya penulis mampu
menyelesaikan tugas akhir skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurah kepada Rasullullah SAW sebagai suri tauladan dan pembawa kebebasan
dari peradaban jahiliyah ke peradaban yang terang benderang bagi kita semua.
Skripsi dengan judul “Pengaruh Tekanan Klien dan Tekanan Peran
Terhadap Independensi Auditor Dengan Kecerdasan Spiritual Sebagai
Variabel Moderating” ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan, dorongan serta semangat sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Untuk itu, ucapan terima kasih dan
penghargaan penulis sampaikan kepada:
1. Papa & Mama tercinta. Papaku sayang, terima kasih atas seluruh doa yang
selalu Papa panjatkan untuk Enon. My precious mother, thanks for being the
coolest mother on earth!!! Terima kasih Ma atas semua doa, perhatian dan cinta
yang tulus serta untuk telah menjadi sahabat terbaik buat Enon. Semoga Enon
bisa membahagiakan Papa & Mama. Untuk kedua kakakku, terima kasih atas
semua bantuan dan dukungannya buat Enon selama ini. Maafin ya kalau Enon
selalu jadi adik yang merepotkan hehehe….(La Hobby!!!)
Adikku Ting-Chan……makasih ya atas candaannya yang alay, aneh dan gaje,
tapi ampuh kok buat ngusir jenuh Ba’ Happy. Rajin belajar ya, GAMBATE!!!
2. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku dosen pembimbing I dan Bapak Drs.
Abdul Hamid Cebba, MBA, CPA selaku dosen pembimbing II. Terima kasih
atas ilmu yang telah diberikan dan waktu yang telah diluwangkan untuk
membimbing penulis.
3. Bapak Prof. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
yang telah memberikan jalan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Afif Sulfa, SE, Ak, M.Si, selaku Ketua Jurusan Akuntansi dan Ibu Yessi
Fitri SE, Ak, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi atas semua bantuan
yang diberikan.
5. Para dosen, staf penunjang dan seluruh civitas Jurusan Akuntansi serta Fakultas
Ekonomi dan Bisnis atas ilmu, waktu dan bantuan yang telah diberikan.
6. To all my best friends (you know who you are!!!). Terima kasih teman sudah
menerima aku apa adanya dan membantu aku bangkit saat aku jatuh serta turut
tersenyum saat aku senang. Canda, tawa dan tangis yang telah kita bagi
bersama tidak akan pernah aku lupakan.
7. Teman-teman seperjuangan angkatan 2005, terima kasih ya teman-teman atas
semua bantuan dan momen-momen manis yang telah kalian berikan selama ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini penulis memiliki
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis meminta maaf dan mengharapkan
kritik serta saran untuk perbaikan bagi penulis. Semoga hasil dari skripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis maupun semua pihak.
Wassalammualaikum, Wr. Wb.
Jakarta, 5 Maret 2010
Happy Triana
105082002709
DAFTAR ISI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................
ABSTRACT ....................................................................................
ABSTRAK .......................................................................................
KATA PENGANTAR .....................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................
DAFTAR TABEL ...........................................................................
DAFTAR GAMBAR .......................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................
A. Latar Belakang Penelitian .......................................................
B. Perumusan Masalah ................................................................
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...............................................
1. Tujuan Penelitian ................................................................
2. Manfaat Penelitian ..............................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .....................................................
A. Tekanan Klien ........................................................................
B. Tekanan Peran ........................................................................
C. Kecerdasan Spiritual ...............................................................
D. Independensi Auditor .............................................................
E. Keterkaitan Antar Variabel dan Hipotesis ...............................
F. Kerangka Pemikiran ................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................
A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................
B. Metode Penentuan Sampel ......................................................
C. Metode Pengumpulan Data .....................................................
D. Metode Analisis Data .............................................................
E. Operasional Variabel Penelitian ..............................................
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ...............................
A. Populasi dan Deskriptif Data Responden ................................
B. Penemuan dan Pembahasan ....................................................
1. Statistik Deskriptif ..............................................................
2. Uji Kualitas Data ................................................................
3. Uji Asumsi Klasik ...............................................................
4. Pengujian Hipotesis ............................................................
5. Pembahasan ........................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ...................................
A. Kesimpulan ............................................................................
B. Implikasi ................................................................................
C. Keterbatasan ...........................................................................
D. Saran ......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................
LAMPIRAN ....................................................................................
v
vi
vii
viii
x
xii
xiii
xiv
1
1
8
8
8
9
10
10
12
15
17
20
23
24
24
24
25
27
40
42
42
43
43
45
49
52
57
59
59
60
61
62
63
66
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
Halaman
3.1
Operasional Variabel ...........................................................
40
4.1
Distribusi Kuesioner ...........................................................
43
4.2
Statistik Deskriptif ..............................................................
44
4.3
Uji Validitas Sebelum Di-Drop ...........................................
45
4.4
Uji Validitas Sesudah Di-Drop ...........................................
46
4.5
Uji Reliabilitas ...................................................................
47
4.6
Uji Multikolinieritas ...........................................................
52
4.7
2
Uji Koefisien Determinasi (R )............................................
52
4.8
Uji ANOVA Y, X1 dan X3 .........................................................................
53
4.9
Uji t.....................................................................................
53
4.10
Uji Koefisien Determinasi (R2)............................................
54
4.11
Uji ANOVA Y, X2 dan X3 .........................................................................
54
4.12
Uji t.....................................................................................
55
4.13
Uji Koefisien Determinasi (R2)............................................
55
4.14
Uji ANOVA Y, X1 dan X2 .........................................................................
56
4.15
Uji t.....................................................................................
56
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Model Hipotesis 1 ..............................................................
21
2.2
Model Hipotesis 2 ..............................................................
22
2.3
Model Hipotesis 3 ..............................................................
22
2.4
Kerangka Pemikiran ...........................................................
23
4.1
Grafik Histogram ................................................................
49
4.2
Grafik P-Plot ......................................................................
50
4.3
Scatterplot ..........................................................................
51
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Keterangan
1
Kuesioner
2
Jawaban Responden
3
Uji Kualitas Data
4
Uji Asumsi Klasik
5
Uji Hipotesis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tekanan Klien
Dalam penelitian Siti Jamilah (2007) akuntan secara terus menerus
mengalami dilema etika yang melibatkan pilihan antara nilai-nilai yang
bertentangan, sehingga klien bisa saja mempengaruhi proses pemeriksaan
yang dilakukan auditor yakni dengan menekan auditor untuk mengambil
tindakan yang melanggar standar pemeriksaan. Apabila auditor memenuhi
tuntutan klien berarti auditor melanggar standar etika profesi, tetapi dengan
tidak memenuhi tuntutan klien auditor bisa kehilangan klien.
Tekanan klien adalah suatu hal yang sudah menjadi resiko dari profesi
akuntan publik, maka pertimbangan profesional seorang auditor yang
berlandaskan pada nilai dan keyakinan individu serta kesadaran moral
memainkan peranan penting dalam setiap keputusan auditor dalam
menghadapi tekanan klien. Auditor harus memiliki komitmen untuk menjaga
perilaku demi kehormatan profesi dengan cara apapun, bahkan dengan
mengorbankan keuntungan pribadi sekalipun.
Pendapat DeAngelo (1981) dalam penelitian Ahmed Ibrahim (2001):
“large auditors will have more clients than small auditors do and their total
fees will be allocated among those client unlike small auditors who depend on
one dominated client, therefore, large auditors will be more independent than
small auditors”.
Bagi KAP keberadaan klien sangatlah penting. Selain sebagai sumber
pendapatan, klien juga sebagai tolok ukur perkembangan karier KAP, tetapi
klien bagi KAP kecil yang belum banyak memiliki klien dan hanya memiliki
satu klien besar sebagai sumber pendapatan akan sangat mudah untuk ditekan
daripada KAP besar yang memiliki banyak klien.
Dalam penelitian Maulina (2008) terdapat tiga teori yang menjelaskan
tentang tekanan klien, yaitu antara lain:
1. Teori Keagenan
Menurut Lodovicus Sensi Wondabiu (2006) auditor independen
diperlukan dalam perspektif auditing dapat dikaitkan dengan dasar teori
keagenan, yaitu hubungan antara pemilik (principal) dan manajemen
(agen).
Manajemen yang memiliki kepentingan pribadi yang bertentangan
dengan kepentingan pemilik perusahaan akan menimbulkan masalah. Oleh
sebab itu, dibutuhkan pihak ketiga yang independen sebagai pihak
penengah untuk menangani konflik yang timbul.
2. Teori Kontrak
Teori ini menegaskan bahwa perusahaan merupakan kumpulan
kontrak-kontrak antara pihak ketiga, yaitu pemasok dan konsumen atau
klien dari faktor-faktor produksi. Oleh sebab itu, untuk memperoleh
keyakinan
tentang
pertanggungjawaban
manajemen
dalam
bentuk
informasi keuangan yang telah disusun sesuai standar akuntansi para
stakeholder membutuhkan pihak independen untuk mengaudit laporan
keuangan tersebut.
3. Engagement Risk
Yaitu risiko yang muncul dari perikatan antara klien dengan KAP.
Upaya untuk menghambat resiko yang akan auditor hadapi dapat dilakukan
pada tahap perencanaan penugasan (audit planning) dimana dalam tahap ini
KAP melakukan manajemen resiko pada tahap keputusan untuk menerima
atau menolak klien, sehingga auditor bisa menghindari kejadian-kejadian
yang tidak diinginkan di kemudian hari yang berkaitan dengan klien.
B. Tekanan Peran
Tekanan peran adalah situasi dimana individu memiliki lebih dari satu
peran dalam lingkungan kerja dan masyarakat dimana peran-peran tersebut
memiliki harapan atau tujuan yang saling bertolak belakang satu sama lain
serta bertentangan dengan kaidah atau nilai-nilai tertentu dari masing-masing
peran, sehingga menimbulkan konflik bagi yang mengalaminya.
