BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ulkus Diabetikum 1. Definisi Ulkus

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ulkus Diabetikum
1. Definisi Ulkus Diabetik (diabetic ulcers)
Ulkus diabetik merupakan salah satu bentuk dari komplikasi kronik
penyakit diabetes mellitus berupa luka terbuka pada permukaan kulit yang
dapat disertai adanya kematian jaringan setempat (Frykberb, 2002). Ulkus
diabetik merupakan luka terbuka pada permukaan kulit akibat adanya
penyumbatan pada pembuluh darah di tungkai dan neuropati perifer akibat
kadar gula darah yang tinggi sehingga klien sering tidak merasakan adanya
luka, luka terbuka dapat berkembang menjadi infeksi disebabkan oleh
bakteri aerob maupun anaerob (Waspadji, 2009). Ulkus kaki pada klien
diabetes mellitus yang telah berlanjut menjadi pembusukan memiliki
kemungkinan besar untuk diamputasi (situmorang, 2009).
2. Klasifikasi Ulkus diabetik
Luka diabetes biasa disebut ulkus diabetikum atau luka neuropati.
Luka diabetes adalah infeksi, ulkus atau kerusakan jaringan yang lebih
dalam yang terkait dengan gangguan neurologis dan vaskuler pada
tungkai (WHO, 2001). Kondisi ini merupakan komplikasi umum yang
terjadi pada klien yang menderita diabetes mellitus. Dua hal yang dapat
menyebakan luka diabetes yaitu adanya neuropati dan penyakit vaskuler
(Robert, 2000).
13
Uji Antibakteri Fraksi..., BAKHTIAR NOOR ABIDIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
14
Luka diabetes dengan gangren didefinisikan sebagai jaringan
nekrosis atau jaringan mati yang disebabkan oleh karena adanya emboli
pembuluh darah besar arteri pada bagian tubuh sehingga suplai darah
terhenti. Dapat terjadi sebagai akibat proses inflamasi yang memanjang,
perlukaan (digigit serangga, kecelakaan kerja atau terbakar), proses
degenerative (arteriosklorosis) atau gangguan metabolik (diabetes
melitus). (Maryunani,2013).
Pasien diabetes memiliki kecendrungan tinggi untuk mengalami
ulkus kaki diabetik yang sulit sembuh dan risiko amputasi pada tungkai
bawah, keadaan ini memberi beban sosioekonomi baik bagi pasien dan
masyarakat.
3. Etiologi
Menurut Suriadi (2007) dalam Purbianto (2007); Robert (2000)
penyebab dari luka diabetes antara lain:
a. Diabetik neuropati
Diabetik neuropati merupakan salah satu manifestasi dari diabetes
mellitus yang dapat menyebabkan terjadinya luka diabetes. Pada
kondisi ini sistem saraf yang terlibat adalah saraf sensori, motorik dan
otonom. Neuropati perifer pada penyakit diabetes meliitus dapat
menimbulkan kerusakan pada serabut motorik, sensoris dan autonom.
Kerusakan serabut motorik dapat menimbulkan kelemahan otot,
sensoris dan autonom. Kerusakan serabut motorik dapat menimbulkan
kelemahan otot, atrofi otot, deformitas (hammer toes, claw toes,
Uji Antibakteri Fraksi..., BAKHTIAR NOOR ABIDIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
15
kontraktur tendon achilles) dan bersama dengan adanya neuropati
memudahkan terbentuknya kalus. Kerusakan serabut sensoris yang
terjadi akibat rusakanya serabut mielin mengakibatkan penurunan
sensasi nyeri sehingga memudahkan terjadinya ulkus kaki. Kerusakan
serabut autonom yang terjadi akibat denervasi simpatik menimbulkan
kulit kering (anhidrosis) dan terbentuknya fisura kulit dan edema
kaki. Kerusakan serabut motorik, sensoris dan autonom memudahkan
terjadinya artropati Charcot (Cahyono, 2007).
