PEMBERDAYAAN APARATUR PEMERINTAH

advertisement
PEMBERDAYAAN APARATUR PEMERINTAH DAERAH PADA DINAS
PARIWISATA DI KABUPATEN SIAU TAGULANDANG BIARO
Oleh :
Rolandou Kansil,
ABSTRAK
Memberi pelayanan yang berkualitas dan mampu memberikan kepuasan
bagi
masyarakat
merupakan
kewajiban
yang
harus
dilakukan
oleh
pemerintah. . Menghadapi kenyataan itu maka pemberdayaan aparatur pemerintah
yang memberikan pelayananan publik harus terus menerus dilakukan, agar hal
tersebut tidak sebatas konsep, tapi menjadi kenyataan.
Tujuan Penelitian ini adalahuntuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh
Dinas Pariwisata Kabupaten Sitaro dalam pemberdayaan aparatur pemerintah
daerah.Lokasi penelitian dilaksanakan di Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Sitaro. Jenis penelitian yaitu deskriptif
dengan metode analisis
kualitatif. Jenis data adalah data primer dan skunder.Adapun yang menjadi
informan
dalam
penelitian
PariwisataKabuapten
ini
adalah
Sitaro,Kepala
Sub.
Kepala
Dinas
Kebudayaan
Bag.
Keuangan,
Kepala
dan
Seksi
Pemberdayaan dan Peran Serta Masyarakat, Pegawai Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa kualitas dan
kuantitas pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata masih jauh dari kebutuhan
dunia kepariwisataan daerah hal ini terlihat dari jumlah pegawai yang memiliki
latar belakang pendidikan pariwisata dan kebudayaan masih sangat sedikit dan
kemampuan untuk berbahasa asing yang masih kurang. Disiplin, semangat dan
gairah kerja pegawai relatif rendah.
Kata Kunci : Pemberdayaan Aparatur Pemerintah Daerah, Dinas Pariwisata
I.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kinerja pelayanan publik akan menjadi tolak ukur bagi kinerja
pemerintah. Fungsi pemerintah beserta aparaturnya merupakan salah satu tuntutan
dari reformasi birokrasi. Persepsi masyarakat yang selama ini cenderung dijadikan
objek pelayanan, dalam arti masyarakat yang melayani harus dihilangkan.
Setiap aparat pemerintah harus bersikap profesional dalam memberikan pelayanan
dan menjadikan masyarakat yang harus dilayani. Oleh sebab itu seluruh aparat
pada tiap-tiap organisasi pemerintah haruslah bersinergi satu sama lain agar dapat
memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.
Upaya peningkatan kualitas pelayanan publik selama ini haruslah
terus menerus dilakukan oleh pemerintah melalui berbagai kebijakan dalam
pelayanan.Menghadapi kenyataan itu maka pemberdayaan aparatur pemerintah
yang memberikan pelayananan publik harus terus menerus dilakukan, agar hal
tersebut tidak sebatas konsep, tapi menjadi kenyataan.
Pemberdayaan aparatur merupakan salah satu strategi yang tepat untuk
meningkatkan kinerja pelayanan, dan memberikan penghargaan kepada unit-unit
pelayanan yang dipandang mampu dalam memberikan pelayanan yang berkualitas
disegala bidang.
.
Suatu organisasi akan dapat menjalankan tugas fungsinya dengan
efektif dan efisien apabila didukung oleh aparatur yang memiliki kompetensi sesuai
dengan bidang tugasnya. Hal ini diharapkan menjadi kunci keberhasilan dalam
penyediaan pelayanan.Berbagai bentuk pelayanan, baik berupa barang, jasa, dan
administratif sangat ditentukan oleh bagaimana pegawai dalam organisasi tersebut
melakukan pekerjaannya. Oleh sebab itu menjadi tantangan setiap organisasi
pemerintah baik pusat dan daerah bagaimana mengelola pegawainya dengan
sebaik-baiknya. Strategi yang biasa dilakukan dalam pengelolaan pegawai untuk
mewujudkan pelayanan yang optimal adalah pemberdayaan pegawai. Hal ini
merupakan suatu proses untuk mengikut sertakan para pegawai disemua level
dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam paradigma baru
mengenai orientasi pelayanan para aparatur/ birokrat adalah pemberdayaan
(empowerment). Pemberdayaan dalam hal ini dimaksudkan sebagai proses
transformasi
dari
berbagai
pihak
yang
mengarah
pada
saling
menumbuhkembangkan, saling memperkuat, dan menambah nilai daya saing global
yang saling menguntungkan.
