SISTEM EKONOMI ISLAM: PERHITUNGAN BAGI HASIL (PROFIT

advertisement
SISTEM EKONOMI ISLAM: PERHITUNGAN BAGI HASIL (PROFIT
SHARING DAN REVENUE SHARING) DI PEGADAIAN SYARIAH
Studi Kasus Pegadaian Syariah cabang Kusumanegara di Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Strata I
Disusun Oleh:
Yuniarti Pamili
NIM 11240117
Pembimbing:
Dra. Hj. Mikhriani, M. M.
NIP 19640512 200003 2 001
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAHDAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2016
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk
Jurusan Manajemen Dakwah
Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
v
MOTTO
ۡ ‫قَبلُواْْلَئِ ۡنْأَ َكلَهُْٱل ِّذ ۡئبُْْ َونَ ۡح ُنْ ُع‬
ْ٤١ْ‫ُون‬
َ ‫صبَةٌْإِنَّبْٓإِ ٗذاْلَّ َٰ َخ ِسر‬
14. Mereka berkata: "Jika ia benar-benar dimakan serigala, sedang kami golongan
(yang kuat), sesungguhnya kami kalau demikian adalah orang-orang yang merugi"
Maksudnya: menjadi orang-orang pengecut yang hidupnya tidak ada artinya.
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillah, segala puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat
Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sistem Ekonomi Islam:
Perhitungan Bagi Hasil (Profit Sharing dan
Revenue Sharing ) di Pegadaian
Syariah (Studi Kasus di Pegadaian Syariah Cabang Kusumanegara Yogyakarta)”.
Sholawat dan salam selalu tercurah kepada tauladan kita Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Skripsi ini disusun sebagai syarat tugas akhir guna memperoleh gelar
sarjana strata satu pada Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta dan diharapkan
dapat bermanfaat bagi tempat penelitian dan khususnya bagi kalangan akademisi
Manajemen Dakwah. Penelitian skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr.H.Machasin M.A selaku Rektor (Pgs) Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Dr. Nurjannah, M.Si, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Drs. M Rasyid Ridla, M.Si, selaku ketua Jurusan Manajemen Dakwah
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
vii
4. Drs. M Rasyid Ridla, M.Si, selaku pembimbing akademik yang selalu
memberikan arahan dan motivasi kepada peneliti.
5. Dra. Hj. Mikhriani, MM, selaku pembimbing skripsi yang telah banyak
pengarahan, bimbingan, dan nasihat dari awal hingga akhir penyusunan
skripsi ini.
6. Para Dosen Jurusan Manajemen Dakwah dan Jurusan lain yang telah
memberikan ilmunya kepada peneliti.
7. Karyawan Fakultas Dakwah dan Komunikasi khususnya Jurusan
Manajemen Dakwah yang telah membantu dan mempermudah peneliti
segala syarat yang dibutuhkan oleh akademik.
8. Ibu Marmi, SIP selaku pimpinan di Pegadaian Syariah cabang
Kusumanegara,
Yogyakarta
yang
telah
memberikan
waktu
dan
kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
9. Mbak Putri Kusumadewi dan Mbak Syarifah yang telah membantu dalam
memberikan data melalui penggadaian produk di Pegadaian Syariah
cabang Kusumanegara.
10. Ibu Jihan Halimatuzzahra, yang selalu memberikan motivasi, dorongan
dan perbekalan ilmu-ilmu baru dan pengetahuan baru.
11. Pak Bayu Kusuma, yang sudah memberikan motivasi dan dorongan dalam
mendapatkan ilmu baru.
12. Rama dan Biyung yang senantiasa mendoakan aku di setiap saat dan
setiap waktu, serta menjadi malaikat yang tak bersayap dalam hidupku.
viii
13. Yuli, Nabil dan Halimah yang selalu memberikan semangat dan dorongan
dalam setiap langkahku.
14. Teman-teman Batik Farhat yang selalu memberikan canda tawa dan
semangat dalam melakukan aktivitas.
15. Teman-temanku Manajemen Dakwah Angkatan 2011 yang telah
mendukung dalam menyelesaikan skripsi.
16. Serta pihak yang telah mendukung, yang tidak bisa disebutkan satu
persatu. Terima kasih atas bantuannya.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih terdapat
kekurangan dan kesalahan baik segi tata tulis maupun isinya. Peneliti dengan
senang hati menerima kritik dan saran demi kebaikan skripsi ini.
Semoga skripsi ini menjadi karya yang bermanfaat bagi berbagai pihak.
Amin... ya rabbal ‘alamin.
Yogyakarta, 24 Maret 2016
Peneliti
Yuniarti Pamili
NIM : 11240117
ix
ABSTRAK
Yuniarti Pamili, 2016. Sistem Ekonomi Islam: Perhitungan Bagi Hasil (Profit
Sharing dan Revenue Sharing) di Pegadaian Syariah (Studi Kasus Pegadaian
Syariah cabang Kusumanegara di Yogyakarta). Skripsi, Manajemen Dakwah,
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Tujuan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu 1. untuk mengetahui tentang
sistem ekonomi Islam pada Pegadaian Syariah cabang Kusumanegra, 2. Untuk
mengetahui tentang penerapan perhitungan bagi hasil (profit sharing dan revenue
sharing) pada Pegadaian Syaria cabang Kusumanegara di Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Di dalam penelitian
tersebut bmenggunakan uji triangulasi. Sehingga data yang diperoleh dapat teruji
berdasarkan uji reabilitas dan uji validitas. Sehingga penerapan metode kualitatif
tersebut berdasarkan teknik pengumpulan data berdasarkan wawancara,
dokumentasi dan observasi.
Hasil dari penelitian berdasarkan rumusan masalah dan tujuannya yaitu 1. Dalam
penerapan sistem ekonomi Islam pada Pegadaian Syariah hanya terdapat satu
karakteristik yaitu al-waqiiyah, 2. Berdasarkan penerapan perhitungan bagi hasil
yang ada pada Pegadaian Syariah yaitu menerapkan revenue sharing.
Kata Kunci : Sistem Ekonomi Islam, Bagi Hasil
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................ iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN............................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v
MOTTO ........................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
BAB I:
PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Penegasan Judul........................................................................ 1
B. Latar Belakang.......................................................................... 4
C. Rumusan Masalah .................................................................... 6
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................. 6
E. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 7
F. Kerangka Teori ......................................................................... 9
1. Sistem Ekonomi Islam ........................................................ 9
a. Pengertian Sistem Ekonomi Islam................................ 11
b. Karakteristik Ekonomi Islam ........................................ 11
2. Perhitungan Bagi Hasil ....................................................... 17
xi
a. Profit Sharing ............................................................... 17
b. Revenue Sharing ........................................................... 21
c. Operating Risk dan Ketidakpastian Arus Kas .............. 24
G. Metode Penelitian ..................................................................... 26
1. JenisPenelitian ...................................................................... 26
2. Subyek dan Obyek Penelitian ............................................... 26
3. Metode Pengumpulan Data .................................................. 27
4. Metode Analisis Data ........................................................... 30
5. Keabsahan Data .................................................................... 30
H. Sistematika Pembahasan .......................................................... 33
I. Kerangka Berfikir ..................................................................... 35
BAB
II:
GAMBARAN
UMUM
PEGADAIAN
SYARIAH
CABANG
KUSUMANEGARA ........................................................................................ 36
A. Sejarah PT. Pegadaian (Persero) .............................................. 36
B. Latar Belakang Pegadaian PT. Persero .................................... 37
C. VisidanMisi .............................................................................. 37
D. Budaya Kerja ............................................................................ 38
E. Daftar Pinjaman Berdasarkan Golongan .................................. 39
F. Struktur Organisasi Unit Pelayanan ......................................... 40
G. Struktur Organisasi Kantor Cabang Wilayah ........................... 41
BAB III: SISTEM EKONOMI ISLAM: PERHITUNGAN BAGI HASIL
(PROFIT SHARING DAN REVENUE SHARING) DI PEGADAIAN
xii
SYARIAH (Studi Kasus Pegadaian Syariah cabang Kusumanegara di
………………………. 43
Yogyakarta)
A. Penerapan Karakteristik Sistem Ekonomi Islam ...................... 43
B. Penerapan Perhitungan Bagi Hasil ........................................... 65
BAB IV:
PENUTUP ..................................................................................... 75
A. Kesimpulan ............................................................................... 75
B. Kritik dan Saran ........................................................................ 76
1. Krtik .................................................................................... 76
2. Saran ................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Jurnal Kajian Pustaka ................................................................... 7
Tabel 2.2 : Daftar Pinjaman Berdasarkan Golongan ..................................... 39
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
: Penentuan Bagi Keuntungan
21
Gambar 1.2
: Penentuan Nisbah Bagi Hasi Pendapatan
23
Gambar 1.3
: Alur Triangulasi
32
Gambar 1.4
: Skema Kerangka Berfikir
34
Gambar 2.5
: Struktur Organisasi ................................................................ 39
Gambar 2.6
: Struktur Organisasi ................................................................ 40
Gambar 3.7
: Skema alur pegadaian syariah ............................................... 41
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul skripsi
yang berjudul “Sistem Ekonomi Islam: Perhitungan Bagi Hasil (Profit
Sharing dan Revenue Sharing) di Pegadaian Syariah (studi kasus pada
Pegadaian
Syariah
cabang
Kusumanegara
di
Yogyakarta)”
peneliti
membatasi istilah-istilah yang ada pada judul sebagai berikut:
1. Sistem Ekonomi Islam
a. Sistem Ekonomi
Suatu kesatuan mekanisme dan lembaga pengambilan keputusan
yang mengimplementasikan keputusan terhadap produksi, distribusi, dan
konsumsi dalam suatu daerah atau wilayah.