b. Pheripheral vascular diseases
Pada pheripheral vascular disease ini terjadi karena adanya
arteriosklerosis dan ateoklerosis. Pada arteriosklerosis
terjadi
penurunan elastisitas dinding arteri sedangkan pada aterosklerosis
terjadi akumulasi “plaques” pada dinding arteri berupa; kolesterol,
lemak, sel-sel otot halus, monosit, pagosit dan kalsium. Faktor yang
mengkontribusi antara lain perokok, diabetes, hyperlipidemia dan
hipertensi.
c. Trauma
Penurunan sensasi nyeri pada kaki dapat menyebabkan tidak
disadarinya trauma akibat pemakaian alas kaki. Trauma yang kecil
atau trauma yang berulang, seperti pemakaian sepatu yang sempit
menyebabkan tekanan yang berkepanjangan dapat menyebabkan
ulserasi pada kaki.
Uji Antibakteri Fraksi..., BAKHTIAR NOOR ABIDIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
16
d. Infeksi
Infeksi adalah keluhan yang sering terjadi pada pasien diabetes
mellitus, infeksi biasanya terdiri dari polimikroba. Hiperglikemia
merusak respon immunologi, hal ini menyebabkan leukosit gagal
melawan patogen yang masuk, selain itu iskemia menyebabkan
penurunan suplai darah yang menyebabkan antibiotik juga efektif
sampai pada luka.
4. Patofisiologi
Dalam robert (2000); Soeparman (2004) neuropati sensori perifer
dan trauma merupakan penyebab utama terjadinya ulkus. Neuropati lain
yang dapat menyebabkan ulkus adalah neuropati motorik dan otonom.
Neuropati adalah sindroma yang menyatakan beberapa gangguan pada
saraf. Pada pasien dengan diabetes beberapa kemungkinan kondisi dapat
menyebabkan neuropati:
a. pada kondisi hiperglikemia aldose reduktase mengubah glukosa
menjadi sorbitol, sorbitol banyak terakumulasi pada endotel yang
dapat mengganggu suplai darah pada saraf sehingga axon menjadi
atropi dan memperlambat konduksi impuls saraf.
b. pengendapan
advanced
glycosylation
edn-product
(AGE-P)
menyebabkan penurunan aktifitas myelin (demielinasi). Neuropati
sensori menyebabkan terjadinya penurunan sensitifitas terhadap
tekanan atau trauma, neuropati motorik menyebabkan terjadinya
kelainan bentuk pada sendi dan tulang. Neuropati menyebabkan
Uji Antibakteri Fraksi..., BAKHTIAR NOOR ABIDIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
17
menurunnya fungsi kelenjar keringat pada perifer yang menyebabkan
kulit menjadi kering dan terbentuknya fisura. Penyakit vaskuler yang
terdiri dari makroangiopati dan mikroangiopati menyebabkan
terjadinya penurunan aliran darah pada organ. Adanya neuropati,
penyakit vaskuler dan trauma menyebabkan terjadinya ulkus pada
ekstremitas.
Selain neuropati penyakit peripheral vascular desease (penyakit vascular
perifer) juga menjadi penyebab terjadinya ulkus. Penyakit vascular perifer
terjadi dari dua, yaitu:
a. mikroangiopati yang merupakan kondisi dimana terjadi penebalan
membran basalis kapiler dan peningkatan aliran darah sehingga
menyebabkan edema neuropati.
b. makroangiopati, yaitu terjadinya ateriosklerosis yang menyebabkan
penurunan aliran darah (iskemia). Trauma dan kerusakan respon
terhadap proses infeksi menjadi penyebab terjadinya luka diabetes
selain neuropati dan penyakit vaskuler perifer.
5. Penilaian ulkus kaki diabetik
Untuk mencegah amputasi kaki dan penyembuhan ulkus
berkepanjangan, maka perlu mengetahui akar penyebabnya. Untuk
mendapatkan data ulkus secara menyeluruh yang akan bermanfaat
didalam perencanan pengobatan, perlu dilakukan penilaian-penilaian
ulkus meliputi : (Van Baal, 2004 ; Khanolkar dkk., 2008).
