Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 5, September 2011 Efektifitas Praktikum Multimedia Struktur Atom dalam Mengatasi Miskonsepsi Kimia Anorganik Mahasiswa Suyanti Dwi Retno Kimia Anorganik FMIPA UNIMED Medan, email:dwi_hanna@yahoo,com Sugyarto, HK Kimia Anorganik FMIPA UNY Yogyakarta, email: [email protected] Abstrak: Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang kemampuan inquiry mahasiswa dalam menelusuri bagaimana para pakar kimiawan menemukan tetapan Rydberg sehingga tidak terjadi miskonsepsi dalam memahami struktur atom khususnya dan Kimia Anorganik pada umumnya. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Kimia FMIPA UNIMED dengan mengintegrasikan praktikum multimedia dan pembelajaran Kimia Anorganik. Hasil penelitian menunjukkan.terdapat peningkatan pemahaman mahasiswa dalam mempelajari struktur atom karena miskonsepsi terhadap tetapan Rydberg dan pembentukan spektrum Hidrogen dari ke empat ligan teratasi. Kata kunci: praktikum multimedia, struktur atom, miskonsepsi kimia, tetapan Rydberg, dan persepsi mahasiswa Abstract: This research aims to determine shell atomic energy related How finding Rydberg Constanta. This research was be held on Deparment of Chemistry Medan State University. Through Anorganic teaching and learning integrated with multimedia practikum, several misconception in atomic structure atomic has been overcome. The Efectivity of Multimedia Practicum in Atomic Structure for Overcoming Students Misconception Anorganic Chemistry. This research try to present discussion direct material in Inorganic Chemistry include atomic structure. The result of this research shows that there is skill student improving in learning atomic structure because of misconception trhough Rydberg’s role and occuring hydrogeen spectrum from the fourth step. Key words: Practical Multimedia, Structur atomic, Constanta Rydberg, Students Perception. Pendahuluan Kegiatan laboratorium (praktikum) merupakan mudah dilaksanakan melalui pemanfaatan material salah satu kegiatan pembelajaran Kimia selain berbentuk bola dengan berbagai ukuran dan warna “class teaching”. Ilmu kimia dibangun dari sebagian dan ini bukan bahan habis pakai, jadi bersifat tahan besar hasil-hasil penelitian laboratorium, maka lama.Kegiatan laboratorium (praktikum) merupakan kegiatan praktikum merupakan kegiatan pembe- salah satu kegiatan pembelajaran Kimia selain “class lajaran yang sangat vital baik dalam memahami teaching”. Ilmu kimia dibangun dari sebagian besar maupun mengembangkan ilmu kimia. Semakin hasil-hasil penelitian laboratorium, maka kegiatan “lengkap-variatif”suatu kegiatan praktikum, semakin praktikum merupakan kegiatan pembelajaran mendekati ciri hakiki ilmu kimia itu, sehingga yang sangat vital baik dalam memahami maupun pembelajaran kimia selalu “didampingi” dengan mengembangkan ilmu kimia. kegiatan praktikum. semakin pembelajaran yang menarik banyak ahli Oleh karena itu, Keterbatasan dana/fasilitas, umumnya menjadi pendidikan kimia di perguruan tinggi (Sawrey, 1990). kendala utama minimnya kegiatan praktikum kimia, Melalui pendekatan “problem solving” kenyataannya karena umumnya material kimia bersifat sebagai dapat ditemukan adanya miskonsepsi pada banyak barang habis pakai. Oleh karena itu, pengembangan mahasiswa (Nakhleh and Mitchell,1993 dalam Barke, suatu model, khususnya model kemas-rapat 2009). Dengan kegiatan penyusunan modeling geometri, merupakan salah satu alternatif yang dalam acara praktikum, mahasiswa diharapkan dipandang sangat tepat untuk pembelajaran dapat mengingat, menata atau mengkontruksi geometri kristal kimiawi, dan ini dapat dengan penge-tahuannya secara “benar” di dalam sel-sel 554 Suyanti Dwi Retno dan Sugyarto, HK; Efektifitas Praktikum Multimedia Struktur Atom dalam Mengatasi Miskonsepsi Kimia Anorganik Mahasiswa otaknya, karena pada dasarnya menurut model lembar respon mahasiswa dan dievaluasi efektivitas konstruktivistik, “knowledge is constructed in the pembelajaran model ini. Dalam Kimia, sering mind of the leaner” (Bodner, 1986). terdapat asumsi yang salah interpretasi tentang Pada sains, sering ada banyak gagasan konsep yang abstrak