A Gideline for Camera-Ready Papers of

advertisement
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ISSN 2302-0199
pp. 140- 148
9 Pages
PENGARUH STRUKTUR ORGANISASI, DESAIN PEKERJAAN
DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP PRODUKTIVITAS
KERJA PEGAWAI SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KINERJA
RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB DI PROVINSI ACEH
Said Khaizir1, Rahman Lubis2, T. Roli Ilhamsyah Putra 3
1)
Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2,3)
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Abstract: This study aims to determine the effect of organizational structure, job design and
organizational culture and its impact on organizationl performance of national prison type B
in Aceh Province. The sample are 135 civil servant from seven national prison type B in Aceh
Province. Collecting data by questionaire and data were anlyzed by path analysis. The study
found that organizational structure, job design and organizational culture directly effect on
employee productivity. Simultaneously and partially three of exogenous variable significantly
effect on employee productivity. Organizational structure, job design and organizational
culture directly effect on organizational performance of national prison. Simultaneously and
partially three of exogenous variable significantly effect on performance of national prison.
And than existance of employee productivity enstrongth the effect of organizational structure,
job design and organizational culture on the performance of the national prison. The
conclusion of the study is the performance of the national prison is not only effected by
organizational structure, job design and organizational culture, but also effected by employee
productivity as intervening variable.
Keywords : Organizational Performance, Employee Productivity, Organizational Structure,
Job Design and Organizational Culture.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur organisasi, desain pekerjaan dan
budaya organisasi serta dampaknya pada kinerja Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB di Provinsi
Aceh. sampel penelitian sebanyak 135 orang pegawai yang diambil dari 7 (tujuh) Rutan Kelas IIB di
Provinsi Aceh. pengumpulan data menggunakan kuesioner dan selanjutnya data dianalisis dengan
menggunakan peralatan statistik analisis jalur (path analysis). Penelitian menemukan bahwa struktur
organisasi, desain pekerjaan dan budaya organisasi berpengaruh secara langsung terhadap produktivitas
kerja pegawai. Secara simultan dan parsial ketiga variabel eksogen tersebut berpengaruh signifikan
terhadap produktivitas kerja pegawai. Struktur organisasi, desain pekerjaan dan budaya organisasi juga
berpengaruh secara langsung terhadap kinerja Rutan. Secara simultan dan parsial ketiga variabel
eksogen tersebut juga berpengaruh signifikan terhadap kinerja Rutan. Selanjutnya keberadaan
produktivitas kerja pegawai memperkuat pengaruh struktur organisasi, desain pekerjaan dan budaya
organisasi terhadap kinerja Rutan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja Rumah Tahanan
Negara (Rutan) Kelas IIB di Provinsi Aceh tidak hanya dipengaruhi oleh struktur organisasi, desain
pekerjaan dan budaya organisasi, tetapi juga dipengaruhi oleh produktivitas kerja pegawai sebagai
variabel perantara.
Kata kunci : Kinerja Organisasi, Produktivitas Pegawai, Struktur Organisasi, Desain Pekerjaan dan
Budaya Organisasi
tersebar pada beberapa daerah di Provinsi Aceh
PENDAHULUAN
Kehadiran rumah tahanan negara (Rutan)
meliputi Sabang, Takengon, Tapak Tuan, Sigli,
di Provinsi Aceh tidak terlepas dari perhatian
Jantho dan Banda Aceh. Setiap Rutan memiliki
pemerintah
upaya
pegawai yang bertujuan untuk mendukung
penegakan hukum di provinsi tersebut. Hingga
kegiatan operasionalnya. Jumlah pegawai yang
tentang
pentingnya
saat ini terdapat 6 (enam) Rutan Kelas IIB yang
Volume 4, No. 2, Mei 2015
- 140
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
bekerja pada
masing-masing Rutan berbeda
satu sama lain.
belum sesuai harapan dimana masih banyak
diterima keluhan warga binaan pemasyarakatan
Pentingnya upaya penegakan hukum di
dan masyarakat serta pemberitaan media massa
Provinsi Aceh berimplikasi pada pentingnya
perihal pelaksanaan tugas pokok Rutan yang
peningkatan kinerja rumah tahanan negara.
negatif yang pada giliranya akan membangun
Apalagi
rumah
opini/pencitraan negatif dan akan berdampak
tahanan tidak hanya melakukan pelayanan
buruk terhadap akuntabilitas dan kepercayaan
tahanan, tetapi juga melakukan pemeliharaan
masyarakat pada Rumah Tahanan Negara Klas
keamanan
IIB di Provinsi Aceh.
sesuai
dan
dengan
tata
fungsinya,
tertib,
melakukan
pengelolaan dan urusan tata usaha yang
berkaitan dengan pelayanan tahanan.
