BAB I PENDAHULUAN

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peranan pasar modal Indonesia sebagai salah satu media investasi semakin
diperhitungkan, hal ini dapat dilihat dari kenaikan volume maupun nilai transaksi
perdagangan, terlebih setelah kondisi perekonomian Indonesia semakin membaik.
Perdagangan saham di Pasar Modal yang semakin berkembang dipicu oleh semakin
banyaknya perusahaan yang go public, sehingga jenis saham yang ditawarkan
semakin bervariasi.
Maraknya perdagangan saham di Pasar Modal Indonesia salah satunya di
Bursa Efek Jakarta yang mulai tanggal 30 Nopember 2007 telah efektif bergabung
dengan Bursa Efek Surabaya dan berganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)
dapat memberikan peluang bertambahnya modal bagi emiten sehingga dapat
melakukan ekspansi usaha atau memperbaiki struktur modalnya agar dapat lebih
bersaing dalam menjalankan usahanya, serta memberikan peluang memperoleh
keuntungan bagi investor.
Banyaknya saham yang diperdagangkan di Pasar modal menyebabkan
investor dihadapkan pada banyak alternatif pilihan saham. Agar investor memperoleh
keuntungan maksimal maka seorang investor harus dapat melakukan analisis terhadap
saham yang berpeluang memberikan keuntungan yang maksimal. Investor akan
membutuhkan informasi yang selengkap-lengkapnya dalam melakukan analisis
investasinya. Informasi tersebut dapat diperoleh dari internal maupun external emiten.
Informasi eksternal dapat berupa informasi kondisi politik, ekonomi, sosial, budaya
dan keamanan suatu negara, sedangkan informasi internal dapat berupa laporan
keuangan perusahaan yang menunjukkan posisi keuangan dan kinerja suatu
perusahaan, dan pengumuman-pengumuman yang dikeluarkan oleh perusahaan
emiten.
1
Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia setiap tahun berkewajiban
untuk menyampaikan laporan tahunan kepada Bursa Efek Indonesia dan kepada
Publik. Laporan tahunan baik yang bersifat moneter maupun nonmoneter merupakan
sumber informasi bagi investor sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam
pengambilan keputusan investasi di pasar modal. Pada pasar modal efisien, harga
saham akan mencerminkan semua informasi yang relevan dan pasar akan bereaksi
apabila terdapat informasi baru yang berkaitan dengan pasar modal.
Informasi laporan keuangan yang disampaikan emiten kepada publik, akan
diterima dan dianalisis oleh investor sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan investasi. Analisis ini dilakukan karena mereka menyadari bahwa investasi
saham tidak terlepas dari resiko yang berkaitan dengan ketidakpastian tentang return
dari investasi.
Menurut Tatang Ary Gumanty, setidaknya dikenal ada dua analisis investasi
atas saham yang paling umum diketahui, yaitu analisis fundamental (fundamental
analysis) dan analisis teknikal (technical analysis). Menurut Jones, analisis teknikal
merupakan analisis yang didasarkan pada informasi berbasis pasar dalam
memprediksi pergerakan harga saham individual atau pasar secara keseluruhan
(Tatang Ary Gumanti,2011:294). Analisis teknikal juga dikenal dengan sebutan
analisis pasar (market analysis) atau analisis internal (internal analysis). Penyebutan
tersebut didasarkan pada alasan karena analisisnya didasarkan pada pemanfaatan
catatan-catatan di pasar dalam rangka mencoba mengestimasi atau menilai besar
kecilnya permintaan dan penawaran saham suatu perusahaan. Pendekatan teknikal
dilakukan dengan cara mengevaluasi kinerja saham dengan pola teknis perusahaan
dan juga perekonomian (Tatang Ary Gumanti, 2011:294-295).
Menurut Tatang Ary Gumanti, analisis fundamental mencakup pendugaan
atas nilai saham atau ekuitas suatu perusahaan tanpa menggunakan informasi harga
saham sebagai acuan dalam menilai saham suatu perusahaan yang diperdagangkan di
pasar modal. Salah satu fungsi utama dalam pendekatan fundamental adalah analisis
2
berkaitan dengan laporan keuangan perusahaan (financial statement report).