Penelitian Kahn, Wolve, Snoeck dan Rosenthal (1964) dalam Eka
Murtiasri menyatakan bahwa tekanan peran atau role stress dalam pekerjaan
muncul karena adanya dua kondisi yang sering dihadapi auditor, yaitu:
1. Ambiguitas peran atau role ambiguity
Ambigu dapat diartikan sebagai keadaan yang mengandung hal yang
bias, rancu, samar dan tidak jelas. Role ambiguity atau ketidakjelasan
peran akan muncul jika tidak ada informasi memadai yang diperlukan
untuk menjalankan suatu peran dengan cara yang memuaskan. Oleh sebab
itu, pihak-pihak yang bersangkutan harus mengetahui dan memahami halhal yang menjadi hak dan kewajibannya serta memisahkan urusan
pekerjaan dengan masalah pribadi. Mereka harus mengerti fungsi dan
kedudukan mereka masing-masing dengan baik, sehingga dalam keadaan
apa pun juga mereka tidak akan mengalami kerancuan dalam peran yang
mereka miliki.
2. Konflik peran atau role conflict.
Dalam penelitian Wolve dan Snoeck (1962) dalam Eka Murtiasri
(2006) role conflict adalah kejadian yang simultan dari dua tekanan atau
lebih, seperti ketaatan pada suatu hal akan memunculkan dilema karena
sulit untuk mentaati lainnya. Menurut Puspa dan Riyanto (1999) dalam
Eka Rozanaturrizqie (2008) koflik peran adalah suatu gejala psikologis
yang dialami anggota organisasi yang bisa menimbulkan rasa tidak aman
dalam bekerja dan secara potensial bisa menurunkan motivasi kerja.
Konflik akan terjadi adalah apabila seseorang mematuhi salah satu peran
saja, maka akan menimbulkan ketidakadilan dan dampak negatif bagi
peran yang lain serta dapat menurunkan integritas pekerja. Menurut
penelitian Baker (1977) dalam Eka Murtiasri (2006) profesi auditor adalah
salah satu profesi yang memiliki tingkat stress tinggi.
Tekanan peran yang melanda auditor dapat berasal dari lingkungan kerja
dan masalah pribadi yang terbawa ke dalam pekerjaan. Misalnya, auditor
dihadapkan pada atasan yang tidak independen, sehingga menekan auditor
untuk memberi opini yang tidak sesuai dengan bukti audit. Selain masalah
dengan atasan, auditor juga memiliki masalah financial yang pelik. Dalam
situasi ini auditor akan menghadapi tiga tekanan peran yang akan
menghasilkan tiga ambiguitas peran dan konflik. Pada peran pertama auditor
harus mentaati kode etik demi menjaga kehormatan profesi dan integritas,
pada peran kedua auditor memiliki atasan yang menekan dia untuk melakukan
kecurangan yang akan “dihadiahi” komisi yang menggiurkan dan peran yang
terakhir adalah auditor sebagai manusia biasa, yaitu manusia yang memiliki
tujuan hidup yang ingin dicapai dan tuntutan hidup yang harus dipenuhi.
Albrecht, Wernz & William (1999), menyebutkan dari hasil penelitiannya
bahwa 95 persen dari kasus fraud yang ada berasal dari tekanan finansial,
apakah karena kebutuhan akan uang, kebutuhan akan barang atau benda atau
properti untuk menunjang lingkungan/gaya hidup, keadaan ekonomi,
pemutusan hubungan kerja (PHK) dan/atau perilaku yang berhubungan
dengan kebiasaan buruk tersebut, sehingga membutuhkan biaya yang jauh
lebih besar dari yang sewajarnya. Konflik yang akan muncul adalah apabila
auditor menuruti perintah atasan, maka hubungan kerja auditor dengan atasan
akan terancam. Atasan bisa saja memecat auditor, sehingga menyebabkan
auditor kehilangan pekerjaan. Di sisi lain terjadi dampak yang paling fatal dari
konflik ini, yaitu auditor telah melanggar kode etik profesinya, auditor telah
mencemarkan nama baik profesi dan kehilangan kehormatan serta menipu
banyak pihak.
C. Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quetiont)
Terdapat dua pandangan yang berbeda mengenai SQ, yaitu SQ religiusitas
dan SQ non religiusitas. Menurut Zohar dan Marshall (2002) dalam Ary
Ginanjar Agustian (2005:46) SQ adalah kecerdasan untuk menghadapi
persoalan makna dan nilai, yaitu menempatkan perilaku dan hidup manusia
dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, serta menilai bahwa tindakan
atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.
Ratna Eliyawati (2006) menyatakan bahwa SQ tidak mesti berhubungan
dengan agama, karena SQ adalah kecerdasan jiwa yang dapat membantu
seseorang membangun dirinya secara utuh dimana SQ tidak bergantung pada
budaya atau nilai. Tony Buzan dalam Bayu Adhi Satrio (2007) menyatakan
bahwa kecerdasan spiritual adalah kemampuan seseorang memberi makna
pada kehidupan dimana orang yang memiliki SQ berciri-ciri:
1. Kerap berbuat baik
2. Menolong
3. Memaafkan
4. Mampu memilih kebahagiaan
5. Merasa memikul sebuah misi yang mulia
Berbeda dengan Ratna Eliyawati dan Bayu Adhi Satrio, SQ menurut
Fathul Huda Sufnawan (2007) dinamakan juga dengan Religius Quotient
(kecerdasan religius atau kecerdasan ruhaniah), karena dalam penerapannya
SQ tidak dapat dipisahkan dengan keyakinan beragama seseorang walaupun
antar agama mempunyai konsep yang berbeda tentang bentuk SQ, akan tetapi
esensinya sama yaitu keyakinan akan keberadaan dan peran serta Tuhan dalam
setiap aktivitas kehidupan manusia.
Definisi dari Religious Quotient (RQ) adalah tingkat religiusitas atau
keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan YME (Fathul Huda Sufnawan,
2007). Sumber Daya Manusia dengan tingkat RQ tinggi adalah tidak sekedar
beragama, tetapi terutama beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Sumber Daya Manusia yang beriman adalah seorang yang percaya bahwa
Tuhan Maha Melihat, Mendengar dan Mengetahui apa-apa yang diucapkan,
diperbuat bahkan isi hati atau niat manusia. Tanpa keyakinan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa (SQ) sangat sulit bagi seorang auditor untuk dapat bertahan
dalam menghadapi tekanan klien, frustasi, stress, menyelesaikan konflik yang
sudah menjadi bagian atau resiko profesi, dan memikul tanggung jawab
sebagai seorang auditor. Selain itu, seorang akuntan yang memiliki kecerdasan
spiritual dan tingkat religiusitas yang tinggi akan mampu bertindak atau
berperilaku dengan etis dalam profesi dan organisasi menurut Ludigdo dan
Maryani (2001) dalam Ridwan Tikollah (2006).
Ary Ginanjar (2005:45) berpendapat bahwa IQ, EQ dan SQ adalah satu
kesatuan yang integral dan transendental. Berarti seorang auditor yang
profesional adalah auditor yang tidak hanya memiliki intelejensi, kompetensi
dan kematangan emosi, tetapi juga memiliki kecerdasan spiritual. Auditor
yang sukses pasti memiliki IQ, EQ dan SQ dalam dirinya sebagai satu
kesatuan yang selalu dia terapkan dalam setiap pekerjaannya.
D. Independensi
Independensi adalah sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik
untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam pelaksanaan tugasnya, yang
bertentangan dengan prinsip integritas dan objektivitas (Kode Etik Akuntan
Indonesia: 1994). Ada dua aspek independensi yang harus dimiliki auditor,
yaitu:
1. Independent in fact
Yaitu independensi dalam kenyataan yang merujuk pada sikap dan mental
auditor dalam menjalankan profesinya. Auditor harus bersikap profesional
selama berada dalam masa perikatan dengan klien dengan cara
mempertahankan integritasnya dalam kondisi apapun.
2. Independent in appearance
Yaitu independensi dalam penampilan auditor yang bersumber dari
penilaian pihak lain terhadap independensi auditor dalam menjalankan
tugasnya. Auditor harus menghindari situasi-situasi antara auditor dengan
klien yang dapat menimbulkan pandangan-pandangan jelek pihak lain
terhadap auditor, walaupun pada kenyataannya auditor tetap menjaga
independensinya.
Bahkan,
Ibnu
Subiyanto
(1995)
memberi
nama
independent auditor untuk nama lain akuntan publik, karena memang sudah
semestinya akuntan publik memiliki sikap independen dalam menjalankan
profesinya baik dalam kenyataan maupun dalam penampilan.
Independensi menurut Arens & Loebeck (1997):
“independency in auditing means taking an unbiased area point in the
performance of audit test, the evaluation of the results and the issuance of the
audit reports”
Sekalipun seorang auditor memiliki keahlian, tetapi apabila dia tidak
memiliki keindependensian maka audit pun tidak akan memiliki kualitas,
karena kualitas suatu audit ditentukan oleh kompetensi dan independensi
auditor (Christiawan, 2002) dalam Nizarul Alim (2007). Selain menurunkan
kualitas audit, tidak adanya independensi juga menurunkan keandalan
informasi yang terdapat dalam laporan keuangan yang telah diaudit, sehingga
informasi tersebut tidak akan berguna bagi pengambilan keputusan oleh pihak
ketiga.
Supriyono (1988) dalam Nizarul Alim (2007) menyebutkan setidaknya
terdapat 6 faktor yang berpengaruh terhadap independensi, yaitu:
1. Ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien.
2. Tingkat persaingan antara KAP.
3. Pemberian jasa lain selain jasa audit.
4. Lamanya penugasan audit pada klien yang sama.
5. Ukuran KAP
6. Besarnya audit fee
Berkaitan dengan independensi, AICPA memberikan prinsip-prinsip
berikut sebagai panduan:
1. Auditor dan perusahaan tidak boleh bergantung pada klien dalam hal
keuangan.