Uji Antibakteri Fraksi..., BAKHTIAR NOOR ABIDIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
18
a. Penilaian neuropati
Riwayat tentang gejala-gejala neuropati, pemeriksaan sensasi tekanan
dengan Semmes-Weinstein monofilament 10 g, pemeriksaan sensasi
vibrasi dengan garpu tala 128 Hz.
b. Penilaian struktur
Identifikasi kelainan-kelainan struktur atau deformitas seperti
penonjolan tulang di plantar pedis : claw toes, flat toe, hammer toe,
callus, hallux rigidus, charcot foot.
c. Penilaian vaskuler
Riwayat klaudikasio intermiten, perubahan tropi kulit dan otot,
pemeriksaan pulsasi arteri, ABI, Doppler arteri, dilakukan secara
sistematis. Iskemia berat atau kritis, apabila ditemukan tanda infeksi,
kaki teraba dingin, pucat, tidak ada pulsasi, adanya nekrosis, tekanan
darah ankle < 50 mmHg (Ankle Brachial Index < 0,5), TcPO2 <
30mmHg, tekanan darah jari < 30mmHg.
d. Penilaian ulkus
Pemeriksaan ulkus harus dilakukan secara cermat,teliti dan sistematis.
Inspeksi harus bisa menjawab pertanyaan, apakah ulkusnya superfisial
atau dalam, apakah mengenai tulang, sehingga bisa ditetapkan derajat
ulkus secara akurat.
6. Klasifikasi dan derajat ulkus kaki diabetik
Ada beberapa klasifikasi derajat ulkus kaki diabetik dikenal saat ini
seperti, klasifikasi Wagner, University of Texas wound classification
Uji Antibakteri Fraksi..., BAKHTIAR NOOR ABIDIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
19
system (UT), dan PEDIS ( Perfusion, Extent / size, Depth / tissue loss,
Infection, Sensation ). Klasifikasi Wagner banyak dipakai secara luas,
menggambarkan
derajat
luas
dan
berat
ulkus
namun
tidak
menggambarkan keadaan iskemia dan pengobatan. Kriteria diagnosa
infeksi pada ulkus kaki diabetik bila terdapat 2 atau lebih tanda-tanda
berikut : bengkak, indurasi, eritema sekitar lesi, nyeri lokal, teraba hangat
lokal, adanya pus (Bernard, 2007 ; Lipsky dkk.,2012). Infeksi dibagi
dalam infeksi ringan (superficial, ukuran dan dalam terbatas), sedang
(lebih dalam dan luas), berat (disertai tanda-tanda sistemik atau gangguan
metabolik). Termasuk dalam infeksi berat seperti gas gangren, selulitis
asenden, terdapat sindroma kompartemen, infeksi dengan toksisitas
sistemik atau instabilitas metabolik yang mengancam kaki dan jiwa
pasien (Zgonis dkk., 2008).
Klasifikasi Wagner ( dikutip dari Oyibo dkk., 2001).
Grade 0 Tidak ada ulkus pada penderita kaki risiko tinggi.
Grade I Ulkus superfisial terlokalisir.
Grade II Ulkus lebih dalam, mengenai tendon, ligamen, otot,sendi, belum
mengenai tulang, tanpa selulitis atau abses.
Grade III Ulkus lebih dalam sudah mengenai tulang sering komplikasi
osteomielitis, abses atau selulitis.
Grade IV Gangren jari kaki atau kaki bagian distal. Grade V Gangren
seluruh kaki.
Uji Antibakteri Fraksi..., BAKHTIAR NOOR ABIDIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
20
B. Biji Jintan Hitam (Nigella Sativa L.)
1. Jintan hitam
Nama atau sebutan untuk jinten hitam berbeda-beda di setiap
tempat. Di negara-negara Barat disebut dengan black caraway, black seed
dan coriander seeds. Di negara-negara Arab, tanaman ini dikenal dengan
nama habbatussauda (biji hitam). Dalam bahasa Hindi dikenal dengan
nama kalounji. Di Indonesia dan Malaysia diberi nama jinten hitam.
