ANALISIS PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN

advertisement
ANALISIS PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN DAN BONUS
DALAM KEMASAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
Oleh
Ratih Fadlilah Awaliyah
NIM : 103081029280
Oleh :
RATIH FADLILAH AWALIYAH
NIM : 103081029280
JURUSAN MANAJEMEN PEMASARAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2010
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
Nama
: Ratih Fadlilah Awaliyah
Tempat/Tanggal Lahir
: Bandung, 11 Agustus 1984
Alamat
: Jl. Raden Saleh III Rt.06 Rw.05 No. 32
Sukmajaya- Depok
Jenis Kelamin
: Wanita
Agama
: Islam
No. Handphone
: 081319916691
B. Data Pendidikan
Pendidikan Formal
2003- 2010
: UIN SYARIF HIDAYATULLAH -JAKARTA
Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Pemasaran
2000-2003
: SMU YAPEMRI-DEPOK
1997-2000
: MTS AL-KAUTSAR-DEPOK
1991-1997
: SDN DEWASARI III-CIAMIS
1990-1991
: TK PERWANIDA-CIAMIS
Pendidikan Non Formal
Workshop-workshop
 Strategic Marketing Plan (2004)
Tempat FE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
 Pelatihan Perpajakan (2004)
Tempat FE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pengalaman Berorganisasi
Komunitas Musik Mahasiswa-Ruang Inspirasi Atas Kegelisahan (KMM-RIAK)
UIN Syarif Hidayatullah-Jakarta
 Panitia acara PROGENI 2005 (Proses Genetika KMM RIAK UIN Syarif
Hidayatullah-Jakarta)
 Panitia acara GRASS ROOT SWINDLE 2005 ; With Seringai, Dead
Maya, dll, sebagai ticketing staff.
 Panitia acara RIAK-si MUSIK KAMPUS V 2006 ; With Bondan Feat.
Fade 2 Black & Bintang, sebagai staf acara.
 Panitia acara STAR MILD Goes To Campus ; PAS BAND, sebagai staf
konsumsi
Pengalaman Kerja
 Data Entry SBU Agricultural-PT. Superintending Company of Indonesia
23 Juni s/d 28 Juli 2006
 Sales Promotion Girl-PT. Ufuk Publishing House
28 Juni s/d 06 Juli 2008
 Admin Schedulling-PT. MNC Sky Vision (INDOVISION)
08 Oktober 2008-08 Januari 2009
 Admin Sales- Distribution PT. Yummy Food Utama
September 2011-Mei 2013
 Admin HRD – PT. Yabeta
Mei 2013 - sekarang
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF CONSUMER’S PERCEPTION AND BONUS IN
PACK TOWARD DECISION OF BUYING
By
Ratih Fadlilah Awaliyah
The aim of this research is to know consumer’s perception and bonus in pack
toward decision of buying of Sunsilk&Clear Shampo. The methodology is multiple
linear regression analysis. Process analysis is calculated by SPSS version 15.
Primary data is collected by distributing questionnaires to 100 responden in
Tangerang category 15-41 years old, using convinience sampling. The result of
this research shows that consumer’s perception and bonus in pack are affecting
simultaneous and partially toward decision of buying.
Keywords : Consumer’s Perception, Bonus in Pack, Decision of Buying
ii
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN DAN BONUS DALAM
KEMASAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
Oleh
Ratih Fadlilah Awaliyah
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis variabel persepsi konsumen
dan bonus dalam kemasan terhadap keputusan pembelian pada produk Shampo
Sunsilk&Clear. Metodologi yang digunakan adalah analisis regresi linear
berganda. Proses analisis dikalkulasikan menggunakan SPSS versi 15. Data
primer dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner kepada 100 orang responden
pria dan wanita di Tangerang usia 15-41 tahun ke atas, dengan menggunakan
teknik convinience sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa persepsi
konsumen (X1), dan Bonus Dalam Kemasan (X2) berpengaruh signifikan secara
simultan dan parsial terhadap keputusan pembelian (Y).
Kata Kunci : Persepsi Konsumen, Bonus Dalam Kemasan, Keputusan Pembelian
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas nikmat iman
dan nikmat islamnya sehingga peneliti diberikan kesehatan dan jalan kemudahan
dalam menyelesaikan masa-masa sulit dalam pembuatan skripsi ini. Shalawat
serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada nabi besar Muhammad SAW
yang telah membawa ummat manusia dari zaman kebodohan menuju ummat yang
lebih mulia dengan ilmu pengetahuan.
Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat meraih gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Jurusan Manajemen Pemasaran
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang
setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses
penyusunan skripsi ini, kepada :
1. Mamahku tercinta yang selalu sabar dan memberikan yang terbaik
untuk semua anak-anaknya. Adik-adikku tersayang : Dani Hamzah AlFaruq dan Mohammad Rizki Rabbani, yang selalu memberikan
motivasi. Terima kasih atas doa, kasih sayang, pengertian, dorongan,
pengorbanan serta dukungannya selama menyelesaikan skripsi ini.
2. Papah (alm),yang telah berada di sisi Allah SWT, engkau menjadi
semangatku untuk tetap tegar menghadapi hidup, dan menjadi
inspirasiku dalam mengerjakan skripsi ini. Tanpa bayangan dan
nasihat-nasihatmu, aku tidak akan bisa seperti ini.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku dosen pembimbing I.
Terima kasih atas perhatian, bimbingan, dan nasihatnya dalam
memberikan ilmu-ilmu dan masukan-masukan yang berguna.
4. Bapak Suhendra, S.Ag. MM selaku dosen pembimbing II, yang telah
banyak membantu dalam mengoreksi pengerjaan skripsi ini, terima
kasih yang tak terhingga atas waktu dan bimbingannya kepada peneliti.
iv
5. Terima kasih kepada Yang Terhormat guru-guruku dari TK, SD,
Madrasah Tsanawiyah, SMU sampai Perguruan Tinggi, sehingga aku
bisa meraih gelar Sarjana Ekonomi. Jasa-jasamu tiada tara dan engkau
adalah Pahlawan Tanda Jasa.
6. Tofan Dwi Haryanto, Amd., selaku suamiku tercinta yang selalu
memberikan doa, semangat, nasihat, dukungan, pengorbanan dan kasih
sayang tanpa henti-henti. Terima kasih buat “babah tersayang” yang
telah membantu dan membuat “bunda” bisa menyelesaikan skripsi ini.
Dan untuk Bima Akbar Rozaktana (“malaikat kecilku”) dan “junior”
yang masih dalam kandungan, engkau adalah inspirasi dan motivasi
terbesar “bunda” untuk bisa menyelesaikan skripsi ini.
7. Terima kasih kepada keluarga besar Bapak Titing Sadikin Sahib atas
doa, dan dukungannya, sehingga skripsi ini bisa selesai.
8. Terima kasih kepada teman-teman Manajemen C angkatan 2003
khususnya Firstyenda Ririn Ardiyani dan teman-teman sejawatku di
kosan irakian khususnya Zaenab, terima kasih atas doa, semangat dan
dukungannya selama ini. Dan semua pihak yang telah memberikan
bantuan, doa dan semangat yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.
Dengan kemampuan dan keterbatasan yang ada pada diri ini, peneliti telah
berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini dengan sebaikbaiknya. Dengan segala kerendahan hati peneliti menerima saran maupun kritik
dari pembaca yang dapat menjadikan skripsi ini menjadi lebih baik.
Akhir kata peneliti berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak. Dan semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat-Nya
kepada kita semua. Amin.
Jakarta, Juni 2010
RATIH FADLILAH AWALIYAH
v
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan Skripsi
i
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif
Daftar Riwayat Hidup
ii
Abstract
iii
Abstrak
iv
Kata Pengantar
v
Daftar Isi
vi
Daftar Tabel
vii
Daftar Gambar
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Perumusan Masalah
4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
5
1. Tujuan Penelitian
5
2. Manfaat Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Manajemen Pemasaran
6
B. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
9
1. Produk
10
2. Promosi
11
3. Harga
12
4. Place
13
C. Bauran Promosi
14
D. Persepsi
15
1. Pengertian Persepsi
15
2. Proses Persepsi
18
vii
3. Stimulus-stimulus Persepsi
22
4. Fungsi Persepsi
25
E. Promosi
26
1. Pengertian Promosi
26
2. Tujuan Promosi
27
3. Promosi Penjualan
27
F. Promosi Bonus Dalam Kemasan
31
1. Definisi Bonus Dalam Kemasan
31
2. Peran Positif Bonus Dalam Kemasan
32
3. Kekurangan Bonus Dalam Kemasan
33
4. Hal Yang Perlu Dievaluasikan Dalam Promosi
BAB III
Penjualan
33
G. Keputusan Pembelian
37
1. Proses Keputusan Membeli
37
2. Tahap-tahap Siklus Pembelian
39
H. Penelitian Terdahulu
39
I. Kerangka Pemikiran
41
J. Hipotesis
44
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
46
B. Metode Penentuan Sampel
46
C. Metode Pengumpulan Data
47
D. Metode Analisis Data
48
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
49
a. Uji Validitas
49
b. Uji Reliabilitas
50
2. Uji Asumsi Klasik
52
3. Analisis Regresi Berganda
54
4. Pengujian Hipotesis
55
viii
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum PT. Unilever,Tbk
60
1. Sejarah Singkat Perusahaan
60
2. Produk PT. Unilever Indonesia
63
B. Hasil dan Pembahasan
1. Karakteristik Responden
65
65
2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 66
BAB V
3. Hasil Penyebaran Kuesioner Kepada
71
4. Hasil Analisis
96
A. Kesimpulan
109
B. Impikasi dan Saran
110
Daftar Pustaka
Lampiran
ix
DAFTAR TABEL
No. Tabel
Keterangan
Hal
3.1
Skala Likert
48
3.2
Operasional Variabel Penelitian
59
4.1
Produk PT. Unilever Indonesia
64
4.2
Karakteristik Responden
65
4.3
Hasil Try Out Awal Sebelum di Drop Out
68
4.4
Hasil Try Out Akhir Setelah di Drop Out
70
4.5
Informasi Produk Shampo Sunsilk&Clear Secara Pribadi
71
4.6
Informasi Produk Shampo Sunsilk&Clear dari Orang
Lain
4.7
72
Informasi Produk Shampo Sunsilk&Clear dari Media
Elektronik
4.8
73
Penafsiran Sendiri Mengenai Informasi dari Sebuah
Produk
4.9
73
Memakai Shampo Sunsilk&Clear Kemasan Sachet karena
Kebutuhan Sendiri
4.10
74
Penggunaan Produk Shampo Sunsilk&Clear karena
Pengaruh Positif
74
4.11
Faktor Lingkungan Tempat Tinggal
75
4.12
Penggunaan Shampo Sunsilk&Clear karena Faktor
Keluarga
4.13
76
Penggunaan Shampo Sunsilk&Clear karena Kebiasaan
Sejak Awal
4.14
76
Pemakaian Produk Lain jika Produk Tersebut Lebih Murah
dan Berkualitas
77
4.15
Pengaruh Iklan yang Dilihat
78
4.16
Menyukai Bonus Dalam Kemasan Sunsilk&Clear
78
4.17
Bonus Dalam Kemasan Menjadi Daya Tarik
79
4.18
Bonus Dalam Kemasan Menjadi Nilai Tambah Dimata
vii
Konsumen
80
4.19
Harga Stabil Setelah Pemberian Bonus Dalam Kemasan
80
4.20
Pemilihan Shampo Sunsilk&Clear karena Bonus Dalam
Kemasannya Dibandingkan Produk Lain
4.21
Pemberian Bonus Dalam Kemasan Sifatnya Jangka
Pendek
4.22
82
Bonus Dalam Kemasan Hanya Terbatas Pada
Supermarket
4.23
82
Harapan Konsumen Bonus Dalam Kemasan
Dilakukan Secara Terus-Menerus
4.24
83
Keputusan Pembelian Shampo Sunsilk&Clear
Berdasarkan Kebutuhan
4.25
81
84
Harga Menjadi Pertimbangan Keputusan Pembelian
Shampo Sunsilk&Clear
84
4.26
Mendapatkan Shampo Sunsilk&Clear Dengan Mudah
85
4.27
Perhatian Terhadap Iklan Sehingga Memutuskan
Pembelian Shampo Sunsilk&Clear
4.28
Referensi dari Keluarga Untuk Membeli Shampo
Sunsilk&Clear
4.29
86
Referensi Dari Teman Untuk Membeli Shampo Sunsilk
&Clear
4.30
86
87
Memakai Shampo Sunsilk&Clear Sehingga
Merekomendasikan Kepada Keluarga, Teman, atau
Kerabat
4.31
88
Pertimbangan Bonus Dalam Kemasan Dalam Membeli
Shampo Sunsilk&Clear
4.32
88
Mendapatkan Informasi yang Berkenaan Dengan
Shampo Sunsilk&Clear
4.33
89
Produk Shampo Sunsilk&Clear Kemasan Sachet
Mudah Dibawa
90
viii
4.34
Produk Shampo Sunsilk&Clear Memberikan Rasa
Aman
4.35
90
Jaminan Kesehatan Menjadi Faktor Membeli Shampo
Sunsilk&Clear
4.36
91
Tingkat Kepercayaan Kepada Shampo Sunsilk&Clear
Menjadi Faktor Membeli
4.37
92
Produk Shampo Sunsilk&Clear Terdaftar Sebagai
Produk Yang Layak Digunakan
4.38
Setelah Membeli Shampo Sunsilk&Clear Mendapatkan
Kepuasan
4.39
93
Setelah Puas Menggunakan Shampo Sunsilk&Clear
Konsumen Akan Terus Membelinya
4.40
94
Setelah Puas Konsumen Akan Merekomendasikannya
Kepada Orang Lain
4.41
92
94
Setelah Puas Konsumen Tidak Akan Mencoba Produk
Lain
95
4.42
Multikolinearitas
98
4.43
Autokorelasi
99
4.44
Coefficients
102
4.45
ANOVA
105
4.46
Koefisien Hasil Determinasi Hasil Uji Regresi Berganda
106
4.47
Interval Koefisien Korelasi
107
4.48
Hasil Uji Regresi Linear Berganda
108
ix
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Keterangan
Hal
2.2
Model Proses Informasi Konsumen
19
2.3
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkah Laku
Konsumen
35
2.4
Bagan Kerangka Pemikiran
44
4.1
Normalitas Data
97
4.2
Scatterplot
101
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan terpenting bagi
perusahaan
untuk
mempertahankan
kelangsungan
hidupnya,
mengembangkan diri dan juga untuk mendapatkan laba. Dalam kegiatan
pemasaran yang terpenting adalah perusahaan harus dapat memberikan
kepuasaan terhadap konsumennya. Karena dengan memberikan kepuasan
kepada konsumen, maka dengan sendirinya konsumen akan terus
melakukan pembelian terhadap produk tersebut.
Namun sejalan dengan perkembangan zaman, yaitu dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, persaingan diantara
perusahaan semakin ketat. Melihat keadaan ini, secara tidak langsung
banyak menimbulkan persaingan dari pasar yang menyebabkan terjadinya
penawaran akan barang lebih banyak dibandingkan permintaan konsumen.
Banyak perusahaan yang menghasilkan produk sejenis mengakibatkan
banyak kategori produk-produk sejenis tersebut yang beredar dipasaran,
sehingga memicu persaingan antar perusahaan yang semakin kompetitif.
Setiap perusahaan berlomba-lomba agar dapat menarik konsumen
sebanyak mungkin, sedangkan konsumen dalam hal ini semakin selektif
didalam memilih dan membeli suatu produk yang ditawarkan. Disamping
itu perkembangan dan kemajuan zaman ini akan mempengaruhi pula
1
selera kebutuhan barang dan jasa, dampak dari fenomena tersebut nantinya
akan menguntungkan konsumen dalam memilih barang dan jasa dengan
lebih leluasa. Oleh karena itu produk yang ditawarkan kepada masyarakat
haruslah sebuah produk yang sesuai dengan kebutuhan, selera dan keadaan
keuangan mereka. Keadaan ini akan menyebabkan timbulnya persaingan
yang ketat antara dua atau lebih jenis perusahaan yang memproduksi
barang sejenis. Implikasi dari keadaan ini akan menyebabkan perubahanperubahan pada jumlah yang dihasilkan akan lebih besar, dan masingmasing perusahaan ingin mengembangkan produknya dan berhasil.
Analisis terhadap persaingan hendaknya perusahaan tidak hanya
memperhatikan para pesaing
yang ada saja,
tetapi harus pula
memperhatikan dari perilaku konsumen. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui apakah konsumen tertarik dengan produk suatu perusahaan,
kemudian melakukan keputusan pembelian atau bagaimana persepsi
konsumen untuk membeli suatu produk tersebut.
Salah satu upaya untuk menarik perhatian masyarakat konsumen
adalah dengan mengadakan promosi penjualan melalui cara pemberian
bonus dalam kemasan, yaitu sebuah cara yang digunakan untuk
meningkatkan volume penjualan, juga untuk menciptakan respon lebih
cepat kepada pembeli.
Pemberian bonus dalam kemasan yang ada pada saat ini adalah
berkembang dengan pesat dan merupakan suatu cara yang bisa diterima
oleh perusahaan untuk meningkatkan volume penjualan, juga merupakan
2
teknik menyelamatkan produsen dari keharusan mengurangi harga agar
dapat memperoleh harga bersaing. Pengurangan harga dapat merusak
ekuitas merek atau cap, apabila terdapat campur tangan yang kuat atau
positif.
Dilihat dalam beberapa hal, bonus dalam kemasan memberikan
penawaran waktu terbatas dan dirancang untuk mendukung penjualan
jangka pendek dan menambah kesadaran berproduk. Pada dasarnya tujuan
perusahaan adalah untuk memperkenalkan produk yang dimilikinya
kepada masyarakat, maka dalam hal ini perusahaan
menemukan strategi yang menguntungkan
harus dapat
bagi perusahaan, dengan
memberikan bonus dalam kemasan yang diharapkan para konsumen dapat
menentukan pilihannya.
Produk yang memberikan promosi bonus dalam kemasan ini
adalah produk dari PT. Unilever, Tbk diantaranya shampo Sunsilk&Clear
kemasan sachet isi 6 ml yang mendapatkan isi ekstra 40%, langsung
didalam kemasan tanpa menaikan harga. Tapi hal ini menimbulkan
masalah baru dimana muncul bermacam-macam persepsi dari konsumen
mengenai pemberian bonus dalam kemasan tersebut.
Perusahaan harus mempunyai rasa percaya diri akan strategi yang
diterapkannya. Dalam hal ini perusahaan harus terus mengontrol volume
penjualan yang akan dihasilkan dari pemberian bonus dalam kemasan ini.
Strategi ini harus menarik perhatian konsumen, karena jika tidak maka
strategi yang diterapkan oleh perusahaan akan sia-sia.
3
Persaingan yang berkembang diantara produk shampo saat ini ialah
sangat
terlihat
jelas
sekali.
Masing-masing
produk
competitor
menggunakan strategi melalui beberapa bauran promosi mulai dari iklan
maupun strategi yang lainnya.
Pengertian keputusan pembelian, menurut Kotler & Amstrong
(2001:226) adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli
dimana
konsumen
benar-benar
membeli.
Pengambilan
keputusan
merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam
mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawar.
Keuntungan dari pemberian bonus dalam kemasan ini adalah
konsumen akan mendapatkan tambahan isi shampo sebesar 40% dari isi
kemasan sachet 6 ml. Sedangkan masalah yang dihadapi oleh para
konsumen yang membeli produk ini adalah apakah produk tersebut dapat
terus menerus memberikan manfaat sesuai dengan harapan para
konsumennya.
Atas dasar latar belakang yang telah diuraikan maka penulis
tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul skripsi “Analisis
Pengaruh Persepsi Konsumen dan Bonus Dalam Kemasan Terhadap
Keputusan Pembelian”
4
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas,
maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi
konsumen dan bonus dalam kemasan terhadap keputusan
pembelian produk shampo Sunsilk&Clear ?
2. Variabel independen mana paling dominan berpengaruh terhadap
keputusan pembelian konsumen ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan yang telah penulis rumuskan
seperti diatas, maka ada beberapa tujuan penelitian skripsi adalah untuk :
a. Mengetahui bagaimana persepsi konsumen terhadap keputusan
pembelian pada produk shampo Sunsilk dan Clear.
b. Mengetahui apakah pemberian bonus dalam kemasan tersebut
dapat mempengaruhi proses keputusan pembelian konsumen.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari skripsi ini adalah
a. Secara teoritis bagi akademisi berguna untuk perkembangan ilmu
pengetahuan
khususnya
ilmu
pemasaran
tentang
persepsi
konsumen dan bonus dalam kemasan terhadap keputusan
pembelian
5
b. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam melakukan strategi
pemberian bonus dalam kemasan untuk menarik perhatian
konsumen.
c. Dan diharapkan pula penelitian ini dapat bermanfaat bagi
masyarakat, maupun para peneliti sebagai referensi untuk
melakukan penelitian selanjutnya.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Manajemen Pemasaran
Banyak orang menduga pemasaran hanya merupakan penjualan
dan periklanan. Dan tak heran jika setiap hari kita dihujani dengan iklan
televisi, iklan surat kabar, surat penawaran dan kunjungan wiraniaga dan
selalu saja ada orang yang mencoba menjual barang dan jasa kepada kita.
Kegiatan pemasaran kini telah berkembang dari kegiatan distribusi
dan penjualan menjadi falsafah untuk menghubungkan secara langsung
perusahaan dengan pasarnya. Pemasaran dan produksi merupakan fungsi
pokok bagi perusahaan. Semua perusahaan berusaha memproduksi dan
memasarkan produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Pada saat ini kegiatan pemasaran mempunyai peranan yang penting
dalam dunia usaha. Kadang-kadang istilah pemasaran ini diartikan sama
dengan beberapa istilah, seperti : penjualan, perdagangan, dan distribusi.
Salah pengertian ini timbul karena pihak-pihak yang bersangkutan
mempunyai kegiatan dan kepentingan yang berbeda-beda.
Kenyataannya, pemasaran merupakan konsep yang menyeluruh,
sedangkan istilah yang lain tersebut hanya merupakan satu bagian, satu
kegiatan dalam sistem pemasaran secara keseluruhan. Jadi, pemasaran
merupakan keseluruhan dari pengertian tentang penjualan, perdagangan
dan distribusi.
8
Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang
ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan
mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan
kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (William J. Stanton
dalam bukunya Fundamental of Marketing).
Pengertian manajemen pemasaran menurut Assauri,(2004 :12)
yang mendefinisikan bahwa, “Manajemen Pemasaran merupakan kegiatan
penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian programprogram yang dibuat untuk membentuk, membangun dan memelihara
keuntungan dari pertukaran melalui sasaran pasar guna mencapai tujuan
organisasi / perusahaan dalam jangka panjang”.
“Pemasaran merupkan proses pemberian kepuasan
kepada
konsumen untuk mendapatkan laba. Dua sasaran pemasaran yang utama
adalah menarik konsumen baru dengan menjanjikan nilai yang unggul dan
mempertahankan konsumen saat ini dengan memberikan kepuasan”(Kotler
dan Amstrong, 2003:7).
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana
individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka
dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu
sama lain. ( Philip Kotler, 2000 ).
Definisi ini berdasarkan pada konsep inti : kebutuhan, keinginan,
dan permintaan, produk, nilai, biaya dan kepuasan, pertukaran transaksi
dan hubungan pasar, pemasaran serta pemasar.
9
Pemasaran adalah proses dan perencanaan dan pelaksanaan serta
perwujudan, pemberian harga, promosi dan distribusi barang-barang jasa
dan gagasan menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang
memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi. ( Philip Kotler, 2000 ).
Definisi tersebut memberikan pernyataan bahwa manajemen
pemasaran
adalah proses
yang mencakup
analisis,
perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan juga mencakup barang, jasa, serta gagasan.
Berdasarkan pertukaran dan tujuannya adalah memberikan kepuasan bagi
pihak yang terlibat.
Menurut Boyd, Walker, dan Larreche (2000 : 4) pemasaran adalah
suatu proses sosial yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang
memungkinkan individu dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak lain dan
mengembangkan hubungan pertukaran.
Menurut Philip Kotler (2003: 9) marketing management as the art
and science of choosing target market and getting, keeping and growing
costomes through creating delivering, and communicating superior
customer value. Artinya Manajemen pemasaran adalah suatu ilmu dan seni
dalam memilih pasar sasaran dan mendapatkan, mempertahankan, dan
menumbuhkan
pelanggan
melalui
penciptaan,
penyampaian,
dan
pengkomunikasian nilai pelanggan superior.
Dalam Al-qur’an, Allah SWT menyerukan kepada umat manusia
bahwa sesungguhnya Allah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan
10
tindak pencurangan (riba). Hal ini dimaksudkan agar apa yang kita
usahakan dapat tetap berjalan dalam mengikuti persaingan bisnis serta
tidak merugikan konsumen dengan memberikan kepuasan pelayanan. (
KH. Abdullah Gymnastiar, 2004)
Dari definisi manajemen dan pemasaran di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa manajemen pemasaran merupakan seni pengaturan
bagaimana suatu ilmu manajemen pemasaran dapat dijalankan dengan
terorganisir, terkontrol, terencana, dan terkendali. Dan juga pemasaran
sangat
luas
mencakup
usaha
perusahaan
yang
dimulai dengan
mengidentifikasikan kebutuhan dan keinginan konsumen yang perlu
dipuaskan, menentukan produk yang hendak di produksi, menentukan
harga produk yang sesuai, menentukan cara-cara promosi, dan penyaluran
atau penjualan produk tersebut.
B. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Bauran pemasaran (marketing mix) menurut Kotler (2004:18)
adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk
terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran.
Dr. Basu Swasta DH, SE, MBA dalam bukunya “ Pengantar Bisnis
Modern” (1999 : 193) mendefinisikan bauran pemasaran sebagai berikut :
“ Bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel yang
merupakan inti dari sistem pemasaran yaitu : produk, struktur harga,
kegiatan promosi dan sistem tempat (distribusi) ”.
11
Berikut adalah variabel-variabel marketing mix, yaitu antara lain :
1. Produk (product)
Produk atau barang adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat
diraba maupun tidak dapat diraba termasuk bungkus, warna, harga,
prestise perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk
memuaskan atau kebutuhannya. (Bashu Swasta, 195 :6)
Menurut William J Stanton (1999: 222) produk adalah sekumpulan
atribut fisik nyata (Tangible) yang terkait dalam sebuah bentuk yang dapat
di identifikasikan.
Definisi Stanton membawa kita kepada suatu gagasan bahwa
produk adalah sekumpulan atribut yang nyata dan tidak nyata (intangible)
didalamnya sudah cukup tercakup warna, harga, kemasan, prestise pabrik
pengecer dan pelayanan dari pabrik serta pengecer yang mungkin diterima
oleh pembeli sebagai sesuatu yang bisa memuaskan keinginannya.
Gagasan Stanton ini menyadarkan kita bahwa dalam pembelian suatu
produk maka konsumen tidak hanya melihat atribut fisiknya saja, selain itu
