SISTEM EKONOMI ISLAM: PERHITUNGAN BAGI HASIL (PROFIT SHARING DAN REVENUE SHARING) DI PEGADAIAN SYARIAH Studi Kasus Pegadaian Syariah cabang Kusumanegara di Yogyakarta SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Disusun Oleh: Yuniarti Pamili NIM 11240117 Pembimbing: Dra. Hj. Mikhriani, M. M. NIP 19640512 200003 2 001 JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAHDAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2016 HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta v MOTTO ۡ قَبلُواْْلَئِ ۡنْأَ َكلَهُْٱل ِّذ ۡئبُْْ َونَ ۡح ُنْ ُع ْ٤١ُْون َ صبَةٌْإِنَّبْٓإِ ٗذاْلَّ َٰ َخ ِسر 14. Mereka berkata: "Jika ia benar-benar dimakan serigala, sedang kami golongan (yang kuat), sesungguhnya kami kalau demikian adalah orang-orang yang merugi" Maksudnya: menjadi orang-orang pengecut yang hidupnya tidak ada artinya. vi KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohim Alhamdulillah, segala puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sistem Ekonomi Islam: Perhitungan Bagi Hasil (Profit Sharing dan Revenue Sharing ) di Pegadaian Syariah (Studi Kasus di Pegadaian Syariah Cabang Kusumanegara Yogyakarta)”. Sholawat dan salam selalu tercurah kepada tauladan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Skripsi ini disusun sebagai syarat tugas akhir guna memperoleh gelar sarjana strata satu pada Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta dan diharapkan dapat bermanfaat bagi tempat penelitian dan khususnya bagi kalangan akademisi Manajemen Dakwah. Penelitian skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr.H.Machasin M.A selaku Rektor (Pgs) Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2. Dr. Nurjannah, M.Si, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. 3. Drs. M Rasyid Ridla, M.Si, selaku ketua Jurusan Manajemen Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. vii 4. Drs. M Rasyid Ridla, M.Si, selaku pembimbing akademik yang selalu memberikan arahan dan motivasi kepada peneliti. 5. Dra. Hj. Mikhriani, MM, selaku pembimbing skripsi yang telah banyak pengarahan, bimbingan, dan nasihat dari awal hingga akhir penyusunan skripsi ini. 6. Para Dosen Jurusan Manajemen Dakwah dan Jurusan lain yang telah memberikan ilmunya kepada peneliti. 7. Karyawan Fakultas Dakwah dan Komunikasi khususnya Jurusan Manajemen Dakwah yang telah membantu dan mempermudah peneliti segala syarat yang dibutuhkan oleh akademik. 8. Ibu Marmi, SIP selaku pimpinan di Pegadaian Syariah cabang Kusumanegara, Yogyakarta yang telah memberikan waktu dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian. 9. Mbak Putri Kusumadewi dan Mbak Syarifah yang telah membantu dalam memberikan data melalui penggadaian produk di Pegadaian Syariah cabang Kusumanegara. 10. Ibu Jihan Halimatuzzahra, yang selalu memberikan motivasi, dorongan dan perbekalan ilmu-ilmu baru dan pengetahuan baru. 11. Pak Bayu Kusuma, yang sudah memberikan motivasi dan dorongan dalam mendapatkan ilmu baru. 12. Rama dan Biyung yang senantiasa mendoakan aku di setiap saat dan setiap waktu, serta menjadi malaikat yang tak bersayap dalam hidupku. viii 13. Yuli, Nabil dan Halimah yang selalu memberikan semangat dan dorongan dalam setiap langkahku. 14. Teman-teman Batik Farhat yang selalu memberikan canda tawa dan semangat dalam melakukan aktivitas. 15. Teman-temanku Manajemen Dakwah Angkatan 2011 yang telah mendukung dalam menyelesaikan skripsi. 16. Serta pihak yang telah mendukung, yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih atas bantuannya. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih terdapat kekurangan dan kesalahan baik segi tata tulis maupun isinya. Peneliti dengan senang hati menerima kritik dan saran demi kebaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini menjadi karya yang bermanfaat bagi berbagai pihak. Amin... ya rabbal ‘alamin. Yogyakarta, 24 Maret 2016 Peneliti Yuniarti Pamili NIM : 11240117 ix ABSTRAK Yuniarti Pamili, 2016. Sistem Ekonomi Islam: Perhitungan Bagi Hasil (Profit Sharing dan Revenue Sharing) di Pegadaian Syariah (Studi Kasus Pegadaian Syariah cabang Kusumanegara di Yogyakarta). Skripsi, Manajemen Dakwah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tujuan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu 1. untuk mengetahui tentang sistem ekonomi Islam pada Pegadaian Syariah cabang Kusumanegra, 2. Untuk mengetahui tentang penerapan perhitungan bagi hasil (profit sharing dan revenue sharing) pada Pegadaian Syaria cabang Kusumanegara di Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Di dalam penelitian tersebut bmenggunakan uji triangulasi. Sehingga data yang diperoleh dapat teruji berdasarkan uji reabilitas dan uji validitas. Sehingga penerapan metode kualitatif tersebut berdasarkan teknik pengumpulan data berdasarkan wawancara, dokumentasi dan observasi. Hasil dari penelitian berdasarkan rumusan masalah dan tujuannya yaitu 1. Dalam penerapan sistem ekonomi Islam pada Pegadaian Syariah hanya terdapat satu karakteristik yaitu al-waqiiyah, 2. Berdasarkan penerapan perhitungan bagi hasil yang ada pada Pegadaian Syariah yaitu menerapkan revenue sharing. Kata Kunci : Sistem Ekonomi Islam, Bagi Hasil x DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................ iii SURAT PERNYATAAN KEASLIAN............................................................ iv HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v MOTTO ........................................................................................................... vi KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii ABSTRAK ....................................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv BAB I: PENDAHULUAN ......................................................................... 1 A. Penegasan Judul........................................................................ 1 B. Latar Belakang.......................................................................... 4 C. Rumusan Masalah .................................................................... 6 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................. 6 E. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 7 F. Kerangka Teori ......................................................................... 9 1. Sistem Ekonomi Islam ........................................................ 9 a. Pengertian Sistem Ekonomi Islam................................ 11 b. Karakteristik Ekonomi Islam ........................................ 11 2. Perhitungan Bagi Hasil ....................................................... 17 xi a. Profit Sharing ............................................................... 17 b. Revenue Sharing ........................................................... 21 c. Operating Risk dan Ketidakpastian Arus Kas .............. 24 G. Metode Penelitian ..................................................................... 26 1. JenisPenelitian ...................................................................... 26 2. Subyek dan Obyek Penelitian ............................................... 26 3. Metode Pengumpulan Data .................................................. 27 4. Metode Analisis Data ........................................................... 30 5. Keabsahan Data .................................................................... 30 H. Sistematika Pembahasan .......................................................... 33 I. Kerangka Berfikir ..................................................................... 35 BAB II: GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH CABANG KUSUMANEGARA ........................................................................................ 36 A. Sejarah PT. Pegadaian (Persero) .............................................. 36 B. Latar Belakang Pegadaian PT. Persero .................................... 37 C. VisidanMisi .............................................................................. 