2. Unsur farmakologi jinten hitam (Nigella sativa L.)
Nigella sativa mengandung unsur aktif secara farmakologi yaitu
thymoquinone, ditymoquinone, thymohydroquinone dan thymol yang
berguna untuk memberantas berbagai penyakit pada kondisi akut dan
kronis, zat aktif seperti thymoquinone yang dikandung oleh Nigella sativa
mempunyai efek anti-inflamasi dan menghambat edema serta berfungsi
sebagai antioksidan dan pertahanan imunitas (Gilani, Jabeen & Khan,
2004). Penelitian Yildiz, et al (2008) menyimpulkan bahwa Nigella sativa
dapat menghambat kerusakan sel pada hati tikus. Nigella sativa juga
mengobati dan menyembuhkan luka pada kulit tikus (Zinadah, 2009).
3. Khasiat dan Kegunaan
Berdasarkan beberapa kajian ilmiah hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh para ilmuwan dan pengalaman masyarakat yang
menggunakan,
jintan hitam dapat menyembuhkan luka pada kulit,
jerawat, flek, neurodermitis, eksim. Jinten hitam mengandung minyak eter
yang dapat membantu pencernaan dan mengurangi masalah usus, terbukti
Uji Antibakteri Fraksi..., BAKHTIAR NOOR ABIDIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
21
menyembuhkan 70% alergi, termasuk didalamnya alergi debu dan asma,
Nigella sativa memiliki khasiat antitumor dan antikanker tanpa efek
samping seperti
yang terjadi pada kemoterapi
dan
penyinaran.
Memperkuat sistem kekebalan tubuh, memperlambat penuaan sel, mampu
menekan racun dalam tubuh (detoksifikasi), menyembuhkan radang
persendian dan rematik.(Hassan et al, 2004; Padhye et al, 2008).
C. Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi
senyawa aktif dari simplisia nabati dan simplisia hewani menggunakan pelarut
yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa
atau serbuk yang tersisa diperlukan sedemikian hingga memenuhi baku yang
ditentukan. (DepKes RI,2000).
D. Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan
kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda. Prinsip kerja
ekstraksi adalah melarutkan senyawa polar dalam pelarut polar, senyawa semi
polar dalam pelarut semi polar dan senyawa non polar dalam pelarut non
polar. Secara umum ekstraksi dilakukan secara berturut-turut mulai dengan
pelarut non polar (n-heksan) lalu pelarut yang kepolarannya menengah (diklor
metan atau etil asetat) kemudian pelarut yang bersifat polar (metanol atau
etanol) (Harborne,1987). Ekstraksi digolongkan ke dalam dua bagian besar
berdasarkan fase yang diekstraksi yaitu ekstraksi cair-cair dan ekstraksi cair
padat terdiri dari beberapa cara yaitu maserasi, perkolasi dan ekstraksi
Uji Antibakteri Fraksi..., BAKHTIAR NOOR ABIDIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
22
sinambung. Senyawa aktif yang terdapat dalam simplisia dapat digolongkan
dalam minyak atsiri, alkaloid, flavanoid, dan lain-lain.
1. Tahapan ekstraksi (DepKes RI, 2000)
a. Pembuatan simplisia
Proses awal pembuatan awal pembuatan ekstrak adalah tahapan
pembuatan serbuk simplisia kering (penyerbukan). Dari simplisia
dibuat derajat kehalusan tertentu. Proses ini dapat mempengaruhi mutu
ekstrak. Makin halus serbuk simplisia, proses ekstraksi makin efektif
dan efisien, namun semakin halus serbuk, maka semakin rumit secara
teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi.
b. Cairan pelarut
Cairan pelarut dalam proses ekstrak adalah pelarut yang baik
(optimal) untuk senyawa kandungan yang berkhasiat atau senyawa
aktif, dengan demikian senyawa tersebut dapat terpisahkan dari bahan
dan senyawa kandungan lainnya, serta ekstrak hanya mengandung
sebagian besar senyawa kandungan yang diinginkan. Faktor utama
untuk pertimbangan pada pemilihan cairan penyari adalah sebagai
berikut: selektivitas, kemudahan bekerja, keamanan, ekonomis, ramah
lingkungan, dan proses dengan cairan tersebut.
c. Separasi dan pemurnian
Tujuan dari tahapan ini adalah menghilangkan (memisahkan)
senyawa yang tidak dikehendaki semaksimal mungkin tanpa
Uji Antibakteri Fraksi..., BAKHTIAR NOOR ABIDIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
23
berpengaruh pada senyawa kandungan yang dikehendaki, sehingga
diperoleh ekstrak yang lebih murni.
d. Pemekatan dan penguapan
Pemekatan berarti peningkatan jumlah partial solute (senyawa
terlarut) secara penguapan pelarut tanpa sampai menjadi kondisi
kering, ekstrak hanya menjadi kental atau pekat.
e. Rendemen
Rendemen adalah perbandingan antara ekstrak yang diperoleh
dari simplisia.