1
Sistem ekonomi tersebut
berdasarkan aplikasi dari pengambilan keputusan dalam suatu produk.
Sehingga pada poduk, distribusi dan konsumsi dapat diaplikasikan dalam
lembaga tersebut.
b. Ekonomi Islam
Kata ekonomi berasal dari kata Yunani, oikos dan nomos. Kata
oikos berarti rumah tangga (house-hold), sedangkan kata nomos memiliki
arti mengatur. Maka secara garis besar ekonomi diartikan sebagai aturan
rumah tangga, atau manajemen rumah tanggga. Adapun Islam berarti juga
damai ataupun selamat. Ekonomi Islam dibangun atas dasar agama Islam,
1
Syed Nawab Haider, Menggagas Ilmu Ekonomi Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2009), hlm. 2.
1
2
karena merupakan bagian yang tak terpisahkan (integral) dari agama
Islam.2
2. Perhitungan Bagi hasil (profit sharing dan revenue sharing)
Bagi hasi berdasarkan perhitungannya yaitu bagi hasil yang
dihitung dengan menggunakan konsep revenue sharing dan bagi hasil
dengan menggunakan profit/loss sharing. 3 Bagi hasil tersebut dilihat
berdasarkan
teknik
perhitungannya.
Terdadapat
2
(dua)
macam
perhitungannya yaitu:
a. Profit Sharing
Dasar perhitungan bagi hasil dengan menggunakan profit
sharing merupakan bagi hasil yang dihitung dari laba/rugi usaha. 4
Perhitungan dari profit sharing dilandaskan pada perhitungan laba
yang paling akhir. Paling akhir di sini, dikatakan apabila dari pihak
pemodal mengalami kerugian maka peminjam juga akan ikut terlibat
di dalamnya. Terlibat di sini yaitu ikut bertanggung jawab dalam
pengambilan resiko.
b. Revenue sharing
Dasar perhitungan bagi hasil yang menggunakan revenue
sharing adalah perhitungan bagi hasil yang didasarkan atas penjualan
2
Fauzia dan Ika Yunia, Prinsip dasar Ekonomi Islam : Perspektif Maqashid al Syari’ah
(Jakarta: Kencana, 2014), hlm. 2.
3
4
Ismail, Perbankan Syariah Cet. 1(Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 98.
Ibid., hlm. 99.
3
dan/atau pendapatan kotor usaha sebelum dikurangi dengan biaya. 5
Perhitungan bagi hasil revenue sharing berlandarkan pada laba kotor
atau yang biasa di sebut bruto. Dari revenue sharing diartikan sebagai
income atau dengan kata lain pemasukkan pendapatan dalam lembaga.
3. Pegadaian Syariah Cabang Kusumanegara di Yogyakarta
Pegadaian syariah cabang Kusumanegara di Yogyakarta memiliki
slogan yaitu “mengatasi masalah tanpa masalah” pegadaian syariah ini
datang di tengah-tengah masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat untuk membantu kesulitan dalam hal keuangan. 6 Pegadaian
syariah berdiri di jl. Kusumanegara masih tergolong pegadaian yariah
yang berumur muda, atau dengan kata lain, pendiriannya belum tergolong
lama. Pegadaian syariah juga memiliki berbagai jenis usaha dagang
dengan produk-produk yang telah disediakan.
Berdasarkan penegasan judul di atas, maka dapat ditarik dalam satu
kesatuan dalam pemaknaan dari judul yang diambil. Penjelasannya yaitu
sistem ekonomi Islam pada pegadaian syariah di Jl. Kusumanegara dengan
menggunakan dasar-dasar perhitungan bagi hasil. Bagi hasil yang tertera di
dalammya yaitu menyangkut profit sharing dan revenue sharing sehingga
dapat terlihat secra pasti dilihat melalui bagi hasilnya.
5
6
Ibid., hlm.98.
http://d-vidsu.blogspot.co.id/2012/03/profil-dan-layanan-pegadaian-syariah.html?m=1
diakses pada tanggal 25 November 2015.
4
B. Latar Belakang Masalah
Ekonomi
bergerak pada ruang lingkup
Islam. Dewasa ini,
perekonomian digemparkan sebagai pencapaian dalam mendapatkan suatu
usaha. Sistem ekonomi Islam yang terikat dengan Pegadaian Syariah
memberikan kesan positif. Terdapat aturan yang menyinggung mengenai hal
pendalaman dari nilai keislaman yang tersebar di dalam masyarakat. Tidak
sedikit masyarakat memberikan nilai Islam dengan memberikan berbagai
perbekalan dari ajaran islam.
Sistem ekonomi Islam dari dalam perusahaan, dapat dijadikan sebagai
tolok ukur dalam menjamin kualitas yang baik pada perusahaan tersebut.
Berkaitan dengan bagi hasil, Perusahaan akan lebih mudah dalam
memperhitungkan pendapatan yang diperoleh dari hasil nisbah yang telah
ditentukan.
Bagi hasil adalah pembagian atas hasil usaha yang telah dilakukan
oleh pihak-pihak yang melakukan perjanjian yaitu pihak nasabah dan pihak
bank syariah. Bagi hasil dilakukan berdasarkan margin yang telah ditetukan.
Bagi hasil tersebut terdapat 2 macam yaitu profit sharing dan revenue
sharing. Keduanya sama2 membahas mengenai bagi hasil dengan perbedaan
maksud. Pengaplikasian mengenai bagi hasil dengan perhitungan
profit
sharing yaitu laba bersih. Keuntungan setelah pengurangan operasional pihak
perusahaan. Sedangkan perhitungan dengan revenue sharing yaitu laba kotor.
Laba kotor tersebut diambil dari pembagian keuntungan sebelum dikurangi
5
beban atau operasinal perusahaan. Revenue sharing diartikan sebagai income
atau pendapatan dalam perusahaan.
Terkait dengan perekonomian baik yang regional, lokal maupun
nasional sangatlah penting untuk diperhatikan. Dengan berbagai peran dan
fungsi di dalamnya sehingga dianggap mampu untuk memperkuat hasil dari
perekonomian Indonesia saat ini. Guna dijadikan sebagai sumber daya saing
dengan negara lain. Peran terhadap perkembangan perekonomian yang perlu
dibenahai dalamnegri yaitu terdapat pada sumber daya manusianya. Peran
sumber daya manusia dijadikan sebagai tolok ukur dalam menggapai impian
perekonomian. SDM dipercaya mampu dalam mengatasi segala kegundahan
dalam menghadapi
perekonomian baik yang regional, lokal maupun
nasional.
Selain peran yang mampu menggerakkan perekonomian tersebut,
juga terkait mengaenai fungsinya. Bangsa Indonesia merupakan negara yang
berkembang. Dengan perkembangan yang diruntuti dengan perekonomian,
terdapat fungsi yang ada di dalamnya. Fungsi dari peran pada perkembangan
ekonomi regional, lokal maupun nasional yaitu memajukan perekonomian
dengan memanfaatkan SDM yang berperan penting di dalamnya. Fungsi
tersebut dianggap mampu dalam melakukan persaingan dengan negara lain.
SDM yang kreatif dan memiliki intelektual yang tinggi dianggap mampu
dalam menggais potensi dalam fungsi yang sebenarnya. Potensi dapat digali
dengan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya serta memanfaatkan
peluang yang ada dalam negri. Siapapun orangnya, dengan modal menggali
6
potensi yang ada, mampu menjadikan peran menuju fungsi yang saling
berkaitan erat. Mengenai hal tersebut, peneliti merasa tertarikdengan judul
Sistem Ekonomi Islam: Perhitungan Bagi Hasil (Profit Sharing dan Revenue
Sharing) di Pegadaian Syariah (studi kasus Pegadaian Syariah cabang
Kusumanegara).
C. Rumusan masalah
1. Bagaimana karakteristik sistem ekonomi Islam pada Pegadaian Syariah
cabang Kusumanegara di Yogyakarta?
2. Bagaimana penerapan perhitungan bagi hasil (profit sharing dan revenue
sharing) pada Pegadaian Syariah cabang Kusumanegara di Yogyakarta?
D. Tujuan dan kegunaan penelitian
1. Tujuan penelitian
a. Mengetahui tentang karakteristik sistem ekonomi Islam pada
Pegadaian Syariah cabang Kusumanegara di Yogyakarta.
b. Mengetahui tentang penerapan perhitungan bagi hasil (profit sharing
dan revenue sharing) pada Pegadaian Syariah cabang Kusumanegara
di Yogyakarta.
2. Keguanaan penelitian
Secara umum kegunaan penelitian ini terbagi ke dalam dua hal,
yakni sebagaimana berikut ini:
a. Secara teoritis diharapkan dari penelitian tersebut memiliki kegunaan
sebagai sumber wawasan tambahan terutama untuk jurusan
7
Manajemen Dakwah tentang sumber materi yang berkaitan
mengenai ekonomi islam pada profit sharingdan revenue sharing.
b. Secara praktis diharapkan dari penelitian tersebut memiliki kegunaan
sebagai
pengembangan
bagi
pegadaian
Syariah
CPS
Jl.