Peningkatan
rumah
pegawai
dan
pada
gilirannya
mampu
tahanan
meningkatkan kinerja rumah tahanan, setiap
tentunya tidak terlepas dari produktivitas kerja
rumah tahanan negara Kelas IIB di Provinsi
pegawainya. Dengan kata lain, kinerja rumah
Aceh memiliki struktur organisasi. Selain itu,
tahanan
desain
dalam
kinerja
Guna meningkatkan produktivitas kerja
menjalankan
tugas
dan
pekerjaan
dan
penerapan
budaya
fungsinya, sangat tergantung dari produktivitas
organisasi pada instansi tersebut juga diarahkan
kerja pegawai yang bekerja pada berbagai
untuk mendorong pegawai untuk dapat bekerja
bidang tugas. Tanpa adanya pegawai dengan
lebih baik sehingga produktivitas kerja mereka
produktivitas kerja yang baik, adalah suatu hal
meningkat.
yang mustahil kinerja rumah tahanan dapat
Struktur organisasi pada rumah tahanan
ditingkatkan. Karena itu, setiap kepala Rumah
menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan
Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB di Provinsi
pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-
Aceh
fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi, maupun
juga
berupaya
meningkatkan
produktivitas kerja pegawainya.
orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas
Berdasarkan pengamatan secara umum
wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda
kinerja pegawai pada Rumah Tahanan klas IIB
dalam suatu organisasi. Dalam hal ini, setiap rumah
di Provinsi Aceh belum maksimal. Hal ini dapat
tahanan Klas IIB di Provinsi Aceh sudah memiliki
diketahui masih tingginya egoisme antar sub
struktur organisasi yang menempatkan pegawai
seksi dalam intern organisasi yang berakibat
pada berbagai bidang tugas yang telah ditentukan.
kurangnya kerjasama dalam organisasi, kurang
Struktur organisasi pada rumah tahanan tersebut
baiknya koordinasi dengan instansi penegak
menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan
hukum dan kurangnya sarana dan prasarana
pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-
kerja sehingga pelayanan menjadi lamban dan
fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi, maupun
tidak maksimal. Akibatnya pelaksanaan tugas
orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas
pokok dan fungsi di Rumah Tahanan Negara
wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda
141 -
Volume 4, No. 2, Mei 2015
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
dalam suatu organisasi. Struktur ini mengandung
Atribut
unsur-unsur
standarisasi,
seberapa luas organisasi mencerminkan dimensi
koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam
formal, komplektisitas dan sentralisasi, struktur
pembuatan keputusan dan besaran (ukuran) satuan
organisasi
kerja. Selain itu, struktur organisasi yang dibangun
organisasi. Pada akhirnya struktur organisasi
juga sudah diikuti dengan adanya tugas pokok dan
dapat berpengaruh pada kemampuan organisasi
fungsi
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
spesialisasi
kerja,
serta wewenang dan tanggung jawab
struktur
organisasi
berkontribusi
yang
pada
efektifitas
masing-masing bidang dalam organisasi instansi
Hal
tersebut secara jelas.
organisasi dapat berpengaruh pada kinerja
Secara teoritis, produktivitas kerja pegawai
inilah
menentukan
menyebabkan
struktur
organisasi.
dan kinerja instansi pemerintah dapat dipengaruhi
oleh struktur organisasi, desain pekerjaan dan
budaya organisasi yang berlaku pada instansi
Hubungan Struktur Organisasi
Produktivitas Kerja Pegawai
dengan
tersebut. Karena itu dipandang perlu untuk
Dengan adanya struktur organisasi, setiap
melakukan kajian mengenai keterkaitan struktur
pegawai memiliki acuan yang lebih baik dalam
organisasi, desain pekerjaan dan budaya organisasi
melaksanakan
dengan produktivitas kerja pegawai dan kinerja
organisasi tidak hanya menjelaskan wewenang
Rutan Klas IIB di Provinsi Aceh.
dan tanggung jawab masing-masing pegawai,
pekerjaan
mereka.