seperti struktur zat padat yang seringkali disalahtafsirkan. Hal ini dapat serta karakteristik berbagai unsur kimia. Kimia menyebabkan pelajar meniru dengan membuat bersifat tentatif sehingga mengadaptasi metode dan pengertian dari konsep abstrak. Juga karena temuan yang baru sehingga beberapa miskonsepsi sains terus menerus mengalami perubahan untuk diakibatkan pendapat kuno yang sudah melegenda. beradaptasi dengan penemuan dan metode baru. Permasalahan yang dirimuskan dalam pene- Beberapa miskonsepsi mungkin seharusnya pada litian ini yaitu bagaimana tahapan menurunkan ide-ide atau tulisan lama. Karena bentuk dari tetapan Rydberg berdasarkan struktur atom Niels konsep baru berdasarkan pada bangunan dasar dari Bohr sehingga miskonsepsi dalam Kimia Anorganik sesuatu yang telah lama. Pemahaman yang benar teratasi. tentang struktur atom melalui praktikum media Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk dan efektifitas media karbon akan meningkatkan memperoleh informasi tentang kemampuan inquiry kemampuan pengetahuan ruang mahasiswa dan mahasiswa untuk menelusuri bagaimana para pakar pembelajaran kimia efektif sehingga berbagai kimiawan menemukan tetapan Rydberg sehingga miskonsepsi yang terjadi dalam tidak terjadi miskonsepsi dalam memahami struktur Kimia akan dapat teratasi dan kemampuan atom khususnya dan Kimia Anorganik umumnya. generik kimia mahasiswa terkembangkan. Dengan teratasinya miskonsepsi maka pada pengem- Kajian Literatur bangan kimia selanjutnya memudahkan maha- Metode Praktikum siswa memahami konsep yang abstrak dari Kimia Praktikum berasal dari kata praktik yang artinya tanpa interpretasi yang salah lebih lanjut kemam- pelaksanaan senyawa nyata apa yang disebut dalam puan generik mahasiswa terbekali sehingga dapat teori. Praktikum adalah bagian dari pengajaran digunakan dalam kariernya kelak. Penelitian ini yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan mencoba menyajikan materi pokok bahasan dalam untuk menguji dan melaksanakan dikeadaan Kimia Anorganik mencakup struktur atom dan nyata. Pada hakikatnya kegiatan praktikum dapat Ikatan kovalen pada Karbon. Untuk pemahaman diartikan sebagai salah satu strategi mengajar struktur atom ini, mahasiswa tidak perlu melakukan dapat menggunakan pende-katan ilmiah terhadap pengamatan langsung pada spektrum atom gejala-gejala, baik gejala sosial, psikis, maupun hidrogen karena tidak tersedianya peralatan. pisik yang diteliti, diselidiki dan dipelajari. Praktikum Melalui praktikum ini akan disajikan data panjang berisi perintah- perintah yang harus dilakukan gelombang garis-garis spektrum atom hidrogen sesuai dengan prosedur kegiatan yang dilakukan yang diasumsikan bahwa data tersebut merupakan dan persoalan- persoalan yang dikerjakan atau hasil amatan praktikan sendiri. Kemampuan dijawab oleh siswa” (Azhar, 1993). Praktikum interpretasi mahasiswa akan dikembangkan memuat substansi kompetensi yang harus dikuasai dengan menghubungkan data tersebut untuk oleh siswa, dimana substansi yang akan dipelajari merumuskan deret Lyman, Balmer dan Paschen. harus ditulis secara lengkap dan disusun secara Kegiatan mahasiwa selanjutnya menetapkan RH sistematis, menampilkan substansi kompetensi dan diagram transisi-emisi atom Hidrogen menurut secara utuh. Dalam penyusunan substansi harus Bohr. Untuk lebih terarah disediakan lembar kerja sinkron dengan tujuan-tujuan pembelajaran yang yang harus diselesaikan untuk menguji pemahaman telah dirumuskan sebelumnya”.(IKIP Yogya,1997; praktikan terhadap materi yang bersangkutan. Acara http: // www. yahoo.com // Praktik). praktikum berupa penggunaan multimedia interaktif Metode praktikum adalah metode pemberian ini belum pernah dilaksanakan, apalagi perkuliahan kesempatan kepada anak didik perorangan atau dengan multimedia dan tampilan mekanika kuantum kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses dan struktur atom serta ikatan kovalensi pada atau percobaan. Dengan metode ini anak didik karbon. Untuk keperluan umpan balik disediakan diharapkan sepenuhnya terlibat merencanakan 555 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 5, September 2011 praktikum, melakukan