bagaimana produk tersebut memaksimalkan kepuasan.
Produk adalah kumpulan atribut yang memberikan nilai terhadap
produk tergantung pada seberapa baik atribut itu dikelola. (Wilson
Simamora, 2001:212)
Menurut Keagen (2001: 73) produk adalah suatu produk didefinisikan
sebagai koleksi sifat-sifat fisik yang menghasilkan kepuasan atau manfaat
bagi seorang pengguna atau pembeli.
12
Berdasarkan definisi diatas, maka kita dapat menarik kesimpulan
bahwa produk adalah suatu tingkat kepuasan atau manfaat bagi seorang
pengguna atau pembeli produk tersebut.
Manfaat
yang
dimilki setiap
produk atau
jasa
tersebut
dapat
dikelompokkan menjadi tiga yaitu : (Julian Cummins, 2001:12)
a) Fungsi
Sesuatu yang dapat dilakukan oleh produk atau jasa tersebut
(misalnya : makanan ringan yang hanya butuh tiga menit untuk
menyiapkannya)
b) Citra
Gaya prestise dan nilai emosional dari produk atau jasa tersebut
(misalnya produk Aqua yang di identikan dengan air
pegunungan asli dengan sistem penyaringan sampai tujuh kali )
c) Manfaat ekstra
Manfaat lain yang bukan bagian utama dari produk atau jasa
tertentu (misalnya tambahan buku tulis gratis dan kupon
potongan harga).
2. Promosi (Promotion)
Menurut Stanton (1999 : 158) promosi adalah unsur yang didaya
gunakan untuk memberitahukan dan membujuk pasar tentang produk baru
perusahaan.
13
Promosi sebagai alat promosi satu arah yang dimliki oleh
perusahaan yang dibuat secara sengaja dan mengarahkan konsumen
kepada tindakan menciptakan pertukaran.
Promosi sebagai alat marketing mix di fungsikan oleh perusahaan
untuk menginformasikan, meyakinkan, mengingatkan, mempengaruhi
perasaan, kepercayaan atau kebiasaan, sehingga dengan demikian dapat
terjadi pertukaran.
Promosi merupakan salah satu variabel bauran pemasaran yang
digunakan oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan
pasarnya, promosi juga sering disebut “proses lanjutan” karena dapat
menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya dari perusahaan. Oleh karena
itu promosi dipandang sebagai : “ arus informasi atau persuasi satu arah
yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan
yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran ”. (Bashu Swasta, 1995)
3. Harga (Price)
Barang dan jasa yang ditawarkan dipasar tentu saja mempunyai
nilai tertentu. Definisi menurut Stanton adalah nilai yang disebutkan dalam
rupiah dan seri atau medium moneter sebagai alat ukur.
Menurut Stanton (1999: 308) harga adalah jumlah uang
(kemungkinan ditambah beberapa barang ) yang dibutuhkan untuk
memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang
menyertainya.
14
Perusahaan harus berhati-hati dalam menetapkan harga karena dari
sinilah bisa di prediksikan apakah perusahaan mendapat keuntungan,
sedangkan unsur-unsur lain cenderung mengeluarkan biaya. Penetapan
harga oleh perusahaan akan mempengaruhi adanya tingkat penjualan
tertentu yang pada gilirannya mempengaruhi laba perusahaan.
4. Place (Distribution)
Agar setiap produk yang dihasilkan oleh perusahaan dapat
disalurkan kepada konsumen secara efisien dan efektif, maka dibutuhkan
adanya saluran distribusi. Menurut Philip Kotler ( 2003 :372 ) adalah “
marketing channel are set of independent organization invalue in process
of making a product or service for use or consumtion”
maksud dari
definisi ini adalah saluran distribusi merupakan seperangkat lembaga yang
melakukan semua kegiatan yang digunakan untuk menyalurkan produk
dari status pemiliknya dari produksi ke konsumsi.
Distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung
dan saling terlibat dalam proses untuk menjadikan produk atau jasa siap
untuk digunakan atau dikonsumsi. (Philip Kotler, 1997 : 58 ).
15
C. Bauran Promosi
Menurut Philip Kotler Bauran Promosi terdiri atas lima :
1. Periklanan (advertising)
Semua bentuk penyajian dan promosi non personal atau ide, barang
atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan promosi tertentu
2. Promosi Penjualan
Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba
atau membeli suatu produk atau jasa.
3. Hubungan Masyarakat (public relation)
Berbagai program untuk mempromosikan atau melindungi citra
perusahaan atau masing-masing produknya.
4. Penjualan Pribadi (personal selling)
Interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih guna
melakukan persentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan.
5. Pemasaran Langsung (direct marketing)
Penggunaan surat, telepon, faksimil, e-mail, dan alat penghubung
nonpersonal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau
mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan dan calon pelanggan
tertentu.
16
D. Persepsi
1. Pengertian Persepsi
Persepsi dalam arti sempit ialah penglihatan bagaimana
cara
seseorang melihat sesuatu , sedangkan dalam arti luas ialah pandangan
atau penglihatan bagaimana seseorang memandang atau mengartikan
sesuatu (Hakim, 2005). Kata persepsi berasal dari “perception” yang
berarti penglihatan, tanggapan, daya memahami, atau menanggapai
sesuatu (Echol dan Sadily, 2000: 424) dalam Zamroni (2006). Menurut
kamus besar bahasa Indonesia mendefinisikan persepsi sebagai tanggapan
(penerimaan) langsung dari sesuatu atau proses seseorang dalam
mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya (Depdiknas:2003).
Para ahli banyak mengemukakan pendapat secara definitif yang
berbeda satu sama lain. Dalam Zamroni (2006) berpendapat bahwa
persepsi adalah proses individu dapat mengenali objek atau fakta objektif
dengan menggunakan alat individu. Persepsi sesorang terhadap sesuatu
objek tidak berdiri sendiri akan tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor
baik dari dalam maupun dari luar dirinya. Adapun menurut Zamroni
(2006) faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi diantaranya adalah :
a. Motif
Merupakan faktor internal yang dapat merangsang perhatian. Adanya
motif dapat menyebabkan munculnya keinginan individu melakukan
sesuatu atau sebaliknya.
17
b. Kesediaan dan Harapan
Dalam menentukan mana yang akan dipilih untuk di terima
selanjutnya bagaimana pesan yang dipilih itu akan ditata dan di
interprestasi.
c. Intensitas Rangsangan
Kuat lemahnya rangsangan yang diterima akan sangat berpengaruh
bagi individu
d. Pengulangan
Suatu rangsangan yang muncul atau terjadi secara berulang-ulang akan
menarik perhatian sebelum mencapai titik jenuh.
Menurut Zamroni (2006), faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu :
a. Stimulus yang kuat
b. Fisiologi atau Psikologi
Jika sistem fisiologi terganggu maka akan berpengaruh dalam persepsi
sesorang. Sedangkan psikologis mencakup pengalaman, perasaan,
kemampuan berpikir dan sebagainya, juga akan berpengaruh bagi
seseorang dalam memberi persepsi.
c. Lingkungan
Situasi yang melatar belakangi stimulus juga mempengaruhi persepsi
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Stephen Robins
(2003 : 255 ) adalah :
18
a. Pelaku Persepsi
Cara pandang individu dalam mencoba menafsirkan dan dipengaruhi
oleh karakteristik pribadi dari pelaku individu.
b. Target Atau Objek
Karakteristik-karakteristik dari target yang akan diawali dapat
mempengaruhi apa yang dipersepsikan.
c. Situasi
Unsur-unsur lingkungan mempengruhi persepsi seseorang unsur-unsur
itu misalnya tempat, waktu, cahaya, panas, atau setiap jumlah faktor
situasional.
Persepsi adalah suatu proses dimana individu mengorganisasikan dan
menginterpretasikan kesan sensorik mereka untuk memberi arti pada
lingkungan mereka. Apabila seseorang sudah memiliki motivasi, maka orang
tersebut sudah siap untuk bertindak. Tindakan yang diambil ini akan
dipengaruhi oleh persepsi pada situasi yang dihadapinya. Dua orang dengan
motivasi dan tujuan yang sama mungkin bertindak secara berbeda karena
mereka berada dalam situasi yang berbeda (Stephen Robbin, 2003:88).
Persepsi merupakan suatu proses yang digunakan oleh individu untuk
memilih, mengorganisasi, menginterpretasikan masukan informasi guna
menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti ( Philip Kotler, 2003: 216)
persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada
rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan
individu yang bersangkutan.
19
2. Proses Persepsi
Persepsi melibatkan stimulus dari dunia luar, maka sistem proses
informasi konsumen pun terlibat, yaitu alat indera, ingatan jangka pendek,
dan ingatan jangka panjang (Wilkie 1990).
Proses informasi konsumen adalah suatu proses dimana konsumen
dihadapi pada suatu informasi yang kemudian konsumen terlibat kepada
informasi
tersebut,
lalu
konsumen
memperhatikan,
memahami,
menempatkannya kedalam ingatan, dan memanggilnya kembali di
kemudian hari.
Dibawah ini adalah suatu gambar yang menggambarkan proses
informasi konsumen (Mowen 1995). Didalam gambar tersebut terdapat
faktor penting yang mempengaruhi proses informasi, yaitu : persepsi,
tingkat keterlibatan konsumen, dan ingatan. Proses persepsi sendiri terdiri
dari tiga tahap, tahap pertama adalah tahap perkenalan dimana individu
menerima informasi melalui indera mereka. Tahap kedua adalah perhatian,
yaitu individu menempatkan kapasitas proses menjadi suatu stimulus.
Adapun tahap yang ketiga adalah tahap pemahaman, yaitu individu
mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi menjadi teratur
supaya memiliki arti. Jadi pemahaman adalah suatu proses merubah indera
stimulus agar dapat dipahami.
20
Gambar 2.2
Model Proses Informasi Konsumen
Informasi Yang Masuk
Perkenalan
Keterlibatan
Perhatian
Proses
ersepsiIngatan
Pemahaman
Persepsi
Sumber : John C Mowen, “Consumer Behavior“, 4th ed, 1998
Faktor kedua yang mempengaruhi proses informasi adalah faktor
keterlibatan konsumen, apakah konsumen akan pindah dari tahap
perkenalan ke tahap perhatian, dan akhirnya dari tahap pemahaman
menjadi
persepsi.
Selain
itu
keterlibatan
konsumen
konsumen
mempengaruhi fungsi ingatan, karena pemahaman dari keterlibatan
merupakan pusat dari pemahaman proses informasi dan persepsi.
Faktor yang terakhir adalah fungsi ingatan. Ingatan memegang
peran penting dalam masing-masing tahap persepsi. Ingatan membawa
proses perkenalan dan perhatian dengan membiarkan
konsumen
mengantisipasi stimulus yang mereka jumpai. Ingatan juga membantu
proses pemahaman konsumen dengan menyimpan pengetahuan tentang
lingkungannya. Pengetahuan ini kemudian dapat dipanggil kembali dan
21
digunakan untuk membantu konsumen dalam memahami suatu stimulus.
(Kotler 2003)
Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda dari objek yang sama
dan karena adanya empat proses persepsi : perhatian yang selektif, distorsi
selektif, ingatan selektif dan persepsi Subliminal. (Philip Kotler,2007
:228) :
a. Perhatian Yang Selektif
Perhatian harus dibuat selektif agar dapat menarik konsumen karena
pesan yang disampaikan akan hilang, kecuali pesan yang cukup
menonjol. Artinya pemasar harus bekerja keras dalam rangka menarik
perhatian konsumen, tantangan yang sesungguhnya adalah rangsangan
yang mana yang akan diperhatikan orang. Berikut ini adalah beberapa
temuan :
1). Orang cenderung memperhatikan rangsangan yang berhubungan
dengan kebutuhannya saat ini.
2). Orang cenderung memperhatikan rangsangan yang mereka
antisipasi.
3). Orang cenderung memperhatikan rangsangan yang berdeviasi
besar terhadap ukuran rangsangan normal.
b. Distorsi Selektif
Menjelaskan kecenderungan orang untuk mengubah informasi yang
diantaranya sesuai dengan pengertiannya sendiri, karena pada dasarnya
orang cenderung menafsirkan informasi dengan cara yang lebih
22
mendukung dari pada menentang konsepsi-konsepsi yang telah
dimilikinya. Dengan demikian pemasar harus berupaya untuk
memahami susunan pikiran konsumen dan bagaimana dampak serta
interpretasi iklan dan produk mereka.
Distorsi selektif dapat berfungsi bagi keuntungan pemasar dengan
merek yang kuat ketika konsumen mengganggu informasi merek yang
netral atau ambigu untuk membuatnya lebih positif.
c. Ingatan Selektif
Mengingat yang selektif, berarti mereka akan mengingat apa yang
dikatakan sebagai keunggulan satu produk yang melupakan apa yang
dikatakan pesaing, konsumen akan mengingatnya pada saat pemilihan
produk. Kita cenderung mengingat hal-hal baik yang disebutkan
tentang produk pesaing. Ingatan selektif menjelaskan mengapa para
pemasar menggunakan drama dan pengulangan dalam mengirimkan
pesan ke pasar sasaran mereka memastikan bahwa pesan mereka tidak
diremehkan.
d. Persepsi Subliminal
Mekanisme persepsi selektif menuntut keterlibatan dan pemikiran aktif
pihak konsumen. Sebuah topik yang telah mendorong pemasar kursi
roda untuk orang tua adalah persepsi subliminal. Argumennya adalah
pemasar diam-diam menanamkan pesan subliminal dalam iklan dan
kemasan. Konsumen tanpa sengaja menyadari pesan ini, tapi pesan-
23
pesan ini mempengaruhi perilaku mereka. Walaupun jelas banyak efek
bawah sadar yang stabil biasa saja ada pada pengolahan konsumen.
3. Stimulus-Stimulus Persepsi
Stimulus merupakan hasil proses dari informasi dan kemudian di
interpretasikan dan mempunyai arti disebut dengan persepsi (David O
Sears, et. al, 1994). Sedangkan stimulus sendiri adalah masukan-masukan
informasi yang dapat berupa produk, kemasan, merek, atau iklan media
cetak. Dengan kata lain, persepsi berkaitan dengan bagaimana kita melihat
dunia di sekitar kita. Stimuli atau stimulus merupakan bentuk fisik, visual,
atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi individu. Stimuli terdiri
dari dua bentuk:
a. Stimuli Pemasaran
Stimuli pemasaran adalah setiap komunikasi atau stimuli fisik yang di
desain untuk mempengaruhi konsumen. Produk dan komponen-komponen
(seperti kemasan, isi, ciri fisik) adalah stimuli utama (primary stimulus).
Komunikasi yang di desain untuk mempengaruhi konsumen adalah stimuli
tambahan (secondary stimulis) yang mempresentasikan produk seperti
kata-kata, gambar, dan simbol atau melalui stimuli lain yang diasosiasikan
dengan produk seperti harga, toko, tempat produk dijual dan pengaruh
sales.
Pemaparan yang konstan dari secondary stimulis terhadap konsumen akan
sangat dibutuhkan untuk tetap ikut dalam persaingan pasar. Iklan yang
ditayangkan secara terus-menerus bukan bertujuan untuk memperoleh
24
keuntungan secara langsung, melainkan untuk membujuk agar konsumen
bersedia untuk melakukan pembelian kembali. Oleh karena itu penentu
akhir pada tindakan konsumen dimasa mendatang adalah pengalaman
dengan menggunakan produk ((primary stimulus).
Persyaratan kunci yang diperlukan dalam komunikasi stimuli sekunder
pada konsumen adalah pengembangan konsep produk yang dapat
diarahkan pada kebutuhan yang didefinisikan pada kelompok konsumen
melalui pesan, simbol, dan citra.
b. Stimuli Lingkungan (Sosial dan Budaya)
Stimuli
lingkungan
adalah
stimuli
fisik
yang
didesain
untuk
mempengaruhi keadaan lingkungan. Ada dua faktor kunci yang
menentukan stimuli akan dirasakan dan bagaimana stimuli itu dipersepsi.
1). Karakteristik stimulus yang mempengaruhi persepsi
Beberapa karakteristik iklan dan stimuli pemasaran lainnya akan
membuat pesan lebih dirasakan konsumen seperti yang diharapkan
oleh pemasar. Karakteristik itu dibagi dalam dua kelompok yaitu
elemen indrawi (cencory element) dan elemen strukturan (struktural
elemen).
2). Karakteristik konsumen yang mempengaruhi persepsi
Persepsi seseorang konsumen atas berbagai stimulus yang diterimanya
dipengaruhi oleh karakteristik yang dimilikinya. Ada lima karakteristik
konsumen yang mempengaruhi persepsi yaitu:
25
a). Membedakan Stimulus
Hal yang penting bagi pemasar adalah mengetahui bagaimana
konsumen bisa mengetahui dan membedakan merek berdasarkan
rasa, warna, bau atau yang lainnya. Pada kenyataannya banyak
konsumen yang membedakan merek berdasarkan rasa, tapi ada
juga konsumen yang merasa kesulitan membedakan merek
berdasarkan
rasa
atau
bau.
Maka
para
pemasar
sering
menggunakan iklan agar konsumen mampu membedakan merek.
b). Tingkat Ambang Batas
Kemampuan konsumen untuk mendeteksi perbedaan dalam suara,
cahaya, bau, atau stimuli lainnya yang ditentukan oleh tingkat
ambang batasnya (treshold level). Ada dua jenis treshold level
yaitu absolute threshold level dan differential threshold level.
Absolute threshold level adalah jumlah rangsangan minimun yang
dapat dideteksi oleh indrawi. Sedangkan differential threshold level
adalah kemampuan sistem indarawi untuk mendeteksi atau
membedakan antara dua stimuli.
c). Persepsi Bawah Sadar
Para pemasar selalu berusaha dan menekankan pada penciptaan
iklan atau pesan yang dideteksi atau bisa disadari oleh konsumen.
Artinya para pemasar berusaha menciptakan pesan diatas tingkat
ambang batas kesadaran konsumen. Para peneliti menemukan
bahwa konsumen sebenarnya mampu memberikan respon atas
26
informasi atau pesan yang datang pada bawah sadarnya. Artinya
pada saat konsumen dirangsang oleh iklan atau pesan sebenarnya
konsumen tidak menyadari akan keberadaan iklan atau pesan
tersebut.
d). Tingkat Adaptasi
Tingkat adaptasi ini merupakan salah satu konsep yang berkaitan
erat dengan ambang batas absolute, dimana konsumen sudah
merasa terbiasa dan tidak lagi mampu memperhatikan stimulus,
maka itu pula absolute thresold berubah. Tingkat adaptasi terjadi
ketika konsumen tidak lagi memperhatikan stimulus yang
berulang-ulang.
e). Generalisasi Stimulus
Proses yang terjadi pada konsumen sebenarnya tidak hanya
membedakan antara satu stimulus dengan stimulus lainnya tapi
konsumen juga berusaha menggeneralisasi stimulus. Konsumen
yang berusaha melihat kesamaan-kesamaan dari stimulus yang
diterima berarti konsumen sedang melakukan generalisasi. Jadi
generalisasi terjadi ketika konsumen melihat dari dua stimulus atau
lebih mempunyai kesamaan (mempunyai hubungan yang dekat)
dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
4. Fungsi Persepsi
Berdasarkan keterangan dan teori-teori diatas dapat diambil
kesimpulan fungsi dari persepsi antara lain yaitu :
27
a. Menanggapi objek yang di informasikan
b. Memilih objek yang diterima
c. Mengorganisasikan masukan informasi
d. Menginterpretasikan masukan infomasi
E. Promosi
1. Pengertian Promosi
Menurut Philip Kotler ( 2003, 142) promosi adalah suatu kegiatan
yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkonsumsikan manfaat dari
produknya
dan
meyakinkan
konsumen
(harga
konsumen)
agar
membelinya.
Menurut Jullian Cummins(2001: 11) promosi adalah serangkaian
teknik yang digunakan untuk mencapai sasaran-sasaran penjualan dengan
penggunaan biaya yang efektif, dengan memberikan nilai tambah pada
produk atau jasa baik kepada perantara maupun pemakai langsung.
Biasanya tidak dibatasi dalam jangka waktu tertentu.
Menurut definisi diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa
promosi adalah suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk
mengkomunikasikan manfaat dari produknya dan untuk meyakinkan
konsumen untuk membelinya. Dari pengertian diatas, menerangkan bahwa
konsumen baru akan membeli bila produk yang ditawarkan memiliki
kegunaan yang tidak dimiliki oleh produk pesaing.
28
2. Tujuan Promosi
Kegiatan promosi dapat dilakukan dengan cara langsung atau
melewati media komunikasi massa kegiatan ini dapat dilakukan dengan
berdasarkan pada tujuan promosi sehingga dapat membantu perusahaan
dalam mencapai tujuan yang dikehendakinya. Secara garis besar tujuan
promosi menurut Jullian Cummins (2001 : 8) adalah :
a. Meningkatkan volume penjualan
b. Meningkatkan percobaan oleh konsumen
c. Meningkatkan pembelian berulang
d. Meningkatkan kesetian konsumen
e. Meningkatkan dan memperluas pemakaian
f. Menimbulkan kesadaran
g. Mengalihkan perhatian dari harga
h. Menimbulkan minat
i. Memperoleh dukungan perantara
j. Memperoleh display
3. Promosi Penjualan
a. Pengertian Promosi Penjualan
Institute of sales promotion atau yang dikutip oleh Jullian
Cummins (2001 :1) badan yang menampung para praktisi utama
promosi penjualan di inggris, memberikan definisi sebagai berikut :
promosi penjualan terdiri dari serangkaian teknik yang digunakan
untuk tercapai sasaran penjualan atau pemasaran dengan penggunaan
biaya yang efektif, dengan memberikan nilai tambahan pada produk
atau jasa baik kepada perantara maupun pemakaian langsung, biasanya
tidak dibatasi dalam jangka waktu tertentu.
29
Kegiatan pemasaran haruslah dilihat sebagai kombinasi dari
ketiga manfaat dan kelima alat bauran promosi. Dengan definisi ini,
berarti promosi penjualan adalah alat dan sekaligus merupakan
manfaat. Dan definisi ini menurut Jullian Cummins (2001: 13)
mempunyai dua kelebihan terhadap definisi bauran promosi yang biasa
dipakai yaitu :
1.) Menjelaskan mengapa teknik-teknik promosi seringkali digunakan
untuk menyampaikan manfaat fungsi dan citra serta manfaat ekstra.
2) Menjelaskan mengapa promosi penjualan dan manfaat ekstra
mempunyai peran yang demikian penting dalam dunia usaha.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat diketahui bahwa
promosi penjualan dapat disusun, diorganisir dan dilaksanakan dengan
sangat cepat, untuk mengatasi masalah usaha begitu masalah itu
muncul. Akan tetapi semua kegiatan usaha akan lebih baik apabila
direncanakan secara strategis.
Tiga alasan mengapa kita sebaiknya melakukan pendekatan
secara terarah dan strategis dalam merencanakan promosi menurut
Jullian Cummins (2001 :18) :
1.) Memungkinkan suatu tawaran disusun diatas tawaran sebelumnya
dengan demikian menghasilkan kesinambungan pasar atau pesan.
2.) Meningkatkan kemungkinan penyamaran citra dan nilai-nilai
fungsional, sehingga memperbesar pengaruh promosi tersebut.
30
3.) Menghasilkan penghematan waktu dan uang yang cukup besar, dan
mempercepat tanggapan.
b. Tujuan Promosi Penjualan
Tujuan promosi penjualan menurut Jullian Cummins (2001 :
20) adalah
1). Meningkatkan tindakan pembelian yang dilakukan oleh konsumen
aktif
2). Meningkatkan usaha dan intensitas penjualan para reseller dan sales
personal atau para penjual
3). Melengkapi kegiatan atau mempermudah kegiatan penjualan
perorangan.
c. Menyeleksi Alat-Alat Promosi Penjualan
Perencanaan suatu promosi penjualan harus mencangkup
materi mengenai pangsa pasar yang dituju, tujuan dari promosi
penjualan, mengenai kondisi-kondisi pesaing dan adanya efektifitas
biaya dari tiap-tiap peralatan dari promosi penjualan.
Menurut Kotler (2003 : 665) peralatan promosi penjualan terdiri dari :
1). Consumer Promotion Tools
Adalah promosi dari produsen dan pengecer yang ditujukan bagi
konsumen. Peralatan dari promosi penjualan yang ditujukan
kepada konsumen tersebut dapat berupa :
(a) Sampel
(b) Potongan harga pada kemasan
(c) Premium atau hadiah
31
(d) Hadiah
(e) Mencoba produk secara gratis
(f) Jaminan produk
(g) Promosi bersama
(h) Peragaan dan demonstrasi
(i) Bonus dalam kemasan
2). Trade Promotion Tools
Adalah promosi yang dilakukan oleh produsen yang ditujukan bagi
saluran perdagangan alat promosi yang dapat dipergunakan dari
promosi perdagangan adalah
(a). Potongan harga
(b). Bantuan
(c). Barang-barang yang diberikan secara gratis
3). Business And Sales Force Promotion Tools
Adalah alat yang digunakan dengan tujuan-tujuan yang telah
diuraikan kepada pengumpul data para pengusaha, mempengaruhi
dan menghadiahi pelanggan serta mendorong organisasi penjualan
dengan usaha yang lebih besar.
Alat promosi yang dapat digunakan dari promosi usaha ini adalah :
(a). Pertemuan dan pameran dagang
(b). Kontes khusus
(c). Iklan khusus
(d). Siklus hidup produk
32
F. Promosi Bonus Dalam Kemasan
1. Definisi Bonus Dalam Kemasan
Menurut Philip Kotler ( 2003 : 32) definisi bonus dalam kemasan
adalah reduce price pack is a single package sold a reduce price “ artinya
bonus dalam kemasan yang dijual pada pengurangan harga.
Menurut Jullian Cummins (2001 : 114 ) bonus dalam kemasan
adalah tawaran dengan manfaat ekstra dimana manfaat ekstra tersebut
berbentuk suatu barang dagangan.
Menurut Terrence A .Shimp (2000) definisi dari bonus dalam
kemasan adalah ”Bonus pack, are extra quantities of a product that a
company gives to consumers at the regular price” artinya tambahan
produk dari perusahaan untuk diberikan kepada konsumen dengan harga
yang sama.
Menurut Boyd Harper W (2002 : 221 ) bonus dalam kemasan
adalah upaya untuk menarik pembelian dengan menawarkan produk atau
jasa gratis dengan harga yang sudah dikurangi untuk mendorong
pembelian produk lain. Bonus dalam kemasan salah satu dari sekian
banyak teknik yang digunakan dalam promosi penjualan. Bonus dalam
kemasan adalah sebuah kemasan spesial yang menawarkan kepada
konsumen sebuah ekstra produk tambahan dengan tanpa biaya tambahan
(Urseth, 1994).
Jadi dapat disimpulkan bahwa bonus dalam kemasan adalah
merupakan salah satu strategi dalam promosi penjualan menawarkan
33
produk atau jasa dengan gratis dengan harga yang sudah dikurangi untuk
mendorong pembelian produk lain.
2. Peran Positif Bonus Dalam Kemasan
Saat ini konsumen lebih sadar dari pada sistem pembelajaran yang
dilakukan sebelumnya, maka promosi bonus dalam kemasan berkembang
dengan cepat dan merupakan cara yang paling cepat diterima oleh
perusahaan untuk meningkatkan volume penjualan.
Melalui bonus dalam kemasan produsen berkeyakinan bahwa
