BAB II LANDASAN TEORI

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
1.1 Pemasaran
Pemasaran mengandung arti yang luas karena membahas mengenai
masalah yang terdapat dalam perusahaan dan hubungannya dengan perdagangan
barang dan jasa. Pemasaran merupakan Proses mengelola hubungan pelanggan
yang saling menguntungkan. Dua sasaran pemasaran adalah menarik pelanggan
baru dengan memberikan keunggulan nilai serta menjaga dan menumbuhkan
pelanggan yang ada dengan memberikan kepuasan.
1.1.1
Pengertian Manajemen Pemasaran
Menurut Kotler (2009:5)
“Pemasaran adalah mengindentifikasi dan
memenuhi kebutuhan manusia dan sosial.” Salah satu definisi yang baik dan
singkat dari pemasaran adalah “memenuhi kebutuhan kebutuhan secara
menguntungkan.”
William J Stanton menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu sistem
keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditunjukkan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan
barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada
atau pembeli potensial.
Proses pertukaran melibatkan kerja. Penjual harus mencari pembeli,
mengenali kebutuhan mereka, merancang produk yang tepat, mempromosikan
produk tersebut, menyimpan dan mengangkutnya, menetapkan harganya,
memberikan layanan purna jual dan sebagainya. Kegiatan seperti pengembangan
produk, penelitian, komunikasi, distribusi, penetapan harga dan layanan
merupakan inti kegiatan pemasaran.
American Marketing Association (AMA) menawarkan definisi formal berikut:
Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk
menciptakan, mengkomunikasikan dan memberikan nilai pada pelanggan dan
untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara menguntungkan organisasi
dan pemangku kepentingan.
Swastha, Sukotjo (1998) menjelaskan bahwa “pemasaran merupakan konsep
menyeluruh atau sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang mencakup
penjualan, perdagangan dan distribusi.” Lebih lanjut mengenai pengertian
manajemen pemasaran didefinisikan oleh Kotler (2009) sebagai: “seni dan ilmu
memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan
pelanggan dengan menciptakan, mengantarkan dan mengkomunikasikan nilai
yang unggul kepada pelanggan”.
Apabila kedua definisi di atas dibandingkan maka dapat kita tarik sebuah
kesimpulan bahwa pada dasarnya kegiatan manajemen pemasaran meliputi proses
penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan oleh
individu atau kelompok dalam hubungannya dengan produk barang dan jasa untuk
memperoleh apa yang diinginkan.
Konsep Pemasaran (Marketing Concept) menurut Swasta dan Sukotjo
merupakan falsafah perusahaan yang menyatakan bahwa keinginan
pembeli adalah syarat utama bagi kelangsungan hidup perusahaan, segala
kegiatan perusahaan dibidang produksi, teknik, keuangan, dan pemasaran
diarahkan pada usaha untuk mengetahui keinginan pembeli dan
memuaskan keinginan tersebut dengan mendapatkan laba. Jadi secara
definitif konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan
bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan
sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.
2.1.2 Pengertian Bauran Pemasaran
Pada dasarnya bauran pemasaran merupakan variabel-variabel yang
dipakai perusahaan dalam kegiatan pemasarannya. Banyak pendapat dari para ahli
yang menegaskan hal tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Kotler dan
Amstrong (2008) “Bauran pemasaran adalah seperangkat alat taktis dan
terkontrol yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang
diinginkan pasar sasaran.”
Bauran Pemasaran menurut swastha, sukotjo (1998) “ kombinasi dari
empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran
perusahaan yakni: produk, struktur harga, kegiatan promosi dan saluran
distribusi.” Hal tersebut dijelaskan lebih lanjut oleh Saladin (2005) “Bauran
pemasaran adalah kombinasi dari empat elemen pokok (product-price-placepromotion) yang terdapat dalam program pemasaran.”
Jadi program pemasaran yang efektif memadukan seluruh elemen bauran
pemasaran menjadi program yang rekoordinasi yang dirancang untuk mencapai
tujuan-tujuan pemasaran perusahaan. Bauran pemasaran memberlakukan sarana
taktis perusahaan untuk membangun posisi yang kuat di dalam pasar sasaran.
Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat dinyatakan bahwa variabel-variabel dalam
bauran pemasaran merupakan sekelompok variabel yang terdiri dari produk,
harga, saluran distribusi dan promosi yang dapat digunakan oleh perusahaan
dalam program pemasaran.
a. Produk
Menurut Kotler Armstrong (2008) Produk adalah segala sesuatu yang
dapat ditawarkan kepada pasar agar menarik perhatian, akuisisi,
penggunaan atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau
kebutuhan.
Barang atau produk menurut Swastha, sukotjo (1998) adalah suatu sifat
yang kompleks baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk
bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan
perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan
keinginan atau kebutuhannya.
Produk mencakup lebih dari sekedar barang-barang yang berwujud
(tangible). Dalam arti luas, produk meliputi objek-objek fisik, jasa, acara,
orang, tempat, organisasi, ide atau bauran entitas-entitas ini.
b. Harga
Harga memegang peranan penting dalam pemasaran baik itu bagi penjual
maupun pembeli. Untuk lebih jelasnya dibawah ini akan dikemukakan
pengertian tentang harga yang dikemukakan oleh para ahli:
Menurut Kotler (2008) mengatakan bahwa: Harga yaitu jumlah yang
ditagihkan atas suatu produk dan jasa. Lebih luas lagi harga adalah jumlah
semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan
keuntungan dari dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa.
Harga menurut swastha, sukotjo (1998) “sejumlah uang (ditambah
beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan
sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.”
Berdasarkan pendapat dari para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
harga adalah merupakan alat tukar untuk mengukur suatu nilai uang yang
terkandung dalam suatu barang atau jasa, sedangkan yang dipakai sebagai
alat pengukur adalah uang.
c. Promosi
Promosi merupakan
variabel
bauran pemasaran
yang digunakan
perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasar. Promosi juga
sering dikatakan sebagai “proses berlanjut” karena dapat menimbulkan
rangkaian kegiatan selanjutnya dari perusahaan.
Menurut Swastha, Sukotjo (1998) “arus informasi atau persuasi satu-arah
yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada
tindakan yang menciptakan pertukaran atau pemasaran.” Madura Jeff
(2007)
menyatakan
bahwa
“promosi
merupakan
tindakan
menginformasikan atau mengingatkan pelanggan mengenai suatu produk
atau merk tertentu.”
Untuk membuat pelanggan mengetahui adanya produk baru, digunakan
promosi ketika produk baru diperkenalkan. Promosi juga dapat
mengingatkan pelanggan bahwa produk tersebut ada. Lebih jauh, promosi
akan mengingatkan pelanggan mengenai mutu produk dan keunggulannya
dibandingkan pesaing-pesaingnya.
d. Saluran distribusi
Saluran distribusi untuk suatu barang adalah saluran yang digunakan oleh
produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai
konsumen atau pemakai industri.
2.2 Pengertian Saluran Distribusi
Menurut Djaslim Saladin (2006) “Saluran Distribusi adalah serangkaian
organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan
suatu produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi.” Menurut Philip
Kotler (2007) “Saluran Distribusi adalah organisasi–organisasi yang saling
tergantung yang tercakup dalam proses yang membuat produk atau jasa menjadi
tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi.”
The American Marketing Association menyatakan bahwa saluran
merupakan suatu struktur unit organisasi dalam perusahaan dan luar
perusahaan yang terdiri dari agen, dealer, pedagang besar dan pengecer,
melalui sebuah komoditi, produk atau jasa yang dipasarkan.
Dari definisi diatas dapat tergambar bahwa saluran distribusi merupakan
suatu lembaga pemasaran baik itu milik produsen maupun bukan yang bertugas
untuk menyalurkan produk baik ke konsumen maupun ke konsumen industri
berdasarkan prinsip manajemen perusahaan yang telah ditetapkan.
Kedudukan saluran distribusi di dalam saluran pemasaran bahwa saluran
distribusi merupakan bagian dari saluran pemasaran yang berfungsi dalam
membantu produsen menyalurkan hasil produksinya untuk bisa ke tangan
konsumen dimana tugasnya mencakup penyebaran promosi, transportasi dan
sebagainya tetapi saluran distribusi tidak melakukan tugas yang seperti dilakukan
fungsi saluran pemasaran, dimana tugasnya melakukan seluruh tugas yang
dilakukan saluran distribusi ditambah sebagai fasilitator, artinya orang atau
lembaga yang memfasilitasi kegiatan atau operasional kegiatan perusahaan
diantaranya pelayanan perbaikan dan sebagainya sehingga dapat diketahui bahwa
cakupan saluran distribusi relatif lebih kecil daripada saluran pemasaran.