praktikum, menemukan Jika sinar tersebut dilewatkan pada prisma atau fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variabel, kisi difraksi, sinar akan terpecah menjadi beberapa dan memecahkan masalah yang dihadapinya secara warna. Warna yang dapat anda lihat merupakan nyata ( Djamarah, 2002 ). Menurut (Roestiyah,1998) sebagian kecil dari spektrum emisi hidrogen. metode praktikum adalah salah satu cara mengajar, Sebagian besar spektrum tak terlihat oleh mata dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang karena berada pada daerah infra-merah atau ultra- suatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan violet. hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan Pada foto berikut, sebelah kiri menunjukkan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh bagian dari tabung sinar katoda, dan sebelah guru. Menurut (Sagala,2005), praktikum adalah kanan menunjukkan tiga garis yang paling mudah percobaan untuk membuktikan suatu pertanyaan dilihat pada daerah tampak (visible) dari spektrum. atau hipotesis tertentu. (mengabaikan “pengotor” “ biasanya berada di sebelah kiri garis merah, yang disebabkan oleh cacat Spektrum Emisi Atom Hidrogen pada saat foto diambil. Lihat catatan) Tabung sinar hidrogen merupakan suatu tabung Ada lebih banyak lagi spektrum hidrogen selain tipis yang berisi gas hidrogen pada tekanan rendah tiga garis yang dapat anda lihat dengan mata dengan elektroda pada tiap-tiap ujungnya. Jika anda telanjang. Hal ini memungkinan untuk mendeteksi melewatkan tegangan tinggi (kata-kanlah, 5000 pola garis-garis pada daerah ultra-violet dan infra- volt), tabung akan menghasilkan sinar berwarna merah spektrum dengan baik. Hal ini memunculkan merah muda yang terang. sejumlah “deret” garis yang dinamakan dengan Gambar 1. Spektrum emisi hidrogen hingga UV dan IR Lines get doser and doser together and eventully reach the “series limit Paschen series (infra-red) Balmer series (partly visible Liman series (ultra-violet) Gambar 2.Deret Lyman 556 Suyanti Dwi Retno dan Sugyarto, HK; Efektifitas Praktikum Multimedia Struktur Atom dalam Mengatasi Miskonsepsi Kimia Anorganik Mahasiswa nama penemunya. Gambar di bawah menunjukkan diungkapkan sebagai berikut: 1 ν ?= 1/? = 109679 ( 2 2 (dengan tiga dari deret garis tersebut, deret lainnya berada di daerah infra-merah, jika digambarkan terletak di sebelah kiri deret Paschen. Deret Lyman merupakan deret garis pada - 1 n2 ) cm-1, n = 3,4,5,6, ...........) daerah ultra-violet. Perhatikan bahwa garis makin merapat satu sama lain dengan naiknya frekuensi. Akhirnya, garis-garis makin rapat dan tidak mungkin diamati satu per satu, terlihat seperti spektrum kontinu. Hal itu tampak sedikit gelap pada ujung kanan tiap spektrum. Spektrum emisi atom hidrogen bebas dalam keadaan tereksitasi Spektrum emisi atom hidrogen bebas dalam keadaan tereksitasi ternyata terdiri atas beberapa set garis-garis spektrum yaitu satu set dalam daerah uv (ultra violet), satu set dalam daerah tampak (visible, artinya tampak oleh mata manusia) dan beberapa set dalam daerah inframerah (IR, infrared) dari spektrum elektro magnetik seperti ditunjukkan oleh Gambar Spektrum ini diperoleh bila cahaya pucat kebiruan dari gas hidrogen yang dipijarkan (artinya teratomisasi) dilewatkan pada sebuah prisma gelas. Bertahun-tahun para ilmuwan berusaha mendapatkan suatu pola formula yang melukis-kan hubungan antar panjang gelombang ( z) garis- garis spektrum atom hidrogen, dan akhirnya pada tahun 1885 J. Balmer (Swiss) berhasil menunjukkan bahwa grafik hubungan antara frekuensi ( z) dengan 1/n2 ternyata berupa garis lurus dengan mengikuti rumusan: z = 8,2202 x 1014 (1 - (dengan n = 3, 4, 5, 6, ....... ) ......... Oleh karena 1/? = ν dikatakan bahwa atom hidrogen dalam keadaan dasar atau ground state karena atom ini mempunyai energi terendah yang umumnya dicapai pada temperatur kamar untuk hampir sebagian besar unsur maupun molekul. hidrogen, dikatakan atom dalam keadaan tereksitasi yang tentunya relatif kurang stabil daripada keadaan dasarnya. Suatu atom atau molekul dapat berada dalam keadaan tereksitasi karena pengaruh pemanasan atau listrik, dan akan kembali ke