2. Auditor dan perusahaan seharusnya tidak terlibat dalam konflik kepentingan
yang akan mengganggu objektifitas mereka berkenaan dengan cara-cara
yang mempengaruhi laporan keuangan.
3. Auditor dan perusahaan seharusnya tidak memiliki hubungan dengan klien
yang akan mengganggu objektifitas auditor.
Menurut Arthur W. Holmes dan David C. Burns (1996) dalam Wiwik
Yarmin (2007) independensi auditor dapat berkurang apabila:
1. Auditor memiliki kepentingan dalam perusahaan klien.
2. Auditor menjadi direktur atau pemegang hak suara di perusahaan yang
diaudit atau salah satu afiliasi klien.
3. Pengungkapan tidak memadai dan tidak wajar.
4. Opini auditor bergantung pada opini klien.
5. Auditor memiliki ikatan yang erat dengan akuntan lain yang memiliki
kepentingan dalam perusahaan klien.
6. Klien menjamin auditor terhadap kerugian.
7. Hubungan keluarga timbul antara auditor dengan pihak yang diaudit atau
dengan para karyawannya atau para pemiliknya.
8. Persentase terbesar dari pendapatan auditor diperoleh dari satu klien.
IAI Kompartemen Akuntan Publik memasukkan sikap independen sebagai
salah satu standar pengendalian mutu (SPM) dalam SPM Seksi 100 yang
mengatur sistem pengendalian mutu kantor akuntan publik dimana semua
personil
auditor
harus mempertahankan
objektivitas dalam menjalankan tugasnya.
E. Keterkaitan Antar Variabel dan Hipotesis
independensi,
integritas
dan
1. Interaksi
Tekanan
Klien
Dengan
Kecerdasan
Spiritual
dan
Pengaruhnya Terhadap Independensi Auditor
Tekanan klien adalah resiko inheren dari profesi auditor. Klien menekan
auditor untuk melanggar kode etik dengan ancaman dan suap. Apabila
auditor menuruti tekanan klien tersebut, maka auditor kehilangan
independensinya. Secara logika, semua bentuk tekanan klien itu dapat
diatasi dengan kecerdasan spiritual, karena auditor yang memiliki SQ pasti
menyadari betul misi profesinya yang utama, yaitu auditor ada untuk
kepentingan publik. Selain itu, auditor yang memiliki SQ pasti yakin bahwa
uang suap bukanlah uang yang diridhoi Tuhan, sehingga dia tidak akan
tergiur dengan uang “sogokan” yang ditawarkan berapa pun banyaknya.
Dengan memiliki SQ, auditor tidak akan kehilangan keindependensiannya
apapun tekanan yang dihadapi. Dengan demikian, hipotesis pertama adalah:
Ha1 : Interaksi tekanan klien dengan kecerdasan spiritual mempengaruhi
independensi auditor
Tekanan Klien
(X1)
Independensi
Auditor
(Y)
Kecerdasan
Spiritual
( X3 )
Gambar 2.1
Model Hipotesis Pertama
2. Interaksi
Tekanan
Peran
Dengan
Kecerdasan
Spiritual
dan
Pengaruhnya Terhadap Independensi Auditor
Profesi auditor adalah pekerjaan yang sering dikaitkan dengan kondisi
stres dan salah satu sumber stres yang dihadapi adalah tekanan peran
(Fisher, 2001). Peran-peran yang dimiliki terkadang mengharapkan hal yang
berbeda. Apabila salah satu peran dipenuhi harapannya, maka akan
mengganggu peran yang lain. Tekanan peran seperti ini bisa menghilangkan
independensi yang dimiliki oleh auditor, tetapi hal itu tidak akan terjadi
apabila auditor memiliki SQ. SQ akan membantu auditor untuk tidak
mencampuradukkan masalah pekerjaan dengan masalah pribadi, sehingga
auditor bisa tetap profesional menjalani pekerjaannya. Maka, hipotesis
kedua adalah:
Ha2 : Interaksi tekanan peran dengan kecerdasan spiritual mempengaruhi
independensi auditor
Tekanan Peran
(X2)
Independensi
Auditor
(Y)
Kecerdasan
Spiritual
(X3)
Gambar 2.2
Model Hipotesis Kedua
3. Pengaruh Tekanan Klien dan Tekanan Peran Terhadap Independensi
Auditor
Tekanan klien dan tekanan peran adalah dua resiko profesi yang harus
dihadapi oleh auditor dan berpotensi mengganggu sikap mental independen
yang dimiliki auditor. Oleh sebab itu, hipotesis ketiga adalah:
Ha3 : Tekanan klien dan tekanan peran berpengaruh secara simultan dan
signifikan terhadap independensi auditor
Tekanan Klien
(X1)
Independensi
Auditor
(Y)
Tekanan Peran
(X2)
Gambar 2.3
Model Hipotesis 3
F. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kerangka teoritis di atas, maka kerangka pemikiran penelitian
ini adalah:
Variabel Independen
Variabel Dependen
Tekanan Klien
(X1)
Independensi
(Y)
Tekanan Peran
(X2)
Kecerdasan
Spiritual
(X3)
Variabel Moderating
Gambar 2.4
Alur Kerangka Pemikiran
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang
digunakan untuk menjelaskan pengaruh varibel independen, yaitu tekanan
klien dan tekanan peran terhadap variabel dependen, yaitu independensi
auditor dengan kecerdasan spiritual sebagai variabel moderating.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor
Akuntan Publik di wilayah DKI Jakarta. Metode yang digunakan peneliti
dalam memilih sampel penelitian adalah convenience sampling, yaitu metode
pemilihan sampel dari elemen populasi yang datanya mudah diperoleh oleh
peneliti. Elemen populasi yang dipilih sebagai subjek sampel adalah tidak
terbatas, sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel yang
paling cepat dan murah (Indriantoro dan Supomo, 2006:130).
Penelitian ini dilakukan di DKI Jakarta karena DKI Jakarta adalah pusat
pemerintahan dan pusat perekonomian, sehingga di DKI Jakarta ada banyak
KAP. Selain itu, domisili peneliti berada berdekatan dengan DKI Jakarta
sehingga peneliti lebih mudah untuk menyebarkan kuesioner secara langsung,
karena pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode
personal survey dimana peneliti menyampaikan sendiri kuesioner penelitian
kepada pihak Kantor Akuntan Publik yang menjadi responden dalam
penelitian ini tanpa perantara.
Tujuan peneliti menyampaikan menggunakan metode personal survey dalam
penelitian ini, yakni:
1. Agar tingkat pengembalian (respons rate) kuesioner yang telah diisi
responden bisa lebih tinggi, sehingga memenuhi target sampel minimal,
yaitu sebanyak 60 kuesioner.
2. Agar peneliti dapat lebih mudah mencapai lokasi keberadaan KAP yang
menjadi obyek penelitian, yaitu KAP yang berdomisili di daerah DKI
Jakarta.
Jika lokasi antar responden berdekatan, misal dalam suatu perusahaan atau
tempat kerja, penggunaan teknik kuesioner disampaikan dan dikumpulkan
langsung peneliti merupakan cara yang sesuai (Indriantoro dan Supomo,
2006:154).
C. Metode Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner yang dikirim secara langsung kepada responden yang disebut
dengan personal survey. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner
yang dibagikan secara langsung kepada para auditor yang bekerja di KAP di
DKI Jakarta yang terdaftar di IAPI. Auditor yang menjadi sampel, akan
dikirimi kuesioner yang berisi kumpulan pertanyaan tentang tekanan peran,
tekanan klien, kecerdasan spiritual dan independensi auditor.
Jangka waktu pengambilan kuesioner adalah 3 (tiga) minggu setelah
tanggal pengiriman kuesioner. Sebelum pengambilan kuesioner sehari
sebelumnya peneliti menghubungi masing-masing KAP via telephone untuk
memastikan apakah kuesioner yang dibagikan kepada responden telah diisi
sesuai dengan kriteria responden dan sudah bisa diambil untuk selanjutnya
data tersebut diolah oleh peneliti.
2. Sumber Data
Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli
(tidak melalui media perantara) yang dikumpulkan secara khusus oleh
peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian (Indriantoro dan Supomo,
2006: 147).
Data primer diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah
terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari auditor yang
bekerja pada KAP sebagai responden dalam penelitian ini. Sumber data
dalam penelitian ini adalah skor masing- masing indikator variabel yang
diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah dibagikan kepada auditor yang
bekerja pada KAP sebagai responden.
D. Metode Analisis Data
1. Uji Kualitas Data
a. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dapat
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Pada penelitian ini reliabilitas dapat diukur dengan One Shot atau
pengukuran sekali saja. Pengukuran hanya dilakukan sekali dan kemudian
hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas
untuk mengukur reliabilitas tersebut dengan uji statistik Cronbach Alpha
(α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach
Alpha > 0. 60.
b. Uji Validitas
Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Validitas ingin mengukur apakah pertanyaan dalam
kuesioner yang sudah kita buat betul-betul dapat mengukur apa yang
hendak kita ukur.
Pada penelitian ini validitas dapat diukur dengan melakukan
korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor
variabel. Pengujian validitas dilakukan untuk menguji apakah pertanyaanpertanyaan dalam kuesioner telah sesuai mengukur konsep yang
dimaksud dengan uji korelasi Pearson. Uji ini dilakukan untuk
mengetahui signifikansi pengaruh tekanan peran dan tekanan klien
terhadap independensi auditor dengan kecerdasan spiritual sebagai
variabel moderating.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi,
variabel independen dan variabel dependen atau keduanya memiliki
distribusi normal. Uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual
mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik
menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.