Tujuan pemberdayaan itu sendiri adalah untuk meningkatkan mutu,
keterampilan, serta memupuk kegairahan dalam bekerja sehingga dapat menjamin
terwujudnya kesempatan berpartisipasi dan melaksanakan pembangunan secara
menyeluruh, dalam hal ini pemberdayaan terhadap aparatur pemerintah disesuaikan
dengan ketentuan Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian.
Usaha pemberdayaan aparatur pemerintah harus ditingkatkan demi
tercapainya tujuan organisasi/pemerintahan. Pemberdayaan yang dilakukan
terhadap aparatur pada akhirnya akan meningkatkan prestasi kerja yang lebih baik.
Untuk meningkatkan prestasi kerja maka perlu diadakan peningkatan sumber daya
manusia selaku tenaga kerja melalui usaha-usaha pemberdayaan. Berkaitan dengan
hal itu maka seorang aparatur perlu mendapatkan pemberdayaan. Didasarkan pada
adanya pemberdayaan aparatur pemerintah maka kemungkinan prestasi kerja
meningkat atau sebaliknya adanya pemberdayaan tetap prestasi kerja tetap atau
bahkan menurun.
Perumusan Masalah
pemberdayaan aparatur pemerintah daerah pada Dinas Pariwisata Kabupaten
Siau Tagulandang Biaro
II.
Pemberdayaan
KERANGKA TEORI
Pengertian mengenai pemberdayaan yang dikemukakan oleh Deepa Narayan
(2002:14-15), yaitu :“Perluasan aset-asset dan kemampuan masyarakat yang tidak
berdaya (miskin) menegoisasikan dengan mempengaruhi, mengontrol serta
mengendalikan tanggung jawab lembaga-lembaga memengaruhi kehidupannya”.
Keberhasilan pemberdayaan sangat dipengaruhi oleh keinginan dan
kehendak. Hal ini bukan hanya dapat mengontrol perbuatan-perbuatan atau
kemampuan-kemampuan lain. Kehendak dapat memutuskan atau menentukan suatu
kegiatan atau pekerjaan yang akan dilakukan, tetapi kehendak tidak dapat
melaksanakan pekerjaan atau kegiatan. Kehendak hanyalah berlandaskan pada
pemikiran kognitif (akal atau rasio), sedangkan tindakan berlandas pada pemikiran
konatif (karsa) pada setiap manusia.
Komponen utama pemberdayaan yang dimaksud disini adalah anggota
organisasi, pemerintah dan masyarakat. Tujuan atau makna pemberdayaan ini
meliputi :
1. Menciptakan kemandirian dan kepercayaan diri anggota organisasi, pemerintah,
maupun anggota masyarakat. Kepercayaan diri dan kemandirian dalam
menghadapi berbagai hambatan atau tantangan hidup dapat melahirkan
kekuatan dan ketahanan diri untuk tidak menggantungkan harapannya kepada
pihak lain.
2. Memiliki kegesitan dan proaktif, pemberdayaan manusia dapat menciptakan
kegesitan memiliki daya dorong untuk proaktif mencari kegiatan yang dapat
lebih menguntungkan.
3. Memiliki pengetahuan dan keterampilan, pengetahuan merupakan sumber
keterampilan dalam melaksanakan suatu kegiatan yang hasilnya lebih
menguntungkan.
4. Kepatuhan dan kesadaran, kehidupan manusia senantiasa diatur oleh suatu
ketentuan hidup yang perlu ditaati dan sadar untuk menciptakan keteraturan dan
keharmonisan, baik dalam melakukan kegiatan maupun dalam pergaulan.
Kepatuhan dan kesadaran terhadap norma-norma sebagai fundamental
kehidupan bermasyarakat, berorganisasi, berumah tangga, dan sebagainya
menjadi terapi yang tepat serta mosaik dalam upaya meningkatkan
pemberdayaan, baik pada diri sendiri maupun orang lain. (Makmur, 2007:120121).
Aparatur Pemerintah
Pegawai Negeri merupakan unsur aparatur negara.Berdasarkan ketentuan
dalam Undang-Undang 1945, yang dimaksud dengan aparatur negara adalah alatalat perlengkapan negara yang meliputi aparatur legislatif, aparatur eksekutif,
aparatur yudikatif, aparatur konsultatif, dan aparatur pemeriksaan.Pegawai Negeri
terdapat pada setiap aparatur negara tersebut.Oleh karena itu tepat sekali bila
dikatakan Pegawai Negeri merupakan salah satu unsur aparatur negara di antara
unsur-unsur aparatur negara lainnya.