Keputusan pendistribusian sebuah perusahaan menentukan cara bagaimana
produk-produknya mudah diakses oleh para pelanggan. Perusahaan harus
mengembangkan strateginya agar produk-produknya dapat didistribusikan pada
pasar yang dituju.
2.2.1 Fungsi Saluran Distribusi
Menurut Kotler Amstrong 2008 Fungsi Saluran Distribusi mencakup beberapa
hal, yaitu:
1.
Informasi ( Information )
Yaitu sebagai pengumpul dan penyebar informasi riset pemasaran
tentang potensi dan kemampuan pasar, pesaing, dan kekuatan–kekuatan
lain dalam lingkungan pemasaran.
2. Promosi ( Promotion )
Yaitu sebagai pengembangan dan penyebaran komunikasi.
3. Negosiasi ( Negotiation )
Yaitu usaha untuk mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan hal–
hal lain yang berhubungan dengan perpindahan hak milik.
4. Pemesanan ( Ordering )
Yaitu komunikasi saluran ke belakang mengenai minat membeli oleh
anggota saluran pemasaran ke produsen.
5.
Pembiayaan ( Financing )
Yaitu permintaan dan penyebaran dana untuk menutup biaya saluran
pemasaran tersebut.
6.
Pengambilan Risiko ( Risk Taking )
Yaitu perkiraan besar resiko berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan
saluran tersebut.
7. Kepemilikan Fisik ( Physical Possession )
Yaitu milik dari penyimpangan dan pergerakan barang secara fisik dari
bahan mentah sampai ke konsumen akhir.
8. Pembayaran ( Payment )
Yaitu arus pembayaran atau uang kepada penjual atas jasa atau produk
atau jasa yang telah diserahkan.
9.
Kepemilikan ( Tittle )
Yaitu arus kepemilikan dari suatu lembaga pemasaran ke lembaga
pemasaran lainnya.
2.2.2 Tingkat Saluran Distribusi
Lokasi atau place adalah salah satu aspek dalam penyampaian produk dari
produsen kepada konsumen, baik secara langsung (Direct) dari
produsen/principal kepada pelanggan atau melalui perantara berupa
agen/distributor/dealer. Dalam aspek place ini mencakup jangkauan
distribusi, lokasi penjualan, kebutuhan transportasi, ataupun pergudangan
(Marketing Teacher 2008)
Distribusi atau penempatan adalah salah satu dari 4 aspek marketing mix
(produk, price, promosi, place atau distribusi). Suatu distributor adalah perantara
produsen (Manufactur) dan pengecer (Retailer) dimana setelah suatu produk
dibuat selanjutnya akan disimpan dalam gudang, dikirimkan ke eselon/tingkatan
berikutnya dalam “supply chain” nya baik suatu distributor, pengecer atau
konsumen.
Ada beberapa alternatif saluran distribusi yang mencakup: penjualan
langsung seperti pesanan melalui surat, internet dan penjualan melalui telepon
agen yang secara tipikal menjual langsung atas nama produsen. Distributor
(disebut juga sebagai wholesaler: grosir atau pedagang besar) yang menjual ke
pengecer, pengecer (yang disebut juga sebagai dealer atau reseller) yang menjual
ke konsumen akhir (pemakai).
Lamb, Hair, McDaniel 2006 mengatakan bahwa: saluran pemasaran
merupakan suatu struktur bisnis dari organisasi yang saling bergantung
yang menjangkau dari titik awal suatu produk sampai ke pelanggan
dengan tujuan memindahkan produk ketujuan konsumsi akhir.
Keputusan mengenai saluran pemasaran merupakan salah satu keputusan
paling kritis yang dihadapi manajemen. Saluran yang dipilih mempengaruhi
seluruh keputusan pemasaran lainya dan melibatkan komitmen seluruh
stakeholder perusahaan. Jadi terdapat kecenderungan dari internal perusahaan
yang kuat dalam penetapan saluran distribusi. Perusahaan harus memiliki saluran
distribusi dengan memperhatikan kondisi penjualan saat ini yang ada.