Dalam mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak
yaitu dengan menggunakan analisis grafik atau lebih dikenal di SPSS
yakni
Normal
Probability
Plots
(Normal
P-P
Plot).
Dengan
menggunakan Normal P-P Plot data yang garis diagonal, maka model
regresi dapat dikatakan memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas, dan jika berbeda
disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas.
Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi adanya
heteroskedastisitas
adalah
menggunakan
D
plot,
dengan
dasar
pengambilan keputusan sebagai berikut (Ghozali, 2005:105):
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang melebar kemudian menyempit)
maka telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan
dibawah
angka
0
pada
sumbu
Y
maka
tidak
terjadi
heteroskedastisitas.
c. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas adalah suatu kondisi dimana terjadi korelasi
yang kuat di antara variabel-variabel bebas (X) yang diikutsertakan
dalam pembentukan model regresi linier. Jelas bahwa multikolinieritas
adalah suatu kondisi yang menyalahi asumsi regresi linier.
Ciri-ciri yang sering ditemui apabila model regresi linier kita
mengalami multikolinieritas adalah:
1. Terjadi perubahan yang berarti pada koefisien model regresi (misal
nilainya menjadi lebih besar atau
kecil)
apabila dilakukan
penambahan atau pengeluaran sebuah variabel bebas dari model
regresi.
2. Diperoleh nilai R2 yang besar, sedangkan koefisien regresi tidak
signifikan pada uji parsial.
3. Tanda (+ atau -) pada koefisien model regresi berlawanan dengan
yang disebutkan dalam teori (atau logika). Misal, pada teori (atau
logika) seharusnya b1 bertanda (+), namun yang diperoleh justru
bertanda (-).
4. Nilai standard error untuk koefisien regresi menjadi lebih besar dari
yang sebenarnya.
Untuk
mendeteksi
apakah
model
regresi
kita
mengalami
multikolinieritas, dapat diperiksa menggunakan VIF atau Variance
Inflation Factor. Nilai VIF > 10 berarti telah terjadi multikolinieritas
yang serius di dalam model regresi kita.
3. Pengujian Dengan Analisis Regresi Moderate (Moderated Regression
Analysis)
Penelitian ini menggunakan model analisis regresi moderate Two Way
Interactions. Model ini digunakan karena peneliti ingin mengetahui apakah
ada interaksi dari perkalian X1 (variabel independen) dengan X2 (variabel
moderating) dan pengaruhnya terhadap Y (variabel dependen)
Persamaannya adalah sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 (X1X2) + e
Dimana:
Y
= Variabel dependen
a
= Konstanta
b
= Koefisien regresi
X
1
= Variabel independen
X
= Variabel moderating
2
X1 X2
= Variabel perkalian antara X1 dan X2 yang menggambarkan
pengaruh variabel moderating terhadap hubungan X1 dan Y
e
= error
a. Interaksi tekanan klien (X1) dan kecerdasan spiritual (X3)
berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap independensi
auditor (Y)
Ŷ = a + b1X1 + b2X3 + b3(X1X3) + e
Dimana:
X1
= Tekanan klien
X3
= Kecerdasan spiritual
X1X3 = Variabel perkalian antara tekanan klien dengan kecerdasan
spiritual yang menggambarkan pengaruh variabel moderating
kecerdasan spiritual terhadap hubungan tekanan klien dengan
independensi auditor
Y
= Independensi auditor
Hasil uji koefisien determinasi (R2) menjelaskan seberapa besar
kemampuan model atau interaksi antara tekanan klien (variabel
independen) dan kecerdasan spiritual (variabel moderating) dalam
menjelaskan independensi auditor (variabel dependen). Acuan yang
menjadi ukuran seberapa besar penjelasan R2 adalah sebagai berikut:
0,00 – 0,199: Sangat Rendah
0,20 – 0,399: Rendah
0,40 – 0,599: Sedang
0,60 – 0,799: Kuat
0,80 – 1,000: Sangat Kuat
Uji F dalam ANOVA variabel Y, X1 dan X2 dimaksudkan untuk
menguji signifikansi konstanta dan variabel dependen. Kriteria uji
koefisien regresi ganda dari variabel tekanan klien dan kecerdasan
spiritual terhadap independensi auditor adalah sebagai berikut:
Ho: Interaksi tekanan klien dan kecerdasan spiritual tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap independensi auditor
Ha: Interaksi tekanan klien dan kecerdasan spiritual berpengaruh
secara signifikan terhadap independensi auditor
Hipotesis dalam bentuk statistik:
Ho: PYX1X2 = 0
Ha: PYX1X2 ≠ 0
Perbandingan dalam regresi ganda antara nilai α (alpha) 0,05
dengan nilai probabilitas Sig adalah sebagai berikut:
1). Jika nilai probabilitas α 0,05 lebih kecil dari atau sama dengan nilai
probabilitas Sig [α ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya
tidak signifikan.
2). Jika nilai probabilitas α 0,05 lebih besar dari atau sama dengan nilai
probabilitas Sig [α ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya
signifikan.
b. Interaksi tekanan peran (X2) dan kecerdasan spiritual (X3)
berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap independensi
auditor (Y)
Ŷ = a + b1X2 + b2X3 + b3(X2X3) + e
Dimana:
X2
= Tekanan peran
X3
= Kecerdasan spiritual
X2 X3
= Variabel perkalian antara tekanan peran dengan
kecerdasan spiritual yang menggambarkan pengaruh
variabel
moderating
kecerdasan
spiritual
terhadap
hubungan tekanan klien dengan independensi auditor
Y
= Independensi auditor
Hasil uji koefisien determinasi (R2) menjelaskan seberapa besar
kemampuan model atau interaksi antara tekanan peran (variabel
independen) dan kecerdasan spiritual (variabel moderating) dalam
menjelaskan independensi auditor (variabel dependen). Acuan yang
menjadi ukuran seberapa besar penjelasan R2 adalah sebagai berikut:
0,00 – 0,199: Sangat Rendah
0,20 – 0,399: Rendah
0,40 – 0,599: Sedang
0,60 – 0,799: Kuat
0,80 – 1,000: Sangat Kuat
Uji F dalam ANOVA variabel Y, X1 dan X2 dimaksudkan untuk
menguji signifikansi konstanta dan variabel dependen. Kriteria uji
koefisien regresi ganda dari variabel tekanan peran dan kecerdasan
spiritual terhadap independensi auditor adalah sebagai berikut:
Ho: Interaksi tekanan peran dan kecerdasan spiritual tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap independensi auditor
Ha: Interaksi tekanan peran dan kecerdasan spiritual berpengaruh
secara signifikan terhadap independensi auditor
Hipotesis dalam bentuk statistik:
Ho: PYX1X2 = 0
Ha: P YX1X2 ≠ 0
Perbandingan dalam regresi ganda antara nilai α (alpha) 0,05
dengan nilai probabilitas Sig adalah sebagai berikut:
1). Jika nilai probabilitas α 0,05 lebih kecil dari atau sama dengan nilai
probabilitas Sig [α ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya
tidak signifikan.
2). Jika nilai probabilitas α 0,05 lebih besar dari atau sama dengan nilai
probabilitas Sig [α ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya
signifikan.
4. Pengujian Dengan Analisi Regresi Ganda
Uji regresei digunakan dalam penelitian untuk menguji pengaruh antar
variabel. Dalam penelitian ini digunakan uji regresi linier dan regresi ganda.
Persamaan regresi dirumuskan: Ŷ = a + bX
Dimana:
Ŷ = (baca Y topi) subjek variabel terikat yang diproyeksikan
X = Variabel bebas yang memiliki nilai tertentu untuk diprediksikan
a = Nilai konstanta Y jika X = 0
b = Nilai arah sebagai penentu prediksi yang menujukkan nilai peningkatan
(+) atau penurunan (-) variabel Y
Persamaan regresi ganda dirumuskan:
Ŷ = a + b1X1 + b 2X2
a. Tekanan klien (X1) dan tekanan peran (X2) berpengaruh secara
simultan dan signifikan terhadap independensi auditor (Y)
Ŷ = a + b1X1 + b2X2
Dimana:
X1 = Tekanan klien
X2 = Tekanan peran
Y= Independensi auditor
Uji F dalam ANOVA variabel Y, X1 dan X2 dimaksudkan untuk
menguji signifikansi konstanta dan variabel dependen. Kriteria uji
koefisien regresi ganda dari variabel tekanan klien dan tekanan peran
terhadap independensi auditor adalah sebagai berikut:
Ho: Tekanan klien dan tekanan peran tidak berpengaruh secara simultan
dan signifikan terhadap independensi auditor
Ha: Tekanan klien dan tekanan peran berpengaruh secara simultan dan
signifikan terhadap independensi auditor
Hipotesis dalam bentuk statistik:
Ho: PYX1X2 = 0
Ha: P YX1X2 ≠ 0
Perbandingan dalam regresi ganda antara nilai α (alpha) 0,05
dengan nilai probabilitas Sig adalah sebagai berikut:
1). Jika nilai probabilitas α 0,05 lebih kecil dari atau sama dengan nilai
probabilitas Sig [α ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya
tidak signifikan.
2). Jika nilai probabilitas α 0,05 lebih besar dari atau sama dengan nilai
probabilitas Sig [α ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya
signifikan.
E. Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional variabel adalah bagaimana menemukan dan
mengukur variabel-variabel tersebut di lapangan dengan merumuskan secara
singkat dan jelas, serta tidak menimbulkan berbagai tafsiran.
Pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner untuk masing-masing
variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala Likert.
Kuesioner yang disebarkan menggunakan skala interval, yaitu suatu skala yang
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban dari responden bersifat
kualitatif dikuantitatifkan, dimana jawaban diberi skor dengan menggunakan 5
(lima) point skala Likert, yaitu: nilai 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3
= netral, 4 = setuju, 5 = sangat setuju (Indriantoro dan Supomo, 2006: 41).