keadaan dasar dengan memancarkan energi radiasi sebagai spektrum garis yang besarnya sama dengan perbedaan energi antara kedua tingkat energi yang ber-sangkutan.Dari persamaan (1.10) perbedaan energi, zE, antara dua orbit elektron n1 dan n2 (n2 > n1) dapat dinyatakan dengan formula: me4 zE = 8εo 2 h 2 1 1 2 2 n n2 ) ( 1 - Dengan mengenalkan besaran energi cahaya zE = h ? = h c ν , ke dalam persamaan (1.11) diperoleh: ) Hertz me4 (1.1) (bilangan gelombang) dan Untuk keadaan tingkat energi yang lebih tinggi, yaitu n > 1 untuk atom menurut Einstein , 4 n2 Bila elektron menempati orbit pertama (n = 1), z z = c / z, maka persamaan (1.1) dewasa ini sering z = dan 8εo 2 h3 = (- ) (- ) ......... (1.2) ......... Persamaan diatas ini jelas identik dengan persamaan 557 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 5, September 2011 Ritz (1.5), sehingga tetapan Rydberg, RH, dapat Hal ini didukung oleh kanyataan bahwa miskon- dihitung secara teoretik yaitu sebesar 109708 cm-1; sepsi dapat berlangsung dalam kurun waktu cukup suatu hasil yang sangat mentakjubkan dibandingkan lama, namun jika “konsep-konsep peng-hubung” dengan hasil eksperimen, RH = 109679 cm-1. diintegrasikan ke dalam kerangka konseptual Dengan demikian, Bohr mampu mendemonstrasikan seseorang, ternyata “miskonsepsi’ menjadi hilang. perhitungan-perhitungan yang cukup akurat Berbagai usaha telah dilakukan oleh guru terhadap spektrum garis atom hidrogen. (dosen) agar “transfer ilmu” berlangsung dengan “benar” dan lancar, misalnya dengan model-model Miskonsepsi yang dapat divisualisaikan, demonstrasi dan atau Materi pembelajaran atau perkuliahan pada kegiatan laboratorium, dan sebagainya. umumnya disampaikan secara Namun lisan - ceramah demikian kenyataan menunjukkan bahwa (maha) dan menunjuk pada beberapa buku sebagai daftar siswa tidak hanya mendapat kesulitan dalam belajar pustaka yang disarankan untuk dibaca oleh (maha) kimia melainkan terjadi miskonsepsi. siswa. Fungsi guru (dosen) yang dominan yaitu miskonsepsi dalam kimia baik bagi siswa SMU menstransfer konsep-konsep (IPA-kimia) ke dalam maupun hingga tingkat universitas pada berbagai diri (maha)siwa. Pelajar benar-benar membangun macam konsep dalam bidang Kimia Dasar, Kimia konsep-konsepnya sendiri. Terjadinya Bangun konsep Anorganik, Kimia Fisik, maupun Ikatan Kimia telah (kimiawi) yang dimiliki pelajar sering berbeda dari banyak dilaporkan oleh para ahli pendidikan kimia bangun konsep yang dimiliki instruk-tornya dan (sebagaimana dinyatakan dalam daftar pustaka ini). yang telah dicoba dipresentasikan. konsep ini oleh Perbedaan Kesulitan pemahaman konsep-konsep (IPA) para ahli peneliti pendidikan kimia tertentu hingga mengakibatkan terjadinya (Nakhleh, 1992) dilukiskan secara variatif sebagai m i s ko n s e p s i , b a ra n g k a l i b e r g a n t u n g p a d a “prekonsepsi”, miskon-sepsi”, “kerangkakerja karakteristik konsep-konsep itu sendiri disamping alternatif”, “pengetahuan anak”, “sistem deskriptif kultur (maha)siswa. Berdasarkan teori konstruk- pelajar” dan “sistem ekplanatori”. tivistik, ilmu pengetahuan dibangun dalam pikiran Nakhleh (1992) menyatakan bahwa “miscon- (maha)siswa (Bodner, 1986); pembentukan ception means any concept that differs from the konsep dalam pikiran ini dipengaruhi oleh pre- commonly accepted scientifict under-standing of the konsep yang ada sebelumnya. Dengan demikian term”; Novak & Gowin (1986) menyatakan hal yang “kekeliruan” pembentukan konsep yang ditransfer sejalan bahwa “misconception is the term commonly akan menghasilkan konsep yang berbeda (“salah”) used to describe an unaccepted (and not necessarily dari kebenaran konsep yang diharapkan. wrong) interpretation of a concept illustrated in saja miskonsepsi diyakini ada hubungannya dengan the state-ment in which the concept is embedded. rendahnya prestasi hasil belajar khususnya jika alat Tetapi, van den Berg (1991) menegas-kan bahwa evaluasi belajar benar-benar menuntut kebenaran dalam bidang ipa, “miskonsepsi” umumnya identik konsep. Tentu dengan “kesalahan”. Jadi, istilah miskonsepsi Contoh miskonsepsi yang sering terungkap diartikan sebagai konsep apa saja yang berbeda