Tingkat Nol
Tingkat Satu
Tingkat Dua
Tingkat Tiga
Produsen
Produsen
Produsen
Produsen
Grosir
Grosir
Pengecer
Pelanggan
Pelanggan
Pengecer
Pemborong
Pengecer
Pelanggan
Pelanggan
Gambar 2.1 Saluran Pemasaran Pelanggan (Philip Kotler dan Kevin Keller,
Marketing Manajemen 2006)
Zero level biasanya disebut direct marketing channel terdiri atas produsen yang
menjual produknya secara langsung ke konsumen akhir. Contoh utamanya adalah
penjualan door to door, mail order, telemarketing, penjualan lewat internet, tv
media, demo alat rumah tangga, dan toko milik produsen. One level terdiri atas
satu perantara penjualan, seperti pengecer. Two level terdiri atas dua perantara,
dalam pasar konsumen mereka memiliki tipe seperti grosir dan pengecer. Three
level terdiri atas tiga perantara. Dalam industri pengemasan grosir menjual ke
pedagang besar yang menjual ke pedagang kecil.
Produsen
Produsen
Produsen
Produsen
Perwakilan
Produsen
Wiraniaga
Cabang
Produsen
Distributor
Industri
Pelanggan
Industri
Pelanggan
Industri
Pelanggan
Pelanggan
Gambar 2.2: Saluran Pemasaran Industri (Philip Kotler dan Kevin Keller,
Marketing Manajemen 2006)
Gambar 2.2 menunjukkan saluran pemasaran yang pada umumnya
digunakan dalam pemasaran industri, atau biasanya menjualnya melalui
distributor industrial, yang menjual produknya ke pelanggan industri, atau
produsen dapat pula menjualnya melalui cabang penjualan yang dimilikinya
secara langsung ke konsumen industri atau secara tidak langsung ke pelanggan
industrinya melalui saluran pemasaran yang sangat umum dalam pemasaran
barang industri.
2.2.3 Perkembangan Sistem Saluran Distribusi
Sistem pemasaran konvensional adalah sistem yang menggambarkan
saluran pemasaran sebagai jaringan yang terpisah–pisah, di mana hubungan antara
produsen, grosir, dan pengecer sangat longgar atau berdiri sendiri. Jadi, sistem
pemasaran konvensional tidak menggambarkan suatu keterpaduan antara
produsen, grosir, dan pengecer, tetapi masing–masing terpisah–pisah.
a.
Sistem Pemasaran Saluran Vertikal ( Vertical Marketing System ) Sistem
pemasaran dengan saluran vertikal yaitu saluran sistem dimana produsen,
grosir, dan pengecer bertindak dalam suatu keterpaduan. SPV bisa dikuasai
oleh produsen, grosir, ataupun pengecer.
b. Sistem Pemasaran Saluran Horizontal Disini ada kerja sama antara dua
atau lebih perusahaan yang bergabung untuk memanfaatkan peluang
pemasaran yang muncul.
c.
Sistem Pemasaran Saluran Ganda Menggunakan dua saluran untuk meraih
satu atau dua segmen konsumen. Jadi, sistem pemasaran saluran ganda terjadi
jika perusahaan mendirikan dua saluran pemasaran atau lebih untuk
perusahaan satu segmen konsumen atau lebih.
d. Sistem pemasaran Multi Saluran Apakah perusahaan menggunakan dua
atau lebih saluran pemasaran untuk mencapai satu atau beberapa segmen
pelanggan.
Multi channel marketing memungkinkan perusahaan-perusahaan untuk
menjual produk dalam waktu yang paling cepat. Multi channel marketing
memanfaatkan metode modern yang efektif untuk memperkenalkan melalui
iklan tentang produk ke pasar. Strategi seperti ini adalah penting untuk
pertumbuhan perusahaan. Sebuah perusahaan harus mampu untuk mencapai
dan mengekspos produk atau jasa mereka kepada sebanyak mungkin
pelanggan. Hal ini hanya mungkin dengan memanfaatkan multi channel
dengan maksud untuk mempresentasikan produk terhadap publik pembeli
(real profit solution Inc 2008).