2. Metode ekstraksi (DepKes RI, 2000)
Ekstraksi dengan menggunakan pelarut
a. Maserasi
Maserasi
adalah
proses
pengekstrakan
simplisia
dengan
menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau
pengadukan pada temperatur ruangan (kamar). Secara teknologi
termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi
keseimbangan.
b. Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai
sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses
terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi, tahap
perkolasi sebenarnya (penetesan/penampungan ekstrak), terus sampai
diperoleh ekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1-5 kali bahan.
Uji Antibakteri Fraksi..., BAKHTIAR NOOR ABIDIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
24
E. Fraksinasi
Fraksinasi
merupakan
prosedur
pemisahan
yang
bertujuan
memisahkan golongan utama kandungan yang satu dari kandungan yang lain.
Senyawa yang bersifat polar akan masuk ke pelarut polar dan senyawa non
polar akan masuk ke pelarut non polar (DKRI, 2000).
F. Konsentrasi Fraksi
Pada pembuatan stok konsentrasi pada setiap fraksi menggunakan
teknik pengenceran, pengencer yang digunakan adalah DMSO 10% karena
hasil
dari
ekstraksi
terbesar
pada
jintan
hitam
adalah
berwujud
minyak,pengenceran bertujuan untuk menghasilkan beberapa konsentrasi
ekstrak yang digunakan untuk kadar Hambat maksimum dari fraksi yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri ulkus DM. dalam penelitian ini dibuat
konsentrasi sebanyak 3 konsentrasi yaitu 100%, 50%, dan 10%.
G. Kontrol positif dan negatif
Kontrol adalah suatu kelompok yang berperan untuk membuat
perlakukan dengan tujuan untuk membuktikan bahwa eksperimen yang
digunakan dalam penelitian sudah tepat dan dapat menghasilkan perubahan
pada variabel tertentu, pada uji aktivitas mikroba dan bakteri umumnya pada
kontrol positif yang digunakan adalah antibiotik, pada penelitian ini antibiotik
yang digunakan sebagai kontrol positif adalah Klorampenikol 3%, sedangkan
kontrol negatif menggunakan DMSO 10% bertujuan untuk memberi dampak
netral atau tidak memiliki efek pada bakteri,\
Uji Antibakteri Fraksi..., BAKHTIAR NOOR ABIDIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
25
H. Konsep Bakteri
1. Definisi
Bakteri merupakan mikroorganisme prokariotik bersel tunggal
berukuran 0,5-10 µm dan memiliki berbagai macam bentuk, yaitu bola,
batang, spiral, dan elips (Eliot, et al., 2011). Bakteri tersusun atas dinding
sel dan isi sel, berdasarkan komponen penyusun dinding sel bakteri
digolongkan menjadi bakteri gram positif dan gram negatif.
2. Klasifikasi Bakteri
Pemahaman dari beberapa kelompok organisme, diperlukan
klasifikasi. Tes biokimia, pewarnaan gram, merupakan kriteria yang
efektif untuk klasifikasi. Hasil pewarnaan mencerminkan perbedaan dasar
dan kompleks pada sel bakteri (struktur dinding sel), sehingga dapat
membagi bakteri menjadi 2 kelompok, yaitu bakteri Gram-positif dan
bakteri Gram-negatif.
a. Bakteri Gram-negatif
(1) Bakteri Gram Negatif Berbentuk Batang (Enterobacteriacea).Bakteri
gram negatif berbentuk batang habitatnya adalah usus manusia dan
binatang.
Enterobacteriaceae
meliputi
Escherichia,
Shigella,
Salmonella,
Enterobacter, Klebsiella, Serratia, Proteus). Beberapa organisme
seperti Escherichia coli merupakan flora normal dan dapat
menyebabkan penyakit, sedangkan yang lain seperti salmonella dan
shigella merupakan patogen yang umum bagi manusia.