Pendekatan fundamental menilai suatu sekuritas (saham) biasanya menggunakan
pendekatan laba perusahaan, tingkat pertumbuhan dividen, kas yang tersedia, P/E
ratio, atau pendekatan lain yang menggunakan informasi di laporan keuangan.
Pendekatan PER sangat terkenal dan telah dipakai di banyak negara, untuk
mengestimasi harga saham, karena kepopulerannya pendekatan PER telah
dimasukkan dalam laporan tahunan Emerging Capital Market Factbook yang
diterbitkan International Finance Corporation (Mohammad Samsul, 2006).
Kelebihan dari pendekatan PER terletak pada model yang sederhana. Menurut
Mohamad Samsul (2006;166) PER dipengaruhi oleh dua faktor yaitu laba per saham
(earning per share) dan harga saham. Price Earning ratio (PER) merupakan ukuran
yang paling sering dipakai oleh investor untuk menilai apakah investasi modal yang
dilakukannya menguntungkan atau merugikan. Pentingnya PER dalam pengambilan
keputusan investasi, maka perlu meneliti beberapa faktor yang mungkin
mempengaruhi nilai PER
Menurut Husnan (2005) ada tiga komponen yang mempengaruhi besar /
kecilnya PER diantaranya adalah :
1. Dividen Payout Ratio, menunjukkan besarnya dividend yang akan dibayarkan
perusahaan kepada investor dari earning yang diperoleh, dengan kata lain
DPR merupakan perbandingan antara divident yang dibayarkan perusahaan
terhadap earning yang diperoleh perusahaan.
2. Tingkat return yang disayaratkan, yang merupakan tingkat return yang
disyaratkan investor atas suatu saham sebagai kompensasi atas resiko yang
harus ditanggung investor.
3. Tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan, merupakan fungsi dari
besarnya ROE dan tingkat laba ditahan.
Penelitian-penelitian yang telah dilakukan dalam rangka mengkaji Faktorfaktor yang berpengaruh pada PER telah banyak dilakukan diantaranya Arief Akbar
3
(2005) melakukan penelitian terhadap beberapa faktor yang mempengaruhi PER
diantaranya faktor Price Book Value, Dividen Payout Ratio, Leverage Ratio,
Operating Profit Margin, Return on Equity, Return on Asset, dan Current Ratio.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama – sama, variabel Price Book
Value, Dividen Payout Ratio, Leverage Ratio, Operating Profit Margin, Return on
Equity, Return on Asset, dan Current Ratio, berpengaruh terhadap tingkat Price
Earning Ratio (PER). Dan variabel Price Book Value memiliki pengaruh yang
dominan terhadap Price Earning Ratio (PER).
Aulia Nur Rizki (2013) melakukan penelitian pengaruh Pertumbuhan
Penjualan, Return on Equity, Debt to Equity Ratio, dan Dividen Payout Ratio
terhadap Price Earning Ratio (PER). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara
bersama – sama semua variabel yaitu Pertumbuhan Penjualan, Return on Equity, Debt
to Equity Ratio, dan Dividen Payout Ratio berpengaruh terhadap Price Earning Ratio
(PER). Dan secara parsial, Return on Equity dan Dividen Payout Ratio berpengaruh
signifikan terhadap Price Earning Ratio (PER), sedangkan Pertumbuhan Penjualan
dan Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Price Earning Ratio
(PER).
Triya Ayu Ariani (2012) melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap PER, diantaranya adalah faktor Net Profit Margin (NPM),
Return on Equity (ROE), dan Basic Earning Power (BEP) pada perusahaan
manufaktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama – sama rasio-rasio
keuangan (faktor Net Profit Margin (NPM), Return on Equity (ROE), dan Basic
Earning Power (BEP)) berpengaruh secara signifikan terhadap price earning ratio
(PER). Dan secara parsial, Net Profit Margin (NPM) berpengaruh secara signifikan
terhadap Price Earning Ratio (PER), Return on Equity mempunyai hubungan yang
negative dan signifikan terhadap Price Earning Ratio (PER), sedangkan Basic
Earning Power memiliki hubungan yang positif signifikan terhadap Price Earning
Ratio (PER).