Schijins (2005) mengatakan apakah sebuah perusahaan harus menggunakan
strategi satu saluran atau strategi multiple channel (multi saluran) adalah
bukan pertanyaan lagi, karena pasar dimasa depan akan terdiri dari
campuran saluran–saluran, saat ini pertanyaan yang harus dipertimbangkan
adalah, Apa saja manfaat–manfaat dari penggunaan lebih dari satu saluran ?,
jenis-jenis saluran hybrid apa yang harus dibedakan ?, situasi seperti apa
yang dapat membuat suatu strategi multi saluran yang terintegrasi adalah
jenis yang paling diinginkan dari manajemen saluran hybrid ? dan apa saja
syarat – syarat untuk mengemplementasikan suatu strategi multi saluran
seperti itu ?
Menggunakan lebih dari satu marketing channel disebut sebagai multi channel
marketing, multi channel distribution atau multi system. Multi channel bukan
suatu yang sepenuhnya baru. Meskipun demikian dengan meningkatnya peranan
internet sebagai salah satu bentuk marketing channel, untuk melengkapi saluran
pemasaran tradisional. Penggunaan gabungan marketing channel online dan
offline telah menarik perhatian yang terus meningkat dalam beberapa tahun
terakhir ini.
Pengertian yang lebih sempit tentang multi channel marketing menjelaskan
penggunaan gabungan dan elektronic channel (terutama internet) dan traditional
untuk menghadapi pasar. Multi channel marketing menawarkan keunggulan bagi
perusahaan yang menghadapi pasar yang besar dan kompleks. Dengan setiap
saluran distribusi baru, perusahaan memperluas penjualan dan cakupan pasarnya
serta memperoleh peluang untuk menyesuaikan produk dan jasanya dengan
kebutuhan khusus dari segmen pasar yang berbeda-beda.
(1) Multi channel marketing baik untuk pertumbuhan
Manfaat yang diperoleh dengan menggunakan multi channel marketing
Schijins (2005) mengatakan : “Dengan menambah lebih banyak channel
(saluran) perusahaan akan memperoleh beberapa manfaat penting. Dari sisi
suplier, pendapatan multi channel bermanfaat sebagai alat pengurangan biaya,
pengembangan lebih dalam lagi dalam hubungan dengan pelanggan,
peningkatan penjualan, dan mengurangi resiko tersebut disebarkan
kebeberapa saluran.
Robinson (2006) mengatakan bahwa para pengecer dan lainnya yang telah
menguasai multi channel telah membuktikan bahwa multi channel marketing
adalah suatu cara yang sangat kuat untuk meningkatkan legalitas pelanggan
dan kemampuan labanya. Menurut hasil study Mc Kunsey & Company
ternyata di bidang retail, para pelanggan melalui multi channel marketing
lebih memberikan laba 25% - 50 & dibanding pelanggan mereka melalui
single channel.
Gambar 2.3 Saluran Pemasaran Multi saluran
Katalog, telepon, online
Segmen
Konsumen 1
Pengecer
Segmen
Konsumen 2
Agen
Segmen
Industri 1
Produsen
distributor
Segmen
Industri 2
Armada Penjualan
Sumber: Philip Kotler dan Gary Armstrong, Dasar Dasar Pemasaran 2008
(2) Jenis Konflik Dalam Saluran Distribusi
Jika produsen membentuk saluran vertikal yang terdiri atas pedagang
besar dan pengecer. Produsen tersebut mengharapkan kerja sama saluran yang
akan menghasilkan laba yang lebih besar bagi masing–masing anggota saluran.
Namun, konflik vertical, horizontal, dan multi channel dapat terjadi.
Konflik saluran vertikal berarti konflik antara tingkat–tingkat yang
berbeda dalam saluran yang sama. Misal Supermarket sekarang telah
menampilkan atau menjual pula alat–alat kecantikan, obat–obatan, pakaian,
majalah dan berbagai macam makanan lainnya. Akibatnya, para pengecer lain
menjadi terjepit, sehingga timbulah konflik yang tidak diinginkan. Konflik bisa
juga terjadi antara produsen dengan perantara. Perantara selalu berusaha
menambah jenis barang baru untuk menarik pelanggan lebih banyak dan
menambah laba, sedang produsen selalu berusaha menambah para penyalur atau
perantara untuk memperluas pasar sasaran.
Konflik saluran horizontal adalah konflik antara anggota–anggota pada
tingkat yang sama dalam saluran tersebut. Konflik bisa juga terjadi pada produsen
dan perantara. Perantara selalu berusaha menambah barang baru untuk menarik
pelanggan lebih banyak dan menambah laba, sedang produsen selalu berusaha
menambah penyalur atau perantara untuk memperluas pasar sasaran.
