Analisis Citra Destinasi - Bappeda Kota Yogyakarta

advertisement
03
Analisis Citra Destinasi
dan Pengaruhnya Terhadap Minat
untuk Merekomendasikan Kunjungan
Wisatawan Nusantara ke Kota Yogyakarta
Purwani Retno Andalas
Fakultas Bisnis, Universitas Kristen Duta Wacana
[email protected]
Lucia Nurbani Kar ka
Fakultas Bisnis, Universitas Kristen Duta Wacana
ciakar [email protected]
28 | Jurnal Peneli an BAPPEDA Kota Yogyakarta 2016
Abdi Dalem
Abdi Dalem merupakan perangkat pen ng
dalam pelaksana harian Keraton Ngayogyakarto
yang juga menjadi elemen pen ng dalam
pelestarian budaya sopan santun dan
penarik minat wisata Kota Ngayogyakarta
Abstract
This research is to analyze the effect of des na on image toward inten on of
domes c tourist to recommend other people to visit Yogyakarta, and sa sfac on
variable is as media on. The data collec on is using purposive sampling. This
primary data is analyzed using simple linier regression, double linier regression, path
analysis and sobel test. The results show that the des na on image significantly
influences the tourist's sa sfac on who visit who visit Yogyakarta, and also show
that the des na on image significantly influences tourist's inten on to recommend
other people to visit Yogyakarta. And the effect of des na on image toward
inten on of domes c tourist to recommend other people to visit Yogyakarta which is
mediated by their sa sfac on a er visi ng Yogyakarta.
Keywords: des na on image, sa sfac on, inten on to recommend
Jurnal Peneli an BAPPEDA Kota Yogyakarta 2016 | 29
PENDAHULUAN
Pariwisata merupakan salah satu industri andalan Kota Yogyakarta, sesuai dengan
Visi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta yaitu “Terwujudnya Kota
Yogyakarta sebagai Kota Pariwisata berbasis budaya yang bertumpu pada kekuatan dan
keunggulan budaya dan dapat menjadi lokomo f pembangunan Kota Yogyakarta secara
menyeluruh“. Hal ini menjadikan industri pariwisata mempunyai peranan pen ng dalam
upaya pembangunan dan pengembangan kota Yogyakarta.
Salah satu sumber informasi daerah wisata yang memiliki kemampuan s muli yang
kuat untuk mempengaruhi minat orang-orang untuk berkunjung ke suatu daerah wisata
adalah melalui pengalaman orang lain, seper teman, kerabat, atau orang-orang yang
menjadi pemimpin opini. Hal ini disebabkan pariwisata adalah suatu produk yang
didominasi oleh industri jasa, sehingga pengalaman orang lain akan dapat menyakinkan
orang akan daya tarik dari obyek wisata tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka
rekomendasi wisatawan yang pernah berkunjung dan merasakan kepuasaan selama
nggal di Yogyakarta kepada orang lain, akan memberikan s muli yang posi f untuk
membangun minat orang-orang, sehingga dapat diharapkan jumlah wisatawan yang
berkunjung ke Yogyakarta akan meningkat
Citra tujuan wisata menentukan peran fundamental dalam keberhasilan suatu
daerah tujuan wisata. Hal ini karena citra tujuan wisata memberi efek mul dimensi baik
masyarakat lokal maupun wisatawan. Persepsi terhadap citra daerah tujuan wisata
mempengaruhi kepuasan dan niat untuk mengunjungi lokasi terkait di waktu yang akan
datang, yang tentu saja tergantung pada kemampuan daerah tujuan wisata tersebut
untuk memberikan pengalaman posi f yang tak terlupakan yang diperoleh selama
berwisata. Beerli & Mar n, 2004 dalam Roos ka 2012
mengkonfirmasi bahwa hasil
peneli an empiris mendukung adanya citra daerah tujuan yang berpengaruh posi f
terhadap kepuasan dan perilaku wisatawan. Bigne et al 2001 dalam Roos ka 2012,
mereka mengkonfirmasi bahwa hasil peneli an citra des nasi berpengaruh posi f
terhadap kepuasaan dan perilaku wisatawan.