dalam beberapa pernyataan misalnya: 1) Untuk dari pemahaman ilmiah/saintifik yang umumnya melihat benda-benda yang yang berukuran mickro diterima untuk konsep yang bersangkutan. Sekali dipakai mikroskop, sebab mikroskop memperbesar terintegrasi ke dalam struktur kognitif pelajar, ukuran benda yang bersangkutan; 2) Kecepatan miskonsepsi mempe-ngaruhi proses belajar benda jatuh (bebas) bergantung pada massa (berat) selanjutnya. Informasi baru yang masuk ke dalam benda yang bersangkutan, makin berat makin cepat struktur kognitif tidak terkoneksi secara tepat, jatuhnya; dan 3) Jika sebatang pensil dimasukkan sehingga terjadilah pemahaman yang lemah atau ke dalam air (dalam gelas), maka pensil tersebut pemahaman-salah (misunderstanding) terhadap akan menjadi bengkok. konsep yang bersangkutan. Namun demikian, Novak & Gowin (1986) berpendapat bahwa makna Metode Evaluasi Miskonsepsi yang ter-ungkap bukanlah suatu miskonsepsi pada Pendekatan paling umum dilakukan untuk (maha)siswa, melainkan pada makna fungsional. memperoleh informasi perihal miskonsepsi yaitu 558 Suyanti Dwi Retno dan Sugyarto, HK; Efektifitas Praktikum Multimedia Struktur Atom dalam Mengatasi Miskonsepsi Kimia Anorganik Mahasiswa melalui metode wawancara dan atau “open-ended mereka. Dia menyatakan hampir 100 guru pada responses” terhadap pertanyaan atas topik spesifik. sekolah tingkat elementry hingga universitas Untuk pengajaran dalam klas, pen-dekatan alternatif yang membantu mengembangkan dan menilai dapat menggunakan item yang didasarkan pada pendekatan ini pada pembelajaran konsep. Dia format pilihan ganda, namun lebih tepat disertai merekomendasikan pada bagian I bahwa guru alasan jawaban termasuk item-miskonsepsi (De Vos kimia menyelidiki apa yang dipikirkan siswa tentang & Verdonk, 1987). ide-ide sains sama sebelum latihan dimulai dan Item tes dapat pula disusun dalam bentuk uraian perihal suatu konsep, dengan mengekplorasi model isian singkat. Pada dasarnya Novak & Gowin pada sebuah dasar yang berke-lanjutan sebagai (1986) menyata-kan bahwa terjadinya miskonsepsi sebuah bagian penting dari proses belajar mengajar. dapat dirunut dengan mengidentifikasi adanya “konsep-konsep” penghubung yang hilang. persepsi siswa dari konsep kimia Pada sains, sering ada banyak gagasan yang seringkali disalahtafsirkan. Hal ini dapat menyebabkan pelajar meniru dengan membuat Miskonsepsi Kimia pengertian dari konsep abstrak. Juga karena Kesalahan-kesalahan dalam pemahaman konsep sains terus menerus mengalami perubahan untuk (miskonsepsi) kimia akan memberikan penyesatan beradaptasi dengan penemuan dan metode baru. lebih jauh jika tidak dilakukan pembenahan. Anehnya miskonsepsi itu sering sekali tidak disadari Metode Penelitian oleh pengajar kimia.(Barke, 2009). Subjek dan Objek Penelitian Bahasan mengenai miskonsepsi tentang Dalam penelitian ini, mahasiswa Jurusan Kimia pelajaran kimia sudah sangat banyak diteliti oleh yang mengambil mata kuliah Kimia Anorganik para guru, mahasiswa, peneliti-peneliti di Indonesia. Logam tahun akademik Januari-September 2011 Namun dari apa yang mereka hasilkan itu sangat merupakan subjek penelitian. Aspek kualitas sedikit yang dipublikasikan. Entah alasannya apa, perkuliahan dan kegiatan praktikum serta prestasi mungkin takut dijiplak. Padahal jika hasilnya hasil belajar dalam bentuk nilai akhir dan praktikum dipublikasikan tentu akan sangat berguna bagi untuk pokok bahasan terkait dengan materi praktisi pengajar untuk mata pelajaran yang perkuliahan serta miskonsepsi yang teratasi menjadi fokus penelitiannya. merupakan objek penelitian ini. Miskonsepsi siswa sebelum dan sesudah Aspek kualitas perkuliahan dan kegiatan pengajaran formal menjadi suatu perhatian praktikum, prestasi hasil belajar dalam bentuk nilai utama diantara para peneliti di Pendidikan Sains kuliah dan praktikum untuk kajian kemas rapat karena mereka mempengaruhi bagaimana siswa geometri kristal kimiawi serta miskonsepsi yang mempelajari ilmu pengetahuan baru. Memainkan teratasi melalui penggunaan produksi media dan sebuah peranan penting pada pembelajaran multimedia komputer merupakan objek penelitian ini berikutnya dan menjadi sebuah