Uji Antibakteri Fraksi..., BAKHTIAR NOOR ABIDIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
26
(2) Pseudomonas,
Acinobacter
dan
Bakteri
Pseudomonas
aeruginosa
bersifat
Gram
invasif
Negatif
dan
Lain.
toksigenik,
mengakibatkan infeksi pada pasien dengan penurunan daya tahan
tubuh dan merupakan patogen nosokomial yang penting .
(3) Vibrio
Campylobacter,
Helicobacter,
dan
Bakteri
lain
yang
berhubungan. Mikroorganisme ini merupakan spesies berbentuk
batang Gram-negatif yang tersebar luas di alam. Vibrio ditemukan
didaerah perairan dan permukaan air. Aeromonas banyak ditemukan di
air segar dan terkadang pada hewan berdarah dingin.
(4) Haemophilus, Bordetella, dan Brucella Gram negatif Hemophilis
influenza tipe b merupakan patogen bagi manusia yang penting.
(5) Yersinia, Franscisella dan Pasteurella.
Berbentuk batang pendek Gram-negatif yang pleomorfik. Organisme
ini bersifat katalase positif, oksidase positif, dan merupakan bakteri
anaerob fakultatif (Jawetz,2004).
b. Bakteri Gram-positif
(1) Bakteri gram positif pembentuk spora : Spesies Bacillus dan
Clostridium. Kedua spesies ini terdapat dimana-mana, membentuk
spora, sehingga dapat hidup di lingkungan selama bertahun-tahun.
Spesies Basillus bersifat aerob, sedangkan Clostridium bersifat
anaerob obligat.
(2) Bakteri
Gram-positif
Corynebacterium,
Tidak
Listeria,
Membentuk
Propionibacterium,
Spora:
Spesies
Actinomycetes.
Uji Antibakteri Fraksi..., BAKHTIAR NOOR ABIDIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
27
Beberapa
anggota
genus
Corynebacterium
dan
kelompok
Propionibacterium merupakan flora normal pada kulit dan selaput
lendir manusia.
(3) Staphylococcus
Berbentuk bulat, biasanya tersusun bergerombol yang tidak teratur
seperti anggur. Beberapa spesies merupakan anggota flora normal pada
kulit dan selaput lendir, yang lain menyebabkan supurasi dan bahkan
septikemia fatal. Staphylococcus yang patogen sering menghemolisis
darah, mengkoagulasi plasma dan menghasilkan berbagai enzim
ekstraseluler. Tipe Staphylococcus yang berkaitan dengan medis
adalah Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis dan
Staphylococcus saprophyticus.
(4) Streptococcus
Merupakan bakteri gram-positif berbentuk bulat yang mempunyai
pasangan atau rantai pada pertumbuhannya. Beberapa streptococcus
merupakan flora normal manusia tetapi lainnya bisa bersifat patogen
pada manusia. Ada 20 spesies diantaranya ; Streptococcus pyogenes,
Streptococcus agalactiae, dan jenis Enterococcus (Jawetz,2004).
c. Bakteri pada ulkus diabetik
Masuknya bakteri menjadi awal terjadinya ulkus dan kadar
glukosa
yang
tinggi
menjadi
tempat
yang
strategis
untuk
perkembangan bakteri, bakteri yang terdapat pada ulkus diabetik
merupakan bakteri aerob dan anaerob. Anggriawan (2014) melaporkan
Uji Antibakteri Fraksi..., BAKHTIAR NOOR ABIDIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
28
terdapat bakteri aerob dan anaerob dalam kultur pus penderita diabetes,
yaitu Enterobacter sp. (10,71%), staphyloccocus aureus (17,85%),
salmonella sp.(82,15%) dan pseudomonas sp (17,86%).
I. Isolasi bakteri
Pada penelitian ini sampel bakteri menggunakan bakteri isolat dari
kembang biakan bakteri yang diambil dari ulkus diabetikum. Isolasi bakteri
berfungsi untuk mengembang biakkan bakteri dengan cara kultur sehingga
diperoleh isolat atau biakkan murni.kultur yang digunakan pada penelitian ini
adalah dengan cara goresan (streake plate method). Cara ini dilakukan dengan
cara menggoreskan bahan yang mengandung bakteri dengan menggunakan
jarum ose pada media agar yang sesuai, setelah itu di inkubasi dan akan
tumbuh koloni bakteri.