Penelitian ini menggunakan dua variabel bebas (independen) yaitu tekanan
klien dan tekanan peran, satu variabel moderating yaitu kecerdasan spiritual
dan satu variabel terikat (dependen) yaitu independensi auditor. Secara
operasional variabel-variabel dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Tekanan Klien
Dalam penelitian Siti Jamilah (2007) akuntan secara terus menerus
mengalami dilema etika yang melibatkan pilihan antara nilai-nilai yang
bertentangan, sehingga klien bisa saja mempengaruhi proses pemeriksaan
yang dilakukan auditor yakni dengan menekan auditor untuk mengambil
tindakan yang melanggar standar pemeriksaan.
Menurut Defond (1993) dalam Ahmed Ibrahim (2001) perusahaan
mengganti atau memutuskan perikatan dengan auditor sebelum masa
perikatan usai, karena auditor tidak ingin membantu perusahaan melakukan
fraud, sehingga klien mengancam akan pindah ke KAP lain. Semua item
pertanyaan diukur pada skala Likert 1 sampai 5.
2. Tekanan Peran
Penelitian Kahn, Wolve, Snoeck dan Rosenthal (1964) menyatakan bahwa
tekanan peran atau role stress dalam pekerjaan muncul karena adanya dua
kondisi yang sering dihadapi auditor, yaitu:
1. Ambiguitas peran atau role ambiguity
Role ambiguity atau ketidakjelasan peran akan muncul jika tidak ada
informasi memadai yang diperlukan untuk menjalankan suatu peran
dengan cara yang memuaskan.
2. Konflik peran atau role conflict.
Dalam penelitian Wolve dan Snoeck (1962) role conflict didefinisikan
sebagai kejadian yang simultan dari dua tekanan atau lebih, seperti
ketaatan pada suatu hal akan memunculkan dilema karena sulit untuk
mentaati lainnya. Semua item pertanyaan diukur pada skala Likert 1
sampai 5.
3. Kecerdasan Spiritual
Menurut Zohar dan Marshall (2002) SQ adalah kecerdasan untuk
menghadapi persoalan makna dan nilai, yaitu menempatkan perilaku dan
hidup manusia dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, serta menilai
bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan
dengan yang lain. Spiritual Quotient atau kecerdasan spiritual menurut
Fathul Huda Sufnawan (2007) dinamakan juga dengan Religius Quotient
(kecerdasan religius atau kecerdasan ruhaniah), karena dalam penerapannya
SQ tidak dapat dipisahkan dengan keyakinan beragama seseorang walaupun
antar agama mempunyai konsep yang berbeda tentang bentuk SQ, akan
tetapi esensinya sama yaitu keyakinan akan keberadaan dan peran serta
Tuhan dalam setiap aktivitas kehidupan manusia. Semua item pertanyaan
diukur pada skala Likert 1 sampai 5.
4. Independensi Auditor
Menurut Arens dan Loebbecke (1996), independensi adalah cara pandang
yang tidak memihak didalam pelaksanaan pengujian, evaluasi hasil
pemeriksaan dan penyusunan laporan audit perusahaan. Ibnu Subiyanto
(1995) memberi nama independent auditor untuk nama lain akuntan publik,
karena memang sudah semestinya akuntan publik memiliki sikap
independen dalam menjalankan profesinya baik dalam kenyataan maupun
dalam penampilan. Semua item pertanyaan diukur pada skala Likert 1
sampai 5.
Tabel 3.1
Operasional Variabel
Variabel
Sub Variabel
A. Variabel Independen
1. Tekanan Klien X1 a. Teori Agensi
( Maulina
b. Teori Kontrak
Dyah
c. Engagement
Permatasari,
Risk
2008)
Indikator
Skala
Likert
1. Kemampuan
mengontrak dan
menyewa akuntan
publik
2. Pemberian jasa
manajemen
3. Kemampuan
menentukan fee
4. Kemampuan
mengendalikan
situasi kerja
5. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan
opinion shopping
6. Jenjang akuntan
publik dalam
struktur
organisasional
profesi
7. Pengaruh rekan
sesama akuntan
publik
Interval
2. Tekanan Peran
(Eka
Rozanaturrizqi,
2008)
X2
a. Role ambigous
b. Role conflict
B.Variabel Moderating
3. Kecerdasan
X2 a. Religius
Spiritual
b. Eksistensi Diri
(Afria Lisda,
c. Berpikir Positif
2009)
8. Auditor mematuhi
etika profesi
1. Konflik peran adalah
kejadian yang
simultan
2. Konflik peran
mempengaruhi turn
over auditor
3. Konflik peran
mempengaruhi
kinerja auditor
4. Konflik peran
mengakibatkan job
insecurity yang
berdampak pada job
outcomes auditor
5. Ambiguitas peran
disebabkan tidak
adanya informasi
bagi auditor untuk
menjalankan peran
6. Ambiguitas peran
mempengaruhi turn
over auditor
7. Ambiguitas peran
mempengaruhi
komitmen organisasi
auditor
8. Ambiguitas peran
menyebabkan
ketidaknyamanan
kerja yang berakibat
pada job insecurity
auditor
1. Rajin ibadah
2. Merasa dekat dengan
Tuhan
3. Selalu berbuat baik
4. Menghargai hidup
dengan baik
5. Menerima hal baik
atau buruk dengan
lapang dada
6. Mengambil
pengalaman hidup
Interval
Interval
sebagai pelajaran
7. Objektif
C. Variabel Dependen
4. Independensi
Y a. Independent In
Fact
Auditor
(Dika Mira
b. Independent In
Unchasari,
Appearance
2008)
1. Ikatan keuangan
dengan klien
2. Persaingan antar
KAP
3. Hubungan pribadi
dengan klien
4. Jasa-jasa non audit
5. Lamanya penugasan
audit
6. Ukuran kantor KAP
7. Besarnya audit fee
Interval
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Populasi dan Deskriptif Data Responden
Populasi dalam penelitian adalah para akuntan publik yang bekerja pada
kantor akuntan publik (KAP) yang berada di propinsi DKI Jakarta. Dalam
penelitian ini peneliti mengambil sampel sebanyak 14 KAP. Metode yang
digunakan peneliti dalam memilih sampel penelitian adalah convenience
sampling, yaitu metode pemilihan sampel dari elemen populasi yang datanya
mudah diperoleh oleh peneliti. Elemen populasi yang dipilih sebagai subjek
sampel adalah tidak terbatas, sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk
memilih sampel yang paling cepat dan murah (Indriantoro dan Supomo,
2006:130).
Data penelitian ini dikumpulkan dengan mengirimkan kuesioner secara
langsung kepada responden, yaitu para auditor di KAP di DKI Jakarta. Peneliti
terlebih dahulu mengkonfirmasi pihak KAP tentang kesediaan mereka menjadi
responden penelitian ini melalui telepon sehari sebelum kuesioner disebarkan.
Kuesioner yang dikirimkan sebanyak 100 kuesioner kepada 14 KAP.
Penyebaran kuesioner mulai dilakukan pada minggu ketiga bulan Juli 2009
sampai akhir Agustus 2009.
Dari 14 KAP yang menjadi sampel penelitian, 11 KAP telah mengisi dan
mengembalikan kuesioner penelitian dan hanya 3 yang KAP tidak
mengembalikan kuesioner penelitian sama sekali. Dari 100 kuesioner yang
dikirimkan, hanya 81 kuesioner yang kembali atau 81% dari total kuesioner
yang dikirimkan. Kemudian, kuesioner yang diisi lengkap dan dapat diolah
hanya 79 kuesioner atau 97% dari total kuesioner yang kembali. Alasan yang
menyebabkan tidak seluruh kuesioner penelitian kembali adalah para auditor
tidak sempat mengisi kuesioner karena disibukkan oleh pekerjaannya dan ada
kuesioner yang diisi oleh pihak non auditor (diisi oleh pihak public relation),
sehingga peneliti meragukan keandalan data dari kuesioner tersebut. Selain itu,
ada pula kuesioner yang pengisiannya belum selesai secara lengkap, sehingga
data kuesioner tersebut tidak bisa diolah secara menyeluruh oleh peneliti.
Tabel 4.1
Distribusi Kuesioner
Kuesioner
Kuesioner yang dikirim
Kuesioner yang kembali
Kuesioner yang tidak kembali
Kuesioner yang dapat diolah
Kuesioner yang tidak dapat diolah
Jumlah
100
81
19
79
2
Persentase
100%
81%
19%
97.5%
2.5%
B. Penemuan dan Pembahasan
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai suatu data yang dapat
dilihat dari nilai rata-rata atau mean, standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi)
(Ghozali, 2005: 19).
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif
N
TK
TP
KS
IA
Valid N (listwise)
Sumber: Data Diolah
79
79
79
79
79
Minimum Maximum Mean
64
32
49
18
86
55
75
50
72.92
43.87
61.23
33.79
Std.
Deviation
5.609
4.433
4.878
5.759
Tabel 4.2 menjelaskan bahwa variabel tekanan klien memiliki
minimum jawaban responden sebesar 64 dan maksimum sebesar 79, dengan
rata-rata total jawaban sebesar 72,92 dengan standar deviasi sebesar 5,609.
Pada variabel tekanan peran minimum jawaban responden sebesar 32 dan
maksimum sebesar 55, dengan rata-rata total jawaban sebesar 43,87 dengan
standar deviasi sebesar 4,433. Lalu, variabel kecerdasan spiritual memiliki
minimum jawaban responden sebesar 49 dan maksimum sebesar 75, dengan
rata-rata total jawaban sebesar 61,23 dengan standar deviasi sebesar 4,878.
