ANALISIS PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN DAN BONUS DALAM KEMASAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN Oleh Ratih Fadlilah Awaliyah NIM : 103081029280 Oleh : RATIH FADLILAH AWALIYAH NIM : 103081029280 JURUSAN MANAJEMEN PEMASARAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. Data Pribadi Nama : Ratih Fadlilah Awaliyah Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 11 Agustus 1984 Alamat : Jl. Raden Saleh III Rt.06 Rw.05 No. 32 Sukmajaya- Depok Jenis Kelamin : Wanita Agama : Islam No. Handphone : 081319916691 B. Data Pendidikan Pendidikan Formal 2003- 2010 : UIN SYARIF HIDAYATULLAH -JAKARTA Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Pemasaran 2000-2003 : SMU YAPEMRI-DEPOK 1997-2000 : MTS AL-KAUTSAR-DEPOK 1991-1997 : SDN DEWASARI III-CIAMIS 1990-1991 : TK PERWANIDA-CIAMIS Pendidikan Non Formal Workshop-workshop Strategic Marketing Plan (2004) Tempat FE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pelatihan Perpajakan (2004) Tempat FE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pengalaman Berorganisasi Komunitas Musik Mahasiswa-Ruang Inspirasi Atas Kegelisahan (KMM-RIAK) UIN Syarif Hidayatullah-Jakarta Panitia acara PROGENI 2005 (Proses Genetika KMM RIAK UIN Syarif Hidayatullah-Jakarta) Panitia acara GRASS ROOT SWINDLE 2005 ; With Seringai, Dead Maya, dll, sebagai ticketing staff. Panitia acara RIAK-si MUSIK KAMPUS V 2006 ; With Bondan Feat. Fade 2 Black & Bintang, sebagai staf acara. Panitia acara STAR MILD Goes To Campus ; PAS BAND, sebagai staf konsumsi Pengalaman Kerja Data Entry SBU Agricultural-PT. Superintending Company of Indonesia 23 Juni s/d 28 Juli 2006 Sales Promotion Girl-PT. Ufuk Publishing House 28 Juni s/d 06 Juli 2008 Admin Schedulling-PT. MNC Sky Vision (INDOVISION) 08 Oktober 2008-08 Januari 2009 Admin Sales- Distribution PT. Yummy Food Utama September 2011-Mei 2013 Admin HRD – PT. Yabeta Mei 2013 - sekarang ABSTRACT THE INFLUENCE OF CONSUMER’S PERCEPTION AND BONUS IN PACK TOWARD DECISION OF BUYING By Ratih Fadlilah Awaliyah The aim of this research is to know consumer’s perception and bonus in pack toward decision of buying of Sunsilk&Clear Shampo. The methodology is multiple linear regression analysis. Process analysis is calculated by SPSS version 15. Primary data is collected by distributing questionnaires to 100 responden in Tangerang category 15-41 years old, using convinience sampling. The result of this research shows that consumer’s perception and bonus in pack are affecting simultaneous and partially toward decision of buying. Keywords : Consumer’s Perception, Bonus in Pack, Decision of Buying ii ABSTRAK ANALISIS PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN DAN BONUS DALAM KEMASAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN Oleh Ratih Fadlilah Awaliyah Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis variabel persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan terhadap keputusan pembelian pada produk Shampo Sunsilk&Clear. Metodologi yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Proses analisis dikalkulasikan menggunakan SPSS versi 15. Data primer dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner kepada 100 orang responden pria dan wanita di Tangerang usia 15-41 tahun ke atas, dengan menggunakan teknik convinience sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa persepsi konsumen (X1), dan Bonus Dalam Kemasan (X2) berpengaruh signifikan secara simultan dan parsial terhadap keputusan pembelian (Y). Kata Kunci : Persepsi Konsumen, Bonus Dalam Kemasan, Keputusan Pembelian KATA PENGANTAR Puji dan Syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas nikmat iman dan nikmat islamnya sehingga peneliti diberikan kesehatan dan jalan kemudahan dalam menyelesaikan masa-masa sulit dalam pembuatan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa ummat manusia dari zaman kebodohan menuju ummat yang lebih mulia dengan ilmu pengetahuan. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat meraih gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Jurusan Manajemen Pemasaran Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi ini, kepada : 1. Mamahku tercinta yang selalu sabar dan memberikan yang terbaik untuk semua anak-anaknya. Adik-adikku tersayang : Dani Hamzah AlFaruq dan Mohammad Rizki Rabbani, yang selalu memberikan motivasi. Terima kasih atas doa, kasih sayang, pengertian, dorongan, pengorbanan serta dukungannya selama menyelesaikan skripsi ini. 2. Papah (alm),yang telah berada di sisi Allah SWT, engkau menjadi semangatku untuk tetap tegar menghadapi hidup, dan menjadi inspirasiku dalam mengerjakan skripsi ini. Tanpa bayangan dan nasihat-nasihatmu, aku tidak akan bisa seperti ini. 3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku dosen pembimbing I. Terima kasih atas perhatian, bimbingan, dan nasihatnya dalam memberikan ilmu-ilmu dan masukan-masukan yang berguna. 4. Bapak Suhendra, S.Ag. MM selaku dosen pembimbing II, yang telah banyak membantu dalam mengoreksi pengerjaan skripsi ini, terima kasih yang tak terhingga atas waktu dan bimbingannya kepada peneliti. iv 5. Terima kasih kepada Yang Terhormat guru-guruku dari TK, SD, Madrasah Tsanawiyah, SMU sampai Perguruan Tinggi, sehingga aku bisa meraih gelar Sarjana Ekonomi. Jasa-jasamu tiada tara dan engkau adalah Pahlawan Tanda Jasa. 6. Tofan Dwi Haryanto, Amd., selaku suamiku tercinta yang selalu memberikan doa, semangat, nasihat, dukungan, pengorbanan dan kasih sayang tanpa henti-henti. Terima kasih buat “babah tersayang” yang telah membantu dan membuat “bunda” bisa menyelesaikan skripsi ini. Dan untuk Bima Akbar Rozaktana (“malaikat kecilku”) dan “junior” yang masih dalam kandungan, engkau adalah inspirasi dan motivasi terbesar “bunda” untuk bisa menyelesaikan skripsi ini. 7. Terima kasih kepada keluarga besar Bapak Titing Sadikin Sahib atas doa, dan dukungannya, sehingga skripsi ini bisa selesai. 8. Terima kasih kepada teman-teman Manajemen C angkatan 2003 khususnya Firstyenda Ririn Ardiyani dan teman-teman sejawatku di kosan irakian khususnya Zaenab, terima kasih atas doa, semangat dan dukungannya selama ini. Dan semua pihak yang telah memberikan bantuan, doa dan semangat yang tidak bisa disebutkan satu-persatu. Dengan kemampuan dan keterbatasan yang ada pada diri ini, peneliti telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini dengan sebaikbaiknya. Dengan segala kerendahan hati peneliti menerima saran maupun kritik dari pembaca yang dapat menjadikan skripsi ini menjadi lebih baik. Akhir kata peneliti berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Dan semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua. Amin. Jakarta, Juni 2010 RATIH FADLILAH AWALIYAH v DAFTAR ISI Halaman Lembar Pengesahan Skripsi i Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif Daftar Riwayat Hidup ii Abstract iii Abstrak iv Kata Pengantar v Daftar Isi vi Daftar Tabel vii Daftar Gambar x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 B. Perumusan Masalah 4 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 5 1. Tujuan Penelitian 5 2. Manfaat Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Manajemen Pemasaran 6 B. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) 9 1. Produk 10 2. Promosi 11 3. Harga 12 4. Place 13 C. Bauran Promosi 14 D. Persepsi 15 1. Pengertian Persepsi 15 2. Proses Persepsi 18 vii 3. Stimulus-stimulus Persepsi 22 4. Fungsi Persepsi 25 E. Promosi 26 1. Pengertian Promosi 26 2. Tujuan Promosi 27 3. Promosi Penjualan 27 F. Promosi Bonus Dalam Kemasan 31 1. Definisi Bonus Dalam Kemasan 31 2. Peran Positif Bonus Dalam Kemasan 32 3. Kekurangan Bonus Dalam Kemasan 33 4. Hal Yang Perlu Dievaluasikan Dalam Promosi BAB III Penjualan 33 G. Keputusan Pembelian 37 1. Proses Keputusan Membeli 37 2. Tahap-tahap Siklus Pembelian 39 H. Penelitian Terdahulu 39 I. Kerangka Pemikiran 41 J. Hipotesis 44 METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 46 B. Metode Penentuan Sampel 46 C. Metode Pengumpulan Data 47 D. Metode Analisis Data 48 1. Uji Validitas dan Reliabilitas 49 a. Uji Validitas 49 b. Uji Reliabilitas 50 2. Uji Asumsi Klasik 52 3. Analisis Regresi Berganda 54 4. Pengujian Hipotesis 55 viii BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum PT. Unilever,Tbk 60 1. Sejarah Singkat Perusahaan 60 2. Produk PT. Unilever Indonesia 63 B. Hasil dan Pembahasan 1. Karakteristik Responden 65 65 2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 66 BAB V 3. Hasil Penyebaran Kuesioner Kepada 71 4. Hasil Analisis 96 A. Kesimpulan 109 B. Impikasi dan Saran 110 Daftar Pustaka Lampiran ix DAFTAR TABEL No. Tabel Keterangan Hal 3.1 Skala Likert 48 3.2 Operasional Variabel Penelitian 59 4.1 Produk PT. Unilever Indonesia 64 4.2 Karakteristik Responden 65 4.3 Hasil Try Out Awal Sebelum di Drop Out 68 4.4 Hasil Try Out Akhir Setelah di Drop Out 70 4.5 Informasi Produk Shampo Sunsilk&Clear Secara Pribadi 71 4.6 Informasi Produk Shampo Sunsilk&Clear dari Orang Lain 4.7 72 Informasi Produk Shampo Sunsilk&Clear dari Media Elektronik 4.8 73 Penafsiran Sendiri Mengenai Informasi dari Sebuah Produk 4.9 73 Memakai Shampo Sunsilk&Clear Kemasan Sachet karena Kebutuhan Sendiri 4.10 74 Penggunaan Produk Shampo Sunsilk&Clear karena Pengaruh Positif 74 4.11 Faktor Lingkungan Tempat Tinggal 75 4.12 Penggunaan Shampo Sunsilk&Clear karena Faktor Keluarga 4.13 76 Penggunaan Shampo Sunsilk&Clear karena Kebiasaan Sejak Awal 4.14 76 Pemakaian Produk Lain jika Produk Tersebut Lebih Murah dan Berkualitas 77 4.15 Pengaruh Iklan yang Dilihat 78 4.16 Menyukai Bonus Dalam Kemasan Sunsilk&Clear 78 4.17 Bonus Dalam Kemasan Menjadi Daya Tarik 79 4.18 Bonus Dalam Kemasan Menjadi Nilai Tambah Dimata vii Konsumen 80 4.19 Harga Stabil Setelah Pemberian Bonus Dalam Kemasan 80 4.20 Pemilihan Shampo Sunsilk&Clear karena Bonus Dalam Kemasannya Dibandingkan Produk Lain 4.21 Pemberian Bonus Dalam Kemasan Sifatnya Jangka Pendek 4.22 82 Bonus Dalam Kemasan Hanya Terbatas Pada Supermarket 4.23 82 Harapan Konsumen Bonus Dalam Kemasan Dilakukan Secara Terus-Menerus 4.24 83 Keputusan Pembelian Shampo Sunsilk&Clear Berdasarkan Kebutuhan 4.25 81 84 Harga Menjadi Pertimbangan Keputusan Pembelian Shampo Sunsilk&Clear 84 4.26 Mendapatkan Shampo Sunsilk&Clear Dengan Mudah 85 4.27 Perhatian Terhadap Iklan Sehingga Memutuskan Pembelian Shampo Sunsilk&Clear 4.28 Referensi dari Keluarga Untuk Membeli Shampo Sunsilk&Clear 4.29 86 Referensi Dari Teman Untuk Membeli Shampo Sunsilk &Clear 4.30 86 87 Memakai Shampo Sunsilk&Clear Sehingga Merekomendasikan Kepada Keluarga, Teman, atau Kerabat 4.31 88 Pertimbangan Bonus Dalam Kemasan Dalam Membeli Shampo Sunsilk&Clear 4.32 88 Mendapatkan Informasi yang Berkenaan Dengan Shampo Sunsilk&Clear 4.33 89 Produk Shampo Sunsilk&Clear Kemasan Sachet Mudah Dibawa 90 viii 4.34 Produk Shampo Sunsilk&Clear Memberikan Rasa Aman 4.35 90 Jaminan Kesehatan Menjadi Faktor Membeli Shampo Sunsilk&Clear 4.36 91 Tingkat Kepercayaan Kepada Shampo Sunsilk&Clear Menjadi Faktor Membeli 4.37 92 Produk Shampo Sunsilk&Clear Terdaftar Sebagai Produk Yang Layak Digunakan 4.38 Setelah Membeli Shampo Sunsilk&Clear Mendapatkan Kepuasan 4.39 93 Setelah Puas Menggunakan Shampo Sunsilk&Clear Konsumen Akan Terus Membelinya 4.40 94 Setelah Puas Konsumen Akan Merekomendasikannya Kepada Orang Lain 4.41 92 94 Setelah Puas Konsumen Tidak Akan Mencoba Produk Lain 95 4.42 Multikolinearitas 98 4.43 Autokorelasi 99 4.44 Coefficients 102 4.45 ANOVA 105 4.46 Koefisien Hasil Determinasi Hasil Uji Regresi Berganda 106 4.47 Interval Koefisien Korelasi 107 4.48 Hasil Uji Regresi Linear Berganda 108 ix DAFTAR GAMBAR No. Gambar Keterangan Hal 2.2 Model Proses Informasi Konsumen 19 2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen 35 2.4 Bagan Kerangka Pemikiran 44 4.1 Normalitas Data 97 4.2 Scatterplot 101 x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu kegiatan terpenting bagi perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, mengembangkan diri dan juga untuk mendapatkan laba. Dalam kegiatan pemasaran yang terpenting adalah perusahaan harus dapat memberikan kepuasaan terhadap konsumennya. Karena dengan memberikan kepuasan kepada konsumen, maka dengan sendirinya konsumen akan terus melakukan pembelian terhadap produk tersebut. Namun sejalan dengan perkembangan zaman, yaitu dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, persaingan diantara perusahaan semakin ketat. Melihat keadaan ini, secara tidak langsung banyak menimbulkan persaingan dari pasar yang menyebabkan terjadinya penawaran akan barang lebih banyak dibandingkan permintaan konsumen. Banyak perusahaan yang menghasilkan produk sejenis mengakibatkan banyak kategori produk-produk sejenis tersebut yang beredar dipasaran, sehingga memicu persaingan antar perusahaan yang semakin kompetitif. Setiap perusahaan berlomba-lomba agar dapat menarik konsumen sebanyak mungkin, sedangkan konsumen dalam hal ini semakin selektif didalam memilih dan membeli suatu produk yang ditawarkan. Disamping itu perkembangan dan kemajuan zaman ini akan mempengaruhi pula 1 selera kebutuhan barang dan jasa, dampak dari fenomena tersebut nantinya akan menguntungkan konsumen dalam memilih barang dan jasa dengan lebih leluasa. Oleh karena itu produk yang ditawarkan kepada masyarakat haruslah sebuah produk yang sesuai dengan kebutuhan, selera dan keadaan keuangan mereka. Keadaan ini akan menyebabkan timbulnya persaingan yang ketat antara dua atau lebih jenis perusahaan yang memproduksi barang sejenis. Implikasi dari keadaan ini akan menyebabkan perubahanperubahan pada jumlah yang dihasilkan akan lebih besar, dan masingmasing perusahaan ingin mengembangkan produknya dan berhasil. Analisis terhadap persaingan hendaknya perusahaan tidak hanya memperhatikan para pesaing yang ada saja, tetapi harus pula memperhatikan dari perilaku konsumen. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah konsumen tertarik dengan produk suatu perusahaan, kemudian melakukan keputusan pembelian atau bagaimana persepsi konsumen untuk membeli suatu produk tersebut. Salah satu upaya untuk menarik perhatian masyarakat konsumen adalah dengan mengadakan promosi penjualan melalui cara pemberian bonus dalam kemasan, yaitu sebuah cara yang digunakan untuk meningkatkan volume penjualan, juga untuk menciptakan respon lebih cepat kepada pembeli. Pemberian bonus dalam kemasan yang ada pada saat ini adalah berkembang dengan pesat dan merupakan suatu cara yang bisa diterima oleh perusahaan untuk meningkatkan volume penjualan, juga merupakan 2 teknik menyelamatkan produsen dari keharusan mengurangi harga agar dapat memperoleh harga bersaing. Pengurangan harga dapat merusak ekuitas merek atau cap, apabila terdapat campur tangan yang kuat atau positif. Dilihat dalam beberapa hal, bonus dalam kemasan memberikan penawaran waktu terbatas dan dirancang untuk mendukung penjualan jangka pendek dan menambah kesadaran berproduk. Pada dasarnya tujuan perusahaan adalah untuk memperkenalkan produk yang dimilikinya kepada masyarakat, maka dalam hal ini perusahaan menemukan strategi yang menguntungkan harus dapat bagi perusahaan, dengan memberikan bonus dalam kemasan yang diharapkan para konsumen dapat menentukan pilihannya. Produk yang memberikan promosi bonus dalam kemasan ini adalah produk dari PT. Unilever, Tbk diantaranya shampo Sunsilk&Clear kemasan sachet isi 6 ml yang mendapatkan isi ekstra 40%, langsung didalam kemasan tanpa menaikan harga. Tapi hal ini menimbulkan masalah baru dimana muncul bermacam-macam persepsi dari konsumen mengenai pemberian bonus dalam kemasan tersebut. Perusahaan harus mempunyai rasa percaya diri akan strategi yang diterapkannya. Dalam hal ini perusahaan harus terus mengontrol volume penjualan yang akan dihasilkan dari pemberian bonus dalam kemasan ini. Strategi ini harus menarik perhatian konsumen, karena jika tidak maka strategi yang diterapkan oleh perusahaan akan sia-sia. 3 Persaingan yang berkembang diantara produk shampo saat ini ialah sangat terlihat jelas sekali. Masing-masing produk competitor menggunakan strategi melalui beberapa bauran promosi mulai dari iklan maupun strategi yang lainnya. Pengertian keputusan pembelian, menurut Kotler & Amstrong (2001:226) adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawar. Keuntungan dari pemberian bonus dalam kemasan ini adalah konsumen akan mendapatkan tambahan isi shampo sebesar 40% dari isi kemasan sachet 6 ml. Sedangkan masalah yang dihadapi oleh para konsumen yang membeli produk ini adalah apakah produk tersebut dapat terus menerus memberikan manfaat sesuai dengan harapan para konsumennya. Atas dasar latar belakang yang telah diuraikan maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul skripsi “Analisis Pengaruh Persepsi Konsumen dan Bonus Dalam Kemasan Terhadap Keputusan Pembelian” 4 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan terhadap keputusan pembelian produk shampo Sunsilk&Clear ? 2. Variabel independen mana paling dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen ? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan yang telah penulis rumuskan seperti diatas, maka ada beberapa tujuan penelitian skripsi adalah untuk : a. Mengetahui bagaimana persepsi konsumen terhadap keputusan pembelian pada produk shampo Sunsilk dan Clear. b. Mengetahui apakah pemberian bonus dalam kemasan tersebut dapat mempengaruhi proses keputusan pembelian konsumen. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari skripsi ini adalah a. Secara teoritis bagi akademisi berguna untuk perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu pemasaran tentang persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan terhadap keputusan pembelian 5 b. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam melakukan strategi pemberian bonus dalam kemasan untuk menarik perhatian konsumen. c. Dan diharapkan pula penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat, maupun para peneliti sebagai referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Manajemen Pemasaran Banyak orang menduga pemasaran hanya merupakan penjualan dan periklanan. Dan tak heran jika setiap hari kita dihujani dengan iklan televisi, iklan surat kabar, surat penawaran dan kunjungan wiraniaga dan selalu saja ada orang yang mencoba menjual barang dan jasa kepada kita. Kegiatan pemasaran kini telah berkembang dari kegiatan distribusi dan penjualan menjadi falsafah untuk menghubungkan secara langsung perusahaan dengan pasarnya. Pemasaran dan produksi merupakan fungsi pokok bagi perusahaan. Semua perusahaan berusaha memproduksi dan memasarkan produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Pada saat ini kegiatan pemasaran mempunyai peranan yang penting dalam dunia usaha. Kadang-kadang istilah pemasaran ini diartikan sama dengan beberapa istilah, seperti : penjualan, perdagangan, dan distribusi. Salah pengertian ini timbul karena pihak-pihak yang bersangkutan mempunyai kegiatan dan kepentingan yang berbeda-beda. Kenyataannya, pemasaran merupakan konsep yang menyeluruh, sedangkan istilah yang lain tersebut hanya merupakan satu bagian, satu kegiatan dalam sistem pemasaran secara keseluruhan. Jadi, pemasaran merupakan keseluruhan dari pengertian tentang penjualan, perdagangan dan distribusi. 