produk ekstra akan sampai kepada konsumen dari pada sistem penyerapan
sebagai margin.
Dalam beberapa hal promosi bonus dalam kemasan memberikan
penawaran waktu terbatas dan dirancang untuk mendukung penjualan
jangka pendek menambah kesadaran produk. Selanjutnya teknik
menyelamatkan produsen dari keharusan mengurangi harga agar dapat
memperoleh harga bersaing. Pengurangan harga dapat merusak ekuitas
merek, terutama apabila terdapat harga kualitas yang kuat dan positif
(Lichtenstein dan Burton, 1989). Dan juga melalui bonus dalam kemasan,
produsen berkeyakinan bahwa tawaran ekstra akan sampai kepada
konsumen dari pada sistem penyerapan sebagai margin tambahan oleh
pedagang eceran (Schultz et al 1994, p.64).
34
3. Kekurangan Bonus Dalam Kemasan.
Bonus dalam kemasan dapat memiliki kekurangan bila ditinjau dari
kemampuan pergudangan, pengiriman, inventaris dan penyusunan
produksi.
Kekurangan bonus dalam kemasan ini dapat mengakibatkan
perusahaan akan menghentikan promosi tersebut. Sehingga bagi konsumen
yang melakukan pembelian berdasarkan faktor bonus yang diberikan oleh
perusahaan akan berpindah untuk pencari produk lain yang menawarkan
bonus dalam kemasan (Raya 2006).
4. Hal Yang Perlu Di Evaluasikan Dalam Promosi Penjualan
a. Kenaikan margin penjualan
Kenaikan marjin penjualan dalam hal ini bahwa perusahaan harus
dapat menentukan dan mengukur berapa besarnya kenaikan laba
dan keuntungan yang didapat dari produk dengan produk yang
dibandingkan sebelumnya karena hal ini menentukan keuntungan
perusahaan dimasa yang akan datang.
b. Tambahan biaya karena bonus dalam kemasan
c. Potensial peningkatan penjualan
d. Potensial kerugian
bahwa perusahaan harus melihat dan mengevaluasi serta menganalisis
apakah pemberian bonus dalam kemasan tersebut menyebabkan kerugian
terhadap perusahaan. (M. Taufiq Amir, 2000: 86)
35
G. Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian merupakan salah satu bentuk perilaku
konsumen dalam menggunakan atau mengkonsumsi suatu produk.
Konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli atau memakai
suatu produk akan melalui sebuah proses di mana proses tersebut
merupakan gambaran dari bagaimana konsumen menganalisis berbagai
macam
masukan untuk mengambil keputusan dalam
melakukan
pembelian.
“Keterlibatan Konsumen Dan Pembuatan Keputusan Konsumen”
Mowen (2000) mengemukakan bahwa tingkat keterlibatan konsumen
dalam suatu pembelian dipengaruhi oleh kepentingan personal yang
dirasakan yang ditimbulkan oleh stimulus. Dengan perkataan lain, apakah
seseorang merasa terlibat atau tidak terhadap suatu produk ditentukan oleh
apakah dia merasa penting atau tidak dalam pengambilan keputusan
pembelian produk. Karakteristik yang mempengaruhi konsumen untuk
membeli
Kotler (2000 : 161) berpendapat bahwa pembelian konsumen amat
sangat dipengaruhi oleh beberapa karakteristik dan karakteristik tersebut
masih
sulit
dikendalikan
oleh
pemasar
tetapi
mereka
harus
memperhitungkan itu semua.
36
Gambar 2.3
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen
Budaya
Sosial
Pribadi
Budaya
Kelompok acuan
Psikologi
Umur dan tahap
daur hidup
Sub Budaya
Pekerjaan
Keluarga
Kelas Budaya
Situasi ekonomi
Motivasi
Pembeli
Persepsi
Gaya hidup
Pengetahuan
Kepribadian
Keyakinan dan sikap
Peran dan status
Sumber : Kotler (2000 : 161)
1.
Proses Keputusan Membeli
Tahap-tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai keputusan untuk
membeli, dan pemasar perlu memusatkan perhatiannya pada proses
pembelian secara keseluruhan bukan hanya pada keputusan pembeli saja
menurut Lamb, Hair dan Mcdaniel (2002 : 142) adalah:
a. Pengenalan Kebutuhan (Need Recognition)
Proses membeli dimulai dengan pengenalan kebutuhan dimana
pembeli mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli akan
merasakan perbedaan antara keadaan yang nyata dan keadaan yang
diinginkannya. Jika kebutuhan tersebut diketahui, maka konsumen
akan segera memahami adanya kebutuhan yag belum perlu segera
dipenuhi atau masih bisa ditunda pemenuhannya, serta kebutuhankebutuhan yang sama-sama harus segera dipenuhi.
37
b. Pencarian Informasi (Information Seacrh)
Seorang konsumen yang sudah tertarik mungkin mencari lebih
banyak informasi tetapi mungkin juga tidak. Bila dorongan konsumen
kuat dan produk yang dapat memuaskan ada dalam jangkauan,
konsumen
kemungkinan
akan
membelinya.
Kosumen
dapat
memperoleh informasi dari beberapa sumber antara lain:
1)
Sumber Pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan.
2)
Sumber Kormersial : iklan, wiraniaga, agen, kemasan, pajangan.
3)
Sumber Publik : media massa, organisasi penilai konsumen.
4)
Sumber
Pengalaman
:
penanganan,
pemeriksaan, penggunaan produk.
c. Evaluasi Alternatif (Evaluation of Alternaitves)
Tahap dari proses keputusan pembeli, yaitu ketika konsumen
menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam
perangkat pilihan. Pengevaluasian ini tidak dapat terpisah dari
pengaruh sumber-sumber yang dimiliki (waktu, uang, informasi)
maupun resiko keliru dalam pemilihan.
d. Keputusan Membeli (Purchase)
Setelah tahap-tahap sebelumnya dilakukan, sekarang tiba saatnya
bagi pembeli untuk mengambil keputusan apakah membeli atau tidak.
Jika dianggap bahwa keputusan yang diambil adalah membeli, maka
pembeli akan menjumpai serangkaian keputusan yang menyangkut
38
jenis produk, bentuk produk, merek, penjual, kuantitas, waktu
pembelian, dan cara pembayarannya.
e. Tingkah Laku Pasca Pembelian (Post Purchase Behavior)
Tahap dari proses keputusan pembeli yaitu ketika konsumen
mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan pada
rasa puas atau tidak puas. Ada kemungkinan bahwa pembeli memiliki
ketidak-sesuaian sesudah ia melakukan pembelian karena mungkin
harganya dianggap terlalu mahal, atau mungkin karena tidak sesuai
dengan keinginan atau gambaran.
2.
Tahap-tahap Siklus Pembelian
Tiap kali konsumen membeli, konsumen akan mengalami yang biasa
kita sebut siklus pembelian. Griffin (1995:19) mennyatakan ada lima tahap
siklus pembelian kembali:
a. Kesadaran (Awareness)
Langkah pertama
dalam
kesetian dimulai dimana
pelanggan
mengetahui akan produk atau jasa dari perusahaan tersebut.
Pemberitahuan ini bisa melalui iklan, jasa pos, media cetak, informasi
dari orang lain (WOM), komunikasi, dan kegiatan pemasaran. Pada
tahap
ini,
pelanggan
potensial
mengetahui
akan
keberadaan
perusahaan, namun terdapat sedikit janji. Hal ini dapat menyebabkan
perusahaan lain mencuri pelanggan sebelum perusahaan semula
memulai kegiatan.
39
b. Pembelian Awal (Initial Purchase)
Pembelian pertama kali adalah langkah yang penting dalam
kemampuan untuk memelihara kesetian. Pertama pembelian adalah
pembelian percobaan dan perusahaan dapat mempegaruhi palanggan
secara positif ataupun negatif dengan produk, karyawan, jasa dan
bahkan lingkungan secara fisik. Pertama pembelian terjadi, perusahaan
mendapat kesempatan untuk sungguh-sungguh memulai memelihara
pelanggan yang setia.
c. Penilaian Setelah Membeli (Post Purchase Evaluation)
Setelah pembelian terjadi, pelanggan secara sadar atau tidak sadar
mengevaluasi transaksi. Jika pelanggan puas atau tidak cukup puas
akan beralih ke produk atau jasa perusahaan lain.
d. Keputusan untuk Membeli Kembali (Decision To Purchase)
Komitmen untuk pembelian kembali adalah sikap yang paling penting
dalam membangun kesetian bahkan lebih penting dari kepuasan.
Keputusan untuk membeli kembali adalah langkah alami ketika
pelanggan merasa memiliki perasaan emosional yag kuat terhadap
produk atau jasa tersebut. Salah satu cara untuk mendapatkan
keputusan pelanggan dalam membeli kembali adalah dengan
menetapkan gagasan pada pikiran pelanggan bahwa dengan berpindah
ke perusahaan lain akan memakan biaya pada pelanggan dalam waktu
dan uang.
40
e. Pembelian Kembali (Repurchase)
Langkah terakhir dalam tahap ini adalah pembelian kembali. Hal dasar
yang harus diperhatikan dalam kesetian pelanggan adalah harus
membeli lagi pada perusahaan yang sama. Pelanggan yang benar-benar
loyal akan menolak persaingan dan akan membeli kembali dari
perusahaan yang sama dimana sewaktu-waktu akan diperlukan.
H. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu dilakukan oleh Narulita Syarweni dan
Abdillah, dalam jurnalnya tahun 2002 yang berjudul : “Pengaruh Undian
Berhadiah Terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah Dan Jumlah Tabungan
Di Bank XYZ“.
Penelitiannya yang dilakukan menggunakan data kuantitatif dan
kualitatif,
kemudian teknik pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara, studi lapangan dan studi pustaka.
Hasil penelitiannya mengemukakan bahwa tingkat keberhasilan
dari penyelenggaraan program ini hanya pada kenaikan jumlah penabung
serta kenaikan jumlah uang tabungan yang ada di bank XYZ. Dari
perhitungan peneliti yang dilakukan, terdapat korelasi antara pemberian
hadiah dengan kenaikan jumlah nasabah sebesar 95 %. Sedangkan antara
pemberian hadiah dengan jumlah simpanan uang sebesar 91 %. Dari hasil
analisa determinasi antara pemberian undian berhadiah dengan jumlah
nasabah sebesar 90,25 % dan antara pemberian undian berhadiah dengan
jumlah simpanan uang sebesar 82,81 %. Sehingga dapat dikatakan terjadi
41
hubungan yang kuat antara pemberian kupon undian dengan peningkatan
jumlah nasabah dan peningkatan jumlah simpanan uang di bank XYZ ini.
Hasil ini diperkuat dengan analisis t-test
bahwa ada pengaruh yang
signifikan anatara pemberian undian berhadiah terhadap peningkatan
jumlah nasabah dan peningkatan jumlah simpanan uang. Disarankan agar
pemberian undian berhadiah tersebut tetap dipertahankan dan jika
mungkin ditingkatkan lagi kualitas dan kuantitasnya dalam upaya untuk
mempertahankan nasabah setia serta meningkatkan terus jumlah uang
tabungan di bank XYZ ini.
Ni Wayan Ekawati (2004) dalam jurnalnya yang berjudul ”Analisis
Perilaku Konsumen Mancanegara dalam Keputusan Pembelian Produk
Emas dan Perak pada Toko Kerajinan (Art Shop) di desa Celuk Gianyar
Bali.
Penentuan sampel menggunakan metode accidental sampling
dengan jumlah sampel 116 responden. Alat analisis yang digunakan adalah
analisis faktor dan analisis regresi berganda.
Hasil penelitiannya menunjukkan enam belas variabel penelitian
yang tersebar dalam tujuh faktor, yaitu faktor ukuran terdiri atas variabel
ukuran, kualitas, desain, dan keunikan ; faktor potongan harga terdiri atas
variabel tata letak produk dan arsitek bangunan ; faktor teman terdiri atas
variabel nilai budaya dan pengalaman tentang produk ; faktor transportasi
terdiri atas variabel transportasi dan saluran distribusi ; dan faktor pameran
terdiri atas variabel atas pameran dan personal selling. Dari tujuh faktor
42
tersebut yang paling berpengaruh dalam keputusan pembelian produk
emas dan perak adalah faktor ukuran produk.
Raya (2006) “Analisis Persepsi Konsumen Terhadap Bonus Dalam
Kemasan Pengharum Pakaian Softener Soklin” hasil penelitiannya dapat
diketahui bahwa persepsi konsumen terhadap bonus dalam kemasan yang
terdapat dalam pengharum pakaian softener soklin adalah baik, ini ditandai
oleh jawaban responden bahwa rata-rata responden setuju terhadap bonus
dalam kemasan yang diberikan perusahaan. Ini dibuktikan dengan
perhitungan dan hasil jawaban responden adalah 4,00 dan bila diletakkan
dalam rentang skala, maka di kategori setuju terhadap bonus dalam
kemasan yang diberikan perusahaan. Dan juga hasil t0 (1,7872) > ta
(1,645), maka H0 di tolak jadi hubungan positif antara persepsi konsumen
terhadap bonus dalam kemasan
Ahmad Nida (2008) ”Analisis Pengaruh Persepsi Konsumen Dan
Bonus Dalam Kemasan Terhadap Keputusan Pembelian”(Studi kasus pada
produk Pepsodent), disini diketahui bahwa pengaruh persepsi konsumen
sebagai variabel (X1), bonus dalam kemasan sebagai variabel (X2) dan
keputusan pembelian
sebagai (Y). Tehnik pengumpulan data yang
dilakukan oleh penulis adalah dengan menggunakan penyebaran kuisioner
dan studi kepustakaan. Hasil dari penelitiannya mendapatkan nilai R =
0,428 menunjukan bahwa persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan
terhadap keputusan pembelian mempunyai hubungan yang sedang.
Variabel X1 (persepsi konsumen) adalah berpengaruh secara signifikan
43
terhadap variabel Y (keputusan pembelian) karena nilai t
tabel
hitung
3,675 > t
1,984. Variabel X2 (bonus dalam kemasan) adalah berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel Y (keputusan pembelian) karena nilai t
2,021 > t
tabel
hitung
1,984. Dan hasil uji simultan (uji F) dapat disimpulkan
bahwa variabel X1 (persepsi konsumen) dan X2 (bonus dalam kemasan),
secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap variabel Y
(keputusan pembelian) karena nilai F
hitung
10,875 > F
tabel
3,090 dengan
level signifikansi 0,000 < 0,05 maka menolak Ho dan menerima Ha
artinya terdapat hubungan variabel persepsi konsumen dan bonus dalam
kemasan dengan variabel keputusan pembelian.
Ajie Fikriaji (2009), ”Analisis Efektifitas Promosi Melalui Bonus
Langsung Dalam Kemasan Produk dan Brand Equity Merek Sabun Mandi
Kesehatan Nuvo” (Studi Kasus di Kota Bogor). Metode analisis yang
digunakan adalah analisis deskriptif, uji Cochran, skala semantic
differensial dan skala likert dengan bantuan alat pengolah data SPSS versi
15 dan MS Excel 2007.
Promosi melalui bonus langsung dalam kemasan produk Nuvo,
dianalisis menggunakan EPIC model, dilihat dari empat dimensi yaitu
emphaty, persuasion, impact, dan communication. Keempat dimensi
tersebut dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Perhitungan dimensi
empati didapat nilai rataan 2,28. Dimensi persuasi memiliki rataan 2,15.
Dimensi dampak memiliki rataan 1,91 dan dimensi komunikasi memiliki
rataan 2,29. Walaupun nilai rataannya berbeda-beda namun semua dimensi
44
tersebut masuk kedalam kategori cukup efektif pada rentang skala posisi
keputusan yaitu 1,60-2,40.
Secara keseluruhan nilai EPIC Rate yang didapat adalah 2,157, dan
dapat disimpulkan bahwa promosi melalui bonus langsung dalam kemasan
produk sabun nuvo adalah cukup efektif di mata konsumen, namun masih
kurang mengena pada segi persuasi dan dampak promosi tersebut kepada
masyarakat. Ekuitas merek sabun Nuvo dapat tercipta salah satunya dari
promosi yang dilakukan oleh sabun Nuvo. Elemen-elemen ekuitas merek
yang dianalisis dalam penelitian ini adalah kesadaran merek, asosiasi
merek, persepsi kualitas dan loyalitas merek. Dalam segi kesadaran merek
yang dianalisis dengan analisis deskriptif, sabun Nuvo telah telah disadari
keberadaannya di masyarakat. Analisis asosiasi merek menggunakan uji
Cochran, hasil penelitian menunjukan bahwa asosiasi-asosiasi yang
menjadi brand image dari sabun Nuvo adalah sabun yang mudah
didapatkan dan tersedia di toko-toko terdekat. Asosiasi sebagai sabun
kesehatan malah tidak menjadi brand image dari sabun Nuvo. Analisis
persepsi kualitas merek Nuvo menggunakan skala semantic differensial,
dari delapan atribut persepsi kualitas yang diujikan pada sabun Nuvo,
Lifebouy dan Detol, sabun Nuvo tidak memiliki satupun kesan kualitas
yang menonjol. Analisis yang terakhir adalah analisis loyalitas merek
Nuvo, hasilnya konsumen sabun Nuvo belum memiliki loyalitas terhadap
merek sabun Nuvo, hal ini terlihat dari piramida loyalitas merek yang
tidak berbentuk piramida terbalik.
45
I. Kerangka Pemikiran
Perusahaan memegang peranan penting dalam kegiatan perusahaan
terutama dalam memasarkan produknya. Berbagai cara dilakukan kegiatan
perusahaan untuk mengembangkan produknya dalam menghadapi para
pesaingnya. Adapun strategi yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mendapat perhatian dari para konsumen yaitu dengan lebih meningkatkan
kualitas sumber daya marketing terutama pada penetapan strategi yang
terbaik untuk perusahaan. Pada dasarnya bila sebuah perusahaan
mempunyai strategi yang terbaik dalam mengelola bisnisnya, maka
perusahaan akan mendapatkan keuntungan. Salah satu strategi tersebut
adalah dengan melakukan promosi penjualan. Promosi penjualan pada
sebuah perusahaan harus berorientasi terhadap harga, apakah harga akan
dinaikkan atau diturunkan. Dalam hal ini sebuah perusahaan yang
menggunakan strategi promosi harus dapat melakukan efisiensi biaya yang
akan dikeluarkan untuk menjalankan kegiatan promosi tersebut.
Bauran promosi berperan penting terhadap kegiatan perusahaan.
karena dengan adanya bauran promosi yang ditetapkan oleh sebuah
perusahaan, maka secara tidak langsung bila dilihat dari segi penjualan,
perusahaan salah satu strategi yang dilakukan oleh perusahaan dalam
meningkatkan volume penjualan perusahaan.
Bonus dalam kemasan merupakan salah satu strategi promosi
penjualan yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan volume
penjualan dalam jangka pendek dan mempertahankan kesetiaan konsumen
46
akan produk yang sudah baik, juga memberikan daya tarik kepada
konsumen untuk memutuskan membeli.
Agar dapat melihat keberhasilan sebuah promosi penjualan yang
dalam hal ini menggunakan bonus dalam kemasan yang diberikan dan
dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut :
a. Kepercayaan akan penawaran
b. Nilai yang dirasakan
c. Niat pembelian
d. Persepsi terhadap perusahaan yang menawarkan bonus dalam
kemasan
Melihat
adanya
bonus
dalam
kemasan
ini
maka
akan
mempermudah perusahaan dalam menilai kebutuhan para pelanggan dan
dapat mengetahui keinginan konsumen lebih baik. Konsumen juga akan
memperoleh informasi lebih lengkap dan akurat mengenai produk yang
dijual perusahaan.
47
Gambar 2.4
Bagan Kerangka Pemikiran
Persepsi Konsumen
(X1)
Bonus Dalam
Kemasan (X2)
Keputusan Pembelian
Konsumen (Y)
Regresi Linier
Berganda
Uji t
Uji F
J. Hipotesis
Lind (2003) menyatakan bahwa hipotesa adalah suatu pernyataan
mengenai nilai suatu parameter populasi yang dimaksudkan untuk
pengujian dan berguna untuk pengambilan keputusan. Hipotesis juga
merupakan pernyataan belum teruji yang menjelaskan suatu fakta atau
fenomena jawaban masalah penelitian, berdasarkan telaah konsep teoritis
yang perlu diuji secara empiris (Indriantoro dan bambang, 2002 :250)
48
Adapun teknik pengujian hipotesis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik analisis korelasi sederhana karena penelitian
hanya meneliti hubungan antara dua variabel saja yaitu persepsi konsumen
terhadap bonus dalam kemasan dan keputusan pembelian konsumen.
Hipotesis yang penulis pergunakan dalam skripsi ini adalah :
H0 =
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi
konsumen terhadap keputusan pembelian
Ha =
Terdapat pengaruh yang signifikan antara bonus dalam
kemasan terhadap keputusan pembelian
H0 =
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi
konsumen dan bonus dalam kemasan terhadap keputusan
pembelian
49
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini menitik beratkan kepada pengaruh
persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan terhadap keputusan pembelian
produk PT. Unilever, Tbk diantarnya : Shampo Sunsilk dan Clear. Sebagai
variabel terikat (dependen variabel) pada penelitian ini adalah keputusan
pembelian (Y). Sebagai variabel bebas (independen variabel) adalah persepsi
konsumen (X1), dan bonus dalam kemasan (X2).
Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis bagaimana pengaruh
persepsi konsumen terhadap keputusan pembelian. Dan penelitian ini
bertujuan juga untuk mengetahui apakah bonus dalam kemasan tersebut dapat
mempengaruhi proses keputusan pembelian.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari : objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono,
2004:72). Populasi pada penelitian ini adalah para konsumen dari produk
Shampo Sunsilk dan Clear yang berada di Wilayah Tangerang.
50
1. Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh para penulis dalam
pengambilan sampel ini adalah secara non probabilitas atau non acak dengan
menggunakan convinience sampling adalah istilah umum yang mencakup
variasi luasnya prosedur pemilihan responden. Convinience sampling berarti
unit sampel yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk
mengukur, dan bersifat kooperatif. Maka sampel yang diambil 100 responden
( Malhotra, 2004).
C. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dalam usaha
untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan yaitu dengan cara :
1. Data Primer, adalah data yang dilakukan melalui penyebaran kuesioner
yang berisi beberapa pertanyaan mengenai data yang diperlukan untuk
mendukung skripsi penulis. Kuesioner terdiri dari pertanyaan tertutup,
yaitu pertanyaan yang tidak memberi kebebasan kepada responden karena
alternatif jawaban telah disediakan oleh peneliti.
2. Data Sekunder, adalah data yang diambil dengan melakukan studi
kepustakaan yaitu data yang diperoleh dengan cara membaca buku teoriteori
yang
berhubungan
dengan
permasalahan
penelitian
untuk
memperoleh landasan teoritis yang berguna didalam mempertanggung
jawabkan penulisan ini. Seperti ; literatur, catatan, surat kabar, majalah,
jurnal, dan bacaan lainnya yang berhubungan dengan masalah yang akan
diteliti.
51
Peneliti juga dapat menggunakan media internet untuk memperoleh
data yang diperlukan.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif
yaitu
penelitian
yang menjelaskan,
menggambarkan,
atau
melakukan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generelisasi (Sugiono,
2004:142). Maka teknik statistik yang digunakan untuk memperoleh data dari
penyebaran kuesioner kepada 100 responden konsumen.
Pengukuran tingkat kepentingan antar unsur persepsi konsumen dan
bonus dalam kemasan terhadap keputusan pembelian dilakukan dengan
menggunakan pengukuran skala Likert dengan kategori sebagai berikut:
Tabel 3.1
Skala Likert
Sangat Tidak Tidak Setuju
Ragu
Setuju
Sangat Setuju
Setuju
(STS)
(TS)
(R)
(S)
(SS)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Sumber : Sugiono (2004:142)
Keuntungan penggunaan skala Likert yaitu dengan keragaman skor
(variability of score) dengan menggunakan skala tingkatan 1-5. dengan
dimensi mutu yang tercermin dalam daftar pertanyaan. Dengan instrumen
52
skala pengukuran ordinal sebagai pengukuran tingkat kepuasan seseorang
terhadap suatu produk yang digunakan
Dalam penelitian ini kuesioner yang dibagikan adalah berdasarkan kepada
variabel-variabel persepsi konsumen, bonus dalam kemasan. Setelah
melakukan perhitungan atas hasil kuesioner, pengolahan data kuantitatif
mengenai persepsi konsumen, bonus dalam kemasan terhadap keputusan
pembelian digunakan pengujian statistik analisa koefisien korelasi berganda
dan analisa regresi berganda. Maka sebelum diuji statistik di atas terlebih
dahulu data yang diperoleh harus dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas
(Iqbal Hasan, 2002:77).
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
keabsahan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dianggap
valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Dengan kata lain,
mampu mengukur data yang tepat dari variabel yang diteliti. Dalam
penyusunan kuesioner, pernyataan/pertanyaan yang ingin diajukan perlu
dipastikan. Untuk menentukannya, sebelumnya harus sudah jelas variabel
apa yang diukur. Variabel masih bisa dipecah menjadi sub variabel atau
indikator apabila penyusunannya dilakukan sesuai prosedur kuesioner
yang benar yang telah memenuhi validitas logis. Oleh karena itu, validitas
logis sangat dipengaruhi oleh kemampuan peneliti dalam memahami
masalah penelitian, mengembangkan variabel penelitian serta menyusun
53
kuesioner. Untuk menguji tingkat validitas instrumen, peneliti dapat
melakukan tryout dengan memakai responden terbatas terlebih dahulu.
Tipe validitas yang digunakan adalah validitas konstruksi
(Construct Validity). Validitas kontruksi menentukan validitas alat
pengukur dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh dari
masing-masing item yang berupa pertanyaan ataupun pernyataan dengan
skor totalnya.
Skor total ini merupakan nilai yang diperoleh dari hasil
penjumlahan semua skor item. Korelasi antara skor item dengan skor
totalnya harus signifikan berdasarkan dimensi konsep berkorelasi dengan
skor totalnya maka dapat disimpulkan bahwa alat pengukur tersebut valid.
Pengujian validitas tiap butir pertanyaan digunakan analisis item,
yaitu mengkorelasikan skor tiap buitr dengan skor total yang merupakan
jumlah skor tiap butir. Suatu butir pertanyaan dikatakan valid jika nilai rhitung yang merupakan nilai dari Corrected Item-Total Correlation > dari
r-tabel. (Bhuono Agung Nugroho, 2005 : 68).
b. Uji Reliabilitas
Apabila suatu alat pengukuran telah dinyatakan valid, maka tahap
berikutnya adalah mengukur reliabilitas dari instrumen/alat. Sebagai
ukuran yang menunjukkan konsistensi dari alat ukur dalam mengukur
gejala yang sama di lain kesempatan. Untuk melihat reliabilitas, maka
dihitung cronbach alpha masing-masing instrumen. Variabel-variabel
54
tersebut dikatakan reliable bila cronbach alpha nya memiliki nilai lebih
besar 0.60 (Purbayu 2005:251). Uji reliabilitas bertujuan untuk melihat
konsistensi alat ukur yang akan digunakan yakni apakah alat ukur tersebut
akurat, stabil dan konsisten. Tehnik yang digunakan adalah koefisien
cronbach alpha dengan rumus:
ri 
2
k 
SI 
1