Kemudian, variabel independensi auditor memiliki minimum jawaban
responden sebesar 18 dan maksimum sebesar 50, dengan rata-rata total
jawaban sebesar 33,79 dengan standar deviasi sebesar 5,759. Dapat dilihat
dari tabel 4.2 bahwa variabel independen tekanan klien memiliki nilai ratarata paling tinggi, yaitu 72,92 dimana hal itu menandakan bahwa pengaruh
tekanan klien merupakan variabel yang memiliki pengaruh paling kuat
terhadap independensi auditor dibandingkan dengan variabel tekanan peran
dan kecerdasan spiritual.
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Realibilitas Data
Pengujian ini menggunakan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu
konstruk atau variabel dikatakan reliabel atau handal jika memberikan
nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Ghozali, 2005:42). Tabel 4.3 akan
menunjukkan hasil dari uji reliabilitas terhadap 79 auditor.
Tabel 4.3
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel
Tekanan Klien (TK)
Tekanan Peran (TP)
Kecerdasan Spiritual (KS)
Independensi (IA)
Sumber: Data Diolah
Cronbach Alpha
0,770
0,817
0,874
0,811
Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa setiap kuesioner variabel
yang dipakai dalam penelitian ini memiliki pertanyaan-pertanyaan yang
reliabel atau dapat dihandalkan dalam pengujian penelitian, karena
masing-masing variabel memiliki nilai Cronbach Alpha > 0,60.
b. Uji Validitas Data
Pengujian validitas data ini menggunakan metode Pearson
Correlation. Pengujian ini bertujuan untuk mengukur sah atau validitas
suatu kuesioner (Ghozali, 2005:45). Acuan dari pengujian ini adalah
suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikansinya di bawah 0,05
(Pearson Correlation < 0,05). Tabel 4.4 akan menunjukkan hasil uji
validitas terhadap 79 auditor.
Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas
Pertanyaan
TK 1
TK 2
TK 3
TK 4
TK 5
TK 6
TK 7
TK 8
TK 9
TK 10
TK 11
TK 12
TK 13
TK 14
TK 15
TK 16
TK 17
TK 18
TP 1
TP 2
TP 3
TP 4
TP 5
TP 6
TP 7
TP 8
TP 9
TP 10
TP 11
TP 12
KS 1
KS 2
KS 3
KS 4
KS5
KS6
KS7
KS8
KS9
KS10
Pearson Correlation
.447(**)
.416(**)
.538(**)
.537(**)
.395(**)
.553(**)
.409(**)
.394(**)
.555(**)
.460(**)
.554(**)
.458(**)
.384(**)
.444(**)
.652(**)
.523(**)
.208
.347(**)
.389(**)
.485(**)
.480(**)
.533(**)
.428(**)
.220
.524(**)
.389(**)
.741(**)
.736(**)
.682(**)
.795(**)
.578(**)
.535(**)
.605(**)
.644(**)
.673(**)
.632(**)
.694(**)
.670(**)
.463(**)
.516(**)
Sig.
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.065
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.052
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
KS11
KS12
KS13
KS14
KS15
IA1
IA2
IA3
IA4
IA5
IA6
IA7
IA8
IA9
IA10
Sumber: Data Diolah
.535(**)
.732(**)
.725(**)
.603(**)
.547(**)
.676(**)
.524(**)
.662(**)
.641(**)
.663(**)
.386(**)
.739(**)
.734(**)
.471(**)
.569(**)
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Ada dua pertanyaan yang tidak valid pada tabel 4.4, yaitu
pertanyaan nomor 17 pada variabel Tekanan Klien (TK17) dan
pertanyaan nomor 6 pada variabel Tekanan Peran (TP6). Kedua
pertanyaan yang tidak valid tersebut harus dikeluarkan agar tidak terbawa
ke penelitian berikutnya. Hasil uji validitas setelah TK17 dan TP6
dikeluarkan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas
Pertanyaan
TK 1
TK 2
TK 3
TK 4
TK 5
TK 6
TK 7
TK 8
TK 9
TK 10
TK 11
TK 12
Pearson Correlation
.447(**)
.416(**)
.538(**)
.537(**)
.395(**)
.553(**)
.409(**)
.394(**)
.555(**)
.460(**)
.554(**)
.458(**)
Sig.
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
TK 13
TK 14
TK 15
TK 16
TK 18
TP 1
TP 2
TP 3
TP 4
TP 5
TP 7
TP 8
TP 9
TP 10
TP 11
TP 12
KS 1
KS 2
KS 3
KS 4
KS5
KS6
KS7
KS8
KS9
KS10
KS11
KS12
KS13
KS14
KS15
IA1
IA2
IA3
IA4
IA5
IA6
IA7
IA8
IA9
IA10
Sumber: Data Diolah
.384(**)
.444(**)
.652(**)
.523(**)
.347(**)
.389(**)
.485(**)
.480(**)
.533(**)
.428(**)
.524(**)
.389(**)
.741(**)
.736(**)
.682(**)
.795(**)
.578(**)
.535(**)
.605(**)
.644(**)
.673(**)
.632(**)
.694(**)
.670(**)
.463(**)
.516(**)
.535(**)
.732(**)
.725(**)
.603(**)
.547(**)
.676(**)
.524(**)
.662(**)
.641(**)
.663(**)
.386(**)
.739(**)
.734(**)
.471(**)
.569(**)
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Distribusi
normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data
residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data
residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya
akan mengikuti garis diagonalnya.
Histogram
Dependent Variable: TIA
20
Frequency
15
10
5
Mean =7.87E-16
Std. Dev. =0.987
N =79
0
-4
-2
0
Regression Standardized Residual
Gambar 4.1
Grafik Histogram
2
Hasil uji pada output program SPSS memperlihatkan grafik
histogram yang menunjukkan pola distribusi normal. Arah garis
mengikuti bentuk dari grafik batang. Selain grafik histogram, hasil output
SPSS untuk grafik normal plot (P-Plot) juga menunjukkan data menyebar
di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan
demikian, model regresi memenuhi asumsi normalitas baik dari grafik
histogram maupun grafik P-Plot.
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: TIA
1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Gambar 4.2
Grafik P-Plot
b. Uji Heteroskedastisitas
Tujuan dari uji heteroskedastisitas adalah menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah terjadi
homoskedastisitas dan tidak terjadi heterokedastisitas.
Scatterplot
Regression Studentized Residual
Dependent Variable: TIA
2
0
-2
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Predicted Value
Gambar 4.3
Grafik Scatterplot
Pada hasil output SPSS dapat dilihat titik-titik pada grafik
scatterplot menyebar secara acak, tersebar merata dan tidak membentuk
suatu pola tertentu secara jelas, sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas pada model
regresi.
c. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas adalah suatu kondisi dimana terjadi korelasi
yang kuat di antara variabel-variabel bebas (X) yang diikutsertakan
dalam pembentukan model regresi linier.
Untuk
mendeteksi
apakah
model
regresi
kita
mengalami
multikolinieritas, dapat diperiksa menggunakan VIF atau Variance
Inflation Factor. Nilai VIF > 10 berarti telah terjadi multikolinieritas
yang serius di dalam model regresi kita.
Tabel 4.6
Uji Multikolinieritas
Model
1(Constant
)
TTK
TTP
95% Confidence
Interval for B
Correlations
Upper
Lower Boun Zero- Partia
d
Bound
order
l
-32.063
Collinearity Statistics
Part
Toleranc
e
VIF
2.183
.079
.461
.286
.308 .263
.998 1.002
.421
.903
.521
.531 .509
.998 1.002
a. Dependent Variable: TIA
Tabel 4.6 memperlihatkan nilai VIF variabel Tekanan Klien dan
Tekanan Peran masing-masing sebesar 1.002. Maka, kesimpulannya
tidak terjadi multikolinieritas dalam model regresi.
4. Pengujian Hipotesis
a. Pengujian Hipotesis Regresi Moderate Uji Interaksi
1) Interaksi Antara Tekanan Klien (X1) Dengan Kecerdasan
Spiritual (X3) Mempengaruhi Independensi Auditor (Y).
a). Uji koefisien determinasi
Tabel 4.7
Koefisien Determinasi (R2)
R
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Square
Estimate
Model
R
1
.362(a) .131
.096
5.47520
a Predictors: (Constant), moderateTKKS, TTK, TKS
Sumber: Data Diolah
Tabel 4.7 menunjukkan variasi Tekanan Klien, Kecerdasan
Spiritual dan Moderate TKKS hanya dapat menjelaskan 9,6%
variasi Independensi Auditor. Sisanya sebesar 90,4% dijelaskan
oleh sebab-sebab lain di luar model.
b). Uji F
Tabel 4.8
ANOVA variabel Y, X1, dan X3
Sum of
Mean
Squares
Model
df Square
F
1 Regression 339.010
3 113.003 3.770
Residual
2248.332
75 29.978
Total
2587.342
78
a Predictors: (Constant), moderateTKKS, TTK, TKS
b Dependent Variable: TIA
Sumber: Data Diolah
Sig.
.014(a)
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa variabel Tekanan Klien,
Kecerdasan Spiritual dan moderateTKKS secara bersama-sama
berpengaruh terhadap Independensi Auditor.
c). Uji Signifikansi Parameter Individual (T test)
Tabel 4.9
Uji t
Unstandardized Standardized
Coefficients
Coefficients
Std.
Error
B
Beta
1 (Constant) 129.405 100.107
TTK
-1.433
1.315
-1.395
TKS
-1.779
1.609
-1.507
TKKS
.026
.021
2.789
a Dependent Variable: TIA
Sumber: Data Diolah
Model
t
1.293
-1.089
-1.106
1.253
Sig.
.200
.280
.272
.214
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa Tekanan Klien, Kecerdasan
Spiritual dan moderateTKKS secara individual tidak berpengaruh
terhadap variabel Independensi Auditor. Kecerdasan Spiritual
tidak bisa menjadi variabel moderating antara Tekanan Klien dan
Independensi Auditor.
