plagiat merupakan tindakan tidak terpuji plagiat

advertisement
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
MINAT, KEMAMPUAN DAN KESALAHAN DALAM MEMECAHKAN
OPERASI HITUNG MATEMATIKA SUKU MEE PAPUA
(Studi Kasus pada Mahasiswa Suku Mee di Yogyakarta)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh:
Nama
: Agustian Tatogo
NIM
: 101414064
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
iii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
MOTTO HIDUP
Dou, Gai, Ekowai
(Falsafah hidup Manusia Mee)
Gunungpun kudaki, jalan berliku kutelusuri, lautpun kuseberangi, di sana
kutemukan cinta
(pengalaman hidup)
Lakukanlah dengan hati, bukan dengan pikiran
Berbagilah kepada mereka yang sangat membutuhkan bantuanmu namun tidak
harus menuntut balasan.
Manusia pembelajar adalah manusia sukses
Kesuksesan bukan akhir dari hidup, namun justru awal dari perubahan.
Belajar tidak mempunyai jarak, tidak mempunyai waktu, tidak mempunyai umur,
tidak mempunyai situasi dan kondisi, maka belajarlah sampai mati.
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan penuh syukur, kupersembahkan karyaku ini kepada:
Kedua orang tuaku yaitu Bapak Marius Tatogo dan Ibu Maria Mote
Saudari- saudariku tersayang Kakak Agustiana Tatogo, Kakak Merry Christiana
Tatogo, Adik Ida Vincentia Tatogo dan adik (Alm.) Selfi Sisilia Tatogo
Kakak Agustina Tatogo, Adik Yanuarius Tatogo dan Risno Tatogo
Kepada Serikat Jesuit yang telah mendukung penulis selama belajar dari SMA
hingga kuliah.
Kepada sahabatku, Yosina Degei
Kepada teman- teman seperjuangan P.Mat 2010
Kepada teman- teman Papua di Yogyakarta dan seluruh anak Meedi Yogyakarta
dan Solo
Kepada Tanah Meuwo dan Tanah Papuaku tercinta
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK
Agustian Tatogo. 2015. Minat, Kemampuan dan Kesalahan dalam
Memecahkan Operasi Hitung Matematika Suku Mee Papua (Studi Kasus pada
Mahasiswa Suku Mee di Yogyakarta). Skripsi. Program Studi Pendidikan
Matematika, Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kemampuan pemahaman
subjek dalam menyelesaikan soal matematika khususnya operasi hitung, (2)
mengetahui jenis kesalahan subjek dalam menyelesaikan soal matematika dan (3)
mengetahui minat subjek dalam pembelajaran matematika pada materi operasi
hitung.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini deskriptif yakni melihat
kemampuan pemahaman subjek, menganalisis kesalahan pada soal matematika
terutama operasi hitung dan melihat minat belajar dalam pembelajaran
matematika. Selain metode kuantitatif, penelitian ini juga menggunakan metode
kualitatif yaitu pemberian lembar kuesioner dan lembar wawancara untuk dijawab
oleh subjek. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2014.
Subjek penelitian adalah mahasiswa Mee yang berada di Kota Yogyakarta.
Penelitian ini dilakukan di asrama mahasiswa Mee. Materi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah operasi hitung yakni penjumlahan, pengurangan, perkalian
dan pembagian. Dalam penelitian ini dilakukan tiga kali tes yakni tes pertama
dengan materi penjumlahan dan pengurangan. Tes kedua dengan materi perkalian
dan pembagian. Tes ketiga dengan materi gabungan dari penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) kemampuan subjek dalam
menyelesaikan soal operasi hitung, pada tes pertama subjek dengan kemampuan
baik adalah 50% dan tes kedua, subjek dengan kemampuan baik adalah 70%.
Kompetensi pertama pada tes ketiga, subjek dengan kemampuan baik adalah 85%
dan kompetensi kedua pada tes ketiga, subjek dengan kemampuan baik adalah
95%. (2) Sementara jenis- jenis kesalahan yang paling dominan dilakukan subjek
dalam menyelesaikan soal operasi hitung pada ketiga tes yakni (a) tes pertama, (i)
kesalahan teknis perhitungan, (ii) kesalahan konsep, (iii) kesalahan menyajikan
data dan kesalahan mengintepretasikan bahasa ke dalam matematika. (b) Tes
kedua, (i) kesalahan mengintepretasikan bahasa kedalam bahasa matematika, (ii)
kesalahan konsep, (iii) kesalahan teknis, (iv) kesalahan menyajikan data dan (v)
kesalahan karena jawaban tidak diperiksa kembali. (c) Tes ketiga, (i) kesalahan
menggunakan konsep, (ii) kesalahan teknis, (iii) kesalahan karena tidak diperiksa
kembali, (iv) kesalahan mengintepretaskan bahasa dan (v) kesalahan menyajikan
data. (3) Pada analisis minat, dapat simpulkan bahwa minat belajar subjek secara
individu yang tergolong sangat tinggi sebesar 80% dan tinggi sebesar 20%,
sementara minat belajar subjek secara keseluruhan juga termasuk dalam kategori
sangat tinggi.
Kata Kunci: Kemampuan, Kesalahan, Minat, Operasi Hitung
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
Agustian Tatogo. 2015. Interest, Ability and Error in Solving Mathematics
Arithmetic Operation for Mee Tribe Students in Papua (Case Study of Mee
Tribe Students Course in Yogyakarta). Thesis. Mathematics Education Studies
Program, Department of Mathematics and Natural Sciences, The Faculty of
Education, University of Sanata Dharma University, Yogyakarta.
Purpose of the research to (1) know the ability of understanding the subject
in solving mathematics problems special arithmetics operations, (2) know the type
errors subjects in solving mathematics problems, and (3) know interest subjects in
learning mathematics at arithmetics operations.
The method used in this study descriptive see the ability of understanding
the subject, analyze arithmetics operations errors especially mathematics problem
and to see the interest in mathematics learning. In other quantitative methods, the
research use qualitative methods as given questioner and the questionnaire to be
answered by subject. Taking of the data did on May and June 2014. The subjects
were Mee students which was in Yogyakarta. The research did in Mee students
dormitory. The matter used in the research is arithmetics operations are addition,
subtraction, multiplication and division. In this research used three times test are
the first test is addition and subtraction. The second test is multiplication and
division. The third test is combined matter are addition, subtraction, multiplication
and division.
The results of this study are (1) the ability of the subject in solving
arithmetic operations, the first test subject good ability is 50%, the second test
subject good ability is 70%. The first competence of third test subject good ability
is 85% and the second competence of third test subject good ability is 95%. (2)
While the types of errors made the subject of the most dominant in solving
arithmetics operations on three tests: (a) the first test, (i) technical errors, (ii) the
concept errors, (iii) present data errors and interpret errors into the language of
mathematics. (b) The second test, (i) a mistake to interpret the language into
mathematics, (ii) the concept errors, (iii) technical errors, (iv) present data errors
and (v) errors because the answers are not checked. (c) The third test, (i) concept
errors, (ii) technical errors, (iii) errors because subject not checked back, (iv)
interpret language errors and (v) present data errors. (3) In the interest of analysis,
it can be concluded that the interests of individual study subjects were classified
as very high is 80% and a high of 20%, while the interest in studying the subject
as a whole is also included is very high category.
Keywords: Ability, Error, Interest, Arithmetic Operation
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Minat, Kemampuan dan
Kesalahan dalam Memecahkan Operasi Hitung Matematika Suku Mee
Papua (Studi Kasus pada Mahasiswa Suku Mee di Yogyakart)” ini dengan
baik.
Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bimbingan, bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
2. Bapak Drs. Aufridus Atmadi, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
3. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd. selaku Ketua Program Studi Pedidikan
Matematika
4. Bapak Dominikus Arif Budi Prasetyo, M.Si. selaku dosen pembimbing yang
telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan
mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Lasarus Goo, Aser Yeimo dan Benediktus Degei selaku Badan Pengurus
Harian Ikatan Mee di Yogyakarta dan Solo yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian pada mahasiswa Mee
di kota Yogyakarta. Dan, kepada Pemerintah Daerah di Meuwo yang
mendukung penulis melalui ikatan besar Mee Kota Yogyakarta dan Solo.
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6. Kongregasi Serikat Jesuit (SJ) dan SMA YPPK Adhi Luhur Kolese Le Cocq
d’Armandville Nabire memberikan dukungan berupa beasiswa.
7. Segenap dosen dan karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang
telah memberikan dukungan selama penulis belajar di kampus Sadhar.
8. Kepada kedua orang tua, Bapak Marius Tatogo dan Ibu Maria Mote serta
saudari- saudariku Kakak Agustiana Tatogo, Kakak Mery Christiana Tatogo,
adik Ida Vincetia Tatogo dan adik (Alm.) Selfi Sisilia Tatogo yang telah
memberikan dukungan dan motivasi penulis selama penulis belajar dari
bangku TK hingga kuliahdan kepada Kakak Agustina Tatogo, Yanuarius
Tatogo, dan Risno Tatogo yang membantu keluarga dalam memberikan
dukungan dan motivasi kepada penulis.
9. Terimakasih kepada Yosina Degei sebagai teman dan sahabat sejatiku.
10. Kepada teman- teman angkatan 2010 atas motivasi dan dorongannya dan
kepada teman- teman Komunitas Paniai (Kompai).
11. Terakhir, penulis beterimakasih kepada sepeda onthelku yang selalu
menemani penulis dalam berbagai kegiatan selama berada di Kota
yogyakarta. Sepeda inilah yang membawa penulis ke mana saja, keliling
Pulau Jawa. Terimakasih padamu sepeda bekas.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dan
menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat dimanfaatkan dan
dikembangkan lebih lanjut sehingga skripsi ini dapat lebih bermanfaat.
Yogyakarta, 22 Januari 2015
Penulis
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
HALAMAN MOTTO.............................................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN..............................................................................v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN..................................vi
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................................................vii
ABSTRAK...........................................................................................................viii
ABSTRACT...........................................................................................................ix
KATA PENGANTAR.............................................................................................x
DAFTAR ISI ........................................................................................................xii
DAFTAR TABEL.................................................................................................xv
LAMPIRAN........................................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Identifikasi Masalah.....................................................................................3
C. Pembatasan Masalah....................................................................................4
D. Rumusan Masalah........................................................................................4
E. Tujuan Penelitian.........................................................................................5
F. Pembatasan Istilah.......................................................................................5
G. Manfaat Penelitian.......................................................................................7
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
H. Sistematika Penulisan...................................................................................8
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................10
A. Suku Mee....................................................................................................10
B. Operasi Hitung Matematika.......................................................................13
C. Kemampuan...............................................................................................19
D. Kesalahan...................................................................................................21
E. Minat Belajar..............................................................................................24
F. Penelitian Serupa........................................................................................25
G. Kerangka Berpikir......................................................................................27
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................28
A. Jenis Penelitian...........................................................................................28
B. Waktu dan Lokasi Penelitian.....................................................................28
C. Subjek Penelitian........................................................................................28
D. Objek Penelitian.........................................................................................29
E. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data................................................29
F. Metode Teknik Analisis Data.....................................................................34
G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Secara Keseluruhan...............................41
BAB IV PELAKSANAAN DAN ANALISIS.......................................................45
A. Profil Mahasiswa Suku Mee........................................................................45
B. Pelaksanaan Penelitian................................................................................46
C. Hasil Analisis dan Pembahasan...................................................................49
1. Tes Pemahaman.....................................................................................49
2. Analisis Kesalahan................................................................................58
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3. Analisis Minat Belajar...........................................................................95
4. Wawancara............................................................................................97
D. Faktor Penyebab Kesalahan Subjek..........................................................101
1. Kemampuan.........................................................................................101
2. Kesalahan Subjek................................................................................104
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................105
A. Kesimpulan..............................................................................................105
1. Kemampuan.......................................................................................105
2. Analisis Kesalahan.............................................................................105
3. Motivasi Belajar.................................................................................108
B. Saran.........................................................................................................108
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................111
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Perhitungan bahasa Mee.......................................................................12
Tabel 3.1. Minat belajar dalam melakukan operasi hitung....................................31
Tabel 3.2. Lembar Wawancara...............................................................................33
Tabel 3.3. Kriteria Pemahaman Materi..................................................................35
Tabel 3.4. Teknik Analisis Data.............................................................................36
Tabel 3.5. Rekapitulasi kesalahan subjek..............................................................38
Tabel 3.6. Kriteria minat subjek.............................................................................40
Tabel 3.7. Kriteria minat belajar secara keseluruhan.............................................40
Tabel 4.1. Jadwal pelajaran matematika pada Asrama Paniai...............................46
Tabel 4.2. Jadwal pelajaran matematika pada Asrama Dogiyai............................47
Tabel 4.3. Jadwal pelajaran matematika pada Asrama Deiyai..............................47
Tabel 4.4. Tabulasi pada Tes I, Tes II dan Tes III.................................................50
Tabel 4.5. Tingkat Pemahaman kompetensi I pada tes Pertama............................51
Tabel 4.6. Tingkat Pemahaman kompetensi II pada Tes kedua.............................52
Tabel 4.7. Tingkat Pemahaman kompetensi I pada tes ketiga...............................53
Tabel 4.8. Tingkat Pemahaman kompetensi II pada tes ketiga..............................54
Tabel 4.9. Kompetensi I pada tes pertama dan tes kedua .....................................54
Tabel 4.10. Kompetensi II pada tes pertama dan tes kedua ..................................56
Tabel 4.11. Total kompetensi total.........................................................................57
Tabel 4.12. Analisis kesalahan subjek nomor 1.....................................................59
Tabel 4.13. Analisis kesalahan subjek nomor 2.....................................................61
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tabel 4.14. Analisis kesalahan subjek nomor 3.....................................................64
Tabel 4.15. Analisis kesalahan subjek nomor 4.....................................................67
Tabel 4.16. Rekap kesalahan dengan kompetensi pertama pada tes pertama.......69
Tabel 4.17. Analisis kesalahan subjek pada nomor 1............................................71
Tabel 4.18. Analisis kesalahan subjek pada nomor 2............................................74
Tabel 4.19. Analisis kesalahan subjek pada nomor 3............................................75
Tabel 4.20. Rekap kesalahan dengan kompetensi kedua pada tes kedua.............77
Tabel 4.21. Analisis kesalahan subjek pada nomor 1............................................79
Tabel 4.22. Analisis kesalahan subjek pada nomor 3............................................81
Tabel 4.23. Rekap kesalahan dengan kompetensi pertama pada tes ketiga..........83
Tabel 4.24. Analisis kesalahan subjek pada nomor 2............................................85
Tabel 4.25. Analisis kesalahan subjek pada nomor 4............................................89
Tabel 4.26. Rekap kesalahan dengan kompetensi kedua pada tes ketiga.............91
Tabel 4.27. Analisis kesalahan berdasarkan jenis kesalahan.................................92
Tabel 4.28. Analisis kesalahan berdasarkan subjek...............................................93
Tabel 4.29. Hasil lembar koesioner........................................................................95
Tabel 4.30. Kriteria minat belajar subjek...............................................................96
Tabel 4.31. Ringkasan jawaban hasil wawancara..................................................97
xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN
Lampiran A. Tes Pemahaman Operasi Hitung Matematika dan Tabulasinya
Lampiran B. Lembar Koesioner dan Tabulasinya
Lampiran C. Lembar Wawancara dan Tabulasinya
Lampiran D. Presensi Kehadiran
Lampiran E. Dokumentasi (Foto)
Lampiran F. Surat Ijin
xvii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kehidupan nenek moyang suku Mee selalu digambarkan dengan alam
di daerah mereka sehingga mereka memiliki tempat-tempat untuk hidup.
Mereka memiliki kemampuan dan kerja keras dalam bidang pertanian
(seperti: petani ubi jalar, talas, sayur- sayuran, tebu, serta buah- buahan),
peternakan (seperti: pelihara babi, ayam, sapi) dan keterampilan terutama
kerajinan tangan (seperti: anyam noken/tas tradisional, anyam eba/payung
tradisional, membuat perahu, membuat pagar, dsb). Suku Mee hidup di
wilayah Paniai. Wilayah tersebut terletak di Pegunungan Tengah Papua.
Wilayah Paniai, kini telah dimekarkan menjadi tiga kabupaten yakni
Kabupaten Paniai, Kabupaten Dogiyai dan Kabupaten Deiyai serta Kabupaten
Nabire.
Pada awalnya, pendidikan formal dirasa tidak begitu penting bagi
masyarakat Mee. Hal ini disebabkan karena orang tua Mee kurang
mementingkan masa depan pendidikan anaknya. Tidak semua orang tua yang
memberi dorongan kepada anaknya untuk belajar. Akibatnya, sampai saat ini,
banyak orang Mee yang belum mengenyam pendidikan formal. Ketika
budaya luar masuk ke daerah Mee, budaya Mee yang aslinya mulai hilang.
Hal ini disebabkan terpengaruhnya orang Mee pada budaya luar sehingga
pola berpikir orang Mee pun berubah. Budaya luar tersebut dapat
berpengaruh
pada
setiap
1
bidang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
kehidupan orang Mee. Salah satunya adalah bidang pendidikan. Saat ini,
pendidikan formal dan nonformal telah banyak di daerah suku Mee (Meuwo).
Masyarakat Mee telah mengetahui masalah- masalah yang bersifat
matematis. Pengetahuan matematika, khususnya tentang bilangan dan
operasinya sudah ada sejak suku Mee ada. Pengetahuan tentang matematika
khususnya bilangan dan operasinya sudah diterapkan di pendidikan formal
seperti sekolah. Matematika menjadi sebuah mata pelajaran yang harus
diajarkan kepada siswa di sekolah dan pada setiap jenjang pendidikan.
Kata “Matematika” menjadi sebuah kata yang masih dirasa asing bagi
masyarakat Mee, terutama anak-anak di daerah Pegunungan Tengah Papua.
Setiap orang Mee pasti cerdas namun kurang menunjukkan kecerdasannya
dalam hal menghitung matematika. Hal itu disebabkan karena mereka belum
mau mencoba sendiri ilmu tentang matematika. Karena belum memahami
matematika, maka matematika itu pelajaran yang sulit serta pelajaran yang
menakutkan bagi masyarakat pada umumnya.
Orang Mee memiliki kemampuan dalam menyelesaikan matematika
sederhana dalam kehidupan sehari-hari seperti menghitung kalender dalam
suku Mee, membuat ladang (bedeng) dengan menggunakan pemikiran
geometri, namun mereka masih belum memahami perhitungan matematika
secara fornal seperti operasi hitung matematika. Misalnya, sebuah
pengalaman yang dialami salah satu SMA di Nabire, Wakil Kepala Sekolah
Bidang Kurikulum SMA Adhi Luhur mengatakan “Para siswa dari
pedalaman acap menemukan kesalahan di pelajaran matematika. Dari
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
sepuluh soal penjumlahan bilangan pecahan, rata-rata ada lima sampai
sepuluh anak yang mampu menjawab dengan benar semua soal itu, lainnya
keliru”. Sebagian siswa dari kelas tersebut adalah siswa pedalaman. Para
siswa pedalaman yang dimaksud adalah anak-anak suku Mee dan beberapa
anak suku Moni. Hal ini berarti, mereka yang menjawab soal operasi hitung
matematika hanya 15% sampai 30%.
Dengan melihat kemampuan pemahaman matematika pada mahasiswa
Mee di Pulau Jawa terutama di Yogyakarta, penulis memberikan pelajaran
matematika tentang operasi hitung selama dua tahun. Berdasarkan pemberian
pelajaran matematika tambahan, penulis ingin meneliti kemampuan
pemahaman mereka terhadap matematika dan kesalahan-kesalahan terjadi
dalam penyelesaian masalah matematika terutama operasi hitung. Oleh
karena itu, penulis melakukan penelitian dengan judul “Kemampuan dan
Analisis Kesalahan dalam Memecahkan Operasi Hitung Matematika bagi
Mahasiswa Suku Mee Papua (Studi Kasus pada Kursus Matematika di
Yogyakarta)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, peneliti
melihat beberapa permasalahan yang melatarbelakangi untuk melakukan
penelitian ini antara lain:
1. Ketika anak dihadapkan pada pelajaran matematika di sekolah, banyak
anak yang tidak mengerti secara baik pengetahuan tentang matematika
khususnya operasi hitung.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
2. Pengetahuan dasar matematika, belum mereka pahami dengan baik. Hal
ini terlihat ketika mereka mengerjakan soal matematika terkait operasi
hitung.
C. Pembatasan Masalah
Untuk lebih memudahkan penulis dalam penelitian ini, penulis perlu
membatasinya agar tidak keluar dari batasan masalah tersebut:
1. Peneliti
melakukan penelitian di daerah Yogyakarta khususnya
mahasiswa Mee yang kuliah di Yogyakarta.
2. Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti kemampuan mereka dalam
menyelesaikan soal matematika, khususnya di matematika dasar yakni
operasi hitung. Selain itu, peneliti juga menganalisis kesalahan yang
mungkin terjadi berdasarkan jawaban dari siswa tersebut.
3. Peneliti juga melihat minat (motivasi) mahasiswa dalam pembelajaran
matematika terutama operasi hitung matematika.
D. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, muncul beberapa pertanyaan yang kiranya
mengungkapkan yang sebenarnya tentang budaya suku Mee yang dikaitkan
dengan proses pembelajaran matematika khususnya penyelesaian masalah
operasi hitung aljabar:
1. Bagaimana kemampuan mahasiswa Mee dalam menyelesaikan masalah
matematika terkait operasi hitung?
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5
2. Jenis kesalahan apa yang dilakukan mahasiswa Mee dalam menjawab
suatu permasalahan khususnya dalam menjawab soal matematika
terkait operasi hitung?
3. Bagaimana
minat
mahasiswa
dalam
mengikuti
pembelajaran
matematika terutama dalam materi operasi hitung?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk
melihat
kemampuan
pemahaman
siswa
Mee
dalam
menyelesaikan soal matematika khususnya operasi hitung.
2. Untuk menganalisis kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika
3. Untuk mengetahui minat mahasiswa dalam menyelesaikan operasi
hitung matematika.
F. Pembatasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan dalam memahami hasil penelitian maka
perlu penjelasan tentang istilah dengan pembatasan istilah:
1. Budaya
Dalam penelitian ini, budaya yang dimaksud adalah budaya suku
Mee. Pada penelitian ini dibahas tentang nilai-nilai yang ditanamkan
orang tua kepada anaknya. Nilai-nilai budaya yakni dimana orang tua
memperkenalkan cara berpikir matematis kepada anaknya.
2. Suku Mee
Suku Mee adalah sebuah suku yang berdiam di empat kabupaten
yang terletak di Pegunungan Tengah Papua. Keempat kabupaten tersebut
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6
adalah Kab.Paniai, Kab.Nabire, Kab.Deiyai dan Kab.Dogiyai. Namun
demikian, Kab.Nabire dulunya pencampuran antara dua suku, suku
pedalaman yakni suku Mee dan suku pesisir yakni orang Pantai Nabire.
3.
Matematika
Dalam penelitian ini, matematika adalah ilmu tentang hitung, serta
menganalisis suatu masalah kemudian diselesaikan. Dalam hal ini,
matematika yang dibahas matematika dasar yakni operasi hitung aljabar.
4.
Operasi Hitung Aljabar
Operasi hitung aljabar adalah matematika paling dasar untuk
mempelajari materi yang lebih lanjut. Operasi hitung aljabar dalam
penelitian ini adalah penjumlahan (tambah), pengurangan (kurang),
perkalian (kali) dan pembagian (bagi).
5. Kemampuan
Kemampuan adalah kesanggupan dalam melakukan sesuatu.
Seseorang dapat dikatakan sanggup apabila sanggup melakukan sesuatu
yang harus dilakukan. Siswa dikatakan sanggup apabila sanggup
membaca dan mengerti masalah, menyelesaikan masalah- masalah
dengan langkah-langkah yang benar, bisa menyimpulkan masalah
bentuk informal ke bentuk formal dan sebaliknya, bisa mengungkapkan
masalah dan menjelaskan masalah dalam bentuk yang berbeda.
6. Kesalahan
Kesalahan adalah hasil tindakan yang tidak tepat,
yang
menyimpang dari aturan atau norma atau suatu sistem yang telah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7
ditentukan. Kesalahan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kesalahan yang langsung terlihat pada hasil pekerjaan tertulis subjek
dalam menyelesaikan soal- soal. Kesalahan-kesalahan tersebut meliputi
kesalahan menyajikan data, kesalahan mengintepretasikan bahasa,
kesalahan definisi, kesalahan teknis dan kesalahan karena tidak diperiksa
kembali.
7. Minat Belajar
Minat belajar adalah suatu kecenderungan untuk menetap, untuk
merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan
merasa senang mempelajari materi tersebut. Sementara dalam KBBI,
minat adalah suatu kecenderungan hati yang yang tinggi terhadap
sesuatu, gairah.
G. Manfaat Penelitian
Berikut ini dijelaskan beberapa manfaat dari penelitian dapat
dijelaskan berikut ini:
1. Bagi Universitas
Untuk Universitas Sanata Dharma, penelitian ini menjadi sebuah
pengetahuan yang menambah kepustakaan di kampus. Selain itu,
penelitian ini menjadi bahan referensi untuk melakukan penelitian
berikutnya.
2. Bagi calon guru (Pendamping kursus)
Setiap daerah memiliki budaya yang berbeda, kebiasaan yang
berbeda. Dengan budaya yang berbeda pula, pembelajaran dalam kelas
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8
dan luar kelas pun berbeda. Tingkat pemahaman suatu pelajaran, dalam
hal ini pelajaran matematika pada setiap anak pun berbeda. Untuk itu,
penelitian ini memberikan sebuah pengetahuan tentang budaya Mee dan
pembelajaran yang dapat membantu para siswa Mee memahami mata
pelajaran matematika.
