KAJIAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH BUMI MASYARAKAT

advertisement
1
KAJIAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH BUMI MASYARAKAT
DESA KARANGMOJO KECAMATAN PLANDAAN KABUPATEN JOMBANG
Qurrotul Ainiyah1, Ayu Mira Mardani2
Program Studi S-1 Pendidikan Agama Islam, STIT al Urwatul Wutsqo Jombang
[email protected]
ABSTRACT
Islamic Characteristics can be known from genuine faith both the content and process. That
faith will make a dedication to God, which further free-spirited, independent and not subject to man
and others who replace God. When the tradition and culture of religion eventually accommodated
in a religious teachings emerged as ingrained in a community. Earth alms or known with “Sedekah
Bumi” which held in the village Karangmojo Jombang District of Plandaan rooted "gugon tuhon"
meaning some believed were correct that there is no clear source, but digugu 'trusted' with satuhu
'absolutely'. This study was aimed to determine the earth alms ritual in the village Karangmojo
Plandaan Jombang with the Islamic perspective. This type of research is a field research. Data was
collected with interview, observation and documentation. The analysis includes data reduction,
presentation, and drawing conclusions and verification. While testing the validity of the data is
done by triangulation techniques and resources.
“Sedekah bumi” tradition in the village Karangmojo Plandaan Jombang is one form of
traditional ritual that goes hereditary, do one once after harvest to two on Friday Pahing. Society
brings cone or food was escorted to the village square and prayed. Prayer sung to the Arabic
language and Java led by Islamic elders trusted by peoples. It is regarded as one of the symbols of
human respect for the land is the source of life and gratitude to the Almighty. Food or cone are
eaten together and there are dedicated to punden also enlivened by the appearance of offerings
Jaranan group. „Sedekah bumi‟ ritual not purely as cultural activities / customs / local local
traditions, but still contained the belief in the One who can bring good luck, prosperity, happiness,
safety and so forth. But it does contain elements of polytheism and redundancy.
Keywords: Islamic Studies, “Sedekah Bumi” tradition
ABSTRAK
Karakteristik Islam dapat diketahui melalui bidang akidah yang bersifat murni baik isinya
maupun prosesnya. Akidah demikian itulah yang yang akan melahirkan bentuk pengabdian hanya
pada Allah, yang selanjutnya berjiwa bebas, merdeka dan tidak tunduk kepada manusia dan lainya
yang menggantikan posisi Tuhan. Ketika tradisi dan budaya terakomodasi dalam suatu agama
akhirnya ajaran agama muncul sebagai hal yang mendarah daging dalam suatu komunitas
masyarakat. Sedekah bumi yang dilaksanakan di Desa Karangmojo Kecamatan Plandaan
Kabupaten Jombang berakar dari “Gugon tuhon” artinya suatu yang dipercayai kebenaranya
yang tidak ada sumbernya secara jelas, akan tetapi digugu’ dipercaya’ dengan satuhu’ benarbenar’. Penelitian ini untuk mengetahui ritual sedekah bumi di desa Karangmojo Kecamatan
Plandaan Kabupaten Jombang dalam perspektif Islam. Jenis penelitian adalah field research.
Dengan teknik pengumpulan data ; wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data meliputi
reduksi, penyajian, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi. Sedangkan uji keabsahan data
dilakukan dengan Triangulasi teknik dan sumber.
Tradisi sedekah bumi di Desa Karangmojo Plandaan Jombang merupakan salah satu
bentuk ritual tradisional yang berlangsung turun menurun, dilakukan satu sekali setelah panen ke
1
2
Dosen tetap STIT AL Urwatul Wutsqo Jombang
Mahasiswa Program Studi S-1 Pendidikan Agama Islam STIT al Urwatul Wutsqo Jombang
2
dua pada hari Jum’at pahing. Masyarakat membawa tumpeng/ makanan yang diiring ke lapangan
desa untuk dioakan. Doa dilantunkan dengan bahasa arab dan jawa dipimpin oleh tetua adat yang
bernuansa Islami. Ini dianggap sebagai salah satu simbol penghormatan manusia terhadap tanah
yang menjadi sumber kehidupan dan rasa syukur kepada Yang Maha Penciptanya.