  2
( k  1) 
St 
Keterangan :
k
= Mean kuadrat antara subyek
S
St
2
2
i
= Mean kuadrat kesalahan
= Varians total
Sedangkan
untuk
mencari
nilai
varians
butir
dapat
dipergunakan rumus:
Σ X2
Σ X2
N
σ=
N
Dimana : N : Jumlah populasi
X : Nilai skor yang dipilih
σ : Ragam atau varians butir
Reliabilitas suatu instrumen dapat diterima jika memiliki koefisien
alpha cronbach minimal 0,60 yang berarti bahwa instrumen tersebut dapat
55
digunakan sebagai pengumpul data yang handal yaitu hasil pengukuran
relatif konsisten jika dilakukan pengukuran ulang.
2. Uji Asumsi Klasik
Apabila menggunakan OLS (Ordinary Least Square) dalam
ekonometrika dijelaskan bahwa peneliti tidak dapat menghindarkan diri
dari
penyimpangan-penyimpangan
asumsi
klasik.
Uji
asumsi
menggunakan SPSS 15.0 for windows.
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan
distribusi data. Uji ini merupakan pengujian yang paling banyak dilakukan
untuk analisis statistic parametric. Penggunaan uji normalitas karena pada
analisis statistic parametic, asumsi yang harus dimiliki oleh data adalah
bahwa data tesebut terdistribusi secara normal. Maksud data terdistribusi
secara normal adalah bahwa data akan mengikuti bentuk distribusi normal.
Bahwa data memusat pada nilai rata-rata dan median. Untuk mengetahui
bentuk distribusi data kita bisa menggunakan grafik distribusi.
b. Uji Multikolinearitas
Uji asumsi ini berarti bahwa antara variabel independen yang satu
dengan variabel independen yang lain dalam model regresi tidak saling
berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Suatu data
terbebas dari multikolinearitas jika nilai Varians Inflation Factor (VIF)
tidak lebih dari 10,0 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1. (Bhuono
Agung, 2005 : 59)
56
c. Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas menunjukan bahwa variasi variabel tidak sama
untuk semua pengamatan. Pada heterokedastisitas kesalahan yang terjadi
tidak random, tetapi menunjukan hubungan yang sistematis sesuai dengan
besarnya satu atau lebih variabel.
Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual atau pengamatan
kepengamatan lainnya, jika varian residual dari satu pengamatan
kepengamatan lainnya tetap maka disebut homokedastisitas dan jika
berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik yang
homokedastisitas dan tidak terjadi heterokedastisitas.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya heterokedastisitas ada
beberapa cara yaitu :
1.) Melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED)
dengan
residualnya
(SRESID).
Deteksi
ada
tidaknya
heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya
pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED
dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X
adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya).
2.) Dasar analisis, jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang
membentuk pola yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian
menyempit).
Maka,
mengindikasikan
telah
terjadi
heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas secara titik-titik
57
menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heterokedastisitas.
3. Analisis Regresi Berganda
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi berganda (Multiple Regression), yaitu analisis tentang
hubungan antara satu variabel dependen dengan dua atau lebih variabel
independen (Triton P.B.,2006 : 56).
Persamaannya : Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan
:
Y
= Variabel terikat (Keputusan pembelian)
a
=
b
= Koefisien regresi yang menunjukan angka
Bilangan konstanta (harga y bila x=0)
peningkatan atau penurunan variabel dependen
yang didasarkan pada hubungan nilai variabel
independen.
Bila b (+) maka naik, dan bila b (-) maka terjadi
penurunan
X1
= Variabel bebas (persepsi konsumen)
X2
= Variabel bebas (bonus dalam kemasan)
e
= Standar kesalahan (error terms).
58
4. Pengujian Hipotesis
a. Uji Distribusi t (Uji t)
Metode pengujian ini digunakan untuk menguji koefisien regresi
secara parsial dari variabel bebas terhadap variabel terikat dengan
hipotesis yang telah dikemukakan oleh Singgih Santoso (2008 : 227).
sebagai berikut :