3. Bagi siswa
Dengan melakukan sebuah penelitian ini, para siswa dapat melihat
bahwa penelitian ini dapat menambah pengetahuan. Meskipun mereka
telah mempelajari pelajaran matematika di sekolah, anak-anak suku Mee
seakan- akan tidak memahami pelajaran matematika yang diajarkan di
sekolah terkait ilmu hitung. Penelitian ini membantu para siswa
mengetahui
kemampuan
siswa
menyelesaikan
dan
menganalisa
kemungkinan kesalahan yang terjadi.
H. Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan
Pendahuluan meliputi latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah,
Pembatasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Batasan
Istilah, Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan Skripsi.
Bab II : Landasan Teori
Landasan Teori ini berisi teori- teori yang mendasari pelaksaaan
penelitian yang dilakukan oleh penulis. Teori-teori dasar tersebut
meliputi; pertama: bahas tentang budaya suku Mee yang terletak di
empat kabupaten yakni Kab.Nabire, Kab.Paniai, Kab.Deiyai, dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9
Kab.Dogiyai. Kedua: bahas tentang bilangan dan operasinya pada
matematika yakni penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian.
Ketiga:
bahas
tentang
kemampuan
pemahaman
matematika terutama operasi hitung. Keempat: analisis pekerjaan
mahasiswa pada soal matematika. Kelima: minat belajar mahasiswa
Mee
Bab III : Metode Penelitian
Bab III ini berisi tentang Jenis Penelitian, Waktu dan Lokasi
Penelitian, Subjek Penelitian, Objek Penelitian, Perusmusan
Variabel-variabel, Metode dan Instrumen Pengumpulan Data,
Metode Teknik Analisis Data dan Analisis Instrumen Data serta
Prosedur Pelaksanaan Pebelitian secara Keseluruhan.
Bab IV : Analisis Data dan Pembahasan
Meliputi Deskripsi Penelitian, Tabulasi Data, Analisis Data dan
Pembahasan
Bab V : Penutup
Penutup pada bab ini berisi Kesimpulan Penelitian, Keterbatasan
Penelitian, dan Saran- saran
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Suku Mee
1. Pengertian
Suku Mee adalah sebuah suku dengan budaya yang sangat kental.
Menurut Defini suku Mee yakni kata “Mee” artinya “Manusia sejati”.
Selain itu, Mee juga berarti orang, orang yang memiliki pikiran jernih,
punya hati yang luhur. Sebutan lain untuk orang Mee adalah Ekari (Ekagi:
bhs Mee). Tetapi orang suku Mee tidak mau disebut atau dinamakan Ekari.
Mereka lebih mudah dan lebih akrab dipanggil Mee karena Mee dapat
diidetikkan dengan manusia sejati, manusia yang memiliki hati nurani.
Berdasarkan kumpulan informasi dari beberapa sumber atau versi
informasi maka dapat disimpulkan bahwa nenek moyang orang Mee
menurut kepercayaan yang diceriterakan turun-temurun bahwa orang Mee
berasal dari sebuah Goa besar di lembah Baliem atau dalam bahasa Mee
disebut Pagimo Peku , tepatnya di wilayah Pasema ± 900 tahun lalu
(dalam buku Mobu dan Ayii: Jalan menuju Keselamatan Inisiasi Kekal
Menurut Suku Mee di Papua.2007:13).
Sementara, menurut Dr.D.V.De Bruin yang disampaikan oleh John
Gobay, menyebut bahwa suku Mee dengan sebutan Het Verdwenen Volk
artinya suku yang hilang. Suku Mee disebut suku yang hilang mungkin
karena daerah ini menyimpan banyak misteri yang oleh masyarakat
diyakini sejumlah kisah yang kurang lebih sama dengan cerita dan
10
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11
larangan dalam alkitab, salah satunya adalah kesamaan hukum adat
dengan hukum taurat adalah dalam kitab keluaran 20: 1-17 tentang
Sepuluh Perintah Allah. Masyarakat suku Mee menyebut dirinya Mee
karena Mee adalah manusia sejati, manusia yang mempunyai hati nurani,
akal sehat. Masyarakat Mee menyebut orang lain dengan sebutan Mee
apabila kata- kata dan perbuatan orang tersebut sama atau identik seperti
masyarakat Mee.
2. Perhitungan Mee
Bahasa Mee (Mee mana) merupakan suatu ungkapan kebudayaan
daerah, maka bahasa daerah memiliki tempat yang sangat penting di antara
berbagai kelompok etnik. Hal ini disebabkan karena bahasa daerah selain
mengemban fungsi sebagai media pengembangan daerah yang biasanya
berlangsung secara lisan.
Dalam hitungan matematika dikenal secara lisan. Hitungan yang
sudah lama dikenal orang Mee sangat nampak dalam menghitung kulit
kerang (mege). Menurut Titus Crist Pekei dalam buku Manusia Mee di
Papua (2008:76), jumlah hitungan antara 1 (satu: ena) sampai 60
(enampuluh: muto ena). Hitungan tersebut dapat terjadi secara lisan, yakni
jumlah dari 1 (satu: ena) sampai 5 (lima:idibi), dst. Selanjutnya dikenalkan
kelipatan 10 (sepuluh: gati). Untuk lebih jelas, simaklah tabel berikut:
Tabel 2.1. Perhitungan bahasa Mee
Nilai Nominal
Bahasa Mee
Bahasa Indonesia
1
ena
satu
2
wiya
dua
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
wido
tiga
4
wii
empat
5
idibi
Lima
6
benumi
enam
7
pituwo
tujuh
8
waguwo
delapan
9
iyee
sembilan
10
gati
sepuluh
11
nama gati
sebelas
12
weiyama gati
dua belas
13
widoma gati
tiga belas
Dan seterusnya sampai mepina
20
mepina
dua puluh
21
enama mepina
dua puluh satu
22
wiyama mepina
dua puluh dua
23
widoma mepina
dua puluh tiga
Dan seterusnya sampai yokagati
30
yokagati
tiga puluh
31
enama yokagati
tiga puluh satu
32
wiyama yokagati
tiga puluh dua
33
widoma yokagati
tiga puluh tiga
Dan seterusnya sampai mepiya
40
mepiya
empat puluh
41
enama mepiya
empat puluh satu
42
wiyama mepiya
empat puluh dua
43
widoma mepiya
empat puluh tiga
Dan seterusnya sampai gatibeu
50
Gatibeu
lima puluh
51
enama gatibeu
lima pulu satu
52
wiyama gatibeu
lima puluh dua
53
widoma gatibeu
lima puluh tiga
54
wiima gatibeu
lima puluh empat
Dan seterusnya sampai muto ena
60
muto ena
enam puluh
12
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13
Masyarakat suku Mee telah mengenal hitungan lisan dari 1 sampai
60, selebihnya dapat melipatgandakan berdasarkan sasaran, objek hitungan
yang hendak dihitung (Titus Pekei, Manusia Mee di Papua, hlm. 78).
Setelah mulai kenal hitungan nilai nominal uang kertas (kapogeiye mege)
dan uang logam (pute mege) dapat mengembangkan sampai puluhan dan
bahkan sampai ribuan. Orang Mee sangat senang menghitung dan segala
sesuatu dinilai berdasarkan jumlah yang besar dan banyak. Dalam hal ini
akan dimulai dari 1 (satu: ena), 2 (dua:wiya), 3 (tiga: wido), 4 (empat:
wii), seterusnya 30 (tiga puluh: gatibeu), dan seterusnya sampai 500 (lima
ratus: idibi mepina), seterusnya sampai 1000 (seribu: gatibeu), seterusnya
sampai 100.000 (seratus ribu: one ena) dan seterusnya.
B. Operasi Hitung Matematika
1. Pengertian Matematika
Pengertian matematika menurut kamus besar Bahasa Indonesia
adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antar bilangan dan
prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah
bilangan. Dalam perkembangannya bilangan ini diaplikasikan ke bidang
ilmu-ilmu lain sesuai penggunaannya. Menurut James dan James (1976),
matematika diartikan sebagai ilmu logika mengenai bentuk, susunan,
besaran, dan konsep-konsep yang saling berubungan satu sama lainnya
dengan jumlah yang terbagi menjadi tiga bidang yaitu aljabar, analisis,
dan geometri. Sedangkan menurut Reys, dkk. (1984), matematika
diartikan sebagai analisis suatu pola dan hubungannya, suatu jalan atau
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat. Berdasarkan
pengertian-pengertian tentang matematika tersebut maka matematika
dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari bilangan dan
bangun serta konsep-konsep yang berkenaan dengan kebenarannya
secara logika menggunakan simbol-simbol yang umum serta aplikasi
dalam bidang lainnya. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai
proses perubahan baik kognitif, afektif, dan kognitif ke arah kedewasaan
sesuai dengan kebenaran logika.
Jika kita amati lebih dalam, matematika mempelajari tentang
himpunan dan fungsi. Sejak kecil, siswa telah diajarkan tentang
matematika dasar yakni operasi dasar matematika. Operasi dasar yang
dimaksud
yakni
penjumlahan,
ada
empat
pengurangan,
operasi.
perkalian,
Keempat
dan
operasi
adalah
pembagian.
Dalam
pembelajaran matematika khususnya operasi hitung di sekolah maupun
di luar sekolah, secara tidak langsung, siswa diajak mendalami
karakteristik sebuah himpunan. Sedangkan operasi- operasi yag terdapat
bilangan- bilangan terdapat tersebut merupakan suatu fungsi yang
diterapkan pada himpunan tersebut.
2.
Operasi Hitung
Sebelum menuju untuk membahas operasi hitung aljabar pada
matematika, akan lebih baik jika dibahas terlebih dahulu tentang arti
bilangan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, bilangan adalah satuan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15
dalam sistem matematis yang abstrak dan dapat diunitkan, ditambah atau
dikalikan.
Menurut Negoro dan Harahap dalam ensiklopedia matematika
menuliskan bahwa dalam matematika, operasi diartikan sebagai
“pengerjaan”. Operasi yang dimaksud adalah operasi hitung atau operasi
pengerjaan. Terhadap semua bilangan dapat dilakukan operasi hitung.
Pada dasarnya, operasi mencakup empat operasi dasar, yakni
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pengurangan.
Sampai saat ini, pengoperasian bilangan kita baru membahas
bilangan- bilangan dengan satu macam tanda yakni positif. Sekarang
marilah kita bahas bagaimana pengoperasian bilangan-bilangan tersebut
berkenaan dengan tanda-tanda yang melekat padanya. Menurut buku
Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi karangan Du Mairy,
2010:19).
1)
Operasi penjumlahan
 Jumlah dari dua bilangan positif (+a) dan (+b) akan
menghasilkan bilangan positif baru (+c) yang lebih besar.
(+a) + (+b) = (+c)
misal,
(+4) + (+7) = (+11)
 Jumlah dari dua bilangan negatif (-a) dan (-b) akan menghasilkan
bilangan negatif baru (-c) yang lebih kecil.
(-a) + (-b) = (-c)
misal,
(-4) + (-7) = (-11)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
 Jumlah dari bilangan positif (+a) dan bilangan negatif (-b) adalah
bilangan positif (+c) jika harga mutlak a lebih besar dari harga
mutlak b, atau bilangan negatif (-d) jika harga mutlak a lebih
kecil dari harga mutlak b.
(+a) + (-b) = (+c)
misal,
jika
|a| > |b|
jika
|a| < |b|
(+8) + (-3) = (+5)
atau
(+a) + (-b) = (-d)
misal,
(+4) + (-7) = (-5)
 Jumlah dari bilangan positif (-a) dan bilangan negatif (+b) adalah
bilangan positif (+c) jika harga mutlak a lebih kecil dari harga
mutlak b, atau bilangan negatif (-d) jika harga mutlak a lebih
besar dari harga mutlak b.
(-a) + (+b) = (+c)
misal,
jika
|a| < |b|
jika
|a| > |b|
(-3) + (+8) = (+5)
atau
(-a) + (+b) = (-d)
misal,
2)
(-7) + (+3) = (-5)
Operasi pengurangan
 Selisih antara dua bilangan positif (+a) dan (+b) adalah bilangan
positif (+c) jika harga mutlak a lebih besar dari harga mutlak b.
Atau bilangan negatif (-d) jika harga mutlak a lebih kecil dari
harga mutlak b.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
(+a) – (+b) = (+c)
misal,
jika
|a| > |b|
jika
|a| < |b|
17
(+8) – (+2) = (+6)
atau
(+a) – (+b) = (-d)
misal,
(+4) – (+9) = (-5)
 Selisih antara dua bilangan positif (-a) dan (-b) adalah bilangan
positif (+c) jika harga mutlak a lebih kecil dari harga mutlak b.
Atau bilangan negatif
(-d) jika harga mutlak a lebih besar dari
harga mutlak b.
(-a) – (-b) = (+c)
misal,
jika
|a| < |b|
jika
|a| > |b|
(-4) – (-8) = (+4)
atau
(-a) – (-b) = (-d)
misal,
(-8) – (-2) = (-6)
 Selisih antara dua bilangan positif (+a) dan bilangan negatif (-b)
adalah suatu bilangan positif baru (+c); hal ini identik dengan
penjumlahan dua bilangan positif.
(+a) – (-b) = (+c)
misal,
(+5) – (-3) = (+8)
 Selisih antara dua bilangan negatif (-a) dan bilangan positif
positif (+b) adalah suatu bilangan negatif baru (-c); hal ini identik
dengan penjumlahan dua bilangan negatif.
(-a) – (+b) = (-c)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
(-5) – (+5) = (-10)
misal,
3)
18
Operasi perkalian
 Hasil kali antara dua bilangan positif (+a) dan (+b) serta antara
dua bilangan negatif (-a) dan (-b) adalah sebuah bilangan positif
(+c).
(+a) x (+b) = (+c)
misal,
(+2) x (+4) = (+8)
dan
(-a) x (-b) = (+c)
misal,
(-3) x (-4) = (+12)
 Hasil kali antara dua bilangan berlainan (+a) dan (-b) atau (-a)
dan (+b) adalah sebuah bilangan negatif (-c).
(+a) x (-b) = (-c)
misal,
(+2) x (-4) = (-8)
atau
(-a) x (+b) = (-c)
misal,
4)
(-3) x (+4) = (-12)
Operasi pembagian
 Hasil bagi antara da bilangan positif (+a) dan (+b) serta antara
dua bilangan negatif (-a) dan (-b) adalah sebuah bilangan positif
(+c).
(+a) : (+b) = (+c)
misal,
(+9) : (+3) = (+9)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19
dan
(-a) : (-b) = (+c)
misal,
(-9) : (-3) = (+3)
 Hasil bagi antara dua bilangan berlainan (+a) dan (-b) atau (-a)
dan (+b) adalah sebuah bilangan negatif (-c).
(+a) : (-b) = (-c)
misal,
(+6) : (-2) = (-3)
atau
(-a) : (+b) = (-c)
misal,
(-8) : (+4) = (-4)
C. Kemampuan
Menurut Y.Marpaung (1986) ada sembilan kemampuan mental yang
harus dikuasai siswa, yakni:
a.
Kemampuan membandingkan
Kemampuan membandingkan adalah kemampuan untuk melihat
kesamaan atau perbedaan masalah-masalah matematika yang dihadapi.
b. Kemampuan mengatur
Kemampuan mengatur adalah kemampuan untuk menaati aturan yang
ada dalam matematika
c.
Kemampuan melakukan abstraksi
Kemampuan melakukan abstraksi adalah kemampuan melihat kesamaan
pokok dan mengabaikan perbedaan-perbedaan atau sifat-sifat yang tidak
mendasar. Untuk mencapai kemampuan ini, siswa harus mempunyai
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20
tingkat operasional formal tentang pendewasaan mental. Jika seorang
anak gagal melakukan pendewasaan mental, kemungkinan anak akan
banyak
mengalami
masalah
dalam
pemahaman
konsep-konsep
matematika secara umum.
d. Generalisasi
Generalisasi adalah suatu proses memperoleh sifat yang sama yang
dimiliki oleh sejumlah obyek berdasarkan pengamatan terhadap
himpunan bagian dari obyek tersebut.
e.
Kemampuan klasifikasi
Kemampuan klasifikasi adalah kemampuan menggolongkan obyek
untuk menetapkan hubungan antar kelas.
f.
Kemampuan konkritisasi atau partikulasi
Kemampuan
konkritisasi
atau
partikulasi
adalah
kemampuan
mentransfer atau mengaplikasikan prinsip umum atas hal- hal khusus.
g. Kemampuan formalisasi
Kemampuan formalisasi adalah kemampuan untuk melihat bentuk dan
berpikir secara formal dan menghilangkan makna atau kontes untuk
memperoleh sesuatu yang lebih abstrak.
h. Kemampuan analogi
Kemampuan analogi adalah kemampuan untuk melihat hubungan yang
sama atau sifat yang sama dalam dua situasi yang berbeda.
i.
Kemampuan representasi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21
Kemampuan representase meliputi kemampuan untuk mempresentasikan
ide- ide dalam berbagai modus dan bentuk representasi enaktif, ikonik
dn
simbolik.
Modus
enaktif
adalah
salah
satu
cara
untuk
mempresentasikan ide atau pengetahuannya melalui aktivitas, perbuatan
dan benda- benda konkrit. Mempresentasikan ide dalam modus ikonik
dalam diwujudkan dalam gambar, skema, bagan, grafik, dan sejenisnya.
Sedangkan representasi dalam modus simbolik dilakukan memalui
lambang- lambang atau simbol- simbol.
Pada sembilan kemampuan yang harus dimiliki siswa dalam memahami
matematika, nampaknya diperlukan kemampuan intelektual yang cukup
untuk memenuhi kemampuan-kemampuan tersebut. Apabila seseorang
mempunyai kemampuan terbatas, maka akan ada banyak kemampuankemampuan mental yang dikuasai menjadi tidak dikuasai. Hal inilah yang
menjadi penyebab kesalahan sering terjadi pada siswa.
D. Kesalahan
1.
Kesalahan-kesalahan yang mungkin dilakukan oleh siswa dalam
menyelesaikan soal-soal matematika.
Menurut Newman (Clements, 1980:1), kesalahan- kesalahan yang
mungkin
dilakukan
oleh
siswa
dalam
menyelesaikan
soal-soal
matematika antara lain:
a) Kesalahan membaca (Reading error)
Siswa sering melakukan kesalahan dalam membaca kata-kata
penting dalam pertanyaan atau salah dalam membaca informasi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22
utama sehingga siswa tidak menggunakan informasi utama untuk
menyelesaikan soal- soal matematika.
b) Kesalahan memahami soal (Reading comprehension difficully)
Siswa sebenarnya sudah dapat memahami soal, namun belum
menangkap informasi yang terkadung dalam soal tersebut sehingga
tidak dapat memproses lebih lanjut solusi dari permasalahan tersebut.
c) Kesalahan transformasi (Transformation error)
Siswa gagal dalam memahami soal-soal untuk diubah ke dalam
kalimat matematika.
d) Kesalahan dalam keterampilan proses (Weaknes in process skill)
Siswa dalam menggunakan kaidah atau aturan sudah benar tetapi
melakukan kesalahan dalam perhitungan atau komputasi.
e) Kesalahan dalam melakukan notasi (Encoding error).
Dalam hal ini, siswa melakukan kesalahan dalam menggunakan
notasi yang benar.
f) Kesalahan karena kecerobohan atau kurang cermat (Careles error)
Dalam menyelesaikan soal matematika, sering dijumpai kesalahankesalahan
dalam
penyelesaian.
Menurut
Suhertin
(1980:20-21),
berpendapat bahwa kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan
soal- soal matematika adalah tidak menguasai bahasa, contohnya siswa
tidak paham dengan pertanyaan dalam soal matematika, tidak memahami
arti kata, tidak menguasai konsep dan kurang menguasai teknik berhitung.
2.
Kategori jenis kesalahan menurut Hadar (1987)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23
Hadar et.al.(1987) mengadakan penelitian pada topik matematika
sekolah menengah di Israel. Penelitian didorong oleh keprihatinan akan
kegagalan yang berulang-ulang dengan prosentase yang cukup besar pada
topik matematika yang sama. Kesalahan-kesalahan yang dibuat siswa
dianalisis secara kualitatif yang disebut “constructive error analysis”.
Hadar mengelompokkan kesalahan siswa dalam mengerjakan soal-soal
matematika tersebut pada topik-topik di atas dalam lima tipe kesalahan,
sebaga berikut:
a) Siswa menambah atau mengabaikan data
b) Siswa menterjemakan pernyataan verbal ke dalam pernyataan
matematika dengan arti yang berbeda.
c) Siswa menggunakan teorema atau definisi yang salah.
d) Siswa
menggunakan
logika
yang
salah
dalam
mengambil
kesimpulan.
e) Siswa membuat kesalahan dalam keterampilan dasar.
Hadar et.al.(1987) melengkapi klasifikasi jenis kesalahan ini dengan
satu jenis kesalahan yaitu “penyelesaian tidak diperiksa kembali”, sebagai
berikut:
a) Kesalahan data
b) Kesalahan mengintepretasikan bahasa
c) Kesalahan menggunakan teorema atau definisi atau konsep.
d) Penyelesaian tidak diperiksa kembali.
e) Kesalahan teknis
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24
Berdasarkan Hadar et.al.(1987), maka dalam penelitian ini dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a) Kesalahan data karena subjek mengabaikan atau menambah data
termasuk penukaran posisi yang salah dan jawaban akhir yang salah.
b) Kesalahan
mengintepretasikan
bahasa
yakni
kesalahan
menterjemakan pernyataan verbal ke dalam pernyataan matematika
dengan arti yang berbeda.
c) Kesalahan menggunakan konsep, yakni kesalahan karena siswa tidak
pahami
konsep
yang
digunakan
dalam
penyelesaian
soal
matematika.
d) Kesalahan teknis, yakni kesalahan dalam perhitungan, ceroboh.
e) Kesalahan karena jawaban tidak diperiksa kembali yakni kesalahan
karena penyelesaian soal matematika dianggap sudah benar serta
waktu yang tidak mencukupi untuk diperiksa ulang.
E. Minat Belajar
Untuk memudahkan pemahaman tentang minat belajar, maka dalam
pembahasan ini terlebih dahulu akan diuraikan menjadi minat dan belajar.
Secara bahasan minat berarti kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu
(Depdikbud, 1990:58). Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri
seseorang. Minat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang sebab
dengan minat ia akan melakukan sesuatu yang diminatinya.
Pengertian minat secara istilah telah banyak dikemukakan oleh para
ahli, di antaranya yang dikemukakan oleh Hilgard yang dikutip oleh Slameto
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25
menyatakan “Interest is persisting tendency to pay attention to end enjoy
some activity and content (1991:57). Sardiman A. M. berpendapat bahwa
minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat
ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginankeinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Menurut KBBI, minat
adalah suatu kecenderungan hati yang yang tinggi terhadap sesuatu, gairah
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa, minat adalah
kecenderungan seseorang terhadap obyek atau sesuatu kegiatan yang
digemari yang disertai dengan perasaan senang, adanya perhatian, dan
keaktifan berbuat.
F. Penelitian Lain yang Terkait : Kemampuan dan Analisis Kesalahan
tentang Operasi Hitung Matematika
Untuk mendukung penelitian penulis tentang kemampuan dan analisis
kesalahan pada mahasiswa Mee di Yogkakarta, maka perlu dimaksukkan
penelitian terkait kedalam dasar teori. Maka, berikut ini hasil penelitian yang
dilakukan sebelumnya oleh beberapa mahasiswa:
1. Agustina Listyo Wulandari dalam skripsinya “Proses berpikir siswa
kelas VII B SMP Kanisius Gayam dalam menyelesaikan soal yang
berkaitan dengan pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat” mengatakan bahwa tingkat pemahaman siswa dalam
menyelesaikan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
cukup tinggi. Pemahaman siswa menunjukkan bahwa tiga orang siswa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26
berada pada tingkat pemahaman instrumental sementara satu siswa
berada pada tingkat pemahaman formal.
2. Dalam penelitian “Analisis kesulitan dalam menyelesaikan operasi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif untuk siswa kelas
VII SMPN 2 Yogyakarta tahun ajaran 20112012” yang dilakukan oleh
Emakulata Ika Prima Cahyaningrum mengatakan bahwa masih ada siswa
yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal operasi penjumlahan
dan pengurangan bilangan bulat. Namun, kesulitan lebih banyak
ditemukan pada operasi bilangan bulat negatif dengan positif. Selain itu
juga ditemukan kesalahan lain yaitu kesalahan penulisan jalan pikiran.