Makanan/tumpeng dimakan bersama sama dan ada yang dipersembahkan ke punden juga
diramaikan dengan persembahan tampilan group Jaranan. Ritual sedekah bumi bukan murni
sebagai kegiatan budaya/ adat istiadat/tradisi lokal setempat, tetapi masih terkandung keyakinan
atas dzat yang bisa mendatangkan rizki, kemakmuran, kebahagiaan, keselamatan dan lain
sebagainya. Tetapi yang dilakukannya mengandung unsur kemusyrikan dan kemubadziran.
Kata Kunci : Kajian Islam, Tradisi sedekah Bumi
A. PENDAHULUAN
Ajaran
Islam
sebagaimana
dikemukakan Maulana Muhammad Ali,
dapat dibagi kepada dua bagian, yaitu bagian
teori atau yang lazim disebut rukun iman,
dan bagian praktik yang mencakup segala
yang harus dikerjakan oleh orang Islam,
yakni amalan-amalan yang harus dijadikan
pedoman hidup. Karakteristik Islam yang
dapat diketahui melalui bidang akidah ini
bahwa akidah Islam bersifat murni baik
isinya maupun prosesnya. Yang diyakini dan
diakui sebagai Tuhan. Dalam prosesnya
keyakinan tersebut harus langsung, tidak
boleh melalui perantara. Akidah demikian
itulah yang yang akan melahirkan bentuk
pengabdian hanya pada Allah, yang
selanjutnya berjiwa bebas, merdeka dan tidak
tunduk kepada manusia dan lainya yang
menggantikan posisi Tuhan.
Di
pusat
seluruh
sistem
keagamaan orang Jawa terdapat sebuah
upacara kecil,sederhana, formal, tidak
dramatis, dan hampir mengandung rahasia
slametan (terkadang disebut juga kenduren).
Slametan adalah versi dari apa yang
barangkali merupakan upacara keagamaan
paling umum di dunia,pesta komunal. Sama
seperti
hampir
semua
tempat,
ia
melambangkan kesatuan mistik dan sosial
dari mereka yang ikut serta di dalamnya.
Handai taulan, tetangga, rekan sekerja,sanak
keluarga, arwah setempat, nenek moyang
yang sudah mati serta dewa-dewa yang
hampir terlupakan, semuanya duduk bersama
dan karena itu, terikat ke dalam sebuah
kelompok sosial tertentu yang berikrar untuk
tolong menolong dan bekerja sama.
Slametan dapat diadakan nyaris
untuk semua kejadian yang ingin diperingati,
ditebus
atau
dikuduskan.
Kelahiran,
perkawinan, kematian, pindah rumah, mimpi
buruk, panen, ganti nama, membuka pabrik,
sakit, memohon kepada arwah penjaga desa,
khitanan, dan permulaan suatu brapat politik,
semuanya bisa menyebabkan adanya
slametan. Suasana kejiwaanya mungkin
berubah-ubah, tetapi struktur upacara yang
mendasarinya tetap saja sama. Selalu ada
hidangan khas (yang berbeda-beda menurut
maksud slametan itu ), dupa, pembacaan
doa‟a Islam, dan pidato tuan rumah yang
disampaikan dalam bahasa Jawa tingi yang
sangat resmi (yang isinya tentu saja berbedabeda menurut peristiwanya). Selalu terlihat
tatakrama yang sopan serta sikap yang malumalu. Yang mengesankan bahwa sekalipun
upacara itu ringkas dan tidak dramatis,
sesuatu yang penting sedang berlangsung. 3
Slametan
Sedekah
Bumi
dilaksanakan
oleh
masyarakat
Desa
Karangmojo yang beragama islam, telah
memperkokoh eksistensi budaya yang ada di
Jawa. Islam bukan sekedar tidak memiliki
isi dalam sanubari budaya masyarakat. Islam
hadir sebagai mercusuar rahmat semesta dan
masyarakat setiap detik dan setiap detik
kehidupan mereka diwujudkan dalam
apresiasi Islam atas berbagai siklus
kehidupan masyarakat. Ketika tradisi dan
budaya terakomodasi dalam suatu agama
akhirnya ajaran agama muncul sebagai hal
yang mendarah daging dalam suatu
komunitas masyarakat. Inilah antara lain
yang terjadi antara Islam dan Jawa,
3
Cifford Geertz, Agama Jawa Abangan, Santri, Priyayi
Dalam Kebudayaan Jawa,terj. (Jakarta: Komunitas
Bambu,2013),3-4.