Jika t hitung > t tabel atau nilai p value pada kolom sig.< level of
significant (α) maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti secara
parsial ada pengaruh antara variabel bebas dan terikat.

Jika t hitung < t tabel atau nilai p value pada kolom sig.> level
of significant maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti secara
parsial tidak ada pengaruh antara variabel bebas dan terikat.
Rumus : t = x –µo
S
√n
Dimana :
t = nilai t yang dihitung
x = nilai rata-rata
s = simpangan baku sampel
n = jumlah anggota sampel
µo = nilai yang dihipotesiskan
59
b.
Uji Distribusi F (Uji F)
Digunakan untuk mengetahui pengujian variabel bebas secara
simultan (bersama-sama). Hasil uji F pada output SPSS dapat dilihat
pada tabel ANOVA. Menurut Triton P.B (2006 : 267), langkahlangkah uji F statistik adalah sebagai berikut :
1) Hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) yang digunakan
yaitu :
Ho : bo = 0, artinya tidak ada pengaruh antara persepsi konsumen
dan bonus dalam kemasan terhadap keputusan pembelian.
Ha : ba ≠ 0, artinya ada pengaruh persepsi konsumen dan bonus
dalam kemasan terhadap keputusan pembelian.
Tingkat signifikan yang digunakan yaitu α = 0.05
2) Menghitung nilai F :
F hitung =
Dimana
R2
(k-1)
(1- R2)
(n-k-1)
R2
= koefisien regresi yang ditemukan
K
= jumlah variabel bebas (X)
n
= jumlah sampel
60
F = F hitung yang selanjutnya diuji dengan F tabel :

Jika Sig. F > 0.05 maka Ha ditolak dan Ho diterima, berarti
tidak ada pengaruh antara varibel bebas (X) dan terkait (Y).

Jika Sig. F < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti
ada pengaruh antara variabel bebas (X) dengan terkait (Y).
61
E. Operasional Variabel Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan dari rumusan hipotesis, variabel
penelitian yang akan dianalisis dikelompokkan kedalam tiga variabel. Yakni
variabel dependen (Y) dan variabel indenpenden (X1 dan X2).
1. Variabel terikat (Variabel Dependen)
Yaitu variabel terikat dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian.
dimana persepsi konsumen, bonus dalam kemasan akan mempengaruhi
keputusan pembelian. Variabel terikat dikonotasikan dengan huruf (Y)
2. Variabel bebas (Variabel Independent)
Yaitu variabel bebas dalam penelitian ini adalah persepsi konsumen,
dan bonus dalam kemasan yang di konotasikan (X1) dan(X2).
62
Tabel 3.2
Operasional Variabel Penelitian
Variabel
Sub Variabel
1. Proses persepsi
Indikator
 Perkenalan individu menerima



Persepsi
Konsumen
(X1)


2. Stimulusstimulus yang
mempengaruhi
persepsi
1. Kegunaan bagi
konsumen








Bonus Dalam
Kemasan
(X2)



Keputusan
Pemebelian
(Y)
1.Pengenalan
Kebutuhan
2.Pencarian
Informasi




3.Evaluasi Alternatif 

4.Keputusan

Membeli

5.Tingkah laku

informasi melalui indera
Individu menempatkan
kapasitas proses menjadi suatu
stimulus
Proses merubah indera
stimulus agar dapat dipahami
Kecenderungan
memperhatikan rangsangan
yang berhubungan dengan
kebutuhan
Kecenderungan menafsirkan
informasi sendiri
Kecenderungan mengingat halhal yang baik
Lingkungan Tempat Tinggal
Keluarga
Life style
Produk
Iklan
Memberikan penawaran
dengan manfaat ekstra
Menambah kesadaran
berproduk
Menyelamatkan produsen dari
keharusan mengurangi harga
Menarik perhatian konsumen
Penawaran dalam jangka
pendek
Konsumen akan
mengharapkan strategi ini terus
menerus
Kebutuhan dasar
Kebutuhan psikologis
Promosi/ insentif
Sumber informasi dari rekan,
organisasi, dll
Pertimbangan tertentu
Resiko yang kecil
Jenis bentuk produk
Produsen, cara pembayaran
Kepuasan
Ukuran
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
63
pasca pembelian
 Sesuai keinginan
64
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum PT. Unilever Indonesia Tbk
1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember
1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh
Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur
Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16
Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada
tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada
tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3.
Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi
tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever
Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi,
S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever
Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan
No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di
Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39.
Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta
dan Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan
Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16
November 1981.
65
Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003,
para pemegang saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi
nilai nominal saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham.
Perubahan ini dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh
notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusan
No. C-17533 HT.01.04-TH.2003.
Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin,
minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan
minuman dari teh dan produk-produk kosmetik.
Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada
tanggal 13 Juni, 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat
oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga
bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian
pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan
(dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan keputusan No. C18482HT.01.04-TH.2000.Perusahaan memulai operasi komersialnya pada
tahun 1933.
a. Visi dan Misi Perusahaan
Misi Unilever adalah peningkatan vitalitas hidup. Kami memenuhi
kebutuhan akan nutrisi, kesehatan dan perawatan pribadi sehari-hari
dengan produk-produk yang membuat para pemakainya merasa nyaman,
berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan.
66
Jalinan yang mengakar dalam budaya dan pasar setempat di
seluruh dunia telah menghasilkan hubungan yang kuat dengan para
pelanggan dan merupakan dasar yang sangat berguna untuk pertumbuhan
kami di masa mendatang. Kami akan membawa kekayaan ilmu
pengetahuan dan keahlian internasional kami untuk dapat melayani
konsumen setempat - multinasional multilokal sesungguhnya dengan
sebaik-baiknya.
Keberhasilan jangka panjang
kami memerlukan komitmen
terhadap standar pelaksanaan dan produktivitas bermutu tinggi, terhadap
kerjasama yang harus dilakukan secara efektif, dan terhadap keinginan
untuk menerima gagasan baru dan belajar secara terus menerus.
Kami juga yakin bahwa untuk mencapai keberhasilan diperlukan
standar etika usaha pada masing-masing orang yang bekerja bersama
kami, masyarakat yang berinteraksi dengan kami serta lingkungan tempat
kami melakukan kegiatan usaha.
Inilah cara kami yang kami lakukan dalam mencapai pertumbuhan
secara berkesinambungan dan menguntungkan, menciptakan nilai jangka
panjang bagi para pemegang saham, karyawan dan para mitra usaha kami.
b. Prinsip Bisnis Unilever
Prinsip bisnis kami menjabarkan standar operasional yang harus
dilaksanakan oleh semua karyawan Unilever di seluruh dunia, yang
mendukung pendekatan kami terhadap tata kelola dan tanggung jawab
perusahaan.
67
1.) Fokus kepada pelanggan, konsumen & masyarakat
Kita memusatkan perhatian untuk memenangkan hati para
pelanggan (internal dan eksternal) dan membuat konsumen dan
masyarakat merasa senang dengan selalu memahami dan mengantisipasi
kebutuhan mereka serta memberikan jawaban secara kewirausahaan.
2.) Kerjasama
Kita mengakui adanya ketergantungan satu sama lain dan kita
bekerja bersama-sama guna mencapai tujuan yang sama, dengan semangat
untuk menang, dan saling percaya.
3.) Integritas
Kita bersikap jujur, berpegang teguh pada prinsip, konsisten, dan
terpercaya dalam semua transaksi yang kita lakukan. Kita percaya diri
dalam mempertahankan keyakinan kita, bahkan dalam situasi sulit. Kita
melaksanakan apa yang kita katakan.
2. Produk PT. Unilever Indonesia
Sebagai industri yang semula hanya memproduksi sabun dan
margarine, PT. Unilever Indonesia mulai mengembangkan usahanya
dengan menghasilkan barang-barang kebutuhan sehari-hari, seperti
shampo, pasta gigi, sabun mandi, produk kecantikan dan lain-lain. Produkproduk tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1
68
Tabel 4.1
Produk PT.Unilever Indonesia
PABRIK
JENIS PRODUK
Cikarang, Jakarta