Kusumanegara.
E. Tinjauan pustaka
No
Pemulis
1
Gianni De
Fraja and
Paola
Valbonesi
2
Anirban
Saha,
Samarjit
Kar,
Manoranjan
Maiti
Metodologi
Judul Penelitian dan
sumber
Revenue sharing rules
for international
telephony7
Metode
observasi
literatur
Observasi
literatur
Sumber: Journal of
Regulatory
Economics, volume
20, tahun 2001
Multi item fuzzystochastic supply
chain models for longterm contracts with a
profit sharing scheme8
Hasil penelitian
Dilihat dari revenue sharing
terdapat hasil dari sistem RAR
yang ditentukan dengan harga
rendah pada ITTF. Karena di
bawah RAR dijadikan sebagai
timbal balik berdasarkan harga
pengisisan untuk mengakses
dalam satu jaringan sebagai
pengisian harga untuk
konsumen terakhir. berdasarkan
implikasi RAR dijadikan
sebagai kenaikan salah satu
harga dalam mengakses
jaringan ditentukan berdasarkan
kenaikan penginputan biaya
milik sendiri. Selain itu
dijadikan sebagai pengurangan
yang intensif untuk permintaan
atau menawar kenaikan
pengaksesan.
Profit sharing pada jurnal
tersebut dijadikan sebagai
skema yang memiliki tujuan
ruang lingkup pemasaran dan
pengoperasian.dalam
mempromosikan produk
7
Gianni De Fraja and Paola Valbonesi, “Revenue sharing rules for international
telephony”, Journal of Regulatory, Vol.20, 2001, hlm. 5-20.
8
Anirban Saha, dkk., “Multi item fuzzy-stochastic supply chain models for long-term
contracts with a profit sharing scheme”, Jounal homepage: www.elsevier.com/locate/apm, Vol. 39,
2015, hlm. 2815-2828.
8
Sumber: journal
homepage:
www.elsevier.com/loc
ate/apm
Tahun 2015, volume
39
Stephan
Litsching
3
Observasi
literature
Are rules-based
government programs
shielded from specialinterest politics?
Evidence from
revenue-sharing
transfer in Brazil.9
Sumber:
www.elsevier.com/loc
ate/jpube
Tahun 2012
Volume 96
General revenue
sharing and public
sector unions10
Laura
Feiveson
4
Observasi
literatur
Sumber: Journal of
public economics
www.elsevier.com/loc
ate/jpube
tahun 2015, volume
125
melalui periklanan, media
dan lain-lain yang dilakukan
oleh sales representatif.
Mengurangi keterlambatan
dalam penyetokan yang
bersifat eceran. Karena
eceran dijadikan sebagai
tempat dalam mendapatkan
keuntungan.
Dokumen tersebut
menjelaskan mengenai
program transfer pajak
nasional kode berdasarkan
input anggaran politik.
Terdapat bagi hasil dengan
biaya yang oposisi dan
konservatif dari dalam kota.
Berdasarkan bukti yang
konsistensi dengan
legislative membangun
koalisi dengan eksekutif
pemerintah pusat. Terdapat
banyak ditemukan yang
berkaitan dengan korupsi
mengenai pajak, terlebih
mengenai pembayaran suap
mencapai tertinggi.
Dalam jurnal mejelaskan
mengenai penggabungan
antara makroekonomi dan
keuangan publik keuangan
politik tersebut. Pada
keuangan tersebut terdapat
perekrutan serta belanja dari
badan pemerintah tanpa ada
pertimbangan implikasi
terhadap ekonomi swasta.
9
Stephan Litsching, “Are rules-based government programs shielded from specialinterest politics? Evidence from revenue-sharing transfer in Brazil” Jounal of Public Econoics,
Vol. 96, 2012, hlm. 1047-1060.
10
Laura Feiveson, “General revenue sharing and public sector unions”, Journal of Public
Economics, Vol. 125, 2015, hlm. 28-45.
9
Dwight R.
Lee
5
Observasi
literatur
Reverse revenue
sharing: a return to
fiscal federalism11
Sumber: cato journal
volume 14
Tahun 1994
Revenue sharing yang
dijadikan sebagai alat dalam
menggugah rasa aman.
Secara politik memiliki
konsisten frustrasi dengan
adanya kombinasi warga ang
diperburuk. Bagi hasil dari
revenue sharing dijadikan
sebgai senjata dalam
menghapuskan keburukan
tersebut. Bagi hasil jika
mampu untuk diterapkan
maka dapat meningkatkan
pemerintah efisiensimengurangi pengaruh politik
yang terorganisir.
Tabel 1. 1 Jurnal kajian pustaka
F. Kerangka Teori
1. Sistem Ekonomi Islam
a. Pengertian sistem ekonomi Islam
Sistem ekonomi adalah satu kesatuan mekanisme dan
lembaga pengambilan keputusan yang mengimplikasikan keputusan
terhadap produksi, distribusi dan konsumsi dalam suatu daerah dan
wilayah. Terdapat banyak faktor yang membentuk suatu sitem
ekonmi, seperti ideologi, nilai-nilai yang dianut, kebudayaan, sistem
politik, kadaan alam, sejarah, dan lain-lain. Pada umumnya, sistem
ekonomi juga didasarkan pada pemikiran, konsep, atau teori-teori
ekonomi tertentu yang diyakini kebenarannya. 12 Sistem ekonomi
11
Dwight R. Lee, “Reverse revenue sharing: a return to fiscal federalism”, Jounal of
Cato, Vol. 4, No 1 (Spring/summer, 1994), hlm. 75-85.
12
Miftakhul Choiri, Pengantar Sistem Ekonomi Islam (Yogyakarta : Trust Media
Publishing, 2015), hlm. 2
10
Islam dijadikan sebgai pathokan pada lembaga keuangan Islam.
Seperti halnya pegadaian syariah yang di dalamnya menganut kajian
yang berbasis pada sistem ekonomi Islam.
Terdapat
beberapa
pendapat
dari
para
ahli
dalam
mendinisikan tentang ekonomi islam, yaitu:
Menurut beberapa ahli ekonomi Islam Mustafa
pengertian ekonomi Islam adalah “sebuah usaha sistematis
untuk memahami masalah – masalah ekonomi, dan tingkah
laku manusia secara relasional dalam perspektif Islam.”13
Menurut
Muhammad
abdul
Mananadalah
mengemukakan bahwa:“Ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah – masalah ekonomi masyarakat yang
diilhami oleh nilai – nilai Islam.”14
Sementara Hasanuzzaman mengemukakan bahwa
Ekonomi Islam merupakan pengetahuan dan aplikasi ajaran –
ajaran syariah yang mencegah ketidakadilan dalam percairan
dan pengeluaran sumber – sumber daya, guna memberikan
kepuasan bagi manusia dan memungkinkan mereka
melaksanakan kewajiban – kewajiban mereka terhadap Allah
SWT dan masyarakat.15
Dari berbagai pendapat para ahli di atas dapat penulis
memilih pendapat dari Mustafa, bahwa pengertian ekonomi Islam
adalah sebuah usaha sistematis untuk memahami masalah – masalah
ekonomi, dan tingkah laku manusia secara relasional dalam
perspektif Islam.
13
Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam (Jakarta: Kencana, 2006),
hlm. 17.
14
Muhammad Abdul Manan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam (Yogyakarta : PT. Dana
Bakhti Prima Yas, 1997), hlm. 19.
15
Ibid., hlm. 21.
11
b. Karakteristik ekonomi islam
Terdapat karakteristik tersebut sesuai dengan beberapa
aspek dalam ekonomi yang mencakup aspek dalam ekonomi islam
yang mencakup aspek normatif-idealis-deduktif dan juga historisempiris-induktif. Adapun karakteristik ekonomi islam antara lain:16
1) Rabbaniya mashdar (bersumber dari Tuhan)
Ekonomi Islam (al-istishad al-Islami) merupakan ajaran
yang bersumber dari Allah. Pernyataan tersebut bisa dilacak di
beberapa teks Al-Quran dan Hadis yang muncul pada abad ke-6
Masehi. Walaupun dalam catatan sejarah ekonomi Islam pernah
mati suri, namun perlahan-lahan kajian tentang ekonomi Islam
mulai
banyak
diterimaoleh
banyak
masyarakat.Dan
di
Indonesia, kajian tentang ekonomi Islam muncul pada sekitar
1990-an. Tujuan Allah dalam memberikan “pengajaran” yang
berkaitan dengan kegiatan berekonomi diantara masyarakat.
Sehinnga umat-Nyabisa hidup dalam kesejahteraan di dunia dan
dia akhirat.
Perekonomian masyarakat bersumberkan dari Tuhan,
sebagai pedoman sekaligus dijadikan sebagai ilmu yang
bermanfaat guna diajarkan dalam suatu pengajaran.Dalam
pengajaran yang ditujukan dengan hadis dan Al-Quran sebagai
16
hlm. 31.
Fauzia dan Ika Yunia, Prinsip Dasar Ekonomi Islam : Perspektif Maqasid al Syari’ah,
12
nilai yang dapat tersalurkan sebagai bentuk dari kesejahteraan di
dunia dan akhirat.