3
kemudian membentuk gugus budaya Islam
Jawa.4
tauhid (uluhiyah dan rububiah) yang
merupakan tujuan semua aktivitas hidup
muslim. Semua nilai-nilai lain yang termasuk
amal shaleh dalam Islam termasuk nilai
Instrumental yang berfungsi sebagai alat dan
prasarat untuk meraih nilai tauhid. Dalam
praktek kehidupan nilai-nilai instrumental
itulah yang banyak dihadapi oleh manusia.
Nilai-nilai Pendidikan Islam
adalah sifat-sifat atau hal-hal yang melekat
pada pendidikan Islam yang digunakan
manusia sebagai dasar untuk mencapai tujuan
hidup manusia yaitu mengabdi kepada Allah
SWT. Nilai-nilai tersebut perlu ditanamkan
sejak kecil, karena pada waktu itu adalah
masa yang tepat untuk menanamkan
kebiasaan yang baik kepadanya. Materi yang
digunakan dalam upaya penanaman nilainilai pendidikan Islam yaitu:
1. Akidah
Aqidah Islam ditautkan dengan
rukun iman atau keyakinan. Kedudukan
sangat sentral dan fundamental, seperti
disebutkan diatas , menjadi asas sekaligus
sangkutan atau gantungan segala sesuatu
dalam Islam, juga menjadi titik tolak
kegitan seorang muslim. Akidah Islam
berawal dari keyakinan kepada Dzat
Mutlak Yang Maha Esa yang disebut
Allah. Allah Maha Esa dalam zat, sifat,
perbuatan dan wujud-Nya, sehingga itu
disebut tauhid. Adapun tauhid disini
menjadi inti rukun iman dan seluruh
keyakinan Islam. Jika orang telah
menerima tauhid sebagai keyakinan yakni
asal yang pertama, asal dari segalagalanya dalam keyakinan Islam, maka
rukun iman-lah yang menjadi inti
ketauhidan seorang muslim. 8 Akidah
dalam Islam meliputi keyakinan dalam
hati tentang Allah sebagai Tuhan yang
wajib disembah, ucapan dengan lisan dan
dua kalimah syahadat, yaitu menyatakan
tidak ada Tuhan selain Allah, dan bahwa
nabi Muhammad sebagai utusan-Nya,
perbuatan dengan amal shalih. Akibat
demikian itu mengandung arti bahwa dari
orang yang beriman tidak ada rasa dalam
hati, atau ucapan di mulut dan perbuatan
Sedekah bumi ini dilakukan
setiap tahun di sebuah pohon ringin yang
dikultuskan sebagai pohon keramat. Ada
sebagian pemikiran di masyarakat yang
menyalahi hukum syara‟ yakni ketika ada
warga masyarakat Desa Karangmojo yang
tidak melaksanakan Sedekah Bumi maka
ada bala‟ yang akan terjadi di keluarga.
Sedekah bumi, setiap tahunnya dilaksanakan
di Desa Karangmojo Kecamatan Plandaan
Kabupaten
Jombang.
Filsafat
Jawa
mengatakan “Gugon tuhon” artinya suatu
yang dipercayai kebenaranya atau ajaran
yang tidak ada sumbernya secara jelas, akan
tetapi digugu‟ dipercaya‟ dengan satuhu‟
benar-benar‟. Banyak adat istiadat yang
terbangun dengan gugon tuhon ini. Suatu
fakta yang sulit diungkap secara rasional,
namun sulit diingkari. 5 Masyarakat Desa
Karangmojo memiliki sistem kekerabatan
yang tinggi menyebabkan setiap kegiatan
sosial agama dilakukan secara gotong
royong dan tolong menolong. Perbuatan
benar dan salah tergantung baik dari baik
dan buruknya tujuan dari perbuatan yang
dilakukan. 6 Peneliti mencoba menguak
tentang tradisi sedekah bumi yang sudah
mentradisi di kalangan masyarakat Desa
Karangmojo yang mayoritas beragama
Islam dari segi kajian Islam.