NAMA PRODUK

Sabun cuci
(Food and Non Soap
Detergent Division)
Rinso,
Omo,
Sunlight, Surf

Sabun
cuci

piring
Sunlight,
Vim
Powder

Margarine

Blueband

Teh

Sariwangi,
Lipton
Rungkut, Surabaya

Bumbu dapur

Royco

Es krim

Walls

Baby care

Cuddle

Pewangi cucian

Comfort, Molto

Sabun

Lux,
(Personal Wash and
Personal
Care
Lifebouy,
Vinolia, Dove

Pasta gigi

Division)
Pepsodent,
Close-Up,


Shampo
Sunsilk,
Clear,
Organics,
Dimension,
Brisk

Hair cream

Lotion

Deodorant

Brisk

Citra,
Ponds,
Vaseline

Rexona, Axe.
69
B. Hasil dan Pembahasan
1. Karakterisitik Responden
Populasi dalam penelitian ini adalah para konsumen yang
menggunakan produk Sunsilk dan Clear, dalam hal ini objek
penelitiannya adalah masyarakat yang berada didaerah Tangerang
termasuk mahasiswa/i UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sedangkan
sampel
yang
dipilih sebanyak
100 orang
responden dengan
pertimbangan tertentu.
Adapun karakteristik responden berdasarkan kuesioner yang telah
disebar dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2
Karakteristik Responden
Jenis
Kelamin
Kategori
Laki-laki
Perempuan
Total
KARAKTERISTIK RESPONDEN
Usia
Pekerjaan
Res
46
54
100
Kategori
15-20 Thn
21-25 Thn
Res
38
50
Kategori
Pel/Mhs
Guru/Dosen
Res
68
5
26-30 Thn
5
IRT
10
31-40 Thn
3
12
> 41 Thn
4
100
Krywn Swsta/
Pgw Negeri
Profesi/Ahli
5
100
Pendapatan
Kategori
< 500.000
500.000 s/d
1 Juta
1 Juta s/d
1,5 Juta
1,5 Juta s/d
2 Juta
> 2 Juta
Dari tabel 4.2 di atas, dapat dijelaskan bahwa karakteristik responden
berdasarkan kategori jenis kelamin didominasi oleh konsumen perempuan
sebanyak 54 orang, dan laki-laki sebanyak 46 orang. Karakteristik
70
Res
44
35
15
3
3
100
responden berdasarkan usia didominasi oleh responden yang berusia 2125 tahun yaitu sebanyak 50 orang. Karakteristik responden berdasarkan
pekerjaan didominasi oleh pelajar/mahasiswa sebanyak 68 orang.
Sedangkan karakteristik responden berdasarkan pendapatan per bulan yang
dimiliki responden didominasi < 500.000 per bulan sebanyak 44 orang.
2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Pengujian validitas tiap butir pernyataan kuesioner menggunakan
analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir pernyataan dengan
skor total yang merupakan jumlah skor tiap butir pernyataan dalam
kuesioner. Triton P.B (2006 : 247) dalam buku statistiknya menyatakan
bahwasannya di dalam analisis item, teknik korelasi dalam menentukan
validitas item ini sampai sekarang merupakan teknik yang paling banyak
digunakan.
Kemudian di dalam memberikan interpretasi terhadap koefisien
korelasi adalah item yang mempunyai korelasi positif dengan skor total
serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item ini memiliki validitas
yang tinggi.
Pengujian validitas adalah berkaitan dengan masalah adanya
kepercayaan terhadap alat tes (instrumen). Suatu instrumen dapat memiliki
tingkat kepercayaan yang tinggi apabila hasil dari penelitian tersebut
menunjukkan hasil tetap. Dengan demikian masalah reliabilitas tes
(instrumen) berhubungan dengan masalah ketetapan hasil. Jika terjadi
perubahan tes (instrumen), maka perubahan itu dianggap tidak berarti.
71
Dalam penelitian ini metode pengujian validitas instrumen yang
digunakan oleh peneliti adalah dengan membandingkan antara nilai r
hitung dengan r tabel pada taraf kepercayaan 95 % atau tingkat
signifikansi 5 % (0,05) dengan jumlah sampel/responden yang
diujicobakan (N=30). Apabila r-hitung > r-tabel, maka suatu instrumen
dapat dinyatakan valid. Sedangkan jika nilai r-hitung < r-tabel, maka
instrumen dapat dinyatakan tidak valid. (Dwi Priyatno,2008 : 24).
Dalam pengujian reliabilitas instrumen penelitian, maka peneliti
menggunakan teori tersebut sebagai acuan.
Untuk mengetahui apakah pernyataan dalam kuesioner yang
diajukan kepada konsumen dapat dikatakan valid atau tidak dan reliabel
atau tidak, maka peneliti melakukan uji coba atau try out kepada 30
responden dengan memberikan 38 butir pernyataan untuk menguji
validitas dan reliabilitas dari seluruh pernyataan yang telah diberikan.
Ketiga puluh delapan (38) butir pernyataan tersebut dibagi ke dalam 3
variabel utama yang terdiri dari : 12 pernyataan variabel persepsi
konsumen (X1), 8 pernyataan variabel bonus dalam kemasan (X2), dan 18
pernyataan variabel keputusan pembelian (Y). Kemudian hasilnya akan
diolah menggunakan SPSS versi 15.0 for windows.
Setelah dilakukan tryout terhadap 30 responden tersebut, hasilnya
dapat dilihat pada tabel berikut :
72
Tabel 4.3
Hasil Tryout Awal instrumen Pengaruh Persepsi Konsumen Dan Bonus
Dalam Kemasan Terhadap Keputusan Pembelian
No. Pernyataan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Korelasi Item
Cronbach’s α
.437
.832
.393
.832
.516
.831
.574
.831
.444
.832
.398
.832
.321
.832
.458
.832
.400
.832
.565
.831
.514
.831
.723
.830
.424
.832
.488
.832
.507
.831
.401
.832
.395
.832
.458
.832
.491
.832
.727
.830
.500
.831
.429
.832
.435
.832
.420
.832
.423
.832
.513
.831
.521
.831
.363
.832
.456
.832
.603
.830
.684
.830
.412
.832
.587
.831
.382
.832
Keterangan
Valid dan Sangat Reliabel
Valid dan Sangat Reliabel
Valid dan Sangat Reliabel
Valid dan Sangat Reliabel
Valid dan Sangat Reliabel
Valid dan Sangat Reliabel
Tidak Valid dan Reliabel
Valid dan Sangat Reliabel
Valid dan Sangat Reliabel
Valid dan Sangat Reliabel
Valid dan Sangat Reliabel
Valid dan Sangat Reliabel
Valid dan Sangat Reliabel
Valid dan Sangat Reliabel
Valid dan Sangat Reliabel
Valid dan Sangat Reliabel
Valid dan Sangat Reliabel
Valid dan Sangat Reliabel
Valid dan Sangat Reliabel
Valid dan Sangat Reliabel
Valid dan Sangat Reliabel
Valid dan Sangat Reliabel
Valid dan Sangat Reliabel
Valid dan Sangat Reliabel
Valid dan Sangat Reliabel
Valid dan Sangat Reliabel
Valid dan Sangat Reliabel
Valid dan Sangat Reliabel
Valid dan Sangat Reliabel
Valid dan Sangat Reliabel
Valid dan Sangat Reliabel
Valid dan Sangat Reliabel
Valid dan Sangat Reliabel
Valid dan Sangat Reliabel
73
No. Pernyataan
35
36
37
38
Korelasi Item
Cronbach’s α
.533
.831
.515
.831
.461
.832
.443
.832
Keterangan
Valid dan Sangat Reliabel
Valid dan Sangat Reliabel
Valid dan Sangat Reliabel
Valid dan Sangat Reliabel
Dari hasil tersebut dapat diperoleh bahwa 37 butir pernyataan valid karena
memiliki nilai korelasi (r-hitung) > dari nilai r-tabel. Nilai r tabel yaitu sebesar
0,361 dimana dicari pada jumlah responden N=30 dengan signifikansi 5 % (Dwi
Priyatno, 2008 : 24). Sedangkan 1 butir pernyataan tidak valid yaitu pada
pernyataan no. 7 karena memiliki nilai korelasi (r-hitung) < dari nilai r-tabel
dimana nilai r-hitung sebesar 0,321 sedangkan nilai r-tabel 0,361. Nilai koefisien
alpha cronbach dari seluruh pernyataan yang diuji coba dalam tabel tersebut ratarata diperoleh hasil yang sangat reliabel karena berada pada nilai alpha > 0,80,
sehingga dikatakan sangat reliabel (Santoso,2001 : 227).
Pernyataan no.7 yang tidak valid, peneliti anggap tidak bisa dijadikan
acuan sehingga peneliti tidak menggunakan pernyataan tersebut di dalam
kuesioner. Sehingga setelah dilakukan ujicoba (tryout) kembali kepada 30
responden ternyata diperoleh hasil yang valid dan sangat reliabel dari 37
pernyataan, seperti yang dapat dilihat pada tabel 4.4. Hasil tersebut peneliti
anggap sudah bisa dijadikan acuan dalam kuesioner sehingga kuesioner dapat
disebarkan kepada 70 responden berikutnya.
74
Tabel 4.4
Hasil Try Out Akhir Instrumen Analisis Pengaruh Persepsi Konsumen dan
Bonus Dalam Kemasan terhadap Keputusan Pembelian
No. Pernyataan Korelasi Item Cronbach’s α
Keterangan
1
.507
.866 Valid dan Sangat Reliabel
2
.587
.864 Valid dan Sangat Reliabel
.393
.875 Valid dan Sangat Reliabel
3
.516
.871 Valid dan Sangat Reliabel
4
5
.399
.869 Valid dan Sangat Reliabel
6
.452
.868 Valid dan Sangat Reliabel
7
.399
.871 Valid dan Sangat Reliabel
.545
.865 Valid dan Sangat Reliabel
8
.443
.868 Valid dan Sangat Reliabel
9
10
.444
.875 Valid dan Sangat Reliabel
11
.458
.867 Valid dan Sangat Reliabel
12
.566
.870 Valid dan Sangat Reliabel
.362
.870 Valid dan Sangat Reliabel
13
.485
.874 Valid dan Sangat Reliabel
14
15
.495
.873 Valid dan Sangat Reliabel
16
.481
.867 Valid dan Sangat Reliabel
.377
.873 Valid dan Sangat Reliabel
17
.462
.870 Valid dan Sangat Reliabel
18
.455
.874 Valid dan Sangat Reliabel
19
20
.363
.873 Valid dan Sangat Reliabel
21
.460
.867 Valid dan Sangat Reliabel
.377
.873 Valid dan Sangat Reliabel
22
.633
.864 Valid dan Sangat Reliabel
23
.638
.863 Valid dan Sangat Reliabel
24
25
.468
.867 Valid dan Sangat Reliabel
26
.636
.864 Valid dan Sangat Reliabel
.477
.867 Valid dan Sangat Reliabel
27
.414
.869 Valid dan Sangat Reliabel
28
.392
.873 Valid dan Sangat Reliabel
29
30
.396
.870 Valid dan Sangat Reliabel
31
.477
.873 Valid dan Sangat Reliabel
.597
.872 Valid dan Sangat Reliabel
32
.366
.873 Valid dan Sangat Reliabel
33
.370
.869 Valid dan Sangat Reliabel
34
75
No. Pernyataan Korelasi Item
.535
35
.575
36
37
.513
Sumber : Data primer yang diolah
Cronbach’s α
.866
.866
.866
Keterangan
Valid dan Sangat Reliabel
Valid dan Sangat Reliabel
Valid dan Sangat Reliabel
3. Hasil Penyebaran Kuesioner Kepada 100 Responden
Berikut adalah hasil output kuesioner dan deskripsi yang dibagikan
kepada 100 responden konsumen Shampo Sunsilk dan Clear.
a. Persepsi (X1)
Dalam variabel ini peneliti memasukan 2 sub variabel dengan
masing-masing indikator yang hasil outputnya adalah sebagai berikut :
1) Proses Persepsi
Tabel 4.5
Informasi Produk Shampo Sunsilk&Clear Secara Pribadi
Pernyataan
Frekuensi
Sangat Tidak Setuju
15
Tidak Setuju
42
Ragu-ragu
10
Setuju
24
Sangat Setuju
9
Jumlah
100
Sumber :Data primer yang telah diolah
Persentase (100%)
15,0
42,0
10,0
24,0
9,0
100,0
Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa sebanyak 15 responden yang
menyatakan sangat tidak setuju, 42 responden menyatakan tidak setuju, 10
responden menyatakan ragu-ragu, 24 responden menyatakan setuju dan 9
responden menyatakan sangat setuju.
76
Dari hasil pernyataan ini sebagian besar responden menyatakan
tidak setuju bahwa mereka termasuk konsumen yang mendapatkan
informasi tentang produk Shampo Sunsilk&Clear secara pribadi.
Tabel 4.6
Informasi Produk Shampo Sunsilk&Clear dari Orang Lain
Pernyataan
Frekuensi
Sangat Tidak Setuju
6
Tidak Setuju
39
Ragu-ragu
12
Setuju
33
Sangat Setuju
10
Jumlah
100
Sumber : Data primer yang telah diolah
Persentase (%)
6,0
39,0
12,0
33,0
10,0
100,0
Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa sebanyak 6 responden yang
menyatakan sangat tidak setuju, 39 responden yang menyatakan tidak
setuju, 12 responden yang menyatakan ragu-ragu, 33 responden yang
menyatakan setuju, dan 10 responden yang menyatakan sangat setuju. Dari
hasil uraian ini sebagian besar responden menyatakan tidak setuju bahwa
mereka termasuk konsumen yang mendapatkan informasi produk
Shampo&Clear dari orang lain.
77
Tabel 4.7
Informasi Produk Shampo Sunsilk&Clear dari Media
Elektronik
Pernyataan
Frekuensi
Sangat Tidak Setuju
2
Tidak Setuju
1
Ragu-ragu
0
Setuju
60
Sangat Setuju
37
Jumlah
100
Sumber : Data primer yang telah diolah
Persentase (%)
2,0
1,0
0
60,0
37,0
100,0
Dari tabel 4.7 dapat diketahui bahwa 2 responden yang
menyatakan sangat tidak setuju, 1 responden yang menyatakan tidak
setuju, tidak ada responden yang menyatakan ragu-ragu, 60 responden
yang menyatakan setuju, dan 37 responden yang menyatakan sangat
setuju. Dari hasil pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
responden menyatakan setuju mendapatkan informasi produk Shampo
Sunsilk&Clear dari media elektronik.
Tabel 4.8
Penafsiran Sendiri Mengenai Informasi dari Sebuah Produk
Pernyataan
Frekuensi
Sangat Tidak Setuju
7
Tidak Setuju
20
Ragu-ragu
27
Setuju
35
Sangat Setuju
11
Jumlah
100
Sumber : Data primer yang telah diolah
Persentase (%)
7,0
20,0
27,0
35,0
11,0
100,0
Dari tabel 4.8 diatas dapat diketahui bahwa 7 responden
menyatakan sangat tidak setuju, 20 responden menyatakan tiak setuju, 27
78
responden menyatakan ragu-ragu, 35 responden menyatakan setuju dan 11
responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan ini dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju
mengenai penafsiran sendiri informasi dari sebuah produk.
Tabel 4.9
Memakai Shampo Sunsilk&Clear Kemasan Sachet karena
Kebutuhan Sendiri
Pernyataan
Frekuensi
Sangat Tidak Setuju
2
Tidak Setuju
13
Ragu-ragu
21
Setuju
51
Sangat Setuju
13
Jumlah
100
Sumber : Data primer yang telah diolah
Persentase (%)
2,0
13,0
21,0
51,0
13,0
100,0
Dari tabel 4.9 menyatakan bahwa 2 responden menyatakan sangat
tidak setuju, 13 responden menyatakan tidak setuju, 21 responden
menyatakan ragu-ragu, 51 responden menyatakan setuju dan 13 responden
menyatakan sangat setuju. Dari hasil pernyataan ini dapat dikatakan bahwa
Sunsilk&Clear kemasan sachet karena kebutuhan sendiri.
Tabel 4.10
Penggunaan Produk Shampo Sunsilk&Clear karena Pengaruh
Positif
Pernyataan
Frekuensi
Sangat Tidak Setuju
0
Tidak Setuju
6
Ragu-ragu
15
Setuju
62
Sangat Setuju
17
Jumlah
100
Sumber : Data primer yang telah diolah
Persentase (%)
0
6,0
15,0
62,0
17,0
100,0
79
Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa tidak ada satupun responden
yang menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan ini akan tetapi 6
responden menyatakan tidak setuju, 15 responden menyatakan ragu-ragu,
62 responden menyatakan setuju dan 17 responden menyatakan sangat
setuju. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
responden setuju dengan pernyataan penggunaan produk Shampo
Sunsilk&Clear karena pengaruh positif.
2). Stimulus-stimulus yang Mempengaruhi Perepsi
Tabel 4.11
Faktor Lingkungan Tempat Tinggal
Pernyataan
Frekuensi
Sangat Tidak Setuju
1
Tidak Setuju
5
Ragu-ragu
30
Setuju
52
Sangat Setuju
12
Jumlah
100
Sumber : Data primer yang telah diolah
Persentase (%)
1,0
5,0
30,0
52,0
12,0
100,0
Dari tabel 4.11 dapat dilihat hanya 1 responden yang menyatakan
sangat tidak setuju, 12 responden yang menyatakan tidak setuju, 30
responden yang menyatakan ragu-ragu, 52 responden yang menyatakan
setuju dan 12 responden yang menyatakan sangat setuju. Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa sebanayak 52 responden dari 100
responden menyatakan setuju dengan pernyataan tesebut.
80
Tabel 4.12
Penggunaan Shampo Sunsilk&Clear karena Faktor Keluarga
Pernyataan
Frekuensi
Sangat Tidak Setuju
7
Tidak Setuju
15
Ragu-ragu
8
Setuju
50
Sangat Setuju
20
Jumlah
100
Sumber : Data primer yang telah diolah
Persentase (%)
7,0
15,0
8,0
50,0
20,0
100,0
Dari tabel 4.12 terlihat bahwa ada 7 responden yang menyatakan
sangat tidak setuju, 15 responden yang menyatakan tidak setuju, 8
responden yang menyatakan ragu-ragu, 50 responden yang menyatakan
setuju, dan 20 responden yang menyatakan sangat setuju. Maka dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju dengan
pernyataan penggunaan Shampo Sunsilk&Clear karena faktor keluarga.
Tabel 4.13
Penggunaan Shampo Sunsilk&Clear karena Kebiasaan Sejak
Awal
Pernyataan
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Jumlah
Frekuensi
3
8
5
55
29
100
Persentase (%)
3,0
8,0
5,0
55,0
29,0
100,0
Sumber: Data primer yang telah diolah
Dari tabel 4.13 dapat diketahui bahwa 3 responden menyatakan
sangat tidak setuju, 8 responden menyatakan tidak setuju, 5 responden
menyatakan ragu-ragu, 55 responden menyatakan setuju, dan 29
81
responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil tersebut dapat diketahui
bahwa 55 % dari 100 responden setuju dengan pernyataan bahwa
pernyataan penggunaan Shampo Sunsilk&Clear karena kebiasaan sejak
awal.
Tabel 4.14
Pemakaian Produk Lain Jika Produk Tersebut Lebih Murah
dan Berkualitas
Pernyataan
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Jumlah
Frekuensi
4
20
21
36
19
100
Persentase (%)
4,0
20,0
21,0
36,0
19,0
100,0
Sumber : Data primer yang telah diolah
Dari tabel 4.14 di atas dapat dilihat bahwa 4 responden yang
menyatakan sangat tidak setuju, 20 responden menyatakan tidak setuju, 21
responden menyatakan ragu-ragu, 36 responden menyatakan setuju dan 19
responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil pernyataan ini dapat
diketahui bahwa sebagian besar responden setuju dengan pernyataan
tersebut.
82
Tabel 4.15
Pengaruh Iklan yang Dilihat
Pernyataan
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Jumlah
Frekuensi
5
26
27
37
5
100
Persentase (%)
5,0
26,0
27,0
37,0
5,0
100,0
Sumber : Data primer yang telah diolah
Dapat dilihat tabel 4.15 dari 100 responden ada 5 responden yang
menyatakan sangat tidak setuju, 26 responden menyatakan tidak setuju, 27
responden menyatakan ragu-ragu, 37 responden menyatakan setuju dan 5
responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan ini terlihat bahwa
sebagian besar responden menyatakan setuju dari pernyataan tersebut.
b. Bonus Dalam Kemasan (X2)
Dalam variabel ini peneliti memasukan 1 sub variabel dengan
indikator yang hasil outputnya adalah sebagai berikut :
1) Kegunaan Bagi Konsumen
Tabel 4.16
Menyukai Bonus Dalam Kemasan Sunsilk&Clear
Pernyataan
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Jumlah
Frekuensi
0
11
5
62
22
100
Persentase (%)
0
11,0
5,0
62,0
22,0
100,0
Sumber : Data primer yang telah diolah
83
Dari tabel 4.16 terlihat bahwa tidak ada satupun yang menjawab
sangat tidak setuju dari pernyataan ini, 11 responden yang menyatakan
tidak setuju, 5 responden yang menyatakan ragu-ragu, 62 responden
menyatakan setuju, dan 22 responden yang menyatakan sangat setuju.
Dari hasil pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa 62% dari 100
responden menyatakan setuju dengan pemberian bonus dalam kemasan
Sunsilk&Clear.
Tabel 4.17
Bonus Dalam Kemasan Menjadi Daya Tarik
Pernyataan
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Jumlah
Frekuensi
0
4
5
65
26
100
Persentase (%)
0,0
4,0
5,0
65,0
26,0
100,0
Sumber : Data primer yang telah diolah
Dari tabel 4.17 terlihat bahwa tidak ada responden yang menjawab
sangat tidak setuju, 4 responden yang menyatakan tidak setuju, 5
responden yang menyatakan ragu-ragu, 65 responden yang menyatakan
setuju, dan 26 responden yang menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan
ini dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden setuju dengan
pernyataan bonus dalam kemasan menjadi daya tarik.
84
Tabel 4.18
Bonus Dalam Kemasan Menjadi Nilai Tambah Dimata
Konsumen
Pernyataan
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Jumlah
Frekuensi
7
5
3
60
25
100
Persentase (%)
7,0
5,0
3,0
60,0
25,0
100,0
Sumber : Data primer yang telah diolah
Dari tabel 4.18 maka dapat diketahui bahwa 7 responden
menyatakan sangat tidak setuju, 5 responden menyatakan tidak setuju, 3
responden menyatakan ragu-ragu, 60 responden menyatakan setuju, dan
25 responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil ini dapat disimpulkan
bahwa sebanyak 60% responden setuju dengan pernyataan bonus dalam
kemasan Sunsilk&Clear menjadi nilai tambah dimata konsumen.
Tabel 4.19
Harga Stabil Setelah Pemberian Bonus Dalam Kemasan
Pernyataan
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Jumlah
Frekuensi
4
10
20
50
16
100
Persentase (%)
4,0
10,0
20,0
50,0
16,0
100,0
Sumber : Data primer yang telah diolah
85
Dari tabel 4.19 terlihat bahwa 4 responden menyatakan sangat
tidak setuju, 10 responden menyatakan tidak setuju, 20 responden
menyatakan ragu-ragu, 50 responden menyatakan setuju, dan 16
responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil pernyataan ini dapat
dinyatakan sebagian besar responden setuju bahwa harga stabil setelah
diberikan bonus dalam kemasan produk Shampo Sunsilk&Clear.
Tabel 4.20
Pemilihan Shampo Sunsilk&Clear karena Bonus Dalam
Kemasannya Dibandingkan Produk Lain
Pernyataan
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Jumlah
Frekuensi
15
27
8
45
5
100
Persentase (%)
15,0
27,0
8,0
45,0
5,0
100,0
Sumber : Data primer yang telah diolah
Dari tabel 4.20 dapat dilihat responden yang menyatakan sangat
tidak setuju sebanyak 15, 27 responden menyatakan tidak setuju, yang
menyatakan ragu-ragu sebanyak 8 responden, 45 responden menyatakan
setuju, dan 5 responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil pernyataan
ini dapat disimpulkan bahwa 45% dari 100 responden menyatakan setuju
dengan pernyataan ini.
86
Tabel 4.21
Pemberian Bonus Dalam Kemasan Sifatnya Jangka Pendek
Pernyataan
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Jumlah
Frekuensi
5
7
7
68
13
100
Persentase (%)
5,0
7,0
7,0
68,0
13,0
100,0
Sumber : Data primer yang telah diolah
Dilihat dari tabel 4.21 sebanyak 5 responden menyatakan sangat
tidak setuju, 7 responden menyatakan tidak setuju, 7 responden
menyatakan ragu-ragu, 68 responden menyatakan setuju, dan 13
responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan tersebut sebagian
besar responden menyatakan setuju bahwa pemberian bonus dalam
kemasan sifatnya jangka pendek.
Tabel 4.22
Bonus Dalam Kemasan Hanya Terbatas Pada Supermarket
Pernyataan
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Jumlah
Frekuensi
35
30
11
15
9
100
Persentase (%)
35,0
30,0
11,0
15,0
9,0
100,0
Sumber : Data primer yang telah diolah
Dari tabel 4.22 terlihat bahwa 35 responden menyatakan sangat
tidak setuju, 30 responden menyatakan tidak setuju, 11 responden
menyatakan ragu-ragu, 15 responden menyatakan setuju, dan 9 responden
87
menyatakan sangat setuju. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar responden menyatakan sangat tidak setuju dari pernyataan
bonus dalam kemasan hanya terbatas pada supermarket.
Tabel 4.23
Harapan Konsumen Bonus Dalam Kemasan Dilakukan Secara
Terus-Menerus
Pernyataan
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Jumlah
Frekuensi
0
6
9
51
34
100
Persentase (%)
0
6,0
9,0
51,0
34,0
100,0
Sumber : Data primer yang telah diolah
Dari tabel 4.23 terlihat bahwa tidak ada satupun responden yang
menyatakan sangat tidak setuju, 6 responden yang menyatakan tidak
setuju, 9 responden yang menyatakan ragu-ragu, 51 responden yang
menyatakan setuju, dan 34 responden yang menyatakan sangat setuju. Dari
hasil pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa 51% dari 100 responden
menyatakan setuju mengenai pernyataan tersebut.
c. Keputusan Pembelian (Y)
Dalam variabel ini peneliti memasukan 5 sub variabel dengan
masing-masing indikator yang hasil outputnya adalah sebagai berikut :
88
1). Pengenalan Kebutuhan
Tabel 4.24
Keputusan Pembelian Shampo Sunsilk&Clear Berdasarkan
Kebutuhan
Pernyataan
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Jumlah
Frekuensi
0
8
7
58
27
100
Persentase (%)
0,0
8,0
7,0
58,0
27,0
100,0
Sumber : Data primer yang telah diolah
Dari tabel 4.24 dapat diketahui bahwa tidak ada satupun responden
yang menyatakan sangat tidak setuju, 8 responden menyatakan tidak
setuju, 7 responden menyatakan ragu-ragu, 58 responden menyatakan
setuju, dan 27 responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa 58% dari 100 responden menyatakan setuju
mengenai pernyataan tersebut.
Tabel 4.25
Harga Menjadi Pertimbangan Keputusan Pembelian Shampo
Sunsilk&Clear
Pernyataan
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Jumlah
Frekuensi
7
12
9
53
19
100
Persentase (%)
7,0
12,0
9,0
53,0
19,0
100,0
Sumber : Data primer yang telah diolah
89
Dilihat dari tabel 4.25 menerangkan bahwa responden yang
menjawab sangat tidak setuju sebanyak 7 responden, 12 responden
menyatakan tidak setuju, 9 responden menyatakan ragu-ragu, 53
responden menyatakan setuju, dan 19 responden menyatakan sangat
setuju. Dari pernya
taan ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
yaitu 53% dari responden menyatakan setuju mengenai pernyataan harga
menjadi pertimbangan keputusan pembelian Shampo Sunsilk&Clear.
Tabel 4.26
Mendapatkan Shampo Sunsilk&Clear Dengan Mudah
Pernyataan
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Jumlah
Frekuensi
0
9
6
75
10
100
Persentase (%)
0
9,0
6,0
75,0
10,0
100,0
Sumber : Data primer yang telah diolah
Dari tabel 4.26 terlihat bahwa tidak ada satupun responden yang
menyatakan sangat tidak setuju, 9 responden menyatakan tidak setuju, 6
responden menyatakan ragu-ragu, 75 responden menyatakan setuju, dan
10 responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju
mengenai pernyataan mendapatkan Shampo Sunsilk&Clear dengan
mudah.
90
2). Pencarian Informasi
Tabel 4.27
Perhatian Terhadap Iklan Sehingga Memutuskan Pembelian Shampo
Sunsilk&Clear
Pernyataan
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Jumlah
Frekuensi
11
12
16
54
7
100
Persentase (%)
11,0
12,0
16,0
54,0
7,0
100,0
Sumber : Data primer yang telah diolah
Dari tabel 4.27 terlihat bahwa 11 responden menyatakan sangat
tidak setuju, 12 responden menyatakan tidak setuju, 16 responden
menyatakan ragu-ragu, 54 responden menyatakan setuju, dan 7 responden
menyatakan sangat setuju. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar responden menyetujui pernyataan tersebut.
Tabel 4.28
Referensi Dari Keluarga Untuk Membeli Shampo Sunsilk&Clear
Pernyataan
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Jumlah
Frekuensi
12
46
15
17
10
100
Persentase (%)
12,0
46,0
15,0
17,0
10,0
100,0
Sumber : Data primer yang telah diolah
Dari tabel 4.28
terlihat bahwa 12 responden menyatakan sangat
tidak setuju, 46 responden menyatakan tidak setuju, 15 responden
menyatakan ragu-ragu, 17 responden menyatakan setuju, dan 10
91
responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil pernyataan tersebut dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan tidak setuju
mengenai pernyataan tersebut.
Tabel 4.29
Referensi Dari Teman Untuk Membeli Shampo Sunsilk&Clear
Pernyataan
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Jumlah
Frekuensi
14
23
16
30
17
100
Persentase (%)
14,0
23,0
16,0
30,0
17,0
100,0
Sumber : Data primer yang telah diolah
Dari tabel 4.29 terlihat bahwa 14 responden menyatakan sangat
tidak setuju, 23 responden menyatakan tidak setuju, 16 responden
menyatakan ragi-ragu, 30 responden menyatakan setuju, dan 17 responden
menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju mengenai pernyataan
referensi dari teman untuk membeli Shampo Sunsilk&Clear.
92
Tabel 4.30
Memakai Shampo Sunsilk&Clear Sehingga Merekomendasikan
Kepada Keluarga, Teman, Atau Kerabat
Pernyataan
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Jumlah
Frekuensi
6
18
22
46
8
100
Persentase (%)
6,0
18,0
22,0
46,0
8,0
100,0
Sumber : Data primer yang telah diolah
Dari tabel 4.30 terlihat bahwa 6 responden menyatakan sangat
tidak setuju, 18 responden menyatakan tidak setuju, 22 responden
menyatakan ragu-ragu, 46 responden menyatakan setuju, dan 8 responden
menyatakan sangat setuju. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar responden menyatakan setuju mengenai pernyataan
tersebut.
3). Evaluasi Alternatif
Tabel 4.31
Pertimbangan Bonus Dalam Kemasan Dalam Membeli Shampo
Sunsilk&Clear
Pernyataan
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Jumlah
Frekuensi
11
12
19
49
9
100
Persentase (%)
11,0
12,0
19,0
49,0
9,0
100,0
Sumber : Data primer yang telah diolah
93
Dari tabel 4.31 terlihat bahwa responden yang menyatakan sangat
tidak setuju sebanyak 11 responden, 12 responden menyatakan tidak
setuju, 19 responden menyatakan ragu-ragu, 49 responden menyatakan
setuju, dan 9 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan
tersebut dapat disimpulkan bahwa sebanyak 49 responden menyatakan
setuju mengenai pernyataan pertimbangan bonus dalam kemasan dalam
membeli Shampo Sunsilk&Clear.
Tabel 4.32
Mendapatkan Informasi Yang Berkenaan Dengan Shampo
Sunsilk&Clear
Pernyataan
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Jumlah
Frekuensi
4
9
10
68
9
100
Persentase (%)
4,0
9,0
10,0
68,0
9,0
100,0
Sumber : Data primer yang telah diolah
Dari tabel 4.32 terlihat bahwa 4 responden menyatakan sangat
tidak setuju, 9 responden menyatakan tidak setuju, 10 responden
menyatakan ragu-ragu, 68 responden menyatakan setuju, dan 9 responden
menyatakan sangat setuju. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar responden menyatakan setuju mengenai pernyataan
tersebut.
94
Tabel 4.33
Produk Shampo Sunsilk&Clear Kemasan Sachet Mudah Dibawa
Pernyataan
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Jumlah
Frekuensi
7
12
9
57
15
100
Persentase (%)
7,0
12,0
9,0
57,0
15,0
100,0
Sumber : Data primer yang telah diolah
Dari tabel 4.33 terlihat bahwa responden yang menyatakan sangat
tidak setuju sebanyak 7 responden, 12 responden menyatakan tidak setuju,
9 responden menyatakan ragu-ragu, 57 responden menyatakan setuju, dan
15 responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa 57% dari 100 responden menyatakan setuju mengenai
pernyataan produk shampo Sunsilk&Clear kemasan sachet mudah dibawa.
4). Keputusan Membeli
Tabel 4.34
Produk Shampo Sunsilk&Clear Memberikan Rasa Aman
Pernyataan
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Jumlah
Frekuensi
0
3
11
74
12
100
Persentase (%)
0,0
3,0
11,0
74,0
12,0
100,0
Sumber : Data primer yang telah diolah
Dari tabel 4.34 terlihat bahwa tidak ada satupun yang menyatakan
sangat tidak setuju mengenai pernyataan tersebut, 3 responden menyatakan
95
tidak setuju, 11 responden menyatakan ragu-ragu, 74 responden
menyatakan setuju, dan 12 responden menyatakan sangat setuju mengenai
pernyataan produk Shampo Sunsilk&Clear memberikan rasa aman.
Tabel 4.35
Jaminan Kesehatan Menjadi Faktor Membeli Shampo Sunsilk&Clear
Pernyataan
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Jumlah
Frekuensi
0
3
5
67
25
100
Persentase (%)
0,0
3,0
5,0
67,0
25,0
100,0
Sumber : Data primer yang telah diolah
Dari tabel 4.35 terlihat bahwa tidak ada satupun responden yang
menyatakan sangat tidak setuju, 3 responden yang menyatakan tidak
setuju, 5 responden yang menyatakan ragu-ragu, 67 responden yang
menyatakan setuju, dan 25 responden yang menyatakan sangat setuju. Dari
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa 67% dari 100 responden
menyatakan setuju mengenai pernyataan jaminan kesehatan menjadi faktor
membeli Shampo Sunsilk&Clear.
96
Tabel 4.36
Tingkat Kepercayaan Kepada Shampo Sunsilk&Clear Menjadi
Faktor Membeli
Pernyataan
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Jumlah
Frekuensi
1
3
5
63
28
100
Persentase (%)
1,0
3,0
5,0
63,0
28,0
100,0
Sumber : Data primer yang telah diolah
Dari tabel 4.36 terlihat bahwa 1 responden menyatakan sangat
tidak setuju, 3 responden menyatakan tidak setuju, 5 responden
menyatakan ragu-ragu, 63 responden menyatakan setuju, dan 28
responden menyatakan sangat setuju.
Tabel 4.37
Produk Shampo Sunsilk&Clear Terdaftar Sebagai Produk
Yang Layak Digunakan
Pernyataan
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Jumlah
Frekuensi
0
3
6
64
27
100
Persentase (%)
0,0
3,0
6,0
64,0
27,0
100,0
Sumber : Data primer yang telah diolah
Dari tabel 4.37 terlihat bahwa tidak ada satupun responden yang
menyatakan sangat tidak setuju, 3 responden yang menyatakan tidak
setuju, 6 responden yang menyatakan ragu-ragu, 64 responden yang
menyatakan setuju, dan 27 responden yang menyatakan sangat setuju. Dari
97
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa 64% dari 100 responden
menyatakan setuju mengenai pernyataan produk Shampo Sunsilk&Clear
terdaftar sebagai produk yang layak digunakan.
5). Pasca Pembelian
Tabel 4.38
Setelah Membeli Shampo Sunsilk&Clear Mendapatkan
Kepuasan
Pernyataan
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Jumlah
Frekuensi
4
6
13
59
18
100
Persentase (%)
4,0
6,0
13,0
59,0
18,0
100,0
Sumber : Data primer yang telah diolah
Dari tabel 4.38 terlihat bahwa 4 responden menyatakan sangat
tidak setuju, 6 responden menyatakan tidak setuju, 13 responden
menyatakan ragu-ragu, 59 responden menyatakan setuju, dan 18
responden menyatakan sangat setuju.
Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju
mengenai pernyataan tersebut.
98
Tabel 4.39
Setelah Puas Menggunakan Shampo Sunsilk&Clear
Konsumen Akan Terus Membelinya
Pernyataan
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Jumlah
Frekuensi
5
4
11
71
9
100
Persentase (%)
5,0
4,0
11,0
71,0
9,0
100,0
Sumber : Data primer yang telah diolah
Dari tabel 4.39 terlihat bahwa 5 responden menyatakan sangat
tidak setuju, 4 responden menyatakan tidak setuju, 11 responden
menyatakan ragu-ragu, 71 responden menyatakan setuju, dan 9 responden
menyatakan sangat setuju. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar responden menyatakan setuju mengenai pernyataan
tersebut.
Tabel 4.40
Setelah Puas Konsumen Akan Merekomendasikannya Kepada
Orang Lain
Pernyataan
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Jumlah
Frekuensi
4
8
18
51
19
100
Persentase (%)
4,0
8,0
18,0
51,0
19,0
100,0
Sumber : Data primer yang telah diolah
Dari tabel 4.40 terlihat bahwa 4 responden menyatakan sangat
tidak setuju, 8 responden menyatakan tidak setuju, 18 responden
99
menyatakan ragu-ragu, 51 responden menyatakan setuju, dan 19
responden menyatakan sangat setuju.
Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju
mengenai pernyataan tersebut.
Tabel 4.41
Setelah Puas Konsumen Tidak Akan Mencoba Produk Lain
Pernyataan
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Jumlah
Frekuensi
4
6
14
49
27
100
Persentase (%)
4,0
6,0
14,0
49,0
27,0
100,0
Sumber : Data primer yang telah diolah
Dari tabel 4.41 terlihat bahwa 4 responden menyatakan sangat
tidak setuju, 6 responden menyatakan tidak setuju, 14 responden
menyatakan ragu-ragu, 49 responden menyatakan setuju, dan 27
responden menyatakan setuju. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa 49% dari 100 responden menyatakan setuju mengenai pernyataan
setelah puas konsumen tidak akan mencoba produk lain.
100
4. Hasil Analisis
Untuk menggambarkan pengaruh dari variabel persepsi konsumen
dan bonus dalam kemasan terhadap keputusan pembelian maka peneliti
menggunakan alat analisa SPSS 15.0 for windows pada penelitian ini.
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data
normal atau mendekati normal. Cara untuk mengetahui normalitas adalah
dengan melihat Normal Probability Plot yang membandingkan distribusi
normal. Distribusi normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal.
Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data
sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. (Triton P.B 2006 : 151)
101
Gambar 4.1
Normalitas Data
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: KEPUTUSANPEMBELIAN
Expected Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Sumber : Data yang diolah
Dari gambar 4.1 grafik Normal Probability Plot menunjukkan pola
grafik yang normal, terlihat dari titik-titik distribusi data yang terletak di
sekitar garis diagonal, sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi
normal sehingga model regresi layak digunakan.
b. Uji Asumsi Klasik Regresi Linear Berganda
1). Multikolinearitas
Uji multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya
variable independen yang memiliki kemiripan dengan variable
independen lain dalam satu model. Dalam penelitian ini, ada
tidaknya gejala multikolinearitas dilihat dari nilai Tolerance dan
102
Variance Inflation Factor (VIF). Model regresi yang bebas dari
masalah multikolinearitas menurut Triton P.B. yaitu pada nilai VIF
(Variance Inflation Factor) bernilai tidak lebih dari 10 dan nilai
Tolerancenya tidak kurang dari 0,1. Hasil uji multikolinearitas
dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel berikut :
Tabel 4.42
Multikolinearitas
Coefficients a
Model
1
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
(Constant)
PersepsiKonsumen
BonusDalamKemasan
,763
1,311
,763
1,311
a. Dependent Variable : KeputusanPembelian
Sumber : Data yang diolah
Jika kita lihat tabel 4.42 di atas, dapat diketahui bahwa Variance
Inflation Factor (VIF) pada hasil Output SPSS tabel coefficients,
masing-masing variabel independen memiliki nilai VIF tidak lebih
dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1. Pada VIF
Persepsi Konsumen dan Bonus dalam Kemasan adalah sebesar
1,311. Sedangkan nilai Tolerance untuk Persepsi Konsumen dan
Bonus dalam Kemasan adalah sebesar 0,763. Maka dapat
disimpulkan bahwa model regrensi pada penelitian ini tidak
mengalami gangguan multikolinearitas atau tidak terdapat korelasi
antar variabel bebas sehingga model regresi layak digunakan.
103
2) Heteroskedastisitas
Masalah heteroskedastisitas terjadi apabila kesalahan atau residual
pada model yang sedang diamati tidak memiliki varians yang
konstan dari satu observasi ke observasi lainnya. Cara memprediksi
ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat
dari pola gambar Scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar
Scatterplot yang menyatakan model linier berganda tidak terdapat
heteroskedastisitas jika (Triton P.B.,2006 : 152) :

Titik - titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar
angka 0.

Titik – titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah
saja.

Penyebaran titik – titik data tidak boleh membentuk pola
bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar
kembali.