8 Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (William J. Stanton dalam bukunya Fundamental of Marketing). Pengertian manajemen pemasaran menurut Assauri,(2004 :12) yang mendefinisikan bahwa, “Manajemen Pemasaran merupakan kegiatan penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian programprogram yang dibuat untuk membentuk, membangun dan memelihara keuntungan dari pertukaran melalui sasaran pasar guna mencapai tujuan organisasi / perusahaan dalam jangka panjang”. “Pemasaran merupkan proses pemberian kepuasan kepada konsumen untuk mendapatkan laba. Dua sasaran pemasaran yang utama adalah menarik konsumen baru dengan menjanjikan nilai yang unggul dan mempertahankan konsumen saat ini dengan memberikan kepuasan”(Kotler dan Amstrong, 2003:7). Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. ( Philip Kotler, 2000 ). Definisi ini berdasarkan pada konsep inti : kebutuhan, keinginan, dan permintaan, produk, nilai, biaya dan kepuasan, pertukaran transaksi dan hubungan pasar, pemasaran serta pemasar. 9 Pemasaran adalah proses dan perencanaan dan pelaksanaan serta perwujudan, pemberian harga, promosi dan distribusi barang-barang jasa dan gagasan menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi. ( Philip Kotler, 2000 ). Definisi tersebut memberikan pernyataan bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang mencakup analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan juga mencakup barang, jasa, serta gagasan. Berdasarkan pertukaran dan tujuannya adalah memberikan kepuasan bagi pihak yang terlibat. Menurut Boyd, Walker, dan Larreche (2000 : 4) pemasaran adalah suatu proses sosial yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan individu dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak lain dan mengembangkan hubungan pertukaran. Menurut Philip Kotler (2003: 9) marketing management as the art and science of choosing target market and getting, keeping and growing costomes through creating delivering, and communicating superior customer value. Artinya Manajemen pemasaran adalah suatu ilmu dan seni dalam memilih pasar sasaran dan mendapatkan, mempertahankan, dan menumbuhkan pelanggan melalui penciptaan, penyampaian, dan pengkomunikasian nilai pelanggan superior. Dalam Al-qur’an, Allah SWT menyerukan kepada umat manusia bahwa sesungguhnya Allah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan 10 tindak pencurangan (riba). Hal ini dimaksudkan agar apa yang kita usahakan dapat tetap berjalan dalam mengikuti persaingan bisnis serta tidak merugikan konsumen dengan memberikan kepuasan pelayanan. ( KH. Abdullah Gymnastiar, 2004) Dari definisi manajemen dan pemasaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran merupakan seni pengaturan bagaimana suatu ilmu manajemen pemasaran dapat dijalankan dengan terorganisir, terkontrol, terencana, dan terkendali. Dan juga pemasaran sangat luas mencakup usaha perusahaan yang dimulai dengan mengidentifikasikan kebutuhan dan keinginan konsumen yang perlu dipuaskan, menentukan produk yang hendak di produksi, menentukan harga produk yang sesuai, menentukan cara-cara promosi, dan penyaluran atau penjualan produk tersebut. B. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Bauran pemasaran (marketing mix) menurut Kotler (2004:18) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Dr. Basu Swasta DH, SE, MBA dalam bukunya “ Pengantar Bisnis Modern” (1999 : 193) mendefinisikan bauran pemasaran sebagai berikut : “ Bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel yang merupakan inti dari sistem pemasaran yaitu : produk, struktur harga, kegiatan promosi dan sistem tempat (distribusi) ”. 11 Berikut adalah variabel-variabel marketing mix, yaitu antara lain : 1. Produk (product) Produk atau barang adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan atau kebutuhannya. (Bashu Swasta, 195 :6) Menurut William J Stanton (1999: 222) produk adalah sekumpulan atribut fisik nyata (Tangible) yang terkait dalam sebuah bentuk yang dapat di identifikasikan. Definisi Stanton membawa kita kepada suatu gagasan bahwa produk adalah sekumpulan atribut yang nyata dan tidak nyata (intangible) didalamnya sudah cukup tercakup warna, harga, kemasan, prestise pabrik pengecer dan pelayanan dari pabrik serta pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang bisa memuaskan keinginannya. Gagasan Stanton ini menyadarkan kita bahwa dalam pembelian suatu produk maka konsumen tidak hanya melihat atribut fisiknya saja, selain itu bagaimana produk tersebut memaksimalkan kepuasan. Produk adalah kumpulan atribut yang memberikan nilai terhadap produk tergantung pada seberapa baik atribut itu dikelola. (Wilson Simamora, 2001:212) Menurut Keagen (2001: 73) produk adalah suatu produk didefinisikan sebagai koleksi sifat-sifat fisik yang menghasilkan kepuasan atau manfaat bagi seorang pengguna atau pembeli. 12 Berdasarkan definisi diatas, maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa produk adalah suatu tingkat kepuasan atau manfaat bagi seorang pengguna atau pembeli produk tersebut. Manfaat yang dimilki setiap produk atau jasa tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu : (Julian Cummins, 2001:12) a) Fungsi Sesuatu yang dapat dilakukan oleh produk atau jasa tersebut (misalnya : makanan ringan yang hanya butuh tiga menit untuk menyiapkannya) b) Citra Gaya prestise dan nilai emosional dari produk atau jasa tersebut (misalnya produk Aqua yang di identikan dengan air pegunungan asli dengan sistem penyaringan sampai tujuh kali ) c) Manfaat ekstra Manfaat lain yang bukan bagian utama dari produk atau jasa tertentu (misalnya tambahan buku tulis gratis dan kupon potongan harga). 2. Promosi (Promotion) Menurut Stanton (1999 : 158) promosi adalah unsur yang didaya gunakan untuk memberitahukan dan membujuk pasar tentang produk baru perusahaan. 13 Promosi sebagai alat promosi satu arah yang dimliki oleh perusahaan yang dibuat secara sengaja dan mengarahkan konsumen kepada tindakan menciptakan pertukaran. Promosi sebagai alat marketing mix di fungsikan oleh perusahaan untuk menginformasikan, meyakinkan, mengingatkan, mempengaruhi perasaan, kepercayaan atau kebiasaan, sehingga dengan demikian dapat terjadi pertukaran. Promosi merupakan salah satu variabel bauran pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya, promosi juga sering disebut “proses lanjutan” karena dapat menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya dari perusahaan. Oleh karena itu promosi dipandang sebagai : “ arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran ”. (Bashu Swasta, 1995) 3. Harga (Price) Barang dan jasa yang ditawarkan dipasar tentu saja mempunyai nilai tertentu. Definisi menurut Stanton adalah nilai yang disebutkan dalam rupiah dan seri atau medium moneter sebagai alat ukur. Menurut Stanton (1999: 308) harga adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa barang ) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya. 14 Perusahaan harus berhati-hati dalam menetapkan harga karena dari sinilah bisa di prediksikan apakah perusahaan mendapat keuntungan, sedangkan unsur-unsur lain cenderung mengeluarkan biaya. Penetapan harga oleh perusahaan akan mempengaruhi adanya tingkat penjualan tertentu yang pada gilirannya mempengaruhi laba perusahaan. 4. Place (Distribution) Agar setiap produk yang dihasilkan oleh perusahaan dapat disalurkan kepada konsumen secara efisien dan efektif, maka dibutuhkan adanya saluran distribusi. Menurut Philip Kotler ( 2003 :372 ) adalah “ marketing channel are set of independent organization invalue in process of making a product or service for use or consumtion” maksud dari definisi ini adalah saluran distribusi merupakan seperangkat lembaga yang melakukan semua kegiatan yang digunakan untuk menyalurkan produk dari status pemiliknya dari produksi ke konsumsi. Distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung dan saling terlibat dalam proses untuk menjadikan produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi. (Philip Kotler, 1997 : 58 ). 15 C. Bauran Promosi Menurut Philip Kotler Bauran Promosi terdiri atas lima : 1. Periklanan (advertising) Semua bentuk penyajian dan promosi non personal atau ide, barang atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan promosi tertentu 2. Promosi Penjualan Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa. 3. Hubungan Masyarakat (public relation) Berbagai program untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau masing-masing produknya. 4. Penjualan Pribadi (personal selling) Interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih guna melakukan persentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan. 5. Pemasaran Langsung (direct marketing) Penggunaan surat, telepon, faksimil, e-mail, dan alat penghubung nonpersonal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu. 16 D. Persepsi 1. Pengertian Persepsi Persepsi dalam arti sempit ialah penglihatan bagaimana cara seseorang melihat sesuatu , sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau penglihatan bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu (Hakim, 2005). Kata persepsi berasal dari “perception” yang berarti penglihatan, tanggapan, daya memahami, atau menanggapai sesuatu (Echol dan Sadily, 2000: 424) dalam Zamroni (2006). Menurut kamus besar bahasa Indonesia mendefinisikan persepsi sebagai tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu atau proses seseorang dalam mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya (Depdiknas:2003). Para ahli banyak mengemukakan pendapat secara definitif yang berbeda satu sama lain. Dalam Zamroni (2006) berpendapat bahwa persepsi adalah proses individu dapat mengenali objek atau fakta objektif dengan menggunakan alat individu. Persepsi sesorang terhadap sesuatu objek tidak berdiri sendiri akan tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari dalam maupun dari luar dirinya. Adapun menurut Zamroni (2006) faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi diantaranya adalah : a. Motif Merupakan faktor internal yang dapat merangsang perhatian. Adanya motif dapat menyebabkan munculnya keinginan individu melakukan sesuatu atau sebaliknya. 17 b. Kesediaan dan Harapan Dalam menentukan mana yang akan dipilih untuk di terima selanjutnya bagaimana pesan yang dipilih itu akan ditata dan di interprestasi. c. Intensitas Rangsangan Kuat lemahnya rangsangan yang diterima akan sangat berpengaruh bagi individu d. Pengulangan Suatu rangsangan yang muncul atau terjadi secara berulang-ulang akan menarik perhatian sebelum mencapai titik jenuh. Menurut Zamroni (2006), faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu : a. Stimulus yang kuat b. Fisiologi atau Psikologi Jika sistem fisiologi terganggu maka akan berpengaruh dalam persepsi sesorang. Sedangkan psikologis mencakup pengalaman, perasaan, kemampuan berpikir dan sebagainya, juga akan berpengaruh bagi seseorang dalam memberi persepsi. c. Lingkungan Situasi yang melatar belakangi stimulus juga mempengaruhi persepsi Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Stephen Robins (2003 : 255 ) adalah : 18 a. Pelaku Persepsi Cara pandang individu dalam mencoba menafsirkan dan dipengaruhi oleh karakteristik pribadi dari pelaku individu. b. Target Atau Objek Karakteristik-karakteristik dari target yang akan diawali dapat mempengaruhi apa yang dipersepsikan. c. Situasi Unsur-unsur lingkungan mempengruhi persepsi seseorang unsur-unsur itu misalnya tempat, waktu, cahaya, panas, atau setiap jumlah faktor situasional. Persepsi adalah suatu proses dimana individu mengorganisasikan dan menginterpretasikan kesan sensorik mereka untuk memberi arti pada lingkungan mereka. Apabila seseorang sudah memiliki motivasi, maka orang tersebut sudah siap untuk bertindak. Tindakan yang diambil ini akan dipengaruhi oleh persepsi pada situasi yang dihadapinya. Dua orang dengan motivasi dan tujuan yang sama mungkin bertindak secara berbeda karena mereka berada dalam situasi yang berbeda (Stephen Robbin, 2003:88). Persepsi merupakan suatu proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasi, menginterpretasikan masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti ( Philip Kotler, 2003: 216) persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan. 19 2. Proses Persepsi Persepsi melibatkan stimulus dari dunia luar, maka sistem proses informasi konsumen pun terlibat, yaitu alat indera, ingatan jangka pendek, dan ingatan jangka panjang (Wilkie 1990). Proses informasi konsumen adalah suatu proses dimana konsumen dihadapi pada suatu informasi yang kemudian konsumen terlibat kepada informasi tersebut, lalu konsumen memperhatikan, memahami, menempatkannya kedalam ingatan, dan memanggilnya kembali di kemudian hari. Dibawah ini adalah suatu gambar yang menggambarkan proses informasi konsumen (Mowen 1995). Didalam gambar tersebut terdapat faktor penting yang mempengaruhi proses informasi, yaitu : persepsi, tingkat keterlibatan konsumen, dan ingatan. Proses persepsi sendiri terdiri dari tiga tahap, tahap pertama adalah tahap perkenalan dimana individu menerima informasi melalui indera mereka. Tahap kedua adalah perhatian, yaitu individu menempatkan kapasitas proses menjadi suatu stimulus. Adapun tahap yang ketiga adalah tahap pemahaman, yaitu individu mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi menjadi teratur supaya memiliki arti. Jadi pemahaman adalah suatu proses merubah indera stimulus agar dapat dipahami. 20 Gambar 2.2 Model Proses Informasi Konsumen Informasi Yang Masuk Perkenalan Keterlibatan Perhatian Proses ersepsiIngatan Pemahaman Persepsi Sumber : John C Mowen, “Consumer Behavior“, 4th ed, 1998 Faktor kedua yang mempengaruhi proses informasi adalah faktor keterlibatan konsumen, apakah konsumen akan pindah dari tahap perkenalan ke tahap perhatian, dan akhirnya dari tahap pemahaman menjadi persepsi. Selain itu keterlibatan konsumen konsumen mempengaruhi fungsi ingatan, karena pemahaman dari keterlibatan merupakan pusat dari pemahaman proses informasi dan persepsi. Faktor yang terakhir adalah fungsi ingatan. Ingatan memegang peran penting dalam masing-masing tahap persepsi. Ingatan membawa proses perkenalan dan perhatian dengan membiarkan konsumen mengantisipasi stimulus yang mereka jumpai. Ingatan juga membantu proses pemahaman konsumen dengan menyimpan pengetahuan tentang lingkungannya. Pengetahuan ini kemudian dapat dipanggil kembali dan 21 digunakan untuk membantu konsumen dalam memahami suatu stimulus. (Kotler 2003) Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda dari objek yang sama dan karena adanya empat proses persepsi : perhatian yang selektif, distorsi selektif, ingatan selektif dan persepsi Subliminal. (Philip Kotler,2007 :228) : a. Perhatian Yang Selektif Perhatian harus dibuat selektif agar dapat menarik konsumen karena pesan yang disampaikan akan hilang, kecuali pesan yang cukup menonjol. Artinya pemasar harus bekerja keras dalam rangka menarik perhatian konsumen, tantangan yang sesungguhnya adalah rangsangan yang mana yang akan diperhatikan orang. Berikut ini adalah beberapa temuan : 1). Orang cenderung memperhatikan rangsangan yang berhubungan dengan kebutuhannya saat ini. 2). Orang cenderung memperhatikan rangsangan yang mereka antisipasi. 3). Orang cenderung memperhatikan rangsangan yang berdeviasi besar terhadap ukuran rangsangan normal. b. Distorsi Selektif Menjelaskan kecenderungan orang untuk mengubah informasi yang diantaranya sesuai dengan pengertiannya sendiri, karena pada dasarnya orang cenderung menafsirkan informasi dengan cara yang lebih 22 mendukung dari pada menentang konsepsi-konsepsi yang telah dimilikinya. Dengan demikian pemasar harus berupaya untuk memahami susunan pikiran konsumen dan bagaimana dampak serta interpretasi iklan dan produk mereka. Distorsi selektif dapat berfungsi bagi keuntungan pemasar dengan merek yang kuat ketika konsumen mengganggu informasi merek yang netral atau ambigu untuk membuatnya lebih positif. c. Ingatan Selektif Mengingat yang selektif, berarti mereka akan mengingat apa yang dikatakan sebagai keunggulan satu produk yang melupakan apa yang dikatakan pesaing, konsumen akan mengingatnya pada saat pemilihan produk. Kita cenderung mengingat hal-hal baik yang disebutkan tentang produk pesaing. Ingatan selektif menjelaskan mengapa para pemasar menggunakan drama dan pengulangan dalam mengirimkan pesan ke pasar sasaran mereka memastikan bahwa pesan mereka tidak diremehkan. d. Persepsi Subliminal Mekanisme persepsi selektif menuntut keterlibatan dan pemikiran aktif pihak konsumen. Sebuah topik yang telah mendorong pemasar kursi roda untuk orang tua adalah persepsi subliminal. Argumennya adalah pemasar diam-diam menanamkan pesan subliminal dalam iklan dan kemasan. Konsumen tanpa sengaja menyadari pesan ini, tapi pesan- 23 pesan ini mempengaruhi perilaku mereka. Walaupun jelas banyak efek bawah sadar yang stabil biasa saja ada pada pengolahan konsumen. 3. Stimulus-Stimulus Persepsi Stimulus merupakan hasil proses dari informasi dan kemudian di interpretasikan dan mempunyai arti disebut dengan persepsi (David O Sears, et. al, 1994). Sedangkan stimulus sendiri adalah masukan-masukan informasi yang dapat berupa produk, kemasan, merek, atau iklan media cetak. Dengan kata lain, persepsi berkaitan dengan bagaimana kita melihat dunia di sekitar kita. Stimuli atau stimulus merupakan bentuk fisik, visual, atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi individu. Stimuli terdiri dari dua bentuk: a. Stimuli Pemasaran Stimuli pemasaran adalah setiap komunikasi atau stimuli fisik yang di desain untuk mempengaruhi konsumen. Produk dan komponen-komponen (seperti kemasan, isi, ciri fisik) adalah stimuli utama (primary stimulus). Komunikasi yang di desain untuk mempengaruhi konsumen adalah stimuli tambahan (secondary stimulis) yang mempresentasikan produk seperti kata-kata, gambar, dan simbol atau melalui stimuli lain yang diasosiasikan dengan produk seperti harga, toko, tempat produk dijual dan pengaruh sales. Pemaparan yang konstan dari secondary stimulis terhadap konsumen akan sangat dibutuhkan untuk tetap ikut dalam persaingan pasar. Iklan yang ditayangkan secara terus-menerus bukan bertujuan untuk memperoleh 24 keuntungan secara langsung, melainkan untuk membujuk agar konsumen bersedia untuk melakukan pembelian kembali. Oleh karena itu penentu akhir pada tindakan konsumen dimasa mendatang adalah pengalaman dengan menggunakan produk ((primary stimulus). Persyaratan kunci yang diperlukan dalam komunikasi stimuli sekunder pada konsumen adalah pengembangan konsep produk yang dapat diarahkan pada kebutuhan yang didefinisikan pada kelompok konsumen melalui pesan, simbol, dan citra. b. Stimuli Lingkungan (Sosial dan Budaya) Stimuli lingkungan adalah stimuli fisik yang didesain untuk mempengaruhi keadaan lingkungan. Ada dua faktor kunci yang menentukan stimuli akan dirasakan dan bagaimana stimuli itu dipersepsi. 1). Karakteristik stimulus yang mempengaruhi persepsi Beberapa karakteristik iklan dan stimuli pemasaran lainnya akan membuat pesan lebih dirasakan konsumen seperti yang diharapkan oleh pemasar. Karakteristik itu dibagi dalam dua kelompok yaitu elemen indrawi (cencory element) dan elemen strukturan (struktural elemen). 