halangan dalam memperoleh tubuh yang benar dari pengetahuan. Setting Penelitian Pada tulisan ini beberapa miskonsepsi siswa tentang Penelitian dilaksanakan di Jurusan Kimia - FMIPA- ikatan kimia diberikan dalam sebuah literatur yang UNIMED, dalam semester genap Januari-September telah diselidiki dan disajikan. Untuk tujuan ini, suatu 2011. Kegitan dibagi dalam 2 (dua) tahap, yaitu: literatur yang diperinci melihat tentang ikatan kimia a) Mahasiswa secara kelompok diminta melakukan dari data yang telah dikumpulkan dan disajikan praktikum multimedia Struktur Atom dan Ikatan menurut masa lalu. Kimia dengan petunjuk dari Dosen peneliti dan Miskonsepsi kimia adalah sebuah hasil dari diminta menjelaskan setiap fenomena yang Royal Society dari program kimia untuk mendukung diamati berdasarkan reaksi-reaksi kimia. Pekerjaan pendidikan pada sains kimia. Keith Taber adalah mahasiswa berkelompok seorang ahli di sekolah RSC pada tahun 2000-2001. dibandingkan buatan tim peneliti; dan b) Hasil Dia mengembangkan materi ini untuk membantu pekerjaan mahasiswa setelah dipresentasikan dan para guru dalam menggunakan ’konsep alternatif’ dibuat laporannya dinilai dan dianalisis terhadap yang membawa siswa dalam pembe-lajaran kimia kemampuan penguasaan materi kimia umum tersebut dinilai dengan 559 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 5, September 2011 berbasis multimedia serta hasilnya direkam. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan normalized gain score comparison group design. Metode perbandingan ini dimodifikasi dari (Sumber: Creswell,JW,1994) desain eksperimen pretest post-test kelompok eksperimen. Dengan demikian, desain eksperimental Ketiga, tahap akhir penelitian berbentuk: Dengan X1 adalah model praktikum dan kuliah Berupa revisi acara praktikum dan perkuliahan Kimia Anorganik Non Logam dengan multimedia, berbasis multimedia yang berkaitan dengan jenis X2 model regular, O adalah pretest dan post-test. material maupun pola pendekatannya untuk Subyek penelitian ini adalah mahasiswa semester 2 keperluan praktikum dan perkuliahan kimia program S1 jurusan Kimia yang sedang mengikuti Anorganik Logam tahun-tahun mendatang serta mata kuliah Kimia Anorganik terkait struktur atom analisis kemampuan generik kimia berdasarkan tahun akademik 2010/2011. postes. Mentabulasi miskonsepsi kimia yang terjaring dan teratasi melalui praktikum tanpa bahan Desain Tahapan Penelitian kimia ini. Penelitian ini mengikuti desain tahapan-tahapan Metode Pengumpulan dan Analisis Data sebagai berikut. Pelitian ini bersifat deskriptif, yang berusaha Pertama, tahap persiapan. memperoleh gambaran pemahaman konsep-konsep Tahapan ini mencakup berbagai kegiatan, yaitu: struktur atom dan ikatan kimia dalam bentuk a) penyusunan materi praktikum dalam bentuk prestasi hasil belajar pada diri mahasiswa, dan lembar kerja yang disusun secara sistematik dalam kualitas pembelajaran kegiatan praktikum berbasis pokok bahasan Struktur Atom dalam hal ini telah multimedia. Oleh karena itu, metode pengumpulan selesai ditulis dan siap digandakan; b) pembuatan data (nilai) dilakukan secara dokumentatif dan CD berbasis web dalam bentuk hyperteks untuk analisis data berupa perhitung-an persentase tingkat perangkat perkuliahan Kimia Anorganik topik capaian nilai pokok bahasan yang bersangkutan, struktur atom; c) penyediaan perangkat media grafis dan analisis data perihal kemampuan generik seperti kertas foto, plastik printable dan blank cd yang terkembangkan dan respon mahasiswa untuk mendukung pembelajaran; d) penyusunan terhadap pelaksanaan kegiatan praktikum tersebut. lembar observasi untuk keperluan monitoring Pengolahan data selanjutnya dilakukan:1) Analisis maupun komentar mahasiswa; dan e) penyusunan kemampuan generik dijaring dari data pre test; 2) jadwal pelaksanaan perkuliahan. Data hasil observasi selama pembelajaran di kelas dan “praktikum” produksi media dan modeling Kedua, tahap pelaksanaan. kemas rapat di jadikan bahan penilaian sebenarnya Tahapan ini (hanya dalam satu siklus) men-cakup:a) (authentic assesment); 3) Analisis kemampuan Pre test; b Pelaksanaan pembelajaran dengan generik yang teratasi didasarkan