2) Rabbaniya al- Hadf (bertujuan untuk Tuhan)
Selain bersumber dari Allah, ekonomi dalam wujud
Islam juga bertujuan kepada Allah. Artinya, segala aktivitas
ekonomi Islam merupakan suatu ibadah yang diwujudkan dalam
hubungan antarmanusia untuk membina hubungan dengan
Allah. Ibadah bukan hanya di wilayah masjid, mushola, langgar,
dan suarau. Beribadah juga disyariatkan lewat kegiatan ekonomi
meliputi
area
pasar,perkantoran,
pasar
modal,
dan
perbankan.Lebih dari itu, Islam mensyariatkan umatnya agar
selalu beraktivitas ekonomi sesuai dengan ketentuan Allah
disegala penjuru di muka Bumi ini, tidak menzalimi orang lain,
bertujuan memberikan kemaslahatan bagi semua manusia.
Ketika seseorangberibadah dengan baik tanpa mengimbangi
perilaku ekonominya dengan berperilaku baik pula, maka
ibadahnya menjadi sesuatu yang cacat. hal ini sesuai dengan apa
yang tertulis dalam surat al-ankabut, ayat 45.
Ekonomi ditunjukkan sesuai dengan syariat Islam.
Dengan kata lain bahwa ekonomi Islam yang dimaksudkan di
dalam aktivitasnya bertujuan karena Allah. Perekonomian Islam
tersebut menjalin hubungan antar manusia untuk dijadikan
sebagai pembinaan. Pegadaian syariah cabang Kusumanegara
13
dalam pembinaan yang bertujuan karena Allah dijadikan sebagai
patokan
dalam
membangun
perekonomian
Islam
dalam
lembaga.
3) Al- raqobah al- Mazdujah (mixing control/ kontrol di dalam dan
di luar)
Ekonomi Islam menyertakan pengawasan yang melekat
bagi semua manusia yang terlibat di dalamnya. Pengawasan
dimulai dari masing- masing manusia adalah leader (khalifah)
bagi dirinya sendiri.pengawasan selanjutnya yaitu dari luar,
yang melibatkan institusi, lembaga, ataupun seorang pengawas.
Kaitannya dengan pengawasan dari luar, Islam mengenalkan
lembaga pengawasan pasar (hisbah) yang bertugas untuk
membenahi kerusakan dan kecurangan di dalam pasar.
Pengawasan dalam leader tersebut dimaksudkan untuk
mengatur serta mengawasi di dalam pasar apabila terdapat halhal yang kurang atau bahkan ada yang bertindak kecurangan
serta kejahatan. Pada halnya untuk kelembagaan pada pegadaian
syariah cabang Kusumanegara.
4) Al- Jam’u bayna al- Tsabat wa al-Marunah (penggabungan
antara yang tetap dan yang lunak)
Terkait dengan hukum Islam, Islam mempersilahkan
umatnya untuk beraktivitas ekonomi sebebas–bebasnya, selama
tidak bertentangan dengan larangan yang sebagian besar
14
berakibat pada adanya kerugian orang lain. Berbagai macam
keharaman
dalam
aktivitas
perekonomian
secara
Islam
merupakan suatu kepastian, dan tidak bisa ditawar lagi. Akan
tetapi, banyak sekali hal-hal yang lunak dan boleh dilakukan,
terlebih lagi boleh dieksplorasi dengan sebebas-bebasnya karena
bertujuan untuk merealisasikan kemaslahatan manusia.
Aktivitas yang sebebas-bebasnya dalam bermain
tentang perekonomian
Islam
dimaksudkan
agar
mampu
nengapresikan tugas dan kewajibannya. Dengan maksud,
mampu dijadikan sebagai tolok ukur dalam mendapatkan nilai
ekonomi secara bebas tetapi terpimpin.
5) Al- Tazawuf bayna al- Mashlahah al- Fard wa al- jama’ah
(keseimbangan antara kemaslahatan individu dan masyarakat)
Ekonomi islam merupakan ekonomi yang menjunjung
tinggi keseimbangan diantara kemashlahatan individu dan
masyarakat. Segala aktivitas yang diusahakan dalam ekonomi
Islam bertujuan untuk membangun harmonisasi kehidupan.
Sehingga kesejahteraan masyarakat bisa tercapai. Akan tetapi
kesejahteraaan masyarakat tidak akan bisa terealisasikan,
sebelum tercapai kesejahteraan masing-masing individu di
dalam suatu golongan masyarakat. Karena Allah tidak akan
mengubah suatu masyarakat, sebelum individu dari masyarakat
tersebut mengubah keadaannya sendiri.
15
Perekonomian Islam menjunjung tinggi kemaslahatan
anatar individu dengan masyarakat. Keharmonisasi dalam segala
aktivitas yang menyangkut mengenai usaha dalam ekonomi
Islam
dilakukan
agar
mampu menjalin keserasian dan
menyeimbangkan kinerjanya.
6) Al-Tawazun Bayna al-Madiyah wa Al-Rukhiyah (Keseimbangan
antara materi dan spiritual)
Islam memotivasi manusia untuk bekerja dan mencari
rezeki yang ada, dan islam tidak melarang umatnya dalam
memanfaatkan rezeki yang ada. Rasulullah SAW pernah ditanya
oleh sahabatnya, “Apakah bentuk kesombongan itu seseorang
yang berbaju bagus dan memakai sandal bagus? Rasul
membantahnya.
Kemudian
Rasul
menandaskan,
bahwa
kesombongan adalah penolakan terhadap kebenaran.” Maka dari
hadis ini adalah Islam tidak melarang umatnya memakai pakaian
bagus, sandal bagus, memiliki rumah yang luas, kendaraan yang
baik.
Karena dalam hadis lainnya disebutkan, bahwa ada
empat faktor kebahagiaan manusia di dunia, yaitu:
a) Pasangan yang sholeh dan sholehah
b) Rumah yang luas
c) Kendaraan yang baik
d) Tetangga yang baik
16
Dari ke empat faktor kebahagiaan di atas dapat diterapkan
menjadi sebuah kebahagiaan yang berdampingan antara
kebahagiaan dari Pegadaian Syariah kepada pihak nasabah.
Dengan kata lain, kebahagiaan tersebut bisa datang kapan saja
dan di mana saja.
Kebahagiaan yang mendasar pada diri seseorang yaitu
apabila jika sudah dapat menyalurkan hartanya kepada orang
yang tak punya. Kebahagiaan tersebut selain didapatkan untuk
urusan dunia, akan tetapi urusan akhiratpun kelak juga akan
dengan mudah untuk didapatkannya.
Akan tetapi Pemenuhan terhadap aspek materi haruslah
selalu disesuaikan dengan kebutuhan, dan dalam rangka untuk
mendekatkan diri kepada Allah. Ketika seseorang yang berlebihlebihan akan kehilangan sensitivitasnya, dan akan memperlebar
jurang
kesenjangannya
dengan
si
miskin.
Dan
Allah
menyandingkan seseorang yang berperilaku mubazir dengan
setan sebagai saudaranya.
7) Al-Waqi’iyah (Realitas)
Ekonomi Islam bersifat realistis, karena sistem yang
sesuai dengan kondisi real masyarakat. Ekonomi Islam
mendorong tumbuhnya usaha kecil dalam masyarakat yang pada
akhirnya bisa mendongkrak pendapatan mereka. Ekonomi Islam
juga merupakan ekonomi yang sangat realistis, karena bisa
17
mengadopsi segala sistem yang ada, dengabn catatan membuang
aspek keharaman di dalamnya. salah satu alasan kenapa
diharamkannya suatu praktik dalam suatu sistem yang ada
adalah untuk menghindarikerusakan diantara manusia. Karena
ajaran-ajaran
tentang
keharaman
dalam
ekonomi
Islam
merupakan sebab yang berakibat pada kerugian orang lain.
8) Al-Alamiyah (Universal)
Ekonomi Islam mempunyai sistem yang sangat
universal. Maka dari itu, ajaran-ajarannya bisa dipraktikan
olehsiapapundan di mana pun ia berada. Karena tujuan
dariekonomi Islam hanyalah satu, yaitu win-win solution yang
bisa didteksi dengan tersebarnya kemaslahatan diantara manusia
dan meniadakan kerusakan di muka bumi ini.
Universal yang dijelaskan di atas yaitu yang didasarkan
dengan sifat umum dan mengalir secara alamiah. Dapat dari
kealamian tersebut dapat terciptanya solusi yang mampu untuk
memnangkan pendapat dari tindak kejahatan manusia.
2. Perhitungan bagi hasil (profit sharing dan revenue sharing)
a. Profit sharing
1) Pengertian profit sharing
Bagi hasil menurut termonologi asing dikenal dengan profit
sharing. Menurut kamu ekonomi, profit sharing berarti
pembagian laba. Namun secara istilah profit sharing merupakan
18
distribusi beberapa bagian laba pada para pegawai dari suatu
perusahaan.
17
Pembagian laba dalam perusahaan, sehingga
dijadikan sebagai perhitungan nisbah. Dalam pegadaian syariah
tidak diperkenankan untuk mengaplikasikan profit sharing.
Penentuan nisbah bagi hasil keuntungan.