3. Penelitian lain lagi yakni dari Cicilia Kurniawati dalam “Analisis
kesalahan siswa kelas VII B SMP Pangudi Luhur Moyu dan tahun ajaran
2013/2014 dalam mengerjakan soal matematika pada pokok bahasan
bilangan bulat dan pecahan” mengatakan bahwa kesalahan siswa ketika
mengerjakan soal pada pokok bahasan bilangan bulat dan pecahan antara
lain: kesalahan dalam menggunakan definisi atau teorema sebesar
56,68%, kesalahan data sebesar 24,305%, kesalahan teknis sebesar
10,53%, kesalahan mengintepretasikan bahasa sebesar 5,26%, kurang
memahami langkah- langkah pengerjaannya,Penyelesaian tidak diperiksa
kembali sebesar 1,62%, dan tulisan yang tidak dapat dibaca sebesar
1,21%.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27
G. Kerangka Berpikir
Dalam penelitian ini, peneliti mengadakan kursus matematika untuk para
mahasiswa yang berada di kota Yogyakarta. Tujuan peneliti adalah ingin
mengetahui semangat belajar matematika. Dari kursus tersebut, peneliti akan
melihat dan meneliti apakah para mahasiswa mudah memahami pelajaran
matematika terkait operasi hitung. Selain itu, peneliti menganalisis kesalahan
yang terjadi dalam menyelesaikan soal matematika. Di samping itu, peneliti
juga mengamati minat belajar mahasiswa Mee sebagai subjek penelitian.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Peneliti
menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian ini, digunakan penelitian
kuantitatif untuk melihat pemahaman mahasiswa Mee sebagai subjek
penelitian melalui tes tertulis terkait operasi hitung matematika. Di samping
itu, juga digunakan penelitian kualitatif untuk melihat kesalahan yang terjadi
pada saat mengerjakan soal matematika. Dalam penelitian kualitatif,
digunakan juga lembar wawancara untuk mendukung tes pemahaman serta
lembar koesioner untuk mengetahui minat (motivasi) belajar subjek dalam
pembelajaran matematika terkait operasi hitung matematika.
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari sampai November
2014 dan pengambilan data dilakukan pada Februari sampai Juni 2014.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan pada mahasiswa dan mahasiswi Mee di tiga asrama,
yakni Asrama Paniai, Asrama Dogiyai dan Asrama Deiyai.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah sumber tempat kita memperoleh keterangan
penelitian (Amirin, 1986; 92). Dalam hal ini, subjek penelitian adalah para
mahasiswa suku Mee yang kuliah di Yogyakarta sebanyak 20 orang.
28
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
29
D. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian (Arikunto, 1989; 92). Dalam penelitian ini, objek penelitian adalah
kemampuan dan kesalahan pada materi dasar matematika yakni tentang
operasi hitung matematika. Dalam operasi hitung itu terdapat empat operasi
hitung yang paling mendasar, yakni penjumlahan (+), pengurangan (-),
perkalian (×) dan pembagian (÷).
E. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Metode pengumpulan data
Metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah tes
tertulis, koesioner dan tes wawancara. Berikut, penjelasan dari ketiga
jenis penelitian:
a. Tes tertulis
Dalam penelitian, peneliti telah melakukan pembelajaran materi
matematika terkait operasi hitung. Sebagai akhir dari pembelajaran
itu, peneliti memberikan tes tertulis berupa materi matematika. Materi
yang diujikan dalam tes tersebut adalah operasi hitung matematika
karena materi itu yang menjadi topik dalam penelitian tersebut. Dalam
tes ini, peneliti memberikan tes sebanyak tiga kali. Hal ini dilakukan
untuk melihat memampuan siswa dalam menyelesaikan soal
matematika dan menganalisis kemungkinan terjadi kesalahan dalam
penyelesaian soal tersebut.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
30
b. Kuesioner
Kuesioner adalah alat pengumpul informasi dengan cara
menyampakan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab pula
secara tertulis oleh responden (Margono, 2007:167). Kuesioner yang
digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kuesioner tertutup yaitu
kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai dengan
alternatif jawaban yang disediakan. Kuesioner ini diisi oleh masingmasing subjek di dalam kelas.
c. Wawancara
Instrumen yang berfungsi untuk mengambil data di lapangan
adalah dengan teknik wawancara. Pada teknik ini, peneliti
memberikan lembar yang berisi pertanyaan- pertanyaan terkait budaya
Mee dan matematika dengan responden atau subyek yang diteliti.
Sementara, menurut kamus besar bahasa Indonesia, wawancara berarti
tanya jawab dengan seseorang (pejabat, dsb) yang diperlukan untuk
memintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal, untuk
dimuat di suatu surat kabar, disiarkan melalui radio, atau ditayangkan
pada layar televisi. Teknik wawancara pada penelitian ini akan dimuat
dalam bentuk tulisan proposal atau lebih jauh lagi adalah skripsi.
2. Instrumen pengumpulan data
Instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data
terkait hal-hal atau instrumen- instrumen yang perlu diteliti. Dalam hal
ini, terdapat beberapa instrumen pengumpulan data:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
31
a) Lembar Tes Tertulis
Penelitian ini khususnya dalam melakukan tes tertulis, peneliti
menggunakan lembar soal dan jawaban. Dalam penelitian tersebut,
peneliti
melakukan pembelajaran matematika khususnya operasi
hitung. Pada akhir dari pembelajaran materi itu, peneliti memberi
latihan soal terkait materi yang baru saja diajarkan kepada subjek.
Dalam tes tertulis tersebut, peneliti menyiapkan beberapa soal
yang materi. Soal-soal tersebut akan berkaitan dengan materi
matematika yakni operasi hitung matematika. Terdapat beberapa
soal yakni penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
Ada juga soal-soal campuran antara operasi hitung tersebut.
b) Kuesioner
Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui minat belajar subjek
dalam pembelajaran matematika terutama operasi hitung. Adapun
beberapa kisi-kisi akan diisi oleh peneliti untuk menyusun kuesioner
minat belajar subjek terhadap proses pembelajaran matematika
khusunya pada operasi hitung.
Tabel 3.1. Minat belajar dalam melakukan operasi hitung
No
Kisi- kisi
1
Siswa Mee mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi untuk
mengetahui sesuatu hal. Dalam hal ini adalah dalam proses
pembelajaran matematika.
Indikator:
 Siswa bertanya kepada guru pertanyaan terkait operasi hitung
matematika di kelas.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
32
 Siswa tertarik dengan materi operasi hitung aljabar serta
metode pembelajarannya di kelas.
 Siswa mencoba sendiri. Mencoba belajar sendiri atau
mengerjakan soal (tugas) yang diberikan oleh gurunya.
2
Perhatian sisa selama proses pembelajaran di kelas.
Indikator:
 Perhatian siswa terpusat pada guru selama guru menerangkan
di depan kelas.
 Siswa aktif dan selalu terlibat dalam proses pembelajaran
matematika di kelas.
 Siswa mampu menjawab pertanyaan yang diajukan sang
gurunya.
 Siswa mempunyai catatan tentang materi yang diberikan
guru tersebut.
 Siswa selalu mencoba mengerjakan tugas yang diberikan
oleh gurnya.
3
Siswa merasa tertarik dengan pelajaran matematika di dalam kelas
maupun di luar kelas.
Indikator:
 Siswa merasa tertarik dengan matematika.
 Siswa merasa senang dengan pelajaran matematika selama
proses pembelajaran
 Siswa bersemangat mengikuti pelajaran matematika
c) Lembar Wawancara
Lembar wawancara ini berisi tentang pertanyaan- pertanyaan
secara terstruktur yang telah disiapkan oleh peneliti. Lembar
wawancara tersebut akan ditujukan kepada subjek, dalam hal ini
mahasiswa Mee yang berada di Yogyakarta.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33
Lembar jawab ini bertujuan untuk memberi dukungan atau
memberi penguatan atas data yang telah diperoleh dari tes materi
tentang operasi hitung matematika di kelas.
Pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan dalam lembar
wawancara tersebut antara lain sebagai berikut:
Tabel 2.2. Lembar Wawancara
Pertanyaan- pertanyaan
1) Bagaimana pendapat Anda tentang matematika? Apakah pelajaran
matematika tersebut sesuatu yang menakutkan? Jelaskan pendapat
Anda?
2) Apakah ada pengaruh budaya Mee terhadap pelajaran matematika?
Mengapa demikian?
3) Apakah Anda suka terhadap matematika? Mengapa? Jelaskan
pendapat Anda?
4) Apakah Anda senang mengikuti pelajaran di kelas? Mengapa
demikian? Jelaskan alasa Anda?
5) Anda sebagai suku Mee, apakah pengetahuan tentang matematika
telah ada sejak nenek- moyang anda?
6) Jika pengetahuan tentang matematika telah ada sejak nenek- moyang
Anda namun jika Anda tidak tertarik dengan matematika? Apa
penyebabnya? Mengapa demikian? Jelaskan pendapat Anda!
7) Apakah Anda merasa tertarik dengan pelajaran matematika di kelas?
Jelaskan pendapat Anda!
8) Apakah Anda lebih suka belajar di kelas (di sekolah) atau mengikuti
kursus matematika? Jelaskan pendapat Anda!
9) Apakah Anda sering mengerjakan tugas matematika yang diberikan
gurunya? Mengapa demikian? Jelaskan pendapat Anda!
10) Apakah Anda sering bertanya materi matematika yang belum
mengerti kepada guru? Mengapa?
11) Apakah Anda lebih senang diajarkan matematika dengan bahasa suku
Mee atau bahasa Indonesia? Jelaskan pendapat Anda!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
34
12) Apakah Anda lebih senang diajarkan guru matematika yang berasal
dari suku Mee atau salah satu suku di Papua ataukah guru Indonesia
(selaian guru asal Papua)? Mengapa demikian? Jelaskan pendapat
Anda!
13) Dalam pelajaran matematika, apakah yang Anda tidak suka, apakah
pelajaran matematika? Ataukah guru yang tidak mengajarkan tidak
sesuai dengan kompetensinya? Mengapa demikian? Jelaskan pendapat
Anda!
F. Metode dan Teknik Analisis Data
Data-data yang diambil dalam penelitian tersebut adalah metode
wawancara, tes tertulis dan koesioner. Berikut ini dijelaskan ketiga metode
penelitian tersebut:
a) Tes Tertulis
1) Analisis Data
Analisis kemampuan subjek (dalam hal ini mahasiswa Mee)
dilakukan dengan kontribusi subjek selama pembelajaran, hasil
lembar kerja pada tes tertulis, kuesioner dan wawancara kepada
subjek. Untuk memberi penilaian pada tes kemampuan, peneliti
memberikan gambaran berupa langkah-langkah pekerjaan beberapa
subjek dan pemberian pedoman skoring pada seluruh subjek untuk
melihat nilai rata- rata pada tes kemampuan.
Data ini diperoleh dari pemahaman subjek selama proses
pembelajaran melalui evaluasi. Evaluasi dilakukan setelah peneliti
mengajar pada subjek dengan menerapkan unsur budaya Mee. Dari
evaluasi, diperolehlah hasil belajar.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
35
Pemahaman subjek terhadap materi yang dipelajari dapat dilihat
berdasarkan klasifikasi prestasi belajar subjek yang diperoleh pada
tabel berikut ini:
Tabel 3.3. Kriteria Pemahaman Materi
Interval Nilai
Kriteria Penilaian
80 – 100
Sangat Baik
66 – 79
Baik
56 – 65
Cukup Baik
41 – 55
Kurang
≤40
Sangat Kurang
(Kartika, 2001:55)
2) Analisis Kesalahan
Data penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif yang
dimaksud dalam penelitin ini adalah kesalahan- kesalahan yang
dilakukan subjek pada saat mengerjakan soal matematika pada materi
operasi hitung. Kesalahan yang dilakukan oleh subjek tersebut dapat
dikelompokkan
berdasarkan
kategori
jenis
kesalahan
yang
dikemukakan oleh Hadar et.al. Berikut ini hasil analisis kesalahan
subjek dalam mengerjakan soal-soal pada materi operasi hitung.
Tabel berikut ini menampilkan teknik analisis data pada
jawaban yang diberikan oleh subjek kemudian dianalisis kesalahan
yang terjadi pada lembar pengerjaan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
36
Tabel 3.4. Teknik Analisis Data
No
Proses
1
Hasil pekerjaan tes tertulis subjek pada tiga kali tes
dikoreksi
2
Mencatat kesalahan- kesalahan subjek dalam mengerjakan
tes tertulis
3
Mengelompokkan
jawaban
subjek
berdasarkan
jenis
kesalahan
4
Memilih jawaban subjek yang akan dianalisis lebih lanjut.
Jawaban siswa yang akan dipilih tersebut didasarkan pada
kesalahan yang dominan dilakukan subjek serta dapat
mewakili dari sekian banyak kesalahan yang dilakukan
subjek.
5
Mengelompokkan
kesalahan
yang
dilakukan
subjek
berdasarkan kategori jenis kesalahan menurut Hadar (1987)
6
Mencari faktor penyebab kesalahan pada tes pemahaman
Dalam penelitian ini, pengkategorian jenis kesalahan yang
dikemukakan Hadar (1987) disesuaikan dengan materi yang menjadi
obyek penelitian pada materi operasi hitung, maka kategori jenis
kesalahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kesalahan data,
kesalahan mengintepretasikan bahasa, kesalahan menggunaan definisi
atau teorema dan kesalahan teknis. Berikut adalah penjelasan dari
empat kategori tersebut:
 Kesalahan Data
Jenis kesalahan ini meliputi kesalahan-kesalahan yang dibuat
dihubungkan dengan ketidaksesuaian antara data yang diketahui
dengan data yang dikutip oleh siswa, seperti mengabaikan data
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
37
penting yang diberikan, mengartikan informasi tidak sesuai
dengan teks sebenarnya, dan salah menyalin soal.
 Kesalahan mengintepretasikan bahasa
Jenis kesalahan ini meliputi kesalahan-kesalahan yang berkaitan
dengan
ketidaktepatan
menerjemahkan
suatu
pernyataan
matematika yang dideskripsikan dalam suatu bahasa ke bahasa
yang lain, seperti mengubah bahasa- bahasa sehari- hari ke dalam
bentuk persamaan matematika dengan arti yang berbeda dan
salah satu mengartikan cerita.
 Kesalahan menggunakan definisi atau teorema
Jenis kesalahan ini merupakan penyimpangan dari prinsip atau
aturan pada materi operasi hitung.
 Kesalahan teknis
Jenis kesalahan ini berkaitan dengan kesalahan perhitungan,
kesalahan dalam mengutip data, dan kesalahan-kesalahan dalam
memanipulasi simbol- simbol operasi dasar seperti penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian.
Dari hasil analisis kesalahan yang dilakukan subjek dalam
menyelesaikan soal matematika, peneliti merekapitulas kesalahankesalahan yang dilakukan subjek. Berikut adalah hasil dari
rekapitulasi kesalahan yang dilakukan subjek pada pokok bahasan
operasi hitung.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
38
Tabel 3.5. Rekapitulasi kesalahan subjek
No-
Kesa-
Kesalahan
Kesalahan
mor
lahan
mengintepre-
menggunakan lahan
Soal
data
tasikan bahasa definisi
Kesa-
teknis
Menja-
Tidak
wab
menja-
dengan
wab
benar
soal
1
2
…
Berdasarkan tabel di atas, peneliti akan memberi rangkuman
pada setiap analisis kesalahan subjek. Rangkuman tersebut berupa
pengelompokan beserta didasarkan pada tabel rekapitulasi.
b) Minat Belajar
Minat belajar berupa lembar kuesioner ini dilakukan dengan
bertujuan untuk mengetahui minat belajar subjek. Dalam lembar kuesioner
tersebut terdapat beberapa petanyaan yang berkaitan dengan budaya Mee
dan pembelajaran matematika di sekolah maupun di luar sekolah.
Penilaian yang dilakukan untuk metode lembar kuesioner dalam penelitian
ini dilakukan skala likert yang digunakan (Kasmadi & Siti Nia, 2013:76),
yakni:
 Untuk pertanyaan positif; penskoran dari yang paling tinggi ke paling
rendah, misal:
5 = sangat setuju
4 = setuju
3 = cukup
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
39
2 = tidak setuju
1 = sangat tidak setuju
 Untuk pertanyaan negatif; penskoran dari yang paling rendah ke
paling tinggi, misal:
1 = sangat setuju
2 = setuju
3 = cukup
4 = tidak setuju
5 = sangat tidak setuju
Kuesioner ini terdiri dari 13 butir yang masing- masing 5 buah
pilihan jawaban, akan tetapi subjek hanya diperbolehkan untuk memilih
satu jawaban saja dengan tanda centang (√) pada opsi jawaban yang
mewakili keadaanya. Pada kuesioner tersebut, seluruhnya pernyataan
bersifat positif.
Setelah dilakukan pengamatan dan pengisian tabel pengamatan minat
subjek diberikan skor minat subjek. Kemudian, dilakukan perhitungan
jumlah skor yang diperoleh masing-masing subjek. Kemudian menghitung
persentase minat subjek dengan cara:
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑚𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 − 𝑚𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 subjek
𝑥 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑢𝑛𝑔𝑘𝑖𝑛 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
Setelah diperoleh presentase minat masing- masing subjek, selanjutnya
ditentukan kriteria minat masing-masing subjek menggunakan kriteria
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
40
yang digunakan oleh Fr.Kartika Budi dalam Widya Dharma Universitas
Sanata Dharma tahun 2001 sebagai berikut:
Tabel 3.6. Kriteria minat subjek
Interval (%)
Kriteria Minat
≤20
Tidak Tinggi
21 – 40
Kurang Tinggi
41 – 60
Cukup Tinggi
61 – 80
Tinggi
81 – 100
Sangat Tinggi
(Kartika Budi, 2001:53)
Setelah diperoleh minat masing-masing siswa, dapat dicari minat
belajar subjek secara keseluruhan dengan menggunakan kriteri sebagai
berikut:
Tabel 3.7. Kriteri Minat Belajar secara Keseluruhan
ST
≥ 75%
ST+T
ST+T+C ST+T+C+R ST+T+C+R+SR
< 75%
≥ 75%
< 75%
≥ 65%
< 65%
≥ 65%
< 65%
Kriteria
Sangat
Tinggi
Tinggi
Cukup
Tinggi
Kurang
Tinggi
Tidak Tinggi
(Kartika Budi, 2001:53)
c) Analisis Hasil Wawancara
Berdasarkan tes wawancara, peneliti
mengetahui dukungan dan
pengaruhnya pada tes kemampuan materi operasi hitung. Dalam metode
wawancara tersebut, peneliti
mengidentifikasi apakah jawaban yang
diberikan oleh subjek berpengaruh pada tes kemampuan pada materi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
operasi
hitung
matematika.
Oleh
karena
itu,
peneliti
41
akan
mengklasifikasikan jawaban dari setiap subjek.
G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Secara Keseluruhan
Berikut ini dipaparkan beberapa langkah- langkah melaksanakan
penelitian secara keseluruhan:
1. Melakukan Studi Pendahuluan
Pelaksanaan studi pendahuluan ini dilakukan dengan tujuan
mengumpulkan informasi tentang proses pembelajaran yang berlangsung
pada saat kursus matematika. Informasi tersebut dilakukan peneliti untuk
menentukan kursus yang akan digunakan untuk penelitian ini.
2. Meminta Ijin Pemda dan Badan Pengurus Harian Ikatan Mahasisa Mee di
Yogyakarta
Sebelum melakukan penelitian tersebut, peneliti
terlebih dahulu
meminta ijin secara formal kepada:
 Pemerintah daerah:
Yang dimaksud pemerintah daerah (Pemda) adalah pemerintah
daerah empat kabupaten di Pengunungan Tengah Papua antara lain
Kab.Paniai, Kab.Nabire, Kab.Deiyai, dan Kab.Dogiyai. Hal tersebut
perlu dilakukan agar dalam penelitian tersebut tidak terjadi salah
paham antara kabupaten satu dengan kabupaten
lainnya. Dan
harapannya tidak terjadi masalah dalam penelitan. Di samping itu
juga, Pemda memberikan kemudahan kepada peneliti
menyelesaikan penelitian tersebut.
dalam
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
42
 Badan Pengurus Harian Ikatan Mahasiswa Mee (BPH) di
Yogyakarta:
Peneliti
akan melakukan penelitian tersebut di Yogyakarta.
Mahasiswa suku Mee di Yogyakarta memiliki sebuah ikatan besar
yakni IPMANAPANDODE (Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Nabire,
Paniai, Dogiyai dan Deiyai). Untuk mengumpulkan mahasiswa
dalam penelitian tersebut, peneliti
meminta ijin terlebih dahulu
kepada BPH IMPANANDODE agar meperbolehkan peneliti untuk
melakukan penelitian terhadap subjek tersebut. Di samping itu juga
peneliti meminta kerjasama BPH untuk menyelesaikan penelitian
ini.
3. Memberikan Tes dan Wawancara serta Lembar Kuesioner
Peneliti melakukan pengamatan proses pembelajaran matematika
khususnya pada operasi hitung matematika di tempat kursus yakni di
Asrama Deiyai yang terletak di Jl.Tentara Palagan, Monjali. Dalam
pembelajaran tersebut, peneliti
akan melakukan tes untuk mengukur
kemampuan mereka akan materi operasi hitung matematika. Dalam
pembelajaran juga subjek yang akan mengikuti pembelajaran matematika
tersebut akan diamati oleh peneliti. Setelah proses pembelajaran selesai,
peneliti akan melakukan tes tertulis terkait materi yang telah diajarkan
dalam kursus matematika yakni operasi hitung matematika (penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian). Hal tersebut akan menjadi salah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
satunya
adalah
perbandingan
pemahaman
dalam
43
pembelajaran
matematika yang dilakukan oleh subjek di Yogyakarta.
Dalam penelitian tersebut, peneliti juga akan melakukan pengecekan
kehadiran subjek yakni dengan mengisi buku presensi. Hal demikian
perlu dilakukan sebab dari kehadiran subjek tersebut juga dapat
berpengaruh pada proses pembelajaran (pengetahuan). Peneliti juga akan
mengambil dokumentasi berupa foto. Hal ini juga perlu agar dalam
penelitian tersebut dapat dibuktikan dengan benar bahwa peneliti telah
menjadi pembimbing kursus Matematika bagi subjek di Yogyakarta.
Di akhir pembelajaran tersebut, peneliti
juga akan memberikan
wawancara terhadap subjek tersebut. Wawancara ini bertujuan untuk
mendukung tes pemahaman dalam proses pembelajaran di kelas, juga.
mengetahui
mengetahui
hubungan
antara
budaya
Mee
dengan
pembelajaran matematika terkait operasi hitung.
4. Analisis Data
Kegiatan analisis dimulai dengan melakukan pengelompokkan data
semua yakni tes tertulis, wawancara, dan lembar koesioner. Langkah
berikutnya adalah melakukan tafsiran terhadap data-data yang telah
dikumpulkan dengan mengacu pada teori-teori pembelajaran yang telah
ditemukan oleh para ahli.
5. Penarikan Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis tersebut, peneliti menarik kesimpulan.
Kesimpulan yang akan akan diambil adalah bagimana subjek yang ada di
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
44
Yogyakarta dapat menerima mata pelajaran matematika tersebut. Dalam
pembelajaran tersebut tentunya tidak terlepas dari budaya Mee yang
sudah ada sejak nenek moyang orang Mee. Maka itu, budaya Mee juga
akan mempengaruhi proses pembelajaran matematika pada saat kursus
matematika.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB IV
PROFIL, PELAKSANAAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Profil Mahasiswa Suku Mee
Mahasiswa Mee adalah para pelajar suku Mee Papua yang sedang
kuliah di Kota Yogyakarta. Mahasiswa Mee ini berasal dari empat kabupaten
yakni Kabupaten Nabire, Kabupaten Paniai, Kabupaten Dogiyai dan
Kabupaten Deiyai. Saat ini, mereka sedang kuliah pada berbagai jurusan serta
berbagai kampus di Yogyakarta. Mahasiswa Mee ini memiliki tiga asrama dan
satu kontrakan yakni Asrama Paniai, Asrama Dogiyai dan Asrama Deiyai
serta Kontrakan Nabire. Mahasiswa Mee di Yogyakarta juga memiliki suatu
perkumpulan yakni Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Kabupaten Nabire, Paniai,
Dogiyai dan Deiyai atau disingkat IPMANAPANDODE. Namun, setiap
kabupaten juga memiliki perkumpulan sendiri-sendiri.
Mahasiswa suku Mee di Yogyakarta tersebar pada berbagai jurusan dan
juga berbagai universitas. Seperti pengambilan data yang dilakukan yakni
mahasiswa jurusan teknis sipil, ilmu pemerintahan, teknik sipil, ilmu ekonomi,
akuntansi, ilmu pendidikan, kehutanan, kebidanan, kesehatan, ilmu komputer
dan bahasa. Begitu pula berbagai kampus yakni UTY, UNY, Akprind, APMD,
Stiper, STTNAS, Akakom, Amikom, UJB, Stiebank, Ama Darmala, YKPN,
STTL dan sebagainya.
Dalam melakukan pengambilan data, tentunya peneliti meminta ijin
pemerintah daerah (dalam hal ini keempat kabupaten) juga kepada Badan
Pengurus Harian IPMANAPANDODE Kota Studi Yogyakarta dan Solo. Hal
45
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
46
ini dilakukan agar dalam pengambilan data tidak ada masalah dengan
pemerintah daerah maupun pada pengurus ikatan serta anggota ikatan.
B. Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan data (penelitian) dilaksanakan pada bulan Februari sampai
Juni 2014. Penelitian ini dilaksanakan di tiga asrama mahasiswa Mee yang
ada di Yogyakarta yakni Asrama Paniai yang terletak di Jl.Santan No.216,
Condong Catur, Sleman. Asrama Dogiyai terletak di Jl.Klebengan No.12D,
Sleman. Asrama Deiyai terletak di Jl.Palangan Tentara Pelajar Monjali,
Sleman. Ketiga asrama tersebut didomisili oleh mahasiswa Mee sebagai
subjek penelitian.
Penelitian dilakukan dengan cara memberikan kursus (les tambahan).
Umumnya, kursus matematika ini dilakukan pada malam hari. Berikut ini
tabel jadwal pertemuan untuk pelajaran matematika dari ketiga asrama.