37 D. Budaya Kerja ............................................................................ 38 E. Daftar Pinjaman Berdasarkan Golongan .................................. 39 F. Struktur Organisasi Unit Pelayanan ......................................... 40 G. Struktur Organisasi Kantor Cabang Wilayah ........................... 41 BAB III: SISTEM EKONOMI ISLAM: PERHITUNGAN BAGI HASIL (PROFIT SHARING DAN REVENUE SHARING) DI PEGADAIAN xii SYARIAH (Studi Kasus Pegadaian Syariah cabang Kusumanegara di ………………………. 43 Yogyakarta) A. Penerapan Karakteristik Sistem Ekonomi Islam ...................... 43 B. Penerapan Perhitungan Bagi Hasil ........................................... 65 BAB IV: PENUTUP ..................................................................................... 75 A. Kesimpulan ............................................................................... 75 B. Kritik dan Saran ........................................................................ 76 1. Krtik .................................................................................... 76 2. Saran ................................................................................... 76 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiii DAFTAR TABEL Tabel 1.1 : Jurnal Kajian Pustaka ................................................................... 7 Tabel 2.2 : Daftar Pinjaman Berdasarkan Golongan ..................................... 39 xiv DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 : Penentuan Bagi Keuntungan 21 Gambar 1.2 : Penentuan Nisbah Bagi Hasi Pendapatan 23 Gambar 1.3 : Alur Triangulasi 32 Gambar 1.4 : Skema Kerangka Berfikir 34 Gambar 2.5 : Struktur Organisasi ................................................................ 39 Gambar 2.6 : Struktur Organisasi ................................................................ 40 Gambar 3.7 : Skema alur pegadaian syariah ............................................... 41 xv BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul skripsi yang berjudul “Sistem Ekonomi Islam: Perhitungan Bagi Hasil (Profit Sharing dan Revenue Sharing) di Pegadaian Syariah (studi kasus pada Pegadaian Syariah cabang Kusumanegara di Yogyakarta)” peneliti membatasi istilah-istilah yang ada pada judul sebagai berikut: 1. Sistem Ekonomi Islam a. Sistem Ekonomi Suatu kesatuan mekanisme dan lembaga pengambilan keputusan yang mengimplementasikan keputusan terhadap produksi, distribusi, dan konsumsi dalam suatu daerah atau wilayah. 1 Sistem ekonomi tersebut berdasarkan aplikasi dari pengambilan keputusan dalam suatu produk. Sehingga pada poduk, distribusi dan konsumsi dapat diaplikasikan dalam lembaga tersebut. b. Ekonomi Islam Kata ekonomi berasal dari kata Yunani, oikos dan nomos. Kata oikos berarti rumah tangga (house-hold), sedangkan kata nomos memiliki arti mengatur. Maka secara garis besar ekonomi diartikan sebagai aturan rumah tangga, atau manajemen rumah tanggga. Adapun Islam berarti juga damai ataupun selamat. Ekonomi Islam dibangun atas dasar agama Islam, 1 Syed Nawab Haider, Menggagas Ilmu Ekonomi Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 2. 1 2 karena merupakan bagian yang tak terpisahkan (integral) dari agama Islam.2 2. Perhitungan Bagi hasil (profit sharing dan revenue sharing) Bagi hasi berdasarkan perhitungannya yaitu bagi hasil yang dihitung dengan menggunakan konsep revenue sharing dan bagi hasil dengan menggunakan profit/loss sharing. 3 Bagi hasil tersebut dilihat berdasarkan teknik perhitungannya. Terdadapat 2 (dua) macam perhitungannya yaitu: a. Profit Sharing Dasar perhitungan bagi hasil dengan menggunakan profit sharing merupakan bagi hasil yang dihitung dari laba/rugi usaha. 4 Perhitungan dari profit sharing dilandaskan pada perhitungan laba yang paling akhir. Paling akhir di sini, dikatakan apabila dari pihak pemodal mengalami kerugian maka peminjam juga akan ikut terlibat di dalamnya. Terlibat di sini yaitu ikut bertanggung jawab dalam pengambilan resiko. b. Revenue sharing Dasar perhitungan bagi hasil yang menggunakan revenue sharing adalah perhitungan bagi hasil yang didasarkan atas penjualan 2 Fauzia dan Ika Yunia, Prinsip dasar Ekonomi Islam : Perspektif Maqashid al Syari’ah (Jakarta: Kencana, 2014), hlm. 2. 3 4 Ismail, Perbankan Syariah Cet. 1(Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 98. Ibid., hlm. 99. 3 dan/atau pendapatan kotor usaha sebelum dikurangi dengan biaya. 5 Perhitungan bagi hasil revenue sharing berlandarkan pada laba kotor atau yang biasa di sebut bruto. Dari revenue sharing diartikan sebagai income atau dengan kata lain pemasukkan pendapatan dalam lembaga. 3. Pegadaian Syariah Cabang Kusumanegara di Yogyakarta Pegadaian syariah cabang Kusumanegara di Yogyakarta memiliki slogan yaitu “mengatasi masalah tanpa masalah” pegadaian syariah ini datang di tengah-tengah masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat untuk membantu kesulitan dalam hal keuangan. 6 Pegadaian syariah berdiri di jl. Kusumanegara masih tergolong pegadaian yariah yang berumur muda, atau dengan kata lain, pendiriannya belum tergolong lama. Pegadaian syariah juga memiliki berbagai jenis usaha dagang dengan produk-produk yang telah disediakan. Berdasarkan penegasan judul di atas, maka dapat ditarik dalam satu kesatuan dalam pemaknaan dari judul yang diambil. Penjelasannya yaitu sistem ekonomi Islam pada pegadaian syariah di Jl. Kusumanegara dengan menggunakan dasar-dasar perhitungan bagi hasil. Bagi hasil yang tertera di dalammya yaitu menyangkut profit sharing dan revenue sharing sehingga dapat terlihat secra pasti dilihat melalui bagi hasilnya. 5 6 Ibid., hlm.98. http://d-vidsu.blogspot.co.id/2012/03/profil-dan-layanan-pegadaian-syariah.html?m=1 diakses pada tanggal 25 November 2015. 4 B. Latar Belakang Masalah Ekonomi bergerak pada ruang lingkup Islam. Dewasa ini, perekonomian digemparkan sebagai pencapaian dalam mendapatkan suatu usaha. Sistem ekonomi Islam yang terikat dengan Pegadaian Syariah memberikan kesan positif. Terdapat aturan yang menyinggung mengenai hal pendalaman dari nilai keislaman yang tersebar di dalam masyarakat. Tidak sedikit masyarakat memberikan nilai Islam dengan memberikan berbagai perbekalan dari ajaran islam. Sistem ekonomi Islam dari dalam perusahaan, dapat dijadikan sebagai tolok ukur dalam menjamin kualitas yang baik pada perusahaan tersebut. Berkaitan dengan bagi hasil, Perusahaan akan lebih mudah dalam memperhitungkan pendapatan yang diperoleh dari hasil nisbah yang telah ditentukan. Bagi hasil adalah pembagian atas hasil usaha yang telah dilakukan oleh pihak-pihak yang melakukan perjanjian yaitu pihak nasabah dan pihak bank syariah. Bagi hasil dilakukan berdasarkan margin yang telah ditetukan. Bagi hasil tersebut terdapat 2 macam yaitu profit sharing dan revenue sharing. Keduanya sama2 membahas mengenai bagi hasil dengan perbedaan maksud. Pengaplikasian mengenai bagi hasil dengan perhitungan profit sharing yaitu laba bersih. Keuntungan setelah pengurangan operasional pihak perusahaan. Sedangkan perhitungan dengan revenue sharing yaitu laba kotor. Laba kotor tersebut diambil dari pembagian keuntungan sebelum dikurangi 5 beban atau operasinal perusahaan. Revenue sharing diartikan sebagai income atau pendapatan dalam perusahaan. Terkait dengan perekonomian baik yang regional, lokal maupun nasional sangatlah penting untuk diperhatikan. Dengan berbagai peran dan fungsi di dalamnya sehingga dianggap mampu untuk memperkuat hasil dari perekonomian Indonesia saat ini. Guna dijadikan sebagai sumber daya saing dengan negara lain. Peran terhadap perkembangan perekonomian yang perlu dibenahai dalamnegri yaitu terdapat pada sumber daya manusianya. Peran sumber daya manusia dijadikan sebagai tolok ukur dalam menggapai impian perekonomian. SDM dipercaya mampu dalam mengatasi segala kegundahan dalam menghadapi perekonomian baik yang regional, lokal maupun nasional. Selain peran yang mampu menggerakkan perekonomian tersebut, juga terkait mengaenai fungsinya. Bangsa Indonesia merupakan negara yang berkembang. Dengan perkembangan yang diruntuti dengan perekonomian, terdapat fungsi yang ada di dalamnya. Fungsi dari peran pada perkembangan ekonomi regional, lokal maupun nasional yaitu memajukan perekonomian dengan memanfaatkan SDM yang berperan penting di dalamnya. Fungsi tersebut dianggap mampu dalam melakukan persaingan dengan negara lain. SDM yang kreatif dan memiliki intelektual yang tinggi dianggap mampu dalam menggais potensi dalam fungsi yang sebenarnya. Potensi dapat digali dengan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya serta memanfaatkan peluang yang ada dalam negri. Siapapun orangnya, dengan modal menggali 6 potensi yang ada, mampu menjadikan peran menuju fungsi yang saling berkaitan erat. Mengenai hal tersebut, peneliti merasa tertarikdengan judul Sistem Ekonomi Islam: Perhitungan Bagi Hasil (Profit Sharing dan Revenue Sharing) di Pegadaian Syariah (studi kasus Pegadaian Syariah cabang Kusumanegara). C. Rumusan masalah 1. Bagaimana karakteristik sistem ekonomi Islam pada Pegadaian Syariah cabang Kusumanegara di Yogyakarta? 