Dalam hal ini, nisbah bagi hasil pembiayaan untuk bank
ditentukan
berdasarkan
pada
perkiraan
keuntungan
yang
diperoleh nasabah dibagi dengan referensi tingkat keuntungan
yang telah ditetapkan dalam rapat ALCO. Perkiraan tingkat
keuntungan
bisnis/proyek
yang
dibiayai
dihitung
dengan
mempertimbangkan:
a) Perkiraan penjualan
a.1)Volume penjualan setiap transaksi atau volume penjualan
setiap bulan
a.2) Sales turn-over atau frekuensi penjualan setiap bulan
a.3) Fluktuasi harga penjualan
a.4) Pentang harga penjualan yang dapat dinegosiasikan
a.5) Marjin keuntungan setiap transaksi
b) Lama cash to cash cycle
b.1) Lama proses barang
b.2) Lama persediaan
17
Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah : edisi kedua (Yogyakarta : UPP AMP YKPN,
2002), hlm. 107.
19
b.3) Lama piutang
c) Perkiraan biaya-biaya langsung (COGS)
Yang dimaksud biaya-biaya langsungadalah biaya
yang langsung berkaitan dengan kegiatan penjualan seperti
biaya pengangkutan, biaya pengemasan, dan biaya-biaya
lainyang lazim dikategorikan dalam dalam cost of sold
(COGS)
Berdasarkan pada cost of sold dengan kata lain yaitu
harga pokok barang yang di jual (harga pokok penjualan).
Harga poko pada penjualan atas penjualan barang yang
diberlakukan yaitu berdasarkan konsistensi pada perusahaan.
Sebagai yang dicontohkan dalam Pegadaian Syariah
dalam penjualan produk yang salah satunya Logam Mulia.
Sebelum ditambahkan dengan margin yang telah ditentukan
oleh Pegadaian Syariah, nasabah diberitahukan terlebih
dahulu mengenai harga pokok yang dijadikan harga standar
pada Pegadaian Syariah.
d) Perkiraan biaya-biaya tidak langsung (OHC)
Yang dimaksud biaya-biaya tidak langsung adalah
biaya yang tidak langsung berkaitan dengan kegiatan
penjualan, seperti biaya sewa kantor, biaya gaji karyawan,
dan
biaya-biaya
lain
dalamoverhead cost (OHC)
yang
lazim
dikategorikan
20
Over head cost (OHC) dalam bahasa yang umum
yaitu dijadikan sebagai biaya yang berlebihan. Dari biaya
yang berlebih, pada sebuah perusahaan yang dikeluarkan
sebagai dana operasional serta beban-beban yang tak terduka
pada perusahaan.
Berdasarkan kelebihan biaya pada operasional yang
dikeluarkan sangat perlu untuk diperhatikan terutama dalam
lembaga keuangan. Pada Lembaga Keuangan salah satunya
yaitu Pegadaian Syariah dalam pengelolaan keuangan juga
diperlukan untuk diperhatikan. Terlebih dalam pengeluaran
yang tak terduga dapat menjadikan penurunan tingkat
operasional pada perusahaan.
e) Delayed factor
Delayed factor adalah tambahan waktu yang
ditambahkan pada cash to cash cycle untuk mengantisipasi
timbulnya keterlambatan pembayaran dari nasabah kepada
bank.
Dari Cash to cash cycle yang di dalamnya
menjelaskan mengenai siklus kas pada lembaga keuangan.
Dari siklus yang dilampaui pada lembaga keuangan terutama
pada lembaga keuangan Islam. Siklus tersebut dijadikan
sebagai pengantisipasian dalam mengetur keuangan yang ada
dalam perusahaan.
21
Perkiraan
Penjualan
Pokok
Cach to cash
ss
cycle
referensi marjin
keuntungn
Perkiraan
keuntungan
Delayed factor
referensi marjin
keuntungn
=
Perkiraan
COGS
Nisbah bagi hasil
bank
Perkiraan
keuntungan
Perkiraan OHC
Nisbah bagi hasil
Nisbah bagi hasil
bank
Gambar 1.1. Penentuan Bagi Keuntungan18
b. Revenue sharing
1) Pengertian revenue sharing
Perhitungan bagi hasil dengan revenue sharing adalah
perhitungan bagi hasil yang didasarkan atas penjualan dan/atau
pendapatan kotor atas usaha sebelum dikurangi dengan biaya. Bagi
hasil dalam revenue sharing dihitung dengan mengelihkan nisbah
yang telah disetujui dengan pendapatan bruto. 19 Income yang
berdasarkan pemasukan dari revenue sharing yaitu dilihat dari laba
kotornya. Revenue sharing digunakan untuk ruang lingkup di
dalam perusahaan.
18
Adiwarman A Karim, Islamic Banking: Fiqh and Analysis (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2005), hlm.284.
19
Ismail, Perbankan Syariah, hlm.98.
22
Laba tersebut di merupakan hasil dari perhitungan pokok
pada bagi hasil yang sebelum dikurangkan dari dana operasionaloperasional lainnya. Sebelum adanya pengurangan dana tersebut
dapat dijadikan sebagai usaha yang didapatkan dari laba kotor atau
sering disebut juga dengan kata lain revenue sharing. Mengenai hal
tersebut, pada laba kotor yang telah ditentukan dari sebelum
pengurangan dana yang ada.
Terdapat banyak kendala dan resiko yang yang bisa
merugikan pihak pemodal bank. Banyak perbankan syariah
menggunakan revenue sharing pada mudharabah dan musyarokah,
atau keuntungan yang telah ditetapkan di muka. 20 Dalam arti,
revenue sharing digunakan pada perbankan syariah. Tidak hanya
perbankan syariah, pegadaian syariah pun juga menggunakan
revenue sharing. Lembaga keuangan yang berbasis syariah dalam
perhitungan
bagi
hasilnya
menggunakan
revenue
sharing.
Perhitungan dari bagi hasil dari masuknya pendapatan, dijadikan
sebagai pemasukan bagi perusahaan.
2) Penentuan nisbah bagi hasil penjualan
Dalam halini, nisbah bagihasil pembiayaan untuk bank
ditentukan berdasarkan pada perkiraan penerimaan penjualan yang
diperoleh nasabah dibagi dengan pokok pembiayaan dan referensi
tingkatkeuntungan yang telah ditetapkan dalam rapat ALCO.
20
180.
Ahmad Dahlan, Bank Syariah Teoritik, Praktik, Kritik (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm.
23
Perkiraan
penerimaan
penjualan
dihitung
dengan
mempertimbangkan:
a) Perkiraan penjualan
a.1) Volume penjualan setiap transaksi atau volume penjualan
setiap bulan
a.2) Sales turn-over atau frekuensi penjualan setiap bulan
a.3) Fluktuasi harga penjualan
a.4) Rentang harga penjualan yang dapat dinegosiasikan
a.5) Marjin keuntungan setiap transaksi
Perkiraan
penjualan
Referensi
marjin
keuntungan
Pokok
Cash to cash
cycle
Perkiraan
keuntungan
Delayed factor
Nisbah bagi
hasil bank
Perkiraan
pendapatan
+
Referensi
marjin
keuntungan
=
Perkiaan penerimaan
penjualan
Nisbah bagi
hasil nasabah
= 100% -
Nisbah bagi
hasil bank
Gambar 1.2. Penentuan nisbah bagi hasil pendapatan21
21
Adiwarman A Karim, Islamic Banking: Fiqh and Analysis (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2005), hlm.285.
24
b) Lama cash to cash cycle
b.1) Lama proses barang
b.2) Lama persediaan
b.3) Lama piutang
c) Delayed factor
Delayed factor adalah tambahan waktu yang ditambahkan pada
cash
to
cash
cycle
untuk
mengantisipasi
timbulnya
keterlambatan pembayaran dari nasabah kepada bank.
3) Operating Risk dan Ketidakpastian Arus Kas
Resiko yang timbul sebagai akibat dari unsur ketidakpastian
yang dihadapi oleh perusahaan sehingga realisasidari pendapatan
(Earning Berfore Interest and Taxe, EBIT) menjadi berfluktasi.
Dengan demikian resiko bisnis ini tergantung kepada variabilitas
permintaan terhadap produk, harga jual, harga input, dan sejumlah
operating leverage lainnya. EBIT merupakan perbedaan antara
penerimaan dan jumlah biaya, yakni:
X= EBIT = TR-TC22
Keterangan:
TR: Biaya total (Total Revenue)
TC: Biaya total (Total cost)
Perusahaan yang mempunyai operating risk (resiko operasi)
yang tinggi berarti bahwa laba operasi (yang menjadi sumber kas
22
Moeljadi. Manajemen Keuangan. (Malang: Banyumedia. 2006), hlm. 19.
25
masuk) sangat peka terhadap perubahan penjualan. Dengan kata
lain, perubahan penjualan yang kecil akan mempengaruhi laba
operasi yang cukup besar.