Tabel 4.1. Jadwal pelajaran matematika pada Asrama Paniai
No
Hari/Tanggal
Waktu
1
Senin, 19 Mei 2014
2
Senin, 26 Mei 2014
3
Senin, 2 Juni 2014
4
Senin, 22 Juni 2014
5
Senin, 30 Juni 2014
Tabel
4.2.
Jadwal
Tempat
Materi
Operasi penjumlahan dan
pengurangan+Tes I
18.00
20.00
WIB
pelajaran
–
Asrama
Paniai
Operasi perkalian
pembagian+Tes II
dan
Tes pemahaman (III),
materi
penjumlahan,
pengurangan, perkalian
dan pembagian
matematika
pada
Asrama
Dogiyai
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No
Hari/Tanggal
1
Rabu, 14 Mei 2014
2
Rabu, 22 Mei 2014
3
Rabu, 28 Mei 2014
4
Rabu, 18 Juni 2014
5
Rabu, 25 Juni 2014
Waktu
Tempat
47
Materi
Operasi penjumlahan dan
pengurangan+Tes I
18.00
20.00
WIB
–
Asrama
Dogiyai
Operasi perkalian
pembagian+Tes II
dan
Tes Pemahaman (III),
materi
penjumlahan,
pengurangan, perkalian
dan pembagian
Tabel 4.3. Jadwal pelajaran matematika pada Asrama Deiyai
No
Hari/Tanggal
1
Kamis, 8 Mei 2014
2
Kamis, 29 Mei 2014
3
Kamis, 19 Juni 2014
4
Kamis, 26 Juni 2014
Waktu
Tempat
Materi
Operasi penjumlahan dan
pengurangan+Tes I
18.00
20.00
WIB
–
Asrama
Deiyai
Operasi perkalian
pembagian+Tes II
dan
Tes Pemahaman (III),
materi
penjumlahan,
pengurangan, perkalian
dan pembagian
Adapun langkah- langkah dalam melaksanakan penelitian pada subjek,
yaitu sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan Penelitian
Sebelum melaksanakan penelitian pada subjek di Yogyakarta, peneliti
melakukan beberapa persiapan yakni:
a) Peneliti bertemu dengan pengurus ikatan pelajar dan mahasiswa suku
Mee di Yogyakarta. Ikatan tersebut bernama Ikatan Pelajar dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Mahasiswa
Nabire,
Paniai,
(IPMANAPANDODE).
Peneliti
Dogiyai
bertemu
dan
para
48
Deiyai
pengurus
IPMANAPANDODE, Lasarus Goo, Aser Yeimo dan beberapa teman
untuk mengutarakan ide peneliti tentang memberikan les matematika
bagi subjek di Yogyakarta. Les matematika tersebut momen yang
tepat untuk peneliti sekaligus mengambil data sebagai bahan
pembuatan skripsi.
b) Peneliti secara lisan meminta ijin kepada pengurus ikatan untuk
melakukan penelitian pada subjek kemudian membuat surat ijin
kepada pengurus ikatan serta tembusan Pemerintah Daerah (Pemda)
dari keempat kabupaten yakni Nabire, Paniai, Dogiyai dan Deiyai
untuk melakukan penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti terlebih dahulu memberi les
tambahan untuk matematika dan mengumpulkan data. Untuk lebih rinci,
peneliti mengkaji dalam dua bagian, yakni:
a) Peneliti memberi les matematika kepada subjek yang ada di
Yogyakarta. Hal tersebut dilakukan karena penulis berharap
agar
subjek akan lebih memahami matematika khususnya materi terkait
operasi hitung (penjumlahan, pembagian, perkalian dan pembagian).
Penulis memulai kursus tersebut pada tanggal 7 Mei 2014 di tiga
asrama di Yogyakarta yakni Asrama Deiyai, Asrama Dogiyai dan
Asrama Paniai.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
49
b) Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti memberi tes
pemahaman terkait materi yang diajarkan pada saat les matematika.
Awal pembelajaran hingga akhir, peneliti memberikan tiga kali tes
kepada subjek. Materi pada tes pertama adalah penjumlahan dan
pengurangan. Materi pada tes kedua adalah perkalian dan pembagian.
Serta materi untuk tes ketiga adalah gabungan dari tes petama dan tes
kedua.
c) Selain tes pemahaman, peneliti juga memberikan koesioner dan
wawancara. Koesioner dan wawancara pada siswa dilakukan hanya
satu kali yakni pada akhir proses pembelajaran.
3. Tahap Setelah Penelitian
Setelah mengumpulkan data seperti tes pemahaman, wawancara para
subjek serta koesioner, peneliti mengecek ulang apakah ada data yang
belum terlaksana. Namun, semua data yang ingin peneliti melakukan
penelitian berjalan lancar serta telah terpenuhi.
C. Hasil Analisis dan Pembahasan
1. Tes Pemahaman
Tes pemahaman terdiri dari tiga yakni tes pertama (penjumlahan dan
pengurangan), tes kedua (perkalian dan pembagian) dan tes ketiga
(gabungan dari tes pertama dan tes kedua). Berikut ini dipaparkan tabulasi
untuk ketiga tes pemahaman:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
50
Tabel 4.4. Tabulasi pada Tes I, Tes II dan Tes III
Peserta
Tes Pertama
Komp.I
Tes Kedua
Komp.II
PST 1
PST 2
PST 3
PST 4
PST 5
PST 6
PST 7
PST 8
PST 9
PST 10
PST 11
PST 12
PST 13
PST 14
PST 15
PST 16
PST 17
PST 18
PST 19
PST 20
Skor Terendah
Skor Tertinggi
Rata-rata
Simp.Baku
Nilai
40
20
50
40
60
96
100
76
84
90
100
88
40
84
40
60
80
100
20
30
20
100
64,9
28,01
Nilai
70
28
36
70
96
100
100
52
98
64
96
100
76
96
96
94
100
90
50
60
28
100
78,6
23,39
Tes Kemampuan Ketiga
Komp.I
Komp.II
Nilai
Nilai
80
96
98
98
80
98
100
100
80
50
80
98
100
92
48
98
100
100
100
98
100
84
98
100
100
68
100
68
100
98
100
96
98
100
98
96
100
96
64
96
48
50
100
100
91,2
91,5
14,63
13,62
Hasil penelitian melalui tes pemahaman akan dibahas satu demi
satu. Hasil analisis pada penelitian ini bagi menjadi tiga kali tes
pemahaman yakni tes pertama dengan materinya adalah penjumlahan dan
pengurangan; tes kedua dengan materinya adalah perkalian dan
pembagian; dan tes ketiga dengan materinya adalah gabungan antara tes
pertama dan tes kedua (operasi hitung: penjumlahan, pengurangan,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
51
perkalian dan pembagian). Berikut, analisis dan pembahasan dari ketiga
tes:
a. Analisis dan Pembahasan Kompetensi I pada Tes Pertama
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 20 orang, ratarata yang dicapai peserta pada tes pertama (I) adalah 64,6. Berdasarkan
kriteria tingkat pemahaman materi pada tabel bab 3, maka tabel di atas
dapat diklasifikasikan lagi menjadi seperti tabel berikut:
Tabel 4.5. Tingkat Pemahaman Kompetensi I pada tes Pertama
No
Kriteri
Pemahaman
Interval Nilai
Jumlah subjek
Persentase (%)
1
Sangat Baik
80 – 100
9
45
2
Baik
66 – 79
1
5
3
Cukup
56 – 65
2
10
4
Kurang
41 – 55
1
5
5
Sangat Kurang
≤ 40
7
35
20
100
Jumlah
Pada tes pertama ini, separuh dari total subjek yang mengikuti
tes ini mendapat nilai di atas 80 dengan persentase sebesar 45%.
Kategori subjek yang berkemampuan baik juga terdapat sebanyak 1
orang yang intervalnya berada antara 66-79 dengan persentase sebesar
5%.
Di samping itu, terdapat juga subjek yang kemampuannya ratarata tergolong di bawah standar . Hasil analasis tes pertama, terdapat 2
orang dengan pemahan cukup dan 1 orang dengan pemahaman kurang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
52
. Sementara, terdapat perolehan nilai dengan kemampuan di bawah 40,
yakni 7 orang dari total 20 orang dengan persentase sebesar 35%.
Pemaham materi bagi subjek pada operasi penjumlahan dan
pengurangan ini terbagi dua yakni sebagian subjek berkemampuan
baik dan sebagian subjek lagi memiliki kemampuan masih tergolong
rendah.
b. Analisis dan Pembahasan Kompetensi II pada Tes Kedua
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 20 orang, ratarata yang dicapai subjek pada tes kedu (II) adalah 78,6. Berdasarkan
kriteria tingkat pemahaman materi pada tabel bab 3, maka tabel di atas
dapat diklasifikasikan lagi menjadi seperti tabel berikut:
Tabel 4.6. Tingkat Pemahaman Kompetensi II pada Tes kedua
No
Kriteri
Pemahaman
1
Sangat Baik
80 – 100
11
55
2
Baik
66 – 79
3
15
3
Cukup
56 – 65
2
10
4
Kurang
41 – 55
2
10
5
Sangat Kurang
≤ 40
2
10
20
100
Jumlah
Interval
Nilai
Jumlah
Subjek
Persentase
(%)
Pada tes kedua ini, subjek yang mendapat interval nilai di atas
66 adalah 14 orang dengan persentase sebesar 70%. Sementara,
subjek yang mendapat nilai di bawah rata-rata adalah sebanyak 6
orang dengan persentase sebesar 30%. Dari perolehan nilai pada tes
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
53
dengan materi operasi perkalian dan pembagian, sebagian besar
subjek memahami materi tersebut.
c. Analisis dan Pembahasan Kompetensi I pada Tes Ketiga
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 20 orang, ratarata yang dicapai subjek dalam kompetensi pertama (I) pada tes ketiga
(III) adalah 91,2. Berdasarkan kriteria tingkat pemahaman materi pada
tabel bab 3, maka tabel di atas dapat diklasifikasikan lagi menjadi
seperti tabel berikut:
Tabel 4.7. Tingkat Pemahaman Kompetensi I pada tes ketiga
No
Kriteri
Pemahaman
Interval
Nilai
1
Sangat Baik
80 – 100
18
90
2
Baik
66 – 79
-
-
3
Cukup
56 – 65
1
5
4
Kurang
41 – 55
1
5
5
Sangat Kurang
≤ 40
-
-
20
100
Jumlah
Jumlah
Subjek
Persentase
(%)
Kompetensi pertama pada tes ketiga dengan materi yakni operasi
penjumlahan dan pengurangan ini subjek lebih memahami materi
dengan melihat kemampuan mereka pada tes. Dari kompetensi pertama
pada tes ketiga tersebut, dapat kita lihat bahwa sebanyak 18 orang dari
total 20 orang dengan persentase sebesar 90%. Sementara, perolehan
nilai dengan rata-rata di bawah 65 adalah sebanyak 2 orang dengan
persentase sebesar 10%. Dari perolehan nilai kompetensi pertama pada
tes ketiga ini, subjek sudah cukup memahami materi matematika
khususnya operasi hitung.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
54
d. Analisis dan Pembahasan Kompetensi II pada Tes Ketiga
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 20 orang, ratarata yang dicapai subjek dalam kompetensi kedua (II) pada tes ketiga
(III) adalah 91,5. Berdasarkan kriteria tingkat pemahaman materi pada
tabel bab 3, maka tabel di atas dapat diklasifikasikan lagi menjadi
seperti tabel berikut:
Tabel 4.8. Tingkat Pemahaman Kompetensi II pada tes ketiga
No
Kriteri
Pemahaman
1
Sangat Baik
80 – 100
17
85
2
Baik
66 – 79
2
10
3
Cukup
56 – 65
-
-
4
Kurang
41 – 55
1
5
5
Sangat Kurang
≤ 40
-
-
20
100
Jumlah
Interval
Nilai
Jumlah
Subjek
Persentase
(%)
Kompetensi kedua pada tes ketiga dengan materi yakni operasi
penjumlahan dan pengurangan ini subjek lebih memahami materi
dengan melihat kemampuan mereka pada tes. Dari kompetensi kedua
pada tes ketiga tersebut, dapat kita lihat bahwa sebanyak 17 orang dari
total 20 orang adalah kategori sangat baik dengan persentase sebesar
85% dan perolehan nilai baik sebanyak 2 orang dengan persentase
sebanyak 10 % . Sementara, perolehan nilai dengan rata-rata di bawah
65 adalah sebanyak 1 orang dengan persentase sebesar 5%. Dari
perolehan nilai kompetensi kedua pada tes ketiga ini, subjek sudah
cukup memahami materi matematika khususnya operasi hitung.
e. Tabel kompetensi I pada tes pertama dan tes kedua
Tabel 4.9. Kompetensi I pada tes pertama dan tes kedua
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Peserta
PST 1
PST 2
PST 3
PST 4
PST 5
PST 6
PST 7
PST 8
PST 9
PST 10
PST 11
PST 12
PST 13
PST 14
PST 15
PST 16
PST 17
PST 18
PST 19
PST 20
Skor Terendah
Skor Tertinggi
Rata-rata
Simp.Baku
Kompetensi I
Tes I
Tes III
40
80
20
98
50
80
40
100
60
80
96
80
100
100
76
48
84
100
90
100
100
100
88
98
40
100
84
100
40
100
60
100
80
98
100
98
20
100
30
64
20
48
100
100
64,9
91,2
28,01
14,63
55
Keterangan
Naik
Naik
Naik
Naik
Naik
Turun
Tetap
Turun
Naik
Naik
Tetap
Naik
Naik
Naik
Naik
Naik
Naik
Turun
Naik
Naik
Naik
Tetap
Naik
Turun
Kompetensi pertama (materi penjumlahan dan pengurangan)
pada tes pertama dan tes ketiga ada dapat kita lihat bahwa terdapat 15
subjek yang mengalami peningkatan (naik) dan 2 subjek yang tidak
mengalami peningkatan ataupun penurunan (tetap). Sementara,
terdapat 3 subjek yang justru turun. Hal ini dapat terjadi karena dalam
pemahamanya, kurang fokus sehingga kurang memahami materi
dengan baik dan penyelesaian soal-soal cenderung kurang baik dan
sering melakukan kesalahan dibandingkan tes pertama.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
56
f. Tabel kompetensi kedua pada tes pertama dan tes kedua
Tabel 4.10. Kompetensi II pada tes pertama dan tes kedua
Peserta
PST 1
PST 2
PST 3
PST 4
PST 5
PST 6
PST 7
PST 8
PST 9
PST 10
PST 11
PST 12
PST 13
PST 14
PST 15
PST 16
PST 17
PST 18
PST 19
PST 20
Skor Terendah
Skor Tertinggi
Rata-rata
Simp.Baku
Kompetensi II
Tes II
Tes III
70
96
28
98
36
98
70
100
96
50
100
98
100
92
52
98
98
100
64
98
96
84
100
100
76
68
96
68
96
98
94
96
100
100
90
96
50
96
60
96
28
50
100
100
78,6
91,5
23,39
13,62
Keterangan
Naik
Naik
Naik
Naik
Turun
Naik
Turun
Naik
Naik
Naik
Turun
Tetap
Turun
Turun
Naik
Naik
Tetap
Naik
Naik
Naik
Naik
Tetap
Naik
Turun
Kompetensi kedua (materi perkalian dan pembagian) pada tes
pertama dan tes kedua dapat kita lihat bahwa terdapat 13 subjek yang
mengalami peningkatan (naik) dan 2 subjek yang tidak mengalami
peningkatan ataupun penurunan (tetap). Sementara, terdapat 5 subjek
yang justru turun. Hal ini dapat terjadi karena dalam pemahamanya,
kurang fokus sehingga kurang memahami materi dengan baik dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
57
penyelesaian soal-soal cenderung kurang baik dan sering melakukan
kesalahan dibandingkan tes pertama.
g. Tabel Kompetensi Total
Tabel 4.11. Total kompetensi total
KOMPETENSI TOTAL
Peserta
Komp.I Komp.II
PST 1
60
83
PST 2
59
63
PST 3
65
67
PST 4
70
85
PST 5
70
73
PST 6
88
99
PST 7
100
96
PST 8
62
75
PST 9
92
99
PST 10
95
81
PST 11
100
90
PST 12
93
100
PST 13
70
72
PST 14
92
82
PST 15
70
97
PST 16
80
95
PST 17
89
100
PST 18
99
93
PST 19
60
73
PST 20
47
78
Skor Terendah
34
39
Skor Tertinggi
100
100
Rata-rata
78,05
85,05
Simp.Baku
21,32
18,51
Pada total kompetensi pertama dan kedua dapat kita lihat bahwa
rata-rata kompetensi pertama adalah 78,05 dengan simpangan baku
21,32. Sementara, rata-rata kompetensi kedua adalah 85,05 dengan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
58
simpangan baku 18,51. Dengan demikian, subjek lebih banyak
memahami kompetensi kedua yakni perkalian dan pengurangan.
Hasil pembahasan kompetensi pertama dan kedua pada tes pertama,
tes kedua dan tes ketiga ini dapat disimpulkan bahwa subjek pada pokok
bahasan operasi hitung yakni penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian cukup memahami. Pemahaman materi bagi subjek, tentunya
diawali oleh beberapa faktor, seperti pendekatan budaya Mee. Pendekatan
budaya Mee yang dimaksud adalah pembelajaran yang dikaitkan dengan
masalah nyata yang terdapat pada budaya Mee, misalnya berkebun,
beternak, berburu hewan, dan sebagainya. Dalam pembelajaran, guru juga
sesekali menggunakan kata- kata dalam bahasa Mee. Hal ini memudahkan
subjek agar lebih memahami materi tersebut. Selain itu, guru juga harus
menyenangkan bagi subjek, guru kreatif serta guru inovatif.
2. Analisis Kesalahan
Data penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif yang
dimaksud dalam penelitin ini adalah kesalahan-kesalahan yang dilakukan
para siswa pada saat mengerjakan soal matematika pada materi operasi
hitung. Kesalahan yang dilakukan oleh para subjek tersebut dapat
dikelompokkan berdasarkan kategori jenis kesalahan yang dikemukakan
oleh Hadar et.al (1987).
Pada penelitian ini akan dianalisis masing-masing kompetensi
pertama dengan materi penjumlahan dan pengurangan dan kompetensi
kedua dengan materi perkalian dan pembagian pada tes operasi hitung.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
A. Analisis Kesalahan Kompetensi Pertama pada Tes Pertama
1. Analisis kesalahan subjek pada nomor 1
Tabel 4.12. Analisis kesalahan subjek nomor 1
Subjek
Hasil Jawaban Subjek
Jenis Kesalahan (JK) dan Analisis Kesalahan
JK: kesalahan konsep
PST 1
Analisis:
Pada bagian c, d dan e, subjek salah pada konsep tentang penjumlahan dan
pengurangan.
JK: kesalahan konsep
PST 2
Analisis:
Pada bagian b, c, dan d, subjek salah dalam konsep atau definisi
JK: kesalahan konsep dan kesalahan teknis
PST 3
Analisis:
Pada b, subjek salah memberi tanda positif atau negatif, sementara pada
bagian d dan e, subjek salah dalam mengurangkan angka
JK: kesalahan konsep dan kesalahan teknis
PST 4
Analisis: pada bagian c, subjek salah pada teknis sementara pada bagian b,
d dan e, subjek melakukan kesalahan pada konsep tentang operasi hitung.
59
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
JK: kesalahan konsep
Analisis:
PST 5
Pada bagian b dan d, subjek salah pada konsep penjumlahan dan
pengurangan, sementara pada bagian c, subjek salah pada teknis
menyelesaikan soal.
JK: kesalahan konsep
PST 9
Analisis:
Pada bagian c, d, dan e, subjek salah dalam konsep karena ketika dua
bilangan negatif dijumlahkan maka hasil jumlahan juga negatif.
JK: kesalahan teknis, konsep
PST 11
Analisis:
Bagian d, subjek melakukan kesalahan pada teknis perhitungan matematika.
JK: kesalahan konsep
PST 12
Analisis:
Bagian b ini subjek salah dalam konsep yakni tentang operasi tanda
JK: kesalahan teknis
PST 13
Analisis:
Bagian c, d, dan e dari soal ini, subjek melakukan kesalahan pada teknis
perhitungan.
60
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
JK: kesalahan konsep dan kesalahan teknis
PST 14
Analisis:
Bagian b, subjek melakukan kesalahan pada teknis perhitungan sementara
pada bagian e, subjek salah pada konsepnya.
JK: kesalahan konsep dan kesalahan teknis
PST 15
Analisis:
Pada bagian c dan e, subjek melakukan kesalahan pada teknis, sementara
pada bagian b dan d, subjek salah pada konsep
JK: kesalahan teknis
PST 18
Analisis:
Pada bagian a dan c, subjek melakukan kesalahan teknis perhitungan
operasi penjumlahan dan pengurangan
JK: kesalahan konsep dan kesalahan teknis
PST 20
Analisis:
Bagian a, siswa salah dalam teknis sementara bagian b, c, d dan e, siswa
salah pada konsep operasi hitung.
2. Analisis kesalahan subjek pada nomor 2
Tabel 4.13. Analisis kesalahan subjek nomor 2
61
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Subjek
Hasil Jawaban Subjek
Jenis Kesalahan (JK) dan Analisis Kesalahan
JK: kesalahan teknis
PST 2
Analisis:
Nomor 2 ini subjek telah mengintepterasikan bahasa namun
melakukan kesalahan pada teknis perhitungan
JK: kesalahan teknis
PST 3
Analisis:
Subjek telah mengintepretasikan bahasa dan menentukan konsep dan
data yang tepan, namun salah salah teknis perhitungan
JK: kesalahan teknis
PST 5
Analisis:
Subjek melakukan kesalahan dalam menghitung operasi hitung
penjumlahan dan pengurangan
JK: kesalahan teknis
PST 8
Analisis:
Subjek salah dalam mengurangkan dua bilangan yang hasinya 653
padahal sebenarnya 654, sehingga penyelesaian berikut pun salah.
62
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
JK: kesalahan mengintepretasikan bahasa dan kesalahan data
Analisis:
PST 13
Di sini, pada penyelesaian subjek tidak memberi tanda positif atau
negatif apakah bilangan itu dijumlahkan atau dikurangkan sehingga
hasilnya pun salah.
JK: kesalahan menuliskan data dan kesalahan teknis
PST 14
Analisis:
Subjek ini salah menuliskan angka yakni 64 padahal 46 dan juga
hasil perhitungan juga salah, dalam perhtungan itu 6118.
JK: kesalahan teknis
PST 15
Analisis:
Lagi- lagi, subjek melakukan kesalahan teknis perhitungan operasi
matematika.
JK: kesalahan teknis
PST 16
Analisis:
Subjek melakukan kesalahan pada teknis perhitungan meskipun data
subjek telah menentukan konsep yang benar.
63
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
JK: kesalahan teknis
Analisis:
PST 19
Subjek kurang teliti dalam mengurangkan dua bilangan sehingga
hasilnya salah.
JK: kesalahan menyajikan data dan kesalahan konsep
Analisis:
PST 20
Subjek ini salah konsep tentang nilai tempat sehingga menyajikan
data juga tidak sesuai maka hasilnya pastilah salah.
3. Analisis kesalahan subjek pada nomor 3
Tabel 4.14. Analisis kesalahan subjek pada nomor 3
Subjek
Hasil Jawaban Subjek
Jenis Kesalahan (JK) dan Analisis Kesalahan
JK: kesalahan mengintpretasikan bahasa dan kesalahan data
Analisis:
PST 2
Subjek salah dalam mengintepretasikan bahasa yang terdapat pada soal dan
menyajikan data terkait operasi hitung pun salah sehingga hasil
perhitungannya salah.
64
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
JK: kesalahan teknis
Analisis:
PST 3
Subjek ini menyajikan data dengan konsep yang tepat dan dalam
perjumlahan pertama juga benar tetapi pengurangan pada langkah kedua
salah sehingga hasilnya juga salah
JK: kesalahan mengintepretasikan bahasa dan kesalahan penyajian data
Analisis:
PST 5
Subjek ini tidak memberi tanda positif atau negatif pada langkah kedua
yang antara hasil jumlahan bilangan 133 dan 102 dengan angka 68, sehingga
hasilnya salah
JK: kesalahan teknis
PST 9
Analisis:
Subjek ini telah menyajikan data sesuai soal namun salah dalam teknis
perhitungan.
JK: kesalahan teknis
PST 10
Analisis:
Subjek melakukan kesalahan dalam menghitung soal matematika, kurang
teliti sehingga hasilnya salah.
65
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
JK: kesalahan teknis
PST 13
Analisis:
Langkah pertama pada perhitungan ini benar namun pada langkah kedua,
subjek kurang teliti dalam mengurangkan dua buah bilangan.
JK: kesalahan mengintepretasikan bahasa, kesalahan menyajikan data dan
kesalahan konsep
PST 15
Analisis:
Karena salah mengintepretasikan bahasa sehingga konsep penyelesaian pun
salah sehingga penyajian data juga salah
JK: kesalahan teknis
PST 16
Analisis:
Subjek melakukan keslahan pada teknis perhitungan
JK: kesalahan teknis
PST 19
Analisis:
Langkah pertama pada perhitungan ini benar namun pada langkah kedua,
subjek kurang teliti dalam mengurangkan dua buah bilangan.
JK: kesalahan menyajikan data
PST 20
Analisis:
Subjek ini salah dalam menyajikan data meskipun konsep sudah benar.