2. Bagaimana penerapan perhitungan bagi hasil (profit sharing dan revenue sharing) pada Pegadaian Syariah cabang Kusumanegara di Yogyakarta? D. Tujuan dan kegunaan penelitian 1. Tujuan penelitian a. Mengetahui tentang karakteristik sistem ekonomi Islam pada Pegadaian Syariah cabang Kusumanegara di Yogyakarta. b. Mengetahui tentang penerapan perhitungan bagi hasil (profit sharing dan revenue sharing) pada Pegadaian Syariah cabang Kusumanegara di Yogyakarta. 2. Keguanaan penelitian Secara umum kegunaan penelitian ini terbagi ke dalam dua hal, yakni sebagaimana berikut ini: a. Secara teoritis diharapkan dari penelitian tersebut memiliki kegunaan sebagai sumber wawasan tambahan terutama untuk jurusan 7 Manajemen Dakwah tentang sumber materi yang berkaitan mengenai ekonomi islam pada profit sharingdan revenue sharing. b. Secara praktis diharapkan dari penelitian tersebut memiliki kegunaan sebagai pengembangan bagi pegadaian Syariah CPS Jl. Kusumanegara. E. Tinjauan pustaka No Pemulis 1 Gianni De Fraja and Paola Valbonesi 2 Anirban Saha, Samarjit Kar, Manoranjan Maiti Metodologi Judul Penelitian dan sumber Revenue sharing rules for international telephony7 Metode observasi literatur Observasi literatur Sumber: Journal of Regulatory Economics, volume 20, tahun 2001 Multi item fuzzystochastic supply chain models for longterm contracts with a profit sharing scheme8 Hasil penelitian Dilihat dari revenue sharing terdapat hasil dari sistem RAR yang ditentukan dengan harga rendah pada ITTF. Karena di bawah RAR dijadikan sebagai timbal balik berdasarkan harga pengisisan untuk mengakses dalam satu jaringan sebagai pengisian harga untuk konsumen terakhir. berdasarkan implikasi RAR dijadikan sebagai kenaikan salah satu harga dalam mengakses jaringan ditentukan berdasarkan kenaikan penginputan biaya milik sendiri. Selain itu dijadikan sebagai pengurangan yang intensif untuk permintaan atau menawar kenaikan pengaksesan. Profit sharing pada jurnal tersebut dijadikan sebagai skema yang memiliki tujuan ruang lingkup pemasaran dan pengoperasian.dalam mempromosikan produk 7 Gianni De Fraja and Paola Valbonesi, “Revenue sharing rules for international telephony”, Journal of Regulatory, Vol.20, 2001, hlm. 5-20. 8 Anirban Saha, dkk., “Multi item fuzzy-stochastic supply chain models for long-term contracts with a profit sharing scheme”, Jounal homepage: www.elsevier.com/locate/apm, Vol. 39, 2015, hlm. 2815-2828. 8 Sumber: journal homepage: www.elsevier.com/loc ate/apm Tahun 2015, volume 39 Stephan Litsching 3 Observasi literature Are rules-based government programs shielded from specialinterest politics? Evidence from revenue-sharing transfer in Brazil.9 Sumber: www.elsevier.com/loc ate/jpube Tahun 2012 Volume 96 General revenue sharing and public sector unions10 Laura Feiveson 4 Observasi literatur Sumber: Journal of public economics www.elsevier.com/loc ate/jpube tahun 2015, volume 125 melalui periklanan, media dan lain-lain yang dilakukan oleh sales representatif. Mengurangi keterlambatan dalam penyetokan yang bersifat eceran. Karena eceran dijadikan sebagai tempat dalam mendapatkan keuntungan. Dokumen tersebut menjelaskan mengenai program transfer pajak nasional kode berdasarkan input anggaran politik. Terdapat bagi hasil dengan biaya yang oposisi dan konservatif dari dalam kota. Berdasarkan bukti yang konsistensi dengan legislative membangun koalisi dengan eksekutif pemerintah pusat. Terdapat banyak ditemukan yang berkaitan dengan korupsi mengenai pajak, terlebih mengenai pembayaran suap mencapai tertinggi. Dalam jurnal mejelaskan mengenai penggabungan antara makroekonomi dan keuangan publik keuangan politik tersebut. Pada keuangan tersebut terdapat perekrutan serta belanja dari badan pemerintah tanpa ada pertimbangan implikasi terhadap ekonomi swasta. 9 Stephan Litsching, “Are rules-based government programs shielded from specialinterest politics? Evidence from revenue-sharing transfer in Brazil” Jounal of Public Econoics, Vol. 96, 2012, hlm. 1047-1060. 10 Laura Feiveson, “General revenue sharing and public sector unions”, Journal of Public Economics, Vol. 125, 2015, hlm. 28-45. 9 Dwight R. Lee 5 Observasi literatur Reverse revenue sharing: a return to fiscal federalism11 Sumber: cato journal volume 14 Tahun 1994 Revenue sharing yang dijadikan sebagai alat dalam menggugah rasa aman. Secara politik memiliki konsisten frustrasi dengan adanya kombinasi warga ang diperburuk. Bagi hasil dari revenue sharing dijadikan sebgai senjata dalam menghapuskan keburukan tersebut. Bagi hasil jika mampu untuk diterapkan maka dapat meningkatkan pemerintah efisiensimengurangi pengaruh politik yang terorganisir. Tabel 1. 1 Jurnal kajian pustaka F. Kerangka Teori 1. Sistem Ekonomi Islam a. Pengertian sistem ekonomi Islam Sistem ekonomi adalah satu kesatuan mekanisme dan lembaga pengambilan keputusan yang mengimplikasikan keputusan terhadap produksi, distribusi dan konsumsi dalam suatu daerah dan wilayah. Terdapat banyak faktor yang membentuk suatu sitem ekonmi, seperti ideologi, nilai-nilai yang dianut, kebudayaan, sistem politik, kadaan alam, sejarah, dan lain-lain. Pada umumnya, sistem ekonomi juga didasarkan pada pemikiran, konsep, atau teori-teori ekonomi tertentu yang diyakini kebenarannya. 12 Sistem ekonomi 11 Dwight R. Lee, “Reverse revenue sharing: a return to fiscal federalism”, Jounal of Cato, Vol. 4, No 1 (Spring/summer, 1994), hlm. 75-85. 12 Miftakhul Choiri, Pengantar Sistem Ekonomi Islam (Yogyakarta : Trust Media Publishing, 2015), hlm. 2 10 Islam dijadikan sebgai pathokan pada lembaga keuangan Islam. Seperti halnya pegadaian syariah yang di dalamnya menganut kajian yang berbasis pada sistem ekonomi Islam. Terdapat beberapa pendapat dari para ahli dalam mendinisikan tentang ekonomi islam, yaitu: Menurut beberapa ahli ekonomi Islam Mustafa pengertian ekonomi Islam adalah “sebuah usaha sistematis untuk memahami masalah – masalah ekonomi, dan tingkah laku manusia secara relasional dalam perspektif Islam.”13 Menurut Muhammad abdul Mananadalah mengemukakan bahwa:“Ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah – masalah ekonomi masyarakat yang diilhami oleh nilai – nilai Islam.”14 Sementara Hasanuzzaman mengemukakan bahwa Ekonomi Islam merupakan pengetahuan dan aplikasi ajaran – ajaran syariah yang mencegah ketidakadilan dalam percairan dan pengeluaran sumber – sumber daya, guna memberikan kepuasan bagi manusia dan memungkinkan mereka melaksanakan kewajiban – kewajiban mereka terhadap Allah SWT dan masyarakat.15 Dari berbagai pendapat para ahli di atas dapat penulis memilih pendapat dari Mustafa, bahwa pengertian ekonomi Islam adalah sebuah usaha sistematis untuk memahami masalah – masalah ekonomi, dan tingkah laku manusia secara relasional dalam perspektif Islam. 13 Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam (Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 17. 