TUJUAN DAN MANFAAT
Peneli an ini
dimaksudkan untuk mendeskripsikan citra persep f atas kota
Yogyakarta sebagai kota tujuan wisata oleh wisatawan nusantara yang berkunjung.
Persepsi atas citra kota Yogyakarta pada peneli an ini, dipilahkan menjadi kelompok citra
yaitu sebagai kota wisata budaya, kota wisata belanja, kota pendidikan dan kota wisata
30 | Jurnal Peneli an BAPPEDA Kota Yogyakarta 2016
Pasar Beringharjo
Pasar Beringharjo merupakan
salah satu des nasi wisata yang menyediakan
berbagai produk khas daerah dengan
harga yang terjangkau
minat khusus. Selanjutnya, analisis dimaksudkan untuk menguji apakah citra des nasi
berpengaruh terhadap kepuasaan wisatawan yang berkunjung. Kedua, menguji apakah
citra des nasi berpengaruh terhadap kesediaan wisatawan untuk merekomendasikan
orang lain untuk berkunjung ke Yogyakarta. Ke ga, menguji apakah interaksi pengaruh
citra des nasi terhadap kesediaan wisatawaan untuk merekomendasikan orang lain
untuk berkunjung, dimediasi oleh kepuasaan mereka setelah mengunjungi kota
Yogyakarta.
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Citra Des nasi
Menyadari ar pen ng industri pariwisata secara ekonomi, maka se ap daerah
berusaha memberikan layanan terbaik pada wisatawannya, dampaknya pasar untuk
industri ini semakin kompe
f. Untuk mendapatkan posisi sebagai pemimpin pasar,
strategi melalui saluran komunikasi dapat diberdayakan. Tujuan dari kegiatan tersebut
adalah untuk membangun citra yang kuat dalam rangka menghasilkan daya tarik yang
kuat dari sebuah des nasi. Ke ka wisatawan menilai dan mengevaluasi des nasi,
persepsi terhadap des nasi merupakan komponen kunci untuk melakukan kunjungan
atau dak. Ar nya proses pembentukan citra merupakan tahapan yang sangat kri s bagi
wisatawan. Konsekuensinya, citra des nasi akan memainkan peran pen ng, baik dalam
menarik atau menahan wisatawan, Andreassen & Lindestad 1998 dalan Raharso 2008.
Citra des nasi sering juga dikatakan sebagai merek suatu tempat (des na on brand).
Lebih jauh dikemukakan bahwa perilaku posi f dapat digunakan untuk megukur kekuatan
afeksi suatu tujuan wisata. Pendekatan afeksi ini dianggap dapat menjelaskan mengapa
dan bagaimana wisatawan ingin untuk berkunjung lagi dan menyarankan calon
Jurnal Peneli an BAPPEDA Kota Yogyakarta 2016 | 31
wisatawan lain untuk berkunjung. Citra des nasi adalah interprestasi dari hasil evaluasi
dan emosi konsumen sebagai akibat dari dua komponen yaitu citra kogni f dan citra
afek f (Ekinci & Hosany, 2006 dalam Roos ka 2012). Citra kogni f lebih merujuk pada
pengetahuan konsumen sedangkan citra afek f lebih pada perasaan terhadap suatu
obyek tertentu. Dalam peneli an ini hanya mengadopsi citra afek f saja. Menurut Ekinci
dan Hosany 2006 dalam Darmatus dan Triatmojo 2012 aspek afek f dari des na on
image terbuk lebih baik untuk menges masi inten on to recommend wisatawan.
Perasaan-perasaan tersebut diturunkan dari pengalaman individual wisatawan terhadap
des nasi.