Subjek menuliskan 64 padahal 68. Sehingga hasilnya salah
66
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4. Analisis kesalahan subjek pada nomor 4
Tabel 4.15. Analisis kesalahan subjek pada nomor 4
Subjek
Hasil Jawaban Subjek
Jenis Kesalahan (JK) dan Analisis Kesalahan
JK: kesalahan mengintepretasikan bahasa
Analisis:
PST 1
Subjek ini tidak menyajikan data sehingga dugaannya bahwa subjek ini
tergolong sulit mengintepretasikan data dalam soal cerita tersebut akibatnya
jawaban pun salah.
PST 2
JK: kesalahan teknis
Analisis:
Subjek ini dalam mengintekpretasikan bahasa dalam soal cerita sudah benar,
penyajian data benar juga konsep benar, namun salah dalam teknis
perhitungan yakni pada operasi hitung matematika.
JK: kesalahan penyajian data
PST 8
Penyajian data yang dilakukan oleh subjek ini salah karena bukan 34 tetapi
36. Sehingga hasilnya salah meskipun teknis perhitungannya sudah benar.
67
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
JK: kesalahan menyajikan data
PST 9
Analisis:
Subjek ini salah dalam menyajikan data sehingga teknis dalam perhitungan
pun salah, akibatnya hasilnya pun tidak tepat.
JK: kesalahan teknis
PST 11
Analisis:
Dia telah menggunakan konsep yang benar namun kurang teliti dalam
mengurangkan dua bilangan sehingga hasinya tidak benar
JK: kesalahan teknis
PST 12
Analisis:
Subjek ini salah dalam teknis perhitungan, kurang teliti meskipun konsep
dan penyajian data sudah tepat.
JK: kesalahan teknis
Analisis:
PST 20
Subjek ini sudah benar dalam mengintepretasikan bahasa, penyajian data.
Hasil pada langkah pertama sudah benar namun teknis perhitungan
berikutnya kurang teliti sehingga hasilnya juga salah
68
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
69
Dari hasil analisis kesalahan yang dilakukan subjek dalam menyelesaikan
soal matematika pada tes pertama dengan kompetensi pertama yakni penjumlahan
dan pengurangan, peneliti merekapitulasi kesalahan-kesalahan yang dilakukan
subjek. Berikut adalah hasil dari rekapitulasi kesalahan yang dilakukan subjek
pada pokok bahasan operasi hitung.
Tabel 4.16. Rekap kesalahan dengan kompetensi pertama pada tes pertama.
Jenis Kesalahan
Nomor
Soal
Kesalahan
data
Kesalahan
mengintepretasikan bahasa
Kesalahan
menggunakan
definisi
(konsep)
Kesalahan
teknis
Tidak
diperiksa
kembali
1
-
-
11 orang
7 orang
-
2
3 orang
1 orang
1 orang
8 orang
-
3
4 orang
3 orang
1 orang
6 orang
-
4
2 orang
1 orang
-
4 orang
-
Berdasarkan tabel di atas, peneliti akan memberi rangkuman pada setiap
analisis kesalahan subjek. Rangkuman tersebut berupa pengelompokan didasarkan
pada tabel rekapitulasi.
1. Pada soal- soal dalam bentuk kalimat matematika, subjek lebih banyak
melakukan kesalahan pada operasi penjumlahan dan pengurangan. Ada
subjek yang menganggap konsep pada operasi penjumlahan dan pengurangan
sama dengan konsep yang terdapat pada perkalian dan pembagian.
2. Hal lain pada pemahaman konsep adalah operasi tanda. Operasi tanda pada
penjumlahan dan pengurangan tersebut sebagai berikut: “jika dua bilangan,
keduanya bertanda negatif maka hasil jumlahannya adalah positif. Jika dua
bilangan, keduanya bertanda negatif, maka hasil jumlahannya adalah negatif.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
70
Sementara, jika salah satu dari dua bilanan tersebut negatif (bilangan lain
positif), maka hasil pengurangan tergantung dari bilangan paling besar pada
soal tersebut”. Hal inilah yang terkadang tidak disadari oleh subjek saat
belajar matematika khususnya pada materi operasi hitung.
3. Dalam menyelesaikan soal matematika, meskipun mereka telah memahami
konsep operasi penjumlahan dan pengurangan dengan benar, namun mereka
kurang teliti dan cermat dalam perhitungan sehingga hasilnya tidak tepat,
tidak sesuai dengan jawaban yang diharapkan.
4. Pada soal cerita, subjek belum lancar dalam mengintepretasikan bahasa yang
terdapat pada soal cerita tersebut. Sehingga, subjek menyajikan data tersebut
ke dalam model matematika yang kadang tidak sesuai dengan soal
sebenarnya. Hal ini juga diakibatkan karena salah konsep dalam memahami
isi bacaan pada soal cerita.
5. Subjek tidak memeriksa kembali. Meskipun dia telah memahami soal tersebut
dengan benar dan menyajikan datanya juga benar. Hal tersebut adalah
kelalaian dari subjek itu sendiri.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
B. Analisis Kesalahan Kompetensi Kedua pada Tes Kedua
1. Analisis kesalahan subjek pada nomor 1
Tabel 4.17. Analisis kesalahan subjek pada nomor 1
Subjek
Hasil Jawaban Subjek
Jenis Kesalahan (JK) dan Analisis Kesalahan
JK: kesalahan konsep
Analisis:
PST 2
Bagian b, subjek mengira operasi penjumlahan dan pengurangan
sehingga dia menjumlahkan sementara bagian e, subjek mengira 4:2
tersebutdikali sehinggadidapat 8. Padahal hasilnya 2 karena hasil bagi
antara 4 dengan 2.
JK: kesalahan konsep dan juga tidak memeriksa kembali
Analisis:
PST 3
Bagian b dan c, subjek belum memahami konsep perkalian. Bagian e,
subjek melakukan konsep pembagian bahwa pembagian adalah
pengurangan berulang, namun hasilnya pun salah, bukan (-2) tetapi 2.
Sementara f, g dan h, subjek tidak mengecek kembali sebelum
mengumpulkan lembar jawabannya sehingga ada soal yang belum
dijawab.
71
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
JK: kesalahan konsep
Analisis:
PST 4
Bagian g dan h, jawaban subjek ini kurang tepat padahal operasi tanda
pada perkalian dan pembagian itu sama, misal bilangan negatif dikali
dengan bilangan positif maka hasil perkalian adalah negatif, demikian
pula pembagian.
JK: kesalahan mengintepretasikan bahasa, kesalahan data
Analisis:
PST 6
Subjek kurang bisa menangkap maksud dari soal bagian f dan g. Selain
itu, c dan d subjek menyajikan data sehingga meskipun hasilnya benar
tetapi caranya salah.
JK: kesalahan mengintepretasikan bahasa
Analisis:
PST 9
Pada bagian h ini subjek salah dalam mengintepretasikan bahasa bahwa
apakah jawabannya benar atau salah. Hal ini dapat dilihat di mana dia
menghitung 25/5. Padahal jika kedua ruas pada soal dibagi dengan 2
maka hasilnya adalah 25/2
JK: kesalahan teknis
Analisis:
PST 10
Bagian b dan c, subjek salah konsep tentang perkalian yakni suatu
bilangan positif dikalikan dengan bilangan negatif akan menghasilkan
bilangan negatif. Sementara pada bagian f, g dan h, subjek menyamakan
pembagian dengan pengurangan sehingga hasilnya pun salah.
72
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
JK: kesalahan mengintepretasikan bahasa dan kesalahan konsep
Analisis:
PST 16
Bagian f dan g, subjek salah dalam memahami soal yang ada. Sementara
bagian h, subjek justru menyamakan pembagian dengan konsep
pengurangan.
JK: kesalahan teknis
Analisis:
PST 17
Bagian h, subjek sudah menjawab dengan benar sebab konsep pun
benar. Namun, dalam hal teknis yakni hasil 12,5. Kami belum sampai
membahas desimal (pecahan pun belum meskipun di pembagian
terdapat pecahan) maka, jika hasilnya dalam bentuk decimal maka tidak
tepat.
JK: kesalahan teknis
Analisis:
PST 18
Bagian c dan f, subjek kurang konsisten, meskipun jawabannya benar.
Misal, bagian b, jika ada dua tanda maka harus dipisahkan dengan tanda
kurung.
JK: penyelesaian tidak diperiksa kembali
PST 20
Analisis:
Subjek ini tidak memeriksa kembali sebelum mengumpulkan maka dia
tidak menjawab bagian h.
73
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2. Analisis kesalahan subjek pada nomor 2
Tabel 4.18. Analisis kesalahan subjek pada nomor 2
Subjek
Hasil Jawaban Subjek
Jenis Kesalahan (JK) dan Analisis Kesalahan
JK: kesalahan mengintepretasikan bahasa dan kesalahan konsep
PST 10
Analisis:
Hasil dari soal ini benar, namun cara menyelesaikannya salah. Pada soal
ini, bahwa 10+10+10+10+10 sama artinya 5 x 10, bukan 10 x 5
JK: kesalahan mengintepretasikan bahasa dan kesalahan menyajikan
data
PST 15
Analisis:
Subjek ini sudah menjawab benar namun dalam mengubah bahasa cerita
menjadi bahasa matematika dan menyajikan data juga belum tepat.
JK: kesalahan mengintepretasikan bahasa, kesalahan data dan kesalahan
konsep
PST 17
Analisis:
Subjek ini sudah mendapat hasil yang benar namun kurang paham
dalam mengintepretasikan bahasa cerita kemudian salah dalam
menyajikan data.
74
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3. Analisis kesalahan subjek pada nomor 3
Tabel 4.19. Analisis kesalahan subjek pada nomor 3
Subjek
Hasil Jawaban Subjek
Jenis Kesalahan (JK) dan Analisis Kesalahan
JK: kesalahan mengintepretasikan bahasa dan kesalahan konsep
PST 3
Analisis:
Subjek ini juga belum bisa mengintepretasikan soal cerita sehingga
konsep pun salah.
JK: kesalahan menginterpretasikan bahasa, kesalahan konsep
Analisis:
PST 6
Subjek salah mengintepretasikan maksud soal tersebut sehingga dia
beranggapan bahwa kedua bilangan itu dikurangkan sehingga hasilnya
21. Padahal dibagi sehingga hasilnya 4
JK: kesalahan teknis
PST 9
Analisis:
Jawaban dari subjek ini kadang membuat pemeriksa bingung karena dia
tidak member tanda sama dengan (=)
75
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
JK: kesalahan mengintepretasikan bahasa dan tidak diperiksa kembali
PST 16
Analisis:
Subjek ini tidak menjelaskan langkah-langkahnya sehingga dia sendiri
kesulitan. Peneliti juga bingung, 7 buah ubi ini dapat dari mana?
76
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
77
Dari hasil analisis kesalahan yang dilakukan subjek dalam menyelesaikan
soal matematika pada tes kedua dengan kompetensi kedua yakni perkalian dan
pembagian, peneliti merekapitulas kesalahan-kesalahan yang dilakukan subjek.
Berikut adalah hasil dari rekapitulasi kesalahan yang dilakukan subjek pada pokok
bahasan operasi hitung.
Tabel 4.20. Rekapitulasi kesalahan kompetensi kedua pada tes kedua
Jenis Kesalahan
Nomor
Soal
Kesalahan
data
Kesalahan
mengintepretasikan bahasa
Kesalahan
menggunakan
definisi
Kesalahan
teknis
Tidak
diperiksa
kembali
1
1 orang
3 orang
4 orang
3 orang
2 orang
2
2 orang
3 orang
2 orang
-
-
3
-
3 orang
2 orang
1 orang
1 orang
Berdasarkan tabel di atas, peneliti akan memberi rangkuman pada setiap
analisis kesalahan subjek. Rangkuman tersebut berupa pengelompokan didasarkan
pada tabel rekapitulasi.
1. Subjek tidak melakukan perhitungan meskipun ada hasilnya, namun hasil
tersebut akhirnya salah juga.
2. Subjek tidak memberikan tanda pada operasi yang pasti sehingga para
pembaca atau pemeriksa justru kewalahan dalam memberi nilai.
3. Dalam mengerjakan soal dalam bentuk matematika, maka subjek lebih
banyak melakukan kesalahan teknis, mereka kurang teliti dalam menghitung
bilangan sehingga hasilnya tidak tepat.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
78
4. Subjek juga salah dalam memberikan tanda pada operasi perkalian dan
pembagian yakni jika dua bilangan, keduanya positif atau keduanya negatif
maka hasil kali atau hasil bagi adalah positif. Sementara salah satu bilangan
negatif, maka hasil kali atau hasil bagi bilangan-bilangan tersebut juga
negatif.
5. Pada operasi perkalian, subjek salah dalam menyajikan bentuk matematika
kemudian dalam penjabarannya, subjek kerap melakukan kesalahan.
Misalnya, 10+10+10+10+10 = 10 x 5, padahal sebenarnya adalah 5 x 10. Jika
10 x 5 artinya sama dengan 5+5+5+5+5+5+5+5+5+5.
6. Subjek juga salah dalam mengintepretasikan bahasa. Misalnya dalam soal
cerita, “Jari tangan manusia ada sepuluh. Jika dalam satu ruangan terdapat
lima orang, maka berapa total jari tangan dari kelima orang tersebut?” Pada
soal ini, kita andaikan “orang” itu sama dengan “kelompok” dan “jari tangan”
sama dengan “buah”. Satu kelompok terdapat lima buah. Jika ada lima
kelompok, maka total ada berapa buah? Jadi, bahasa matematika adalah 5 x
10 artinya 10+10+10+10+10.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
C. Analisis Kesalahan Kompetensi Pertama pada Tes Ketiga
1. Analisis kesalahan subjek pada nomor 1
Tabel 4.21. Analisis kesalahan subjek pada nomor 1
Subjek
Hasil Jawaban Subjek
Jenis Kesalahan (JK) dan Analisis Kesalahan
JK: kesalahan konsep
PST 2
Analisis:
Bagian c ini subjek melakukan kesalahan, setelah mendapat hasil -78,
kemudian ditambah dengan 77 maka hasilnya -1, bukan -155.
JK: kesalahan teknis
PST 3
Analisis:
Bagian a, subjek salah konsep yakni operasi tanda sementara bagian d, dia
juga salah dalam penjumlahan nilai tempat.
JK: kesalahan teknis dan tidak diperiksa kembali
Analisis:
PST 5
Pada bagian a, subjek kurang teliti dalam menyelesaikan soal tersebut.
Bagian b, subjek tidak periksa hasil jawabannya sehingga bagian tersebut
tidak dijawab hingga tuntas.
79
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
JK: kesalahan teknis, kesalahan konsep dan tidak diperiksa kembali
Analisis:
PST 6
Pada bagian a dan b ini juga kurang teliti dalam penyelesaiannya dan juga
pada tanda operasi. Dia juga tidak periksa dahulu sebelum
mengumpulkannya.
JK: kesalahan konsep dan kesalahan teknis
Analisis:
PST 8
Bagian a, subjek salah dalam konsep pada di sana terdapat tanda negatif di
depan 42, seharusnya dikurangi. Sementara bagian c, subjek tidak memberi
tanda negatif
JK: kesalahan konsep
PST 12
Analisis:
Bagian a ini subjek mengira bahwa kedua bilangan tersebut dijumlahkan,
pada hal dikurangkan sehingga hasilnya positif 34
JK: kesalahan konsep
Analisis:
PST 17
Bagian a, subjek menjumlahkan kedua bilangan tanpa melihat tanda operasi
yang terdapat pada soal tersebut. Ini dia melakukan kesalahan pada konsep
tentang operasi penjumlahan dan pengurangan
80
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
JK: kesalahan teknis
Analisis:
PST 18
Pada bagian ini subjek kurang teliti yakni dia tidak memberi tanda negative
pada hasil operasinya sebab jika bilangan besar bertanda positif sementara
bilangan kecil bertanda negatif maka hasilnya adalah positif. Demikian pula
sebaliknya.
JK: kesalahan konsep
Analisis:
PST 20
Hasil dari bagian a ini benar 34 namun karena operasinya negatif sehingga
subjek ini salah konsep
2. Analisis kesalahan subjek pada nomor 3
Tabel 4.22. Analisis kesalahan subjek pada nomor 3
Subjek
Hasil Jawaban Subjek
Jenis Kesalahan (JK) dan Analisis Kesalahan
JK: kesalahan menyajikan data dan kesalahan teknis
Analisis:
PST 1
Subjek ini salah menjumlahkan angka 6, 2, 4 dan 3. Hasilnya bukan 14,
namun 15. Sehingga, meskipun hasil akhirnya benar yakni 35, namun
salah dalam menyajikan data.
81
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
JK: kesalahan mengintepreasikan bahasa, kesalahan menyajikan data
serta kesalahan konsep
PST 8
Analisis:
Subjek ini salah mengintepretasikan bahasa yang terdapat pada soal
cerita sehingga salah juga dalam menyajikan data sehingga konsep yang
digunakan dalam menyelesaikan soal ini pun salah.
JK: kesalahan mengintepretasikan bahasa, kesalahan menyajikan data
dan kesalahan konsep
Analisis:
PST 20
Subjek salah mengintepretasikan bahasa yakni 4+5, padahal 4x5 yang
hasilnya 20 bukan 9. Sehingga konsep yang digunakan pun salah. Maka,
dalam penyajian data, terdapat kesalahan yang mengakibatkan kesalahan
pada hasil perhitungan..
82
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
83
Dari hasil analisis kesalahan yang dilakukan subjek dalam menyelesaikan
soal matematika pada tes ketiga dengan kompetensi pertama yakni penjumlahan
dan pengurangan, peneliti merekapitulasi kesalahan-kesalahan yang dilakukan
subjek. Berikut adalah hasil dari rekapitulasi kesalahan yang dilakukan subjek
pada pokok bahasan operasi hitung.
Tabel 4.23. Rekapitulasi kesalahan kompetensi pertama pada tes ketiga
Jenis Kesalahan
Nomor
Soal
Kesalahan
data
Kesalahan
mengintepretasikan bahasa
Kesalahan
menggunakan
definisi/konsep
Kesalahan
teknis
Tidak
diperiksa
kembali
1
-
-
5 orang
5 orang
3 orang
3
3 orang
2 orang
3 orang
1 orang
1 orang
Berdasarkan tabel di atas, peneliti akan memberi rangkuman pada setiap
analisis kesalahan subjek. Rangkuman tersebut berupa pengelompokan didasarkan
pada tabel rekapitulasi.
1. Ketika selesai menjawab, subjek tidak memeriksa hasil jawabannya kembali
sehingga jawaban yang sudah jawab tersebut sudah tepat atau belum. Mereka
tidak sadar bahwa meskipun mereka telah menyelesaikan perhitungan
matematika dengan konsep yang benar, namun karena mereka tidak teliti
sehingga hasilnya tidak sesuai pada perhitungan.
2. Kesalahan dalam konsep penyelesaian atau perhitungan. Selain itu, salah
dalam teknis perhitungan.
3. Pada soal cerita, subjek belum memahami setiap kata- kata yang terdapat
dalam
soal
tersebut.
Sehingga
mereka
melakukan
kesalahan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
84
mengintepretasikan bahasa dalam soal cerita. Berdasarkan pemahaman akan
soal cerita tersebut, mereka menyajikan data. Namun, terkadang hasil sajian
data tersebut salah. Sehingga dalam perhitungan pun salah.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
D. Analisis Kesalahan Kompetensi Kedua pada Tes Ketiga
1. Analisis kesalahan subjek pada nomor 2
Tabel 4.24. Analisis kesalahan subjek pada nomor 2
Subjek
Hasil Jawaban Subjek
Jenis Kesalahan (JK) dan Analisis Kesalahan
JK: kesalahan teknis
Analisis:
PST 1
Pada bagian b ini subjek kurang teliti dalam perhitungan pada perkalian.
Hal ini dapat dilihat pada jawaban yang diberikan subjek ini yakni (-1053)
padahal (-480)
JK: kesalahan tidak diperiksa kembali
PST 2
Analisis:
Bagian f, subjek ini kurang konsisten dalam memberi jawaban pada
operasi tanda pada pembagian.
JK: kesalahan konsep dan tidak diperiksa kembali
Analisis:
PST 3
Bagain e ini subjek juga belum memahami konsep pembagian beserta
tandanya. Dia sudah jawab 4 dan jawaban tersebut benar, namun karena
dia tidak memberi tanda negatif. Seharusnya (-4), maka hasil tersebut
salah
85
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
JK: kesalahan konsep dan kesalahan teknis
Analisis:
PST 5
Bagian a, c dan f, subjek salah dalam memberikan tanda positif atau
negatif. Dia belum memahami konsep perkalian dan pembagian
khususnya operasi tanda. Sementara bagian b, subjek salah dalam teknis
perhitungan
JK: kesalahan teknis dan tidak diperiksa kembali
PST 6
Analisis:
Bagian c pada nomor ini, subjek kurang teliti dalam menyelesaikan
operasi perkalian. Dia juga tidak memeriksanya terlebih dahulu.
JK: kesalahan teknis dan kesalahan konsep
Analisis:
PST 7
Bagian c, subjek ini kurang teliti sehingga hasil perkaliannya negatif
112.500, padahal negatif 11.250. Bagian f, subjek justru salah konsep
yakni pemberian tanda, karena salah satu bilangan memiliki tanda negatif
maka hasil bagi juga bertanda negatif
JK: kesalahan teknis
PST 8
Analisis:
Hasil dari operasi perkalian pada bagian a ini juga kurang teliti sebabnya
jawabannya positif 24, bukan positif 18
86
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
JK: kesalahan teknis
PST 10
Analisis:
Bagian c ini subjek kurang teliti dalam operasi perkalian
JK: kesalahan teknis
PST 11
Analisis:
Bagian c dan d, subjek melakukan kesalahan pada perhitungan
matematika, dia kurang teliti dengan hasil jawabannya.
JK: tidak diperiksa kembali
Analisis:
PST 13
Subjek ini sudah benar dalam konsep penyelesaian soal matematika,
namun kelemahannya dia tidak mengecek kembali jawaban yang sudah ia
jawab di lembar jawaban sehingga hasilnyapun tidak maksimal.
JK: kesalahan teknis
Analisis:
PST 14
Pada bagian d ini subjek kurang teliti dalam melakukan operasi
pembagian. Dia harus memahami dan lebih teliti dalam menyelesaikan
soal pembagian.
87
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
JK: kesalahan teknis
PST 15
Analisis:
Alagi- lagi, padabagian b, subjek ini kurang teliti dalam menyelesaikan
soal yang berkaitan dengan perkalian khususnya dalam operasi tanda.
JK: kesalahan konsep dan tidak diperiksa kembali
Analisis:
PST 16
Hasil perkalian dari bilangan-bilangan yang terdapat pada bagian b dan c
ini sudah benar namun masih terjadi bahwa tidak menyertakan tanda
negatif.
JK: kesalahan konsep dan kesalahan teknis
Analisis:
PST 18
Bagian b subjek telah tidak teliti dalam mengalikan tiga buah bilangan
yang hasil perkaliannya adalah 480. Namun karena di sana terdapat
negatif pada salah satu bilangan, maka hasilnya juga negatif. Sementara
bagian c, subjek sudah mendapat hasil, namun tidak memberi tanda
negatif pada hasil jawabannya
JK: kesalahan konsep dan kesalahan teknis
Analisis:
PST 19
Bagian b subjek telah tidak teliti dalam mengalikan tiga buah bilangan
yang hasil perkaliannya adalah 480. Namun karena di sana terdapat
negatif pada salah satu bilangan, maka hasilnya juga negatif. Sementara
bagian c, subjek sudah mendapat hasil, namun tidak memberi tanda
negatif pada hasil jawabannya
88
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
JK: kesalahan teknis dan tidak diperiksa kembali
Analisis:
PST 20
Bagian b dan d, subjek tidak teliti dalam menyelesaikan perhitungan.
Telah mendapatkan hasil, dia tidak mengecek kembali jawaban yang telah
dituliskan pada lembar jawaban.
2. Analisis kesalahan subjek pada nomor 4
Tabel 4.25. Analisis kesalahan subjek pada nomor 4
Subjek
Hasil Jawaban Subjek
Jenis Kesalahan (JK) dan Analisis Kesalahan
JK: kesalahan mengintepretasikan bahasa, kesalahan data dan
kesalahan konsep
Analisis:
PST 5
Bagian a, subjek salah mengintepretasikan bahasa yang terdapat
dalam soal cerita tersebut. Dia mengira bahwa hasil pengurangan 46
dengan 30 tersebut dibagi dengan 15 hasil hasilnya 1 padahal hasil
yang tepat adalah pengurangan 46 dengan 30 yakni 16.
89
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
JK: kesalahan teknis dan tidak diperiksa kembali
Analisis:
PST 13
Pada bagian b ini subjek salah dalam operasi pembagian yakni 30/15
adalah 6 padahal hasil pembagian yang benar adalah 2. Setelah
menjawab, dia tidak memeriksanya kembali sehingga meskipun salah
dia tidak memperbaikinya.
JK: kesalahan mengintepretasikan bahasa, kesalahan data dan
kesalahan konsep
Analisis:
PST 14
Bagian a ini subjek sudah mengurangkan bilangan yang hasilnya 16
namun salah dalam penyelesaian bilangan berikutnya sehingga dia
salah menyajikan data maka hasilnya pun tidak tepat. Pada bagian b,
dia justru tidak menuliskan prosesnya namun langsung hasilnya dan
hasil tersebut benar yakni 2
90
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
91
Dari hasil analisis kesalahan yang dilakukan subjek dalam menyelesaikan
soal matematika pada tes ketiga dengan kompetensi kedua yakni perkalian dan
pembagian, peneliti merekapitulasi kesalahan-kesalahan yang dilakukan subjek.
Berikut adalah hasil dari rekapitulasi kesalahan yang dilakukan subjek pada pokok
bahasan operasi hitung.
