Metode Logika Fuzzy Untuk Pemecahan Linear Programming 2 Variabel (Cucu Tohir - Yusuf Sumaryana) METODE LOGIKA FUZZY UNTUK PEMECAHAN LINEAR PROGRAMMING 2 VARIABEL Cucu Tohir 1, Yusuf Sumaryana2 1) STMIK DCI Mangkubumi Kota Taikmalaya Email: [email protected] 2) Prodi Manajemen Informatika STMIK DCI Sindanglengo 003/005 Kel. Sukamajukidul Kec. Indihiang Kota Tasikmalaya E-mail: [email protected] ABSTRACT Fuzzy logic (Fuzzy Logic) is a problem solving methodology with ten - thousands of applications stored in the controller and processing information in adopting human assessment conducted on a truth. Fuzzy logic provides a simple way to describe the definitive conclusions from the information that is ambiguous, vague - vague or imprecise. To some extent resembles a fuzzy logic decision making in humans with the ability to work from the data that is interpreted and seek appropriate solutions. In most digital systems, TRUE or FALSE truth assessed (0 and 1). Whereas in human judgment there is a vacillation between right and wrong. Fuzzy logic is basically worth a lot of logic (multivalued logic) that can define values between the conventional circumstances such as yes or no, right or wrong, black or white, and so on. Fuzzy reasoning provides a way to understand the performance of the system by assessing the input and output of the system of observation. Keyword: Logic Fuzzy, Linear, Programming I. PENDAHULUAN Logika Fuzzy ( Fuzzy Logic ) adalah metodologi pemecahan masalah dengan beribu – ribu aplikasi dalam pengendali yang tersimpan dan pemrosesan informasi dalam mengadopsi penilaian yang dilakukan manusia terhadap suatu kebenaran. Logika fuzzy menyediakan cara sederhana untuk menggambarkan kesimpulan pasti dari informasi yang ambigu, samar – samar, atau tidak tepat. Sedikit banyak logika fuzzy menyerupai pembuatan keputusan pada manusia dengan kemampuannya untuk bekerja dari data yang ditafsirkan dan mencari solusi yang tepat. Pada kebanyakan sistem digital, kebenaran dinilai BENAR atau SALAH (0 dan 1). Padahal dalam penilaian manusia terdapat suatu kebimbangan antara benar dan salah. Logika Fuzzy pada dasarnya merupakan logika bernilai banyak (multivalued logic) yang dapat mendefinisikan nilai diantara keadaan konvensional seperti ya atau tidak, benar atau salah, hitam atau putih, dan sebagainya. Penalaran fuzzy menyediakan cara untuk memahami kinerja dari system dengan cara menilai input dan output system dari hasil pengamatan. Linear Programming merupakan suatu model umum yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah pengalokasian sumber-sumber yang terbatas secara optimal. Masalah tersebut timbul apabila seseorang diharuskan untuk memilih atau menentukan tingkat setiap kegiatan yang 25 Metode Logika Fuzzy Untuk Pemecahan Linear Programming 2 Variabel (Cucu Tohir - Yusuf Sumaryana) II. LANDASAN TEORI Model Linear Programming Linear Programming (LP) adalah salah satu model matematika yang digunakan untuk menyelesaikan masalah optimisasi, yaitu memaksimumkan atau meminimumkan fungsi tujuan yang bergantung pada sejumlah variabel input. Yang perlu kita lakukan adalah mencari tahu tujuan penyelesaian masalah dan apa penyebab masalah tersebut. Model Linear Programming ( LP ) merupakan bentuk dan susunan dalam menyajikan masalahmasalah yang akan dipecahkan dengan teknik Linear Programming.. Dalam model LP dikenal dua fungsi, yaitu fungsi tujuan (objective function) dan fungsi kendala / batasan (constraint functions). Fungsi tujuan adalah fungsi yang mengarahkan analisa untuk mendeteksi tujuan perumusan Masalah LP yang berkaitan