Penyebaran titik – titik data sebaliknya tidak berpola.
104
Gambar 4.2
Scatterplot
Scatterplot
Dependent Variable: KEPUTUSANPEMBELIAN
Regression Standardized Predicted
Value
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-4
-2
0
2
Regression Studentized Residual
Sumber : Data yang diolah
Dari gambar 4.2 terlihat bahwa penyebaran residual adalah tidak
teratur. Hal tersebut dapat dilihat dari plot yang terpencar serta
tidak membentuk suatu pola tertentu. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa
model
regresi
linear
berganda
bebas
dari
heteroskedastisitas.
c. Pengujian Hipotesis
1) Uji t (parsial)
Metode pengujian ini digunakan untuk menguji koefisien regresi
secara parsial dari variabel bebas terhadap variabel terikat dengan
hipotesis berdasarkan yang telah dikemukakan oleh Sudjana
(1996:227) sebagai berikut :
Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas
dengan variabel terikat.
105
Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas dengan
variabel terikat.
Hipotesis dapat disimpulkan berdasarkan :
 Jika t hitung > t tabel atau nilai p value pada kolom sig. < level of
significant (α) maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti secara
parsial ada pengaruh antara variabel bebas dan terikat.
 Jika t hitung < t tabel atau nilai p value pada kolom sig. > level of
significant (α) maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti secara
parsial tidak ada pengaruh antara variabel bebas dan terikat.
Untuk mengetahui nilai t tabel dapat dilihat melalui daftar tabel t
dengan mencari tingkat signifikansi 0,05 dan nilai degree of
freedom / df = n-k (df = 100-3 = 97), maka nilai t tabel didapat
sebesar 1,661. Dimana n adalah jumlah sampel dan k adalah
jumlah variabel. Hasil pengujian hipotesis secara parsial dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.44
Coefficients a
Model
t
1
(Constant)
PERSEPSIKONSUMEN
BONUSDLMKEMASAN
Sig.
4,715
,000
5,646
,000
2,311
a. Dependent Variable : KEPUTUSANPEMBELIAN
,017
Sumber : Data yang diolah
Dari tabel di atas dapat diketahui hasil hipotesis sebagai berikut :

Menguji signifikansi koefisien variable X1 (Persepsi Konsumen).
Dari tabel diatas diperoleh nilai t
hitung
= 5,646 dengan tingkat
signifikansi 5 % ( α = 0,05) dan nilai df (degree of freedom) = n-k
(100-3) = 97, maka dapat diketahui nilai t tabel 0,05 (97) sebesar 1,661.
106
Dengan membandingkan t hitung dan t tabel didapatkan :
t hitung
5,646
Karena nilai t
t table
>
hitung
1,661
> t
tabel,
maka dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak dan Ha diterima, artinya koefisien regresi persepsi
konsumen adalah signifikan. Hasil yang sama juga bisa diperoleh
dari perbandingan nilai Sig. dengan taraf signifikansi (α) :
α
Sig.
0,000
<
0,05
Karena Sig. < α , maka disimpulkan bahwa Ho ditolak Ha diterima,
artinya koefisien regresi persepsi konsumen berpengaruh secara
signifikan terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan hasil uji t
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi konsumen untuk
membeli dipengaruhi oleh proses persepsi dari konsumen yaitu
konsumen dapat menganalisis dan menafsirkan segala informasi
tentang produk shampo Sunsilk dan Clear baik dari media iklan
elektronik maupun dari orang lain secara baik dan positif.