Penyebabnya adalah faktor operating leverage. Operating
leverage menunjukkan penggunaan aktiva yang menimbulkan
biaya tetap (fixed cost). Biaya tetap adalah biaya yang tidah
berubah meskipn aktivitas persahaan berubah. Lawan dari biaya
tetap adalah biaya variabel (variable cost). Biaya ini ikut berubah
kalau aktivitas perusahaan berubah. untuk memudahkan analisis,
sering kali perubahan biaya variabel ini dianggap proporsional.23
Laba operasi
= Penghasilan-Total biaya
= P.Q-(FC+VC.Q)24
Unit yang dihasilkan dan dijual = FC/(P-V)25
Apabila:
V
: Biaya variabel per unit
FC
: Biaya tetap total
P
: Harga jual per unit
Q
: Unit yang dihasilkan dan dijual
TC
: Biaya total, yaitu biaya tetap total plus biaya
variabel total
23
Suad Husnan. Manajemen Keangan. (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014),
hlm. 53.
24
Ibid.,hlm. 55.
25
Ibid.,hlm. 55.
26
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Untuk mendapatkan data penelitian yang sesuai dengan
permasalahan yang ada, maka dari itu, peneliti ingin mengungkapkan
dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata
– kata atau lisan dari perilkau orang – orang yang diamati.26 Jadi dari
penelitian tersebut menggunakan data – data yang bersifat deskriptif.
Dengan demikian, peneliti berusaha untuk mendapatkan informasi serta
mengumpulkan data – data yang diperlukan dan berkaitan dengan subjek
dan objek penelitian. Dengan penelitian pada Pegadaian Syariah CPS Jl.
kusumanegara.
Kualitatif deskriptif di dalamnya menjelaskan mengenai data
yang didapat kemudian dideskripsikan. Dari pendeskripsian data tersebut
sebagai penjelasan dari penjabaran data yang di dapatkan dari Pegadaian
Syariah.
Sehingga penjabaran data kualitatif dapat
disesuaikan
berdasarkan penjabaran dari penguat data.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian yang dimaksud adalah orang yang merespon
atau menjawab pertanyaan – pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tretulis
maupun lisan dengan kata lain disebut responden. Untuk memperkuat
informasi yang diperoleh yaitu dengan mewawancarai para narasumber
26
hlm.3.
Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung : Remaja Rosdakarya,1993),
27
terpercaya. Diantaranya HRD perbankan syari’ah dan lembaga
perekonomian Islam pada Pegadaian Syariah CPS Jl. Kusumanegara.
Adapun yang menjadi objek penelitian adalah yang menjadi
pokok perhatian dari suatu penelitian.27 Maka objek penelitiannya adalah
peran ekonomi Islam berdasarkan sistem bagi hasil (profit sharing) pada
pegadaian syariah dengan studi kasus pada Pegadaian Syariah CPS Jl.
Kusumanegara. Pengkajian objek pada penelitian yaitu mengetahui
bagaimana suatu perbankan syariah.
3. Metode Pengumpulan Data
a. Metode Wawancara
Wawancara atau interview adalah sebuah dialog yang
dilakukan oleh pewawancara (intervewer) untuk memperoleh
informasi dari terwawancara.28Wawancara yang digunakan ini adalah
wawwancara
bebas
terpimpin,
maksudnya
responden
diberi
keleluasaan untuk menjawab pertanyaan yang peneliti ajukan.
Mengenai narasumber yang terkait dalam penelitian yaitu
tertuju pada HRD, dan nasabah pada Pegadaian Syariah Cabang Jl.
Kusumanegara di Yogyakarta. Wawancara yang akan dilakukan yaitu
menggunakan teknik wawancara semi terstruktur. Dengan maksud
dan tujuan bahwa terdapat satu pertanyaan, dalam jawaban tersebut
27
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pengantar (Jakarta : Bina aksara, 1989),
hlm. 91.
28
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT. Rneka
Ciptara, 1998), hlm. 145.
28
muncul pertanyaan kembali. Guna menyambung dari pertanyaan
yang sebelumnya. Dengan tujuan agar mendapatkan jawaban yang
lebih detail dari sebelumnya.
Berdasarkan ketiga narasumber tersebut dapat dijadikan
sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan kepada pihak
Pegadaian Syariah. Sebagai penguat dari data wawancara, peneliti
sekaligus ikut serta dalam kepemilikan produk yang ditawarkan oleh
pihak Pegadaian Syariah.
Penggunaan uji triangulasi berdasarkan wawancara dari
ketiga narasumber. Hasil dari wawancara tersebut dijadikan sebagai
uji yang dapat dibuktikan kevalidannya. Sehingga dari kevalidannya
dapat diperkuat sebagai data yang ujinya.
b. Metode Observasi
Observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan
meliputi
kegiatan
perhatian
terhadap
suatu
objek
denagn
menggunakan seluruh alat indera. 29 Metode observasi merupakan
pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis pada gejala –
gejala yang diselidiki. Teknik observasi yang digunakan adalah
observasi non partsipan artinya penulis dalam pengamatannya tidak
terlibat secara langsung.30
Observasi tersebut dilakukan untuk pengamatan secara
langsung pada Pegadaian Syariah Cabang Jl. Kusumanegara di
29
Ibid., hlm. 146.
30
Nasution, Metode Research (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), hlm. 106.
29
Yogyakarta untuk mendapatkan informasi secara benar dan sesuai
dengan kondisi lapangan dari praktek bagi hasil.
Observasi yang dilakukan pada Pegadaian Syariah sangat
berpengaruh pada data yang akan diteliti. Observasi tersebut sangat
didukung oleh data yang akan diobservasi. Namun data yang akan
diperoleh dari observasi dijadikan sebagai sumber data.
c. Metode Dokumentasi
Dokumentasi dari asal katanya dokumen yang artinya
barang–barang
tertulis.
Jadi
dokumentasi
adalah
penelitian
menyelidiki benda – benda tertulis seperti buku – buku, majalah,
dokumen, peraturan – peraturan, catatan harian dan sebagainya.31
Dokumentasi
dilaksanakan
dengan
cara
pengambilan
berbagai data – data yang yang diambil dari bentuk buku atau dalam
bentuk dokumentasi yang terdapat pada Pegadaian Syariah Cabang Jl.
Kusumanegara di Yogyakarta.
Dokumentasi yang diambil pada Pegadaian Syariah yaitu
berupa brosur-brosur, dokumentasi dari struktur organisasi pada
Pegadaian Syariah cabang Kusumanegara Yogyakarta. Dokumentasi
diberlakukan sebagai penguat dari penelitian yang dilaksanakan.
Dokumentasi dari data yang diperoleh akan dijadikan sebagai
lampiran. Data yang diperoleh akan diolah sebagai pelengkap dari
31
Ibid., hlm. 149.
30
observasi. Dokumenntasi tersebut dijadikan sebagai kevalidan serta
pelengkap dari data yang didapatkan.
4. Metode Analisis Data
Dalam
menganalisa
data
hasil
penilitian
dengan
menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu setelah data yang
berkaitan dengan menggunakan teknik kata – kata sedemikian rupa
untuk menggambarkan objek penelitian.
Untuk memperoleh kesimpulan yang logis, maka diperlukan
analisis data yaitu setelah data terkumpul dengan lengkap dan diolah
sedemikian rupa maka tahap selanjutnya adalah mengadakan analisa
data, agar diperoleh suatu gambaran dan kesimpulan secara
menyeluruh pada Pegadaian Syariah Cabang Jl. Kusumanegara di
Yogyakarta.
5. Keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif untuk mendapatkan uji keabsahan
dilakukan
dengan
cara
credibility
(validitas
internal),
transferability(validitas eksternal), dependability (reabilitas),dan
comfirmability (obyektivitas).32
Dalam menguji keabsahan data, terdapat berbagai makna
mengenai triangulasi. Patton, melihat konseptriangulasi dalam
32
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (mixed Methods) (Bandung : Alfabeta,
2011), hlm. 365.
31
kerangka yang lebih luas. Menyatakan bahwa triangulasi dapat
dibedakan dalam33:
1. Triangulasi data: yakni digunakannya variasi sumber-sumber data
yang berbeda.
2. Triangulasi
peneliti:
disertakannya
beberapa
peneliti
atau
evaluator yang berbeda.
3. Triangulasi teori: digunakannya beberapa perspektif yang berbeda
untuk menginterpretasi data yang sama
4. Triangulasi metode: dipakainya beberapa metode berbeda untuk
meneliti suatu hal yang sama.
Berdasarkan keempat triangulasi di atas, maka peneliti
mengambil berupa triangulasi data. Berdasarkan triangulasi data
tersebut meliputi observasi, wawancara dan dokumentasi. Triangulasi
merupakan suatu pendekatan terhadap pengumpulan data dengan
mengumpulkan bukti secara seksama dari berbagai sumber yang
berbeda-beda, alat yang berbeda maupun perspektif teoritis yang
berbeda. 34 Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan
sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara
dan berbagai waktu.
Kredibilitas
untukmengganti
33
menjadi
konsep
istilah
validitas,
paling
banyak
dimaksudkan
dipilih
untukbuntuk
E. Kristi Poerwandari.,Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia,
(Depok: LPSP3 UI, 2013), hlm. 233.
34
Boy Subirosa Sabarguna, Analisis Data Pada penelitian Kualitatif (Jakarta : UI
Press, 2008), hlm. 2
32
merangkumbahasan
menyangkut
kualitas
penelitian
kualitatif.