Struktur
tetapi juga mampu membuat pegawai bekerja
lebih nyaman. Struktur organisasi menempatkan
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Hubungan Struktur
Kinerja Organisasi
Struktur
Organisasi
dengan
pegawai pada bidang pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya. Apalagi ketika bidang
instansi
pekerjaan yang dibebankan sesuai dengan
menggambarkan
kemampuan yang dimiliki, kondisi ini akan
adanya garis perintah, wewenang dan tanggung
mampu meningkatkan produktivitas mereka
jawab masing-masing pegawai, tetapi struktur
dalam bekerja.
pemerintah
organisasi
tidak
organisasi
juga
organisasi.
Hal
organisasi
hanya
terkait
ini
pada
dengan
efektifitas
disebabkan,
menjelaskan
adanya
struktur
pembagian
wewenang dan keputusan manajemen. Struktur
organisasi dihasilkan dari keputusan manajerial
mengenai empat atribut penting dari seluruh
organisasi,
pembagian
pekerja,
dasar
departementalisasi, ukurang departemen, dan
pendelegasian wewenang (Gibson, 2000:101).
Hubungan Desain Pekerjaan dengan Kinerja
Organisasi
Desain
tugas/pekerjaan
merupakan
produk yang pertama dan langsung dari proses
analisis pekerjaan. Upaya peningkatan kinerja
organisasi
tidak
memerlukan
berdiri
adanya
upaya
sendiri,
tetapi
peningkatkan
pemahaman pegawai terhadap beban pekerjaan
Volume 4, No. 2, Mei 2015
- 142
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
yang ditugaskan. Dalam hal ini diperlukan
produktivitas dan keahlian seorang individu dan
adanya
cara
mereka
untuk
individu
desain
menentukan
pekerjaan
tugas-tugas
dengan
spesifik
dikerjakan, metode-metode yang dipakai dalam
melanjutkan tugas-tugas tersebut, dan cara
pekerjaan yang bersangkutan berhubungan
dengan lain dalam organisasi. Dengan adanya
desain pekerjaan dapat memudahkan pegawai
dalam menyelesaikan tugas yang dibebankan
kepadanya dan pada akhirnya dapat berdampak
pada peningkatan kinerja organisasi tempat
mereka bekerja (Mondy, 2008:119).
Hubungan Desain
Produktivitas Kerja
Desain
tugas
mempunyai
dalam
skill
masing-masing
menjalankan
tugas
dan
tanggung jawab dalam kinerja karyawan.
Hubungan Budaya
Kinerja Organisasi
Organisasi
dengan
Adanya keterkaitan hubungan antara
budaya organisasi dengan kinerja organisasi
yang dapat dijelaskan dalam model diagnosis
budaya organisasi Tiernay bahwa semakin baik
kualitas faktor-faktor yang terdapat dalam
budaya organisasi makin baik kinerja organisasi
Pekerjaan
dengan
tersebut (Djokosantoso, 2003 : 42). Karyawan
yang sudah memahami keseluruhan nilai-nilai
pernyataan
organisasi akan menjadikan nilai-nilai tersebut
tertulis tentang apa yang sebenarnya dilakukan
sebagai suatu kepribadian organisasi. Nilai dan
oleh
itu
keyakinan tersebut akan diwujudkan menjadi
kondisi
perilaku keseharian mereka dalam bekerja,
pekerjaannya. Dengan adanya desain tugas
sehingga akan menjadi kinerja individual.
yang jelas membuat karyawan merasa nyaman
Didukung dengan sumber daya manusia yang
dalam bekerja, apalagi kalau desain tugas
ada, sistem dan teknologi, strategi organisasi
tersebut disertai dengan indikator capaian yang
dan logistik, masing masing kinerja individu
jelas, sehingga dapat dijadikan acuan bagi
yang baik akan menimbulkan kinerja organisasi
karyawan
yang baik pula.
pekerja,
melakukannya
bagaimana
dan
dalam
menyelesaikan
keterkaitan
produktivitas
dikemukakan
merupakan
bagaimana
menilai
pekerjaan
antara
orang
keberhasilannya
mereka.