Citra tujuan wisata menentukan peran fundamental dalam keberhasilan suatu
daerah tujuan wisata. Hal ini karena citra tujuan wisata memberi efek mul dimensi baik
masyarakat lokal maupun wisatawan. Persepsi terhadap citra daerah tujuan wisata
mempengaruhi kepuasan dan niat untuk mengunjungi lokasi terkait di waktu yang akan
datang, yang tentu saja tergantung pada kemampuan daerah tujuan wisata tersebut
untuk memberikan pengalaman posi f yang tak terlupakan yang diperoleh selama
berwisata, Beerli & Mar n, 2004 dalam Roos ka 2012. Mereka mengkonfirmasi bahwa
hasil peneli an empiris mendukung adanya citra daerah tujuan yang berpengaruh posi f
terhadap kepuasan dan perilaku wisatawan. Bigne et al 2001 dalam Roos ka 2012 ,
mereka mengkonfirmasi bahwa hasil peneli an citra des nasi berpengaruh posi f
terhadap kepuasaan dan perilaku wisatawan. Citra des nasi mempengaruhi ngkat
kepuasan secara posi f (Phelps 1986; Bigne et al. 2001; Bigne et al. 2005 dalam
Darmastu dan Triatmojo 2009), maka hipotesis yang pertama adalah
H1: Citra des nasi berpengaruh posi f terhadap kepuasan wisatawan domes k
yang sedang berkunjung ke Yogyakarta.
Kepuasan Wisatawan
Di era sekarang, konsep kepuasan dak hanya semata-mata mencari laba, namun
juga untuk memuaskan konsumen, menurut Kotler (2007;61) dalam Wijaya Putra 2011
kepuasan konsumen adalah ngkat perasaan seseorang setelah membandingkan antara
kinerja yang dirasakan dengan harapan. Konsumen yang dak merasa puas atas kualitas
dan pelayanan yang diperoleh cenderung menimbulkan masalah, sebaliknya apabila
mereka puas maka akan tercipta hubungan yang baik dan harmonis. Kepuasan konsumen
dapat memberikan beberapa manfaat, seper yang disebutkan oleh Tjiptono (2007;24)
32 | Jurnal Peneli an BAPPEDA Kota Yogyakarta 2016
sebagai berikut, a. hubungan antara konsumen dan perusahaan menjadi harmonis, b.
memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang, c. terciptanya loyalitas konsumen, d.
membentuk rekomendasi dari mulut ke mulut, dalam Wijaya Putra 2011.
Konsumen yang
puas akan merek suatu tempat yang digunakannya akan
memberitahukan kelebihan-kelebihan merek tersebut kepada orang lain, dan
selanjutnya konsumen akan merekomendasikannya kepada orang lain. Rekomendasi
pelanggan merupakan alat promosi dan penjualan yang sangat efek f dalam
mempengaruhi calon prospek (Silverman 2001 dalam Basalamah 2010). Hal ini
merupakan salah satu strategi komunikasi pemasaran yang mendasar yang sering disebut
dengan Word of Mouth. Besarnya frekuensi orang membicarakan merek suatu tempat
kepada orang yang tepat dengan cara yang benar merupakan hal yang paling pen ng.
Word of Mouth lebih dipercaya dibandingkan oleh seorang sales person dan dapat
menjangkau konsumen lebih cepat daripada iklan maupun direct mail, karena kekuatan
word of mouth terletak pada kemampuannya dalam memberikan rekomendasi (Dye
2000 dalam Basamalah 2010). Harapan konsumen dapat dibentuk dari pengalaman
masa lalu, komentar dari kerabat, teman serta janji dan informasi dari pemasar dan
saingannya. Terciptanya kepuasan konsumen akan memberi manfaat kepada produsen
penyedia produk atau jasa karena pembeli merasa terpenuhi keinginannya dan
kebutuhan akan membeli ulang dan terciptanya loyalitas terhadap jasa pelayanan yang
diterima, selain itu mereka akan merekomendasikan dari mulut ke mulut kepada teman
sekitarnya untuk menggunakan produk atau jasa tersebut. Bigne et al 2005 dan Baker dan
Crompton 2000 dalam Darmastu dan Triatmojo 2009 mengatakan bahwa kepuasaan
memiliki hubungan yang posi f terhadap minat untuk merekomendasikan, maka
hipotesis yang kedua adalah:
H2: Kepuasaan wisatawan domes k berpengaruh posi f terhadap minat untuk
merekomendasikan.