J. Antibakteri
Antibakteri adalah obat pembasmi bakteri, khususnya bakteri yang
merugikan manusia. Dalam hal ini yang dimaksudkan dengan bakteri terbatas
pada jasad renik yang tidak termasuk kelompok parasit, virus, atau jamur.
Antibakteri harus memiliki sifat toksisitas selektif setinggi mungkin, artinya
obat harus bersifat sangat toksik untuk bakteri, tetapi relatif tidak toksik untuk
hospes. Berdasarkan toksisitas selektif, antibakteri dibedakan menjadi dua,
yaitu antibakteri yang bersifat menghambat pertumbuhan (bakteriostatik) dan
antibakteri yang bersifat membunuh bakteri (bakterisid). Sementara itu,
berdasarkan mekanisme kerjanya, antibakteri dibagi dalam lima kelompok
(Setiabudy, 2011).
Uji Antibakteri Fraksi..., BAKHTIAR NOOR ABIDIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
29
1. Menghambat Metabolisme Sel Bakteri
Antibakteri yang masuk dalam kelompok ini adalah sulfonamid,
trimetoprim, asam p-aminosalisilat (PAS) dan sulfon. Dengan mekanisme
kerja ini diperoleh efek bakteriostatik. Asam folat dibutuhkan bakteri
untuk kelangsungan hidupnya. Dalam hal ini bakteri patogen harus dapat
mensintesis sendiri asam folat dari asam amino benzoat (PABA). Apabila
antibakteri menang bersaing dengan PABA untuk diikutsertakan dalam
pembentukan asam folat, maka terbentuk analog asam folat yang
nonfungsional. Akibatnya kehidupan bakteri akan terganggu.
2. Menghambat Sintesis Dinding Sel Bakteri
Obat yang termasuk dalam kelompok ini adalah penisilin,
sefalosporin, basitrasin, vankomisin, dan sikloserin. Dinding sel bakteri,
terdiri atas polipeptidoglikan yaitu suatu kompleks polimer mukopeptida
(glikopeptida). Antibakteri akan menghambat reaksi yang paling dini
dalam proses sintesis dinding sel. Oleh karena tekanan osmotik dalam sel
bakteri lebih daripada di luar sel maka kerusakan dinding sel bakteri akan
menyebabkan terjadinya lisis, yang merupakan dasar efek bakterisidal
pada bakteri yang peka.
3. Menganggu Keutuhan Membran Sel Bakteri
Obat yang termasuk dalam kelompok ini adalah polimiksin,
golongan polien serta berbagai antibakteri kemoterapeutik, umpamanya
antiseptik surface active agents. Polimiksin sebagai senyawa ammoniumkuartener dapat merusak membran sel setelah bereaksi dengan fosfat pada
Uji Antibakteri Fraksi..., BAKHTIAR NOOR ABIDIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
30
fosfolipid membran sel bakteri. Kerusakan membran sel menyebabkan
keluarnya berbagai komponen dalam sel bakteri.
4. Menghambat Sintesis Protein Sel Bakteri
Obat yang termasuk dalam kelompok ini adalah golongan
aminoglikosida, makrolid, linkomisin, tetrasiklin, dan kloramfenikol.
Untuk kehidupannya, sel bakteri perlu mensintesis berbagai protein.
Sintesis protein berlangsung di ribosom, dengan bantuan mRNA dan
tRNA. Pada bakteri, ribosom terdiri atas dua subunit, yang berdasarkan
konstanta sedimentasi dinyatakan sebagai 30S dan 50S. Untuk berfungsi
pada sintesis protein, kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal
rantai mRNA menjadi ribosom 70S. Penghambatan sintesis protein terjadi
dengan cara terikatnya salah satu komponen ribosom dengan antibakteri.
Akibatnya akan terbentuk protein yang abnormal dan nonfungsional bagi
sel bakteri.