Konflik multi saluran terjadi apabila produsen tersebut menciptakan dua
atau lebih saluran yang melakukan penjualan ke pasar yang sama. Sistem Multi
saluran distribusi lebih sulit dikendalikan, dan semuanya menimbulkan konflik
karena semakin banyak saluran distribusi yang bersaing memperebutkan
pelanggan dan penjualan.
2.3
Penjualan
2.3.1 Pengertian Penjualan
Istilah penjualan dan pemasaran tidak jarang dianggap sama. Kekeliruan
penafsiran terhadap istilah tersebut bukan hanya diartikan oleh yang kurang
pengetahuannya tetapi juga oleh para praktisi dalam perdagangan, seperti seorang
wiraniaga atau seorang manajer penjualan membicarakan pemasaran tetapi
sebenarnya masalah yang dihadapi adalah penjualan. Kedua istilah tersebut
mempunyai ruang lingkup yang berbeda dari sudut kegiatannya, pemasaran
mempunyai aktivitas yang luas sedangkan penjualan hanya satu kegiatan dalam
pemasaran.
Namun demikian, sebenarnya batasan tentang penjualan itu cukup luas, hal
ini dapat dipahami mengingat para ahli menyebutkan sebagai seni.
Moekijat mendefinisikan penjualan sebagai berikut: Penjualan adalah
suatu kegiatan yang ditujukan untuk mencari pembeli, mempengaruhi, dan
memberi petunjuk agar pembeli dapat menyesuaikan kebutuhannya dan
mendapat kesepakatan mengenai harga yang menguntungkan kedua belah
pihak.
Pengertian penjualan menurut kotler (2006): ” penjualan merupakan sebuah
proses dimana kebutuhan pembeli dan kebutuhan penjualan dipenuhi melalui
pertukaran informasi dan kepentingan.”
Membeli atau menjual merupakan fungsi–fungsi pertukaran melalui usahausaha para penjual. Distribusi barang–barang secara fisik telah dilakukan dan
kekuatan permintaan serta penawaran kerjasama untuk menentukan harga. Dari
gambaran tersebut nampak ada dua pelaku dalam proses jual beli. Kata lain
penjualan tatap muka merupakan komunikasi orang secara individual untuk
mencapai tujuan seluruh usaha pemasaran pada umumnya yaitu meningkatkan
penjualan yang dapat menghasilkan laba dengan menawarkan kebutuhan yang
memuaskan kepada pasar dalam jangka panjang.
2.3.2 Tujuan Penjualan
Menurut Basu Swastha dan Irawan (2008) tujuan penjualan adalah :
a. Berusaha mencapai volume penjualan.
b. Berusaha mendapatkan laba atau profit akhir melebihi volume penjualan.
c. Produk
lebih
diperhatikan
daripada
kepuasan
pelanggan
sehingga
kelangsungan perusahaan dapat dipertahankan.
Tujuan tersebut dapat direalisasikan apabila penjualan dapat dilaksanakan
seperti yang direncanakan, dengan demikian tidak berarti bahwa barang atau jasa
yang terjadi selalu akan menghasilkan laba, dalam hal ini perlu adanya kerjasama
yang rapi diantara fungsionaris.
2.3.3 Faktor–faktor yang mempengaruhi penjualan
Dalam praktek kegiatan penjualan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
Swastha dan Irawan (2008), yaitu:
a. Kondisi dan kemampuan penjual.
Transaksi penjualan itu pada prinsipnya melibatkan 2 pihak yaitu penjual
sebagai pihak pertama dan pembeli sebagai pihak ke 2. Disini penjual harus dapat
meyakinkan pembelinya agar dapat berhasil mencapai sasaran penjualan yang
diharapkan, untuk maksud tersebut penjual harus memahami beberapa masalah
penting yang sangat berkaitan, yaitu :
1. Jenis dan karakteristik barang
2. Syarat penjualan
3. Harga produk
4. Pelayanan purna jual, seperti pembayaran dan garansi
Masalah–masalah di atas biasanya menjadi pusat perhatian pembeli
sebelum melakukan pembelian. Dengan tenaga penjual yang baik, akan dapat
menghindari timbulnya rasa kecewa pada pembeli. Adapun sifat–sifat yang harus
dimiliki oleh seorang penjual antara lain: sopan, pandai bergaul, dan pandai
berbicara.
b. Kondisi Pasar
Pasar sebagai pihak pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam
penjualan dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualan. Adapun faktor–faktor
kondisi pasar yang perlu diperhatikan adalah :
1. Jenis pasarnya, apakah pasar konsumen, pasar industri, pasar pembeli
ataukah pasar internasional.