Minat memberikan rekomendasi
Dalam kehidupan sehari-hari orang senang sekali untuk membagi pengalaman
tentang sesuatu. Misalnya membicarakn restoran, produk yang dibeli atau mengenai
pengalaman yang dialami, kemudian merekomendasikannya kepada orang lain. Bila
pengalaman itu posi f dan mereka puas maka rekomendasi tersebut bisa menjadi alat
promosi yang efek f. Konsumen yang puas akan merek yang digunakannya akan
Jurnal Peneli an BAPPEDA Kota Yogyakarta 2016 | 33
memberitahukan kelebihan-kelebihan merek tersebut kepada orang lain, dan
selanjutnya konsumen akan merekomendasikannya kepada orang lain. Rekomendasi
pelanggan merupakan alat promosi dan penjualan yang sangat efek f dalam
mempengaruhi calon prospek, Silverman, 2001 dalam Basalamah 2010. Komunikasi ini
dapat berupa pembicaraan atau tes monial yang dilakukan orang yang membicarakan
mengenai suatu produk atau jasa. Dunia pemasaran benar-benar berkisar pada word of
mouth, bukan pada iklan. Banyak pemasar yang baru menyadari bahwa membuat
pelanggan datang dan membeli produk merupakan cara terbaik untuk meningkatkan
penjualan. Besarnya frekuensi orang membicarakan merek kepada orang yang tepat
dengan cara yang benar merupakan hal yang paling pen ng yang dapat diupayakan oleh
seorang pemasar. S muli yang dapat mempengaruhi citra adalah bahan tertulis untuk
promosi (brosur perjalanan, poster), media (koran, majalah, televisi, buku, film), serta
pendapat orang lain (keluarga, teman, agen perjalanan). Pengaruh dapat terjadi melalui
ga hal menurut East, Lomax, Narain 2001 yaitu sosial (dari mulut ke mulut,
individu/pencarian sendiri) atau melalui media masa (media komunikasi pemasaran,
editorial).
Pendekatan afeksi ini dianggap dapat menjelaskan mengapa dan bagaimana turis
ingin untuk berkunjung lagi dan menyarankan calon wisatawan lain untuk berkunjung,
dalam Roos ka 2012.
Perilaku paska kunjung dan
seberapa baik wisatawan
mengevaluasi kunjungannya akan mempengaruhi minatnya untuk melakukan kunjungan
kembali serta kemauan mereka untuk merekomendasikannya ke orang lain (Bigne,
Sanchez dan Sanz 2005, Kotler 1999 dalam Darmastu
dan Triatmojo 2009) maka
hipotesis yang ke ga adalah:
H3: Interaksi pengaruh citra des nasi terhadap minat untuk merekomendasikan
dimediasi oleh kepuasaan wisatawan domes k.