Tabel 4.26. Rekapitulasi kesalahan kompetensi kedua pada tes ketiga
Jenis Kesalahan
Nomor
Soal
Kesalahan
data
Kesalahan
mengintepretasikan bahasa
Kesalahan
menggunakan
definisi/konsep
Kesalahan
teknis
Tidak
diperiksa
kembali
2
-
1 orang
5 orang
9 orang
4 orang
4
3 orang
3 orang
3 orang
1 orang
1 orang
Berdasarkan tabel di atas, peneliti akan memberi rangkuman pada setiap
analisis kesalahan subjek. Rangkuman tersebut berupa pengelompokan didasarkan
pada tabel rekapitulasi.
1. Kesalahan konsep dalam penyelesaiaan soal matematika. Misalnya, kesalahan
pada operasi pembagian yakni subjek menyamakan pembagian dengan
pengurangan. Memang pembagian adalah pengurangan berulang, namun
dalam penyelesaian tersebut subjek mencampuradukkan dengan operasi
pengurangan sehingga hasilnya pun tentu saja salah.
2. Dalam penyelesaian soal dalam bentuk matematika, subjek lebih banyak
melakukan kesalahan pada teknis perhitungan. Hal ini dapat dilihat dari
kesalahan perhitungan pada operasi hitung.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
92
3. Ketika selesai menjawab, subjek tidak memeriksa hasil jawabannya kembali
sehingga jawaban yang sudah jawab tersebut sudah tepat atau belum. Mereka
tidak sadar bahwa meskipun mereka telah menyelesaikan perhitungan
matematika dengan konsep yang benar, namun karena mereka tidak teliti
sehingga hasilnya tidak sesuai pada perhitungan.
4. Pada soal cerita, subjek belum memahami setiap kata-kata yang terdapat
dalam soal tersebut. Sehingga mereka melakukan kesalahan dalam
mengintepretasikan bahasa pada soal cerita. Berdasarkan pemahaman soal
cerita tersebut, mereka menyajikan data. Namun, terkadang hasil sajian data
tersebut salah. Sehingga dalam perhitungan pun salah.
5. Kesalahan dalam konsep penyelesaian atau perhitungan. Selain itu, salah
dalam teknis perhitungan.
Tabel 4.27. Analisis Kesalahan berdasarkan jenis kesalahan
Tes Kemampuan
Jenis Kesalahan
Kesalahan data
Kesalahan
mengintepretasikan bahasa
Kesalahan menggunakan
definisi (konsep)
Kesalahan teknis
Jawaban tidak diperiksa
kembali
Tes I
Tes II
Tes III
Komp.I
Komp.II
Komp.I
Komp.II
9
3
3
3
5
9
2
4
12
8
8
8
25
4
6
10
-
3
4
5
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
93
Pembahasan:
Pada rekapitulasi tabel di atas terlihat bahwa dari kompetensi pertama
dan kedua pada ketiga tes, kesalahan yang dominan terjadi adalah kesalahan
teknis perhitungan dan kesalahan konsep atau definisi dari suatu soal.
Penyebabnya, subjek kurang teliti, pikiran mereka kurang tenang dan juga
karena kecerobohan.
Mengacu pada tabel rekapitulasi di atas bahwa kompetensi kedua pada
tes mengalami peningkatan pemahaman, artinya kesalahan yang dilakukan
subjek lebih kecil. Materi perkalian dan pembagian serta operasinya, subjek
lebih cepat memahami sebab mereka mudah menghafal operasi tanda positif
dan operasi negatif.
Tanda positif pada operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian, subjek lebih cepat memahami karena tidak pikir panjang dan dirasa
sangat mudah. Sementara, tanda negatif pada operasi penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian cenderung salah sebab mereka belum
terbiasa dan belum memahami konsep tanda negatif tersebut.
Tabel 4.28.Analisis Kesalahan berdasarkan subjek
Tes Kemampuan
Subjek
Tes I
Tes II
Tes III
Komp.I
Komp.II
Komp.I
Komp.II
PST 1
2
-
2
1
PST 2
5
1
2
1
PST 3
4
4
1
2
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PST 4
2
1
-
-
PST 5
3
-
2
5
PST 6
-
4
3
2
PST 7
-
-
-
2
PST 8
2
-
5
1
PST 9
2
2
-
-
PST 10
1
3
-
1
PST 11
2
-
-
1
PST 12
4
-
1
-
PST 13
4
-
-
3
PST 14
4
-
-
4
PST 15
6
2
-
1
PST 16
2
4
-
2
PST 17
-
3
1
-
PST 18
1
1
1
2
PST 19
2
-
-
2
PST 20
6
1
4
2
94
Pembahasan:
Rekapitulasi tabel di atas, menggambarkan bahwa kompetensi kedua pada
kedua tes, subjek yang seluruh jawabannya benar adalah lebih banyak dari pada
tes pertama. Hal ini berarti pemahaman mereka terhadap materi operasi hitung
cukup baik dan kesalahan mereka terbilang kecil. Kompetensi kedua pada tes
ketiga, kenyataannya kemampuan mereka menyelesaikan materi cukup tinggi
meskipun tidak semua subjek, seluruh jawabannya benar. Hal ini disebabkan
karena dalam menyelesaikan soal tersebut, mereka tidak melakukan banyak
kesalahan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
95
3. Analisis Minat Belajar
Analisis minat belajar didasarkan pada data kuesioner. Berikut ini
hasil analisis data kuesioner.
Tabel 4.29. Hasil Lembar Kuesioner
KUESIONER ASRAMA PANIAI, DOGIYAI
DAN DEIYAI YOGYAKARTA
Peserta
JUMLAH
NILAI
Pst 1
57
87,7
Pst 2
54
83,08
Pst 3
55
84,62
Pst 4
59
90,77
Pst 5
56
86,15
Pst 6
55
84,62
Pst 7
50
76,92
Pst 8
60
92,31
Pst 9
60
92,31
Pst 10
49
75,38
Pst 11
57
87,69
Pst 12
56
86,15
Pst 13
54
83,08
Pst 14
58
89,23
Pst 15
61
93,85
Pst 16
52
80
Pst 17
57
87,69
Pst 18
58
89,23
Pst 19
61
93,85
Pst 20
43
66,15
Dari tabel analisis pengisian kuesioner di atas, dapat dikelompokkan
sesuai pedoman yang telah dikemukakan oleh Fr.Kartika Budi, sebagai
berikut:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
96
Tabel 4.30. Kriteria minat belajar subjek
No
Kriteri Minat
1
Sangat Berminat
2
Berminat
3
Cukup Berminat
4
Kurang Berminat
5
Tidak Berminat
Jumlah
Interval Nilai
81 – 100
61 – 80
41 – 60
21 – 40
≤ 20
Jumlah
Subjek
16
4
20
Persentase
(%)
80
20
100
Dari tabel klasifikasi minat belajar subjek di atas, dapat dijelaskan
bahwa minat belajar subjek secara individu sangat tinggi sebesar 80% dan
minat belajar subjek tinggi sebesar 20%.
Sementara, dari tabel minat belajar secara masing-masing subjek
diatas, dan mengacu pada tabel minat belajar subjek secara keseluruhan
dapat disajikan bahwa:
ST = 80%
T = 20 %
ST ≥ 75%
T < 75%
20
ST + T = x 100% = 100%
20
ST + T ≥ 75%
Dari analisis data pada kuesioner minat belajar subjek secara
keseluruhan ini, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa Mee sebagai subjek
memiliki minat belajar yang baik dalam pembelajaran matematika
terutama operasi hitung.
4. Wawancara
Wawancara ini dilakukan pada subjek yang mengikuti kursus
matematika. Penelitian ini dilaksanakan di tiga asrama yakni Asrama
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
97
Paniai, Asrama Dogiyai dan Asrama Deiyai. Pertanyaan-pertanyaan
tersebut dibuat dalam bentuk tulisan dan diajukan kepada para peserta
kursus matematika. Pertanyaan dari wawancara tersebut berjumlah 13
pertanyaan. Jawaban dari para peserta (responden tersebut disajikan dalam
bentuk tabel.
Data hasil wawancara dilakukan peneliti pada subjek pada tiga
asrama di Yogyakarta, dianalisis dengan cara merangkum sesuai indikator
kemampuan belajar subjek terhadap suatu pelajaran (ilmu), dalam hal ini
pelajaran di sekolah yang dikaitkan dengan budaya Mee. Rangkuman data
hasil wawancara ini digunakan untuk mendukung tes pemahaman materi
operasi hitung matematika. Berikut rangkuman hasil wawancara pada
subjek di Yogyakarta
Tabel 4.31. Ringkasan Jawaban Hasil wawancara
Nomor
Soal
Jawaban
Subjek menjawab:
- Matematika merupakan pelajaran yang tidak menakutkan dan
justru mereka merasa senang.
1
- Hal yang membuat mereka kurang senang dengan matematika
adalah mereka tidak mendalami materi dasar secara baik.
- Namun, jika mereka mendalami materi dasar tersebut mereka
justru lebih senang.
2
3
Subjek menjawab:
- Ada pengaruh antara budaya Mee dengan pembelajaran
matematika, misalnya para nenek moyang menggunakan uang
tradisional (Kulit kerang: Mege) untuk membeli suatu barang
dagangan, dst.
- Berpengaruh karena nenek moyang menghitung tanggal
dengan perhitungan matematis
Subjek menjawab:
- Suka dengan pelajaran matematika sebab matematika ini
terdapat dalam kehidupan sehari-hari
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
-
4
5
6
7
8
9
98
Matematika juga terdapat dalam jurusan mereka pada kuliah.
Di samping itu juga matematika juga menjadi pelajaran dasar
yang harus kita pelajari.
Subjek menjawab:
- Senang jika belajar di kelas karena bisa bertemu langsung dan
tatap muka dengan guru dan teman-teman lain sehingga
mereka bisa bertukar pengetahuan agar menambah wawasan
tentang suatu ilmu pengetahuan.
Subjek menjawab:
- Pengetahuan tentang matematika telah ada sejak nenek
moyang ada. Hal ini dapat dilihat dari mereka menggunakan
jual beli hewan peliharaan seperti babi, kuskus, dst.
- Selain itu, mereka menggunakan logika berpikir yang baik
meskipun dengan menggunakan bahasa Mee.
- Para responden ini mengganggapnya matematika itu telah ada
sejak nenek moyang sampai sekarang serta selamanya.
Subjek menjawab:
- Dari jawaban-jawaban dari para responden dapat disimpulkan
bahwa ada yang tidak senang mempelajari matematika karena
gurunya yang membosankan.
- Selain itu, alat hitung seperti kalkulator juga membodohi kita.
Mereka juga masih kesulitan dengan banyaknya rumus pada
hitungan matematika serta mereka sendiri kurang berusaha
dalam menghitung matematika.
Subjek menjawab:
- Senang belajar di kelas karena secara langsung bertemu
dengan guru untuk lebih mendalami materi kemudian
dikembangkan.
- Tetapi juga ada yang tidak senang belajar di kelas karena
rumus terlalu banyak sehingga susah dipahami, dst.
Subjek menjawab:
- Senang belajar di kelas karena bisa bertemu langsung dengan
guru dan juga teman-teman sehingga kita bisa mendapatkan
banyak ilmu.
- Senang belajar saat kursus karena kursus berarti kita
mengulangi materi- materi yang kita dapatkan dari kelas
- Kursus juga belajar secara kondisional dan menyenangkan.
Ada respon yang mengatakan bahwa belajar di kelas dan
kursus merupakan tempat untuk mendapatkan ilmu, sehingga
mereka tidak mempersoalkan kedua temapt tersebut.
Subjek menjawab:
- Sering mengerjakan tugas bahkan ada resonden yang selalu
mengerjakan tugas ketika ada tugas dari guru. Hal tersebut
karena tugas adalah sebuah tanggungjawab yang harus
diselesaikan, mengasah otak serta mendapatkan nilai dari
guru.
- Tetapi ada pula responden yang jarang mengerjakan tugas
bahkan tidak mengerjakan tugas dari guru karena tidak tahu
tugas akibat sering bolos pada jam pelajarn matematika, tidak
mengerti cara mengerjakan soal (tidak tahu rumus).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
11
12
13
99
Subjek menjawab:
- Sering bertanya bahkan selalu bertanya jika ada pelajaran
yang menurutnya kurang paham. Hal ini dilakukan karena
mereka ingin mengerti lebih dalam tentang materi.
- Namun terdapat beberapa responden yang jarang bertanya
bahkan ada satu responden yang tidak bertanya meskipun ada
materi yang kurang paham.
Subjek mejawab:
- Dalam pembelajaran di kelas, guru menggunakan bahasa Mee
karena bahasa Mee adalah bahasa ibu, selain itu bahasa Mee
juga bahasa pelengkap ketika mereka kurang paham dalam
bahasa indonesia.
Ada juga yang lebih memilih bahasa indonesia karena
mereka lahir dan besar dari kota sehingga bahasa Mee,
mereka belum kuasai.
- Ada pula yang memilih kedua- duanya sebagai bagi
responden tersebut, akan bisa memahami kedua bahasa
karena mereka bisa mengerti kedua bahasa.
Subjek menjawab:
- Guru Mee atau guru asal Papua sebagai guru pelajaran sebab
mereka lebih mengerti materi yang diberikan guru tersebut.
Selain itu guru Mee juga lebih memahami sifat dan karakter
orang Mee sehingga dalam pembelajaran guru mengajarkan
sesuai konteks dalam budaya Mee.
- Ada responden yang senang diajarkan orang selan Mee
karena dia lebih mengerti bahasa indonesia saja.
- Namun ada pula yang memilih kedua-duanya asalkan bisa
memahami materi yang diajarkannya.
Subjek menjawab:
- Mereka sulit memahami dan tidak senang dengan matematika
karena guru membosankan bagi siswa. Hal tersebut karena
mereka tidak mengajarkan secara kontekstual serta
pengajarannya tidak sesuai kompetensi kurikulum.
- Ada responden yang mengatakan penyebabnya mata pelajaran
yang sulit dipahami dan faktor lain adalah lingkungan sekitar
yang tidak mendukung proses pembelajaran di kelas.
Pada lembar wawancara yang dijawab oleh subjek, mengatakan
bahwa pembelajaran di kelas akan lebih efektif apabila pembelajaran
dikaitkan dengan konteks serta pembelajaran juga berbasis budaya. Dalam
pembelajaran itu sering dimasukkan pula bahasa daerah serta guru yang
mengajar di sekolah tersebut adalah guru putra daerah. Selain itu, mereka
tidak suka dengan guru yang mengajar mata pelajaran tersebut tidak
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
100
kompeten dalam bidangnya. Akibat dari hal tersebut bahwa subjek
bukannya berkembang namun subjek justru semakin tertinggal. Hal ini
dapat dilihat dari kemampuan pemahaman mereka akan matematika yang
belum terlalu menonjol. Sehingga kesalahan subjek dalam menjawab soal
matematika pun masih tergolong tinggi.
D. Faktor Penyebab Kesalahan Subjek
1. Kemampuan
Pada bahasan tentang kemampuan subjek ini, peneliti sebagai
pendamping kursus matematika yang juga satu suku dengan subjek yang
mengikuti kursus ini, peneliti menemukan beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi proses berpendidikan bagi subjek dan juga anak-anak suku
Mee. Beberapa faktor penyebab tersebut antara lain:
a) Faktor budaya
Budaya menjadi faktor utama dalam kehidupan manusia, terlebih
lagi masyarakat suku Mee. Hingga kini, orang Mee masih melekat
budayanya bahkan masih terlihat kental. Dengan budaya yang masih
kuat, subjek melakukan kesalahan untuk langsung diberikan materimateri seperti matematika di sekolah khususnya operasi hitung. Untuk
memudahkan agar mereka dapat memahami materi tersebut,
dilakukan beberapa cara. Dalam wawancara dengan subjek juga
mengatakan sebagai berikut.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
101
 Subjek akan lebih memahami pelajaran jika dalam pembelajaran
diberikan langsung oleh guru asal Papua, lebih khususnya lagi
adalah guru asli Mee.
 Subjek akan lebih mengerti mata pelajaran matematika jika
materinya diberikan dengan pencampuran dua bahasa yakni
bahasa indonesia dan bahasa daerah (bahasa Mee).
b) Keluarga
Seperti yang dialami peneliti dan anak- anak suku Mee lainnya,
bahwa orang tua kami, tidak mementingkan pendidikan formal. Hal
tersebut
karena,
mereka
tidak
memahami
kehidupan
anak
kedepannya. Contoh, waktu kami masih kecil, ibu tidak menyuruh
kami pergi ke sekolah (belajar). Setiap pagi ibu hanya menyiapkan
nota (ubi) yang sudah masak, dia isikan dalam noken, kemudian ibu
hanya katakan “Ini, ubi sudah saya isikan dalam noken-mu”. Ibu
hanya berkata demikian. Namun, karena kami (saya) ingin sekolah,
sehingga kami bisa sampai mengenyang pendidikan tinggi.
Contoh pengalaman di atas menggambarkan bahwa dukungan
dari keluarga masih lemah bahkan tidak ada. Hal inilah yan membuat
anak tersebut tidak termotivasi untuk belajar, apalagi belajar
matematika. Untungnya budaya tersebut sudah mulai pudar sehingga
dorongan dari keluarga untuk menyekolahkan anaknya sudah
bermunculan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
102
c) Lingkungan
Lingkungan
sekitar
juga
mempengaruhi
dalam
proses
pembelajaran yakni dalam hal pemahaman materi. Hal ini dapat
dilihat dari lingkungan yang jarang bahkan tidak berpendidikan tinggi
sehingga motivasi anak Mee untuk berkembang pun tidak terlihat
jelas.
d) Sekolah
Keinginan untuk berkembang pun menurun ketika anak Mee
berada di pendidikan formal seperti sekolah. Kurangnya pemahaman
suatu materi di sekolah bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Seperti
jawaban yan diberikan ketika wawancara dengan subjek bahwa:
 Kurangnya tenaga guru pada sekolah- sekolah di pedalaman
Papua.
 Kurangnya guru yang berkompeten dalam ilmunya, misalnya
guru matematika.
 Minimnya fasilitas yang terdapat pada sekolah-sekolah.
 Minimnya sistem pengaturan pendidikan di Papua khususnya di
daerah Mee.
Pemahaman akan pelajaran matematika di sekolah, disebabkan
beberapa faktor. Seperti yang dikemukakan oleh subjek dalam
wawancara, bahwa kurang pemahaman matematika bagi anak- anak
Mee antara lain:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
103
 Guru yang membosankan, guru tidak kreatif
 Matapelajaran matematika yang membosankan
 Situasi kelas yang tidak mendukung proses belajar mengajar
 Pembelajaran tidak sesuai konteks
Dari alasan-alasan di atas, seorang siswa (anak Mee) tidak ada
niat untuk belajar matematika. Dampaknya dalam soal matematika,
dia tidak menyelesaiannya dengan jawaban yang sempurna.
2. Kesalahan Subjek
Dalam
menyelesaikan
masalah-masalah
terkait
matematika,
seseorang dibutuhkan kemampuan untuk menganalisis soal, dicerna
kemudian diselesaikan dengan konsep yang tepat. Namun dalam
penyelesaian, konsep yang digunakan tidak tepat maka hasil penyelesaian
tersebut pasti akan salah. Kurangnya, banyak guru yang di seluruh
nusantara tidak menerapkan konsep yan benar ketika memberikan materi
di kelas. Hal ini membuat subjek juga akan salah ketika mendapat soal
serupa di tempat lain.
Dalam menyelesaian soal matematika, kita menemukan banyak
sekali kesalahan yang dilakukan subjek ketika menjawab soal. Seperti
yang dikemukakan Hadar, dkk, bahwa ternyata kesalahan- kesalahan
tersebut adalah kesalahan mengintepretasikan bahasa yang terdapat dalam
soal, kesalahan menyajikan data yakni soal cerita tersebut diubah ke dalam
bentuk matematika, kesalahan definisi atau konsep, kesalahan teknis yakni
kelalaian subjek dalam menjawab soal dan sebelum mengakhiri
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
104
pengerjaannya, dia tidak memeriksanya terlebih dahulu bahwa apakah
yang dia kerjakan tersebut sudah benar atau belum.
Kesalahan-kesalahan tersebut, jika guru yang tidak mengajarkan
dengan benar kepada subjek maka subjeklah yang tidak memiliki niat
untuk belajar, tidak mempunyai motivasi untuk berkembang dan ingin
memahami suatu ilmu pengetahuan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berikut ini adalah penjelasan dari kemampuan dan analisis kesalahan
subjek pada tes matematika terkait operasi hitung.
1. Kemampuan
Kompetensi penjumlahan dan pengurangan pada tes pertama, subjek
dengan kemampuan sangat baik adalah 45%. Subjek dengan kemampuan
baik adalah 5%. Kompetensi perkalian dan pembagian pada tes kedua,
subjek dengan kemampuan sangat baik adalah 55%. Subjek dengan
kemampuan baik adalah 15%.
Kompetensi penjumlahan dan pembagian pada tes ketiga, subjek
dengan kemampuan sangat baik adalah 90%. Kompetensi perkalian dan
pembagian pada tes ketiga, subjek dengan kemampuan sangat baik adalah
85%. Subjek dengan kemampuan baik adalah 10%.
Pada perolehan nilai kemampuan di atas, dapat dijelaskan bahwa
kompetensi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian pada tes
ketiga, subjek mengalami peningkatan kemampuan dalam memecahkan
operasi hitung matematika.
2. Analisis Kesalahan
a. Kesalahan yang dilakukan subjek
105
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
106
Pada analisis kesalahan yang dilakukan subjek pada tes
pemahaman, subjek melakukan kesalahan-kesalahan. Kesalahankesalahan tersebut digolongkan berdasarkan jenis kesalahannya yakni:
1) Kesalahan mengintepretasikan bahasa yang terdapat dalam soal
cerita,
i)
Subjek ini tidak memberi tanda positif atau negatif pada
langkah- langkah pengerjaan.
ii)
Subjek salah dalam mengubah soal biasa kedalam bahasa
matematika.
iii) Subjek memberi jawaban benar namun dalam mengubah
bahasa cerita menjadi bahasa matematika dan menyajikan
data terkadang belum tepat.
iv) Subjek tidak menjelaskan langkah- langkah yang benar
sehingga dia sendiri sering mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan soal tersebut.
v)
Jika terdapat dua atau lebih penyelesaiaan dalam satu soal,
maka setelah langkah pertama subjek sering mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan langkah selanjutnya.
2) Kesalahan menyajikan data ke dalam bentuk matematika,
i)
Kesalahan menyajikan data.
ii) Subjek salah dalam menempatkan nilai tempat sehingga
menyajikan data juga tidak sesuai maka hasilnya pastilah
salah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
107
3) Kesalahan teorema atau definisi atau konsep,
i)
Subjek melakukan kesalahan pada konsep tentang operasi
hitung.
ii) Subjek
menyamakan
pembagian
dengan
konsep
pengurangan
iii) Hasilnya benar, namun cara menyelesaikannya salah.
iv) Subjek menjumlahkan dua bilangan tanpa melihat tanda
operasi yang terdapat pada soal tersebut.
4) Kesalahan teknis, dan
i)
Subjek melakukan kesalahan dalam menyelesaikan operasi
hitung matematika
5) Kesalahan karena jawabannya tidak diperiksa kembali.
i) Subjek tidak mengecek kembali sebelum mengumpulkan
lembar jawabannya sehingga ada soal yang belum dijawab.
ii) Subjek tidak menjawab soal sampai tuntas karena dia tidak
memeriksa kembali soal dan jawabannya.
b. Faktor Penyebab
1) Faktor internal
i) Subjek belum bisa menangkap maksud dari soal matematika.
ii) Subjek salah mengartikan bahasa dalam soal cerita.
iii) Subjek tidak tahu bagaimana menyelesaikan soal.
iv) Subjek tidak teliti dalam melakukan perhitungan.
v) Subjek merasa benar dengan jawabannya yang diberikan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
108
vi) Durasi waktu yang tidak mencukupi sehingga subjek tidak
memeriksa kembali semua jawaban yang ada.
2) Faktor eksternal
Hal yang menjadi penyebab terjadinya kekurangpahaman
dan terjadinya kesalahan dalam menyelesaikan soal tes pemahaman
pada subjek adalah sebagai berikut: faktor keluarga, lingkungan
dan sekolah serta pemerintahan.
3. Motivasi Belajar
Berdasarkan analisis koesioner, dapat simpulkan bahwa minat
belajar subjek secara individu yang tergolong sangat tinggi sebesar 80%
dan tinggi sebesar 20%, sementara minat belajar subjek secara keseluruhan
juga termasuk dalam kategori sangat tinggi.
B. Saran
Dari hasil penelitian ini, terlihat bahwa subjek pada penelitian ini masih
mengalami kesalahan dalam menyelesaikan matematika terutama operasi
pada penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Dengan
demikian, penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1.
Bagi Mahasiswa Mee sebagai subyek penelitian
a) Subjek diharapkan mempelajari dan memahami lebih dalam tentang
operasi hitung pada matematika.
b) Subjek lebih banyak latihan soal dalam menyelesaikan soal tentang
operasi hitung matematika
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
109
c) Subjek harus memiliki motivasi serta dorongan yang tinggi dalam
mempelajari matematika terutama operasi hitung.
2. Bagi Pemerhati Pendidikan Terutama Bidang Pendidikan Matematika di
Meuwo
a) Anak-anak Mee yang masuk ke perguruan tinggi di Yogyakarta
memiliki kemampuan materi dasar matematika masih sangat rendah.