B. KAJIAN LITERATUR
Islam berasal dari bahasa Arab
aslama, yuslimu, islaman yang berarti
berserah diri, patuh dan tunduk. Islam
menjadi suatu agama yang ajaranya
diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui
nabi Muhammmad SAW.7 Islam memandang
dengan adanya nilai mutlak dan nilai
intrinsik yang berfungsi sebagai pusat dan
muara semua nilai. Nilai tersebut adalah
4
Perpustakan.stainsalatiga.ac.id diakses pada tanggal 26
Oktober 2016
5
Hariwijaya, Filsafat Jawa Ajaran Leluhur Warisan
Leluhur (Jogjakarta: Gelombang Pasang,2014),30.
6
Bpk Wahyudi, 16-10-2016.
7
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada,2009), 338-339.
8
Perpus.iainsalatiga.ac.id. diakses pada tanggal 26
Oktober 2016
4
melainkan
secara
keseluruhan
menggambarkan iman kepada Allah,
yakni tidak ada niat, ucapan dan perbuatan
yang dikemukakan oleh orang yang
beriman itu kecuali yang sejalan dengan
kehendak Allah. Akidah dalam Islam
harus berpengaruh ke dalam segala
aktivitas yang dilakukan manusia,
sehingga berbagai aktivitas tersebut
bernilai ibadah. Dalam hubungan ini
Yusuf Al- Qardhawi mengatakan bahwa
iman menurut pengertian yang sebenarnya
ialah kepercayaan yang meresap ke dalam
hati , dengan penuh keyakinan tidak
bercampur syak dan ragu, serta pengaruh
bagi pandangan hidup, tingkah laku, dan
perbuatan sehari-hari.9
Akidah Islam bukan sekedar
keyakinan dalam hati, melainkan pada
tahap selanjutnya harus menjadi acuan
dan dasar dalam bertingkah laku, serta
berbuat yang pada akhirnya menimbulkan
amal shaleh. 10 Aqidah adalah pokokpokok keimanan yang telah ditetapkan
oleh Allah, dan kita sebagai manusia
wajib meyakininya sehingga kita layak
disebut sebagai orang yang beriman
(mu‟min). Namun bukan berarti keimanan
itu ditanamkan dalam diri seseorang
secara dogmatis, sebab proses keimanan
harus disertai dalil naqli. Akan tetapi,
karena akal manusia para Ulama sepakat
bahwa dalil- dalil aqli yang haq dapat
menghasilkan keyakinan dan keimanan
yang kokoh. Sedangkan dalil – dalil naqli
yang dapat memberikan keimanan yang
diharapkan adalah dalil – dalil yang
qath‟i.
2. Syari‟ah
Imam syafi‟i dalam kitab dalam kitab
beliu Ar-Risalah, syariat adalah peraturanperaturan yang lahir yang bersumber dari
wahyu dan kesimpulan-kesimpulan yang
berasal dari wahyu itu mengenai tingkah
laku manusia. Sebagian ketetapan Allah
baik berupa larangan maupun dalam
bentuk suruhan, syari‟at mengatur jalan
9
Yusuf Al Qardhawi,Iman dan Kehidupan,(terj) H.
Fachruddin Hs., dari judul Al-Imanwa Al Hayat, (Jakarta :
Bulan Bintang, 1997), cet I, 25.