14 Muhammad Abdul Manan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam (Yogyakarta : PT. Dana Bakhti Prima Yas, 1997), hlm. 19. 15 Ibid., hlm. 21. 11 b. Karakteristik ekonomi islam Terdapat karakteristik tersebut sesuai dengan beberapa aspek dalam ekonomi yang mencakup aspek dalam ekonomi islam yang mencakup aspek normatif-idealis-deduktif dan juga historisempiris-induktif. Adapun karakteristik ekonomi islam antara lain:16 1) Rabbaniya mashdar (bersumber dari Tuhan) Ekonomi Islam (al-istishad al-Islami) merupakan ajaran yang bersumber dari Allah. Pernyataan tersebut bisa dilacak di beberapa teks Al-Quran dan Hadis yang muncul pada abad ke-6 Masehi. Walaupun dalam catatan sejarah ekonomi Islam pernah mati suri, namun perlahan-lahan kajian tentang ekonomi Islam mulai banyak diterimaoleh banyak masyarakat.Dan di Indonesia, kajian tentang ekonomi Islam muncul pada sekitar 1990-an. Tujuan Allah dalam memberikan “pengajaran” yang berkaitan dengan kegiatan berekonomi diantara masyarakat. Sehinnga umat-Nyabisa hidup dalam kesejahteraan di dunia dan dia akhirat. Perekonomian masyarakat bersumberkan dari Tuhan, sebagai pedoman sekaligus dijadikan sebagai ilmu yang bermanfaat guna diajarkan dalam suatu pengajaran.Dalam pengajaran yang ditujukan dengan hadis dan Al-Quran sebagai 16 hlm. 31. Fauzia dan Ika Yunia, Prinsip Dasar Ekonomi Islam : Perspektif Maqasid al Syari’ah, 12 nilai yang dapat tersalurkan sebagai bentuk dari kesejahteraan di dunia dan akhirat. 2) Rabbaniya al- Hadf (bertujuan untuk Tuhan) Selain bersumber dari Allah, ekonomi dalam wujud Islam juga bertujuan kepada Allah. Artinya, segala aktivitas ekonomi Islam merupakan suatu ibadah yang diwujudkan dalam hubungan antarmanusia untuk membina hubungan dengan Allah. Ibadah bukan hanya di wilayah masjid, mushola, langgar, dan suarau. Beribadah juga disyariatkan lewat kegiatan ekonomi meliputi area pasar,perkantoran, pasar modal, dan perbankan.Lebih dari itu, Islam mensyariatkan umatnya agar selalu beraktivitas ekonomi sesuai dengan ketentuan Allah disegala penjuru di muka Bumi ini, tidak menzalimi orang lain, bertujuan memberikan kemaslahatan bagi semua manusia. Ketika seseorangberibadah dengan baik tanpa mengimbangi perilaku ekonominya dengan berperilaku baik pula, maka ibadahnya menjadi sesuatu yang cacat. hal ini sesuai dengan apa yang tertulis dalam surat al-ankabut, ayat 45. Ekonomi ditunjukkan sesuai dengan syariat Islam. Dengan kata lain bahwa ekonomi Islam yang dimaksudkan di dalam aktivitasnya bertujuan karena Allah. Perekonomian Islam tersebut menjalin hubungan antar manusia untuk dijadikan sebagai pembinaan. Pegadaian syariah cabang Kusumanegara 13 dalam pembinaan yang bertujuan karena Allah dijadikan sebagai patokan dalam membangun perekonomian Islam dalam lembaga. 3) Al- raqobah al- Mazdujah (mixing control/ kontrol di dalam dan di luar) Ekonomi Islam menyertakan pengawasan yang melekat bagi semua manusia yang terlibat di dalamnya. Pengawasan dimulai dari masing- masing manusia adalah leader (khalifah) bagi dirinya sendiri.pengawasan selanjutnya yaitu dari luar, yang melibatkan institusi, lembaga, ataupun seorang pengawas. Kaitannya dengan pengawasan dari luar, Islam mengenalkan lembaga pengawasan pasar (hisbah) yang bertugas untuk membenahi kerusakan dan kecurangan di dalam pasar. Pengawasan dalam leader tersebut dimaksudkan untuk mengatur serta mengawasi di dalam pasar apabila terdapat halhal yang kurang atau bahkan ada yang bertindak kecurangan serta kejahatan. Pada halnya untuk kelembagaan pada pegadaian syariah cabang Kusumanegara. 4) Al- Jam’u bayna al- Tsabat wa al-Marunah (penggabungan antara yang tetap dan yang lunak) Terkait dengan hukum Islam, Islam mempersilahkan umatnya untuk beraktivitas ekonomi sebebas–bebasnya, selama tidak bertentangan dengan larangan yang sebagian besar 14 berakibat pada adanya kerugian orang lain. Berbagai macam keharaman dalam aktivitas perekonomian secara Islam merupakan suatu kepastian, dan tidak bisa ditawar lagi. Akan tetapi, banyak sekali hal-hal yang lunak dan boleh dilakukan, terlebih lagi boleh dieksplorasi dengan sebebas-bebasnya karena bertujuan untuk merealisasikan kemaslahatan manusia. Aktivitas yang sebebas-bebasnya dalam bermain tentang perekonomian Islam dimaksudkan agar mampu nengapresikan tugas dan kewajibannya. Dengan maksud, mampu dijadikan sebagai tolok ukur dalam mendapatkan nilai ekonomi secara bebas tetapi terpimpin. 5) Al- Tazawuf bayna al- Mashlahah al- Fard wa al- jama’ah (keseimbangan antara kemaslahatan individu dan masyarakat) Ekonomi islam merupakan ekonomi yang menjunjung tinggi keseimbangan diantara kemashlahatan individu dan masyarakat. Segala aktivitas yang diusahakan dalam ekonomi Islam bertujuan untuk membangun harmonisasi kehidupan. Sehingga kesejahteraan masyarakat bisa tercapai. Akan tetapi kesejahteraaan masyarakat tidak akan bisa terealisasikan, sebelum tercapai kesejahteraan masing-masing individu di dalam suatu golongan masyarakat. Karena Allah tidak akan mengubah suatu masyarakat, sebelum individu dari masyarakat tersebut mengubah keadaannya sendiri. 15 Perekonomian Islam menjunjung tinggi kemaslahatan anatar individu dengan masyarakat. Keharmonisasi dalam segala aktivitas yang menyangkut mengenai usaha dalam ekonomi Islam dilakukan agar mampu menjalin keserasian dan menyeimbangkan kinerjanya. 6) Al-Tawazun Bayna al-Madiyah wa Al-Rukhiyah (Keseimbangan antara materi dan spiritual) Islam memotivasi manusia untuk bekerja dan mencari rezeki yang ada, dan islam tidak melarang umatnya dalam memanfaatkan rezeki yang ada. Rasulullah SAW pernah ditanya oleh sahabatnya, “Apakah bentuk kesombongan itu seseorang yang berbaju bagus dan memakai sandal bagus? Rasul membantahnya. Kemudian Rasul menandaskan, bahwa kesombongan adalah penolakan terhadap kebenaran.” Maka dari hadis ini adalah Islam tidak melarang umatnya memakai pakaian bagus, sandal bagus, memiliki rumah yang luas, kendaraan yang baik. Karena dalam hadis lainnya disebutkan, bahwa ada empat faktor kebahagiaan manusia di dunia, yaitu: a) Pasangan yang sholeh dan sholehah b) Rumah yang luas c) Kendaraan yang baik d) Tetangga yang baik 16 Dari ke empat faktor kebahagiaan di atas dapat diterapkan menjadi sebuah kebahagiaan yang berdampingan antara kebahagiaan dari Pegadaian Syariah kepada pihak nasabah. Dengan kata lain, kebahagiaan tersebut bisa datang kapan saja dan di mana saja. Kebahagiaan yang mendasar pada diri seseorang yaitu apabila jika sudah dapat menyalurkan hartanya kepada orang yang tak punya. Kebahagiaan tersebut selain didapatkan untuk urusan dunia, akan tetapi urusan akhiratpun kelak juga akan dengan mudah untuk didapatkannya. Akan tetapi Pemenuhan terhadap aspek materi haruslah selalu disesuaikan dengan kebutuhan, dan dalam rangka untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ketika seseorang yang berlebihlebihan akan kehilangan sensitivitasnya, dan akan memperlebar jurang kesenjangannya dengan si miskin. Dan Allah menyandingkan seseorang yang berperilaku mubazir dengan setan sebagai saudaranya. 7) Al-Waqi’iyah (Realitas) Ekonomi Islam bersifat realistis, karena sistem yang sesuai dengan kondisi real masyarakat. Ekonomi Islam mendorong tumbuhnya usaha kecil dalam masyarakat yang pada akhirnya bisa mendongkrak pendapatan mereka. Ekonomi Islam juga merupakan ekonomi yang sangat realistis, karena bisa 17 mengadopsi segala sistem yang ada, dengabn catatan membuang aspek keharaman di dalamnya. salah satu alasan kenapa diharamkannya suatu praktik dalam suatu sistem yang ada adalah untuk menghindarikerusakan diantara manusia. Karena ajaran-ajaran tentang keharaman dalam ekonomi Islam merupakan sebab yang berakibat pada kerugian orang lain. 8) Al-Alamiyah (Universal) Ekonomi Islam mempunyai sistem yang sangat universal. Maka dari itu, ajaran-ajarannya bisa dipraktikan olehsiapapundan di mana pun ia berada. Karena tujuan dariekonomi Islam hanyalah satu, yaitu win-win solution yang bisa didteksi dengan tersebarnya kemaslahatan diantara manusia dan meniadakan kerusakan di muka bumi ini. Universal yang dijelaskan di atas yaitu yang didasarkan dengan sifat umum dan mengalir secara alamiah. Dapat dari kealamian tersebut dapat terciptanya solusi yang mampu untuk memnangkan pendapat dari tindak kejahatan manusia. 