Meskipun demikian, ada juga anak Mee yang memiliki kemampuan
mereka menyelesaikan matematika terutama operasi hitung yang
tergolong cukup.
b)
Bagi anak-anak Mee yang kemampuan menyelesaikan operasi hitung
matematika masih rendah, perlu ada pembenahan pendidikan di
Pegunungan Tengah Papua. Untuk itu, sekolah-sekolah di pedalaman
Papua lebih diaktifkan lagi.
c) Untuk itu, para pegiat pendidikan terutama pendidikan matematika di
pedalaman Papua (Meuwodide) perlu penelitian lebih lanjut tentang
pendidikan matematika di sana. Setelah mengetahui kemampuan dan
kesalahan yang sering terjadi, maka guru matematika bisa mengajar
dengan penekanan lebih pada materi yang sering terjadi kesalahan.
3. Pemda Daerah dan Mahasiswa Mee di Yogyakarta
Dari penelitian ini diharapkan, bahwa pemerintah daerah (Pemda)
harus memfasilitasi para mahasiswa Mee yang berada di kota
Yogyakarta dan Solo. Pemda selalu memantau program seperti kursus
matematika yang diadakan oleh mahasiswa Mee. Di samping itu,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
110
mahasiswa Mee melalui ikatan mahasiswa Mee (IPMANAPANDODE
Jogja-Solo) selalu mengoordinasikan jalannya kursus kemudian hasil
kursus
selalu
dilaporkan
kepada
memperhatikan kursus tersebut
Pemda
agar
Pemda
selalu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman dan Muhidin. (2011). Panduan Praktis Memahami Penelitian.
Bandung: CV.Pustaka Setia
Arikunto,.S. (2010).Dasar- dasarEvaluasiPendidikan: EdisiRevisi. Jakarta:
BumiAksara.
Bunay, Yoseph. (2007). Mobu dan Ayii: Jalan Menuju Keselamatan Inisiasl
dan Kekal Menurut Suku Mee di Papua. Jakarta: Elmasme GAIYA
Dumairy. (2010). Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM
Errick, Leonardo. (2012). Analisis Kesalahan Siswa pada Kelas VIII I SMPN 1
Karanganyar Kebumen dan Mengerjakan Soal pada Pokok Bahasan
Bangun Ruang Sisi Datar serta Upaya Remediasikan dengan Media Bantu
Program Cabri 3D Tahun 2011/2012. Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Budi, Kartika. (2005). Widya Dharma (Majalah Ilmiah Pendidikan); Vol.15
No.2; April 2005: Pelaksanaan Kuliah Listrik Magnet dengan Pendekatan
Pedagogical Content Knowledge dan Efetivitasnya. Yogyakarta: Lembaga
Penelitia USD.
Kartika Budi & Puji Purnomo. (2005). Widya Dharma (Majalah Ilmiah
Pendidikan); Vol.19 No.1; Oktober 2008: Kuliah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dengan Pendekatan Kontekstual. Yogyakarta: Lembaga
Penelitian USD.
111
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kasmadi dan Siti Nia. (2013). Panduan Modern Penelitian Kualitatif.
Bandung: CV.Alfabeta
Pekei, Christ. (2008). Manusia Mee di Papua. Yogyakarta: Percetakan
Galangpress
Prabantara, Aria. (2006). Katekese: Antara Cerita Rakyat dan Kabar Gembira.
Yogyakarta: Kolese St.Ignatius
Prihatin, Theresia. (2007). Analisis Kesalahan dan Kesulitan Siswa Kelas X
SMA Imanuel Kalasan dalam Melakukan Perhitungan Pecahan pada
Pokok Bahasan Persamaan Kuadrat Tahun Pelajaran 2006/2007. Jurusan
Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Sugiyono.
(2012).
Metode
Penelitian
Kombinasi
(Mixed
Methods).
Yogyakarta: Penerbit Alfabeta
Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan
Praktiknya. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Yobee, Andreas. (2006). Struktur Cerita Rakyat dalam Kehidupan Masyarakat
Suku Mee Papua. Lombok: Arga Fuji Press
112
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Mata Pelajaran
Sasaran
Pertemuan KeAlokasi Waktu
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
:
:
:
:
:
:
Matematika
Mahasiswa
1–4
8 X 45 menit
Operasi Bilangan
Penjumlahan dan Pengurangan pada operasi bilangan
Indikator
:
1) Menentukan operasi penjumlahan dan pengurangan
2) Menentukan operasi perkalian dan pembagian
I. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat
1) Menentukan operasi penjumlahan dan pengurangan
2) Menentukan operasi pekalian dan pembagian
II. Materi Pembelajaran
Operasi bilangan
IILMetode Pembelajaran
Ceramah, Tanya jawab, diskusi, tugas kelompok, tugas individu
IV. Langkah-Langkah Kegiatan
A. Pertemuan pertama dan kedua
Pendahuluan:
1. Apersepsi:
 Membahas PR dari pertemuan sebelumnya.
 Mengingat kembali materi pertemuan sebelumnya.
 Meminta siswa menjawab beberapa soal prasyarat yang berkaitan dengan materi yang
akan dibahas.
 Menyampaikan kegunaan materi yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari
(khususnya yang berkaitan dengan kompetensi dasar).
2. Motivasi:
• Memberikan contoh-contoh hal-hal yang berkaitan dengan operasi bilangan
khususnya penjumlahan dan pengurangan dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan Inti:
1) Dengan tanya jawab, dijelaskan bagaimana menentukan operasi hitung terutama
pada penjumlahan dan pengurangan.
2) Secara individu maupun berkelompok, siswa membahas soal latihan. Selama diskusi
berlangsung, guru memantau kerja siswa dan guru memantau perjalanan diskusi
untuk mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan.
3) Meminta beberapa perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya,
sedangkan kelompok lain memberikan tanggapan. Guru memandu diskusi dan
merumuskan jawaban yang benar.
Penutup:
1. Membimbing siswa untuk merangkum materi yang baru saja dipelajari.
2. Guru memberi pekerjaan tugas rumah.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
B. Pertemuan Ketiga dan keempat
Pendahuluan:
1. Apersepsi:
 Membahas PR dari pertemuan sebelumnya.
 Mengingat kembali materi pertemuan sebelumnya.
 Meminta siswa menjawab beberapa soal prasyarat yang berkaitan dengan materi yang
akan dibahas.
 Menyampaikan kegunaan materi yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari
(khususnya yang berkaitan dengan kompetensi dasar).
2. Motivasi:
• Memberikan contoh-contoh hal-hal yang berkaitan dengan operasi bilangan
khususnya perkalian dan pembagian dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan Inti:
1) Dengan tanya jawab, dijelaskan bagaimana menentukan operasi hitung terutama
pada perkalian dan pembagian.
2) Secara individu maupun berkelompok, siswa membahas soal latihan. Selama diskusi
berlangsung, guru memantau kerja siswa dan guru memantau perjalanan diskusi
untuk mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan.
3) Meminta beberapa perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya,
sedangkan kelompok lain memberikan tanggapan. Guru memandu diskusi dan
merumuskan jawaban yang benar.
Penutup:
1. Membimbing siswa untuk merangkum materi yang baru saja dipelajari.
2. Guru memberi pekerjaan tugas rumah.
V. Alat/Bahan/Sumber
Buku Pelajaran Matematika untuk sekolah Dasar Kelas IV (halm. 1 – 9).
VI. Penilaian
- Jenis: tugas dan tes tertulis
- Bentuk: tes uraian Soal
1. Selesaikan operasi berikut ini!
a. 5 + 10
b. 29 – 34
c. -21 + 10
d. -80 – 34
2. Selesaikan operasi berikut ini!
a. 12 x 14
b. (-7) x 20
c. 10 x (-23)
d. (-15) x ( -545)
3. Selesaikan operasi berikut ini!
a. 12 : 4
b. 15 : 3
c. 27 : (-3)
d. (-50) : 2
e. (-64) : (-8)
Mengetahui,
Kepala Sekolah
.......,....................
Guru Matematika
NIP. .......................................
NIP.................................................
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ALJABAR
OPERASI DASAR MATEMATIKA
Oleh:
Agustian Tatogo
ALJABAR
Operasi Dasar Matematika
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
a. Penjumlahan
Untuk memahami materi penjumlahan, gunakan
garis bilangan:
_
-6
-5
-4
-3
Misal,
a. 4 + 1 = 5
b. 3 + 2 = 5
c. 2 + 4 = 6
d. 1 + 5 = 6
-2
-1
I
0
1
2
3
4
5
6
+
ALJABAR
Operasi Dasar Matematika
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
b. Pengurangan
Untuk memahami materi pengurangan, gunakan
garis bilangan:
_
-6
-5
-4
-3
Misal,
a. 2 – 1 = 1
b. 3 – 2 = 1
c. 6 – 3 = 3
d. 5 – 2 = 3
-2
-1
I
0
1
2
3
4
5
6
+
ALJABAR
Operasi Dasar Matematika
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
c. Operasi Campuran (Penjumlahan & Pengurangan)
Untuk memahami materi pengurangan, gunakan
garis bilangan:
_
-6
-5
-4
-3
Misal,
a. 3 + 2 = 5
b. 2 + 3 = 5
c. 3 – 2 = 1
d. 2 – 3 = -1
-2
-1
I
0
1
2
3
4
5
e. -3 + 2 = -1
f. -2 + 3 = 1
g. -3 – 2 = -5
h. -2 – 3 = -5
6
+
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ALJABAR
Operasi Dasar Matematika
Konsep Dasar Penjumlahan dan Pengurangan
1.
2.
3.
4.
Bentuk (+) dan (+)
Bentuk (–) dan (–)
Bentuk (+) dan (–)
Bentuk (–) dan (+)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ALJABAR
Operasi Dasar Matematika
Konsep Dasar Penjumlahan dan Pengurangan
1. Bentuk (+) dan (+)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
2+4=6
6 + 9 = 15
34 + 45 = 79
50 + 19 = 69
76 + 81 = 157
111 + 231 = 342
Catatan:
- Bilangan depan
memiliki tanda positif
(+).
- Jika operasinya juga
bertanda positif (+),
maka kedua bilangan
dijumlah.
- Tidak perlu lihat dari
angka depan kecil atau
besar.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ALJABAR
Operasi Dasar Matematika
Konsep Dasar Penjumlahan dan Pengurangan
2. Bentuk (–) dan (– )
a.
b.
c.
d.
e.
f.
-2 - 4 = -6
-6 - 9 = -15
-34 - 45 = -79
-50 - 19 = -69
-76 - 81 = -157
-111 - 231 = -342
Catatan:
- Bilangan depan memiliki
tanda negatif (-).
- Jika operasinya juga
bertanda negatif (-), maka
kedua bilangan dijumlah.
- Tetapi hasilnya tetap
negatif (-)
- Tidak perlu lihat dari
angka depan kecil atau
besar.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ALJABAR
Operasi Dasar Matematika
Konsep Dasar Penjumlahan dan Pengurangan
3. Bentuk (–) dan (+)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
-2 + 4 = 2
4–2=2
9–6 =3
-34 + 45 = 11
50 – 19 = 31
-76 + 81 = 5
-111 + 231 = 120
Catatan:
- Jika tanda negatif (-)
dimiliki oleh
bilangan yang paling
kecil, dan tanda
positif (+) dimiliki
oleh bilangan paling
besar, maka setelah
dikurangi, hasilnya
akan positif (+)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ALJABAR
Operasi Dasar Matematika
Konsep Dasar Penjumlahan dan Pengurangan
4. Bentuk (+) dan (-)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
2 - 4 = -2
-4 + 2 = -2
-9 + 6 = -3
34 – 45 = -11
-50 + 19 = -31
76 – 81 = -5
111 – 231 = -120
Catatan:
- Jika tanda negatif (-)
dimiliki oleh
bilangan yang paling
besar, dan tanda
positif (+) dimiliki
oleh bilangan paling
kecil, maka setelah
dikurangi, hasilnya
akan negatif (-)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ALJABAR
OPERASI DASAR MATEMATIKA
Oleh:
Agustian Tatogo
ALJABAR
Operasi Dasar Matematika
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
c. Perkalian
Konsep
Jika ada perkalian antara dua atau lebih
bilangan, maka bilangan pertama
(bilangan paling depan) dijumlahkan
sebanyak bilangan belakang. Simbol
yang sering digunakan dalam perkalian
antara lain: x (...) .
Contoh:
a. 4 x 2 = 8, artinya bilangan 4 ada dua buah.
Sehingga 4 + 4 = 8
b. 2 x 4 = 8, artinya bilangan 2 ada empat buah.
Sehingga 2 + 2 + 2 + 2 = 8
ALJABAR
Operasi Dasar Matematika
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Perkalian
Hubungan positif-negatif dengan perkalian
Konsep:
+x+=+
-x- =+
Contoh:
a. 4 x 2 = 8
b. (-4) x (-2) = 8
c. 4 x (-2) = -8
d. (-4) x 2 = -8
+x-=- x+=-
ALJABAR
Operasi Dasar Matematika
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Perkalian
Contoh:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
2x3
=
(-7) x (-4) =
4 x (-8)
=
(-6) x 7
=
(-9) x (-6) =
12 x (-8) =
(-15) x 23 =
(34) (42) =
12 . (-87) =
(-200). 267 =
ALJABAR
Operasi Dasar Matematika
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Perkalian
Contoh:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
2 x 3 x (-4)
(-7) x (-4) x 3
4 x (-8) x (-2)
(-6) x 7 x 3
(-9) x (-6) x 4 x (- 2)
12 x (-8) (1). 2
(-15) x 23 (-1) x 6
(34) (42) x (-2)
12 . (-87) x (-4) x 5
(-200). 267 (-1) x 1
ALJABAR
Operasi Dasar Matematika
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
d. Pembagian
1) Pembagian dua buah bilangan bisa
menghasilkan suatu bilangan bulat
2) Jika hasil pembagiannya berbentuk
pecahan, maka sering disebut juga
bilangan irrasional.
Misal, a/b dengan b≠0
Catatan:
Bagian kedua, akan kita pelajari pada
pembahasan selanjutnya.
ALJABAR
Operasi Dasar Matematika
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Pembagian
Catatan:
Penulisan “bagi” sering ditulis sbb:
: /
Secara umum, dua atau lebih bilangan ditulis
sebagai berikut:
a/b = c, a≠0
a= pembagi
b= yang dibagi
c= hasil bagi
ALJABAR
Operasi Dasar Matematika
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Pembagian
Contoh:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
2 : 1= 2, artinya sama dengan 1 x 2 = 2
4 : 2 = 2, artinya sama dengan 2 x 2 = 4
8 : 2 = 4, artinya sama dengan 2 x 4 = 8
9 / 3 = 3, artinya sama dengan 3 x 3 = 9
12/4 = 3, artinya sama dengan 4 x 3 = 12
24/6 = 4, artinya sama dengan 6 x 4 = 24
50/25 = 2, artinya sama dengan 25 x 2 = 50
64 : 8 = 8, artinya sama dengan 8 x 8 = 64
100 : 4 = 25, artinya sama dengan 4 x 25 = 100
ALJABAR
Operasi Dasar Matematika
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Pembagian
Contoh Latihan:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
8:2
=
16 : 2 =
16 : 4 =
20 : 4 =
30 : 5 =
45 : 7 =
49 : 7 =
54 / 9 =
75 / 3 =
ALJABAR
Operasi Dasar Matematika
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Pembagian
Contoh Latihan:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
2:8
2 : 16
4 : 16
4 : 20
6 : 30
15 : 45
7 / 49
6 / 54
25 / 75
=
=
=
=
=
=
=
=
=
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KUNCI JAWABAN
TES PERTAMA: Penjumlahan dan Pengurangan
1. Hasil hitungan
a. 336
b. 32
c. -83
d. -26
e. 55 – 65 = -10
2. 723 – 69 = 654 + 46 = 700 buku
3. 133 + 102 = 325 – 68 = 167 sisa buah
4. 36 – 6 – 5 – 8 = 17 ikat sayur
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KUNCI JAWABAN
TES KEDUA: Perkalian dan Pembagian
1. Hasil hitungan
a. 6
b. -6
c. -6
d. 6
e. 2
f. -4
g. 4
h. -5
2. 5 orang x 10 jari = 50 jari
3. 3, 334
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KUNCI JAWABAN
TES KETIGA: Penjumlahan, Pengurangan, Perkalian dan Pembagian
1. Hasil hitungan
a. 34
b. 88
c. -1
d. 1235
2. Hasil hitungan
a. 24
b. -480
c. -11250
d. -40
e. 4
f. -600
3. (4 x 5) + (6 + 2 + 4 + 3) = 20 + 15 = 35
4. a. 46 – 30 = 16
b. 30 : 15 = 2
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HASIL ANALISIS JAWABAN SOAL TES I
Sasaran
Asrama
Mata Pelajaran
Materi Pokok
Semester
Tahun
Tanggal Tes
Pendamping
NIM
: Mahasiswa - Mahasiswi Mee di Yogyakarta
: Paniai, Dogiyai, Deiyai Yogyakarta
: Matematika
: Operasi Hitung: Penjumlahan Dan Penguarangan
: Genap
: 2013/2014
: (Senin/ Rabu/ Kamis), (26/28/ 29) Mei 2014
: Agustian Tatogo
: 101414064
PST 1
PST 2
PST 3
PST 4
PST 5
PST 6
PST 7
PST 8
PST 9
PST 10
PST 11
PST 12
PST 13
PST 14
PST 15
PST 16
PST 17
PST 18
PST 19
PST 20
PEROLEHAN SKOR SOAL No.
1
2
3
4
5
5
0
10
10
0
0
0
10
5
0
10
10
0
5
5
20
0
0
10
18
10
10
10
20
10
10
10
18
5
10
5
12
10
10
10
10
10
10
10
20
10
10
10
14
10
10
10
10
0
0
10
18
6
10
10
10
5
0
5
10
5
5
10
10
10
10
10
20
10
10
10
10
0
0
0
10
0
0
5
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Rata-rata
STD
5
20
13,25
4,73
PESERTA
0
10
5,55
4,26
0
10
5,5
4,84
0
10
8
3,4
TOTAL
SKOR
NILAI
20
10
25
20
30
48
50
38
42
40
50
44
20
42
20
30
40
50
10
15
40
20
50
40
60
96
100
76
84
90
100
88
40
84
40
60
80
100
20
30
10
50
32,2
13,81
20
100
64,9
28,01
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HASIL ANALISIS JAWABAN SOAL TES II
Sasaran
Asrama
Mata Pelajaran
Materi Pokok
Semester
Tahun
Tanggal Tes
Pendamping
NIM
PESERTA
PST 1
PST 2
PST 3
PST 4
PST 5
PST 6
PST 7
PST 8
PST 9
PST 10
PST 11
PST 12
PST 13
PST 14
PST 15
PST 16
PST 17
PST 18
PST 19
PST 20
Jumlah skor
Skor terendah
Skor tertinggi
Rata-rata
STD
: Mahasiswa - Mahasiswi Mee di Yogyakarta
: Paniai, Dogiyai, Deiyai Yogyakarta
: Matematika
: Operasi Hitung: Perkalian Dan Pembagian
: Genap
: 2013/2014
: (Senin/Rabu/Kamis), (23/35/26) Juni 2014
: Agustian Tatogo
: 101414064
PEROLEHAN SKOR
1
2
3
20
10
8
20
28
30
30
20
28
22
28
30
28
28
28
27
30
25
20
10
470
8
30
23,5
7,11
5
0
10
10
10
10
10
0
10
5
10
10
0
10
10
10
10
10
0
10
150
0
10
7,5
4,13
10
4
0
5
10
10
10
6
10
5
10
10
10
10
10
10
10
10
5
10
165
0
10
8,25
2,95
TOTAL
SKOR
NILAI
35
14
18
35
48
50
50
26
48
32
48
50
38
48
48
47
50
45
25
30
785
14
50
39,25
11,66
70
28
36
70
96
100
100
52
96
64
96
100
76
96
96
94
100
90
50
60
1570
28
100
78,5
23,31
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HASIL ANALISIS JAWABAN SOAL TES III
Sasaran
Asrama
Mata Pelajaran
Materi Pokok
: Mahasiswa - Mahasiswi Mee di Yogyakarta
: Paniai, Dogiyai, Deiyai Yogyakarta
: Matematika
: Operasi Hitung: Penjumlahan, Pengurangan,
Perkalian dan Pembagian
: Genap
: 2013/2014
: (Senin, Rabu, Kamis), (30, 25, 26) Juni 2014
: Agustian Tatogo
: 101414064
Semester
Tahun
Tanggal Tes
Pendamping
Nim
PEROLEHAN SKOR
PESERTA
PST 1
PST 2
PST 3
PST 4
PST 5
PST 6
PST 7
PST 8
PST 9
PST 10
PST 11
PST 12
PST 13
PST 14
PST 15
PST 16
PST 17
PST 18
PST 19
PST 20
Jumlah Skor
Skor Terkecil
Skor Terbesar
Rata-Rata
STDV
1
2
3
4
5
9
0
10
10
10
9.5
0
10
10
5
10
9
10
10
2
5
10
9.5
5
130
0
10
7,22
27
0
10
9.5
9.5
3
8
9.5
0
10
9.5
9.5
8
9
5
10
9.5
5
10
2
4
84
0
10
6
19
7.5
10
15
15
15
15
15
15
15
7.5
15
15
7
15
10
15
15
15
7.5
15
237
7
15
13,94
50
15
8.5
15
15
15
15
15
7.5
15
15
15
15
15
15
15
15
6.5
15
7.5
15
240
15
15
15
52
TOTAL
SKOR
NILAI
27.5
37.5
39.5
49.5
43
48
49
22.5
50
42
44.5
48
40
45
45
41.5
31.5
50
26.5
39
499
39
50
45,36
121
55
75
79
99
86
96
98
45
100
84
89
96
80
90
90
83
63
100
53
78
1639
45
100
81,95
325
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Petunjuk Pengisian Angket
Nama:
Berikut ini terdapat tiga belas (13) butir pertanyaan. Baca dan pahami baik- baik setiap
pernyataan- pernyataan tersebut. Anda diminta untuk menanggapi apakah pernyataanpernyataan tersebut sesuai dengan diri anda dengan cara memberi tanda cek (√) pada salah
satu pilihan jawaban yang tersedia.
Adapun kolom pilihan jawaban yang tersedia adalah:
SS
= sangat sutuju
S
= setuju
TB
= tidak berpendapat
TS
= tidak setuju
STS = sangat tidak setuju
No
Pernyataan
Saya bertanya kepada guru pertanyaan terkait
operasi hitung matematika di kelas
Saya tertarik dengan materi operasi hitung
2
matematika dengan metode pembelajarannya
Saya mencoba sendiri. Mencoba belajar sendiri
3 atau mengerjakan soal (tugas) yang diberikan oleh
gurunya
Perhatian saya terpusat pada guru selama guru
4 menerangkan di kelas
Saya aktif dan selaluterlibat dalam proses
5
pembelajaran matematika di kelas
Saya mampu menjawab pertanyaan yang diajukan
6
sang guru
Saya mempunyai catatan tentang materi yang
7
diberikan guru tersebut
Saya selalu mencoba mengerjakan tugas yag
8
diberikan oleh gurunya
9 Saya merasa tertarik dengan matematika
Saya merasa senang dengan pelajaran matematika
10
selama proses pembelajaran
11 Saya bersemangat mengikuti pelajaran matematika
Saya lebih memahami jika pelajaran matematika
12
diajarkan oleh orang Mee
Dalam budaya Mee juga terdapat hitungan
13
matematika
1
SS
S
Respons
TB TS
STS
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KOESIONER
KOESIONER ASRAMA PANIAI, DOGIYAI DAN DEIYAI YOGYAKARTA
NOMOR BUTIR ASPEK
Peserta
PST 1
PST 2
PST 3
PST 4
PST 5
PST 6
PST 7
PST 8
PST 9
PST 10
PST 11
PST 12
PST 13
PST 14
PST 15
PST 16
PST 17
PST 18
PST 19
PST 20
1
5
5
4
4
5
4
5
5
4
1
5
5
5
5
4
4
4
4
5
5
2
4
4
5
4
5
5
4
5
5
4
5
5
4
5
4
4
5
5
4
3
3
2
5
4
5
4
4
5
4
4
4
4
2
3
4
5
4
4
5
4
4
4
5
1
4
5
4
4
1
4
5
5
4
4
4
5
5
5
4
4
5
4
5
5
4
3
4
4
3
2
5
5
5
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
6
4
3
5
5
4
5
4
4
4
4
3
4
5
4
5
5
4
5
5
3
7
5
5
4
4
5
4
2
4
4
4
3
5
4
4
5
5
4
4
4
4
8
5
5
4
5
4
4
5
5
5
4
5
5
4
5
5
4
4
5
5
3
9
3
5
4
5
4
4
5
5
5
4
5
5
4
4
5
3
5
4
5
2
10
5
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
4
4
5
5
3
4
4
5
2
11
4
5
4
5
3
4
4
4
5
3
5
4
5
5
4
5
5
4
5
2
12
5
3
5
4
5
5
4
5
5
2
5
5
4
5
5
3
5
5
5
4
13
5
5
5
5
5
5
4
5
4
4
5
5
4
3
5
3
5
5
5
3
JUMLAH
NILAI
57
54
55
59
56
55
50
60
60
49
57
56
54
58
61
52
57
58
61
43
87,7
83,08
84,62
90,77
86,15
84,62
76,92
92,31
92,31
75,38
87,69
86,15
83,08
89,23
93,85
80
87,69
89,23
93,85
66,15
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HASIL WAWANCARA
Tabel 1.1
Bagaimana pendapat anda tentang matematika? Apakah pelajaran matematika tersebut
sesuatu yang menakutkan? Jelaskan pendapat anda?