10
Abuddin Nata,Metodologi Studi Islam,(Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada),83-85.
hidup dan kehidupan manusia. Dilihat dari
segi ilmu hukum, syariat adalah norma
hukum dasar yang diwahyukan Allah,
yang wajib diikuti orang Islam baik
berhubungan dengan Allah maupun
dengan sesama manusia maupun benda
dalam masyarakat. Adapun ilmu fiqih
adalah ilmu yang berusaha memahami
hukum-hukum dasar yang terdapat dalam
Al-Qur‟an dan kitab-kitab hadis. Maka
Secara sederhana hukum syari‟at adalah
semua ketentuan hukum yang disebut
langsung oleh Allah melalui firman-Nya
yang terdapat dalam Al-Qur‟an dan Sunah
Nabi dan dalam kitab-kitab hadis. Hukum
fiqih, adalah rumusan hukum yang
dihasilkan oleh ijtihad para ahli hukum
Islam.11
3. Akhlak
Akhlak
secara
etimologis
yang
bersangkutan dengan perubahan tingkah
laku antara lain budi pekerti manusia.
Budi pekerti juga berarti yang lebih dalam
lagi karena mengenai sifat dan watak yang
telah melekat pada diri pribadi, telah
menjadi kepribadianya. Akhlak terhadap
makhluk dapat dibagi menjadi dua yaitu:
Akhlak terhadap manusia, akhlak ini dapat
dibagi menjadi dua yaitu akhlak terhadap
diri sendiri dan akhlak terhadap orang lain
semisal Rasulullah, orang tua, tetangga,
dan masyarakat. Serta Akhlak terhadap
bukan manusia juga dapat dipecah
menjadi dua yaitu: akhlak terhadap
makhluk hidup bukan manusia misal,
terhadap flora dan fauna dan akhlak
terhadap makhluk (mati) bukan manusia
misal, akhlak terhadap tanah, air, udara
dan sebagainya.12
C. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian lapangan (field research).
Dimana dalam penelitian lapangan (field
research) ini bertujuan untuk mempelajari
secara intensif tentang latar belakang
keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan
sesuatu unit sosial, individu, kelompok,
lembaga atau masyarakat.Ada 3 Teknik
11
12
Ibid
Ibid
5
pengumpulan data yang dipergunakan;
wawancara, observasi dan dokumentasi.
Dalam hal ini wawancara dilakukan oleh
peneliti yaitu: Kepala Desa, Tokoh
Masyarakat dan warga Desa Karang Mojo.
Kegiatan yang diobservasi diantaranya:
kegiatan masyarakat Desa Karangmojo
Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang,
tempat yang dijadikan berkumpul ketika
sedekah bumi, doa yang dilafalkan pada
acara sedekah bumi, dan Kesenian yang
ditampilkan .Sedangkan Dokumen yang
dipakai penelitian ini adalah: catatan, notulen
rapat, agenda, dan foto acara kegiatan
sedekah bumi.
Aktivitas dalam analisis meliputi
reduksi data (data reduction), penyajian data
(data display), serta penarikan kesimpulan
dan
verifikasi
(conclusion
drawing
verification). Sedangkan teknik untuk
mengecek kredibilitas data dilakukan dengan
Triangulasi teknik dan Triangulasi sumber
dengan cara mengajukan berbagai macam
variasi pertanyaan, mengeceknya dengan
berbagai sumber data dan memanfaatkan
berbagai
metode
agar
pengecekan
kepercayaan data dapat dilakukan.13
pemukiman 33,00 Ha dan Luas Tanah
Kas Desa : 28,889 Ha.
2. Tradisi Sedekah Bumi yang ada di
masyarakat.
Sedekah
bumi
merupakan
upacara adat yang dilaksanakan secara
turun-temurun dari nenek moyang.
Upacara ini dilaksanakan setahun sekali.
Pada masyarakat Desa Karangmojo
melaksanakan tradisi sedekah bumi untuk
kelancaran ketika menanam padi juga
menentramkan hidup secara lahir bathin.
Sehingga masyarakat Desa Karangmojo
menghargai nilai-nilai luhur yang sudah
menjadi tradisi di masyarakat. 14
Adapun yang melatar belakangi adanya
tradisi sedekah bumi tidak ada,
bahwasanya
tradisi
tersebut
telah
dilaksanakan secara turun temurun dan
tidak diketahui asal-usul serta awal
dilaksanakanya. Perayaan ini biasa
dilaksanakan warga Desa Karangmojo
setahun sekali.
3.Tujuan Sedekah Bumi
a. Untuk
menghormati,
menyukuri,
pemberian Allah mohon keselamatan
kepada Allah melalui arwah leluhur
atau kepada kekuatan-kekuatan Ilahi
yang lain.
b. Mengajari
masyarakat
akan
bersedekah ketika sesudah panen.