MODEL PENELITIAN
Model peneli an dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 1. Model Analisis Jalur
34 | Jurnal Peneli an BAPPEDA Kota Yogyakarta 2016
METODE PENELITIAN
Peneli an ini dilakukan dengan menggunakan metode peneli an kualita f dan
kuan ta f. Metode ini bertujuan untuk dapat mengetahui sikap wisatawan domes k
yang berkunjung di kota Yogyakarta. Peneli an dilakukan dengan cara mewawancarai
secara langsung (face to face interview) terhadap sejumlah responden, dengan bantuan
kuesioner yang terstruktur. Populasi dari peneli an ini adalah wisatawan dengan kriteria
tertentu yaitu wisatawan domes k yang sedang berkunjung ke Yogyakarta dengan usia
mulai di atas 18 tahun. Survei dilakukan dalam waktu 4 bulan. Sampel dalam peneli an ini
adalah sebanyak 150 orang (responden). Penentuan sampel ini mengingat keterbatasan
sumber yang dimiliki dan dak diketahuinya secara pas besarnya populasi. Untuk
memperoleh data responden yang sedang berkunjung ke Yogyakarta,
penulis
menggunakan metode non-probality sampling, dimana se ap anggota populasi dak
memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Sedangkan teknik
pengambilan sampel yang dipakai adalah purposive sampling. Teknik purposive sampling
berar anggota populasi yang kebetulan dijumpai atau ditemui oleh peneli dapat
diambil sebagai sampel sepanjang memenuhi karakteris k anggota populasi (Wijaya,
2007:7).
Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis jalur (path analysis). Analisis jalur
merupakan perluasan dari analisis regresi linear berganda, atau analisis jalur adalah
penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel (model
causal) yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori (Ghozali, 2012). Selanjutnya
menurut Ghozali (2012), untuk melakukan pengujian hipotesis mediasi dapat dilakukan
dengan prosedur yang dikembangkan oleh Sobel (1982) dan dikenal dengan uji Sobel
(Sobel test). Adapun nan nya uji Sobel ini dilakukan dengan cara menguji kekuatan
pengaruh dak langsung variabel independen ke variabel dependen melalui variabel
mediasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil analisis tentang persepsi citra wisatawan nusantara atas Kota Yogyakarta
dapat dikemukakan bahwa wisatawan nusantara mempersepsi secara posi f terhadap
kota Yogyakarta, baik sebagai kota wisata Budaya, Kota wisata Belanja, kota Pendidikan
maupun Kota wisata minat khusus. Ranking kekuatan persepsi atas Kota Yogyakarta di
benak wisatawan nusantara secara berurutan adalah : citra sebagai kota wisata belanja,
citra sebagai kota wisata budaya, citra sebagai kota pendidikan dan terakhir dicitrakan
sebagai kota wisata minat khusus.
Jurnal Peneli an BAPPEDA Kota Yogyakarta 2016 | 35
Analisa Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linier sederhana biasanya untuk menguji pengaruh satu independent
variable dan satu dependent variable. Dalam hal ini analisis dilakukan untuk menguji
pengaruh Citra Des nasi, yaitu Kota Yogyakarta terhadap Kepuasan Wisatawan domes k
yang berkunjung.
Dari hasil analisis regresi linier sederhana yang telah dilakukan terkait pengaruh citra
des nasi wisatawan domes k yang datang ke Kota Yogyakarta terhadap kepuasan
wisatawan, diperoleh persamaan regresi linear sederhana sebagai berikut.
(p1) = Y = 3.577 + 0,503 X
X=Citra des nasi
Y= Kepuasan
Hasil analisis regresi linier sederhana, diperoleh bahwa nilai sig. adalah 0,000.
Dengan kata lain, nilai ini berada di bawah 0,05. Karena nilai sig. p < 0,05, maka dapat
diar kan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara citra des nasi atau citra
tujuan wisata dengan kepuasan kunjungan wisatawan domes k ke Yogyakarta. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa citra des nasi sebagai independent variable memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kunjungan wisatawan domes k ke
Yogyakarta sebagai dependent variable.
Karena nilai adjusted R Square adalah sebesar 0,357, atau 35,7%, ar nya variasi
perubahan variabel kepuasan dipengaruhi oleh variasi perubahan variabel citra des nasi
sebesar 35,7% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar model yang diteli .