Kredibilitas studi kualitatif terletak pada keberhasilannya mencapai
maksud mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan setting,
proses, kelompok sosial atau pola atau pola interaksi yang kompleks.
stangl dan Sarantakos menyampaikan bahwa penelitian kualitas
validitas dicoba dicapai tidak melalui manipulasi variabel, melainkan
melalui orientasinya, dan upayanya mendalami empiris, dengan
menggunakan metode paling cocok untuk pengambilan dan anaisis
data.35
Lincoln dan Guba (dalam Marshalldan Rossman)penelitian
kualitatif
tidak
sepakat
dengan
upaya
pengendalian
atau
manipulasipenelitian eksperimaental untuk meningkatkan reliabilitas.
Terdapat usulan hal-hal yang dianggapblebih penting,yaitu:
1. Koherensi, yakni bahwa metode yang dipilih memang mencapai
tujuan yang diinginkan.
2. keterbukaan, sejauh mana peneliti membuka diri dengan
memanfaatkan metode-metode yang berbeda untuk mencapai
tujuan
3. diakursus, sejauh mana dan seintensif apa peneliti mendiskusikan
apa peneliti mendiskusikan temuan dan analisisnya dengan orang
lain.36
35
E. Kristi Poerwandari.,Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia, hlm.
36
Ibid, hlm. 213-214.
207-208.
33
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi teknik
dala menguji kreadibilitas data dengan cara mengecek data kepada
sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Pemeriksaan
keabsahan data dilakukan dengan triangulasi melalui wawancara ,
dokumentasi, serta observasi
Wawancara
Observasi
Dokumentasi
Gambar. 1.3 Alur triangulas37
H. Sistematika Pembahasan
Dalam menyusun skripsi ini, penyusun mengungkap sistematika
pembahasan kesemuanya tertuang dalam empat bab dan tersusun secara
runtut sehingga memudahkan pemahaman agar maksud dan kandungan
skripsi dapat dengan mudah dipahami.
Bab I : Pendahuluan, di dalamnya berisi tentang penegasan judul, latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan
sistematika pembahasan.
Bab II : Gambaran umum pegadaian syari’ah. Pembahasan bab ini berisi
tentang sejarah berdirinya, dasar tujuan, tugas dan fungsinya, syarat
37
Ibid, hlm. 2.
34
– syarat, hak dan kewajiban pengurus, susunan pengurus, sarana
dan fasilitas.
Bab III :Analisis dari pembahasan Sistem Ekonomi Islam: Perhitungan Bagi
Hasil (Profit Sharing Dan Revenue Sharing)
Bab IV : Penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran-saran.
35
I. Keranga Berfikir
Sistem Ekonomi Islam: Perhitungan Bagi Hasil (Profit Sharing dan
Revenue Sharing) di Pegadaian Syariah Dalam Menyongsong MEA
(Studi kasus Pegadaian Syariah Cabang Jl Kusumanegara di Yogyakarta)
Kerangka teori :
1. Sistem Ekonomi
Islam
2. Perhitungan bagi
hasil Profit
Sharing dan
Revenue Sharing
3. Pegadaian Syariah
4. Masyarakat
Ekonomi ASEAN
(MEA)
1. Latar belakang
2. Rumusan masalah
3. Tujuan dan
kegunaan penelitian
1. Revenue sharing rules for
international telephony
2. Multi item fuzzy-stochastic supply
chain models for long-term
contracts with a profit sharing
scheme
3. Are rules-based government
programs shielded from specialinterest politics? Evidence from
revenue-sharing transfer in Brazil
4. General revenue sharing and
public sector unions
5. Reverse revenue sharing: a return
to fiscal federalism
Metode penelitian :
1. Metode penelitian :
kualitatif
2. Subjek dan objek
penelitian
3. Metode analisis data :
wawancara, observasi,
dokumentasi
4. Analisis data : deskriptif
kualitatif
5. keabsahan data
Masyarakat
Ekonomi ASEAN
(MEA)
Gambar 1.4. Skema Kerangka Berfikir
75
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab 3, maka dapat disimpulkan dari
temuan yang ada pada Pegadaian Syariah. Pembahasan tersebut berdasarkan
pengamatan dengan melalui alur triangulasi. Teknik tersebut digunakan untuk
mensinkronkan data yang telah ditelaah.
Pegadaian Syariah cabang Kusumanegara di Yogyakarta dalam
menerapkan karakteristik sistem ekonomi Islam hanya terdapat 1 karakter.
Karakteristik yang diterapkan yaitu al- waqi’iyah (realitas). Realitas yang
ditujukan pada Pegadaian Syariah yaitu berdasarkan visi dan misi dalam
melayani masyarakat melalui prduk yang digadaikan.
Penerapan perhitungan bagi hasil (profit sharing dan revenue sharing)
pada Pegadaian Syariah cabang Kusumanegara. Pegadaian Syariah tidak
menerapkan perhitungan bagi hasil profit sharing. Dikarenakan dana yang
diterima yaitu berasal dari pinjaman Bank Konvensional. Sedangkan revenue
sharing yang diterapkan pada pegadaian Syariah memiliki nisbah yang
ditentukan dengan 70%:30%.
B. Kritik dan Saran
Setelah menelaah lebih jauh pada penelitian, di bawah ini terdapat
kritik dan saran yang setidaknya dapat dijadikan sebagai pengembangan
Pegadaian Syariah cabang Kusumanegara Yogyakarta.
75
76
1. Kritik
a. Kurang diterapkannya
sistem ekonomi Islam dalam Pegadaian
Syariah.
b. Kurangnya pelayanan yang kurang bekenaan dalam pelayanan di awal
pembiayaan.
c. Kurang tersampaikannya nilai Islam pada karakteristik sistem
ekonomi Islam kepada nasabah.
2. Saran
Penerapan karakteristik sistem ekonomi Islam pada Pegadaian
Syariah sangat perlu untuk diperhatikan. Pegadaian Syariah perlu
memiliki penyampaian produk dengan karakter yang dilandaskan dengan
nilai Islam. Agar dengan mudahnya nasabah memahami unsur dan nilai
Islamnya pada Pegadaian Syariah cabang Kusumanegara di Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Adiwarman A Karim, Islamic Banking: Fiqh and Analysis, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2005.
Ahmad Dahlan, Bank Syariah Teoritik, Praktik, Kritik, Yogyakarta: Teras, 2012.
Andrian Sutedi, Hukum Gadai Syariah, Bandung : Alfabeta, 2011.
Anirban Saha, dkk., “Multi item fuzzy-stochastic supply chain models for longterm contracts with a profit sharing scheme”, Jounal homepage:
www.elsevier.com/locate/apm, Vol. 39, 2015.
Boy Subirosa Sabarguna, Analisis Data Pada penelitian Kualitatif, Jakarta : UI
Press, 2008.
Dwight R. Lee, “Reverse revenue sharing: a return to fiscal federalism”, Jounal of
Cato, Vol. 4, No 1 (Spring/summer, 1994).
Fauzia dan Ika Yunia, Prinsip Dasar Ekonomi Islam: Perspektif Maqasid Al
Syariah, Jakarta: Kencana, 2014.
Haider, Syed Nawab, Menggagas Ilmu Ekonomi Islam, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2009.
Hayat, “Globalisasi Perbankan Syari’ah: Tinjauan Teoritis dan Praktis Dalam
Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015”, Jurnal Studia Islamika,
Vol. 11, No.2, (Desember, 2014).
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi,
Yogyakarta : Ekonosia. 2004.
http://d-vidsu.blogspot.co.id/2012/03/profil-dan-layanan-pegadaiansyariah.html?m=1 diakses pada tanggal 25 November 2015.
Ismail, Perbankan Syariah Cet.1, Jakarta: Kencana,2011.
Laura Feiveson, “General revenue sharing and public sector unions”, Journal of
Public Economics, Vol. 125, 2015.
Lexy.
J.
Moleong,
Metode
Penelitian
Kualitatif,
Bandung
:
Remaja
Rosdakarya,1993.
Miftakhul Choiri, Pengantar Sistem Ekonomi Islam, Yogyakarta : Trust Media
Publishing, 2015.
Moeljadi, Manajemen Keuangan, Malang: Banyumedia, 2006.
Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah : edisi kedua, Yogyakarta : UPP AMP
YKPN, 2002.
Muhammad Abdul Manan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, Yogyakarta : PT.
Dana Bakhti Prima Yas, 1997.
Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, Jakarta: Kencana,
2006.
Nasution, Metode Research, Jakarta : Bumi Aksara, 1996.
Stephan Litsching, “Are rules-based government programs shielded from specialinterest politics? Evidence from revenue-sharing transfer in Brazil” Jounal
of Public Econoics, Vol. 96, 2012.
Suad Husnan, Manajemen Keangan, Tangerang Selatan: Universitas Terbuka,
2014.
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (mixed Methods), Bandung : Alfabeta,
2011.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pengantar, Jakarta : Bina aksara,
1989.
-------------------------, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT.
Rneka Ciptara, 1998.
Zubair hasan, “Profit Sharing Ratios in Mudaraba Contracts Revisited”, The
International Journal of Banking and Finance, Vol. 7. Number 1 : 2010.
TRANSKIP WAWANCARA
A: Bagaimana penerapan sistem ekonomi Islam pada Pegadaian Syariah?
B: Sesuai visi misi Pegadaian komitment membantu masyarakat.
A:Bagaimana
penggunaan
telekomunikasi
Pegadaian
Syariah
dalam
mengembangkan nilai sistem ekonomi Islam?