Menurut agama kan juga ada tuntunan
agar kita bersedekah.
c. Melestrasikan tradisi leluhur yang
harus dilestarikan.
d. Syukuran hasil panen melimpah
e. Kepercayaan
kepada
yang
(mbaurekso)/leluhur, tanda syukur
kepada Allah Swt
f. Menjalin silaturrahmi.
g. Orang yang menanam padi selamat dan
masyarakat juga selamat
D. HASIL PENELITIAN
1. Mengenal
Desa
Karangmojo
Kecamatan
Plandaan
Kabupaten
Jombang.
Desa Karangmojo ini termasuk
wilayah Kecamatan
Plandaan,
kabupaten Jombang, yang Terdiri dari 6
(enam) Dusun, yaitu : Tambakrejo,
Bulubandar, Mojogulung, Klampisan,
Karangmangu, dan dusun Sidolengkep.
Desa Karangmojo, dengan batas-batas :
sebelah utara berbatasan dengan Desa
Tanggung kramat kecamatan Ploso.
Sebelah timur dibatasi denga sungai
Brantas, sebelah Selatan berbatasan
dengan Desa Jatimlerek Kecamatan
Plandaan dan sebelah Barat berbatasan
dengan Desa Plandaan kecamatan
Plandaan. Luas wilayah Desa Karang
mojo ini 242,90 Ha, dengan luas Tanah
Pertanian: 209,33 Ha, Luas tanah
4. Bentuk bentuk Sedekah Bumi
a. Selametan di punden dengan membawa
tumpeng dan jajan pasar.
13
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif ,(Bandung :
Alfhabeta,2010)., 83.
14
Bpk. Abu 16 Oktober 2016.
6
b. Menyisakan hasil bumi sedikit untuk
disedekahkan kepada masyarakat.
menghormati leluhur, jadi tidak ada
pengaruh apa apa15
5. Pelaksanaan Sedekah Bumi
Dilaksanakan sekali dalam setiap tahun
pada saat setelah panen ke dua [ada hari
Jum‟at pahing.
E. PEMBAHASAN
Tradisi sedekah bumi ini dapat dilihat dari
bebrpaa sisi :
1. Niat dan Tujuan.
Niat masyarakat melakukan ritual
Sedekah bumi adalah sebagai rasa syukur
dan mohon keselamatan kepada Allah
melalui arwah leluhur atau
kepada
kekuatan-kekuatan Ilahi yang lain agar
panen yang akan datang juga berlimpah.
Ini menunjukkan bahwa sedekah bumi ini
dianggap tidak hanya sebagai tradisi adat
istiadat atau budaya, tetapi juga bagaian
dari kepercayaan masyarakat bahwa
sedekah bumi juga memiliki kekuatan
supranatural yang bisa menyambungkan
dengan “Dzat penguasa” yang bisa
mendatangkan
rizki,
memakmurkan
ekonomi, menyelamtkan warga desa, dan
lain lain (Syirik)
2. Pelaksanaan
Pra Tradisi sedekah bumi : Kepala desa
dan perangkat musyawarah tentang
pelaksanaan sedekah bumi. Kronologis
tradisi sedekah bumi : Masyarakat
membawa hasil bumi di balai desa, hasil
bumi dikarak menuju lapangan, setelah itu
didoa‟i oleh Pak Modin,dilengkapi dengan
jaranan. Nasi tumpeng dan hasil bumi ada
yang dimakan bersama-sama ada juga
sebagian masyarakat yang menempatkan
sedikit makanan di bawah pohon
beringin.”