Analisa Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda ini dilakukan untuk menguji pengaruh Citra Des nasi
dan Kepuasaan terhadap Minat untuk Merekomendasikan Wisatawan Domes k ke
Yogyakarta. Independent variable yang dapat mempengaruhi dependent variable dalam
hubungan ini berjumlah lebih dari satu. Oleh sebab itu analisis yang digunakan adalah
analisis regresi linier berganda. .
Persamaan Regresi Linear Berganda
Dari perhitungan menggunakan program SPSS dapat diperoleh persamaan regresi
linear berganda sebagai berikut.
Y = 5.732 + 0.298 X1 + 0.204 X2
36 | Jurnal Peneli an BAPPEDA Kota Yogyakarta 2016
Y : Minat merekomendasi
X1 : Citra des nasi
X2 : Kepuasan
Uji Hipotesis
Pengujian
pengaruh sebuah independent variable secara individual terhadap
sebuat dependent variable dilakukan dengan uji t. Hasil uji parsial pengaruh citra des nasi
dan kepuasan
terhadap minat merekomendasi wisatawan untuk berkunjung ke
Yogyakarta diuraikan sebagai berikut.
a. Pengaruh Citra des nasi terhadap minat untuk merekomendasi kunjungan
wisatawan
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda, diperoleh bahwa nilai sig. uji t
pengaruh citra des nasi terhadap minat untuk merekomendasikan adalah 0,000. Nilai ini
lebih kecil dari 0,05. Perolehan sig. p < 0,05 , berar bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara citra des nasi terhadap minat untuk merekomendasikan. Oleh karena
itu dapat disimpulkan bahwa citra atas Kota Yogyakarta (sebagai independent variable)
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap minat wisatawan untuk
merekomendasikan wisatawan nusantara (sebagai dependent variable) agar datang ke
Yogyakarta.
b. Pengaruh Kepuasan terhadap minat untuk merekomendasikan kunjungan
wisatawan
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda, diperoleh bahwa nilai sig. uji t
pengaruh kepuasan terhadap minat untuk merekomendasikan adalah 0,000. Nilai ini
berada di bawah 0,05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
antara kepuasan terhadap minat untuk merekomendasikan. Oleh karena itu, dapat
diambil kesimpulan bahwa kepuasan wisatawan yang telah berkunjung ke Yogyakarta
(sebagai independent variable) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap minat
untuk merekomendasikan wisatawan nusantara ke Yogyakarta (sebagai dependent
variable).
Uji pengaruh secara simultan
Pada tabel hasil analisis regresi berganda, dapat dilihat bahwa nilai sig. uji F adalah
Jurnal Peneli an BAPPEDA Kota Yogyakarta 2016 | 37
63.402 dengan nilai sig. 0.000. Angka ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel
citra des nasi dan kepuasan kunjungan wisatawan berpengaruh signifikan terhadap
minat merekomendasi wisatawan untuk berkunjung ke Yogyakarta.
Analisa Jalur (Path Analysis)
Analisis jalur ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh citra des nasi dan kepuasan
terhadap minat merekomendasi wisatawan untuk datang ke Yogyakarta, serta untuk
menguji apakah pengaruh citra de nasi terhadap minat merekomendasi dimediasi oleh
kepuasan wisatawan. Untuk menguji signifikansi variabel pemediasi di lakukan pula
pengujian dengan Sobel Test.