pada data pos praktikum multimedia Kimia Anorganik topik test; dan 4) Peningkatan hasil belajar Kimia struktur atom; c) pelaksanaan kegiatan praktikum Anorganik Non Logam di hitung berdasarkan gain interaktif yang berupa praktikum multimedia ternormalisasi (Meltzer, 2002 dalam Suyanti, 2006): berbagai fenomena, pengisian lembar kerja mahasiswa, dan lembar “observasi” bagi pemonitor (asisten praktikum) dan bagi mahasiswa; d) kegiatan berikutnya yaitu analisis hasil lembar kerja praktikan, dan lembar observasi; dan e) Pos test 560 g = Spost - Spre Smax - Spre Kategori perolehan skor : Suyanti Dwi Retno dan Sugyarto, HK; Efektifitas Praktikum Multimedia Struktur Atom dalam Mengatasi Miskonsepsi Kimia Anorganik Mahasiswa Tinggi : g > 0,7 Tabel 1. Prestasi Belajar Mahasiswa Sedang : 0,3<g<0,7 ; Rendah : g < 0,3 Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Belajar mahasiswa setelah melaksanakan praktikum multimedia berbasis inquiry sebagai berikut. Energi ionisasi atom hidrogen yaitu energi yang dibutuhkan untuk mengeluarkan elektron valensi (1s1), besarnya yaitu 109679 cm-1 Hubungan matematisnya: Tabel diatas menunjukkan bahwa postes yang diperoleh mahasiswa sudah masuk dalam kategori tinggi dibanding penelitian penggunaan media peraga kemas rapat geometri dengan data sebagai Pengaturan ulang persamaan tersebut akan berikut: menghasilkan persamaan baik untuk panjang gelombang maupun frekuensi. Penulusuran Tetapan Rydberg Grafik hubungan ν dengan untuk deret Lyman /103 cm-1 Setelah melakukan penelusuran tersebut, persepsi mahasiswa di ases sebagai berikut Hubungan Perbedaan tingkat energi: Grafik yang menunjukkan respon mahasiswa diatas ditampilkan. D l / (nm) l1 - ln Deret l / (nm) õ / cm-1 ln - l(n+1)Deret Lyman Dõ/(cm-1) õ(n+1)-õn õn - õ1 L(1) 121,567 82259,17 18,995 15233,33 18,995 L(2) 102,572 97492,49 15233,33 5,318 5331,04 24,313 L(3) 97,254 102823,53 20564,37 2,280 2468,44 26,593 L(4) 94,974 105291,97 23032,81 1,194 1340,57 27,787 L(5) 93,780 106632,54 24373,38 0,705 807,69 28,492 L(6) 93,075 107440,24 25181,07 ....... 30,392 L(¥) 91,175 109679,00 27419,83 561 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 5, September 2011 Ditinjau dari kemampuan inquiry mendapatkan Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa siswa tetapan Rydberg maka berbagai miskonsepsi dalam sangat antusias dengan media peraga yang mereka analisis secara mendalam terhadap spektrum atom buat dan digunakan untuk memecahkan masalah hidrogen yang merupakan suatu langkah awal yang bagaimana menghitung energi emisi pada berbagai frequency speedspectrum: of light Lyman, Balmer, deret Pascen dan Pfund. (greek letter, nu) paling fundamental dalam usaha elusidasi struktur Pembahasan menelusuri kerja para ilmuwan kimia. Bertahun- Mengacu pada hipotesis tindakan “Implementasi tahun para ilmuwan berusaha mendapatkan suatu perkuliahan dan praktikum Struktur Atom secara pola formula yang interaktif berbasis multimedia yang mampu panjang gelombang ( z ) garis-garis spektrum mengatasi miskonsepsi wavelength dan meningkatkan kemampuan generik kimialambda mahasiswa, maka (greek letter, atom hidrogen, dan akhirnya pada tahun 1885 J. dilihat dari prestasi belajar pada table 1 rerata hubungan antara frekuensi (z) dengan 1/n2 ternyata prestasi mahasiswa sudah termasuk kategori baik. berupa garis lurus dengan mengikuti rumusan: elektronik suatu atom telah teratasi (Sugyarto,2011) Hal ini memberi pengalaman kepada mahasiswa melukiskan hubungan antar Balmer (Swiss) berhasil menunjukkan bahwa grafik S Persamaan garis lurus: y = 109,679 x + 109,679 Titik eksplotasi. L ( ) = 109,679 cm-1 (perpotongan dengan ordinat) Harga batas deret, L( ) = 109,679 cm-1 (dari tabel) S Tabel 2. Respon mahasiswa terhadap praktikum dengan alat peraga 562 z Suyanti Dwi Retno dan Sugyarto, HK; Efektifitas Praktikum Multimedia Struktur Atom dalam Mengatasi Miskonsepsi Kimia Anorganik Mahasiswa Grafik 3. Respon mahasiswa terhadap praktikum dengan media = 8,2202 x 1014 (1 - ) Hertz (dengan n = 3, 4, 5, hasil amatan praktikan sendiri guna merumuskan 6, ....... ) deret Lyman, Balmer dan Paschen. Kegiatan ......... (1.1) Oleh karena 