B: Dengan sarana yang ada, seperti telepon, hp, media sosial, tv majalah dan radio
secara intens berpromosi.
A: Bagaimana mengenalkan nilai Islam kepada nasabah mengenai perekonomian
Pegadaian Syariah?
B: Dengan melakukan literasi produk ke komunitas dan masyarakat sekitar
kantor.
A: Bagaimana hubungan Pegadaian Syariah dengan nasabah dalam mengenalkan
produk gadai syariah sebagai wujud ibadah?
B: Dalam setiap kesempatan seperti pengajian,arisan rt/rw melalui literasi produk.
A: Bagaimana HRD dalam mengatur keorganisasian di Pegadaian Syariah dengan
melibatkan produk gadai Syariah?
B: Secara sistem berjenjang dari pusat kanwil dan area cabang sebagai pelaksana.
A: Bagaimana Pegadaian Syariah dalam mengawasi nasabah yang bersangkutan
dengan produk gadai Syariah?
B: Selalu kita komunikasikan lewat sms dan telepon untuk mengingatkan.
A: Bagaimana Pegadaian Syariah memasarkan produk gadai syariah kepada
nasabah?
B: melalui literasi dan promosi.
A: Bagaimana Pegadaian Syariah membangun nama baik produk gadai syariah
dihadapan nasabah?
B: Konsisten dalam promosi dan tepat waktu dalam perjanjian.
A: Bagaimana media pemasaran Produk gadai syariah pada Pegadaian Syariah
dalam menarik nasabah?
B: Edukasi ke nasabah pentingnya tabungan dalam berbentuk emas.
A: Bagaimana bentuuk pengawasan biaya dari produk gadai syariah agar tidak
terjadi kemacetan pada nasabah?
B: Komnikasi yang intens.
A: Bagaimana perekrutan biaya pendapatan pada Pegadaian Syariah dalam
berinfak ke dinas sosial?
B: Skema sistem akan terbagi oleh kantor pusat.
A: Bagaimana penentuan dari harga pasar pada produk gadai di Pegadaian
Syariah?
B: Kalo dari harga pasarnya sih ya nanti dikalikan 55% mbak, kalo elektronik itu
sih dari harga second. Kalo emas itu sih dari harga jualnya.
A: Bagaimana taksiran harga yang ditentukan pada produk gadai di Pegadaian
Syariah?
B: Taksiran harga ditentukan dari harga produk gadai second untuk elektronik,
harga jual dari emas, kemudian dikalikan dengan margin 92%.
MEANING UNIT
Meaning unit
Sesuai visi misi
Pegadaian komitment
membantu masyarakat.
Meaning deskriptif
Komitment yang dimiliki
Pegadaian Syariah,
disesuaikan dengan visi
dan misi.
Dengan sarana yang ada, Pegadaian Syariah dalam
seperti telepon, hp, media mempromosikan produk
gadai melalui sarana yang
sosial, tv majalah dan
meliputi telepon, hp,
radio secara intens
media sosial, tv, majalah
berpromosi.
dan radio secara intens.
Pegadaian Syariah dalam
Dengan melakukan
menawarkan produknya
literasi produk ke
melalui brosur tentang
komunitas dan
gadai syariah ke sejumlah
masyarakat sekitar
komunitas dan
kantor.
masyarakat yang berada
di sekitar kantor.
Dalam setiap kesempatan Pegadaian Syariah dalam
menawarkan produk
seperti pengajian,arisan
gadai melalui brosur yang
rt/rw melalui literasi
dibagikan kepada
produk.
kelompok arisan dan
rt/rw.
Secara sistem berjenjang HRD di Pegadaian
Syariah dalam mengatur
dari pusat kanwil dan
keorganisasian dilakukan
area cabang sebagai
secara berjenjang.
pelaksana.
melalui proses secara
berjenjang dari pusat
kanwil, kemudian dari
cabang Pegadaian
Syariah menjadi
pelaksana.
Pegadaian Selalu
Selalu kita
komunikasikan lewat sms mengawasi nasabah
dikomunikasikan melalui
dan telepon untuk
sms dan telepon sebagai
mengingatkan.
alat untuk mengingatkan.
Pegadaian Syariah dalam
melalui literasi dan
memasarkan produk
promosi.
gadainya melalui brosur
dan promosi produk.
Konsisten dalam promosi Pegadaian Syariah dalam
Meaning interpretatif
Komitmen sesuai dengan
visi dan misi
Mempromosikannya
secara intens
Brosur dibagikan ke
komunitas dan
masyarakat sekitar kantor
Penawaran produk gadai
melalui pengajian dan
arisan rt/rw
Keorganisasian
diPegadaian Syariah
secara berjenjang dari
kanwil ke cabang.
Mengingatkan nasabah
melalui sms dan telepon
Pemasarannya melalui
brosur dan promosi
Membangun nama baik
dan tepat waktu dalam
perjanjian.
Edukasi ke nasabah
pentingnya tabungan
dalam berbentuk emas.
Komunikasi yang intens.
Skema sistem akan
terbagi oleh kantor pusat.
Kalo dari harga pasarnya
sih ya nanti dikalikan
55% mbak, kalo
elektronik itu sih dari
harga second. Kalo emas
itu sih dari harga jualnya.
Taksiran harga
ditentukan dari harga
produk gadai second
untuk elektronik, harga
jual dari emas, kemudian
dikalikan dengan margin
92%.
Kalo ngangsur sih
terserah dari
pengangsurnya mau
mbayar berapa, tinggal
membangun nama baik di
hadapan nasabah
dilakukan secara tepat
waktu ketika pada saat
perjanjian
Media pemasaran produk
pada Pegadaian Syariah
dalam menarik nasabah
berdasarkan pengajaran
mengenai pentingnya
tabungan dalam
berbentuk emas.
Pengawasan produk
gadai agar tidak terjadi
kemacetan yaitu melalui
komunikasi secara
berulang-ulang.
Pegadaian Syariah dalam
merekrut pendapatan
untuk berinfak
berdasarkan skema
sistem yang sudah terbagi
dari kantor pusat.
Harga pasar yang
diberikan dari pihak
nasabah mengenai
produk gadai sesuai
dengan margin 55%dari
harga second untuk
barang elektronik.
Mengenai harga pasar
emas disesuaikan dengan
harga jualnya.
Pegadaian Syariah dalam
membuat taksiran harga
harga baik dari emas
maupun elektronik yaitu
ditentukan dengan
margin 92%
secara tepat waktu dalam
perjanjian
Pengembalian uang yang
dipinjam saat menebus
produk gadai, dalam
mengangsurnya terserah
dari nasabah.
Pembayaran angsuran
ditambahkan biaya sewa
per 10 hari.
Media pemasaran produk
gadai sesuai pengajaran
dalam tabungan
yangberbentuk emas.
Pengawasan dilakukan
melalui komunikasi
secara berulang-ulang
Dana yang diinfakan
sudah diatur oleh kantor
pusat.
Harga pasarnya
ditentukan dengan
mengkalikan 55%.
Harga taksirannya
dengan margin senilai
92%.
ditambahkan biaya
sewanya yang per 10
harinya itu mbak.
kalo udah nyampek jatuh
tempo ya biasanya sih
langsung dilelangkan
kalo gak ya dari
pengangsur ya minta
perpanjangan waktu.
Pelelangannya itu kan
terserah kita mbak, kan
jadwalnya sebulan 3 kali
mbak.
Pengembalian yang
dibayarkan yaitu sesuai
dana yangakan
dibayarkan oleh nasabah.
berdasarkan besar
pembayarannya
kemudian ditambahkan
dengan jumlah biaya
sewa per 10 hari.
Sikap Pegadaian Syariah
ketika nasabah belum
membayar sampai
tanggal jatuh tempo yaitu
dilelangkan. Apabila
nasabah masih sanggup
dalm mengangsur yaitu
Pegadaian Syariah
memberikan
perpanjangan waktu
kepada nasabah.
Jadwal pelelangan
produk gadai di
Pegadaian Syariah,
waktunya ditentukan oleh
Pegadaian Syariah.
Jadwal pelelangan yang
dilakukan oleh Pegadaian
Syariah yaitu dalam
jangka waktu satu bulan
selama 3 kali.
Ketika sudah jatuh tempo
maka produk gadai akan
dielangkan.
Apabila
nasabah masih sanggup
dalam membayar maka
dikenakan perpanjangan
waktu
Pelelangan produk gadai
syariah
disesuaikan
dengan jadwal lelang
yang sudah dijadwalkan
oleh Pegadaian Syariah.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Nama
Tempat/Tgl. Lahir
Alamat
Nama Ayah
Nama Ibu
: Yuniarti Pamili
: Kebumen, 4 Juni 1992
: DK Krajan, RT/RW: 01/02, Ds. Ampih, Kec. Buluspesantren,
Kab.
Kebumen
: Marwito
: Tulariyah
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. SD N Ampih 1998-2005
b. SMP N 2 Buluspesantren, tahun 2005-2008
c. SMA N 1 Buluspesantren, tahun 2008-2011
d. UIN Sunan Kaliga Yogyakarta, tahun 2011-saat ini
C. CP/e-mail: 085701088459/ [email protected]
Yogyakarta, 24 Maret 2016
Yuniarti Pamili
Download