PESERTA
PST 1
PST 2
JAWABAN SISWA
Matematika adalah pelajaran yang terpenting dalam merumuskan operasi
Matematika adalah pelajaran yang baik jika kita belajar dengan baik dan tidak
menakutkan
PST 3
Tidak menakutkan dan saya sangat senang
PST 4
Menarik sebab bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari- hari
PST 5
PST 6
PST 7
PST 8
Menyenangkan karena soalnya bisa saya jawab, tapi juga membingungkan karena
rumus- rumusnya yang rumit
Sekarang saya tidak takut terhadap pelajaran matematika karena dasarnya saya
pelajari melalui les matematika
Tidak karena matematika itu menyenangkan jika belajar dengan seksama
Kurang menakutkan meskipun matematika telah ada sejak nenek moyang dan
digunakan dalam kehidupan sehari- hari
PST 9
Meskipun sulit, matematika adalah pelajaran yang menarik buat saya
PST 10
Saya merasa takut karena saya tidak kuasai dasar- dasar matematik
PST 11
Lebih senang jika kita menguasai materi dasar
PST 12
Tidak karena saya suka pelajarannya
PST 13
Dulunya takut tetapi sekarang saya dapat memahami dengan mudah
PST 14
Tidak menakutkan tp menyenangkan sebab mengasah otak & menambah ilmu
PST 15
Saya harus memahami matematika meskipun matapelajarannya sulit
PST 16
Awalnya menakutkan tetapi lama- lama menarik juga
PST 17
Tidak menakutkan dan senang belajar matematika pada les sore
PST 18
Saya tidak takut belajar matematika
PST 19
PST 20
Meskipun sulit, kita perlu mempelajari karena matematika terdapat dalam
kehidupan sehari- hari
Matematika itu menyenangkan jika benar- benar dimengerti
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tabe 1.2
Apakah ada pengaruh budaya Mee terhadap pelajaran matematika? Mengapa demikian?
PESERTA
JAWABAN SISWA
PST 1
Orang Mee harusnya mempelajari karena ada pengaruh dengan matematika
PST 2
Berpengaruh karena biasanya digunakan untuk hitung Mee, dll
PST 3
Tidak
PST 4
Budaya Mee sudah terpengaruh dengan pelajaran matematika
PST 5
PST 6
Ada, karena budaya Mee dulu menggunakan sistem barter dan juga menghitung
dengan uang tradusional (kulit kerang: Mee)
Berpengaruh karena mengitung menggunakan batu atau cerita dogeng seperti
dilatih berpikir sesuai logika, dll
PST 7
Ya, untuk menghitung babi, menempuh jarak serta menghitung hari
PST 8
Sangat berpengaruh karena matematika sudah ada sejak dulu
PST 9
PST 10
Ya, ada karena nenek moyang mengetahui waktu, hari atau mengitung besar mata
uang tradisonal
Ada pengaruh terhadap matematika tetapi siswa kurang mengerti karena
penjelasan tidak kondisional
PST 11
Hitungan matematika telah ada sejak nenek moyang kita
PST 12
Berpengaruh karena ada kaitan dengan budaya Mee
PST 13
Tidak ada pengaruh karena kehidupan budaya Mee sudah menyatu dengan
masyarakat suku Mee
PST 14
Ya, karena budaya Mee menghitung seperti peralatan budaya, penduduk, dll.
PST 15
Ya, ada pengaruh. Pengaruh lingkungan budaya Mee
PST 16
Tidak pengaruh karena perhitungan juga sebagian dari ilmu pasti
PST 17
Saya sebagai orang Mee harus tahu matematika dalam budaya Mee
PST 18
Sangat berpengaruh dengan budaya Mee
PST 19
Ada, dalam kehidupan suku Mee selalu ada perhitungan matematika
PST 20
Tidak ada pengaruh terhadap matematika
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tabel 1.3
Apakah anda suka terhadap matematika? Mengapa? Jelaskan pendapat anda?
PESERTA
PST 1
PST 2
JAWABAN SISWA
Saya suka karena matematika adalah ilmu pasti
Sangat suka , meskipun pelajaran matematika itu sulit namun saya tetap
menyukainya
PST 3
Ya, karena itu menyangkut jurusan saya
PST 4
Sangat suka, karena ilmu matematika diaplikasikan dalam kehidupan manusia
PST 5
Ya, Karena rumus matematika bias memecahkan masalah apa saja
PST 6
PST 7
PST 8
PST 9
PST 10
Suka, saat perhitungan dilakukan secara mendalam atau mengenal kembali
melalui les sore ini
Ya, karena ingin menjadi pandai matematika dalam kehidupan sehari- hari tentang
ekonomi, waktu, jarak, berat, gaya, dll.
Suka, jika belajar melalui les kita dimudahkan ketika belajar di pendidikan formal
Ya, saya suka karena matematika merupakan ilmu yang berharga dan penting bagi
saya.
Ya. Dengan metode pelajaran budaya Mee, saya lebih mengerti matematika
Ya, dapat bermanfaat ketika tes pegawai negeri dan juga bermanfaat bagi saya
PST 11
yang kuliah di jurusan informatika untuk dapat membuat sebuah program dalam
komputer
PST 12
PST 13
PST 14
PST 15
Ya, karena pelajaran matematika itu sangat menarik untuk dipelajari rumusrumusnya
Saya suka matematika karena ia merupakan ilmu yang sering dan selalu dilakukan
dalam kehidupan sehari- hari
Ya, saya suka karena matematika melatih otak saya
Tertarik karena jurusan saya dan kehidupan saya selalu dijalani dengan
matematika
PST 16
Ya, karena matematika adalah ilmu pasti di seluruh dunia
PST 17
Ya, karena matematika juga ada kaitan dengan jurusan saya
PST 18
Saya kurang suka dengan matematika
PST 19
Saya suka karena hitung- menghitung
PST 20
Saya suka karena saya juga ingin belajar matematika
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tabel 1.4
Apakah anda senang mengikuti pelajaran di kelas? Mengapa demikian? Jelaskan alasa anda?
PESERTA
JAWABAN SISWA
PST 1
Ya, aku senang mengikuti pelajaran matematika
PST 2
Ya, karena menambah wawasan tahu cara perhitungannya
PST 3
Ya, karena saya ingin mengetahui dasar matematika
PST 4
Ya, saya suka. Pelajaran matematika melalui les ini mudah dipelajari dan
menyenangkan
PST 5
Ya, bisa bertukar pendapat dengan teman- teman
PST 6
Saya kurang bisa mengikuti pelajaran di kelas karena matematika bersifat logika
PST 7
Ya, saya ingin mendapat pencerahan kemudian mau kembangkan
PST 8
Senang, apalagi jika diajarkan materi oleh guru Mee
PST 9
PST 10
PST 11
PST 12
Senang, karena kalau tahu rumusnya, mudah mengerjakan soal yang sulit
sekalipun
Ya, karena guru menjelaskan dengan mempertimbangkan level pemahaman siswa
Senang mengikuti karena matematika adalah pelajaran yang terdapat di jurursan
saya
Senang karena pak guru menjelaskan rumus dengan memberikan contoh yang
mudah dipahami oleh siswa
PST 13
Saya merasa bosan mengikuti pelajaran di kelas karena guru mata pelajarannya
PST 14
Saya suka karena saya suka matematika seperti menghitung jumlah suatu barang.
PST 15
Senang mengikuti matematika karena selalu berhadapan dengan matematika
PST 16
Ya, saya juga ingin tahu pelajaran tersebut
PST 17
Saya ingin belajar menghitung krn ilmu hitung adalah bagian dari jurusan saya
PST 18
Saya sangat senang dengan mengikuti les
PST 19
Iya, karena cara mengajar yang bagus dan saya cepat mengerti
PST 20
Saya senang mengikuti pelajaran di kelas karena saya ingin tahu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tabel 1.5
Anda sebagai suku Mee, apakah pengetahuan tentang matematika telah ada sejak nenek- moyang
anda?
PESERTA
JAWABAN SISWA
PST 1
Ya, ada dulu, sekarang dan selama- lamanya
PST 2
Saya sebagai suku Mee, matematika ada sejak nenek moyang.
PST 3
Tidak
PST 4
Ada saat ini
PST 5
Dalam hal taruh maskawin
PST 6
PST 7
Ya, ada sejak nenek moyang karena mereka menghitung dengan menggunakan
logika atau bersifat langsung matematika.
Ya, karena mereka sudah bisa menghitung uang, hewan peliharaan seperti babi,
populasi, dsb.
PST 8
Ya, sudah ada sejak nenek moyang kita
PST 9
Ya, ada.
PST 10
Ya, ada. Para pendahulu mengunakan ilmu hitung dalam kehidupan sehari- hari
mereka seperti menghitung mege, dll.
PST 11
Ada
PST 12
Ada karena matematika adalah pelajaran yang penting dalam hitungan
PST 13
Menurutku ada dan sejak nenek moyang sudah ada
PST 14
PST 15
Ya, dimanapun ada perjumpaan untuk bakar batu atau barapen pasti orang tua
menghitung meskipun menggunakan bahasa Mee.
Ada, karena kehidupan mereka yakni membeli dan menjual sayuran atau hewan
peliharaan seperti babi.
PST 16
Ada, karena perhitungan juga bagian dari ilmu matematika
PST 17
Ya, sudah ada sejak nenek moyang kita
PST 18
-
PST 19
PST 20
Ya, karena saya seorang suku Mee dan dalam suku Mee terdapat hitungan
matematika.
Sejak nenek moyang ada matematika dlm bahasa Mee seperti ena, wiya, wido,dst.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tabel 1.6
Jika pengetahuan tentang matematika telah ada sejak nenek- moyang anda namun jika anda tidak
tertarik dengan matematika? Apa penyebabnya? Mengapa demikian? Jelaskan pendapat anda!
PESERTA
PST 1
JAWABAN SISWA
Matematika telah ada sejak nenek moyang orang Mee tapi saya yang tidak tertarik
materi.
Karena dulu matematikanya tidak terlalu baik dan saya tidak tertarik karena orang
PST 2
tua saya tidak mengajarkan saya tentang matematika. Saya hanya tahu dari
sekolah
PST 3
Menurutku, sangat penting dalam kehidupan sehari- hari
PST 4
Kadang merasa bosan dengan pelajar karena tidak fokus
PST 5
Nenek moyang mengolah mata uang tradisional (mege) untuk harga tertentu
Saya tidak tertarik dengan matematika karena perbedaan formal dan nonformal
PST 6
yaitu pengetahuan matematika pada zaman nenek moyang dengan matematika
sekarang yang banyak gunakan rumus matematika.
PST 7
PST 8
PST 9
PST 10
PST 11
PST 12
Karena malas menghitung, mencoba dan berpraktek
Penyebabnya, perbedaan pendapat antara guru yang bersangkutan dengan guruguruku dari suku Mee.
Metode pembelajaran guru yang tidak kondisional sehingga siswa tidak mengerti
tentang materi yang diajarkan gurunya.
Alat bantu seperti kalkulator itu memperbodoh kita
Penyebabnya saya tidak bisa mengerti atau mengerjakan soal- soal karena tidak
belajar.
PST 13
Penyebabnya kita kurang latihan soal dan tidak cinta dengan matematika
PST 14
Ya, kadang tidak tapi kadang saya suka dengan matematika
PST 15
Pengaruh lingkungan yang kurang mendukung untuk belajar matematika
PST 16
Karena malas belajar matematika
PST 17
saya suka menghitung karena saya tertarik
PST 18
-
PST 19
Dalam kehidupan selalu ada perhitungan matematika
PST 20
Karena saya kurang belajar.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tabel 1.7
Apakah anda merasa tertarik dengan pelajaran matematika di kelas? Jelaskan pendapat anda!
PESERTA
PST 1
PST 2
JAWABAN SISWA
Kadang saya tertarik, kadang tidak tertarik pada matematika
Ya, saya merasa tertarik pada pembelajaran matematika karena gurunya asyik,
cepat mengerti, cara kerjanya mengerti, suasananya menyenangkan.
PST 3
Tertarik
PST 4
Menarik karena pelajaran matematika ini berguna bagi saya
PST 5
Ya, karena apa yang diberikan oleh guru, saya bias mengerti
PST 6
Kurang tertarik karena matematika itu banyak rumusnya dan banyak teori
PST 7
Ya, karena kita menghitung dengan fokus itu menyenangkan
PST 8
PST 9
PST 10
PST 11
PST 12
Tidak tertarik karena teori terlalu banyak dan tidak menggunakan logika di
pendidikan formal.
Ya, saya tertarik dengan materi matematika
Ya, dengan adanya pembelajaran yang kondisional maka saya merasa tertarik
untuk belajar matematika.
Tidak, karena belum menguasai dasar- dasar matematika
Tertarik karena bisa belajar bersama guru, teman- teman kelas agar dapat
mengerti
PST 13
Saya tertarik jika saya diajar oleh teman- teman dibandingkan guru
PST 14
Ya, saya merasa tertarik karena salah satu pelajaran yang dapat mengasa otak saya
PST 15
Mau atau tidak harus teratarik karena jurusan saya juga berkaitan dengan hitungan
PST 16
Ya, saya tertarik dengan pelajar matematika
PST 17
Tertarik karena saya iongin tahu matematika
PST 18
Sangat tertarik dengan matematika tapi kurang paham dengan perhitungan
PST 19
Iya, menarik dalam pembelajaran matematika
PST 20
Tertarik karena rajin ke sekolah.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tabel 1.8
Apakah anda lebih suka belajar di kelas (di sekolah) atau mengikuti kursus matematika? Jelaskan
pendapat anda!
PESERTA
PST 1
PST 2
JAWABAN SISWA
Di kelas atau di kursus sama saja karena dapat menambah wawasan
Saya lebih memilih di sekolah karena gambarannya mengerti karena
pembelajarannya berurutan.
PST 3
Keduanya saya senang
PST 4
Suka karena pelajaran tersebut sangat menarik sehingga saya ikut les
PST 5
Saya lebih senang belajar di ruang kelas karena lebih cepat mengerti
PST 6
Saya suka belajar saat kursus atau les karena materi lebih sedikit tetapi paham
PST 7
PST 8
Belajar di kelas karena saya bias bertemu dengan teman- teman lalu
mengembangkan tetapi kurusus itu menyendiri.
Lebih suka belajar melalui kursus karena bias mengulang kembali berdasarkan
pengetahuan yang ada.
PST 9
Saya lebih suka jika ada kursus seperti kursus matematika
PST 10
Tidak selalu sehingga matematika menjadi pelajaran yang membosankan
PST 11
Mengikuti kursus karena karena di sekolah saja tidak mengerti.
PST 12
Keduanya saya suka karena dapat menambah pengetahuan.
PST 13
Saya lebih senang belajar di perpustakaan krn membuat saya lebih mengerti
PST 14
PST 15
PST 16
Saya suka di dalam kelas karena kalau tidak tahu, kita bisa tanyakan kepada guru
atau teman
Di ruangan itu selalu tetapi belajar kursus itu kadang- kadang saja
Saya senang belajar di kelas maupun saat kursus asalkan saya dapat memahami
materi matematika
PST 17
Saya lebih suka belajar di kelas karena saya bs berinteraksi dengan banyak teman
PST 18
Saya lebih suka belajar seperti les
PST 19
Saya jarang belajar tetapi saya sangat belajar di mana saja
PST 20
Suka belajar di kelas
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tabel 1.9
Apakah anda sering mengerjakan tugas matematika yang diberikan gurunya? Mengapa demikian?
Jelaskan pendapat anda!
PESERTA
PST 1
PST 2
JAWABAN SISWA
Saya sering mengerjakan tugas.
Ya, saya selalu mengerjakan tugas dari guru dan siapa saja yang diberi
pentanyaan kepada saya dan saya menjawab semampuku
PST 3
Jika saya memahami maka saya mengerjakan tugas
PST 4
Sering karena materika ini terdapat setiap jurusan
PST 5
Ya, sering mengerjakan tugas
PST 6
Jarang mengerjakan karena tidak tahu tugas akibat sering bolos belajar
matematika
PST 7
Selama ini karena kami tidak ada pelajaran hitungan
PST 8
Sering mengerjakan tetapi susah mengetahui apa yang diajarkan oleh guru
PST 9
Ya, saya sering mengerjakan tugas agar lebih paham dengan matematika
PST 10
PST 11
PST 12
Kadang karena tidak mengerti sehingga menjadi bosan untuk mengerjakan tugas
matematika tersebut
Mengikuti kursus karena di sekolah saja belum tentu mengerti materi matematika
Sering karena jika tidak mengerjakan, saya tidak mendapat nilai pada tugas
tersebut
PST 13
Saya sering mengerjakan karena takut tidak dapat nilai pada tugas
PST 14
Ya, karena sa selalu mengasah otak meskipun ada yang membingungkan
PST 15
Sebagai siswa/murid kita harus mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
PST 16
Sering karena itu menjadi tugas saya sebagai pelajar
PST 17
Saya bisa kerjakan kalau saya mengerti caranya, kalau tidak maka saya tidak
mengerjakan juga.
PST 18
Saya tidak biasa mengerjakan tugas
PST 19
Ya, itu tugasku jadi saya harus kerjakan
PST 20
Terkadang tidak mengerjakan soal tes.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tabel 1.10
Apakah anda sering bertanya materi matematika yang belum mengerti kepada guru? Mengapa?
PESERTA
JAWABAN SISWA
PST 1
Jika saya tidak mengerti materi, saya sering bertanya
PST 2
Ya, di sekolah saya sering bertanya berulang- ulang apa yang tidak saya ketahui
PST 3
Biasa bertanya
PST 4
Pernah bertanya tapi kadang mengerti juga kadang lupa
PST 5
Saya sering bertanya kepada guru dan juga teman
PST 6
Ya, saya sering bertanya matematika kepada guru matematika
PST 7
Ya, apabila kami diberikan materi matematika
PST 8
Jarang, karena susah dimengerti dengan materi yang diajarkan
PST 9
Ya, saya ingin tahu dari ketidakpahaman saya
PST 10
Sering bertanya mencari jawaban
PST 11
Ya, karena kami ingin tahu
PST 12
Sering karena jika saya ditanya maka saya bisa menjawab pertanyaan tersebut.
PST 13
Saya sering bertanya jika saya tidak mengerti materi
PST 14
Ya, karena saya harus mengerti bagian- bagian yang tak saya mengerti
PST 15
Ya, kalalu tidak mengerti, saya harus tanya kepada guru
PST 16
Ya, jika tidak mengerti maka saya bertanya kepada guru dan juga pada temanteman saya
PST 17
Ingin bertanya namun kadang saya malas atau rasa bosan
PST 18
Ya, saya biasa bertanya materi yang kurang paham
PST 19
Ya, saya sering bertanya saya mengerti jika saya kurang paham
PST 20
Saya sering bertanya agar lebih cepat mengerti
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tabel 1.11
Apakah anda lebih senang diajarkan matematika dengan bahasa suku Mee atau bahasa Indonesia?
Jelaskan pendapat anda!
PESERTA
PST 1
PST 2
JAWABAN SISWA
Saya lebih senang diajarkan dgn bahasa Mee karena lebih mengerti materi.
Ya, bahasa Indonesia dan bahasa Mee dan zaman sekarang pastilah bahasa
Indonesia tetapi saya juga lebih senang diajar bahasa Mee.
PST 3
Keduanya saya senang
PST 4
Sangat senang menggunakan kedua bahasa supaya cepat memahami
PST 5
Saya lebih cepat mengerti jika diajarkan dengan bahasa indonesia
PST 6
Saya senang karena bahasa Mee adalah bahasa saya dan saya awal mengenal
matematika dengan logika budaya Mee.
PST 7
Ya, karena dengan dengan bahasa ibu, saya sangat cepat mengingat
PST 8
Ya, lebih senang karena menggunakan logika atau soal cerita kebiasaan.
PST 9
Saya lebih suka diajar dengan bahasa Mee dalam konteks tertentu
PST 10
Bahasa Mee karena mudah dimengerti
PST 11
Keduanya bagus karena tidak semua siswa menguasai bahasa indonesia
PST 12
Keduanya senang karena kita bias memiliki mana yang menurut kita bagus
PST 13
Bagiku, keduanya tidak ada yang berbeda
PST 14
PST 15
PST 16
Bagi saya, saya lebih banyak pakai bahasa Indonesia sekaligus belajar bahasa
indonesia
Ya, karena saya juga bisa ajarkan kepada siapapun menggunakan bahasa Mee
Saya senang diajarkan dengan bahasa Indonesia sebab sudah menjadi bahasa
umum yang dipakai di seluruh indonesia
PST 17
Saya senang keduanya
PST 18
Saya senang diajar oleh bahasa saya sendiri (Mee)
PST 19
Ya, senang karena cepat mengerti dalam pembelajaran matematika
PST 20
Senang karena bahasa Mee adalah bahasa saya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tabel 1.12
Apakah anda lebih senang diajarkan guru matematika yang berasal dari suku Mee atau salah satu
suku di Papua ataukah guru Indonesia (selaian guru asal Papua)? Mengapa demikian? Jelaskan
pendapat anda!
PESERTA
PST 1
PST 2
JAWABAN SISWA
Saya senang diajarkan bahasa Mee karena cara mengajarnya mudah mengerti
Saya senang diajar guru Meek arena saya orang Mee dan orang Mee pasti bisa
diajarkan dengan lebih baik dan pasti sayapun mengerti.
PST 3
Semua sama
PST 4
Saya setuju diajarkan oleh guru Mee karena saya bisa mengerti materinya
PST 5
Sebenarnya guru tidak permasalahkan tapi yang penting itu saya mengerti
PST 6
Senang diajar oleh orang Mee karena saya bisa mengerti materi
PST 7
PST 8
Ya, saya senang sekali jika diajarkan oleh guru Papua karena dia bisa melihat
kelemahan saya secara nyata/ tidak tersembunyi.
Ya senang diajar oleh guru matematika suku Mee karena bersifat logis dan mudah
mengerti materi yang diajarkan.
PST 9
Saya lebih suka diajar oleh guru asal Mee karena lebih cepat mengerti
PST 10
Ya, mudah berinteraksi karena ada semangat belajar materi.
PST 11
Semuanya bagus karena semua guru mengajarkan dengan tujuan yang sama
PST 12
Saya senang itu guru dari Indonesia karena dia bisa menjelaskan materi dengan
baik dan bisa dimengerti.
PST 13
Saya suka belajar bagi siapa saja yang membuat saya dapat mengerti materi
PST 14
Saya lebih senang diajarkan oleh suku Mee tersendiri karena mudah dimengerti
PST 15
Saya lebih mengerti jika guru asal dari Papua. Jika dari luar Papua, saya tambah
gak paham.
PST 16
Bagi siapa saja bisa mengajarkan saya asal saya mengerti materinya
PST 17
Saya senang guru dari mana saja asalkan saya bisa memahami materi
PST 18
Saya sangat lebih senang diajar oleh Agus T.
PST 19
Saya senang orang Mee Karena penjelasan guru dapat dimengerti
PST 20
Saya senang karena apa yang saya tidak tahu ingin
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tabel 1.13
Dalam pelajaran matematika, apakah yang anda tidak suka, apakah pelajaran matematika?
Ataukah guru yang tidak mengajarkan tidak sesuai dengan kompetensinya? Mengapa demikian?
Jelaskan pendapat anda!
PESERTA
PST 1
PST 2
JAWABAN SISWA
Guru yang tidak sesuai mengajarkan pada siswanya
Saya tidak suka guru yang tidak sesuai dengan kompetensi, akadang saya
sangat cemas tapi saya harus menerima semua itu.
PST 3
Semuanya saya suka
PST 4
Suka baik pelajaran maupun gurunya
PST 5
Guru yang mengajar tidak sesuai sehingga saya kurang paham
PST 6
Saya tidak senang jika ada perbedaan anta materi dari guru dengan budaya.
PST 7
Guru yang tidak mengajarkan dengan baik sehingga saya kurang paham
dalam hal materi matematika.
Saya tidak suka pelajaran matematika karena kurang mengerti dengan
PST 8
pelajaran matematika karena banyak teori dan perbedaan pendaspat dengan
pendaspat yang diajarkan oleh guru.
PST 9
Saya suka karena guru yang ajarkan materi sudah sesuai kompetensinya
PST 10
Guru yg tidak ada pengertian terhadap siswanya shg membuat siswa bosan
PST 11
Guru yang tidak mengajar sesuai kompetensinya shg memperbodoh siswa
PST 12
Hal yang saya tidak suka adalah rumus- rumusnya dan pembagian menurun
PST 13
Faktor guru yg mungkin kurang bs beradaptasi dgn kondisi kemampuanku
PST 14
Saya tidak suka kalo mengajarkan dan murid tidak mengerti.
PST 15
Guru mengajar tidak sesuai dengan bidangnya itu yang membuat siswa
semakin bodoh
PST 16
Saya suka guru dan juga mata pelajaran namun setiap guru tidak sama
PST 17
Saya tidak suka guru yang mengajar tidak jelas
PST 18
Sy sangat tidak dengan matematika karena saya sendiri kurang fokus belajar
PST 19
PST 20
Guru luar papua yang mengajar tidak sesuai konteks daerah sehingga saya
kurang paham
Pelajaran matematika saya suku tapi sedikit sulit
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DOKUMENTASI
Belajar Matematika di Asrama Deiyai
Belajar Matematika di Asrama Dogiyai
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Belajar Matematika di Asrama Dogiyai
Belajar Matematika di Asrama Paniai
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Download