2) Interaksi antara Tekanan Peran (X2) dengan Kecerdasan Spiritual
(X3) mempengaruhi Independensi Auditor (Y).
a. Uji koefisien determinasi
Tabel 4.10
Koefisien Determinasi (R2)
R
Adjusted
R Std. Error of the
Model R
Square Square
Estimate
1
.600(a) .360
.335
4.69797
a Predictors: (Constant), moderateTPKS, TKS, TTP
Sumber: Data Diolah
Tabel 4.10 menunjukkan variasi variabel independen
Tekanan Peran, Kecerdasan Spiritual dan Moderate TPKS hanya
dapat menjelaskan 33,5% variasi Independensi Auditor.
b. Uji F
Tabel 4.11
ANOVA variabel Y, X2 & X
Sum of
Squares df Mean Square
Model
F
Sig.
1
Regression
932.024 3
310.675 14.076 .000(a)
Residual
1655.318 75
22.071
Total
2587.342 78
a Predictors: (Constant), TPKS, TKS, TTP
b Dependent Variable: TIA
Sumber: Data Diolah
Tabel
4.11
KecerdasanSpiritual
menunjukkan
dan
variabel
moderateTPKS
Tekanan
secara
Peran,
simultan
berpengaruh signifikan terhadap Independensi Auditor.
c). Uji Signifikansi Parameter Individual (T test)
Tabel 4.12
Uji t
Unstandardized Standardized
Model
Coefficients
Coefficients
Std.
t
Sig.
Error
B
Beta
1 (Constant) 106.707 52.734
2.024 .047
TTP
-2.165
1.259
-1.666 -1.719 .090
TKS
-1.584
.829
-1.341 -1.910 .060
TPKS
.044
.020
2.831 2.238 .028
a Dependent Variable: TIA
Sumber: Data Diolah
Tabel 4.12 menunjukkan bahwa variabel moderateTPKS
berpengaruh signifikan terhadap Independensi Auditor, sehingga
Kecerdasan Spiritual dapat menjadi variabel moderating antara
Tekanan Peran dan Independensi Auditor.
b. Pengujian Hipotesis Regresi Berganda
3) Tekanan Klien (X1) Dan Tekanan Peran (X2) Secara Simultan dan
Signifikan Berpengaruh Terhadap Independensi Auditor (Y).
a. Uji Koefisien Determinasi
Tabel 4.13
Uji Koefisien Determinasi (R2)
R
Adjusted R
Std. Error of the
Model
R
Square
Square
Estimate
1
.584(a) .341
.323
4.73778
a Predictors: (Constant), TTK, TKS b. Dependent Variable: TIA
Sumber: Data Diolah
Tabel 4.13 menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar 0,323.
Hali ini menandakan bahwa variasi variabel Tekanan Klien dan
Tekanan Peran hanya bisa menjelaskan 32,3% variasi variabel
Independensi Auditor. Peneliti menduga bahwa sisanya, yaitu
sebesar 67,7% dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model.
b. Uji F
Tabel 4.14
ANOVA Variabel Y, X1, X2
Model
Sum of Squares df
1 Regression
881.400
2
Residual
1705.942 76
Total
2587.342 78
a Predictors: (Constant), TTP, TTK
b Dependent Variable: TIA
Sumber: Data Diolah
Mean
Square
440.700
22.447
F
Sig.
19.633 .000(a)
Tabel 4.14 memperlihatkan nilai Sig hasil uji F sebesar
0.000, sehingga dapat disimpulakan bahwa Tekanan Klien dan
Tekanan Peran secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
Independensi Auditor.
c. Uji t
Model
Tabel 4.15
Uji t
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
1 (Constant) -14.940
8.597
TTK
.270
.096
TTP
.662
.121
a Dependent Variable: TIA
t
-1.738
.263 2.821
.509 5.463
Beta
Sig.
.086
.006
.000
Tabel 4.15 memperlihatkan nilai Sig Tekanan Klien sebesar
0.006 dan Tekanan Peran sebesar 0.000. Hal ini menunjukkan
bahwa secara individual Tekanan Klien dan Tekanan Peran
berpengaruh signifikan terhadap Independensi Auditor.
5. Pembahasan
Hasil uji interaksi menunjukkan bahwa variasi variabel Tekanan Klien,
Kecerdasan Spiritual dan moderateTKKS hanya mampu menjelaskan 9,6%
variasi variabel Independensi Auditor. Tekanan Klien, Kecerdasan Spiritual
dan moderateTKKS secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
Independensi Auditor. Secara individual ketiga variabel tidak berpengaruh
terhadap Independensi Auditor dan hal ini menandakan bahwa Kecerdasan
Spiritual tidak bisa menjadi variabel moderating antara Tekanan Klien
dengan Independensi Auditor.
Analisis uji interaksi Tekanan Peran, Kecerdasan Spiritual dan
moderateTPKS hanya mampu menjelaskan 33,5% variasi variabel
Independensi
moderateTPKS
Auditor.
Tekanan
secara
simultan
Peran,
Kecerdasan
berpengaruh
Spiritual
signifikan
dan
terhadap
Independensi Auditor. Secara individual hanya variabel moderateTPKS saja
yang berpengaruh signifikan terhadap Independensi Auditor dengan nilai Sig
sebesar 0.028, sehingga dapat disimpulkan bahwa Kecerdasan Spiritual
adalah variabel moderating
antara Tekanan Peran dengan Independensi
Auditor. Kecerdasan spiritual dapat membantu auditor saat dihadapkan pada
tekanan atau tuntutan yang diberikan oleh peran-peran yang dimiliki auditor
tersebut agar tidak kehilangan sikap mental independensinya.
Hasil uji regresi berganda menunjukkan bahwa Tekanan Klien dan
Tekanan Peran baik secara individual maupun simultan berpengaruh
signifikan terhadap Independensi Auditor, walaupun variasi Tekanan Klien
dan Tekanan Peran hanya mampu menjelaskan 32,3% variasi variabel
Independensi Auditor. Hal ini menunjukkan bahwa apabila kedua tekanan
tersebut dihadapkan kepada auditor, maka baik tekanan dari klien maupun
tekanan peran yang dialami auditor akan sangat mengancam independensi
auditor
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah interaksi antara Tekanan
Klien dan Tekanan Peran dengan Kecerdasan Spiritual berpengaruh terhadap
Independensi Auditor. Responden penelitian berjumlah 79 auditor yang bekerja
di 11 Kantor Akuntan Publik yang berada di propinsi DKI Jakarta.
Kesimpulan penelitian ini, antara lain:
1. Interaksi antara Tekanan Klien dengan Kecerdasan Spiritual tidak
berpengaruh terhadap Independensi Auditor, sehingga hipotesis pertama
ditolak.
2. Interaksi antara Tekanan Peran dengan Kecerdasan Spiritual berpengaruh
terhadap Independensi Auditor, sehingga hipotesis kedua diterima.
3. Tekanan Klien dan Tekanan Peran baik secara individual maupun simultan
berpengaruh signifikan terhadap Independensi Auditor, sehingga pernyataan
hipotesis ketiga diterima.
Hasil
uji
interaksi
Tekanan
Klien
dengan
Kecerdasan
Spiritual
menunjukkan Kecerdasan Spiritual bukanlah variabel moderating bagi Tekanan
Klien dan Independensi Auditor, tetapi Kecerdasan Spiritual merupakan
variabel moderating bagi Tekanan Peran dan Independnesi Auditor. Dapat
disimpulkan bahwa tekanan dari dalam diri, masalah dengan atasan yang
memberika tuntutan negatif serta permasalahan pribadi lebih dominan dalam
menyebabkan auditor kehilangan independensinya dan bisa ditengahi oleh
kecerdasan spiritual auditor tersebut.
B. Implikasi
Implikasi yang dihasilkan dari penelitian ini:
1. Hasil uji moderating menunjukkan bahwa Kecerdasan Spiritual tidak bisa
menjadi variabel moderating bagi Tekanan Klien dan Independensi Auditor.
Hal ini menunjukkan bahwa ada variabel lain yang lebih tepat untuk
berinteraksi dengan Tekanan Klien. Diduga ada variabel lain yang lebih
tepat untuk menjadi penengah antara Tekanan Klien yang dihadapi oleh
auditor dengan Independensi Auditor.
2. Hasil uji moderating Tekanan Peran dan Independensi Auditor menunjukkan
bahwa Kecerdasan Spiritual bisa menjadi variabel moderating bagi kedua
variabel tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa tuntutan negatif yang
diberikan oleh atasan dan tuntutan dari masalah kehidupan pribadi auditor
lebih dominan sebagai penyebab bagi hilangnya independensi daripada
Tekanan Klien dan dapat memicu auditor melakukan tindakan yang dapat
menyebabkan auditor tidak independen. Tekanan Peran bisa ditengahi oleh
Kecerdasan Spiritual.
3. Hasil pengujian regresi menyatakan bahwa ada hubungan linier antara
Tekanan Klien dan Tekanan Peran terhadap Independensi Auditor. Maka,
Tekanan Klien dan Tekanan Peran baik secara parsial maupun simultan yang
menimpa auditor dapat menyebabkan hilangnya independensi yang dimiliki
auditor.
C. Keterbatasan
1. Peneliti hanya memasukkan satu variabel moderating. Diduga ada variabel
lain yang lebih cocok atau lebih berpengaruh selain Kecerdasan Spiritual
dalam
berinteraksi
dengan
Tekanan
Klien,
Tekanan
Peran
dan
Independensi Auditor.
2. Penelitian ini hanya menggunakan metode kuesioner tanpa wawancara,
padahal penelitian akan lebih relevan antara judul penelitian dengan
keadaan profesi auditor yang sebenarnya apabila disertai dengan
wawancara dari beberapa auditor yang menjadi responden, karena bisa
didapat data penelitian yang lebih lengkap.