Analisa : sekilas ritual ini adalah kegiatan
Sodaqohan berjamaah/ bersama sama
sebagai perwujudan rasa syukur atas
nikmat dan karunia rizki dari Tuhan
berupa hasil panen yang melimpah dengan
cara saling memberi makanan kepada
sesama, berdoa. Hanya kemudian masih
ada kegiatan meninggalkan sebagian kecil
makanan di puden yang jika dilihat itu
mengandung kesyirikan, kemaksiyatan
dan kemubadziran
6. Tempat Pelaksanan Sedekah bumi
Yaitu di area balai desa kemudian diarak
menuju lapangan desa Karangmojo
ditempat yang teduh, di dekat pohon
beringin dekat punden
7. Pemimpin Tradisi Sedekah Bumi
Pemimpin tradisi sedekah bumi ialah
Kepala desa.Tokoh masyarakat serta
tokoh Agama hanya mengawal adanya
tradisi sedekah bumi.”.
8. Kronologi Pelaksanaan Sedekah Bumi
Pra Tradisi sedekah bumi : Kepala desa
dan perangkat musyawarah tentang
pelaksanaan sedekah bumi. Kronologis
tradisi sedekah bumi : Masyarakat
membawa hasil bumi di balai desa, hasil
bumi dikarak menuju lapangan, setelah itu
didoa‟i oleh Pak Modin, setelah itu nasi
tumpeng dan hasil bumi ada yang
dimakan bersama-sama ada juga sebagian
masyarakat yang menempatkan sedikit
makanan di bawah pohon beringin.”
9. Pengaruh/fungsi
Sedekah Bumi
Terhadap kehidupan
a. Sebelum saya mengadakan kirab
sedekah bumi tikus yang di sawah itu
buanyak, Saya dulu juga hampir tiap
malam tidur di sawah untuk setrum
tikus, tetapi setelah saya mengadakan
sedekah bumi tikus – tikus sedikit
berkurang.
b. Berpengaruh,
kalau
kita
tidak
melakukannya maka ketika menanam
padi bisa rugi.
c. Karena rezeki itu sudah ketentuan
Allah Swt.Kita melaksanakan tradisi
sedekah
bumi
hanya
untuk
15
Wawancara dengan P.Wahyudi, pada tanggal 16
Oktober 2016 pukul 10.00 WIB
7
3. Pengaruh
Sebagian masyarakat masih mempercayai
bahwa Sedekah bumi ini harus
dilaksanakan, jika tidak maka akan
membawa pengaruh adanya hama tikus,
panen gagal, dan tidak pantas atau gak
ilo’. Hal ini menunjukkan bahwa masih
ada kepercayaan bahwa jika ada
kegagalan panen atau hama adalah karena
tidak melakukan Sedekah bumi.
F. KESIMPULAN
Berdasar temuan data yang
diperoleh dari observasi, wawancara dan
dokumentasi maka dapat diambil kesimpulan
bahwa Ritual sedekah bumi yang dilakukan
setiap tahun di desa Karangmojo, Kecamatan
Plandaan kabupaten Jombang bukan murni
sebagai kegiatan budaya/ adat istiadat/tradisi
lokal setempat, tetapi masih terkandung
keyakinan atas dzat yang bisa mendatangkan
rizki,
kemakmuran,
kebahagiaan,
keselamatan dan lain sebagainya. Tetapi
yang dilakukannya mengandung unsur
kemusyrikan, karena masih tidak murni
TIADA TUHAN SELAIN ALLAH SWT.
Ini seharusnya menjadi bahan
kajian bagi pejabat terkait agar meluruskan
ritual keagamaan sehingga masyarakat tidak
terjebak dalam kemusyrikan baik secara
sadar maupun tidak telah dilakukan secara
turun temurun
G. REFERENSI
[1] Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2009)
[2] Cifford Geertz, Agama Jawa Abangan,
Santri, Priyayi Dalam Kebudayaan
Jawa,terj. (Jakarta: Komunitas
Bambu,2013)
[3] Fachruddin Hs., dari judul Al-Imanwa Al
Hayat, (Jakarta : Bulan Bintang, 1997)
[4] Hariwijaya, Filsafat Jawa Ajaran Leluhur
Warisan Leluhur (Jogjakarta: Gelombang
Pasang,2014).
[5] Perpustakan.stainsalatiga.ac.id diakses pada
tanggal 26 Oktober 2016
[6] Yusuf Al Qardhawi,Iman dan
Kehidupan,(terj) H. Sugiyono, Memahami
Penelitian Kualitatif ,(Bandung :
Alfhabeta,2010).
Download