2. Perhitungan bagi hasil (profit sharing dan revenue sharing) a. Profit sharing 1) Pengertian profit sharing Bagi hasil menurut termonologi asing dikenal dengan profit sharing. Menurut kamu ekonomi, profit sharing berarti pembagian laba. Namun secara istilah profit sharing merupakan 18 distribusi beberapa bagian laba pada para pegawai dari suatu perusahaan. 17 Pembagian laba dalam perusahaan, sehingga dijadikan sebagai perhitungan nisbah. Dalam pegadaian syariah tidak diperkenankan untuk mengaplikasikan profit sharing. Penentuan nisbah bagi hasil keuntungan. Dalam hal ini, nisbah bagi hasil pembiayaan untuk bank ditentukan berdasarkan pada perkiraan keuntungan yang diperoleh nasabah dibagi dengan referensi tingkat keuntungan yang telah ditetapkan dalam rapat ALCO. Perkiraan tingkat keuntungan bisnis/proyek yang dibiayai dihitung dengan mempertimbangkan: a) Perkiraan penjualan a.1)Volume penjualan setiap transaksi atau volume penjualan setiap bulan a.2) Sales turn-over atau frekuensi penjualan setiap bulan a.3) Fluktuasi harga penjualan a.4) Pentang harga penjualan yang dapat dinegosiasikan a.5) Marjin keuntungan setiap transaksi b) Lama cash to cash cycle b.1) Lama proses barang b.2) Lama persediaan 17 Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah : edisi kedua (Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 2002), hlm. 107. 19 b.3) Lama piutang c) Perkiraan biaya-biaya langsung (COGS) Yang dimaksud biaya-biaya langsungadalah biaya yang langsung berkaitan dengan kegiatan penjualan seperti biaya pengangkutan, biaya pengemasan, dan biaya-biaya lainyang lazim dikategorikan dalam dalam cost of sold (COGS) Berdasarkan pada cost of sold dengan kata lain yaitu harga pokok barang yang di jual (harga pokok penjualan). Harga poko pada penjualan atas penjualan barang yang diberlakukan yaitu berdasarkan konsistensi pada perusahaan. Sebagai yang dicontohkan dalam Pegadaian Syariah dalam penjualan produk yang salah satunya Logam Mulia. Sebelum ditambahkan dengan margin yang telah ditentukan oleh Pegadaian Syariah, nasabah diberitahukan terlebih dahulu mengenai harga pokok yang dijadikan harga standar pada Pegadaian Syariah. d) Perkiraan biaya-biaya tidak langsung (OHC) Yang dimaksud biaya-biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak langsung berkaitan dengan kegiatan penjualan, seperti biaya sewa kantor, biaya gaji karyawan, dan biaya-biaya lain dalamoverhead cost (OHC) yang lazim dikategorikan 20 Over head cost (OHC) dalam bahasa yang umum yaitu dijadikan sebagai biaya yang berlebihan. Dari biaya yang berlebih, pada sebuah perusahaan yang dikeluarkan sebagai dana operasional serta beban-beban yang tak terduka pada perusahaan. Berdasarkan kelebihan biaya pada operasional yang dikeluarkan sangat perlu untuk diperhatikan terutama dalam lembaga keuangan. Pada Lembaga Keuangan salah satunya yaitu Pegadaian Syariah dalam pengelolaan keuangan juga diperlukan untuk diperhatikan. Terlebih dalam pengeluaran yang tak terduga dapat menjadikan penurunan tingkat operasional pada perusahaan. e) Delayed factor Delayed factor adalah tambahan waktu yang ditambahkan pada cash to cash cycle untuk mengantisipasi timbulnya keterlambatan pembayaran dari nasabah kepada bank. Dari Cash to cash cycle yang di dalamnya menjelaskan mengenai siklus kas pada lembaga keuangan. Dari siklus yang dilampaui pada lembaga keuangan terutama pada lembaga keuangan Islam. Siklus tersebut dijadikan sebagai pengantisipasian dalam mengetur keuangan yang ada dalam perusahaan. 21 Perkiraan Penjualan Pokok Cach to cash ss cycle referensi marjin keuntungn Perkiraan keuntungan Delayed factor referensi marjin keuntungn = Perkiraan COGS Nisbah bagi hasil bank Perkiraan keuntungan Perkiraan OHC Nisbah bagi hasil Nisbah bagi hasil bank Gambar 1.1. Penentuan Bagi Keuntungan18 b. Revenue sharing 1) Pengertian revenue sharing Perhitungan bagi hasil dengan revenue sharing adalah perhitungan bagi hasil yang didasarkan atas penjualan dan/atau pendapatan kotor atas usaha sebelum dikurangi dengan biaya. Bagi hasil dalam revenue sharing dihitung dengan mengelihkan nisbah yang telah disetujui dengan pendapatan bruto. 19 Income yang berdasarkan pemasukan dari revenue sharing yaitu dilihat dari laba kotornya. Revenue sharing digunakan untuk ruang lingkup di dalam perusahaan. 18 Adiwarman A Karim, Islamic Banking: Fiqh and Analysis (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hlm.284. 19 Ismail, Perbankan Syariah, hlm.98. 22 Laba tersebut di merupakan hasil dari perhitungan pokok pada bagi hasil yang sebelum dikurangkan dari dana operasionaloperasional lainnya. Sebelum adanya pengurangan dana tersebut dapat dijadikan sebagai usaha yang didapatkan dari laba kotor atau sering disebut juga dengan kata lain revenue sharing. Mengenai hal tersebut, pada laba kotor yang telah ditentukan dari sebelum pengurangan dana yang ada. Terdapat banyak kendala dan resiko yang yang bisa merugikan pihak pemodal bank. Banyak perbankan syariah menggunakan revenue sharing pada mudharabah dan musyarokah, atau keuntungan yang telah ditetapkan di muka. 20 Dalam arti, revenue sharing digunakan pada perbankan syariah. Tidak hanya perbankan syariah, pegadaian syariah pun juga menggunakan revenue sharing. Lembaga keuangan yang berbasis syariah dalam perhitungan bagi hasilnya menggunakan revenue sharing. Perhitungan dari bagi hasil dari masuknya pendapatan, dijadikan sebagai pemasukan bagi perusahaan. 2) Penentuan nisbah bagi hasil penjualan Dalam halini, nisbah bagihasil pembiayaan untuk bank ditentukan berdasarkan pada perkiraan penerimaan penjualan yang diperoleh nasabah dibagi dengan pokok pembiayaan dan referensi tingkatkeuntungan yang telah ditetapkan dalam rapat ALCO. 20 180. Ahmad Dahlan, Bank Syariah Teoritik, Praktik, Kritik (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 23 Perkiraan penerimaan penjualan dihitung dengan mempertimbangkan: a) Perkiraan penjualan a.1) Volume penjualan setiap transaksi atau volume penjualan setiap bulan a.2) Sales turn-over atau frekuensi penjualan setiap bulan a.3) Fluktuasi harga penjualan a.4) Rentang harga penjualan yang dapat dinegosiasikan a.5) Marjin keuntungan setiap transaksi Perkiraan penjualan Referensi marjin keuntungan Pokok Cash to cash cycle Perkiraan keuntungan Delayed factor Nisbah bagi hasil bank Perkiraan pendapatan + Referensi marjin keuntungan = Perkiaan penerimaan penjualan Nisbah bagi hasil nasabah = 100% - Nisbah bagi hasil bank Gambar 1.2. Penentuan nisbah bagi hasil pendapatan21 21 Adiwarman A Karim, Islamic Banking: Fiqh and Analysis (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hlm.285. 24 b) Lama cash to cash cycle b.1) Lama proses barang b.2) Lama persediaan b.3) Lama piutang c) Delayed factor Delayed factor adalah tambahan waktu yang ditambahkan pada cash to cash cycle untuk mengantisipasi timbulnya keterlambatan pembayaran dari nasabah kepada bank. 3) Operating Risk dan Ketidakpastian Arus Kas Resiko yang timbul sebagai akibat dari unsur ketidakpastian yang dihadapi oleh perusahaan sehingga realisasidari pendapatan (Earning Berfore Interest and Taxe, EBIT) menjadi berfluktasi. Dengan demikian resiko bisnis ini tergantung kepada variabilitas permintaan terhadap produk, harga jual, harga input, dan sejumlah operating leverage lainnya. EBIT merupakan perbedaan antara penerimaan dan jumlah biaya, yakni: X= EBIT = TR-TC22 Keterangan: TR: Biaya total (Total Revenue) TC: Biaya total (Total cost) Perusahaan yang mempunyai operating risk (resiko operasi) yang tinggi berarti bahwa laba operasi (yang menjadi sumber kas 22 Moeljadi. Manajemen Keuangan. (Malang: Banyumedia. 2006), hlm. 19. 