4
Deti Kuntarti (2012) melakukan penelitian mengenai pengaruh Dividen
Payout Rasio (DPR) dan Return on Equity (ROE) terhadap Price Earning Ratio
(PER) pada perusahaan manufaktur sector Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek
Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut yaitu Dividen
Payout Ratio (DPR) dan Return on Equity (ROE) tidak menunjukkan pengaruh yang
signifikan terhadap Price Earning Ratio (PER).
Dinda Sartika Priandini. (2012), melakukan penelitian Pengaruh Current
Ratio, Quick Ratio dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Price Earning Ratio
(PER). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama – sama Current Ratio,
Quick Ratio dan Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap Price
Earning Ratio (PER). Secara parsial, Current Ratio dan Quick Ratio tidak memiliki
pengaruh terhadap Price Earning Ratio (PER). Sedangkan Debt to Equity Ratio
(DER) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Price Earning Ratio (PER).
Yudi Santosa (2009) melakukan penelitian terhadap Analisis Pengaruh Faktor
Leverage, Dividen Payout Ratio, Earning Growth, Size, dan Arus Kas Operasi
terhadap Price Earning Ratio (PER) di Bursa Efek Jakarta Periode Tahun 2004 s/d
2006. Hasil penelitian menyebutkan bahwa secara bersama – sama faktor Leverage,
Dividen Payout Ration, Size, Earning Growth dan Arus Kas berpengaruh secara
signifikan terhadap Price Earning Ratio (PER) pada perusahaan di Bursa Efek
Jakarta. Secara parsial menyebutkan bahwa faktor Dividen Payout Ratio, Size dan
Earning Growth berpengaruh secara signifikan terhadap Price Earning Ratio (PER),
sedangkan faktor Leverage dan Arus Kas tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap Price Earning Ratio (PER).
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
ulang mengenai pengaruh Dividen Payout Ratio (DPR) dan Debt to Equity Ratio
(DER) terhadap Price Earning Ratio (PER) pada sektor Industri barang konsumsi
(Consumer Goods) dengan Judul penelitian “Pengaruh Dividen Payout Ratio (DPR)
5
dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Price Earning Ratio (PER) pada sektor
industri Consumer Goods di Bursa Efek Indonesia periode 2009 – 2011”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan bahwa
permasalahan yang diteliti dalam penyusunan skripsi ini, sebagai berikut:
1. Apakah Didiven Payout Ratio berpengaruh secara parsial terhadap price
earning ratio (PER) pada perusahaan di sektor Consumer Goods yang
terdaftar di BEI periode 2009 - 2011?
2. Apakah Debt to Equity Ratio berpengaruh secara parsial terhadap price
earning ratio (PER) pada perusahaan di sektor Consumer Goods yang
terdaftar di BEI periode 2009 - 2011?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk menguji pengaruh Didiven Payout Ratio secara parsial terhadap
price earning ratio (PER) pada Sektor Industri Consumer Goods di Bursa
Efek Jakarta periode tahun 2009 s.d 2011.
2. Untuk menguji pengaruh Debt to Equity Ratio secara parsial terhadap
price earning ratio (PER) pada Sektor Industri Consumer Goods di Bursa
Efek Jakarta periode tahun 2009 s.d 2011.
6
2. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama
bagi pihak – pihak berikut ini:
1. Bagi Penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
penulis mengenai masalah yang diteliti.
2. Bagi Perusahaan emiten, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
gambaran mengenai faktor yang mempengaruhi PER dan pentingnya PER
dalam menarik minat investor untuk membeli saham perusahaan melalui
Bursa, serta dapat digunakan dalam membuat strategi kebijakan struktur
modal dan hutang, kebijakan dividen untuk mempertahankan /
meningkatkan nilai saham perusahaan.
3. Bagi Investor, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan investasi
4. Bagi kalangan akademisi dan para peneliti, diharapkan penelitian ini dapat
digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.
7
Download