dengan pengaturan secara optimal sumber daya-sumber daya, untuk memperoleh keuntungan maksimal atau biaya minimal. Pada umumnya nilai yang akan dioptimalkan dinyatakan dengan Z . Sedang fungsi Kendala / batasan merupakan bentuk penyajian secara matematis batasan-batasan kapasitas yang tersedia yang dialokasikan secara optimal ke berbagai kegiatan. Suatu persoalan disebut persoalan Linear Programming ( LP ) apabila memenuhi hal-hal sebagai berikut : 1. Tujuan (objective) Apa yang menjadi tujuan permasalahan yang dihadapi yang ingin dipecahkan dan dicari solusinya. Tujuan ini harus jelas dan tegas yang disebut fungsi tujuan (objective function). Fungsi tujuan tersebut dapat berupa dampak positip, manfaat, atau dampak negatip, kerugian, resiko, biaya, jarak, waktu yang ingin diminimumkan. akan dilakukannya, dimana masing-masing kegiatan membutuhkan sumber yang sama sedangkan jumlahnya terbatas. Secara sederhana dapat digambarkan sebuah contoh keadaan bagian produksi suatu perusahaan yang dihadapkan pada masalah penentuan tingkat produksi masing-masing jenis produk dengan memperhatikan batasan faktor-faktor produksi : mesin, tenaga kerja, bahan mentah, dan sebagainya untuk memperoleh tingkat keuntungan masksimal atau biaya yang minimal. Logika fuzzy dalam linear programming ini digunakan untuk mendukung pengambilan suatu keputusan dalam suatu permasalahan pengalokasian sumber daya-sumber daya yang terbatas secara lebih tepat dan akurat, sehingga didapatkan hasil yang maksimal dalam suatu kegiatan produksi. Untuk memecahkan masalah linear programming digunakan dua metode, yaitu : Metode Grafik dan Metode Simplek. Pada metode grafik, hanya dapat digunakan dalam pemecahan masalah linear programming yang mengandung 2 (dua) kegiatan (atau variabel-variabel keputusan) saja. Sedangkan pada metode simplek, sudah melibatkan dua atau lebih kegiatan (lebih dari dua variabel). Berdasarkan pemaparan yang telah diuraikan diatas, maka melalui penulisan tugas akhir ini, permasalahan yang akan penulis perdalam adalah mengenai bagaimana menyelesaikan masalah linear programming menggunakan metode logika fuzzy dengan metode simplex (simplex linier programming) dan dalam penerapannya penulis menggunakan bantuan pemrograman komputer. 26 Metode Logika Fuzzy Untuk Pemecahan Linear Programming 2 Variabel (Cucu Tohir - Yusuf Sumaryana) 2. Alternatif perbandingan. Harus ada sesuatu atau alternatif yang ingin diperbandingkan, misalnya antara kombinasi waktu tercepat dan biaya tertinggi dengan waktu terlambat dan biaya terendah, atau alternatif padat modal dengan padat karya, proyeksi permintaan tinggi dengan rendah, dan seterusnya. 3. Sumber Daya Sumber daya yang dianalisis harus berada dalam keadaan terbatas. Misalnya keterbatasan tenaga, bahan mentah terbatas, modal terbatas, ruangan untuk menyimpan barang terbatas, dan lain-lain. Pembatasan harus dalam ketidaksamaan linear (linear inequality). Keterbatasan dalam sumber daya tersebut dinamakan sebagai fungsi kendala atau syarat ikatan. 4. Perumusan Kuantitatif Fungsi tujuan dan kendala tersebut harus dapat dirumuskan secara kuantitatif dalam model matematika. 5. Keterikatan Perubah. Perubah-perubah yang membentuk fungsi tujuan dan fungsi kendala tersebut harus memiliki hubungan keterikatan hubungan keterikatan atau hubungan fungsional. Pengantar Logika Fuzzy Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakkan suatu ruang input ke dalam suatu ruang output. Sebagai contoh : 1. Manajer pergudangan mengatakan kepada manajer produksi seberapa banyak persediaan barang pada akhir minggu ini, kemudian manajer produksi akan menetapkan jumlah barang yang harus diproduksi esok hari. 2. Penumpang bis berkata pada sopir bis seberapa cepat laju kendaraan yang diinginkan, sopir bis akan mengatur pijakan gas bisnya. 