1/z= (bilangan gelombang) dan z z = c /z, maka persamaan (1.1) dewasa ini sering mahasiwa selanjutnya menetapkan RH dan diagram diungkapkan sebagai berikut: lebih terarah disediakan lembar kerja yang harus z= 1/z = 109679 (- ) cm-1, (dengan n = 3,4,5,6, ...........) transisi-emisi atom Hidrogen menurut Bohr. Untuk diselesaikan untuk menguji pemaham-an praktikan terhadap materi yang bersangkutan. Acara praktikum berupa penggunaan multimedia interaktif ini Dalam kurun waktu kira-kira 40 tahun kemudian didukung dengan multimedia dan tampilan mekanika akhirnya ditemukan beberapa deret garis lain kuantum dan struktur atom. Dengan praktikum ini yang mirip dengan deret Balmer. Deret baru ini maka miskonsepsi terkait struktur atom teratasi dan kemudian diberi nama sesuai dengan penemunya, hasil belajar Kimia Anorganik mahasiswa mencapai yaitu Lyman (1906) yang terpencar pada daerah rerata 82.78. Sikap Mahasiswa terhadap kegiatan ultraviolet, Paschen (1908) yang terpencar pada praktikum tersebut sangat positip (92% responsive). daerah iframerah-dekat, Brackett (1922) yang Dengan teratasinya miskonsepsi tersebut maka terpencar pada daerah inframerah, dan deret) Pfund prestasi belajar mahasiswa meningkat signifikan. (923, yang terpencar pada daerah inframerah-jauh. Kemampuan generik yang terkembangkan antara Dari aspek persepsi mahasiswa terhadap kegiatan lain kemampuan pengamatan tak langsung guna praktikum multimedia ini menunjukkan sikap memahami penentuan tetapan Rydberg sebagai- positip yang berarti media pembelajaran ini sangat mana dilakukan oleh para saintis. membantu pemahaman konsep yang benar tentang Struktur Atom pada mahasiswa yang pada gilirannya Saran akan membekali berbagai kemampuan generic kimia Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian maka seperti pengamatan tak langsung dan logical frame disarankan sebagai berikut: juga logical inference dan pemodelan. Pertama, Pengembangan (try out) penelusuran mendapatkan pengetahuan (construct) seperti Simpulan dan Saran tetapan Rydberg akan memberikan pengalaman Simpulan belajar yang bermakna bagi mahasiswa. Kedua, Kemampuan interpretasi mahasiswa terkembang- p e n e ra p a n s t ra t e g i p e m b e l a j a ra n i n q u i r y kan dengan menghubungkan data panjang termodifikasi dan terbimbing sangat tepat dalam gelombang garis-garis spektrum atom hidrogen menggunakan media peraga dan aplikasi numerasi yang diasumsikan bahwa data tersebut merupa-kan dalam perkuliahan terintegrasi guna mengatasi 563 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 5, September 2011 miskonsepsi dalam Kimia Anorganik. Solving”, Journal of Chemical Education, Pustaka Acuan 1990, 67, 253 - 254 Azhar, L. 1993. Proses Belajar Mengajar Pola CBSA, Usaha Nasional, Surabaya. Barke, Al Hazhari, Siretsi Barek. 2009. Misconceptions in Chemistry, Springer, Berlin Heidelberg. Bodner, G. M., “Constructivism: A Theory Suyanti D Retno. 2006. Pembekalan Kemampuan Generik Bagi Calon Guru Melalui Pembelajaran Kimia Anorganik Berbasis Multimedia Komputer, Disertasi, SPS UPI, tidak diterbitkan. Sugyarto. H K., dan Suyanti; DR. 2011. Kimia of Knowledge”, Journal of Chemical Anorganik non Logam, Graha Ilmu, Education, 1986, 63, 873 – 878. Yogyakarta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta “IKIP Yogya. 1997. http: // www. yahoo.com // Praktikum (Accessed February 2011). Roestiyah, N.K. 1998. Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Creswell W. John. 1994. Research Design, Sage Publications, New Delhi Sawrey, B. A., “Concept Learning versus Problem Nakhleh, M.B. 1992. “Why Some Students Don’t Learn Chemistry : Chemical Misconceptions”. Journal of Chemical Education, 69, 191-196. Novak, J. D., and Gowin, D. B. 1986. Learning How to Learn, Cambridge, Cambridge University Press. Peterson, R.F., and Treagust, D.F. 1989 “Grade-12 Students’ Misconseptions of Covalent Bonding and Structure”. Journal of Chemical Education , 66, 459-460. Sagala, Saiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung. De Vos, W., and Verdonk, A.H. 1987. “A New Road to Reactions”, The Substance and Its Molecules. Journal of Chemical Education, 64, 692-694. 564