Dari model kerangka teori s dapat dilihat hubungan kausalitas antar variabel
berdasarkan teori yang ada. Anak panah menunjukkan hubungan antar variabel. Model
bergerak dari kiri ke kanan dengan implikasi prioritas hubungan kausal variabel yang
dekat ke sebelah kiri. Se ap nilai p menggambarkan jalur dan koefisien jalur. Berdasarkan
gambar model kerangka teori s diajukan hubungan berdasarkan teori bahwa citra
des nasi mempunyai hubungan langsung dengan minat merekomendasi (p1). Namun
demikian citra des nasi juga mempunyai hubungan
dak langsung terhadap minat
merekomendasi, yaitu dari citra des nasi mempengaruhi kepuasan wisatawan (p2) baru
kemudian mempengaruhi minat untuk merekomendasi (p3). Total pengaruh hubungan
dari citra des nasi terhadap minat merekomendasi (korelasi antara citra dengan minat
merekomendasi) sama dengan pengaruh langsung citra terhadap minat merekomendasi
(koefisien path atau regresi p1) ditambah pengaruh dak langsung yaitu koefisien path
dari citra ke kepuasan wisatawan, yakni p2 dikalikan dengan koefisien path dari kepuasan
wisatawan ke minat merekomendasi yaitu p3. Secara matema s dapat dituliskan sebagai
berikut:
Pengaruh langsung:
Citra ke minat merekomendasi
= p1
Pengaruh dak langsung:
Citra ke kepuasan ke minat merekomendasi
= p2 x p3
Total pengaruh
(korelasi citra dan kepuasan ke minat merekomendasi)
= p1 + (p2 x p3)
Koefisien jalur adalah standardized koefisien regresi (Ghozali, 2012). Koefisien jalur
dihitung dengan membuat dua persamaan struktural yaitu persamaan regresi yang
38 | Jurnal Peneli an BAPPEDA Kota Yogyakarta 2016
menunjukkan hubungan yang dihipotesiskan. Dalam hal ini ada dua persamaan tersebut
adalah:
Kepuasan wisatawan
= α + p2citra + e1
(1)
Minat merekomendasi
=α + p1 citra + p3 kepuasan wisatawan + e2
(2)
Standardized koefisien untuk citra pada persamaan (1) akan memberikan nilai p2.
Sedangkan koefisien untuk citra dan kepuasan wisatawan pada persamaan (2) akan
memberikan nilai p1 dan p3. Hasil perhitungan menggunakan SPSS memberikan nilai
koefisien unstandardized beta citra pada persamaan (1) sebesar 0,503 dan signifikan pada
0.000 yang berar
citra mempengaruhi kepuasan wisatawan. Nilai koefisien
unstandardized beta 0,503 merupakan nilai path atau jalur p2. Pada output SPSS
persamaan regresi (2) nilai unstandardized beta untuk citra 0,298 dan kepuasan wisatawan
0,204 semuanya signifikan. Nilai unstandardized beta citra 0,298 merupakan nilai jalur
path p1 dan nilai unstandardized beta kepuasan wisatawan 0,204 merupakan nilai jalur
path p3.
Gambar 2. Hasil Analisis Jalur
Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa variabel citra des nasi dapat berpengaruh
langsung terhadap minat merekomendasi wisatawan untuk datang ke Yogyakarta, dan
dapat pula berpengaruh dak langsung, yaitu terlebih dahulu mempengaruhi kepuasan
wisatawan (sebagai variabel antara), baru kemudian berpengaruh terhadap minat
merekomendasi wisatawan. Adapun besarnya pengaruh langsung yaitu 0,298, sedangkan
besarnya pengaruh dak langsung dihitung dengan mengalikan koefisien dak langsung,
yaitu 0,503 X 0,204 = 0,1026, sehingga total pengaruh citra des nasi terhadap minat
merekomendasi = 0,298 + 0,1026 = 0,4006.
Jurnal Peneli an BAPPEDA Kota Yogyakarta 2016 | 39
Pengaruh mediasi ditunjukkan oleh perkalian koefisien p2 X p3, yaitu sebesar
0,1026. Sedangkan signifikansi pengaruh tersebut diuji dengan test Sobel sebagai berikut.
Perhitungan standar error dari koefisien indirect effect (Sp2p3) (Ghozali, 2012) :
Oleh karena nilai t hitung = 3,61056 lebih besar dari t tabel dengan ngkat signifikansi
0,05 yaitu sebesar 1,98, maka dapat disimpulkan bahwa koefisien mediasi 0,102612
signifikan, yang berar ada pengaruh mediasi yang siginifikan.