3. Pelayan Café akan memberikan pelayanan semaksimal mungkin terhadap tamu yang datang, kemudian tamu akan memberikan tip yang sesuai dengan baik atau tidaknya pelayanan yang diberikan. Salah satu contoh pemetaan suatu inputoutput dalam bentuk grafis seperti terlihat pada gambar 2.1. Ruang Input (semua total persediaan barang yang mungkin) Persediaan barang akhir minggu Ruang Output (semua jumlah produksi barang yang mungkin) KOTAK HITAM Produksi barang esok hari Gambar 2.1 Contoh Pemetaan Input-Output 27 Metode Logika Fuzzy Untuk Pemecahan Linear Programming 2 Variabel (Cucu Tohir - Yusuf Sumaryana) Antara input dan output terdapat satu kotak hitam yang harus memetakan input ke output yang sesuai. Beberapa alasan mengapa logika fuzzy digunakan: 1. Konsep logika fuzzy mudah dimengerti. Konsep matematis yang mendasari penalaran fuzzy sangat sederhana dan mudah dimengerti. 2. Logika fuzzy sangat fleksibel. 3. Logika fuzzy memiliki toleransi terhadap data-data yang tidak tepat. 4. Logika fuzzy mampu memodelkan fungsi-fungsi nonlinear yang sangat kompleks. 5. Logika fuzzy dapat membangun dan mengaplikasikan pengalamanpengalaman para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses pelatihan. 6. Logika fuzzy dapat bekerja sama dengan teknik-teknik kendali secara konvensional. 7. Logika fuzzy didasarkan pada bahasa alami. III. ANALISA DATA A. Maximasi Variabel masuk: x1 Variabel kelua: S 4 Tabel simplex untuk solusi akhir Varia bel dasar Z x1 Z 1 0 0 0 x2 0 0 0 1 0 1 0 0 x2 S1 S2 0,000000 6 -0,0005 0,000000 6 0,0000 5 0,0594 0,0000 5 S3 S4 NK 0 0,000005 0,45927 0 -0,0455 1846,9274 0 0,000005 0,45927 S3 0 0 0 0 -0,00128 -0,4462 1 -0,3779 x1 0 0 1 0 0,000051 1 66430,708 4 -0,0335 0 0,0587 479,4841 Maka solusi yang diperoleh: Z =1000 x1 +1200 x 2 Z =1000(479,4841) + 1200(1846,9274) Z =479484,1+2216312,88 Z =2695796,98 =0,45927 x1 =479,4841 x 2 =1846,9274 28 Metode Logika Fuzzy Untuk Pemecahan Linear Programming 2 Variabel (Cucu Tohir - Yusuf Sumaryana) Nilai untuk setiap batasan: 1. Batasan 1 = 10 x1 +14 x 2 = 30651,8246 2. Batasan 2 = 12 x1 +8 x 2 = 20529,2284 3. Batasan 3 = 15 x1 +9 x 2 = 23814,6081 Derajat keanggotaan untuk setiap batasan : Batasan1 = µ1[B1x] = (35280-30651,8246) / 10080 = 4628, 1754 Batasan 2 = µ1[B1x] =1 (karena 20529,2284<25200) Batasan 3 = µ1[B1x] =1 (karena 23814,6081<25200) Dari pembahasan soal tersebut dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Dengan menggunakan linear programming biasa ( t 0 ), keuntungan maksimum akan diperoleh jika Produk I diproduksi sebanyak 1050,0157 unit dan produk II sebanyak 1049,9738 unit, keuntungan yang diperoleh ( Z ) sebesar Rp 2309984,243,-. Pada kondisi ini, dibutuhkan : Jam kerja pada SKM 1 selama 25199,7902 (10x1050,0157+14x1049,9738) menit/minggu atau sekitar 419 jam/minggu. Jam kerja pada SKM 2 selama 20999,9788 (12x1050,0157+8x1049,9738) menit/minggu atau sekitar 349 jam/minggu. Jam kerja pada SKM 3 selama 25199,9997 (15x1050,0157+9x1049,9738) menit/minggu atau sekitar 419 jam/minggu. Hasil diatas memberikan surplus untuk SKM 2 selama 4200,0212 (2520020999,9788) menit/minggu (70 jam/minggu). Sedangkan SKM 1 dan SKM 2 tidak mengalami surplus. Apabila digunakan fuzzy linear programming ( =0,45927), keuntungan maksimum akan diperoleh jika Produk I diproduksi sebanyak 479,4841 unit dan produk II diproduksi sebanyak 1846,9274 unit, keuntungan yang diperoleh ( Z ) sebesar Rp 2695796,98- (Rp 385812,737- lebih banyak dibanding linear programming biasa). Dengan catatan bahwa pada kondisi ini, dibutuhkan: Jam kerja pada SKM 1 selama 30651,8246 menit/minggu atau sekitar 510 jam/minggu. Jam kerja pada SKM 2 selama 20529,2284 menit/minggu atau sekitar 342 jam/minggu Jam kerja pada SKM 3 selama 23814,6081 ons menit/minggu atau sekitar 396 jam/minggu. Tentu saja hasil tersebut mengharuskan perusahaan untuk menambah SKM 1 selama 5451,8246 menit/minggu (90 jam/minggu) dari 25200 menit/minggu yang mutlak bisa disediakan Nilai ( =0,45927) mengandung pengertian bahwa -cut untuk setiap himpunan yang digunakan untuk mengimplementasikan setiap batasan sebesar (0,45927) Dengan kata lain, skala terbesar (t=1-0,45927=0,54073) digunakan untuk menentukan besarnya penambahan terbesar dari setiap batasan yang diijinkan. Pada batasan 1, penambahan sebanyak 0,54073x10080 = 5450,5584 menit/minggu (90 jam/minggu). Penambahan Pada batasan 1 ini berarti perusahaan harus menambah tenaga kerja sebanyak 2 orang. Pada batasan 2 tidak dibtuhkan penambahan µB2 = 1. Pada batasan 3 juga tidak dibtuhkan penambahan µB3= 1. Hasil akhir dari pembahasan soal tersebut adalah : (Keuntungan maksimum yang diperoleh oleh perusahaan) Z = 2695796,98 = 0,45927 x1 = 479,4841 29 Metode Logika Fuzzy Untuk Pemecahan Linear Programming 2 Variabel (Cucu Tohir - Yusuf Sumaryana) x 2 = 1846,9274 IV. PERANCANGAN SISTEM Rancangan Form Pemisahan V. ANTARMUKA 30 Metode Logika Fuzzy Untuk Pemecahan Linear Programming 2 Variabel (Cucu Tohir - Yusuf Sumaryana) VI. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis, perancangan serta implementasi dan pengujian, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal berikut : 1. Penggunaan metode logika fuzzy dalam pengambilan keputusan terhadap permasalahan pemecahan linear programming dapat lebih memberikan hasil-hasil keputusan yang lebih tepat dan optimal dibandingkan dengan penggunaan linear programming biasa. 2. Hasil Z yang didapat pada metode Fuzzy linear programming memperlihatkan hasil yang lebih besar, sehingga akan menghasilkan Z yang lebih optimal jika dibandingkan dengan Linear Programming biasa. Hal ini disebabkan karena pada Fuzzy linear programming terdapat nilai toleransi yang diberikan untuk tiap-tiap batasan, sedangkan pada linear programming biasa tidak adanya nilai toleransi untuk setiap batasannya. 3. Adanya hasil yang berupa Lamda ( ) yang dapat lebih mendukung dalam pengambilan keputusan yang tepat dan optimal serta dapat memperkecil kesalahan. 4. Perhitungan linear programming dengan logika fuzzy yang diterapkan pada program ini dapat mempersingkat waktu proses pengerjaan dibandingkan dengan proses pengerjaan secara manual. 5. Dalam implementasinya bisa digunakan untuk beberapa contoh kasus VII. DAFTAR PUSTAKA A Taha, Hamdy. Riset Operasi Suatu Pengantar, Jilid 1, Edisi kelima. Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta, 1996. DCI, STMIK. Buku Panduan Studi Kasus / Tugas Akhir. Penerbit Yayasan Digita Loka, Tasikmalaya, 2009. Kusumadewi, Sri. Analisis dan Sistem Fuzzy menggunakan Tool Box Matlab. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta, 2003. Kusumadewi, Sri. Aplikasi Logika Fuzzy untuk Pedukung Keputusan. Penerbit Graha Ilmu, Yogjakarta, 2004. Subagyo, Pangestu, M.B.A., Asri, Marwan, M.B.A., Handoko, T. Hani, M.B.A,DR. Dasardasar Operation Research Edisi 2. Penerbit BPFE, Yogyakarta, 1993. Sarmidi, S.kom. Anilisis dan Perancangan Sistem. Tasikmalaya, 31 Metode Logika Fuzzy Untuk Pemecahan Linear Programming 2 Variabel (Cucu Tohir - Yusuf Sumaryana) 32