Adanya
tugas
dengan
kinerja dapat dilihat pada beberapa contoh
seperti
perusahaan yang memiliki kinerja yang tinggi,
(2008:121)
seperti Singapore Airlines yang menekankan
desain
kerja
oleh
pegawai
Mondy
Dampak budaya
organisasi terhadap
menyatakan bahwa salah satu daya dan upaya
pada
dalam meningkatkan kinerja karyawan yang
berkesinambungan, inovatif dan menjadi yang
handal perusahaan perlu mengambil suatu
terbaik.
langkah desain kerja (job design) kinerja
perusahaan terbesar di dunia, memiliki budaya
karyawan yang lebih efektif dan efisien.
respect, responsiveness dan result. Nilai -nilai
Rancangan
yang tampak pada perusahaan tersebut adalah
143 -
pekerjaan
dapat
dilihat
Volume 4, No. 2, Mei 2015
dari
perubahan-perubahan
Baxter
International,
yang
salah
satu
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
bagaimana mereka berperilaku ke arah orang
dipahami bahwa budaya organisasi dapat
lain, kepada customer, pemegang saham,
berpengaruh pada produktivitas kerja karyawan.
supplier dan masyarakat (Pastin, 2006; 272).
karyawan yang memiliki penilaian yang baik
Hasil penelitian Bintoro (2002) menyatakan
terhadap budaya organisasi tempat mereka
bahwa budaya organisasi yang kuat dapat
bekerja akan cenderung memiliki pandangan
meningkatkan kinerja organisasi.
bahwa pekerjaan adalah suatu hal yang
Hubungan Budaya
Produktivitas Kerja
Organisasi
dengan
Elemen-elemen budaya organisasi atau
perusahaan adalah nilai-nilai, kepercayaan-
menyenangkan. Pada akhirnya produktivitas
atau kinerja mereka akan meningkat.
Hubungan Produktivitas Kerja Pegawai
dengan Kinerja Organisasi
kepercayaan, pendapat-pendapat, sikap sikap
Keberhasilan suatu instansi pemerintah
dan norma-norma (Buchanan dan Huczyski,
dalam
2007:518). Budaya organisasi atau budaya
ditentukan oleh sejauhmana setiap pegawai
perusahaan yang kuat akan mempengaruhi
dalam instansi tersebut dapat melaksanakan
pandangan mengenai suatu pekerjaan menjadi
tugas mereka dengan baik. Ketidakmampuan
lebih menyenangkan, maka budaya perusahaan
pegawai dalam menyelesaikan tugas mereka
perlu tetap dipelihara keberadaannya, sehingga
tidak
seluruh karyawan mulai dari pimpinan puncak
produktivitas kerja, akan tetapi juga berdampak
hingga karyawan lapis terbawah menghasilkan
buruk pada pencapaian tujuan instansi secara
kinerja yang tinggi.
keseluruhan. Karena itu, peningkatan kinerja
Budaya organisasi yang kuat membawa
pengaruh positif bagi karyawan dan organisasi,
dimana
anggota
hanya
pegawai
kinerjanya
berdampak
sangat
pada
penting
sangat
rendahnya
artinya
bagi
peningkatan kinerja instansi.
memegang
Semakin baik kinerja pegawai yang
komitmen yang lebih besar pada nilai-nilai
bekerja dalam instansi tertentu, akan semakin
yang ditetapkan oleh organisasi. Budaya yang
tercapai tujuan organisasi. Sebaliknya semakin
kuat dicirikan oleh nilai inti dari organisasi
rendah kinerja pegawai, maka kinerja instansi
yang dianut dengan kuat, diatur dengan baik,
juga akan rendah. Kendatipun suatu instansi
dan dirasakan bersama secara luas. Makin
memiliki peralatan kerja yang baik, namun
banyak anggota organisasi yang menerima
apabila tidak didukung oleh pegawai yang
nilai-nilai inti, menyetujui jajaran tingkat
mampu menyelesaikan tugas sesuai dengan
kepentingannya, dan merasa sangat terikat
yang
kepadanya, maka makin kuat budaya tersebut
meningkatkan kinerja instansi akan mengalami
(Robbins, 2008).
kendala. Sebagaimana pendapat Sedarmayanti
Berdasarkan
organisasi
meningkatkan
uraian
di
atas,
dapat
diharapkan,
(2007:263)
yang
maka
upaya
menyatakan
untuk
“tercapainya
Volume 4, No. 2, Mei 2015
- 144
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
tujuan
organisasi/perusahaan
hanya
Produktivitas
kerja
pegawai
tidak
hanya
dimungkinkan karena upaya para pelaku yang
dijadikan sebagai variabel untuk memprediksi
terdapat pada organisasi/perusahaan tersebut.
(predictor variable) kinerja rumah tahanan.