Menguji signifikansi koefisien variable X2 (Bonus dalam
Kemasan).
Dari tabel di atas diperoleh diperoleh nilai t
hitung
=2,311 dengan
signifikansi 5 % (α = 0,05) dan nilai df(degree of freedom)= n-k
(100-3)=97, maka dapat diketahui nilai t table 0,05 (97) = 1,661.
Hasil yang didapat dengan membandingkan t hitung dan t tabel:
t hitung
2,311
Karena nilai t
t tabel
>
hitung
1,661
> t
tabel,
maka dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak dan Ha diterima, artinya koefisien regresi bonus dalam
kemasan adalah signifikan.
107
Dengan membandingkan angka signifikansi :
α
Sig.
0,017
<
0,05
Karena Sig. < α , maka disimpulkan bahwa Ho ditolak Ha diterima,
artinya koefisien regresi bonus dalam kemasan berpengaruh secara
signifikan terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan hasil uji t
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa bonus dalam kemasan
yang diberikan produsen dapat diterima dengan baik oleh
konsumen sehingga konsumen menyukai dan memutuskan untuk
membeli.
2) Uji F ( Simultan )
Digunakan untuk mengetahui pengujian variable bebas secara
simultan (bersama-sama). Hasil uji F ini pada output SPSS dapat
dilihat pada tabel ANOVA. Menurut Triton P. B.(2006 : 267),
langkah – langkah uji F statistik adalah sebagai berikut :
(a) Hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternative (Ha) jyang
digunakan yaitu :
Ho : bi = 0, artinya tidak ada pengaruh antara persepsi
konsumen dan bonus dalam kemasan terhadap keputusan
pembelian.
Ha : bi ≠ 0, artinya ada pengaruh antara persepsi konsumen dan
bonus dalam kemasan terhadap keputusan pembelian Tingkat
signifikansi yang digunakan yaitu α = 0.05
(b) Jika Sig. F > 0.05 maka Ha ditolak dan Ho diterima, berarti
tidak ada pengaruh antara variabel bebas (X) dan terikat (Y).
(c) Jika Sig. F < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti
ada pengaruh antara variabel bebas (X) dengan terikat (Y).
108
Table 4.45
ANOVA b
Model
Sum of
df
Mean Squares
F
Sig.
26,744
,000a
Squares
1
Regression
2362,895
2
1181,447
Residual
4285,105
97
44,176
Total
6648,000
99
a.
Predictors: (Constant), BONUSDLMKEMASAN,PERSEPSI
b.
Dependent Variable : KEPUTUSANPEMBELIAN
Sumber : Data yang diolah
Dalam tabel 4.45 di atas, nilai F
hitung
= 26,744 dan nilai statistic F
dengan derajat bebas V1 = 2 danV2 = 97 pada taraf signifikansi 0,05 (
F 0,05(2)(97) ) = 3,090.
F hitung
26,744
F tabel
>
3,090
Karena nilai F hitung > F tabel, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak
Ha diterima, artinya ada pengaruh persepsi konsumen dan bonus dalam
kemasan terhadap keputusan pembelian.
Dengan membandingkan angka signifikansi :
α,
Sig.
0,000
<
0,05
Karena sig. < α, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya ada pengaruh persepsi konsumen dan bonus dalam
kemasan terhadap keputusan pembelian.
Berdasarkan hasil Uji F baik dengan membandingkan F
hitung
dan F tabel
maupun dengan angka signifikansi, maka dapat disimpulkan bahwa
persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan, secara bersama-sama
atau simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
109
d. Analisis Regresi Linier Berganda
Berdasarkan
hasil
pengolahan
regresi
linear
berganda
dengan
menggunakan SPSS 15.0 for windows diperoleh hasil penelitian sebagai
berikut :
Table 4.46
Koefisien Determinasi Hasil Uji Regresi Berganda
Model Summary b
Model
1
R
R Squares
.596
a
.355
Adjusted
Std. Error of
Durbin-
R Square
the Estimate
Watson
.342
6.647
1.819
a.
Predictors: (Constant), BONUSDLMKEMASAN,PERSEPSI
b.
Dependent Variable : KEPUTUSANPEMBELIAN
Sumber : Data yang diolah
Pada tabel 4.46 diatas, output SPSS tersebut memiliki nilai R Square
(R 2) sebesar 0,355. Nilai koefisien determinasi yang sudah disesuaikan
(Adjusted R Square ) adalah sebesar 0,342. Artinya, 34,2 % variabel
dependen
keputusan pembelian
(Y)
dijelaskan oleh
variabel
independent persepsi konsumen (X1), bonus dalam kemasan (X2),
sedangkan sisanya sebesar 65,8 % dijelaskan oleh variabel atau faktor
lain yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam analisis regresi ini.
Nilai R pada output SPSS tersebut di atas adalah sebesar 0,596.
Menurut Sugiyono dalam bukunya metode penelitian bisnis, jika R
mendekati angka 1, maka hal ini menunjukan adanya hubungan yang
sangan kuat. Artinya bahwa nilai R yang didapat sebesar 0,596 yang
menunjukan bahwa variabel independen persepsi konsumen (X1),
bonus dalam kemasan (X2), terhadap variabel dependen keputusan
pembelian (Y) mempunyai hubungan yang sedang (lihat tabel 4.47).
Pengaruh ini menggambarkan bahwa kedua variabel independen yaitu
110
persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan dapat mempengaruhi
keputusan pembelian pada produk Shampo Sunsilk&Clear.
Tabel 4.47
Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien
Tingkat Koefisien
0.00-0.199
Sangat rendah
0.20-0.399
Rendah
0.40-0.599
Sedang
0.60-0.799
Kuat
0.80-1.000
Sangat kuat
Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, 2007 : 183
Model persamaan regresi regresi secara umum adalah Y = a + b1x1 +
b 2x2 + e
Dan untuk menentukan persamaan regresi, maka dapat melihat tabel
dibawah ini :
111
Table 4.48
Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Coefficients a
Model
1
(Constant)
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
29.609
6.279
Standardized
Coefficients
Beta
t
4.715
Sig.
.000
Correlations
Tolerance
VIF
PERSEPSIKONSUMEN
.754
.134
.527
5.646
.000
.763
1.311
BONUSDLMKEMASAN
.390
.322
.209
2.311
.017
.763
1.311
Dependent Variable : KEPUTUSANPEMBELIAN
Berdasarkan tabel 4.48 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 29,609+ 0,754X1 +0,390X2 + e
Konstanta sebesar 29,609 menyatakan bahwa apabila tidak ada
pengaruh persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan maka
keputusan pembelian adalah 29,609. Jika terjadi peningkatan untuk
variabel X1 (persepsi konsumen) sebesar 1 satuan maka keputusan
pembelian meningkat 0,754, begitu juga dengan variabel X2 (bonus
dalam kemasan) jika terjadi peningkatan sebesar 1 satuan maka
keputusan pembelian akan terjadi peningkatan sebesar 0,390.
Berdasarkan hasil penelitian regresi linier berganda tersebut dapat
dijelaskan bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap keputusan
pembelian adalah variabel persepsi konsumen yang memiliki nilai
koefisien regresi sebesar 0,754 atau yang paling besar dibandingkan
variabel bonus dalam kemasan.
112
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. KESIMPULAN
Berdasarkan kepada analisis dalam Bab IV, maka penulis
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Secara simultan faktor persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan dapat
mempengaruhi keputusan pembelian. Hal ini ditunjukkan dengan nilai F
hitung
>F
Sig. F
tabel
tabel
yakni 26,744 > 3,090. Dan ditunjukkan dengan Sig. F
hitung
<
yakni 0,000 < 0,05. Berarti menolak Ho dan menerima Ha,
artinya terdapat hubungan variabel persepsi konsumen dan bonus dalam
kemasan terhadap variabel keputusan pembelian.
2. Secara parsial, faktor persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal
ini ditunjukkan dengan nilai t
hitung
> t
tabel
dari variabel X1 (persepsi
konsumen) yakni 5,646 > 1,661 dan ditunjukkan dengan Sig. t
t
tabel
hitung
< Sig.
yakni 0,000 < 0,05. Berarti menolak Ho dan menerima Ha, artinya
variabel X1 (persepsi konsumen) berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel Y (keputusan pembelian). Sedangkan untuk variabel X2 (bonus
dalam kemasan) yakni 2,311 > 1,661 dan ditunjukkan dengan Sig. t hitung <
Sig. t
tabel
yakni 0,017 < 0,05. Berarti menolak Ho dan menerima Ha,
artinya variabel X2 (bonus dalam kemasan) berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel Y (keputusan pembelian).
113
3. Hasil penelitian ini mendapatkan nilai R = 0,596 menunjukkan bahwa
persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan terhadap keputusan
pembelian mempunyai hubungan yang sedang. Nilai koefisien determinasi
(R Square) sebesar 0,355, koefisien determinasi yang telah disesuaikan
(Adjusted R Square) sebesar 0,342. Hal ini berarti persepsi konsumen dan
bonus dalam kemasan dapat menjelaskan sebesar 34,2 % dari variabel
keputusan pembelian sedangkan sisanya 65,8 % dijelaskan oleh faktor atau
variabel lain yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam analisis
regresi ini.
B. IMPLIKASI DAN SARAN
1. Pengujian koefisien regresi melalui uji F mengidentifikasi bahwa persepsi
konsumen dan bonus dalam kemasan berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini menunjukkan bahwa
persepsi konsumen untuk membeli shampo Sunsilk&Clear dipengaruhi
oleh indikator-indikator dari dalam (proses persepsi dari konsumen)
maupun faktor dari luar (stimulus-stimulus yang mempengaruhi persepsi
konsumen). Jadi bonus dalam kemasan yang diberikan oleh perusahaan
dapat diterima dengan baik oleh konsumen, sehingga konsumen menyukai
strategi tersebut.
2. Pengujian koefisien regresi melalui uji t mengidentifikasi bahwa bonus
dalam kemasan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian. Hasil ini dapat memberikan gambaran kepada
114
perusahaan bahwa strategi yang mereka lakukan yaitu promosi penjualan
dengan memberikan bonus dalam kemasan pada produk shampo
Sunsilk&Clear berupa ekstra isi 40 % memberikan nilai lebih dimata
konsumen secara positif. Hal ini wajar karena pada tahun 2002 telah
dilakukan penelitian mengenai pengaruh undian berhadiah terhadap
peningkatan jumlah nasabah dan jumlah tabungan pada bank XYZ oleh
Narulita dan Abdillah dari hasil penelitian tersebut terdapat korelasi
pemberian hadiah dengan peningkatan jumlah nasabah sebesar 95 %
sedangkan antara pemberian hadiah dengan jumlah simpanan uang sebesar
91 %, sehingga dapat dikatakan terjadi hubungan yang kuat antara
pemberian kupon undian dengan peningkatan jumlah nasabah dan
peningkatan jumlah simpanan uang dibank XYZ ini.
3. Berdasarkan hasil Uji F (simultan) dengan taraf signifikansi 0,05
menunjukan variabel persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan secara
simultan atau bersama-sama mempengaruhi keputusan pembelian. Dalam
hal ini sebaiknya perusahaan dari pihak manajemen harus tetap melakukan
strategi-strategi pemasaran lainnya, diantaranya : periklanan, agar
informasi mengenai produk shampo Sunsilk&Clear dapat diterima dengan
baik di mata konsumen, selain itu dari segi penetapan harga produknya
(shampo Sunsilk&Clear) agar konsumen dapat membeli produk tersebut
secara terus menerus. Kemudian untuk strategi promosi penjualan berupa
pemberian bonus dalam kemasan harus terus dilakukan, agar konsumen
merasa senang dan tetap menyukai produk shampo Sunsilk&Clear,
115
sehingga konsumen akan melakukan pembelian ulang, dampaknya akan
menghasilkan laba yang tinggi dari perusahaan. Hal ini penting
dikarenakan tingkat persaingan yang semakin ketat dalam industri shampo
seperti munculnya produk-produk sejenis yang menawarkan harga yang
lebih murah dan tidak menjamin dari kualitas yang diberikan. Perusahaan
harus selalu peka dengan perkembangan yang terjadi di pasar akhir-akhir
ini, terutama dengan masalah perang harga. Hal ini akan menimbulkan
reaksi bagi konsumen dalam mengambil keputusan pembelian produk
shampo yang akan mereka konsumsi.
4. Mengingat masih banyak terdapat variabel-variabel bebas lain yang dapat
mempengaruhi variabel terikat, maka diharapkan dilakukan penelitian
lebih lanjut yang berkaitan dengan judul skripsi ini dengan menambahkan
variabel lain yang diperkirakan memberikan kontribusi pengaruh secara
signifikan, sehingga akan memberikan masukan bagi pihak-pihak lain
yang berkepentingan dan dapat memberikan masukan bagi PT. Unilever,
Tbk.
116
DAFTAR PUSTAKA
A.
Shimp,Terrence. “Periklanan dan Promosi : Aspek Tambahan Komunikasi
Pemasaran Terpadu, edisi kelima, Jilid 1 dan 2, Erlangga, Jakarta, 2008.
Cummins, Jullians. “Promosi Penjualan “, Terjemahan Heryanto, Edisi Ketiga,
Binarupa Aksara, Jakarta, 2001.
Ekawati, Ni Wayan, “Analisis Perilaku Konsumen Mancanegara Dalam
Keputusan Pembelian Produk Emas Dan Perak Pada Toko Kerajinan (Art
Shop) Di Desa Celuk Gianyar Bali”. Buletin Studi Ekonomi Universitas
Udayana Bali, 2004.
Engel, James F., Roger D Blackwell, and Paul W. Miniard. “Consumer
Behavior”, Eight Edition, The Dryden Press, Orlando. 1995.
Faisah. “Analisis Persepsi Konsumen Bonus Pada Kemasan Dove di Jakarta”.
Skripsi, Jakarta, 2003.
Fikriaji, Aji. “Analisis Efektifitas Promosi Melalui Bonus Langsung Dalam
Kemasan Produk dan Brand Equity Merek Sabun Mandi Kesehatan Nuvo”
(Studi Kasus di Kota Bogor). Skripsi, Bogor, 2009.
Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Grafika Karya Utama, Jakarta,
2004.
Kotler Philip, Gary Amstrong. “Dasar-dasar Pemasaran”, Edisi Kesembilan,
Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta, 2003.
___________. “Manajemen Pemasaran”, Tejermahan Edisi Milenium Jilid 1, PT.
Prenhillindo, Jakarta, 2000.
___________. “Manajemen Pemasaran : Analisis Perencanaan, Implementasi,
dan Pengendalian”, Salemba Empat, Jakarta , 2005.
___________. “Manajemen Pemasaran”, Edisi Kesebelas, Jilid I, PT. Indeks,
Kelompok Gramedia, Jakarta, 2005.
Kotler Philip dan AB Sutanto. “Manajemen Pemasaran”, Edisi Keduabelas PT.
Indeks, Jakarta, 2007.
Kountur, Ronny. “Statistik Praktis”, PPM, Jakarta, 2005.
Leon G. Shiffman, L.L. Kanuk. “Consumer Behavior”, Prentice Hall, New
Jersey, 2005.
Mowen, John. C. Minor. “Perilaku Konsumen”, Edisi Terjemahan kelima,
Erlangga, 2002.
Nugroho, Bhuono Agung. SPSS Versi 13.0 For Windows, ANDI, Yogyakarta,
2005.
Ong, Beng Soo, Foo Nin Ho and Carolyn Tripp. “Consumer Perception of Bonus
Packs, an Exploratory Analysis”, “Journal of Consumer Marketing”,
MCB University Press, Vol 14, 1997.
P.B., Triton. Riset Statistik Parametrik : SPSS 15.0 for windows, ANDI,
Yogyakarta, 2006.
Priyatno, Dwi. Mandiri Belajar SPSS, Cet. 3, Media Kom, Jogja, 2008.
Rangkuti, Freddy. “Riset Pemasaran”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
2005.
Ristiyanti Prasetijo, Jhon J.O.I Ihalauw. “Perilaku Konsumen”, ANDI,
Jogjakarta, 2005.
Santoso, Singgih. SPSS Versi 15.0 for windows : Mengolah Data Statistik Secara
Profesional, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2008.
______________. SPSS Versi 13.0 for windows : Mengolah Data Statistik Secara
Profesional, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2001.
Sarwono, Dr. Sarlito Wirawan. “Psikologi Remaja”, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2007.
Stanton, William J. “Fundamental of Marketing”, 8th Edition, Mc Graw Hill
Company, Singapore, 1994.
Sugiono, Prof. Dr,. “ Metodologi Penelitian Bisnis”. CV. Alfabeta; Bandung,
2004.
Swasta, Bashu. “ Pengantar Bisnis Modern (Pengantar Ekonomi Perusahaan
Modern)”, BPFE UGM, Yogyakarta, 1997.
____________. “Azas-azas Marketing”, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta, 1998.
Syarweni, Narulita. “Pengaruh Undian Berhadiah Terhadap Peningkatan Jumlah
Nasabah dan Jumlah Tabungan di Bank XYZ”. Jurnal Ekonomi Bisnis dan
Vol. No.3, November 2002: 91-96
_______________. “Pengaruh Undian Berhadiah Terhadap Peningkatan Jumlah
Manajemen, 2006.
Tjiptono, Fandy. Marketing Scale, ANDI, Jogjakarta, 2008.
Wahyono, Teguh. “Analisis Data Statistik dengan SPSS 14”, PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta, 2006.
KUESIONER
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Responden yang terhormat
Sehubungan dengan penelitian yang saya lakukan, saya mohon kepada
Bapak/Ibu/Saudara/I, untuk bersedia menjawab kuesioner ini dalam rangka
penyusunan tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan program strata 1 (S1),
dengan skripsi berjudul: "Analisis Pengaruh Persepsi Konsumen, dan Bonus
Dalam Kemasan Terhadap Keputusan Pembelian Produk Shampo Sunsilk
dan Clear”.
Oleh karena itu, saya mengharapkan bantuan Bapak/Ibu/Saudara/I, untuk
memberikan jawaban yang sesungguhnya. Saya menjamin kerahasiaan yang
Bapak/Ibu/Saudara/I berikan, karena jawaban tersebut hanya sebagai bahan atau
data penelitian dan tidak untuk dipublikasikan.
DATA PENELITI
Nama
: RATIH FADLILAH AWALIYAH
Status
: Mahasiswi
NIM
: 103081029280
Program Studi : Manajemen Pemasaran
Fakultas
: Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas : UIN Syarif Hidayatullah-Jakarta
LEMBAR KUESIONER
Petunjuk Pengisian :
1. Berilah tanda silang ( x ) pada pilihan yang sesuai dengan pendapat anda.
2. Pilih hanya satu jawaban untuk setiap pernyataan
A. Identitas Responden
1. Nama Responden : ……………………………………………………….
2. Jenis Kelamin
:
a. Laki-laki
b. Perempuan
3. Usia
:
a. 15 – 20 Tahun
d. 31 – 40 Tahun
b. 21 – 25 Tahun
e. 41 Tahun Ke atas
c. 26 – 30 Tahun
1
4. Pekerjaan
:
a. Pelajar / Mahasiswa
d. Karyawan Swasta / Pegawai Negeri
b. Guru / Dosen
e. Profesi / Ahli Sebutkan : ………………..
c. Ibu Rumah Tangga
f. Pengangguran
5. Pendapatan Per bulan
:
a. < 500.000
d. 1.500.000 s/d 2.000.000
b. 500.000 s/d 1.000.000
e. > 2.000.000
c. 1.000.000 s/d 1.500.000
B. Pilihlah Jawaban yang paling sesuai dengan kondisi anda mengenai
beberapa pertanyaan dengan memberi tanda ( √ ) sesuai dengan pilihan
bobot jawaban yang tersedia pada kolom, dengan rincian Sbb :
( STS )
( TS )
(R)
(S)
( SS )
: Sangat Tidak Setuju
: Tidak Setuju
: Ragu
: Setuju
: Sangat Setuju
Persepsi (X1)
1. Proses Persepsi
No
Pernyataan
Bobot Jawaban
STS TS R
S SS
1 Anda termasuk konsumen yang mendapatkan
informasi secara pribadi tentang produk-produk
Unilever diantaranya Shampo Sunsilk dan Clear
kemasan sachet.
2 Anda termasuk konsumen yang mendapatkan
informasi melalui orang lain tentang Shampo
Sunsilk dan Clear kemasan sachet.
3 Anda termasuk konsumen yang mendapatkan
informasi melalui media elektronik tentang
Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet.
4 Anda termasuk konsumen yang menafsirkan
sendiri tentang informasi dari sebuah produk
5 Anda termasuk konsumen yang memakai Shampo
Sunsilk dan Clear kemasan sachet karena
kebutuhan sendiri.
6 Anda merupakan konsumen yang memakai
Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet karena
pengaruh positif/pengaruh dari hal-hal baik
produk tersebut
2
7 Anda termasuk konsumen yang selalu mengingat
pengaruh positif/hal-hal baik dari sebuah produk.
2. Stimulus-Stimulus Yang Mempengaruhi Persepsi
No
Pernyataan
STS
Bobot Jawaban
TS R
S SS
1 Mayoritas yang hidup di lingkungan tempat
tinggal anda memakai Shampo Sunsilk dan Clear
kemasan sachet.
2 Keluarga menjadi faktor pilihan anda untuk
memakai Shampo Sunsilk dan Clear kemasan
sachet.
3 Anda termasuk konsumen yang memakai Shampo
Sunsilk dan Clear kemasan sachet karena
kebiasaan sejak awal.
4 Anda akan memakai produk lain, jika produk
tersebut lebih murah harganya atau berkualitas
dari produk Shampo Sunsilk dan Clear kemasan
sachet yang anda gunakan
5 Anda termasuk konsumen yang memakai produk
Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet karena
terpengaruh dari iklan yang anda lihat
Bonus Dalam Kemasan (X2)
1. Kegunaan Bagi Konsumen
No
Pernyataan
Bobot Jawaban
STS TS R
S SS
1 Anda termasuk konsumen yang menyukai
promosi penjualan, salah satunya dengan
pemberian bonus dalam kemasan pada Shampo
Sunsilk dan Clear kemasan sachet berupa bonus
isi ekstra 20 % atau 40 %.
2 Bonus isi ekstra 20 % atau 40% dalam kemasan
sachet Shampo Sunsilk dan Clear menjadi daya
tarik konsumen
3 Bonus isi ekstra 20 % atau 40 % dalam kemasan
sachet Shampo Sunsilk dan Clear mendapat nilai
tambah dimata konsumen
4 Harga Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet
stabil/tetap, setelah mendapatkan bonus dalam
kemasan yaitu isi ekstra 20 % atau 40 %.
5 Anda lebih memilih Shampo Sunsilk dan Clear
kemasan sachet karena memberikan bonus isi
ekstra 20 % atau 40 %, dibandingkan produk lain
3
6 Pemberian bonus dalam kemasan sifatnya adalah
promosi jangka pendek
7 Pemberian bonus dalam kemasan hanya terbatas
pada supermarket
8 Anda mengharapkan pemberian bonus isi ekstra
20% atau 40 % didalam kemasan sachet Shampo
Sunsilk dan Clear dilakukan secara terus-menerus
Keputusan Pembelian (Y)
1. Pengenalan kebutuhan
No
Pernyataan
STS
Bobot Jawaban
TS R
S SS
STS
Bobot Jawaban
TS R
S SS
1 Anda melakukan keputusan pembelian Shampo
Sunsilk dan Clear kemasan sachet karena
kebutuhan.
2 Harga menjadi bahan pertimbangan bagi anda
dalam melakukan keputusan pembelian Shampo
Sunsilk dan Clear kemasan sachet.
3 Anda melakukan pembelian produk Shampo
Sunsilk dan Clear kemasan sachet, karena mudah
didapatkan, seperti di warung terdekat dengan
rumah anda.
2. Pencarian informasi
No
Pertanyaan
1 Anda sering melihat dan memperhatikan iklan
Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet
dengan bonus isi ekstra 20 % atau 40 %, sehingga
anda melakukan keputusan pembelian
2 Anda melakukan keputusan pembelian Shampo
Sunsilk dan Clear kemasan sachet dengan bonus
isi ekstra 20 % atau 40 %, karena dapat referensi
dari keluarga.
3 Anda melakukan keputusan pembelian Shampo
Sunsilk dan Clear kemasan sachet dengan bonus
isi ekstra 20 % atau 40 %, karena dapat referensi
dari teman.
4 Anda melakukan keputusan pembelian Shampo
Sunsilk dan Clear kemasan sachet dengan bonus
isi ekstra 20% atau 40 %, lalu anda
merekomendasikannya kepada keluarga, teman
atau kerabat
4
3. Evaluasi Alternatif
No
Pernyataan
Bobot Jawaban
STS TS R
S
SS
1 Sebelum anda melakukan keputusan pembelian
pada Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet
dengan bonus isi ekstra 20 % atau 40 %, anda
memiliki pertimbangan tertentu seperti bonus
dalam kemasan yang ditawarkan.
Sebelum melakukan keputusan pembelian, anda
2
mendapatkan informasi yang berkenaan dengan
Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet.
Anda melakukan pembelian Shampo Sunsilk dan
3
Clear kemasan sachet karena mudah dibawa.
4. Keputusan Membeli
No
Pernyataan
STS
Bobot Jawaban
TS R
S SS
STS
Bobot Jawaban
TS R
S SS
1 Anda melakukan pembelian Shampo Sunsilk dan
Clear kemasan sachet, karena memberikan rasa
aman.
2 Jaminan keselamatan dan kesehatan merupakan
faktor dari keputusan membeli Shampo Sunsilk
dan Clear kemasan sachet.
3 Tingkat kepercayaan kepada Shampo Sunsilk dan
Clear kemasan sachet merupakan faktor dari
keputusan pembelian anda.
4 Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet
terdaftar sebagai barang yang layak di konsumsi,
dan merupakan faktor pertimbangan anda untuk
membeli
5. Pasca Pembelian
No
Pernyataan
1 Setelah melakukan pembelian Shampo Sunsilk
dan Clear kemasan sachet dengan bonus isi ekstra
20 % atau 40 %, anda merasakan kepuasan.
2 Setelah anda merasa puas menggunakan Shampo
Sunsilk dan Clear kemasan sachet dengan bonus
isi ekstra 20 % atau 40 %, anda akan terus
membelinya
3 Setelah anda merasa puas menggunakan Shampo
Sunsilk dan Clear kemasan sachet dengan bonus
isi ekstra 20 % atau 40 %, anda akan
merekomendasikannya kepada orang lain.
5
4 Setelah anda puas menggunakan Shampo Sunsilk
dan Clear kemasan sachet dengan bonus isi ekstra
20 % atau 40 %, anda tidak akan mencoba produk
lain.
Wassalamualaikum Wr, Wb.
# Terima kasih #
# Semoga Anda mendapatkan kemudahan dalam segala urusan (Amiin) #
6
SUBJEK
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
1
2
2
1
2
2
2
4
1
4
2
4
4
4
1
4
4
1
1
2
1
1
2
2
2
5
2
1
4
2
4
1
4
4
1
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
2
4
4
4
3
3
4
4
2
4
3
4
4
3
4
3
4
3
2
1
1
4
4
3
2
1
2
2
5
4
5
2
5
1
1
2
4
4
2
1
4
2
2
2
2
4
2
5
5
4
5
2
4
3
4
4
4
5
4
4
4
3
5
4
4
4
4
4
2
4
4
2
4
4
4
4
2
4
4
2
4
2
4
4
4
3
4
4
4
4
5
4
2
4
5
5
4
2
4
5
4
5
4
5
5
4
1
5
5
4
4
2
4
2
5
5
4
4
5
5
4
5
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
5
4
4
5
4
3
3
4
4
3
4
5
4
3
3
4
4
3
4
2
4
3
4
4
4
4
5
4
4
4
4
2
4
3
1
4
4
4
4
4
4
4
5
1
4
4
4
4
4
4
1
4
3
4
2
5
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
4
5
4
4
5
4
2
4
4
5
4
4
5
4
2
4
4
4
5
4
5
4
5
PERNYATAAN X1
6
7
5
5
1
5
2
2
4
4
4
4
5
4
1
2
5
4
3
3
4
4
5
5
4
4
5
4
4
1
5
5
5
3
1
3
5
2
1
5
1
5
5
5
2
2
4
4
4
5
3
3
1
2
5
4
4
4
5
1
5
4
5
5
4
4
5
4
4
1
5
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
5
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
5
5
4
5
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
5
4
4
5
4
5
5
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
5
5
4
4
5
5
4
8
5
5
2
2
4
4
3
5
3
3
4
2
5
5
4
3
3
5
4
4
5
5
2
4
2
3
4
4
5
4
4
2
5
5
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
2
4
4
4
3
4
2
4
3
3
4
4
4
4
3
4
4
4
9
2
2
1
5
2
4
2
2
3
3
4
2
5
2
4
1
1
4
4
4
2
2
5
1
2
2
4
2
1
4
4
2
5
2
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
3
4
3
4
3
4
3
4
2
5
4
4
10
5
2
1
2
4
5
2
4
3
2
5
2
2
4
5
1
1
4
4
4
5
4
2
4
2
2
5
4
5
2
5
2
2
4
2
4
4
3
4
4
5
4
3
4
4
4
3
4
4
2
4
2
3
3
3
4
3
4
3
4
3
3
4
4
4
3
4
4
4
4
11
5
4
3
5
4
3
4
1
5
4
4
2
1
3
4
5
5
2
1
1
4
4
5
1
5
4
3
5
3
1
4
4
5
4
3
4
4
3
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
3
4
3
3
4
3
4
3
4
3
3
4
2
4
4
5
5
4
4
TOTAL
2
4
1
4
2
4
1
1
3
3
4
2
1
4
4
4
5
1
1
1
1
2
4
1
4
1
4
1
4
1
4
4
5
4
4
5
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
5
4
5
4
4
4
4
4
5
4
3
4
4
4
4
5
4
4
5
4
4
41
34
23
38
36
45
26
32
33
37
49
34
38
37
49
34
26
32
34
34
39
32
38
32
31
26
44
34
39
36
49
38
46
38
43
44
45
39
44
46
47
44
42
42
45
44
46
46
46
41
40
42
40
34
43
45
42
45
35
44
39
33
43
37
44
45
42
48
44
46
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
4
4
2
4
4
2
3
5
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
5
5
3
4
4
4
5
4
4
5
4
4
3
4
5
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
5
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
3
4
4
4
3
5
4
4
3
2
4
3
4
4
4
4
4
5
4
4
5
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
5
2
4
4
4
3
4
4
4
4
4
5
4
5
4
4
4
3
4
5
5
4
5
4
4
5
4
5
3
4
4
5
2
4
2
3
4
4
3
5
5
5
5
5
4
5
4
4
5
4
5
4
5
5
4
5
4
5
4
5
4
5
4
4
3
4
4
4
3
3
4
4
5
4
4
4
5
4
5
5
4
5
4
5
5
4
5
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
5
4
4
5
5
5
4
3
4
4
5
4
4
5
4
4
4
5
4
4
3
4
2
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
2
4
5
5
4
4
4
4
4
5
5
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
2
4
4
2
4
5
4
4
4
5
4
5
2
3
4
3
2
5
4
4
4
3
4
3
4
3
4
4
3
4
4
4
4
5
5
4
5
4
5
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
3
4
3
4
3
4
3
4
3
45
46
39
48
44
42
47
47
47
46
43
46
44
48
42
45
45
45
40
47
47
46
41
40
40
35
45
40
42
45
SUBJEK
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
1
2
5
5
1
5
4
4
2
2
4
4
5
4
1
5
5
5
2
2
4
4
5
5
5
2
4
1
4
4
4
1
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
5
4
4
5
4
5
4
4
4
4
3
3
5
4
1
5
4
5
4
2
3
4
5
4
5
5
5
4
2
4
4
4
4
4
5
2
2
4
5
5
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
5
5
1
5
4
5
4
2
3
5
5
4
5
5
5
5
3
4
4
4
5
5
5
2
2
5
4
5
5
4
2
4
4
3
4
4
3
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
PERNYATAAN X2
5
6
5
5
5
3
1
2
5
4
4
2
4
4
3
2
3
2
3
3
5
4
5
5
4
4
5
5
5
2
5
5
5
3
4
3
4
2
4
4
4
4
4
2
5
2
5
4
3
2
4
4
4
2
4
4
4
1
5
2
5
4
4
3
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
2
3
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
5
4
4
4
3
3
4
4
4
3
4
4
3
4
7
3
5
5
4
4
3
4
4
3
5
4
2
2
4
4
5
3
2
3
3
1
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
3
4
4
4
5
4
4
4
3
5
4
4
4
4
4
2
4
4
2
4
4
4
3
3
4
4
8
2
1
5
4
4
2
3
1
3
2
4
2
1
2
4
1
2
2
1
1
4
4
4
1
2
3
1
4
1
1
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
5
4
4
5
4
3
3
4
4
3
4
4
4
4
2
4
4
5
5
5
4
5
4
3
4
3
4
5
4
5
5
5
5
4
1
5
5
4
4
4
4
4
2
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
4
5
4
4
5
4
2
4
5
4
3
3
4
4
TOTAL
35
33
21
36
31
31
25
20
25
33
38
28
29
33
38
33
23
21
29
29
29
33
36
20
26
25
31
32
30
26
30
31
32
26
32
33
32
31
29
30
33
32
31
33
30
31
30
29
32
28
33
34
29
30
27
32
30
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
3
4
4
2
5
4
5
2
5
4
4
3
4
2
5
4
4
2
3
4
4
5
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
2
4
4
4
3
4
2
4
3
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
3
4
4
5
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
3
4
3
4
3
4
3
4
2
5
4
4
5
4
5
4
5
5
4
3
4
2
4
5
5
4
5
4
3
4
3
2
4
4
2
4
2
3
3
3
4
3
4
3
4
3
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
3
2
4
4
5
4
4
4
4
5
3
4
4
3
4
4
4
4
3
4
3
3
4
3
4
3
4
3
3
4
2
4
4
5
5
4
4
4
5
3
4
4
5
5
4
4
5
4
4
4
4
4
4
3
4
2
3
2
4
3
4
4
3
4
3
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
5
5
4
4
5
4
3
4
3
2
4
5
4
3
5
2
4
2
4
4
4
3
4
4
5
4
4
4
3
5
5
4
5
4
5
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
3
4
4
4
3
5
3
4
2
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
5
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
2
4
4
4
3
4
4
3
4
2
3
4
4
4
4
4
27
32
25
32
27
27
29
30
32
29
32
26
32
25
31
31
29
33
31
32
31
33
31
34
33
31
29
32
34
33
26
29
32
34
31
33
30
30
33
30
32
27
30
1
2
5
5
5
4
4
4
2
4
4
4
5
4
5
5
4
3
4
1
4
4
4
5
4
4
4
2
5
4
5
5
5
4
4
4
4
4
5
4
5
4
4
4
5
4
5
5
4
4
4
3
4
4
5
4
4
5
4
2
4
4
4
5
4
5
4
5
4
5
3
5
4
1
5
4
2
2
4
4
4
5
2
5
4
4
1
2
2
1
1
4
4
5
4
4
2
2
4
4
4
4
4
5
4
4
5
4
5
4
4
4
4
4
5
4
3
4
4
4
5
3
4
5
5
4
4
4
3
4
4
4
5
4
5
4
5
4
5
4
5
5
5
5
5
5
2
5
4
5
5
2
5
2
4
4
2
2
4
4
4
4
5
5
4
2
5
5
2
5
4
4
5
4
4
5
4
5
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
5
4
5
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
4
4
1
4
4
3
3
4
3
4
4
2
3
4
4
1
2
3
1
4
4
2
1
4
2
3
2
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
2
4
5
4
5
3
5
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
6
1
2
1
4
2
4
2
2
3
4
5
2
3
2
5
1
2
4
1
4
4
2
1
2
2
2
2
2
2
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
5
5
4
5
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
3
4
3
2
7
1
2
1
2
2
2
2
2
3
4
2
2
3
2
4
1
2
5
1
5
1
4
1
2
2
2
2
2
2
3
2
4
4
3
4
4
5
4
3
4
4
4
3
4
4
2
4
2
3
5
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
8
3
5
1
4
4
3
2
2
3
4
4
2
2
2
5
2
2
4
1
4
3
3
1
2
4
2
4
4
2
2
3
4
4
3
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
3
4
2
4
5
4
4
4
3
4
3
4
4
4
3
4
4
3
4
2
3
9
4
4
1
4
4
2
3
3
3
4
4
4
1
4
4
4
3
4
3
5
4
1
1
3
3
3
2
4
5
1
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
5
4
4
5
4
3
3
4
4
3
4
5
4
3
3
4
4
3
4
3
4
4
4
4
3
4
3
4
PERNYATAAN Y
10
11
12
5
4
4
5
5
4
4
4
2
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
3
4
5
5
3
2
4
4
4
4
4
5
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
3
5
5
5
4
5
4
4
5
5
4
4
3
2
4
2
4
2
4
4
3
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
2
2
3
4
4
2
4
4
2
2
4
3
4
5
5
3
2
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
2
4
5
5
4
4
5
4
4
3
5
5
5
5
5
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
3
3
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
5
5
5
5
4
4
4
5
5
5
5
4
2
4
5
5
5
4
4
4
4
5
4
5
4
4
4
5
4
2
3
4
5
4
4
3
4
4
3
4
5
4
4
5
4
3
2
3
4
4
4
4
5
4
4
4
4
2
5
4
4
4
4
5
5
4
4
5
4
4
3
4
5
5
5
5
4
3
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
2
3
5
4
4
4
13
14
4
4
1
5
4
4
4
5
3
4
4
4
4
5
4
4
4
5
4
4
2
2
1
5
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
2
4
3
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
5
3
5
4
2
5
4
3
4
4
2
3
4
15
4
5
4
4
4
3
4
4
3
4
5
4
5
5
5
4
4
2
4
5
1
3
4
4
3
5
4
5
4
4
4
4
4
3
4
3
4
3
4
3
4
3
4
2
5
4
4
5
3
2
4
4
5
4
4
4
3
4
4
5
4
4
4
4
4
3
4
4
5
4
1
4
4
4
3
4
3
4
5
4
5
5
5
4
4
1
5
5
1
4
1
4
4
3
4
5
4
5
3
3
4
3
4
3
4
3
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
2
3
5
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
16
5
5
1
4
4
4
3
4
3
4
5
4
5
5
5
3
3
2
3
4
2
4
1
4
4
3
4
4
4
5
3
3
4
3
4
3
4
3
3
4
2
4
4
5
5
4
4
4
4
4
3
4
5
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
17
18
4
4
1
5
4
4
4
2
3
4
4
4
4
3
4
3
1
4
2
4
4
2
1
2
2
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
5
4
5
3
4
4
5
4
4
4
4
4
5
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
2
1
2
4
3
3
5
3
4
4
4
3
3
5
1
1
4
1
4
4
2
1
5
2
4
3
4
3
3
3
2
4
4
5
4
4
4
3
4
4
5
4
4
4
4
3
4
5
4
4
5
4
4
5
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
TOTAL
72
72
38
71
69
61
54
65
61
74
79
60
71
68
80
47
50
58
49
71
55
54
41
65
59
56
61
73
65
69
69
70
74
63
74
70
76
69
66
70
68
74
73
74
75
72
70
72
69
66
68
72
79
67
73
76
67
67
73
70
73
72
71
75
67
70
64
72
4
4
4
4
4
5
3
4
4
4
3
2
4
3
4
4
3
4
5
4
3
4
5
3
4
3
4
4
4
5
4
4
4
5
4
4
3
5
4
4
4
4
4
3
4
4
4
2
3
4
3
4
3
5
4
5
4
5
4
4
4
5
5
3
5
5
3
4
2
5
4
3
4
4
2
3
4
4
4
3
4
4
4
3
4
5
5
4
5
4
4
5
4
5
3
5
4
3
4
4
5
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
5
5
4
5
4
5
4
5
4
5
5
4
5
4
5
4
5
4
4
5
4
5
4
5
5
4
5
4
5
4
5
4
5
4
5
4
4
4
5
5
3
4
5
5
4
5
4
4
4
4
4
4
5
5
3
4
5
5
4
5
4
4
4
4
4
4
5
3
4
5
5
4
5
4
5
5
4
5
4
4
4
4
4
5
5
4
5
4
5
5
4
5
4
4
4
5
4
3
5
4
5
5
4
3
4
4
5
4
4
5
4
4
4
4
5
5
4
3
4
4
5
4
4
5
4
4
4
5
4
2
5
4
3
4
4
5
5
4
5
2
4
5
4
4
4
4
4
5
4
3
4
2
4
4
4
3
4
4
4
5
4
4
4
3
4
4
4
5
4
5
4
5
4
5
5
4
5
4
4
5
4
4
4
2
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
5
3
5
5
4
4
4
5
3
4
4
4
5
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
4
3
5
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
3
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
5
4
5
4
4
4
5
4
2
5
4
4
4
3
2
2
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
2
4
3
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
5
4
5
4
4
5
4
5
3
5
4
3
3
3
4
4
2
4
4
2
4
2
4
4
5
5
4
5
4
4
4
4
5
4
5
5
4
5
4
5
4
5
4
3
4
2
4
3
3
4
4
3
4
2
4
3
4
5
5
5
4
3
4
5
5
3
4
5
5
4
5
4
4
4
4
2
4
4
4
5
4
5
4
2
4
4
4
5
5
4
4
4
5
4
5
5
4
5
4
5
5
4
5
4
4
4
4
3
4
4
4
5
4
4
4
3
4
4
4
5
4
5
4
4
5
5
5
4
3
4
4
5
4
4
5
4
4
4
4
3
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
4
5
4
4
5
4
2
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
5
4
72
67
74
69
71
76
66
76
75
67
70
64
72
73
78
77
69
80
72
69
75
81
79
71
81
80
76
77
79
78
71
77
HASIL REGRESI ANALISIS BERGANDA
Descriptive Statistics
KEPUTUSANPEMBELIAN
PERSEPSI
BONUSDLMKEMASAN
Mean
69.20
40.86
30.19
Std. Deviation
8.195
5.724
3.452
N
100
100
100
Variables Entered/Removedb
Model
1
Variables
Entered
BONUSDL
MKEMASA
N,
a
PERSEPSI
Variables
Removed
Method
.
Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: KEPUTUSANPEMBELIAN
Model Summaryb
Model
1
R
R Square
.596a
.355
Adjusted
R Square
.342
Std. Error of
the Estimate
6.647
Change
Statistics
Sig. F Change
.000
a. Predictors: (Constant), BONUSDLMKEMASAN, PERSEPSI
b. Dependent Variable: KEPUTUSANPEMBELIAN
DurbinWatson
1.819
ANOVAb
Model
1
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
2362.895
4285.105
6648.000
df
2
97
99
Mean Square
1181.447
44.176
F
26.744
Sig.
.000a
a. Predictors: (Constant), BONUSDLMKEMASAN, PERSEPSI
b. Dependent Variable: KEPUTUSANPEMBELIAN
Coefficientsa
Model
1
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
29.609
6.279
PERSEPSI
.754
.134
BONUSDLMKEMASAN .390
.322
Standardized
Coefficients
Beta
.527
.209
a. Dependent Variable: KEPUTUSANPEMBELIAN
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: KEPUTUSANPEMBELIAN
Expected Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0
0.2
0.4
0.6
Observed Cum Prob
0.8
1.0
t
4.715
5.646
2.311
Sig.
.000
.000
.017
Collinearity
Statistics
Tolerance
VIF
.763 1.311
.763 1.311
Scatterplot
Dependent Variable: KEPUTUSANPEMBELIAN
Regression Standardized Predicted
Value
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-4
-2
0
Regression Studentized Residual
2
Download