5. Menghambat Sintesis Asam Nukleat Sel Bakteri
Antibakteri yang termasuk dalam kelompok ini adalah rifampisin,
dan golongan kuinolon. Antibakteri akan berikatan dengan enzim RNApolimerase sehingga menghambat sintesis RNA dan DNA oleh enzim
tersebut.
K. Metode pengujian Antibakteri
Aktivitas antibakteri suatu sampel dapat dideteksi dengan mengamati
respon pertumbuhan berbagai jenis bakteri yang berkontak dengan sampel
tersebut. Hal ini memungkinkan dilakukan suatu uji aktivitas antibakteri yang
Uji Antibakteri Fraksi..., BAKHTIAR NOOR ABIDIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
31
terdapat dalam sampel tersebut. (Volk & Wheeler, 1993; Berghe & Vlietinck,
1991).
1. Difusi (Disk diffusion)
Metode difusi merupakan metode yang sederhana dalam pengujian
aktivitas antibakteri. Pada metode ini pencadang (reservoir) yang
mengandung sampel uji ditempatkan pada permukaan medium yang telah
diinokulasi dengan bakteri uji. Setelah inkubasi, diameter daerah bening
sekitar pencadang diukur. Prinsip metode difusi yaitu pengukuran luas
daerah hambatan pertumbuhan bakteri karena berdifusinya sampel dari
titik awal pemberian ke daerah difusi.
2. Metoda dilusi
Metode dilusi merupakan metode
yang paling sederhana
dibandingkan metode pengujian aktivitas antibakteri lainnya. Sampel uji
dicampur dengan medium cair yang telah diinokulasikan dengan bakteri
uji. Prinsip metode ini adalah sampel diencerkan hingga diperoleh
beberapa macam konsentrasi, lalu masing-masing konsentrasi ditambah
suspensi bakteri dalam media. Setelah inkubasi, diamati ada tidaknya
pertumbuhan bakteri dengan melihat kekeruhan dari masing-masing
konsentrasi sampel yang dibandingkan dengan kontrol. Konsentrasi
sampel terendah yang menghambat pertumbuhan bakteri ditunjukkan
dengan tidak adanya kekeruhan, disebut dengan Konsentrasi Hambat
Minimum (KHM) atau Mininum Inhibitory Concentration (MIC).
Uji Antibakteri Fraksi..., BAKHTIAR NOOR ABIDIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
32
L. Kerangka Teori
Kerangka teori pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Fraksinasi ekstrak biji jintan hitam (Nigella
Sativa) untuk didapatkan pelarut yang terbaik
dalam menghambat bakteri ulkus DM
Pembuatan konsentrasi 10%, 50%, dan 100%
Uji in vitro pada masing-masing fraksi dengan
konsentrasinya pada bakteri ulkus DM
reaksi yang ditimbulkan dari fraksi
ekstrak jintan hitam terhadap bakteri
Pertumbuhan
bakteri terhambat
Didapatkan zona hambat, diukur
diameternya untuk membandingkan
masing-masing fraksi
Bagan 3. 1 kerangka teori
Sumber : (Volk & Wheeler, 1993; Berghe & Vlietinck, 1991).
Uji Antibakteri Fraksi..., BAKHTIAR NOOR ABIDIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
33
M. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ekstraksi bertingkat dengan jenis
Pelarut dari non polar hingga polar
Fraksi nHeksana
Fraksi Etil
Asetat
Fraksi
Metanol
Bakteri Ulkus
DM
Bakteri Ulkus
DM
Bakteri Ulkus
DM
Pengaruh Senyawa
Antibakteri
Pengukuran Zona Hambat pada
setiap fraksi
Ditemukan fraksi dengan zona hambat tertinggi
Bagan 3. 2 Kerangka Konsep
Uji Antibakteri Fraksi..., BAKHTIAR NOOR ABIDIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
34
N. Hipotesis
1. Terdapat daya hambat pada masing-masing fraksi ekstrak jintan hitam
(Nigella sativa) terhadap bakteri ulkus diabetikum.
2. Terdapat perbedaan yang signifikan zona hambat pada masing-masing
fraksi ekstrak jintan hitam (Nigella sativa).
Uji Antibakteri Fraksi..., BAKHTIAR NOOR ABIDIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Download