2). Karakteristik konsumen yang mempengaruhi persepsi Persepsi seseorang konsumen atas berbagai stimulus yang diterimanya dipengaruhi oleh karakteristik yang dimilikinya. Ada lima karakteristik konsumen yang mempengaruhi persepsi yaitu: 25 a). Membedakan Stimulus Hal yang penting bagi pemasar adalah mengetahui bagaimana konsumen bisa mengetahui dan membedakan merek berdasarkan rasa, warna, bau atau yang lainnya. Pada kenyataannya banyak konsumen yang membedakan merek berdasarkan rasa, tapi ada juga konsumen yang merasa kesulitan membedakan merek berdasarkan rasa atau bau. Maka para pemasar sering menggunakan iklan agar konsumen mampu membedakan merek. b). Tingkat Ambang Batas Kemampuan konsumen untuk mendeteksi perbedaan dalam suara, cahaya, bau, atau stimuli lainnya yang ditentukan oleh tingkat ambang batasnya (treshold level). Ada dua jenis treshold level yaitu absolute threshold level dan differential threshold level. Absolute threshold level adalah jumlah rangsangan minimun yang dapat dideteksi oleh indrawi. Sedangkan differential threshold level adalah kemampuan sistem indarawi untuk mendeteksi atau membedakan antara dua stimuli. c). Persepsi Bawah Sadar Para pemasar selalu berusaha dan menekankan pada penciptaan iklan atau pesan yang dideteksi atau bisa disadari oleh konsumen. Artinya para pemasar berusaha menciptakan pesan diatas tingkat ambang batas kesadaran konsumen. Para peneliti menemukan bahwa konsumen sebenarnya mampu memberikan respon atas 26 informasi atau pesan yang datang pada bawah sadarnya. Artinya pada saat konsumen dirangsang oleh iklan atau pesan sebenarnya konsumen tidak menyadari akan keberadaan iklan atau pesan tersebut. d). Tingkat Adaptasi Tingkat adaptasi ini merupakan salah satu konsep yang berkaitan erat dengan ambang batas absolute, dimana konsumen sudah merasa terbiasa dan tidak lagi mampu memperhatikan stimulus, maka itu pula absolute thresold berubah. Tingkat adaptasi terjadi ketika konsumen tidak lagi memperhatikan stimulus yang berulang-ulang. e). Generalisasi Stimulus Proses yang terjadi pada konsumen sebenarnya tidak hanya membedakan antara satu stimulus dengan stimulus lainnya tapi konsumen juga berusaha menggeneralisasi stimulus. Konsumen yang berusaha melihat kesamaan-kesamaan dari stimulus yang diterima berarti konsumen sedang melakukan generalisasi. Jadi generalisasi terjadi ketika konsumen melihat dari dua stimulus atau lebih mempunyai kesamaan (mempunyai hubungan yang dekat) dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. 4. Fungsi Persepsi Berdasarkan keterangan dan teori-teori diatas dapat diambil kesimpulan fungsi dari persepsi antara lain yaitu : 27 a. Menanggapi objek yang di informasikan b. Memilih objek yang diterima c. Mengorganisasikan masukan informasi d. Menginterpretasikan masukan infomasi E. Promosi 1. Pengertian Promosi Menurut Philip Kotler ( 2003, 142) promosi adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkonsumsikan manfaat dari produknya dan meyakinkan konsumen (harga konsumen) agar membelinya. Menurut Jullian Cummins(2001: 11) promosi adalah serangkaian teknik yang digunakan untuk mencapai sasaran-sasaran penjualan dengan penggunaan biaya yang efektif, dengan memberikan nilai tambah pada produk atau jasa baik kepada perantara maupun pemakai langsung. Biasanya tidak dibatasi dalam jangka waktu tertentu. Menurut definisi diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa promosi adalah suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat dari produknya dan untuk meyakinkan konsumen untuk membelinya. Dari pengertian diatas, menerangkan bahwa konsumen baru akan membeli bila produk yang ditawarkan memiliki kegunaan yang tidak dimiliki oleh produk pesaing. 28 2. Tujuan Promosi Kegiatan promosi dapat dilakukan dengan cara langsung atau melewati media komunikasi massa kegiatan ini dapat dilakukan dengan berdasarkan pada tujuan promosi sehingga dapat membantu perusahaan dalam mencapai tujuan yang dikehendakinya. Secara garis besar tujuan promosi menurut Jullian Cummins (2001 : 8) adalah : a. Meningkatkan volume penjualan b. Meningkatkan percobaan oleh konsumen c. Meningkatkan pembelian berulang d. Meningkatkan kesetian konsumen e. Meningkatkan dan memperluas pemakaian f. Menimbulkan kesadaran g. Mengalihkan perhatian dari harga h. Menimbulkan minat i. Memperoleh dukungan perantara j. Memperoleh display 3. Promosi Penjualan a. Pengertian Promosi Penjualan Institute of sales promotion atau yang dikutip oleh Jullian Cummins (2001 :1) badan yang menampung para praktisi utama promosi penjualan di inggris, memberikan definisi sebagai berikut : promosi penjualan terdiri dari serangkaian teknik yang digunakan untuk tercapai sasaran penjualan atau pemasaran dengan penggunaan biaya yang efektif, dengan memberikan nilai tambahan pada produk atau jasa baik kepada perantara maupun pemakaian langsung, biasanya tidak dibatasi dalam jangka waktu tertentu. 29 Kegiatan pemasaran haruslah dilihat sebagai kombinasi dari ketiga manfaat dan kelima alat bauran promosi. Dengan definisi ini, berarti promosi penjualan adalah alat dan sekaligus merupakan manfaat. Dan definisi ini menurut Jullian Cummins (2001: 13) mempunyai dua kelebihan terhadap definisi bauran promosi yang biasa dipakai yaitu : 1.) Menjelaskan mengapa teknik-teknik promosi seringkali digunakan untuk menyampaikan manfaat fungsi dan citra serta manfaat ekstra. 2) Menjelaskan mengapa promosi penjualan dan manfaat ekstra mempunyai peran yang demikian penting dalam dunia usaha. Berdasarkan pengertian diatas maka dapat diketahui bahwa promosi penjualan dapat disusun, diorganisir dan dilaksanakan dengan sangat cepat, untuk mengatasi masalah usaha begitu masalah itu muncul. Akan tetapi semua kegiatan usaha akan lebih baik apabila direncanakan secara strategis. Tiga alasan mengapa kita sebaiknya melakukan pendekatan secara terarah dan strategis dalam merencanakan promosi menurut Jullian Cummins (2001 :18) : 1.) Memungkinkan suatu tawaran disusun diatas tawaran sebelumnya dengan demikian menghasilkan kesinambungan pasar atau pesan. 2.) Meningkatkan kemungkinan penyamaran citra dan nilai-nilai fungsional, sehingga memperbesar pengaruh promosi tersebut. 30 3.) Menghasilkan penghematan waktu dan uang yang cukup besar, dan mempercepat tanggapan. b. Tujuan Promosi Penjualan Tujuan promosi penjualan menurut Jullian Cummins (2001 : 20) adalah 1). Meningkatkan tindakan pembelian yang dilakukan oleh konsumen aktif 2). Meningkatkan usaha dan intensitas penjualan para reseller dan sales personal atau para penjual 3). Melengkapi kegiatan atau mempermudah kegiatan penjualan perorangan. c. Menyeleksi Alat-Alat Promosi Penjualan Perencanaan suatu promosi penjualan harus mencangkup materi mengenai pangsa pasar yang dituju, tujuan dari promosi penjualan, mengenai kondisi-kondisi pesaing dan adanya efektifitas biaya dari tiap-tiap peralatan dari promosi penjualan. Menurut Kotler (2003 : 665) peralatan promosi penjualan terdiri dari : 1). Consumer Promotion Tools Adalah promosi dari produsen dan pengecer yang ditujukan bagi konsumen. Peralatan dari promosi penjualan yang ditujukan kepada konsumen tersebut dapat berupa : (a) Sampel (b) Potongan harga pada kemasan (c) Premium atau hadiah 31 (d) Hadiah (e) Mencoba produk secara gratis (f) Jaminan produk (g) Promosi bersama (h) Peragaan dan demonstrasi (i) Bonus dalam kemasan 2). Trade Promotion Tools Adalah promosi yang dilakukan oleh produsen yang ditujukan bagi saluran perdagangan alat promosi yang dapat dipergunakan dari promosi perdagangan adalah (a). Potongan harga (b). Bantuan (c). Barang-barang yang diberikan secara gratis 3). Business And Sales Force Promotion Tools Adalah alat yang digunakan dengan tujuan-tujuan yang telah diuraikan kepada pengumpul data para pengusaha, mempengaruhi dan menghadiahi pelanggan serta mendorong organisasi penjualan dengan usaha yang lebih besar. Alat promosi yang dapat digunakan dari promosi usaha ini adalah : (a). Pertemuan dan pameran dagang (b). Kontes khusus (c). Iklan khusus (d). Siklus hidup produk 32 F. Promosi Bonus Dalam Kemasan 1. Definisi Bonus Dalam Kemasan Menurut Philip Kotler ( 2003 : 32) definisi bonus dalam kemasan adalah reduce price pack is a single package sold a reduce price “ artinya bonus dalam kemasan yang dijual pada pengurangan harga. Menurut Jullian Cummins (2001 : 114 ) bonus dalam kemasan adalah tawaran dengan manfaat ekstra dimana manfaat ekstra tersebut berbentuk suatu barang dagangan. Menurut Terrence A .Shimp (2000) definisi dari bonus dalam kemasan adalah ”Bonus pack, are extra quantities of a product that a company gives to consumers at the regular price” artinya tambahan produk dari perusahaan untuk diberikan kepada konsumen dengan harga yang sama. Menurut Boyd Harper W (2002 : 221 ) bonus dalam kemasan adalah upaya untuk menarik pembelian dengan menawarkan produk atau jasa gratis dengan harga yang sudah dikurangi untuk mendorong pembelian produk lain. Bonus dalam kemasan salah satu dari sekian banyak teknik yang digunakan dalam promosi penjualan. Bonus dalam kemasan adalah sebuah kemasan spesial yang menawarkan kepada konsumen sebuah ekstra produk tambahan dengan tanpa biaya tambahan (Urseth, 1994). Jadi dapat disimpulkan bahwa bonus dalam kemasan adalah merupakan salah satu strategi dalam promosi penjualan menawarkan 33 produk atau jasa dengan gratis dengan harga yang sudah dikurangi untuk mendorong pembelian produk lain. 2. Peran Positif Bonus Dalam Kemasan Saat ini konsumen lebih sadar dari pada sistem pembelajaran yang dilakukan sebelumnya, maka promosi bonus dalam kemasan berkembang dengan cepat dan merupakan cara yang paling cepat diterima oleh perusahaan untuk meningkatkan volume penjualan. Melalui bonus dalam kemasan produsen berkeyakinan bahwa produk ekstra akan sampai kepada konsumen dari pada sistem penyerapan sebagai margin. Dalam beberapa hal promosi bonus dalam kemasan memberikan penawaran waktu terbatas dan dirancang untuk mendukung penjualan jangka pendek menambah kesadaran produk. Selanjutnya teknik menyelamatkan produsen dari keharusan mengurangi harga agar dapat memperoleh harga bersaing. Pengurangan harga dapat merusak ekuitas merek, terutama apabila terdapat harga kualitas yang kuat dan positif (Lichtenstein dan Burton, 1989). Dan juga melalui bonus dalam kemasan, produsen berkeyakinan bahwa tawaran ekstra akan sampai kepada konsumen dari pada sistem penyerapan sebagai margin tambahan oleh pedagang eceran (Schultz et al 1994, p.64). 34 3. Kekurangan Bonus Dalam Kemasan. Bonus dalam kemasan dapat memiliki kekurangan bila ditinjau dari kemampuan pergudangan, pengiriman, inventaris dan penyusunan produksi. Kekurangan bonus dalam kemasan ini dapat mengakibatkan perusahaan akan menghentikan promosi tersebut. Sehingga bagi konsumen yang melakukan pembelian berdasarkan faktor bonus yang diberikan oleh perusahaan akan berpindah untuk pencari produk lain yang menawarkan bonus dalam kemasan (Raya 2006). 4. Hal Yang Perlu Di Evaluasikan Dalam Promosi Penjualan a. Kenaikan margin penjualan Kenaikan marjin penjualan dalam hal ini bahwa perusahaan harus dapat menentukan dan mengukur berapa besarnya kenaikan laba dan keuntungan yang didapat dari produk dengan produk yang dibandingkan sebelumnya karena hal ini menentukan keuntungan perusahaan dimasa yang akan datang. b. Tambahan biaya karena bonus dalam kemasan c. Potensial peningkatan penjualan d. Potensial kerugian bahwa perusahaan harus melihat dan mengevaluasi serta menganalisis apakah pemberian bonus dalam kemasan tersebut menyebabkan kerugian terhadap perusahaan. (M. Taufiq Amir, 2000: 86) 35 G. Keputusan Pembelian Keputusan pembelian merupakan salah satu bentuk perilaku konsumen dalam menggunakan atau mengkonsumsi suatu produk. Konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli atau memakai suatu produk akan melalui sebuah proses di mana proses tersebut merupakan gambaran dari bagaimana konsumen menganalisis berbagai macam masukan untuk mengambil keputusan dalam melakukan pembelian. “Keterlibatan Konsumen Dan Pembuatan Keputusan Konsumen” Mowen (2000) mengemukakan bahwa tingkat keterlibatan konsumen dalam suatu pembelian dipengaruhi oleh kepentingan personal yang dirasakan yang ditimbulkan oleh stimulus. Dengan perkataan lain, apakah seseorang merasa terlibat atau tidak terhadap suatu produk ditentukan oleh apakah dia merasa penting atau tidak dalam pengambilan keputusan pembelian produk. Karakteristik yang mempengaruhi konsumen untuk membeli Kotler (2000 : 161) berpendapat bahwa pembelian konsumen amat sangat dipengaruhi oleh beberapa karakteristik dan karakteristik tersebut masih sulit dikendalikan oleh pemasar tetapi mereka harus memperhitungkan itu semua. 36 Gambar 2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen Budaya Sosial Pribadi Budaya Kelompok acuan Psikologi Umur dan tahap daur hidup Sub Budaya Pekerjaan Keluarga Kelas Budaya Situasi ekonomi Motivasi Pembeli Persepsi Gaya hidup Pengetahuan Kepribadian Keyakinan dan sikap Peran dan status Sumber : Kotler (2000 : 161) 1. Proses Keputusan Membeli Tahap-tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai keputusan untuk membeli, dan pemasar perlu memusatkan perhatiannya pada proses pembelian secara keseluruhan bukan hanya pada keputusan pembeli saja menurut Lamb, Hair dan Mcdaniel (2002 : 142) adalah: a. Pengenalan Kebutuhan (Need Recognition) Proses membeli dimulai dengan pengenalan kebutuhan dimana pembeli mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli akan merasakan perbedaan antara keadaan yang nyata dan keadaan yang diinginkannya. Jika kebutuhan tersebut diketahui, maka konsumen akan segera memahami adanya kebutuhan yag belum perlu segera dipenuhi atau masih bisa ditunda pemenuhannya, serta kebutuhankebutuhan yang sama-sama harus segera dipenuhi. 37 b. Pencarian Informasi (Information Seacrh) Seorang konsumen yang sudah tertarik mungkin mencari lebih banyak informasi tetapi mungkin juga tidak. Bila dorongan konsumen kuat dan produk yang dapat memuaskan ada dalam jangkauan, konsumen kemungkinan akan membelinya. Kosumen dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber antara lain: 1) Sumber Pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan. 2) Sumber Kormersial : iklan, wiraniaga, agen, kemasan, pajangan. 3) Sumber Publik : media massa, organisasi penilai konsumen. 4) Sumber Pengalaman : penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk. c. Evaluasi Alternatif (Evaluation of Alternaitves) Tahap dari proses keputusan pembeli, yaitu ketika konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam perangkat pilihan. Pengevaluasian ini tidak dapat terpisah dari pengaruh sumber-sumber yang dimiliki (waktu, uang, informasi) maupun resiko keliru dalam pemilihan. d. Keputusan Membeli (Purchase) Setelah tahap-tahap sebelumnya dilakukan, sekarang tiba saatnya bagi pembeli untuk mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Jika dianggap bahwa keputusan yang diambil adalah membeli, maka pembeli akan menjumpai serangkaian keputusan yang menyangkut 38 jenis produk, bentuk produk, merek, penjual, kuantitas, waktu pembelian, dan cara pembayarannya. e. Tingkah Laku Pasca Pembelian (Post Purchase Behavior) Tahap dari proses keputusan pembeli yaitu ketika konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan pada rasa puas atau tidak puas. Ada kemungkinan bahwa pembeli memiliki ketidak-sesuaian sesudah ia melakukan pembelian karena mungkin harganya dianggap terlalu mahal, atau mungkin karena tidak sesuai dengan keinginan atau gambaran. 2. Tahap-tahap Siklus Pembelian Tiap kali konsumen membeli, konsumen akan mengalami yang biasa kita sebut siklus pembelian. Griffin (1995:19) mennyatakan ada lima tahap siklus pembelian kembali: a. Kesadaran (Awareness) Langkah pertama dalam kesetian dimulai dimana pelanggan mengetahui akan produk atau jasa dari perusahaan tersebut. Pemberitahuan ini bisa melalui iklan, jasa pos, media cetak, informasi dari orang lain (WOM), komunikasi, dan kegiatan pemasaran. Pada tahap ini, pelanggan potensial mengetahui akan keberadaan perusahaan, namun terdapat sedikit janji. Hal ini dapat menyebabkan perusahaan lain mencuri pelanggan sebelum perusahaan semula memulai kegiatan. 39 b. Pembelian Awal (Initial Purchase) Pembelian pertama kali adalah langkah yang penting dalam kemampuan untuk memelihara kesetian. Pertama pembelian adalah pembelian percobaan dan perusahaan dapat mempegaruhi palanggan secara positif ataupun negatif dengan produk, karyawan, jasa dan bahkan lingkungan secara fisik. Pertama pembelian terjadi, perusahaan mendapat kesempatan untuk sungguh-sungguh memulai memelihara pelanggan yang setia. c. Penilaian Setelah Membeli (Post Purchase Evaluation) Setelah pembelian terjadi, pelanggan secara sadar atau tidak sadar mengevaluasi transaksi. Jika pelanggan puas atau tidak cukup puas akan beralih ke produk atau jasa perusahaan lain. d. Keputusan untuk Membeli Kembali (Decision To Purchase) Komitmen untuk pembelian kembali adalah sikap yang paling penting dalam membangun kesetian bahkan lebih penting dari kepuasan. Keputusan untuk membeli kembali adalah langkah alami ketika pelanggan merasa memiliki perasaan emosional yag kuat terhadap produk atau jasa tersebut. Salah satu cara untuk mendapatkan keputusan pelanggan dalam membeli kembali adalah dengan menetapkan gagasan pada pikiran pelanggan bahwa dengan berpindah ke perusahaan lain akan memakan biaya pada pelanggan dalam waktu dan uang. 40 e. Pembelian Kembali (Repurchase) Langkah terakhir dalam tahap ini adalah pembelian kembali. Hal dasar yang harus diperhatikan dalam kesetian pelanggan adalah harus membeli lagi pada perusahaan yang sama. Pelanggan yang benar-benar loyal akan menolak persaingan dan akan membeli kembali dari perusahaan yang sama dimana sewaktu-waktu akan diperlukan. H. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Narulita Syarweni dan Abdillah, dalam jurnalnya tahun 2002 yang berjudul : “Pengaruh Undian Berhadiah Terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah Dan Jumlah Tabungan Di Bank XYZ“. Penelitiannya yang dilakukan menggunakan data kuantitatif dan kualitatif, kemudian teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, studi lapangan dan studi pustaka. Hasil penelitiannya mengemukakan bahwa tingkat keberhasilan dari penyelenggaraan program ini hanya pada kenaikan jumlah penabung serta kenaikan jumlah uang tabungan yang ada di bank XYZ. Dari perhitungan peneliti yang dilakukan, terdapat korelasi antara pemberian hadiah dengan kenaikan jumlah nasabah sebesar 95 %. Sedangkan antara pemberian hadiah dengan jumlah simpanan uang sebesar 91 %. Dari hasil analisa determinasi antara pemberian undian berhadiah dengan jumlah nasabah sebesar 90,25 % dan antara pemberian undian berhadiah dengan jumlah simpanan uang sebesar 82,81 %. Sehingga dapat dikatakan terjadi 41 hubungan yang kuat antara pemberian kupon undian dengan peningkatan jumlah nasabah dan peningkatan jumlah simpanan uang di bank XYZ ini. Hasil ini diperkuat dengan analisis t-test bahwa ada pengaruh yang signifikan anatara pemberian undian berhadiah terhadap peningkatan jumlah nasabah dan peningkatan jumlah simpanan uang. Disarankan agar pemberian undian berhadiah tersebut tetap dipertahankan dan jika mungkin ditingkatkan lagi kualitas dan kuantitasnya dalam upaya untuk mempertahankan nasabah setia serta meningkatkan terus jumlah uang tabungan di bank XYZ ini. Ni Wayan Ekawati (2004) dalam jurnalnya yang berjudul ”Analisis Perilaku Konsumen Mancanegara dalam Keputusan Pembelian Produk Emas dan Perak pada Toko Kerajinan (Art Shop) di desa Celuk Gianyar Bali. Penentuan sampel menggunakan metode accidental sampling dengan jumlah sampel 116 responden. Alat analisis yang digunakan adalah analisis faktor dan analisis regresi berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan enam belas variabel penelitian yang tersebar dalam tujuh faktor, yaitu faktor ukuran terdiri atas variabel ukuran, kualitas, desain, dan keunikan ; faktor potongan harga terdiri atas variabel tata letak produk dan arsitek bangunan ; faktor teman terdiri atas variabel nilai budaya dan pengalaman tentang produk ; faktor transportasi terdiri atas variabel transportasi dan saluran distribusi ; dan faktor pameran terdiri atas variabel atas pameran dan personal selling. Dari tujuh faktor 42 tersebut yang paling berpengaruh dalam keputusan pembelian produk emas dan perak adalah faktor ukuran produk. Raya (2006) “Analisis Persepsi Konsumen Terhadap Bonus Dalam Kemasan Pengharum Pakaian Softener Soklin” hasil penelitiannya dapat diketahui bahwa persepsi konsumen terhadap bonus dalam kemasan yang terdapat dalam pengharum pakaian softener soklin adalah baik, ini ditandai oleh jawaban responden bahwa rata-rata responden setuju terhadap bonus dalam kemasan yang diberikan perusahaan. Ini dibuktikan dengan perhitungan dan hasil jawaban responden adalah 4,00 dan bila diletakkan dalam rentang skala, maka di kategori setuju terhadap bonus dalam kemasan yang diberikan perusahaan. Dan juga hasil t0 (1,7872) > ta (1,645), maka H0 di tolak jadi hubungan positif antara persepsi konsumen terhadap bonus dalam kemasan Ahmad Nida (2008) ”Analisis Pengaruh Persepsi Konsumen Dan Bonus Dalam Kemasan Terhadap Keputusan Pembelian”(Studi kasus pada produk Pepsodent), disini diketahui bahwa pengaruh persepsi konsumen sebagai variabel (X1), bonus dalam kemasan sebagai variabel (X2) dan keputusan pembelian sebagai (Y). Tehnik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah dengan menggunakan penyebaran kuisioner dan studi kepustakaan. Hasil dari penelitiannya mendapatkan nilai R = 0,428 menunjukan bahwa persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan terhadap keputusan pembelian mempunyai hubungan yang sedang. Variabel X1 (persepsi konsumen) adalah berpengaruh secara signifikan 43 terhadap variabel Y (keputusan pembelian) karena nilai t tabel hitung 3,675 > t 1,984. Variabel X2 (bonus dalam kemasan) adalah berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Y (keputusan pembelian) karena nilai t 2,021 > t tabel hitung 1,984. Dan hasil uji simultan (uji F) dapat disimpulkan bahwa variabel X1 (persepsi konsumen) dan X2 (bonus dalam kemasan), secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap variabel Y (keputusan pembelian) karena nilai F hitung 10,875 > F tabel 3,090 dengan level signifikansi 0,000 < 0,05 maka menolak Ho dan menerima Ha artinya terdapat hubungan variabel persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan dengan variabel keputusan pembelian. Ajie Fikriaji (2009), ”Analisis Efektifitas Promosi Melalui Bonus Langsung Dalam Kemasan Produk dan Brand Equity Merek Sabun Mandi Kesehatan Nuvo” (Studi Kasus di Kota Bogor). Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, uji Cochran, skala semantic differensial dan skala likert dengan bantuan alat pengolah data SPSS versi 15 dan MS Excel 2007. Promosi melalui bonus langsung dalam kemasan produk Nuvo, dianalisis menggunakan EPIC model, dilihat dari empat dimensi yaitu emphaty, persuasion, impact, dan communication. Keempat dimensi tersebut dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Perhitungan dimensi empati didapat nilai rataan 2,28. Dimensi persuasi memiliki rataan 2,15. Dimensi dampak memiliki rataan 1,91 dan dimensi komunikasi memiliki rataan 2,29. Walaupun nilai rataannya berbeda-beda namun semua dimensi 44 tersebut masuk kedalam kategori cukup efektif pada rentang skala posisi keputusan yaitu 1,60-2,40. Secara keseluruhan nilai EPIC Rate yang didapat adalah 2,157, dan dapat disimpulkan bahwa promosi melalui bonus langsung dalam kemasan produk sabun nuvo adalah cukup efektif di mata konsumen, namun masih kurang mengena pada segi persuasi dan dampak promosi tersebut kepada masyarakat. Ekuitas merek sabun Nuvo dapat tercipta salah satunya dari promosi yang dilakukan oleh sabun Nuvo. Elemen-elemen ekuitas merek yang dianalisis dalam penelitian ini adalah kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas dan loyalitas merek. Dalam segi kesadaran merek yang dianalisis dengan analisis deskriptif, sabun Nuvo telah telah disadari keberadaannya di masyarakat. Analisis asosiasi merek menggunakan uji Cochran, hasil penelitian menunjukan bahwa asosiasi-asosiasi yang menjadi brand image dari sabun Nuvo adalah sabun yang mudah didapatkan dan tersedia di toko-toko terdekat. Asosiasi sebagai sabun kesehatan malah tidak menjadi brand image dari sabun Nuvo. Analisis persepsi kualitas merek Nuvo menggunakan skala semantic differensial, dari delapan atribut persepsi kualitas yang diujikan pada sabun Nuvo, Lifebouy dan Detol, sabun Nuvo tidak memiliki satupun kesan kualitas yang menonjol. Analisis yang terakhir adalah analisis loyalitas merek Nuvo, hasilnya konsumen sabun Nuvo belum memiliki loyalitas terhadap merek sabun Nuvo, hal ini terlihat dari piramida loyalitas merek yang tidak berbentuk piramida terbalik. 45 I. Kerangka Pemikiran Perusahaan memegang peranan penting dalam kegiatan perusahaan terutama dalam memasarkan produknya. Berbagai cara dilakukan kegiatan perusahaan untuk mengembangkan produknya dalam menghadapi para pesaingnya. Adapun strategi yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendapat perhatian dari para konsumen yaitu dengan lebih meningkatkan kualitas sumber daya marketing terutama pada penetapan strategi yang terbaik untuk perusahaan. Pada dasarnya bila sebuah perusahaan mempunyai strategi yang terbaik dalam mengelola bisnisnya, maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan. Salah satu strategi tersebut adalah dengan melakukan promosi penjualan. Promosi penjualan pada sebuah perusahaan harus berorientasi terhadap harga, apakah harga akan dinaikkan atau diturunkan. Dalam hal ini sebuah perusahaan yang menggunakan strategi promosi harus dapat melakukan efisiensi biaya yang akan dikeluarkan untuk menjalankan kegiatan promosi tersebut. Bauran promosi berperan penting terhadap kegiatan perusahaan. karena dengan adanya bauran promosi yang ditetapkan oleh sebuah perusahaan, maka secara tidak langsung bila dilihat dari segi penjualan, perusahaan salah satu strategi yang dilakukan oleh perusahaan dalam meningkatkan volume penjualan perusahaan. Bonus dalam kemasan merupakan salah satu strategi promosi penjualan yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan volume penjualan dalam jangka pendek dan mempertahankan kesetiaan konsumen 46 akan produk yang sudah baik, juga memberikan daya tarik kepada konsumen untuk memutuskan membeli. Agar dapat melihat keberhasilan sebuah promosi penjualan yang dalam hal ini menggunakan bonus dalam kemasan yang diberikan dan dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut : a. Kepercayaan akan penawaran b. Nilai yang dirasakan c. Niat pembelian d. Persepsi terhadap perusahaan yang menawarkan bonus dalam kemasan Melihat adanya bonus dalam kemasan ini maka akan mempermudah perusahaan dalam menilai kebutuhan para pelanggan dan dapat mengetahui keinginan konsumen lebih baik. Konsumen juga akan memperoleh informasi lebih lengkap dan akurat mengenai produk yang dijual perusahaan. 47 Gambar 2.4 Bagan Kerangka Pemikiran Persepsi Konsumen (X1) Bonus Dalam Kemasan (X2) Keputusan Pembelian Konsumen (Y) Regresi Linier Berganda Uji t Uji F J. Hipotesis Lind (2003) menyatakan bahwa hipotesa adalah suatu pernyataan mengenai nilai suatu parameter populasi yang dimaksudkan untuk pengujian dan berguna untuk pengambilan keputusan. Hipotesis juga merupakan pernyataan belum teruji yang menjelaskan suatu fakta atau fenomena jawaban masalah penelitian, berdasarkan telaah konsep teoritis yang perlu diuji secara empiris (Indriantoro dan bambang, 2002 :250) 48 Adapun teknik pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis korelasi sederhana karena penelitian hanya meneliti hubungan antara dua variabel saja yaitu persepsi konsumen terhadap bonus dalam kemasan dan keputusan pembelian konsumen. Hipotesis yang penulis pergunakan dalam skripsi ini adalah : H0 = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi konsumen terhadap keputusan pembelian Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan antara bonus dalam kemasan terhadap keputusan pembelian H0 = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan terhadap keputusan pembelian 49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini menitik beratkan kepada pengaruh persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan terhadap keputusan pembelian produk PT. Unilever, Tbk diantarnya : Shampo Sunsilk dan Clear. Sebagai variabel terikat (dependen variabel) pada penelitian ini adalah keputusan pembelian (Y). Sebagai variabel bebas (independen variabel) adalah persepsi konsumen (X1), dan bonus dalam kemasan (X2). Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis bagaimana pengaruh persepsi konsumen terhadap keputusan pembelian. Dan penelitian ini bertujuan juga untuk mengetahui apakah bonus dalam kemasan tersebut dapat mempengaruhi proses keputusan pembelian. B. Metode Penentuan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari : objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2004:72). Populasi pada penelitian ini adalah para konsumen dari produk Shampo Sunsilk dan Clear yang berada di Wilayah Tangerang. 50 1. Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh para penulis dalam pengambilan sampel ini adalah secara non probabilitas atau non acak dengan menggunakan convinience sampling adalah istilah umum yang mencakup variasi luasnya prosedur pemilihan responden. Convinience sampling berarti unit sampel yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur, dan bersifat kooperatif. Maka sampel yang diambil 100 responden ( Malhotra, 2004). C. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dalam usaha untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan yaitu dengan cara : 1. Data Primer, adalah data yang dilakukan melalui penyebaran kuesioner yang berisi beberapa pertanyaan mengenai data yang diperlukan untuk mendukung skripsi penulis. Kuesioner terdiri dari pertanyaan tertutup, yaitu pertanyaan yang tidak memberi kebebasan kepada responden karena alternatif jawaban telah disediakan oleh peneliti. 2. Data Sekunder, adalah data yang diambil dengan melakukan studi kepustakaan yaitu data yang diperoleh dengan cara membaca buku teoriteori yang berhubungan dengan permasalahan penelitian untuk memperoleh landasan teoritis yang berguna didalam mempertanggung jawabkan penulisan ini. Seperti ; literatur, catatan, surat kabar, majalah, jurnal, dan bacaan lainnya yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. 51 Peneliti juga dapat menggunakan media internet untuk memperoleh data yang diperlukan. D. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu penelitian yang menjelaskan, menggambarkan, atau melakukan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generelisasi (Sugiono, 2004:142). Maka teknik statistik yang digunakan untuk memperoleh data dari penyebaran kuesioner kepada 100 responden konsumen. Pengukuran tingkat kepentingan antar unsur persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan terhadap keputusan pembelian dilakukan dengan menggunakan pengukuran skala Likert dengan kategori sebagai berikut: Tabel 3.1 Skala Likert Sangat Tidak Tidak Setuju Ragu Setuju Sangat Setuju Setuju (STS) (TS) (R) (S) (SS) (1) (2) (3) (4) (5) Sumber : Sugiono (2004:142) Keuntungan penggunaan skala Likert yaitu dengan keragaman skor (variability of score) dengan menggunakan skala tingkatan 1-5. dengan dimensi mutu yang tercermin dalam daftar pertanyaan. Dengan instrumen 52 skala pengukuran ordinal sebagai pengukuran tingkat kepuasan seseorang terhadap suatu produk yang digunakan Dalam penelitian ini kuesioner yang dibagikan adalah berdasarkan kepada variabel-variabel persepsi konsumen, bonus dalam kemasan. Setelah melakukan perhitungan atas hasil kuesioner, pengolahan data kuantitatif mengenai persepsi konsumen, bonus dalam kemasan terhadap keputusan pembelian digunakan pengujian statistik analisa koefisien korelasi berganda dan analisa regresi berganda. Maka sebelum diuji statistik di atas terlebih dahulu data yang diperoleh harus dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas (Iqbal Hasan, 2002:77). 1. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keabsahan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Dengan kata lain, mampu mengukur data yang tepat dari variabel yang diteliti. Dalam penyusunan kuesioner, pernyataan/pertanyaan yang ingin diajukan perlu dipastikan. Untuk menentukannya, sebelumnya harus sudah jelas variabel apa yang diukur. Variabel masih bisa dipecah menjadi sub variabel atau indikator apabila penyusunannya dilakukan sesuai prosedur kuesioner yang benar yang telah memenuhi validitas logis. Oleh karena itu, validitas logis sangat dipengaruhi oleh kemampuan peneliti dalam memahami masalah penelitian, mengembangkan variabel penelitian serta menyusun 53 kuesioner. Untuk menguji tingkat validitas instrumen, peneliti dapat melakukan tryout dengan memakai responden terbatas terlebih dahulu. Tipe validitas yang digunakan adalah validitas konstruksi (Construct Validity). Validitas kontruksi menentukan validitas alat pengukur dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh dari masing-masing item yang berupa pertanyaan ataupun pernyataan dengan skor totalnya. Skor total ini merupakan nilai yang diperoleh dari hasil penjumlahan semua skor item. Korelasi antara skor item dengan skor totalnya harus signifikan berdasarkan dimensi konsep berkorelasi dengan skor totalnya maka dapat disimpulkan bahwa alat pengukur tersebut valid. Pengujian validitas tiap butir pertanyaan digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap buitr dengan skor total yang merupakan jumlah skor tiap butir. Suatu butir pertanyaan dikatakan valid jika nilai rhitung yang merupakan nilai dari Corrected Item-Total Correlation > dari r-tabel. (Bhuono Agung Nugroho, 2005 : 68). b. Uji Reliabilitas Apabila suatu alat pengukuran telah dinyatakan valid, maka tahap berikutnya adalah mengukur reliabilitas dari instrumen/alat. Sebagai ukuran yang menunjukkan konsistensi dari alat ukur dalam mengukur gejala yang sama di lain kesempatan. Untuk melihat reliabilitas, maka dihitung cronbach alpha masing-masing instrumen. Variabel-variabel 54 tersebut dikatakan reliable bila cronbach alpha nya memiliki nilai lebih besar 0.60 (Purbayu 2005:251). Uji reliabilitas bertujuan untuk melihat konsistensi alat ukur yang akan digunakan yakni apakah alat ukur tersebut akurat, stabil dan konsisten. Tehnik yang digunakan adalah koefisien cronbach alpha dengan rumus: ri 2 k SI 1 2 ( k 1) St Keterangan : k = Mean kuadrat antara subyek S St 2 2 i = Mean kuadrat kesalahan = Varians total Sedangkan untuk mencari nilai varians butir dapat dipergunakan rumus: Σ X2 Σ X2 N σ= N Dimana : N : Jumlah populasi X : Nilai skor yang dipilih σ : Ragam atau varians butir Reliabilitas suatu instrumen dapat diterima jika memiliki koefisien alpha cronbach minimal 0,60 yang berarti bahwa instrumen tersebut dapat 55 digunakan sebagai pengumpul data yang handal yaitu hasil pengukuran relatif konsisten jika dilakukan pengukuran ulang. 2. Uji Asumsi Klasik Apabila menggunakan OLS (Ordinary Least Square) dalam ekonometrika dijelaskan bahwa peneliti tidak dapat menghindarkan diri dari penyimpangan-penyimpangan asumsi klasik. Uji asumsi menggunakan SPSS 15.0 for windows. a. Uji Normalitas Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Uji ini merupakan pengujian yang paling banyak dilakukan untuk analisis statistic parametric. Penggunaan uji normalitas karena pada analisis statistic parametic, asumsi yang harus dimiliki oleh data adalah bahwa data tesebut terdistribusi secara normal. Maksud data terdistribusi secara normal adalah bahwa data akan mengikuti bentuk distribusi normal. Bahwa data memusat pada nilai rata-rata dan median. Untuk mengetahui bentuk distribusi data kita bisa menggunakan grafik distribusi. b. Uji Multikolinearitas Uji asumsi ini berarti bahwa antara variabel independen yang satu dengan variabel independen yang lain dalam model regresi tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Suatu data terbebas dari multikolinearitas jika nilai Varians Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10,0 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1. (Bhuono Agung, 2005 : 59) 56 c. Uji Heterokedastisitas Heterokedastisitas menunjukan bahwa variasi variabel tidak sama untuk semua pengamatan. Pada heterokedastisitas kesalahan yang terjadi tidak random, tetapi menunjukan hubungan yang sistematis sesuai dengan besarnya satu atau lebih variabel. Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual atau pengamatan kepengamatan lainnya, jika varian residual dari satu pengamatan kepengamatan lainnya tetap maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik yang homokedastisitas dan tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk mengetahui ada atau tidaknya heterokedastisitas ada beberapa cara yaitu : 1.) Melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya). 2.) Dasar analisis, jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit). Maka, mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas secara titik-titik 57 menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. 3. Analisis Regresi Berganda Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda (Multiple Regression), yaitu analisis tentang hubungan antara satu variabel dependen dengan dua atau lebih variabel independen (Triton P.B.,2006 : 56). Persamaannya : Y = a + b1X1 + b2X2 + e Keterangan : Y = Variabel terikat (Keputusan pembelian) a = b = Koefisien regresi yang menunjukan angka Bilangan konstanta (harga y bila x=0) peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada hubungan nilai variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila b (-) maka terjadi penurunan X1 = Variabel bebas (persepsi konsumen) X2 = Variabel bebas (bonus dalam kemasan) e = Standar kesalahan (error terms). 58 4. Pengujian Hipotesis a. Uji Distribusi t (Uji t) Metode pengujian ini digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel bebas terhadap variabel terikat dengan hipotesis yang telah dikemukakan oleh Singgih Santoso (2008 : 227). sebagai berikut : Jika t hitung > t tabel atau nilai p value pada kolom sig.< level of significant (α) maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti secara parsial ada pengaruh antara variabel bebas dan terikat. Jika t hitung < t tabel atau nilai p value pada kolom sig.> level of significant maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti secara parsial tidak ada pengaruh antara variabel bebas dan terikat. Rumus : t = x –µo S √n Dimana : t = nilai t yang dihitung x = nilai rata-rata s = simpangan baku sampel n = jumlah anggota sampel µo = nilai yang dihipotesiskan 59 b. Uji Distribusi F (Uji F) Digunakan untuk mengetahui pengujian variabel bebas secara simultan (bersama-sama). Hasil uji F pada output SPSS dapat dilihat pada tabel ANOVA. Menurut Triton P.B (2006 : 267), langkahlangkah uji F statistik adalah sebagai berikut : 1) Hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) yang digunakan yaitu : Ho : bo = 0, artinya tidak ada pengaruh antara persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan terhadap keputusan pembelian. Ha : ba ≠ 0, artinya ada pengaruh persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan terhadap keputusan pembelian. Tingkat signifikan yang digunakan yaitu α = 0.05 2) Menghitung nilai F : F hitung = Dimana R2 (k-1) (1- R2) (n-k-1) R2 = koefisien regresi yang ditemukan K = jumlah variabel bebas (X) n = jumlah sampel 60 F = F hitung yang selanjutnya diuji dengan F tabel : Jika Sig. F > 0.05 maka Ha ditolak dan Ho diterima, berarti tidak ada pengaruh antara varibel bebas (X) dan terkait (Y). Jika Sig. F < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti ada pengaruh antara variabel bebas (X) dengan terkait (Y). 