Pemerintah Daerah
Pengertian Pemerintahan Daerah Definisi Pemerintahan Daerah berdasarkan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana telah diamandemen dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Pemerintahan Daerah Pasal 1 ayat
(2) adalah sebagai berikut : “Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan oleh pemerintahan daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan dengan prinsip otonomi yang seluas-luasnya dalam sistem dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”. Melihat definisi
pemerintahan daerah seperti yang telah dikemukakan di atas, maka yang dimaksud
pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan-urusan yang menjadi urusan
daerah (provinsi atau kabupaten) oleh pemerintah daerah dan DPRD.
III.
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini, penulis mempergunakan jenis penelitian deskriptif
dengan metode analisis kualitatif. Penelitian Kualitatif adalah suatu pendekatan
yang mengungkap situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara
benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis data
yang relevan yang diperoleh dari situasi yang alamiah.Penelitian kualitatif memiliki
karateristik dengan mendeskripsikan suatu keadaan yang sebenarnya, tetapi
laporannya bukan sekedar bentuk laporan suatu kejadian tanpa suatu interpretasi
ilmiah.
Dalam melakukan pengumpulan data, penulis melakukan pencarian data
sekunder, baik yang berupa catatan-catatan, laporan-laporan, dokumen-dokumen,
maupun literatur yang ada hubungannya dengan masalah penelitian ini. Dan penulis
juga menghimpun data primer untuk mendukung penelitian.
Pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, studi
kepustakaan.
Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah :
a. Kepala Dinas Kebudayaan dan PariwisataKabuapten Sitaro
b. Kepala Sub. Bag. Keuangan
c. Kepala Seksi Pemberdayaan dan Peran Serta Masyarakat
d. Pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata berjumlah 10 orang
IV.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pemberdayaan Aparatur Pemerintah Daerah Pada Dinas Pariwisata Di
Kabupaten Sitaro
1. Pengadaan Pegawai
Pengadaan pegawai adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan
induksi untuk mendapatkan pegawai yang efektif dan efisien membantu
mencapainya tujuan organisasi.
2. Pembinaan Karier
Sistem pembinaan karier pada hakekatnya adalah suatu upaya sistematika
terencana mencakup sruktur dan proses yang menghasilkan keselarasan kompetensi
pegawai dengan kebutuhan organisasi.
3. Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan merupakan tugas untuk meningkatkan pengetahuan,
pengertian utama sikap dasar pegawai sehingga mereka dapat lebih menyesuaikan
dengan lingkungan kerja sedangkan pelatihan merupakan proses membantu para
pegawai untuk memperoleh efektifitas dalam pekerjaan mereka yang layak.
4. Penggajian, Tunjangan dan Kesejateraan
bahwa penggajian, tunjangan dan kesejahteraan akan diberikan bagi seluruh
pegawai sesuai dengan jabatan masing- masing berdasarkan prestasi kerjanya
maupun berdasarkan pangkat/ golongan yang dimiliki oleh pegawai.
5. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
a. Factor Pendukung
 Rekruitmen Aparat/Pegawai
Rekruitmen aparat merupakan hal yang terpenting dalam mencari dan
menciptakan aparat yang profesional.Langkah pertama yang harus
dilakukan dalam menyusun rekruitmen pegawai yaitu harus digali terlebih
dahulu tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi dengan adanya sistem
penilaian kinerja yang akan disusun.
 Promosi Karier
Promosi karier pada dasarnya melibatkan pegawai negeri sipil (PNS)
secara keseluruhan yang terhitung sejak seseorang diterima sebagai pegawai
negeri sipil hingga pensiun.Dengan demikian PNS dibina dalam rangka
menigkatkan profesionalisme dan hasil kerja.
 Tersedia Fasilitas Pendukung
Mengembangkan pariwisata tidak cukup sekedar membangun objek
wisata, pariwisata juga terkait dengan ketersediaan fasilitas pendukung seperti
hotel, restoran, perbankan, bandara, terminal, dan travel agent.Diharapkan
dengan perencanaan yang sinergi dengan seluruh elemen pariwisata, membuat
para
wisatawan
merasa
betah
dan
berminat
mengulang
kunjungannya.Tersedianya fasilitas pendukung pariwisata yang ada merupakan
salah satu faktor yang mendukung berkembang dan berjalan lancarnya sektor
pariwisata daerah.