2. Kelompok pembeli atau segmen pasarnya.
3. Daya beli konsumen.
4. Frekuensi pembeliannya.
5. Keinginan dan kebutuhannya.
c. Modal
Akan lebih sulit bagi penjual untuk menjual barangnya apabila barang
yang dijual belum dikenal oleh konsumen atau apabila lokasi pembeli sangat jauh
dengan lokasi penjual, dalam keadaan seperti ini penjual harus memperkenalkan
terlebih dahulu produknya ke tempat pembeli. Untuk melaksanakan maksud
tersebut diperlukan adanya sarana serta usaha seperti promosi. Semua ini hanya
dapat dilakukan apabila penjual memiliki sejumlah modal untuk itu.
d. Kondisi Organisasi Perusahaan
Pada perusahaan yang besar, biasanya masalah penjualan ini ditangani
oleh bagian penjualan yang dipegang oleh ahli bidang penjualan. Lain halnya
dengan perusahaan kecil dimana masalah penjualan juga ditangani oleh orang
yang melakukan fungsi–fungsi lain. Hal ini disebabkan oleh jumlah tenaga
kerjanya lebih sedikit, sistem organisasi lebih sederhana, masalah yang dihadapi
serta sarana yang dimiliki tidak sekompleks perusahaan besar. Biasanya masalah
penjualan ini ditangani oleh pimpinan dan tidak diberikan kepada yang lain.
e. Faktor lain
Faktor–faktor lain seperti periklanan, brosur, atau pemberian hadiah sering
mempengaruhi penjualan. Ada pengusaha yang berpegang pada 1 prinsip bahwa
“paling penting membuat barang yang baik,” bilamana prinsip tersebut benar–
benar dijalankan oleh pengusaha maka diharapkan pembeli akan membeli lagi
barang yang sama. Oleh karena itu setiap perusahaan akan melakukan segala
upaya agar pembeli tertarik pada produknya.
2.4 Hubungan Saluran distribusi dengan hasil penjualan.
Dalam upaya meningkatkan penjualan, perusahaan menjalankan kegiatan
diantaranya memperluas daerah pemasaran, meningkatkan kualitas produk,
meningkatkan layanan kepada konsumen dan sebagainya. Biaya distribusi
merupakan salah satu anggaran perusahaan dalam memasarkan produknya dengan
tujuan meningkatkan hasil penjualan sehingga dapat memberikan keuntungan
yang optimal bagi perusahaan. Saluran distribusi berhubungan langsung dengan
biaya distribusi, perusahaan harus cermat dalam mengeluarkan biaya distribusi,
karena semua ini berhubungan dengan penyaluran barang kepada konsumen.
Menurut DR. Buchari Alma (2000) tentang hubungan distribusi dengan hasil
penjualan Bahwa: hubungan pemasaran ini sangat erat karena melalui
pemasaran hasil produksi dapat diperkenalkan, dan dikonsumsi oleh
konsumen, apabila hasil produksi baik dan penyaluran distribusi
barangnyapun baik dan cepat sampai ke tangan konsumen maka akan
menimbulkan peningkatan pembelian yang dilakukan oleh konsumen dan ini
secara langsung akan meningkatkan hasil penjualan.
Dari uraian di atas maka antara saluran distribusi dengan penjualan tidak dapat
dipisahkan dan saling berhubungan satu sama lain, baik bagi perusahaan yang
berorientasi pada laba maupun tidak. Karena dengan adanya saluran distribusi
yang baik, pelayanan yang baik, biaya yang tepat, akan menarik banyak
konsumen untuk melakukan transaksi penjualan dan sebaliknya, dengan saluran
distribusi yang tidak baik dan pelayanan yang tidak memuaskan akan membuat
pelanggan kecewa dan menurunnya jumlah pelanggan untuk melakukan
pembelian dan akhirnya jumlah penjualan akan menurun.
Download