61 E. Operasional Variabel Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan dari rumusan hipotesis, variabel penelitian yang akan dianalisis dikelompokkan kedalam tiga variabel. Yakni variabel dependen (Y) dan variabel indenpenden (X1 dan X2). 1. Variabel terikat (Variabel Dependen) Yaitu variabel terikat dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian. dimana persepsi konsumen, bonus dalam kemasan akan mempengaruhi keputusan pembelian. Variabel terikat dikonotasikan dengan huruf (Y) 2. Variabel bebas (Variabel Independent) Yaitu variabel bebas dalam penelitian ini adalah persepsi konsumen, dan bonus dalam kemasan yang di konotasikan (X1) dan(X2). 62 Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian Variabel Sub Variabel 1. Proses persepsi Indikator Perkenalan individu menerima Persepsi Konsumen (X1) 2. Stimulusstimulus yang mempengaruhi persepsi 1. Kegunaan bagi konsumen Bonus Dalam Kemasan (X2) Keputusan Pemebelian (Y) 1.Pengenalan Kebutuhan 2.Pencarian Informasi 3.Evaluasi Alternatif 4.Keputusan Membeli 5.Tingkah laku informasi melalui indera Individu menempatkan kapasitas proses menjadi suatu stimulus Proses merubah indera stimulus agar dapat dipahami Kecenderungan memperhatikan rangsangan yang berhubungan dengan kebutuhan Kecenderungan menafsirkan informasi sendiri Kecenderungan mengingat halhal yang baik Lingkungan Tempat Tinggal Keluarga Life style Produk Iklan Memberikan penawaran dengan manfaat ekstra Menambah kesadaran berproduk Menyelamatkan produsen dari keharusan mengurangi harga Menarik perhatian konsumen Penawaran dalam jangka pendek Konsumen akan mengharapkan strategi ini terus menerus Kebutuhan dasar Kebutuhan psikologis Promosi/ insentif Sumber informasi dari rekan, organisasi, dll Pertimbangan tertentu Resiko yang kecil Jenis bentuk produk Produsen, cara pembayaran Kepuasan Ukuran Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 63 pasca pembelian Sesuai keinginan 64 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum PT. Unilever Indonesia Tbk 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3. Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39. Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981. 65 Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para pemegang saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai nominal saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No. C-17533 HT.01.04-TH.2003. Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-produk kosmetik. Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni, 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan keputusan No. C18482HT.01.04-TH.2000.Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1933. a. Visi dan Misi Perusahaan Misi Unilever adalah peningkatan vitalitas hidup. Kami memenuhi kebutuhan akan nutrisi, kesehatan dan perawatan pribadi sehari-hari dengan produk-produk yang membuat para pemakainya merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan. 66 Jalinan yang mengakar dalam budaya dan pasar setempat di seluruh dunia telah menghasilkan hubungan yang kuat dengan para pelanggan dan merupakan dasar yang sangat berguna untuk pertumbuhan kami di masa mendatang. Kami akan membawa kekayaan ilmu pengetahuan dan keahlian internasional kami untuk dapat melayani konsumen setempat - multinasional multilokal sesungguhnya dengan sebaik-baiknya. Keberhasilan jangka panjang kami memerlukan komitmen terhadap standar pelaksanaan dan produktivitas bermutu tinggi, terhadap kerjasama yang harus dilakukan secara efektif, dan terhadap keinginan untuk menerima gagasan baru dan belajar secara terus menerus. Kami juga yakin bahwa untuk mencapai keberhasilan diperlukan standar etika usaha pada masing-masing orang yang bekerja bersama kami, masyarakat yang berinteraksi dengan kami serta lingkungan tempat kami melakukan kegiatan usaha. Inilah cara kami yang kami lakukan dalam mencapai pertumbuhan secara berkesinambungan dan menguntungkan, menciptakan nilai jangka panjang bagi para pemegang saham, karyawan dan para mitra usaha kami. b. Prinsip Bisnis Unilever Prinsip bisnis kami menjabarkan standar operasional yang harus dilaksanakan oleh semua karyawan Unilever di seluruh dunia, yang mendukung pendekatan kami terhadap tata kelola dan tanggung jawab perusahaan. 67 1.) Fokus kepada pelanggan, konsumen & masyarakat Kita memusatkan perhatian untuk memenangkan hati para pelanggan (internal dan eksternal) dan membuat konsumen dan masyarakat merasa senang dengan selalu memahami dan mengantisipasi kebutuhan mereka serta memberikan jawaban secara kewirausahaan. 2.) Kerjasama Kita mengakui adanya ketergantungan satu sama lain dan kita bekerja bersama-sama guna mencapai tujuan yang sama, dengan semangat untuk menang, dan saling percaya. 3.) Integritas Kita bersikap jujur, berpegang teguh pada prinsip, konsisten, dan terpercaya dalam semua transaksi yang kita lakukan. Kita percaya diri dalam mempertahankan keyakinan kita, bahkan dalam situasi sulit. Kita melaksanakan apa yang kita katakan. 2. Produk PT. Unilever Indonesia Sebagai industri yang semula hanya memproduksi sabun dan margarine, PT. Unilever Indonesia mulai mengembangkan usahanya dengan menghasilkan barang-barang kebutuhan sehari-hari, seperti shampo, pasta gigi, sabun mandi, produk kecantikan dan lain-lain. Produkproduk tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 68 Tabel 4.1 Produk PT.Unilever Indonesia PABRIK JENIS PRODUK Cikarang, Jakarta NAMA PRODUK Sabun cuci (Food and Non Soap Detergent Division) Rinso, Omo, Sunlight, Surf Sabun cuci piring Sunlight, Vim Powder Margarine Blueband Teh Sariwangi, Lipton Rungkut, Surabaya Bumbu dapur Royco Es krim Walls Baby care Cuddle Pewangi cucian Comfort, Molto Sabun Lux, (Personal Wash and Personal Care Lifebouy, Vinolia, Dove Pasta gigi Division) Pepsodent, Close-Up, Shampo Sunsilk, Clear, Organics, Dimension, Brisk Hair cream Lotion Deodorant Brisk Citra, Ponds, Vaseline Rexona, Axe. 69 B. Hasil dan Pembahasan 1. Karakterisitik Responden Populasi dalam penelitian ini adalah para konsumen yang menggunakan produk Sunsilk dan Clear, dalam hal ini objek penelitiannya adalah masyarakat yang berada didaerah Tangerang termasuk mahasiswa/i UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sedangkan sampel yang dipilih sebanyak 100 orang responden dengan pertimbangan tertentu. Adapun karakteristik responden berdasarkan kuesioner yang telah disebar dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut : Tabel 4.2 Karakteristik Responden Jenis Kelamin Kategori Laki-laki Perempuan Total KARAKTERISTIK RESPONDEN Usia Pekerjaan Res 46 54 100 Kategori 15-20 Thn 21-25 Thn Res 38 50 Kategori Pel/Mhs Guru/Dosen Res 68 5 26-30 Thn 5 IRT 10 31-40 Thn 3 12 > 41 Thn 4 100 Krywn Swsta/ Pgw Negeri Profesi/Ahli 5 100 Pendapatan Kategori < 500.000 500.000 s/d 1 Juta 1 Juta s/d 1,5 Juta 1,5 Juta s/d 2 Juta > 2 Juta Dari tabel 4.2 di atas, dapat dijelaskan bahwa karakteristik responden berdasarkan kategori jenis kelamin didominasi oleh konsumen perempuan sebanyak 54 orang, dan laki-laki sebanyak 46 orang. Karakteristik 70 Res 44 35 15 3 3 100 responden berdasarkan usia didominasi oleh responden yang berusia 2125 tahun yaitu sebanyak 50 orang. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan didominasi oleh pelajar/mahasiswa sebanyak 68 orang. Sedangkan karakteristik responden berdasarkan pendapatan per bulan yang dimiliki responden didominasi < 500.000 per bulan sebanyak 44 orang. 2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Pengujian validitas tiap butir pernyataan kuesioner menggunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir pernyataan dengan skor total yang merupakan jumlah skor tiap butir pernyataan dalam kuesioner. Triton P.B (2006 : 247) dalam buku statistiknya menyatakan bahwasannya di dalam analisis item, teknik korelasi dalam menentukan validitas item ini sampai sekarang merupakan teknik yang paling banyak digunakan. Kemudian di dalam memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi adalah item yang mempunyai korelasi positif dengan skor total serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item ini memiliki validitas yang tinggi. Pengujian validitas adalah berkaitan dengan masalah adanya kepercayaan terhadap alat tes (instrumen). Suatu instrumen dapat memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi apabila hasil dari penelitian tersebut menunjukkan hasil tetap. Dengan demikian masalah reliabilitas tes (instrumen) berhubungan dengan masalah ketetapan hasil. Jika terjadi perubahan tes (instrumen), maka perubahan itu dianggap tidak berarti. 71 Dalam penelitian ini metode pengujian validitas instrumen yang digunakan oleh peneliti adalah dengan membandingkan antara nilai r hitung dengan r tabel pada taraf kepercayaan 95 % atau tingkat signifikansi 5 % (0,05) dengan jumlah sampel/responden yang diujicobakan (N=30). Apabila r-hitung > r-tabel, maka suatu instrumen dapat dinyatakan valid. Sedangkan jika nilai r-hitung < r-tabel, maka instrumen dapat dinyatakan tidak valid. (Dwi Priyatno,2008 : 24). Dalam pengujian reliabilitas instrumen penelitian, maka peneliti menggunakan teori tersebut sebagai acuan. Untuk mengetahui apakah pernyataan dalam kuesioner yang diajukan kepada konsumen dapat dikatakan valid atau tidak dan reliabel atau tidak, maka peneliti melakukan uji coba atau try out kepada 30 responden dengan memberikan 38 butir pernyataan untuk menguji validitas dan reliabilitas dari seluruh pernyataan yang telah diberikan. Ketiga puluh delapan (38) butir pernyataan tersebut dibagi ke dalam 3 variabel utama yang terdiri dari : 12 pernyataan variabel persepsi konsumen (X1), 8 pernyataan variabel bonus dalam kemasan (X2), dan 18 pernyataan variabel keputusan pembelian (Y). Kemudian hasilnya akan diolah menggunakan SPSS versi 15.0 for windows. Setelah dilakukan tryout terhadap 30 responden tersebut, hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut : 72 Tabel 4.3 Hasil Tryout Awal instrumen Pengaruh Persepsi Konsumen Dan Bonus Dalam Kemasan Terhadap Keputusan Pembelian No. Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 Korelasi Item Cronbach’s α .437 .832 .393 .832 .516 .831 .574 .831 .444 .832 .398 .832 .321 .832 .458 .832 .400 .832 .565 .831 .514 .831 .723 .830 .424 .832 .488 .832 .507 .831 .401 .832 .395 .832 .458 .832 .491 .832 .727 .830 .500 .831 .429 .832 .435 .832 .420 .832 .423 .832 .513 .831 .521 .831 .363 .832 .456 .832 .603 .830 .684 .830 .412 .832 .587 .831 .382 .832 Keterangan Valid dan Sangat Reliabel Valid dan Sangat Reliabel Valid dan Sangat Reliabel Valid dan Sangat Reliabel Valid dan Sangat Reliabel Valid dan Sangat Reliabel Tidak Valid dan Reliabel Valid dan Sangat Reliabel Valid dan Sangat Reliabel Valid dan Sangat Reliabel Valid dan Sangat Reliabel Valid dan Sangat Reliabel Valid dan Sangat Reliabel Valid dan Sangat Reliabel Valid dan Sangat Reliabel Valid dan Sangat Reliabel Valid dan Sangat Reliabel Valid dan Sangat Reliabel Valid dan Sangat Reliabel Valid dan Sangat Reliabel Valid dan Sangat Reliabel Valid dan Sangat Reliabel Valid dan Sangat Reliabel Valid dan Sangat Reliabel Valid dan Sangat Reliabel Valid dan Sangat Reliabel Valid dan Sangat Reliabel Valid dan Sangat Reliabel Valid dan Sangat Reliabel Valid dan Sangat Reliabel Valid dan Sangat Reliabel Valid dan Sangat Reliabel Valid dan Sangat Reliabel Valid dan Sangat Reliabel 73 No. Pernyataan 35 36 37 38 Korelasi Item Cronbach’s α .533 .831 .515 .831 .461 .832 .443 .832 Keterangan Valid dan Sangat Reliabel Valid dan Sangat Reliabel Valid dan Sangat Reliabel Valid dan Sangat Reliabel Dari hasil tersebut dapat diperoleh bahwa 37 butir pernyataan valid karena memiliki nilai korelasi (r-hitung) > dari nilai r-tabel. Nilai r tabel yaitu sebesar 0,361 dimana dicari pada jumlah responden N=30 dengan signifikansi 5 % (Dwi Priyatno, 2008 : 24). Sedangkan 1 butir pernyataan tidak valid yaitu pada pernyataan no. 7 karena memiliki nilai korelasi (r-hitung) < dari nilai r-tabel dimana nilai r-hitung sebesar 0,321 sedangkan nilai r-tabel 0,361. Nilai koefisien alpha cronbach dari seluruh pernyataan yang diuji coba dalam tabel tersebut ratarata diperoleh hasil yang sangat reliabel karena berada pada nilai alpha > 0,80, sehingga dikatakan sangat reliabel (Santoso,2001 : 227). Pernyataan no.7 yang tidak valid, peneliti anggap tidak bisa dijadikan acuan sehingga peneliti tidak menggunakan pernyataan tersebut di dalam kuesioner. Sehingga setelah dilakukan ujicoba (tryout) kembali kepada 30 responden ternyata diperoleh hasil yang valid dan sangat reliabel dari 37 pernyataan, seperti yang dapat dilihat pada tabel 4.4. Hasil tersebut peneliti anggap sudah bisa dijadikan acuan dalam kuesioner sehingga kuesioner dapat disebarkan kepada 70 responden berikutnya. 74 Tabel 4.4 Hasil Try Out Akhir Instrumen Analisis Pengaruh Persepsi Konsumen dan Bonus Dalam Kemasan terhadap Keputusan Pembelian No. Pernyataan Korelasi Item Cronbach’s α Keterangan 1 .507 .866 Valid dan Sangat Reliabel 2 .587 .864 Valid dan Sangat Reliabel .393 .875 Valid dan Sangat Reliabel 3 .516 .871 Valid dan Sangat Reliabel 4 5 .399 .869 Valid dan Sangat Reliabel 6 .452 .868 Valid dan Sangat Reliabel 7 .399 .871 Valid dan Sangat Reliabel .545 .865 Valid dan Sangat Reliabel 8 .443 .868 Valid dan Sangat Reliabel 9 10 .444 .875 Valid dan Sangat Reliabel 11 .458 .867 Valid dan Sangat Reliabel 12 .566 .870 Valid dan Sangat Reliabel .362 .870 Valid dan Sangat Reliabel 13 .485 .874 Valid dan Sangat Reliabel 14 15 .495 .873 Valid dan Sangat Reliabel 16 .481 .867 Valid dan Sangat Reliabel .377 .873 Valid dan Sangat Reliabel 17 .462 .870 Valid dan Sangat Reliabel 18 .455 .874 Valid dan Sangat Reliabel 19 20 .363 .873 Valid dan Sangat Reliabel 21 .460 .867 Valid dan Sangat Reliabel .377 .873 Valid dan Sangat Reliabel 22 .633 .864 Valid dan Sangat Reliabel 23 .638 .863 Valid dan Sangat Reliabel 24 25 .468 .867 Valid dan Sangat Reliabel 26 .636 .864 Valid dan Sangat Reliabel .477 .867 Valid dan Sangat Reliabel 27 .414 .869 Valid dan Sangat Reliabel 28 .392 .873 Valid dan Sangat Reliabel 29 30 .396 .870 Valid dan Sangat Reliabel 31 .477 .873 Valid dan Sangat Reliabel .597 .872 Valid dan Sangat Reliabel 32 .366 .873 Valid dan Sangat Reliabel 33 .370 .869 Valid dan Sangat Reliabel 34 75 No. Pernyataan Korelasi Item .535 35 .575 36 37 .513 Sumber : Data primer yang diolah Cronbach’s α .866 .866 .866 Keterangan Valid dan Sangat Reliabel Valid dan Sangat Reliabel Valid dan Sangat Reliabel 3. Hasil Penyebaran Kuesioner Kepada 100 Responden Berikut adalah hasil output kuesioner dan deskripsi yang dibagikan kepada 100 responden konsumen Shampo Sunsilk dan Clear. a. Persepsi (X1) Dalam variabel ini peneliti memasukan 2 sub variabel dengan masing-masing indikator yang hasil outputnya adalah sebagai berikut : 1) Proses Persepsi Tabel 4.5 Informasi Produk Shampo Sunsilk&Clear Secara Pribadi Pernyataan Frekuensi Sangat Tidak Setuju 15 Tidak Setuju 42 Ragu-ragu 10 Setuju 24 Sangat Setuju 9 Jumlah 100 Sumber :Data primer yang telah diolah Persentase (100%) 15,0 42,0 10,0 24,0 9,0 100,0 Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa sebanyak 15 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 42 responden menyatakan tidak setuju, 10 responden menyatakan ragu-ragu, 24 responden menyatakan setuju dan 9 responden menyatakan sangat setuju. 76 Dari hasil pernyataan ini sebagian besar responden menyatakan tidak setuju bahwa mereka termasuk konsumen yang mendapatkan informasi tentang produk Shampo Sunsilk&Clear secara pribadi. Tabel 4.6 Informasi Produk Shampo Sunsilk&Clear dari Orang Lain Pernyataan Frekuensi Sangat Tidak Setuju 6 Tidak Setuju 39 Ragu-ragu 12 Setuju 33 Sangat Setuju 10 Jumlah 100 Sumber : Data primer yang telah diolah Persentase (%) 6,0 39,0 12,0 33,0 10,0 100,0 Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa sebanyak 6 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 39 responden yang menyatakan tidak setuju, 12 responden yang menyatakan ragu-ragu, 33 responden yang menyatakan setuju, dan 10 responden yang menyatakan sangat setuju. Dari hasil uraian ini sebagian besar responden menyatakan tidak setuju bahwa mereka termasuk konsumen yang mendapatkan informasi produk Shampo&Clear dari orang lain. 77 Tabel 4.7 Informasi Produk Shampo Sunsilk&Clear dari Media Elektronik Pernyataan Frekuensi Sangat Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 1 Ragu-ragu 0 Setuju 60 Sangat Setuju 37 Jumlah 100 Sumber : Data primer yang telah diolah Persentase (%) 2,0 1,0 0 60,0 37,0 100,0 Dari tabel 4.7 dapat diketahui bahwa 2 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 1 responden yang menyatakan tidak setuju, tidak ada responden yang menyatakan ragu-ragu, 60 responden yang menyatakan setuju, dan 37 responden yang menyatakan sangat setuju. Dari hasil pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju mendapatkan informasi produk Shampo Sunsilk&Clear dari media elektronik. Tabel 4.8 Penafsiran Sendiri Mengenai Informasi dari Sebuah Produk Pernyataan Frekuensi Sangat Tidak Setuju 7 Tidak Setuju 20 Ragu-ragu 27 Setuju 35 Sangat Setuju 11 Jumlah 100 Sumber : Data primer yang telah diolah Persentase (%) 7,0 20,0 27,0 35,0 11,0 100,0 Dari tabel 4.8 diatas dapat diketahui bahwa 7 responden menyatakan sangat tidak setuju, 20 responden menyatakan tiak setuju, 27 78 responden menyatakan ragu-ragu, 35 responden menyatakan setuju dan 11 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju mengenai penafsiran sendiri informasi dari sebuah produk. Tabel 4.9 Memakai Shampo Sunsilk&Clear Kemasan Sachet karena Kebutuhan Sendiri Pernyataan Frekuensi Sangat Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 13 Ragu-ragu 21 Setuju 51 Sangat Setuju 13 Jumlah 100 Sumber : Data primer yang telah diolah Persentase (%) 2,0 13,0 21,0 51,0 13,0 100,0 Dari tabel 4.9 menyatakan bahwa 2 responden menyatakan sangat tidak setuju, 13 responden menyatakan tidak setuju, 21 responden menyatakan ragu-ragu, 51 responden menyatakan setuju dan 13 responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil pernyataan ini dapat dikatakan bahwa Sunsilk&Clear kemasan sachet karena kebutuhan sendiri. Tabel 4.10 Penggunaan Produk Shampo Sunsilk&Clear karena Pengaruh Positif Pernyataan Frekuensi Sangat Tidak Setuju 0 Tidak Setuju 6 Ragu-ragu 15 Setuju 62 Sangat Setuju 17 Jumlah 100 Sumber : Data primer yang telah diolah Persentase (%) 0 6,0 15,0 62,0 17,0 100,0 79 Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa tidak ada satupun responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan ini akan tetapi 6 responden menyatakan tidak setuju, 15 responden menyatakan ragu-ragu, 62 responden menyatakan setuju dan 17 responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden setuju dengan pernyataan penggunaan produk Shampo Sunsilk&Clear karena pengaruh positif. 2). Stimulus-stimulus yang Mempengaruhi Perepsi Tabel 4.11 Faktor Lingkungan Tempat Tinggal Pernyataan Frekuensi Sangat Tidak Setuju 1 Tidak Setuju 5 Ragu-ragu 30 Setuju 52 Sangat Setuju 12 Jumlah 100 Sumber : Data primer yang telah diolah Persentase (%) 1,0 5,0 30,0 52,0 12,0 100,0 Dari tabel 4.11 dapat dilihat hanya 1 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 12 responden yang menyatakan tidak setuju, 30 responden yang menyatakan ragu-ragu, 52 responden yang menyatakan setuju dan 12 responden yang menyatakan sangat setuju. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebanayak 52 responden dari 100 responden menyatakan setuju dengan pernyataan tesebut. 80 Tabel 4.12 Penggunaan Shampo Sunsilk&Clear karena Faktor Keluarga Pernyataan Frekuensi Sangat Tidak Setuju 7 Tidak Setuju 15 Ragu-ragu 8 Setuju 50 Sangat Setuju 20 Jumlah 100 Sumber : Data primer yang telah diolah Persentase (%) 7,0 15,0 8,0 50,0 20,0 100,0 Dari tabel 4.12 terlihat bahwa ada 7 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 15 responden yang menyatakan tidak setuju, 8 responden yang menyatakan ragu-ragu, 50 responden yang menyatakan setuju, dan 20 responden yang menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju dengan pernyataan penggunaan Shampo Sunsilk&Clear karena faktor keluarga. Tabel 4.13 Penggunaan Shampo Sunsilk&Clear karena Kebiasaan Sejak Awal Pernyataan Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Jumlah Frekuensi 3 8 5 55 29 100 Persentase (%) 3,0 8,0 5,0 55,0 29,0 100,0 Sumber: Data primer yang telah diolah Dari tabel 4.13 dapat diketahui bahwa 3 responden menyatakan sangat tidak setuju, 8 responden menyatakan tidak setuju, 5 responden menyatakan ragu-ragu, 55 responden menyatakan setuju, dan 29 81 responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa 55 % dari 100 responden setuju dengan pernyataan bahwa pernyataan penggunaan Shampo Sunsilk&Clear karena kebiasaan sejak awal. Tabel 4.14 Pemakaian Produk Lain Jika Produk Tersebut Lebih Murah dan Berkualitas Pernyataan Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Jumlah Frekuensi 4 20 21 36 19 100 Persentase (%) 4,0 20,0 21,0 36,0 19,0 100,0 Sumber : Data primer yang telah diolah Dari tabel 4.14 di atas dapat dilihat bahwa 4 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 20 responden menyatakan tidak setuju, 21 responden menyatakan ragu-ragu, 36 responden menyatakan setuju dan 19 responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil pernyataan ini dapat diketahui bahwa sebagian besar responden setuju dengan pernyataan tersebut. 82 Tabel 4.15 Pengaruh Iklan yang Dilihat Pernyataan Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Jumlah Frekuensi 5 26 27 37 5 100 Persentase (%) 5,0 26,0 27,0 37,0 5,0 100,0 Sumber : Data primer yang telah diolah Dapat dilihat tabel 4.15 dari 100 responden ada 5 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 26 responden menyatakan tidak setuju, 27 responden menyatakan ragu-ragu, 37 responden menyatakan setuju dan 5 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan ini terlihat bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju dari pernyataan tersebut. b. Bonus Dalam Kemasan (X2) Dalam variabel ini peneliti memasukan 1 sub variabel dengan indikator yang hasil outputnya adalah sebagai berikut : 1) Kegunaan Bagi Konsumen Tabel 4.16 Menyukai Bonus Dalam Kemasan Sunsilk&Clear Pernyataan Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Jumlah Frekuensi 0 11 5 62 22 100 Persentase (%) 0 11,0 5,0 62,0 22,0 100,0 Sumber : Data primer yang telah diolah 83 Dari tabel 4.16 terlihat bahwa tidak ada satupun yang menjawab sangat tidak setuju dari pernyataan ini, 11 responden yang menyatakan tidak setuju, 5 responden yang menyatakan ragu-ragu, 62 responden menyatakan setuju, dan 22 responden yang menyatakan sangat setuju. Dari hasil pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa 62% dari 100 responden menyatakan setuju dengan pemberian bonus dalam kemasan Sunsilk&Clear. Tabel 4.17 Bonus Dalam Kemasan Menjadi Daya Tarik Pernyataan Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Jumlah Frekuensi 0 4 5 65 26 100 Persentase (%) 0,0 4,0 5,0 65,0 26,0 100,0 Sumber : Data primer yang telah diolah Dari tabel 4.17 terlihat bahwa tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju, 4 responden yang menyatakan tidak setuju, 5 responden yang menyatakan ragu-ragu, 65 responden yang menyatakan setuju, dan 26 responden yang menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan ini dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden setuju dengan pernyataan bonus dalam kemasan menjadi daya tarik. 84 Tabel 4.18 Bonus Dalam Kemasan Menjadi Nilai Tambah Dimata Konsumen Pernyataan Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Jumlah Frekuensi 7 5 3 60 25 100 Persentase (%) 7,0 5,0 3,0 60,0 25,0 100,0 Sumber : Data primer yang telah diolah Dari tabel 4.18 maka dapat diketahui bahwa 7 responden menyatakan sangat tidak setuju, 5 responden menyatakan tidak setuju, 3 responden menyatakan ragu-ragu, 60 responden menyatakan setuju, dan 25 responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa sebanyak 60% responden setuju dengan pernyataan bonus dalam kemasan Sunsilk&Clear menjadi nilai tambah dimata konsumen. Tabel 4.19 Harga Stabil Setelah Pemberian Bonus Dalam Kemasan Pernyataan Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Jumlah Frekuensi 4 10 20 50 16 100 Persentase (%) 4,0 10,0 20,0 50,0 16,0 100,0 Sumber : Data primer yang telah diolah 85 Dari tabel 4.19 terlihat bahwa 4 responden menyatakan sangat tidak setuju, 10 responden menyatakan tidak setuju, 20 responden menyatakan ragu-ragu, 50 responden menyatakan setuju, dan 16 responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil pernyataan ini dapat dinyatakan sebagian besar responden setuju bahwa harga stabil setelah diberikan bonus dalam kemasan produk Shampo Sunsilk&Clear. Tabel 4.20 Pemilihan Shampo Sunsilk&Clear karena Bonus Dalam Kemasannya Dibandingkan Produk Lain Pernyataan Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Jumlah Frekuensi 15 27 8 45 5 100 Persentase (%) 15,0 27,0 8,0 45,0 5,0 100,0 Sumber : Data primer yang telah diolah Dari tabel 4.20 dapat dilihat responden yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 15, 27 responden menyatakan tidak setuju, yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 8 responden, 45 responden menyatakan setuju, dan 5 responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa 45% dari 100 responden menyatakan setuju dengan pernyataan ini. 86 Tabel 4.21 Pemberian Bonus Dalam Kemasan Sifatnya Jangka Pendek Pernyataan Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Jumlah Frekuensi 5 7 7 68 13 100 Persentase (%) 5,0 7,0 7,0 68,0 13,0 100,0 Sumber : Data primer yang telah diolah Dilihat dari tabel 4.21 sebanyak 5 responden menyatakan sangat tidak setuju, 7 responden menyatakan tidak setuju, 7 responden menyatakan ragu-ragu, 68 responden menyatakan setuju, dan 13 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan tersebut sebagian besar responden menyatakan setuju bahwa pemberian bonus dalam kemasan sifatnya jangka pendek. Tabel 4.22 Bonus Dalam Kemasan Hanya Terbatas Pada Supermarket Pernyataan Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Jumlah Frekuensi 35 30 11 15 9 100 Persentase (%) 35,0 30,0 11,0 15,0 9,0 100,0 Sumber : Data primer yang telah diolah Dari tabel 4.22 terlihat bahwa 35 responden menyatakan sangat tidak setuju, 30 responden menyatakan tidak setuju, 11 responden menyatakan ragu-ragu, 15 responden menyatakan setuju, dan 9 responden 87 menyatakan sangat setuju. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan sangat tidak setuju dari pernyataan bonus dalam kemasan hanya terbatas pada supermarket. Tabel 4.23 Harapan Konsumen Bonus Dalam Kemasan Dilakukan Secara Terus-Menerus Pernyataan Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Jumlah Frekuensi 0 6 9 51 34 100 Persentase (%) 0 6,0 9,0 51,0 34,0 100,0 Sumber : Data primer yang telah diolah Dari tabel 4.23 terlihat bahwa tidak ada satupun responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 6 responden yang menyatakan tidak setuju, 9 responden yang menyatakan ragu-ragu, 51 responden yang menyatakan setuju, dan 34 responden yang menyatakan sangat setuju. Dari hasil pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa 51% dari 100 responden menyatakan setuju mengenai pernyataan tersebut. c. Keputusan Pembelian (Y) Dalam variabel ini peneliti memasukan 5 sub variabel dengan masing-masing indikator yang hasil outputnya adalah sebagai berikut : 88 1). Pengenalan Kebutuhan Tabel 4.24 Keputusan Pembelian Shampo Sunsilk&Clear Berdasarkan Kebutuhan Pernyataan Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Jumlah Frekuensi 0 8 7 58 27 100 Persentase (%) 0,0 8,0 7,0 58,0 27,0 100,0 Sumber : Data primer yang telah diolah Dari tabel 4.24 dapat diketahui bahwa tidak ada satupun responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 8 responden menyatakan tidak setuju, 7 responden menyatakan ragu-ragu, 58 responden menyatakan setuju, dan 27 responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa 58% dari 100 responden menyatakan setuju mengenai pernyataan tersebut. Tabel 4.25 Harga Menjadi Pertimbangan Keputusan Pembelian Shampo Sunsilk&Clear Pernyataan Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Jumlah Frekuensi 7 12 9 53 19 100 Persentase (%) 7,0 12,0 9,0 53,0 19,0 100,0 Sumber : Data primer yang telah diolah 89 Dilihat dari tabel 4.25 menerangkan bahwa responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 7 responden, 12 responden menyatakan tidak setuju, 9 responden menyatakan ragu-ragu, 53 responden menyatakan setuju, dan 19 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernya taan ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar yaitu 53% dari responden menyatakan setuju mengenai pernyataan harga menjadi pertimbangan keputusan pembelian Shampo Sunsilk&Clear. Tabel 4.26 Mendapatkan Shampo Sunsilk&Clear Dengan Mudah Pernyataan Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Jumlah Frekuensi 0 9 6 75 10 100 Persentase (%) 0 9,0 6,0 75,0 10,0 100,0 Sumber : Data primer yang telah diolah Dari tabel 4.26 terlihat bahwa tidak ada satupun responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 9 responden menyatakan tidak setuju, 6 responden menyatakan ragu-ragu, 75 responden menyatakan setuju, dan 10 responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju mengenai pernyataan mendapatkan Shampo Sunsilk&Clear dengan mudah. 90 2). Pencarian Informasi Tabel 4.27 Perhatian Terhadap Iklan Sehingga Memutuskan Pembelian Shampo Sunsilk&Clear Pernyataan Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Jumlah Frekuensi 11 12 16 54 7 100 Persentase (%) 11,0 12,0 16,0 54,0 7,0 100,0 Sumber : Data primer yang telah diolah Dari tabel 4.27 terlihat bahwa 11 responden menyatakan sangat tidak setuju, 12 responden menyatakan tidak setuju, 16 responden menyatakan ragu-ragu, 54 responden menyatakan setuju, dan 7 responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyetujui pernyataan tersebut. Tabel 4.28 Referensi Dari Keluarga Untuk Membeli Shampo Sunsilk&Clear Pernyataan Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Jumlah Frekuensi 12 46 15 17 10 100 Persentase (%) 12,0 46,0 15,0 17,0 10,0 100,0 Sumber : Data primer yang telah diolah Dari tabel 4.28 terlihat bahwa 12 responden menyatakan sangat tidak setuju, 46 responden menyatakan tidak setuju, 15 responden menyatakan ragu-ragu, 17 responden menyatakan setuju, dan 10 91 responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan tidak setuju mengenai pernyataan tersebut. Tabel 4.29 Referensi Dari Teman Untuk Membeli Shampo Sunsilk&Clear Pernyataan Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Jumlah Frekuensi 14 23 16 30 17 100 Persentase (%) 14,0 23,0 16,0 30,0 17,0 100,0 Sumber : Data primer yang telah diolah Dari tabel 4.29 terlihat bahwa 14 responden menyatakan sangat tidak setuju, 23 responden menyatakan tidak setuju, 16 responden menyatakan ragi-ragu, 30 responden menyatakan setuju, dan 17 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju mengenai pernyataan referensi dari teman untuk membeli Shampo Sunsilk&Clear. 92 Tabel 4.30 Memakai Shampo Sunsilk&Clear Sehingga Merekomendasikan Kepada Keluarga, Teman, Atau Kerabat Pernyataan Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Jumlah Frekuensi 6 18 22 46 8 100 Persentase (%) 6,0 18,0 22,0 46,0 8,0 100,0 Sumber : Data primer yang telah diolah Dari tabel 4.30 terlihat bahwa 6 responden menyatakan sangat tidak setuju, 18 responden menyatakan tidak setuju, 22 responden menyatakan ragu-ragu, 46 responden menyatakan setuju, dan 8 responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju mengenai pernyataan tersebut. 3). Evaluasi Alternatif Tabel 4.31 Pertimbangan Bonus Dalam Kemasan Dalam Membeli Shampo Sunsilk&Clear Pernyataan Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Jumlah Frekuensi 11 12 19 49 9 100 Persentase (%) 11,0 12,0 19,0 49,0 9,0 100,0 Sumber : Data primer yang telah diolah 93 Dari tabel 4.31 terlihat bahwa responden yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 11 responden, 12 responden menyatakan tidak setuju, 19 responden menyatakan ragu-ragu, 49 responden menyatakan setuju, dan 9 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa sebanyak 49 responden menyatakan setuju mengenai pernyataan pertimbangan bonus dalam kemasan dalam membeli Shampo Sunsilk&Clear. Tabel 4.32 Mendapatkan Informasi Yang Berkenaan Dengan Shampo Sunsilk&Clear Pernyataan Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Jumlah Frekuensi 4 9 10 68 9 100 Persentase (%) 4,0 9,0 10,0 68,0 9,0 100,0 Sumber : Data primer yang telah diolah Dari tabel 4.32 terlihat bahwa 4 responden menyatakan sangat tidak setuju, 9 responden menyatakan tidak setuju, 10 responden menyatakan ragu-ragu, 68 responden menyatakan setuju, dan 9 responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju mengenai pernyataan tersebut. 94 Tabel 4.33 Produk Shampo Sunsilk&Clear Kemasan Sachet Mudah Dibawa Pernyataan Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Jumlah Frekuensi 7 12 9 57 15 100 Persentase (%) 7,0 12,0 9,0 57,0 15,0 100,0 Sumber : Data primer yang telah diolah Dari tabel 4.33 terlihat bahwa responden yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 7 responden, 12 responden menyatakan tidak setuju, 9 responden menyatakan ragu-ragu, 57 responden menyatakan setuju, dan 15 responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa 57% dari 100 responden menyatakan setuju mengenai pernyataan produk shampo Sunsilk&Clear kemasan sachet mudah dibawa. 4). Keputusan Membeli Tabel 4.34 Produk Shampo Sunsilk&Clear Memberikan Rasa Aman Pernyataan Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Jumlah Frekuensi 0 3 11 74 12 100 Persentase (%) 0,0 3,0 11,0 74,0 12,0 100,0 Sumber : Data primer yang telah diolah Dari tabel 4.34 terlihat bahwa tidak ada satupun yang menyatakan sangat tidak setuju mengenai pernyataan tersebut, 3 responden menyatakan 95 tidak setuju, 11 responden menyatakan ragu-ragu, 74 responden menyatakan setuju, dan 12 responden menyatakan sangat setuju mengenai pernyataan produk Shampo Sunsilk&Clear memberikan rasa aman. Tabel 4.35 Jaminan Kesehatan Menjadi Faktor Membeli Shampo Sunsilk&Clear Pernyataan Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Jumlah Frekuensi 0 3 5 67 25 100 Persentase (%) 0,0 3,0 5,0 67,0 25,0 100,0 Sumber : Data primer yang telah diolah Dari tabel 4.35 terlihat bahwa tidak ada satupun responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 3 responden yang menyatakan tidak setuju, 5 responden yang menyatakan ragu-ragu, 67 responden yang menyatakan setuju, dan 25 responden yang menyatakan sangat setuju. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa 67% dari 100 responden menyatakan setuju mengenai pernyataan jaminan kesehatan menjadi faktor membeli Shampo Sunsilk&Clear. 96 Tabel 4.36 Tingkat Kepercayaan Kepada Shampo Sunsilk&Clear Menjadi Faktor Membeli Pernyataan Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Jumlah Frekuensi 1 3 5 63 28 100 Persentase (%) 1,0 3,0 5,0 63,0 28,0 100,0 Sumber : Data primer yang telah diolah Dari tabel 4.36 terlihat bahwa 1 responden menyatakan sangat tidak setuju, 3 responden menyatakan tidak setuju, 5 responden menyatakan ragu-ragu, 63 responden menyatakan setuju, dan 28 responden menyatakan sangat setuju. Tabel 4.37 Produk Shampo Sunsilk&Clear Terdaftar Sebagai Produk Yang Layak Digunakan Pernyataan Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Jumlah Frekuensi 0 3 6 64 27 100 Persentase (%) 0,0 3,0 6,0 64,0 27,0 100,0 Sumber : Data primer yang telah diolah Dari tabel 4.37 terlihat bahwa tidak ada satupun responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 3 responden yang menyatakan tidak setuju, 6 responden yang menyatakan ragu-ragu, 64 responden yang menyatakan setuju, dan 27 responden yang menyatakan sangat setuju. Dari 97 hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa 64% dari 100 responden menyatakan setuju mengenai pernyataan produk Shampo Sunsilk&Clear terdaftar sebagai produk yang layak digunakan. 5). Pasca Pembelian Tabel 4.38 Setelah Membeli Shampo Sunsilk&Clear Mendapatkan Kepuasan Pernyataan Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Jumlah Frekuensi 4 6 13 59 18 100 Persentase (%) 4,0 6,0 13,0 59,0 18,0 100,0 Sumber : Data primer yang telah diolah Dari tabel 4.38 terlihat bahwa 4 responden menyatakan sangat tidak setuju, 6 responden menyatakan tidak setuju, 13 responden menyatakan ragu-ragu, 59 responden menyatakan setuju, dan 18 responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju mengenai pernyataan tersebut. 98 Tabel 4.39 Setelah Puas Menggunakan Shampo Sunsilk&Clear Konsumen Akan Terus Membelinya Pernyataan Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Jumlah Frekuensi 5 4 11 71 9 100 Persentase (%) 5,0 4,0 11,0 71,0 9,0 100,0 Sumber : Data primer yang telah diolah Dari tabel 4.39 terlihat bahwa 5 responden menyatakan sangat tidak setuju, 4 responden menyatakan tidak setuju, 11 responden menyatakan ragu-ragu, 71 responden menyatakan setuju, dan 9 responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju mengenai pernyataan tersebut. Tabel 4.40 Setelah Puas Konsumen Akan Merekomendasikannya Kepada Orang Lain Pernyataan Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Jumlah Frekuensi 4 8 18 51 19 100 Persentase (%) 4,0 8,0 18,0 51,0 19,0 100,0 Sumber : Data primer yang telah diolah Dari tabel 4.40 terlihat bahwa 4 responden menyatakan sangat tidak setuju, 8 responden menyatakan tidak setuju, 18 responden 99 menyatakan ragu-ragu, 51 responden menyatakan setuju, dan 19 responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju mengenai pernyataan tersebut. Tabel 4.41 Setelah Puas Konsumen Tidak Akan Mencoba Produk Lain Pernyataan Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Jumlah Frekuensi 4 6 14 49 27 100 Persentase (%) 4,0 6,0 14,0 49,0 27,0 100,0 Sumber : Data primer yang telah diolah Dari tabel 4.41 terlihat bahwa 4 responden menyatakan sangat tidak setuju, 6 responden menyatakan tidak setuju, 14 responden menyatakan ragu-ragu, 49 responden menyatakan setuju, dan 27 responden menyatakan setuju. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa 49% dari 100 responden menyatakan setuju mengenai pernyataan setelah puas konsumen tidak akan mencoba produk lain. 100 4. Hasil Analisis Untuk menggambarkan pengaruh dari variabel persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan terhadap keputusan pembelian maka peneliti menggunakan alat analisa SPSS 15.0 for windows pada penelitian ini. a. Uji Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Cara untuk mengetahui normalitas adalah dengan melihat Normal Probability Plot yang membandingkan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. (Triton P.B 2006 : 151) 101 Gambar 4.1 Normalitas Data Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: KEPUTUSANPEMBELIAN Expected Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Observed Cum Prob Sumber : Data yang diolah Dari gambar 4.1 grafik Normal Probability Plot menunjukkan pola grafik yang normal, terlihat dari titik-titik distribusi data yang terletak di sekitar garis diagonal, sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal sehingga model regresi layak digunakan. b. Uji Asumsi Klasik Regresi Linear Berganda 1). Multikolinearitas Uji multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variable independen yang memiliki kemiripan dengan variable independen lain dalam satu model. Dalam penelitian ini, ada tidaknya gejala multikolinearitas dilihat dari nilai Tolerance dan 102 Variance Inflation Factor (VIF). Model regresi yang bebas dari masalah multikolinearitas menurut Triton P.B. yaitu pada nilai VIF (Variance Inflation Factor) bernilai tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerancenya tidak kurang dari 0,1. Hasil uji multikolinearitas dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel berikut : Tabel 4.42 Multikolinearitas Coefficients a Model 1 Collinearity Statistics Tolerance VIF (Constant) PersepsiKonsumen BonusDalamKemasan ,763 1,311 ,763 1,311 a. Dependent Variable : KeputusanPembelian Sumber : Data yang diolah Jika kita lihat tabel 4.42 di atas, dapat diketahui bahwa Variance Inflation Factor (VIF) pada hasil Output SPSS tabel coefficients, masing-masing variabel independen memiliki nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1. Pada VIF Persepsi Konsumen dan Bonus dalam Kemasan adalah sebesar 1,311. Sedangkan nilai Tolerance untuk Persepsi Konsumen dan Bonus dalam Kemasan adalah sebesar 0,763. Maka dapat disimpulkan bahwa model regrensi pada penelitian ini tidak mengalami gangguan multikolinearitas atau tidak terdapat korelasi antar variabel bebas sehingga model regresi layak digunakan. 103 2) Heteroskedastisitas Masalah heteroskedastisitas terjadi apabila kesalahan atau residual pada model yang sedang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari satu observasi ke observasi lainnya. Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model linier berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika (Triton P.B.,2006 : 152) : Titik - titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0. Titik – titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. Penyebaran titik – titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. Penyebaran titik – titik data sebaliknya tidak berpola. 104 Gambar 4.2 Scatterplot Scatterplot Dependent Variable: KEPUTUSANPEMBELIAN Regression Standardized Predicted Value 2 1 0 -1 -2 -3 -4 -4 -2 0 2 Regression Studentized Residual Sumber : Data yang diolah Dari gambar 4.2 terlihat bahwa penyebaran residual adalah tidak teratur. Hal tersebut dapat dilihat dari plot yang terpencar serta tidak membentuk suatu pola tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi linear berganda bebas dari heteroskedastisitas. c. Pengujian Hipotesis 1) Uji t (parsial) Metode pengujian ini digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel bebas terhadap variabel terikat dengan hipotesis berdasarkan yang telah dikemukakan oleh Sudjana (1996:227) sebagai berikut : Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat. 105 Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Hipotesis dapat disimpulkan berdasarkan : Jika t hitung > t tabel atau nilai p value pada kolom sig. < level of significant (α) maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti secara parsial ada pengaruh antara variabel bebas dan terikat. Jika t hitung < t tabel atau nilai p value pada kolom sig. > level of significant (α) maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti secara parsial tidak ada pengaruh antara variabel bebas dan terikat. Untuk mengetahui nilai t tabel dapat dilihat melalui daftar tabel t dengan mencari tingkat signifikansi 0,05 dan nilai degree of freedom / df = n-k (df = 100-3 = 97), maka nilai t tabel didapat sebesar 1,661. Dimana n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel. Hasil pengujian hipotesis secara parsial dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.44 Coefficients a Model t 1 (Constant) PERSEPSIKONSUMEN BONUSDLMKEMASAN Sig. 4,715 ,000 5,646 ,000 2,311 a. Dependent Variable : KEPUTUSANPEMBELIAN ,017 Sumber : Data yang diolah Dari tabel di atas dapat diketahui hasil hipotesis sebagai berikut : Menguji signifikansi koefisien variable X1 (Persepsi Konsumen). Dari tabel diatas diperoleh nilai t hitung = 5,646 dengan tingkat signifikansi 5 % ( α = 0,05) dan nilai df (degree of freedom) = n-k (100-3) = 97, maka dapat diketahui nilai t tabel 0,05 (97) sebesar 1,661. 106 Dengan membandingkan t hitung dan t tabel didapatkan : t hitung 5,646 Karena nilai t t table > hitung 1,661 > t tabel, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, artinya koefisien regresi persepsi konsumen adalah signifikan. Hasil yang sama juga bisa diperoleh dari perbandingan nilai Sig. dengan taraf signifikansi (α) : α Sig. 0,000 < 0,05 Karena Sig. < α , maka disimpulkan bahwa Ho ditolak Ha diterima, artinya koefisien regresi persepsi konsumen berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan hasil uji t tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi konsumen untuk membeli dipengaruhi oleh proses persepsi dari konsumen yaitu konsumen dapat menganalisis dan menafsirkan segala informasi tentang produk shampo Sunsilk dan Clear baik dari media iklan elektronik maupun dari orang lain secara baik dan positif. Menguji signifikansi koefisien variable X2 (Bonus dalam Kemasan). Dari tabel di atas diperoleh diperoleh nilai t hitung =2,311 dengan signifikansi 5 % (α = 0,05) dan nilai df(degree of freedom)= n-k (100-3)=97, maka dapat diketahui nilai t table 0,05 (97) = 1,661. Hasil yang didapat dengan membandingkan t hitung dan t tabel: t hitung 2,311 Karena nilai t t tabel > hitung 1,661 > t tabel, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, artinya koefisien regresi bonus dalam kemasan adalah signifikan. 107 Dengan membandingkan angka signifikansi : α Sig. 0,017 < 0,05 Karena Sig. < α , maka disimpulkan bahwa Ho ditolak Ha diterima, artinya koefisien regresi bonus dalam kemasan berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan hasil uji t tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa bonus dalam kemasan yang diberikan produsen dapat diterima dengan baik oleh konsumen sehingga konsumen menyukai dan memutuskan untuk membeli. 2) Uji F ( Simultan ) Digunakan untuk mengetahui pengujian variable bebas secara simultan (bersama-sama). Hasil uji F ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel ANOVA. Menurut Triton P. B.(2006 : 267), langkah – langkah uji F statistik adalah sebagai berikut : (a) Hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternative (Ha) jyang digunakan yaitu : Ho : bi = 0, artinya tidak ada pengaruh antara persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan terhadap keputusan pembelian. Ha : bi ≠ 0, artinya ada pengaruh antara persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan terhadap keputusan pembelian Tingkat signifikansi yang digunakan yaitu α = 0.05 (b) Jika Sig. F > 0.05 maka Ha ditolak dan Ho diterima, berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas (X) dan terikat (Y). (c) Jika Sig. F < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti ada pengaruh antara variabel bebas (X) dengan terikat (Y). 108 Table 4.45 ANOVA b Model Sum of df Mean Squares F Sig. 26,744 ,000a Squares 1 Regression 2362,895 2 1181,447 Residual 4285,105 97 44,176 Total 6648,000 99 a. Predictors: (Constant), BONUSDLMKEMASAN,PERSEPSI b. Dependent Variable : KEPUTUSANPEMBELIAN Sumber : Data yang diolah Dalam tabel 4.45 di atas, nilai F hitung = 26,744 dan nilai statistic F dengan derajat bebas V1 = 2 danV2 = 97 pada taraf signifikansi 0,05 ( F 0,05(2)(97) ) = 3,090. F hitung 26,744 F tabel > 3,090 Karena nilai F hitung > F tabel, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak Ha diterima, artinya ada pengaruh persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan terhadap keputusan pembelian. Dengan membandingkan angka signifikansi : α, Sig. 0,000 < 0,05 Karena sig. < α, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan hasil Uji F baik dengan membandingkan F hitung dan F tabel maupun dengan angka signifikansi, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan, secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian. 109 d. Analisis Regresi Linier Berganda Berdasarkan hasil pengolahan regresi linear berganda dengan menggunakan SPSS 15.0 for windows diperoleh hasil penelitian sebagai berikut : Table 4.46 Koefisien Determinasi Hasil Uji Regresi Berganda Model Summary b Model 1 R R Squares .596 a .355 Adjusted Std. Error of Durbin- R Square the Estimate Watson .342 6.647 1.819 a. Predictors: (Constant), BONUSDLMKEMASAN,PERSEPSI b. Dependent Variable : KEPUTUSANPEMBELIAN Sumber : Data yang diolah Pada tabel 4.46 diatas, output SPSS tersebut memiliki nilai R Square (R 2) sebesar 0,355. Nilai koefisien determinasi yang sudah disesuaikan (Adjusted R Square ) adalah sebesar 0,342. Artinya, 34,2 % variabel dependen keputusan pembelian (Y) dijelaskan oleh variabel independent persepsi konsumen (X1), bonus dalam kemasan (X2), sedangkan sisanya sebesar 65,8 % dijelaskan oleh variabel atau faktor lain yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam analisis regresi ini. Nilai R pada output SPSS tersebut di atas adalah sebesar 0,596. Menurut Sugiyono dalam bukunya metode penelitian bisnis, jika R mendekati angka 1, maka hal ini menunjukan adanya hubungan yang sangan kuat. Artinya bahwa nilai R yang didapat sebesar 0,596 yang menunjukan bahwa variabel independen persepsi konsumen (X1), bonus dalam kemasan (X2), terhadap variabel dependen keputusan pembelian (Y) mempunyai hubungan yang sedang (lihat tabel 4.47). Pengaruh ini menggambarkan bahwa kedua variabel independen yaitu 110 persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan dapat mempengaruhi keputusan pembelian pada produk Shampo Sunsilk&Clear. Tabel 4.47 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Koefisien 0.00-0.199 Sangat rendah 0.20-0.399 Rendah 0.40-0.599 Sedang 0.60-0.799 Kuat 0.80-1.000 Sangat kuat Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, 2007 : 183 Model persamaan regresi regresi secara umum adalah Y = a + b1x1 + b 2x2 + e Dan untuk menentukan persamaan regresi, maka dapat melihat tabel dibawah ini : 111 Table 4.48 Hasil Uji Regresi Linear Berganda Coefficients a Model 1 (Constant) Unstandardized Coefficients B Std. Error 29.609 6.279 Standardized Coefficients Beta t 4.715 Sig. .000 Correlations Tolerance VIF PERSEPSIKONSUMEN .754 .134 .527 5.646 .000 .763 1.311 BONUSDLMKEMASAN .390 .322 .209 2.311 .017 .763 1.311 Dependent Variable : KEPUTUSANPEMBELIAN Berdasarkan tabel 4.48 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : Y = 29,609+ 0,754X1 +0,390X2 + e Konstanta sebesar 29,609 menyatakan bahwa apabila tidak ada pengaruh persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan maka keputusan pembelian adalah 29,609. Jika terjadi peningkatan untuk variabel X1 (persepsi konsumen) sebesar 1 satuan maka keputusan pembelian meningkat 0,754, begitu juga dengan variabel X2 (bonus dalam kemasan) jika terjadi peningkatan sebesar 1 satuan maka keputusan pembelian akan terjadi peningkatan sebesar 0,390. Berdasarkan hasil penelitian regresi linier berganda tersebut dapat dijelaskan bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian adalah variabel persepsi konsumen yang memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,754 atau yang paling besar dibandingkan variabel bonus dalam kemasan. 112 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. KESIMPULAN Berdasarkan kepada analisis dalam Bab IV, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Secara simultan faktor persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan dapat mempengaruhi keputusan pembelian. Hal ini ditunjukkan dengan nilai F hitung >F Sig. F tabel tabel yakni 26,744 > 3,090. Dan ditunjukkan dengan Sig. F hitung < yakni 0,000 < 0,05. Berarti menolak Ho dan menerima Ha, artinya terdapat hubungan variabel persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan terhadap variabel keputusan pembelian. 2. Secara parsial, faktor persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung > t tabel dari variabel X1 (persepsi konsumen) yakni 5,646 > 1,661 dan ditunjukkan dengan Sig. t t tabel hitung < Sig. yakni 0,000 < 0,05. Berarti menolak Ho dan menerima Ha, artinya variabel X1 (persepsi konsumen) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Y (keputusan pembelian). Sedangkan untuk variabel X2 (bonus dalam kemasan) yakni 2,311 > 1,661 dan ditunjukkan dengan Sig. t hitung < Sig. t tabel yakni 0,017 < 0,05. Berarti menolak Ho dan menerima Ha, artinya variabel X2 (bonus dalam kemasan) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Y (keputusan pembelian). 113 3. Hasil penelitian ini mendapatkan nilai R = 0,596 menunjukkan bahwa persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan terhadap keputusan pembelian mempunyai hubungan yang sedang. Nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,355, koefisien determinasi yang telah disesuaikan (Adjusted R Square) sebesar 0,342. Hal ini berarti persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan dapat menjelaskan sebesar 34,2 % dari variabel keputusan pembelian sedangkan sisanya 65,8 % dijelaskan oleh faktor atau variabel lain yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam analisis regresi ini. B. IMPLIKASI DAN SARAN 1. Pengujian koefisien regresi melalui uji F mengidentifikasi bahwa persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi konsumen untuk membeli shampo Sunsilk&Clear dipengaruhi oleh indikator-indikator dari dalam (proses persepsi dari konsumen) maupun faktor dari luar (stimulus-stimulus yang mempengaruhi persepsi konsumen). Jadi bonus dalam kemasan yang diberikan oleh perusahaan dapat diterima dengan baik oleh konsumen, sehingga konsumen menyukai strategi tersebut. 2. Pengujian koefisien regresi melalui uji t mengidentifikasi bahwa bonus dalam kemasan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil ini dapat memberikan gambaran kepada 114 perusahaan bahwa strategi yang mereka lakukan yaitu promosi penjualan dengan memberikan bonus dalam kemasan pada produk shampo Sunsilk&Clear berupa ekstra isi 40 % memberikan nilai lebih dimata konsumen secara positif. Hal ini wajar karena pada tahun 2002 telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh undian berhadiah terhadap peningkatan jumlah nasabah dan jumlah tabungan pada bank XYZ oleh Narulita dan Abdillah dari hasil penelitian tersebut terdapat korelasi pemberian hadiah dengan peningkatan jumlah nasabah sebesar 95 % sedangkan antara pemberian hadiah dengan jumlah simpanan uang sebesar 91 %, sehingga dapat dikatakan terjadi hubungan yang kuat antara pemberian kupon undian dengan peningkatan jumlah nasabah dan peningkatan jumlah simpanan uang dibank XYZ ini. 3. Berdasarkan hasil Uji F (simultan) dengan taraf signifikansi 0,05 menunjukan variabel persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi keputusan pembelian. Dalam hal ini sebaiknya perusahaan dari pihak manajemen harus tetap melakukan strategi-strategi pemasaran lainnya, diantaranya : periklanan, agar informasi mengenai produk shampo Sunsilk&Clear dapat diterima dengan baik di mata konsumen, selain itu dari segi penetapan harga produknya (shampo Sunsilk&Clear) agar konsumen dapat membeli produk tersebut secara terus menerus. Kemudian untuk strategi promosi penjualan berupa pemberian bonus dalam kemasan harus terus dilakukan, agar konsumen merasa senang dan tetap menyukai produk shampo Sunsilk&Clear, 115 sehingga konsumen akan melakukan pembelian ulang, dampaknya akan menghasilkan laba yang tinggi dari perusahaan. Hal ini penting dikarenakan tingkat persaingan yang semakin ketat dalam industri shampo seperti munculnya produk-produk sejenis yang menawarkan harga yang lebih murah dan tidak menjamin dari kualitas yang diberikan. Perusahaan harus selalu peka dengan perkembangan yang terjadi di pasar akhir-akhir ini, terutama dengan masalah perang harga. Hal ini akan menimbulkan reaksi bagi konsumen dalam mengambil keputusan pembelian produk shampo yang akan mereka konsumsi. 4. Mengingat masih banyak terdapat variabel-variabel bebas lain yang dapat mempengaruhi variabel terikat, maka diharapkan dilakukan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan judul skripsi ini dengan menambahkan variabel lain yang diperkirakan memberikan kontribusi pengaruh secara signifikan, sehingga akan memberikan masukan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan dan dapat memberikan masukan bagi PT. Unilever, Tbk. 116 DAFTAR PUSTAKA A. Shimp,Terrence. “Periklanan dan Promosi : Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, edisi kelima, Jilid 1 dan 2, Erlangga, Jakarta, 2008. Cummins, Jullians. “Promosi Penjualan “, Terjemahan Heryanto, Edisi Ketiga, Binarupa Aksara, Jakarta, 2001. Ekawati, Ni Wayan, “Analisis Perilaku Konsumen Mancanegara Dalam Keputusan Pembelian Produk Emas Dan Perak Pada Toko Kerajinan (Art Shop) Di Desa Celuk Gianyar Bali”. Buletin Studi Ekonomi Universitas Udayana Bali, 2004. Engel, James F., Roger D Blackwell, and Paul W. Miniard. “Consumer Behavior”, Eight Edition, The Dryden Press, Orlando. 1995. Faisah. “Analisis Persepsi Konsumen Bonus Pada Kemasan Dove di Jakarta”. Skripsi, Jakarta, 2003. Fikriaji, Aji. “Analisis Efektifitas Promosi Melalui Bonus Langsung Dalam Kemasan Produk dan Brand Equity Merek Sabun Mandi Kesehatan Nuvo” (Studi Kasus di Kota Bogor). Skripsi, Bogor, 2009. Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Grafika Karya Utama, Jakarta, 2004. Kotler Philip, Gary Amstrong. “Dasar-dasar Pemasaran”, Edisi Kesembilan, Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta, 2003. ___________. “Manajemen Pemasaran”, Tejermahan Edisi Milenium Jilid 1, PT. Prenhillindo, Jakarta, 2000. ___________. “Manajemen Pemasaran : Analisis Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian”, Salemba Empat, Jakarta , 2005. ___________. “Manajemen Pemasaran”, Edisi Kesebelas, Jilid I, PT. Indeks, Kelompok Gramedia, Jakarta, 2005. Kotler Philip dan AB Sutanto. “Manajemen Pemasaran”, Edisi Keduabelas PT. Indeks, Jakarta, 2007. Kountur, Ronny. “Statistik Praktis”, PPM, Jakarta, 2005. Leon G. Shiffman, L.L. Kanuk. “Consumer Behavior”, Prentice Hall, New Jersey, 2005. Mowen, John. C. Minor. “Perilaku Konsumen”, Edisi Terjemahan kelima, Erlangga, 2002. Nugroho, Bhuono Agung. SPSS Versi 13.0 For Windows, ANDI, Yogyakarta, 2005. Ong, Beng Soo, Foo Nin Ho and Carolyn Tripp. “Consumer Perception of Bonus Packs, an Exploratory Analysis”, “Journal of Consumer Marketing”, MCB University Press, Vol 14, 1997. P.B., Triton. Riset Statistik Parametrik : SPSS 15.0 for windows, ANDI, Yogyakarta, 2006. Priyatno, Dwi. Mandiri Belajar SPSS, Cet. 3, Media Kom, Jogja, 2008. Rangkuti, Freddy. “Riset Pemasaran”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005. Ristiyanti Prasetijo, Jhon J.O.I Ihalauw. “Perilaku Konsumen”, ANDI, Jogjakarta, 2005. Santoso, Singgih. SPSS Versi 15.0 for windows : Mengolah Data Statistik Secara Profesional, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2008. ______________. SPSS Versi 13.0 for windows : Mengolah Data Statistik Secara Profesional, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2001. Sarwono, Dr. Sarlito Wirawan. “Psikologi Remaja”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007. Stanton, William J. “Fundamental of Marketing”, 8th Edition, Mc Graw Hill Company, Singapore, 1994. Sugiono, Prof. Dr,. “ Metodologi Penelitian Bisnis”. CV. Alfabeta; Bandung, 2004. Swasta, Bashu. “ Pengantar Bisnis Modern (Pengantar Ekonomi Perusahaan Modern)”, BPFE UGM, Yogyakarta, 1997. ____________. “Azas-azas Marketing”, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta, 1998. Syarweni, Narulita. “Pengaruh Undian Berhadiah Terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah dan Jumlah Tabungan di Bank XYZ”. Jurnal Ekonomi Bisnis dan Vol. No.3, November 2002: 91-96 _______________. “Pengaruh Undian Berhadiah Terhadap Peningkatan Jumlah Manajemen, 2006. Tjiptono, Fandy. Marketing Scale, ANDI, Jogjakarta, 2008. Wahyono, Teguh. “Analisis Data Statistik dengan SPSS 14”, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2006. KUESIONER Assalamu’alaikum Wr. Wb. Responden yang terhormat Sehubungan dengan penelitian yang saya lakukan, saya mohon kepada Bapak/Ibu/Saudara/I, untuk bersedia menjawab kuesioner ini dalam rangka penyusunan tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan program strata 1 (S1), dengan skripsi berjudul: "Analisis Pengaruh Persepsi Konsumen, dan Bonus Dalam Kemasan Terhadap Keputusan Pembelian Produk Shampo Sunsilk dan Clear”. Oleh karena itu, saya mengharapkan bantuan Bapak/Ibu/Saudara/I, untuk memberikan jawaban yang sesungguhnya. Saya menjamin kerahasiaan yang Bapak/Ibu/Saudara/I berikan, karena jawaban tersebut hanya sebagai bahan atau data penelitian dan tidak untuk dipublikasikan. DATA PENELITI Nama : RATIH FADLILAH AWALIYAH Status : Mahasiswi NIM : 103081029280 Program Studi : Manajemen Pemasaran Fakultas : Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas : UIN Syarif Hidayatullah-Jakarta LEMBAR KUESIONER Petunjuk Pengisian : 1. Berilah tanda silang ( x ) pada pilihan yang sesuai dengan pendapat anda. 2. Pilih hanya satu jawaban untuk setiap pernyataan A. Identitas Responden 1. Nama Responden : ………………………………………………………. 2. Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan 3. Usia : a. 15 – 20 Tahun d. 31 – 40 Tahun b. 21 – 25 Tahun e. 41 Tahun Ke atas c. 26 – 30 Tahun 1 4. Pekerjaan : a. Pelajar / Mahasiswa d. Karyawan Swasta / Pegawai Negeri b. Guru / Dosen e. Profesi / Ahli Sebutkan : ……………….. c. Ibu Rumah Tangga f. Pengangguran 5. Pendapatan Per bulan : a. < 500.000 d. 1.500.000 s/d 2.000.000 b. 500.000 s/d 1.000.000 e. > 2.000.000 c. 1.000.000 s/d 1.500.000 B. Pilihlah Jawaban yang paling sesuai dengan kondisi anda mengenai beberapa pertanyaan dengan memberi tanda ( √ ) sesuai dengan pilihan bobot jawaban yang tersedia pada kolom, dengan rincian Sbb : ( STS ) ( TS ) (R) (S) ( SS ) : Sangat Tidak Setuju : Tidak Setuju : Ragu : Setuju : Sangat Setuju Persepsi (X1) 1. Proses Persepsi No Pernyataan Bobot Jawaban STS TS R S SS 1 Anda termasuk konsumen yang mendapatkan informasi secara pribadi tentang produk-produk Unilever diantaranya Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet. 2 Anda termasuk konsumen yang mendapatkan informasi melalui orang lain tentang Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet. 3 Anda termasuk konsumen yang mendapatkan informasi melalui media elektronik tentang Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet. 4 Anda termasuk konsumen yang menafsirkan sendiri tentang informasi dari sebuah produk 5 Anda termasuk konsumen yang memakai Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet karena kebutuhan sendiri. 6 Anda merupakan konsumen yang memakai Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet karena pengaruh positif/pengaruh dari hal-hal baik produk tersebut 2 7 Anda termasuk konsumen yang selalu mengingat pengaruh positif/hal-hal baik dari sebuah produk. 2. Stimulus-Stimulus Yang Mempengaruhi Persepsi No Pernyataan STS Bobot Jawaban TS R S SS 1 Mayoritas yang hidup di lingkungan tempat tinggal anda memakai Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet. 2 Keluarga menjadi faktor pilihan anda untuk memakai Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet. 3 Anda termasuk konsumen yang memakai Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet karena kebiasaan sejak awal. 4 Anda akan memakai produk lain, jika produk tersebut lebih murah harganya atau berkualitas dari produk Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet yang anda gunakan 5 Anda termasuk konsumen yang memakai produk Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet karena terpengaruh dari iklan yang anda lihat Bonus Dalam Kemasan (X2) 1. Kegunaan Bagi Konsumen No Pernyataan Bobot Jawaban STS TS R S SS 1 Anda termasuk konsumen yang menyukai promosi penjualan, salah satunya dengan pemberian bonus dalam kemasan pada Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet berupa bonus isi ekstra 20 % atau 40 %. 2 Bonus isi ekstra 20 % atau 40% dalam kemasan sachet Shampo Sunsilk dan Clear menjadi daya tarik konsumen 3 Bonus isi ekstra 20 % atau 40 % dalam kemasan sachet Shampo Sunsilk dan Clear mendapat nilai tambah dimata konsumen 4 Harga Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet stabil/tetap, setelah mendapatkan bonus dalam kemasan yaitu isi ekstra 20 % atau 40 %. 5 Anda lebih memilih Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet karena memberikan bonus isi ekstra 20 % atau 40 %, dibandingkan produk lain 3 6 Pemberian bonus dalam kemasan sifatnya adalah promosi jangka pendek 7 Pemberian bonus dalam kemasan hanya terbatas pada supermarket 8 Anda mengharapkan pemberian bonus isi ekstra 20% atau 40 % didalam kemasan sachet Shampo Sunsilk dan Clear dilakukan secara terus-menerus Keputusan Pembelian (Y) 1. Pengenalan kebutuhan No Pernyataan STS Bobot Jawaban TS R S SS STS Bobot Jawaban TS R S SS 1 Anda melakukan keputusan pembelian Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet karena kebutuhan. 2 Harga menjadi bahan pertimbangan bagi anda dalam melakukan keputusan pembelian Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet. 3 Anda melakukan pembelian produk Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet, karena mudah didapatkan, seperti di warung terdekat dengan rumah anda. 2. Pencarian informasi No Pertanyaan 1 Anda sering melihat dan memperhatikan iklan Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet dengan bonus isi ekstra 20 % atau 40 %, sehingga anda melakukan keputusan pembelian 2 Anda melakukan keputusan pembelian Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet dengan bonus isi ekstra 20 % atau 40 %, karena dapat referensi dari keluarga. 3 Anda melakukan keputusan pembelian Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet dengan bonus isi ekstra 20 % atau 40 %, karena dapat referensi dari teman. 4 Anda melakukan keputusan pembelian Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet dengan bonus isi ekstra 20% atau 40 %, lalu anda merekomendasikannya kepada keluarga, teman atau kerabat 4 3. Evaluasi Alternatif No Pernyataan Bobot Jawaban STS TS R S SS 1 Sebelum anda melakukan keputusan pembelian pada Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet dengan bonus isi ekstra 20 % atau 40 %, anda memiliki pertimbangan tertentu seperti bonus dalam kemasan yang ditawarkan. Sebelum melakukan keputusan pembelian, anda 2 mendapatkan informasi yang berkenaan dengan Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet. Anda melakukan pembelian Shampo Sunsilk dan 3 Clear kemasan sachet karena mudah dibawa. 4. Keputusan Membeli No Pernyataan STS Bobot Jawaban TS R S SS STS Bobot Jawaban TS R S SS 1 Anda melakukan pembelian Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet, karena memberikan rasa aman. 2 Jaminan keselamatan dan kesehatan merupakan faktor dari keputusan membeli Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet. 3 Tingkat kepercayaan kepada Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet merupakan faktor dari keputusan pembelian anda. 4 Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet terdaftar sebagai barang yang layak di konsumsi, dan merupakan faktor pertimbangan anda untuk membeli 5. Pasca Pembelian No Pernyataan 1 Setelah melakukan pembelian Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet dengan bonus isi ekstra 20 % atau 40 %, anda merasakan kepuasan. 2 Setelah anda merasa puas menggunakan Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet dengan bonus isi ekstra 20 % atau 40 %, anda akan terus membelinya 3 Setelah anda merasa puas menggunakan Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet dengan bonus isi ekstra 20 % atau 40 %, anda akan merekomendasikannya kepada orang lain. 5 4 Setelah anda puas menggunakan Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet dengan bonus isi ekstra 20 % atau 40 %, anda tidak akan mencoba produk lain. Wassalamualaikum Wr, Wb. # Terima kasih # # Semoga Anda mendapatkan kemudahan dalam segala urusan (Amiin) # 6 SUBJEK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 1 2 2 1 2 2 2 4 1 4 2 4 4 4 1 4 4 1 1 2 1 1 2 2 2 5 2 1 4 2 4 1 4 4 1 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 3 3 4 4 2 4 3 4 4 3 4 3 4 3 2 1 1 4 4 3 2 1 2 2 5 4 5 2 5 1 1 2 4 4 2 1 4 2 2 2 2 4 2 5 5 4 5 2 4 3 4 4 4 5 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 2 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 2 4 5 5 4 2 4 5 4 5 4 5 5 4 1 5 5 4 4 2 4 2 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 5 4 4 5 4 3 3 4 4 3 4 5 4 3 3 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 5 1 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 2 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 2 4 4 5 4 4 5 4 2 4 4 4 5 4 5 4 5 PERNYATAAN X1 6 7 5 5 1 5 2 2 4 4 4 4 5 4 1 2 5 4 3 3 4 4 5 5 4 4 5 4 4 1 5 5 5 3 1 3 5 2 1 5 1 5 5 5 2 2 4 4 4 5 3 3 1 2 5 4 4 4 5 1 5 4 5 5 4 4 5 4 4 1 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 8 5 5 2 2 4 4 3 5 3 3 4 2 5 5 4 3 3 5 4 4 5 5 2 4 2 3 4 4 5 4 4 2 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 2 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 9 2 2 1 5 2 4 2 2 3 3 4 2 5 2 4 1 1 4 4 4 2 2 5 1 2 2 4 2 1 4 4 2 5 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 2 5 4 4 10 5 2 1 2 4 5 2 4 3 2 5 2 2 4 5 1 1 4 4 4 5 4 2 4 2 2 5 4 5 2 5 2 2 4 2 4 4 3 4 4 5 4 3 4 4 4 3 4 4 2 4 2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 11 5 4 3 5 4 3 4 1 5 4 4 2 1 3 4 5 5 2 1 1 4 4 5 1 5 4 3 5 3 1 4 4 5 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 2 4 4 5 5 4 4 TOTAL 2 4 1 4 2 4 1 1 3 3 4 2 1 4 4 4 5 1 1 1 1 2 4 1 4 1 4 1 4 1 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 41 34 23 38 36 45 26 32 33 37 49 34 38 37 49 34 26 32 34 34 39 32 38 32 31 26 44 34 39 36 49 38 46 38 43 44 45 39 44 46 47 44 42 42 45 44 46 46 46 41 40 42 40 34 43 45 42 45 35 44 39 33 43 37 44 45 42 48 44 46 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 4 4 2 4 4 2 3 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 4 4 5 4 4 5 4 4 3 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 5 4 4 3 2 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 5 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 3 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 3 4 4 5 2 4 2 3 4 4 3 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 3 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 5 4 4 4 5 4 5 2 3 4 3 2 5 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 45 46 39 48 44 42 47 47 47 46 43 46 44 48 42 45 45 45 40 47 47 46 41 40 40 35 45 40 42 45 SUBJEK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 1 2 5 5 1 5 4 4 2 2 4 4 5 4 1 5 5 5 2 2 4 4 5 5 5 2 4 1 4 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 3 3 5 4 1 5 4 5 4 2 3 4 5 4 5 5 5 4 2 4 4 4 4 4 5 2 2 4 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 5 1 5 4 5 4 2 3 5 5 4 5 5 5 5 3 4 4 4 5 5 5 2 2 5 4 5 5 4 2 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 PERNYATAAN X2 5 6 5 5 5 3 1 2 5 4 4 2 4 4 3 2 3 2 3 3 5 4 5 5 4 4 5 5 5 2 5 5 5 3 4 3 4 2 4 4 4 4 4 2 5 2 5 4 3 2 4 4 4 2 4 4 4 1 5 2 5 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 7 3 5 5 4 4 3 4 4 3 5 4 2 2 4 4 5 3 2 3 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 5 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 3 3 4 4 8 2 1 5 4 4 2 3 1 3 2 4 2 1 2 4 1 2 2 1 1 4 4 4 1 2 3 1 4 1 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 5 4 4 5 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 5 5 5 4 5 4 3 4 3 4 5 4 5 5 5 5 4 1 5 5 4 4 4 4 4 2 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 2 4 5 4 3 3 4 4 TOTAL 35 33 21 36 31 31 25 20 25 33 38 28 29 33 38 33 23 21 29 29 29 33 36 20 26 25 31 32 30 26 30 31 32 26 32 33 32 31 29 30 33 32 31 33 30 31 30 29 32 28 33 34 29 30 27 32 30 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 2 5 4 5 2 5 4 4 3 4 2 5 4 4 2 3 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 2 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 2 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 3 4 2 4 5 5 4 5 4 3 4 3 2 4 4 2 4 2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 2 4 4 5 4 4 4 4 5 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 2 4 4 5 5 4 4 4 5 3 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 2 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 3 4 3 2 4 5 4 3 5 2 4 2 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 3 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 5 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 27 32 25 32 27 27 29 30 32 29 32 26 32 25 31 31 29 33 31 32 31 33 31 34 33 31 29 32 34 33 26 29 32 34 31 33 30 30 33 30 32 27 30 1 2 5 5 5 4 4 4 2 4 4 4 5 4 5 5 4 3 4 1 4 4 4 5 4 4 4 2 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 5 4 2 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 3 5 4 1 5 4 2 2 4 4 4 5 2 5 4 4 1 2 2 1 1 4 4 5 4 4 2 2 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 5 3 4 5 5 4 4 4 3 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 2 5 4 5 5 2 5 2 4 4 2 2 4 4 4 4 5 5 4 2 5 5 2 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 1 4 4 3 3 4 3 4 4 2 3 4 4 1 2 3 1 4 4 2 1 4 2 3 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 5 4 5 3 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 6 1 2 1 4 2 4 2 2 3 4 5 2 3 2 5 1 2 4 1 4 4 2 1 2 2 2 2 2 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 4 5 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 2 7 1 2 1 2 2 2 2 2 3 4 2 2 3 2 4 1 2 5 1 5 1 4 1 2 2 2 2 2 2 3 2 4 4 3 4 4 5 4 3 4 4 4 3 4 4 2 4 2 3 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 8 3 5 1 4 4 3 2 2 3 4 4 2 2 2 5 2 2 4 1 4 3 3 1 2 4 2 4 4 2 2 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 5 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 2 3 9 4 4 1 4 4 2 3 3 3 4 4 4 1 4 4 4 3 4 3 5 4 1 1 3 3 3 2 4 5 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 5 4 4 5 4 3 3 4 4 3 4 5 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 PERNYATAAN Y 10 11 12 5 4 4 5 5 4 4 4 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 5 5 3 2 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 3 2 4 2 4 2 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 3 4 4 2 4 4 2 2 4 3 4 5 5 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 5 5 4 4 5 4 4 3 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 2 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 2 3 4 5 4 4 3 4 4 3 4 5 4 4 5 4 3 2 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 3 4 5 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 5 4 4 4 13 14 4 4 1 5 4 4 4 5 3 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 2 2 1 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 3 5 4 2 5 4 3 4 4 2 3 4 15 4 5 4 4 4 3 4 4 3 4 5 4 5 5 5 4 4 2 4 5 1 3 4 4 3 5 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 2 5 4 4 5 3 2 4 4 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 1 4 4 4 3 4 3 4 5 4 5 5 5 4 4 1 5 5 1 4 1 4 4 3 4 5 4 5 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 3 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 16 5 5 1 4 4 4 3 4 3 4 5 4 5 5 5 3 3 2 3 4 2 4 1 4 4 3 4 4 4 5 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 2 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 17 18 4 4 1 5 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 4 3 1 4 2 4 4 2 1 2 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 2 1 2 4 3 3 5 3 4 4 4 3 3 5 1 1 4 1 4 4 2 1 5 2 4 3 4 3 3 3 2 4 4 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 3 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 TOTAL 72 72 38 71 69 61 54 65 61 74 79 60 71 68 80 47 50 58 49 71 55 54 41 65 59 56 61 73 65 69 69 70 74 63 74 70 76 69 66 70 68 74 73 74 75 72 70 72 69 66 68 72 79 67 73 76 67 67 73 70 73 72 71 75 67 70 64 72 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 3 2 4 3 4 4 3 4 5 4 3 4 5 3 4 3 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 3 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 3 4 3 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 3 5 5 3 4 2 5 4 3 4 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 3 5 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 3 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 3 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 3 5 4 5 5 4 3 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 3 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 2 5 4 3 4 4 5 5 4 5 2 4 5 4 4 4 4 4 5 4 3 4 2 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 3 5 5 4 4 4 5 3 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 3 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 2 5 4 4 4 3 2 2 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 3 5 4 3 3 3 4 4 2 4 4 2 4 2 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 3 4 2 4 3 3 4 4 3 4 2 4 3 4 5 5 5 4 3 4 5 5 3 4 5 5 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 5 4 5 4 2 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 3 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 2 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 72 67 74 69 71 76 66 76 75 67 70 64 72 73 78 77 69 80 72 69 75 81 79 71 81 80 76 77 79 78 71 77 HASIL REGRESI ANALISIS BERGANDA Descriptive Statistics KEPUTUSANPEMBELIAN PERSEPSI BONUSDLMKEMASAN Mean 69.20 40.86 30.19 Std. Deviation 8.195 5.724 3.452 N 100 100 100 Variables Entered/Removedb Model 1 Variables Entered BONUSDL MKEMASA N, a PERSEPSI Variables Removed Method . Enter a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: KEPUTUSANPEMBELIAN Model Summaryb Model 1 R R Square .596a .355 Adjusted R Square .342 Std. Error of the Estimate 6.647 Change Statistics Sig. F Change .000 a. Predictors: (Constant), BONUSDLMKEMASAN, PERSEPSI b. Dependent Variable: KEPUTUSANPEMBELIAN DurbinWatson 1.819 ANOVAb Model 1 Regression Residual Total Sum of Squares 2362.895 4285.105 6648.000 df 2 97 99 Mean Square 1181.447 44.176 F 26.744 Sig. .000a a. Predictors: (Constant), BONUSDLMKEMASAN, PERSEPSI b. Dependent Variable: KEPUTUSANPEMBELIAN Coefficientsa Model 1 Unstandardized Coefficients B Std. Error (Constant) 29.609 6.279 PERSEPSI .754 .134 BONUSDLMKEMASAN .390 .322 Standardized Coefficients Beta .527 .209 a. Dependent Variable: KEPUTUSANPEMBELIAN Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: KEPUTUSANPEMBELIAN Expected Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 Observed Cum Prob 0.8 1.0 t 4.715 5.646 2.311 Sig. .000 .000 .017 Collinearity Statistics Tolerance VIF .763 1.311 .763 1.311 Scatterplot Dependent Variable: KEPUTUSANPEMBELIAN Regression Standardized Predicted Value 2 1 0 -1 -2 -3 -4 -4 -2 0 Regression Studentized Residual 2