25 masuk) sangat peka terhadap perubahan penjualan. Dengan kata lain, perubahan penjualan yang kecil akan mempengaruhi laba operasi yang cukup besar. Penyebabnya adalah faktor operating leverage. Operating leverage menunjukkan penggunaan aktiva yang menimbulkan biaya tetap (fixed cost). Biaya tetap adalah biaya yang tidah berubah meskipn aktivitas persahaan berubah. Lawan dari biaya tetap adalah biaya variabel (variable cost). Biaya ini ikut berubah kalau aktivitas perusahaan berubah. untuk memudahkan analisis, sering kali perubahan biaya variabel ini dianggap proporsional.23 Laba operasi = Penghasilan-Total biaya = P.Q-(FC+VC.Q)24 Unit yang dihasilkan dan dijual = FC/(P-V)25 Apabila: V : Biaya variabel per unit FC : Biaya tetap total P : Harga jual per unit Q : Unit yang dihasilkan dan dijual TC : Biaya total, yaitu biaya tetap total plus biaya variabel total 23 Suad Husnan. Manajemen Keangan. (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014), hlm. 53. 24 Ibid.,hlm. 55. 25 Ibid.,hlm. 55. 26 G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Untuk mendapatkan data penelitian yang sesuai dengan permasalahan yang ada, maka dari itu, peneliti ingin mengungkapkan dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata atau lisan dari perilkau orang – orang yang diamati.26 Jadi dari penelitian tersebut menggunakan data – data yang bersifat deskriptif. Dengan demikian, peneliti berusaha untuk mendapatkan informasi serta mengumpulkan data – data yang diperlukan dan berkaitan dengan subjek dan objek penelitian. Dengan penelitian pada Pegadaian Syariah CPS Jl. kusumanegara. Kualitatif deskriptif di dalamnya menjelaskan mengenai data yang didapat kemudian dideskripsikan. Dari pendeskripsian data tersebut sebagai penjelasan dari penjabaran data yang di dapatkan dari Pegadaian Syariah. Sehingga penjabaran data kualitatif dapat disesuaikan berdasarkan penjabaran dari penguat data. 2. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian yang dimaksud adalah orang yang merespon atau menjawab pertanyaan – pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tretulis maupun lisan dengan kata lain disebut responden. Untuk memperkuat informasi yang diperoleh yaitu dengan mewawancarai para narasumber 26 hlm.3. Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung : Remaja Rosdakarya,1993), 27 terpercaya. Diantaranya HRD perbankan syari’ah dan lembaga perekonomian Islam pada Pegadaian Syariah CPS Jl. Kusumanegara. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah yang menjadi pokok perhatian dari suatu penelitian.27 Maka objek penelitiannya adalah peran ekonomi Islam berdasarkan sistem bagi hasil (profit sharing) pada pegadaian syariah dengan studi kasus pada Pegadaian Syariah CPS Jl. Kusumanegara. Pengkajian objek pada penelitian yaitu mengetahui bagaimana suatu perbankan syariah. 3. Metode Pengumpulan Data a. Metode Wawancara Wawancara atau interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (intervewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara.28Wawancara yang digunakan ini adalah wawwancara bebas terpimpin, maksudnya responden diberi keleluasaan untuk menjawab pertanyaan yang peneliti ajukan. Mengenai narasumber yang terkait dalam penelitian yaitu tertuju pada HRD, dan nasabah pada Pegadaian Syariah Cabang Jl. Kusumanegara di Yogyakarta. Wawancara yang akan dilakukan yaitu menggunakan teknik wawancara semi terstruktur. Dengan maksud dan tujuan bahwa terdapat satu pertanyaan, dalam jawaban tersebut 27 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pengantar (Jakarta : Bina aksara, 1989), hlm. 91. 28 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT. Rneka Ciptara, 1998), hlm. 145. 28 muncul pertanyaan kembali. Guna menyambung dari pertanyaan yang sebelumnya. Dengan tujuan agar mendapatkan jawaban yang lebih detail dari sebelumnya. Berdasarkan ketiga narasumber tersebut dapat dijadikan sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan kepada pihak Pegadaian Syariah. Sebagai penguat dari data wawancara, peneliti sekaligus ikut serta dalam kepemilikan produk yang ditawarkan oleh pihak Pegadaian Syariah. Penggunaan uji triangulasi berdasarkan wawancara dari ketiga narasumber. Hasil dari wawancara tersebut dijadikan sebagai uji yang dapat dibuktikan kevalidannya. Sehingga dari kevalidannya dapat diperkuat sebagai data yang ujinya. b. Metode Observasi Observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan meliputi kegiatan perhatian terhadap suatu objek denagn menggunakan seluruh alat indera. 29 Metode observasi merupakan pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis pada gejala – gejala yang diselidiki. Teknik observasi yang digunakan adalah observasi non partsipan artinya penulis dalam pengamatannya tidak terlibat secara langsung.30 Observasi tersebut dilakukan untuk pengamatan secara langsung pada Pegadaian Syariah Cabang Jl. Kusumanegara di 29 Ibid., hlm. 146. 30 Nasution, Metode Research (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), hlm. 106. 29 Yogyakarta untuk mendapatkan informasi secara benar dan sesuai dengan kondisi lapangan dari praktek bagi hasil. Observasi yang dilakukan pada Pegadaian Syariah sangat berpengaruh pada data yang akan diteliti. Observasi tersebut sangat didukung oleh data yang akan diobservasi. Namun data yang akan diperoleh dari observasi dijadikan sebagai sumber data. c. Metode Dokumentasi Dokumentasi dari asal katanya dokumen yang artinya barang–barang tertulis. Jadi dokumentasi adalah penelitian menyelidiki benda – benda tertulis seperti buku – buku, majalah, dokumen, peraturan – peraturan, catatan harian dan sebagainya.31 Dokumentasi dilaksanakan dengan cara pengambilan berbagai data – data yang yang diambil dari bentuk buku atau dalam bentuk dokumentasi yang terdapat pada Pegadaian Syariah Cabang Jl. Kusumanegara di Yogyakarta. Dokumentasi yang diambil pada Pegadaian Syariah yaitu berupa brosur-brosur, dokumentasi dari struktur organisasi pada Pegadaian Syariah cabang Kusumanegara Yogyakarta. Dokumentasi diberlakukan sebagai penguat dari penelitian yang dilaksanakan. Dokumentasi dari data yang diperoleh akan dijadikan sebagai lampiran. Data yang diperoleh akan diolah sebagai pelengkap dari 31 Ibid., hlm. 149. 30 observasi. Dokumenntasi tersebut dijadikan sebagai kevalidan serta pelengkap dari data yang didapatkan. 4. Metode Analisis Data Dalam menganalisa data hasil penilitian dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu setelah data yang berkaitan dengan menggunakan teknik kata – kata sedemikian rupa untuk menggambarkan objek penelitian. Untuk memperoleh kesimpulan yang logis, maka diperlukan analisis data yaitu setelah data terkumpul dengan lengkap dan diolah sedemikian rupa maka tahap selanjutnya adalah mengadakan analisa data, agar diperoleh suatu gambaran dan kesimpulan secara menyeluruh pada Pegadaian Syariah Cabang Jl. Kusumanegara di Yogyakarta. 5. Keabsahan Data Dalam penelitian kualitatif untuk mendapatkan uji keabsahan dilakukan dengan cara credibility (validitas internal), transferability(validitas eksternal), dependability (reabilitas),dan comfirmability (obyektivitas).32 Dalam menguji keabsahan data, terdapat berbagai makna mengenai triangulasi. Patton, melihat konseptriangulasi dalam 32 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (mixed Methods) (Bandung : Alfabeta, 2011), hlm. 365. 31 kerangka yang lebih luas. Menyatakan bahwa triangulasi dapat dibedakan dalam33: 1. Triangulasi data: yakni digunakannya variasi sumber-sumber data yang berbeda. 2. Triangulasi peneliti: disertakannya beberapa peneliti atau evaluator yang berbeda. 3. Triangulasi teori: digunakannya beberapa perspektif yang berbeda untuk menginterpretasi data yang sama 4. Triangulasi metode: dipakainya beberapa metode berbeda untuk meneliti suatu hal yang sama. Berdasarkan keempat triangulasi di atas, maka peneliti mengambil berupa triangulasi data. Berdasarkan triangulasi data tersebut meliputi observasi, wawancara dan dokumentasi. Triangulasi merupakan suatu pendekatan terhadap pengumpulan data dengan mengumpulkan bukti secara seksama dari berbagai sumber yang berbeda-beda, alat yang berbeda maupun perspektif teoritis yang berbeda. 