3. Peneliti mengalami kesulitan dalam mendapatkan responden yang bersedia
untuk mengisi kuesioner penelitian, dikarenakan kesibukkan mereka dalam
mengaudit sehingga tidak bisa mengisi kuesioner. Kuesioner yang sudah
sampai ke KAP pun ada yang tidak diisi secara lengkap dan tidak kembali
ke tangan peneliti, sehingga data responden yang dikumpulkan berkurang
dari target awal, yaitu 100 kuesioner yang diisi oleh 100 auditor menjadi
hanya 79 kuesioner yang benar-benar dapat diolah.
D. Saran
1. Tingkat pengaruh interaksi antara variabel independen, variabel moderating
dan variabel dependen tidak kuat yang disebabkan oleh pemakaian variabel
moderating yang kurang tepat, maka untuk penelitian selanjutnya disarankan
untuk menambah variabel moderating atau mengganti variabel moderating
Kecerdasan Spiritual dengan variabel lain yang lebih berpengaruh terhadap
interaksi variabel-variabel di atas.
2. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menambah jumlah responden
dan menyebarkan lebih banyak kuesioner kepada para responden, sehingga
bisa mendapatkan data yang lebih handal. Penelitian selanjutnya juga bisa
menaikkan kriteria para auditor yang akan menjadi responden, yaitu
responden penelitian adalah auditor yang sudah menjadi auditor selama 3
tahun atau lebih, sehingga bisa didapat data dari sumber yang sudah
berpengalaman.
3. Peneliti selanjutnya usahakan untuk mendapatkan data berupa wawancara
dari beberapa auditor yang menjadi responden penelitian agar bisa
mendapatkan data yang lebih nyata dan bisa keluar dari pertanyaanpertanyaan
kuesioner
yang
mungkin
terlalu
sempit
atau
menggambarkan keadaan yang sesungguhnya dari profesi auditor.
kurang
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hamid, “Buku Penduan Penulisan Skripsi”, Jakarta, 2007.
Ahmed Ebrahim, “Auditing Quality, Auditor Tenure, Client Importance and
Earning Management: An Additional Evidence”, Diunduh 19 Maret 2009,
www.aaahq.org, 2001.
Arens dan Loebbecke, “Auditing Pendekatan Terpadu”, Terjemahan Jilid 1,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 1997.
Ary Ginanjar Agustian, “Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan
Spiritual ESQ: Emotional Spiritual Quotient The ESQ Way 165”,
Cetakan ke 39, Arga Wijaya Persada, Jakarta, 2007.
Bayu
Adhi Satrio, ”Menemukan Makna Hidup Dengan Kecerdasan
Spiritual”, Diunduh 20 Maret 2009, www.MyOpera.com, 2007.
Dika Mira Unchasari, “Pengaruh Konflik Audit dan Independensi Auditor
Terhadap Opini Audit”, Skripsi S1 Tidak Dipublikasikan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2008.
Eka
Murtiasri, “Anteseden dan Konsekuensi Burnout Pada Auditor:
Pengembangan Terhadap Role Stress Model”, Simposium Nasional
Akuntansi (SAN) IX, Padang, 23-26 Agustus 2006.
Eka Rozanaturrizqie, “Analisis Pengaruh Role Stress dan Job Insecurity
Terhadap Job Outcomes Auditor”, Skripsi S1 Tidak Dipublikasikan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2008.
Fathul Huda Sufnawan, “Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Spiritual Auditor
Terhadap Kinerja Auditor Dalam Kantor Akuntan Publik”, Diunduh 19
Maret 2009, www.jurnalskripsidanthesis.com, 2007.
Fisher, Richard, “Role Stress, the Type A Behavior Pattern, and External Auditor
Job Satisfaction and Performance”, Behavioral Research in Accounting,
January 01, 2001.
Harahap, Sofyan, “Pentingnya Unsur Etika dalam Professi Akuntan dan
Bagaimana
di
Indonesia?”,
Diunduh
20
Maret
2009,
www.ekisonline.com, 2008.
Ibnu Subiyanto, “Pemeriksaan Akuntansi 2”, Universitas Gunadarma,
1995.
Jakarta,
Imam Ghozali, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Badan
Penerbit UNDIP, Semarang, 2005.
Indriantoro dan Supomo, “Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen”, BPFE, Yogyakarta, 2006.
Jamilah, dkk, “Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, dan Kompleksitas Tugas
terhadap Audit Judgment”, Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X,
Universitas Hasanuddin, Makassar, 26-28 Juli 2007.
Maulina Dyah Permatasari, “Pengaruh Komitmen Profesional, Tekanan Klien
dan Time Pressure Terhadap Independensi Penampilan Akuntan
Publik”, Skripsi S1 Tidak Dipublikasikan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, 2008.
M. Nizarul Alim, dkk, “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap
Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi”,
Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X, Universitas Hasanuddin,
Makasar, 26-28 Juli 2007.
M. Ridwan Tikollah, dkk, “Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan
Emosional dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Sikap Etis Mahasiswa
Akuntansi”, Simposium Nasional Akuntansi (SNA) IX, Padang, 23-26
Agustus 2006.
Nining Mulyaningsih, dkk, “Pengujian Variabel - Variabel Yang Berpengaruh
Terhadap Keinginana Klien Untuk Mempengaruhi Kebijakan Audit”,
Simposium Nasional Akuntansi (SNA) IX, Padang, 23-26 Agustus 2006.
Ratna Eliyawati, “Kecerdasan Spiritual (Sebuah Pengantar)”, Diunduh 20
Maret 2009, [email protected], 2006.
Viraguna Bagoes Oka, “Bank Fraud, Apa dan Mengapa Masih Terjadi?”.
Diunduh 14 September 2009. www.Kompas.com, 2004.
UJI ASUMSI KLASIK
a. Uji Normalitas
Charts
Histogram
Dependent Variable: TIA
20
10
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: TIA
5
Mean =7.87E-16
Std. Dev. =0.987
N =79
1.0
0
-4
-2
0
2
0.8
Expected Cum Prob
Frequency
15
Regression Standardized Residual
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0
0.2
0.4
0.6
Observed Cum Prob
0.8
1.0
b. Uji Heteroskedastisitas
Scatterplot
Regression Studentized Residual
Dependent Variable: TIA
2
0
-2
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Predicted Value
c. Multikolinieritas
95% Confidence Interval for B
Correlations
Collinearity Statistics
Lower Bound Upper Bound Zero-order Partial Part Tolerance VIF
-32.063
2.183
.079
.461
.286
.308 .263
.998 1.002
.421
.903
.521
.531 .509
.998 1.002
a Dependent Variable: TIA
PENGUJIAN HIPOTESIS
a. Pengujian Hipotesis Secara Regresi Moderate Uji Interaksi.
1) Interaksi Tekanan Klien (X1) dan Kecerdasan Spiritual (X3)
Berpengaruh Secara Signifikan Terhadap Independensi Auditor (Y)
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model
R
R Square Adjusted R Square
1
.362(a)
.131
.096
a Predictors: (Constant), moderateTKKS, TTK, TKS
Std. Error of the
Estimate
5.47520
ANOVA Y, X1, X3
Model
Sum of Squares df Mean Square
1 Regression
339.010
3
113.003
Residual
2248.332
75
29.978
Total
2587.342
78
a Predictors: (Constant), moderateTKKS, TTK, TKS
b Dependent Variable: TIA
F
3.770
Sig.
.014(a)
Coefficients Variabel Y, X1, X3
Model
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
1 (Constant) 129.405
100.107
TTK
-1.433
1.315
TKS
-1.779
1.609
TKKS
.026
.021
a Dependent Variable: TIA
Standardized
Coefficients
Beta
-1.395
-1.507
2.789
t
1.293
-1.089
-1.106
1.253
Sig.
.200
.280
.272
.214
2) Interaksi Tekanan Peran (X2) dan Kecerdasan Spiritual (X3)
Berpengaruh Secara Signifikan Terhadap Independensi Auditor (Y)
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model
R
R Square
Adjusted R Square
1
.600(a)
.360
.335
a Predictors: (Constant), moderateTPKS, TKS, TTP
Std. Error of the
Estimate
4.69797
ANOVA variabel Y, X2 & X3
Model
Sum of Squares df Mean Square
1 Regression
932.024
3
310.675
Residual
1655.318
75
22.071
Total
2587.342
78
a Predictors: (Constant), TPKS, TKS, TTP
b Dependent Variable: TIA
Sumber: Data Diolah
F
14.076
Sig.
.000(a)
Coefficients Variabel Y, X2, X3
Unstandardized
Coefficients
Std.
B
Error
1
(Constant) 106.707 52.734
TTP
-2.165
1.259
TKS
-1.584
.829
TPKS
.044
.020
a Dependent Variable: TIA
Sumber: Data Diolah
Model
Standardized
Coefficients
Beta
-1.666
-1.341
2.831
t
2.024
-1.719
-1.910
2.238
Sig.
.047
.090
.060
.028
b. Pengujian Hipotesis Secara Regresi Berganda
3) Tekanan Klien (X1) dan Tekanan Peran (X2) berpengaruh secara
simultan dan signifikan terhadap Independensi Auditor (Y).
Koefisien Determinasi (R2)
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1
.584(a)
.341
a Predictors: (Constant), TTP, TTK
b Dependent Variable: TIA
.323
4.73778
ANOVA Variabel Y, X1, X2
Model
Sum of Squares df
1 Regression
881.400
2
Residual
1705.942
76
Total
2587.342
78
a Predictors: (Constant), TTP, TTK
b Dependent Variable: TIA
Mean Square
F
440.700 19.633
22.447
Sig.
.000(a)
Coefficients Variabel Y, X1, X2
Model
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
1 (Constant) -14.940
8.597
TTK
.270
.096
TTP
.662
.121
a Dependent Variable: TIA
Standardized
Coefficients
Beta
.263
.509
t
-1.738
2.821
5.463
Sig.
.086
.006
.000
Download