b. Factor Penghambat
 Sarana dan Prasarana
Secara umum sarana dan prasarana adalah alat penunjang
keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik,
karena apabila kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan
tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana.Sarana
dan Prasarana
 Kualitas SDM yang masih rendah
Sumber daya manusia merupakan salah satu modal dasar dalam upaya
pengembangan pariwisata daerah.Sumber daya manusia ini harus memiliki
keahlian dan ketrampilan yang diberikan untuk memberikan pelayanan
pariwisata serta menangani berbagai permasalahan kepariwisataan daerah dan
berbagai persoalan yang dihadapinya.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa
Pemberdayaan Aparatur Pemerintah Daerah pada Dinas Pariwisata Kabupaten
Kepulauan Siau Tagulandang Biaro yaitu usaha untuk mewujudkan aparatur yang
profesional dan berkualitas melalui pengadaan, pembinaan karier, diklat, sistem
penggajian, tunjangan dan kesejahteraan guna meningkatkan kemampuan dalam
melaksanakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan. Yang mana dapat
dilhat dari indikator sebagai berikut :
1. Pengadaan Pegawai
Proses seleksi, penarikan dan penempatan pegawai yang telah sesuai dilhat dari
latar belakang pendidikan/ keahlian dan keterampilan yang dimiliki oleh setiap
pegawai.
2. Pembinaan Karier
Sistem pembinaan karier dilaksanakan berdasarkan sistem karier dan sistem
prestasi kerja yang dititikberatkan pada sistem karier. Hal ini dilihat pada proses
penempatan pegawai yang didasarkan atas tingkat keserasian antara persyaratan
jabatan dengan kinerja pegawai.
3. Pelatihan dan Pendidikan
Pelaksanaan diklat yang sesuai dengan kebutuhan kerja dan mampu
meningkatkan kemampuan/ keterampilan pegawai dalam bekerja.
4. Penggajian, Tunjangan dan Kesejahteraan
Proses penggajian dan tunjangan kesejahteraan yang diterima sudah sesuai
dengan kebutuhan para pegawai.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis dapat memberikan beberapa
saran yang dapat dijadikan sebagai masukan, yang diantaranya sebagai berikut :
1. Hendaknya pemberdayaan yang telah dilakukan harus tetap dipertahankan dan
ditingkatkan agar kemampuan dan keahlian para pegawai dapat bertambah lebih
baik. Seperti melakukan seleksi yang ketat dalam pengadaan serta penempatan
pegawai, melaksanakan diklat yang harus diikuti oleh setiap pegawai yang dapat
meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam melaksanakan tugas dan
pekerjaan.
2. Memberikan kesempatan kepada setiap pegawai yang memiliki kemampuan dan
keterampilan yang baik untuk mendapatkan promosi sehingga dapat memacu
semangat pegawai dalam bekerja.
3. Sebaiknya para pegawai yang telah memiliki kemampuan yang baik harus tetap
dipertahankan agar prestasi kerja yang telah diraih akan tetap ada dan dapat
ditingkatkan dengan lebih baik lagi.
4. Gaji dan tunjangan kesejahteraan pegawai hendaknya disesuaikan dengan beban
kerja serta standar kebutuhan hidup pada saat sekarang ini. Karena harga
kebutuhan hidup pada saat ini sering tidak stabil dan cenderung berada pada
tingkat yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Nitisemito, S. Alex.1996.Pelatihan dan Training. Jakarta; Ghalia Indonesia
Hasibuan, Malayu. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia:PengertianDasar,
Pengertian, dan Masalah. Jakarta: PT. Toko Gunung Agung,
Manulang, M., 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi 1, BBPE,
Yokyakarta
Huberman dan Miles. 2010. Djam’an Satori dan Aan Komariah
Moekijat.
1992.
Pokok-pokok
Pengantar
Adiministrasi
Manajemen
danKepemimpinan.Mandar Maju. Bandung
Nitisemito, S. Alex.1983, Manajemen Kepegawaian, Ghalia Indonesia, Jakarta
Sastrohadiwiryo, B. Siswanto. 2003. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia
Pendekatan Administratif dan Operasional. Jakarta: Bumi Aks
Diana dan Tjiptono.1996.Usaha Pemberdayaan
Werther, W. B. And Keith Davis.(1982). Human Resources and Personel
Management.Singapore: Mc-Graw Hill.
Wursanto, Ig, Drs, 1989, Manajemen Kepegawaian, Kanisius, Jakarta
Sumber-Sumber Lain :
UU No 43 Thn 1999 tentangpokok-pokok kepegawaian
RPJMD (Bappeda Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro)
Dapodik Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro
Download