34 Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Kredibilitas untukmengganti 33 menjadi konsep istilah validitas, paling banyak dimaksudkan dipilih untukbuntuk E. Kristi Poerwandari.,Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia, (Depok: LPSP3 UI, 2013), hlm. 233. 34 Boy Subirosa Sabarguna, Analisis Data Pada penelitian Kualitatif (Jakarta : UI Press, 2008), hlm. 2 32 merangkumbahasan menyangkut kualitas penelitian kualitatif. Kredibilitas studi kualitatif terletak pada keberhasilannya mencapai maksud mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola atau pola interaksi yang kompleks. stangl dan Sarantakos menyampaikan bahwa penelitian kualitas validitas dicoba dicapai tidak melalui manipulasi variabel, melainkan melalui orientasinya, dan upayanya mendalami empiris, dengan menggunakan metode paling cocok untuk pengambilan dan anaisis data.35 Lincoln dan Guba (dalam Marshalldan Rossman)penelitian kualitatif tidak sepakat dengan upaya pengendalian atau manipulasipenelitian eksperimaental untuk meningkatkan reliabilitas. Terdapat usulan hal-hal yang dianggapblebih penting,yaitu: 1. Koherensi, yakni bahwa metode yang dipilih memang mencapai tujuan yang diinginkan. 2. keterbukaan, sejauh mana peneliti membuka diri dengan memanfaatkan metode-metode yang berbeda untuk mencapai tujuan 3. diakursus, sejauh mana dan seintensif apa peneliti mendiskusikan apa peneliti mendiskusikan temuan dan analisisnya dengan orang lain.36 35 E. Kristi Poerwandari.,Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia, hlm. 36 Ibid, hlm. 213-214. 207-208. 33 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi teknik dala menguji kreadibilitas data dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi melalui wawancara , dokumentasi, serta observasi Wawancara Observasi Dokumentasi Gambar. 1.3 Alur triangulas37 H. Sistematika Pembahasan Dalam menyusun skripsi ini, penyusun mengungkap sistematika pembahasan kesemuanya tertuang dalam empat bab dan tersusun secara runtut sehingga memudahkan pemahaman agar maksud dan kandungan skripsi dapat dengan mudah dipahami. Bab I : Pendahuluan, di dalamnya berisi tentang penegasan judul, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Bab II : Gambaran umum pegadaian syari’ah. Pembahasan bab ini berisi tentang sejarah berdirinya, dasar tujuan, tugas dan fungsinya, syarat 37 Ibid, hlm. 2. 34 – syarat, hak dan kewajiban pengurus, susunan pengurus, sarana dan fasilitas. Bab III :Analisis dari pembahasan Sistem Ekonomi Islam: Perhitungan Bagi Hasil (Profit Sharing Dan Revenue Sharing) Bab IV : Penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran-saran. 35 I. Keranga Berfikir Sistem Ekonomi Islam: Perhitungan Bagi Hasil (Profit Sharing dan Revenue Sharing) di Pegadaian Syariah Dalam Menyongsong MEA (Studi kasus Pegadaian Syariah Cabang Jl Kusumanegara di Yogyakarta) Kerangka teori : 1. Sistem Ekonomi Islam 2. Perhitungan bagi hasil Profit Sharing dan Revenue Sharing 3. Pegadaian Syariah 4. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 1. Latar belakang 2. Rumusan masalah 3. Tujuan dan kegunaan penelitian 1. Revenue sharing rules for international telephony 2. Multi item fuzzy-stochastic supply chain models for long-term contracts with a profit sharing scheme 3. Are rules-based government programs shielded from specialinterest politics? Evidence from revenue-sharing transfer in Brazil 4. General revenue sharing and public sector unions 5. Reverse revenue sharing: a return to fiscal federalism Metode penelitian : 1. Metode penelitian : kualitatif 2. Subjek dan objek penelitian 3. Metode analisis data : wawancara, observasi, dokumentasi 4. Analisis data : deskriptif kualitatif 5. keabsahan data Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Gambar 1.4. Skema Kerangka Berfikir 75 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab 3, maka dapat disimpulkan dari temuan yang ada pada Pegadaian Syariah. Pembahasan tersebut berdasarkan pengamatan dengan melalui alur triangulasi. Teknik tersebut digunakan untuk mensinkronkan data yang telah ditelaah. Pegadaian Syariah cabang Kusumanegara di Yogyakarta dalam menerapkan karakteristik sistem ekonomi Islam hanya terdapat 1 karakter. Karakteristik yang diterapkan yaitu al- waqi’iyah (realitas). Realitas yang ditujukan pada Pegadaian Syariah yaitu berdasarkan visi dan misi dalam melayani masyarakat melalui prduk yang digadaikan. Penerapan perhitungan bagi hasil (profit sharing dan revenue sharing) pada Pegadaian Syariah cabang Kusumanegara. Pegadaian Syariah tidak menerapkan perhitungan bagi hasil profit sharing. Dikarenakan dana yang diterima yaitu berasal dari pinjaman Bank Konvensional. Sedangkan revenue sharing yang diterapkan pada pegadaian Syariah memiliki nisbah yang ditentukan dengan 70%:30%. B. Kritik dan Saran Setelah menelaah lebih jauh pada penelitian, di bawah ini terdapat kritik dan saran yang setidaknya dapat dijadikan sebagai pengembangan Pegadaian Syariah cabang Kusumanegara Yogyakarta. 75 76 1. Kritik a. Kurang diterapkannya sistem ekonomi Islam dalam Pegadaian Syariah. b. Kurangnya pelayanan yang kurang bekenaan dalam pelayanan di awal pembiayaan. c. Kurang tersampaikannya nilai Islam pada karakteristik sistem ekonomi Islam kepada nasabah. 2. Saran Penerapan karakteristik sistem ekonomi Islam pada Pegadaian Syariah sangat perlu untuk diperhatikan. Pegadaian Syariah perlu memiliki penyampaian produk dengan karakter yang dilandaskan dengan nilai Islam. Agar dengan mudahnya nasabah memahami unsur dan nilai Islamnya pada Pegadaian Syariah cabang Kusumanegara di Yogyakarta. DAFTAR PUSTAKA Adiwarman A Karim, Islamic Banking: Fiqh and Analysis, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005. Ahmad Dahlan, Bank Syariah Teoritik, Praktik, Kritik, Yogyakarta: Teras, 2012. Andrian Sutedi, Hukum Gadai Syariah, Bandung : Alfabeta, 2011. Anirban Saha, dkk., “Multi item fuzzy-stochastic supply chain models for longterm contracts with a profit sharing scheme”, Jounal homepage: www.elsevier.com/locate/apm, Vol. 39, 2015. Boy Subirosa Sabarguna, Analisis Data Pada penelitian Kualitatif, Jakarta : UI Press, 2008. Dwight R. Lee, “Reverse revenue sharing: a return to fiscal federalism”, Jounal of Cato, Vol. 4, No 1 (Spring/summer, 1994). Fauzia dan Ika Yunia, Prinsip Dasar Ekonomi Islam: Perspektif Maqasid Al Syariah, Jakarta: Kencana, 2014. Haider, Syed Nawab, Menggagas Ilmu Ekonomi Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009. Hayat, “Globalisasi Perbankan Syari’ah: Tinjauan Teoritis dan Praktis Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015”, Jurnal Studia Islamika, Vol. 11, No.2, (Desember, 2014). Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi, Yogyakarta : Ekonosia. 2004. http://d-vidsu.blogspot.co.id/2012/03/profil-dan-layanan-pegadaiansyariah.html?m=1 diakses pada tanggal 25 November 2015. Ismail, Perbankan Syariah Cet.1, Jakarta: Kencana,2011. Laura Feiveson, “General revenue sharing and public sector unions”, Journal of Public Economics, Vol. 125, 2015. Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosdakarya,1993. Miftakhul Choiri, Pengantar Sistem Ekonomi Islam, Yogyakarta : Trust Media Publishing, 2015. Moeljadi, Manajemen Keuangan, Malang: Banyumedia, 2006. Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah : edisi kedua, Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 2002. Muhammad Abdul Manan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, Yogyakarta : PT. Dana Bakhti Prima Yas, 1997. Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, Jakarta: Kencana, 2006. Nasution, Metode Research, Jakarta : Bumi Aksara, 1996. Stephan Litsching, “Are rules-based government programs shielded from specialinterest politics? Evidence from revenue-sharing transfer in Brazil” Jounal of Public Econoics, Vol. 96, 2012. Suad Husnan, Manajemen Keangan, Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014. Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (mixed Methods), Bandung : Alfabeta, 2011. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pengantar, Jakarta : Bina aksara, 1989. -------------------------, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rneka Ciptara, 1998. Zubair hasan, “Profit Sharing Ratios in Mudaraba Contracts Revisited”, The International Journal of Banking and Finance, Vol. 7. Number 1 : 2010. TRANSKIP WAWANCARA A: Bagaimana penerapan sistem ekonomi Islam pada Pegadaian Syariah? B: Sesuai visi misi Pegadaian komitment membantu masyarakat. A:Bagaimana penggunaan telekomunikasi Pegadaian Syariah dalam mengembangkan nilai sistem ekonomi Islam? B: Dengan sarana yang ada, seperti telepon, hp, media sosial, tv majalah dan radio secara intens berpromosi. A: Bagaimana mengenalkan nilai Islam kepada nasabah mengenai perekonomian Pegadaian Syariah? B: Dengan melakukan literasi produk ke komunitas dan masyarakat sekitar kantor. A: Bagaimana hubungan Pegadaian Syariah dengan nasabah dalam mengenalkan produk gadai syariah sebagai wujud ibadah? B: Dalam setiap kesempatan seperti pengajian,arisan rt/rw melalui literasi produk. A: Bagaimana HRD dalam mengatur keorganisasian di Pegadaian Syariah dengan melibatkan produk gadai Syariah? B: Secara sistem berjenjang dari pusat kanwil dan area cabang sebagai pelaksana. A: Bagaimana Pegadaian Syariah dalam mengawasi nasabah yang bersangkutan dengan produk gadai Syariah? B: Selalu kita komunikasikan lewat sms dan telepon untuk mengingatkan. A: Bagaimana Pegadaian Syariah memasarkan produk gadai syariah kepada nasabah? B: melalui literasi dan promosi. A: Bagaimana Pegadaian Syariah membangun nama baik produk gadai syariah dihadapan nasabah? B: Konsisten dalam promosi dan tepat waktu dalam perjanjian. A: Bagaimana media pemasaran Produk gadai syariah pada Pegadaian Syariah dalam menarik nasabah? B: Edukasi ke nasabah pentingnya tabungan dalam berbentuk emas. A: Bagaimana bentuuk pengawasan biaya dari produk gadai syariah agar tidak terjadi kemacetan pada nasabah? B: Komnikasi yang intens. A: Bagaimana perekrutan biaya pendapatan pada Pegadaian Syariah dalam berinfak ke dinas sosial? B: Skema sistem akan terbagi oleh kantor pusat. A: Bagaimana penentuan dari harga pasar pada produk gadai di Pegadaian Syariah? B: Kalo dari harga pasarnya sih ya nanti dikalikan 55% mbak, kalo elektronik itu sih dari harga second. Kalo emas itu sih dari harga jualnya. A: Bagaimana taksiran harga yang ditentukan pada produk gadai di Pegadaian Syariah? B: Taksiran harga ditentukan dari harga produk gadai second untuk elektronik, harga jual dari emas, kemudian dikalikan dengan margin 92%. MEANING UNIT Meaning unit Sesuai visi misi Pegadaian komitment membantu masyarakat. Meaning deskriptif Komitment yang dimiliki Pegadaian Syariah, disesuaikan dengan visi dan misi. Dengan sarana yang ada, Pegadaian Syariah dalam seperti telepon, hp, media mempromosikan produk gadai melalui sarana yang sosial, tv majalah dan meliputi telepon, hp, radio secara intens media sosial, tv, majalah berpromosi. dan radio secara intens. Pegadaian Syariah dalam Dengan melakukan menawarkan produknya literasi produk ke melalui brosur tentang komunitas dan gadai syariah ke sejumlah masyarakat sekitar komunitas dan kantor. masyarakat yang berada di sekitar kantor. Dalam setiap kesempatan Pegadaian Syariah dalam menawarkan produk seperti pengajian,arisan gadai melalui brosur yang rt/rw melalui literasi dibagikan kepada produk. kelompok arisan dan rt/rw. Secara sistem berjenjang HRD di Pegadaian Syariah dalam mengatur dari pusat kanwil dan keorganisasian dilakukan area cabang sebagai secara berjenjang. pelaksana. melalui proses secara berjenjang dari pusat kanwil, kemudian dari cabang Pegadaian Syariah menjadi pelaksana. Pegadaian Selalu Selalu kita komunikasikan lewat sms mengawasi nasabah dikomunikasikan melalui dan telepon untuk sms dan telepon sebagai mengingatkan. alat untuk mengingatkan. Pegadaian Syariah dalam melalui literasi dan memasarkan produk promosi. gadainya melalui brosur dan promosi produk. Konsisten dalam promosi Pegadaian Syariah dalam Meaning interpretatif Komitmen sesuai dengan visi dan misi Mempromosikannya secara intens Brosur dibagikan ke komunitas dan masyarakat sekitar kantor Penawaran produk gadai melalui pengajian dan arisan rt/rw Keorganisasian diPegadaian Syariah secara berjenjang dari kanwil ke cabang. Mengingatkan nasabah melalui sms dan telepon Pemasarannya melalui brosur dan promosi Membangun nama baik dan tepat waktu dalam perjanjian. Edukasi ke nasabah pentingnya tabungan dalam berbentuk emas. Komunikasi yang intens. Skema sistem akan terbagi oleh kantor pusat. Kalo dari harga pasarnya sih ya nanti dikalikan 55% mbak, kalo elektronik itu sih dari harga second. Kalo emas itu sih dari harga jualnya. Taksiran harga ditentukan dari harga produk gadai second untuk elektronik, harga jual dari emas, kemudian dikalikan dengan margin 92%. Kalo ngangsur sih terserah dari pengangsurnya mau mbayar berapa, tinggal membangun nama baik di hadapan nasabah dilakukan secara tepat waktu ketika pada saat perjanjian Media pemasaran produk pada Pegadaian Syariah dalam menarik nasabah berdasarkan pengajaran mengenai pentingnya tabungan dalam berbentuk emas. Pengawasan produk gadai agar tidak terjadi kemacetan yaitu melalui komunikasi secara berulang-ulang. Pegadaian Syariah dalam merekrut pendapatan untuk berinfak berdasarkan skema sistem yang sudah terbagi dari kantor pusat. Harga pasar yang diberikan dari pihak nasabah mengenai produk gadai sesuai dengan margin 55%dari harga second untuk barang elektronik. Mengenai harga pasar emas disesuaikan dengan harga jualnya. Pegadaian Syariah dalam membuat taksiran harga harga baik dari emas maupun elektronik yaitu ditentukan dengan margin 92% secara tepat waktu dalam perjanjian Pengembalian uang yang dipinjam saat menebus produk gadai, dalam mengangsurnya terserah dari nasabah. Pembayaran angsuran ditambahkan biaya sewa per 10 hari. Media pemasaran produk gadai sesuai pengajaran dalam tabungan yangberbentuk emas. Pengawasan dilakukan melalui komunikasi secara berulang-ulang Dana yang diinfakan sudah diatur oleh kantor pusat. Harga pasarnya ditentukan dengan mengkalikan 55%. Harga taksirannya dengan margin senilai 92%. ditambahkan biaya sewanya yang per 10 harinya itu mbak. kalo udah nyampek jatuh tempo ya biasanya sih langsung dilelangkan kalo gak ya dari pengangsur ya minta perpanjangan waktu. Pelelangannya itu kan terserah kita mbak, kan jadwalnya sebulan 3 kali mbak. Pengembalian yang dibayarkan yaitu sesuai dana yangakan dibayarkan oleh nasabah. berdasarkan besar pembayarannya kemudian ditambahkan dengan jumlah biaya sewa per 10 hari. Sikap Pegadaian Syariah ketika nasabah belum membayar sampai tanggal jatuh tempo yaitu dilelangkan. Apabila nasabah masih sanggup dalm mengangsur yaitu Pegadaian Syariah memberikan perpanjangan waktu kepada nasabah. Jadwal pelelangan produk gadai di Pegadaian Syariah, waktunya ditentukan oleh Pegadaian Syariah. Jadwal pelelangan yang dilakukan oleh Pegadaian Syariah yaitu dalam jangka waktu satu bulan selama 3 kali. Ketika sudah jatuh tempo maka produk gadai akan dielangkan. Apabila nasabah masih sanggup dalam membayar maka dikenakan perpanjangan waktu Pelelangan produk gadai syariah disesuaikan dengan jadwal lelang yang sudah dijadwalkan oleh Pegadaian Syariah. DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. Identitas Diri Nama Tempat/Tgl. Lahir Alamat Nama Ayah Nama Ibu : Yuniarti Pamili : Kebumen, 4 Juni 1992 : DK Krajan, RT/RW: 01/02, Ds. Ampih, Kec. Buluspesantren, Kab. Kebumen : Marwito : Tulariyah B. Riwayat Pendidikan 1. Pendidikan Formal a. SD N Ampih 1998-2005 b. SMP N 2 Buluspesantren, tahun 2005-2008 c. SMA N 1 Buluspesantren, tahun 2008-2011 d. UIN Sunan Kaliga Yogyakarta, tahun 2011-saat ini C. CP/e-mail: 085701088459/ [email protected] Yogyakarta, 24 Maret 2016 Yuniarti Pamili