KESIMPULAN
1. Kota Yogyakarta dipersepsikan secara posi f oleh wisatawan nusantara baik
sebagai kota wisata Budaya, Kota wisata Belanja, kota Pendidikan maupun
Kota wisata minat khusus.
2. Ranking kekuatan persepsi atas kota Yogyakarta di benak wisatawan
nusantara secara berurutan adalah : citra sebagai kota wisata belanja, citra
sebagai kota wisata budaya, citra sebagai kota pendidikan dan terakhir
dicitrakan sebagai kota wisata minat khusus.
3. Citra atas kota Yogyakarta berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
wisatawan nusantara yang berkunjung.
4. Citra atas kota Yogyakarta berpengaruh signifikan terhadap kesediaan atau
minat wisatawan untuk merekomendasikan kunjungan ke Yogyakarta kepada
orang-orang yang belum pernah mengunjungi kota Yogyakarta.
5. Pengaruh citra atas kota Yogyakarta terhadap minat wisatawan
merekomendasi kunjungan ke Yogyakarta kepada orang lain yang belum
pernah ke Yogyakarta, dimediasi oleh kepuasan mereka setelah mengunjungi
kota Yogyakarta.
40 | Jurnal Peneli an BAPPEDA Kota Yogyakarta 2016
REKOMENDASI
1. Dari hasil peneli an diperoleh kesimpulan bahwa kota Yogyakarta paling kuat
dicitrakan sebagai kota wisata belanja, baru kemudian sebagai kota wisata
budaya, kota pendidikan dan kota wisata minat khusus. Oleh karena itu, pihak
instansi terkait dilingkungan Pemerintahan Kota Yogyakarta perlu
mengevaluasi dan merancang kebijakan dan program untuk membangun
citra yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Pemerintah Kota.
2. Bagi instansi yang terkait dengan pengambilan kebijakan dibidang pariwisata
di Kota Yogyakarta, perlu membangun citra kota Yogyakarta melalui profram
komunikasi pemasaran yang terpadu dan terintegrasi, terus-menerus dan
konsisten, sehingga citra yang diharapkan terbentuk apakah sebagai kota
Budaya, Kota Belanja, kota Pendidikan ataukah kota Wisata Minat khusus akan
terbangun dan ber ahan di benak para wisatawan yang berkunjung.
3. Perlu dibangun infrastruktur pariwisata, melipu
Ameni es, Access dan
A rac on yang memadai serta kesadaran di kalangan masyarakat pariwisata
akan pen ngnya memberikan layanan yang berkualitas
kepada para
wisatawan, agar wisatawan yang berkunjung memperoleh pengalaman yang
memuaskan , dan pada gilirannya bersedia merekomendasikan kepada orang
lain untuk mengunjungi kota Yogyakarta.
4. Bagi peneli
yang akan datang hendaknya melengkapi
keterbatasan-
keterbatasan dari peneli an ini serta mengakomodasi variabel lain yang
belum diteli .
5. Rekomendasi langsung dari wisatawan yang telah berkunjung ke Kota
Yogyakarta kepada orang lain, merupakan promosi yang efek f sebagai
pendorong minat wisatawan potensial untuk datang ke Kota Yogyakarta. Oleh
karena itu, diperlukan kajian tentang kesediaan wisatawan yang telah
berkunjung untuk merekomendasikan Kota Yogyakarta kepada orang lain
sebagai tujuan wisatanya.
DAFTAR PUSTAKA
Aaker, Jennifer L, 1997, Dimensions of Brand Personality, Journal of Marke ng
Research Vol XXXIV, August 1997, 347-356
Ayad, Tamer Hamdy Abd El La f dan Shujun, Ye, 2013, Perceived Egypt's
Des na on Image by Chinese University Students, African Journal of Business
Management, Vol. 7 (41), ISSN 1993-8233 2013 Academic Journals
Jurnal Peneli an BAPPEDA Kota Yogyakarta 2016 | 41
Download