Dalam hal ini terdapat hubungan yang erat
Tetapi juga sebagai variabel perantara antara
antara kinerja perorangan dengan kinerja
struktur
organisasi, desain
pekerjaan
lembaga atau kinerja perusahaan. Dengan kata
budaya
organisasi
kinerja
lain,
tahanan.
bila
kinerja
seseorang
baik,
maka
dengan
dan
rumah
kemungkinan besar kinerja perusahaan juga
Populasi dalam penelitian ini adalah
baik”. Pendapat lain juga dikemukakan oleh
seluruh pegawai Rumah Tahanan Negara Kelas
Prawirosentono yang dikutip oleh Tampubolon
IIB di Provinsi Aceh yang berjumlah 216 orang.
(2007)
Pengambilan sampel menggunakan metode
menyatakan
(individual
lembaga
kinerja
performance)
(institutional
individual
dengan
kinerja
sensus.
Pengumpulan
data
menggunakan
atau
kuesioner. selanjutnya data dianalisis dengan
kinerja organisasi (corporate performance)
menggunakan peralatan statistik analisis jalur
terdapat hubungan yang erat. Bila kinerja
(path analysis).
performance)
individual (individual performance) baik, maka
maka kemungkinan besar kinerja organisasi
(corporate performance) juga baik.
Berdasarkan
uraian
di
atas
dapat
dipahami bahwa kinerja suatu instansi sangat
tergantung pada
kinerja pegawai
instansi
tersebut. Apabila pegawai yang bekerja pada
instansi tersebut berkinerja rendah, maka
kinerja instansi secara keseluruhan juga akan
rendah. Demikian pula sebaliknya, semakin
baik kinerja pegawai, akan semakin baik pula
kinerja instansi.
Tahanan Negara Kelas IIB di Provinsi Aceh.
Objek penelitian berhubungan dengan kinerja
yang
dikaitkan
dengan
produktivitas kerja pegawai, struktur organisasi,
desain
145 -
pekerjaan
Hasil pengolahan data menunjukkan nilai
koefisien jalur masing-masing variabel eksogen
sebesar 0,828 untuk struktur organisasi, sebesar
0,244 untuk desain pekerjaan dan sebesar 0,187
untuk budaya organisasi. Sedangkan nilai
koefisien
determinasi
(R2)
sebesar
0,749
sehingga nilai error sebesar 0,251 dicari
Persamaan struktural yang menjelaskan
Penelitian ini dilakukan pada Rumah
tersebut
Analisis Pengaruh Struktur Organisasi,
Desain Pekerjaan dan Budaya Organisasi
Terhadap Produktivitas Kerja
melalui perhitungan (1-0,749).
METODE PENELITIAN
rumah
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan
budaya
Volume 4, No. 2, Mei 2015
organisasi.
hubungan fungsional antara struktur organisasi,
desain pekerjaan dan budaya organisasi dengan
kepuasan kerja pegawai dapat diformulasikan
sebagai berikut:
Y = 0,828YX1 + 0,244YX2 + 0,187YX3 + 0,251
Nilai koefisien jalur struktur organisasi
terhadap produktivitas kerja (pyx1) sebesar
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
0,828, dapat diartikan pengaruh langsung
struktur organisasi terhadap kinerja Rutan
(direct effect) struktur organisasi terhadap
sebesar 43,43 persen (0,6592). Nilai koefisien
produktivitas kerja pegawai sebesar 68,56
jalur desain pekerjaan terhadap kinerja rutan
persen (0,828 ). Nilai koefisien jalur desain
sebesar
pekerjaan terhadap produktivitas kerja pegawai
langsung
(pyx2) sebesar 0,244, dapat diartikan pengaruh
terhadap kinerja Rutan sebesar 3,50 persen
langsung
pekerjaan
(0,1872). Terakhir nilai koefisien jalur budaya
terhadap produktivitas kerja pegawai sebesar
organisasi terhadap kinerja rutan sebesar 0,121
5,95 persen (0,2442). Selanjutnya nilai koefisien
dapat diartikan pengaruh langsung (direct
jalur budaya organisasi terhadap produktivitas
effect) budaya organisasi terhadap kinerja Rutan
kerja pegawai (pyx3) sebesar 0,187, dapat
sebesar 1,46 persen (0,1212).
2
(direct
effect)
desain
diartikan pengaruh langsung (direct effect)
budaya organisasi terhadap produktivitas kerja
pegawai sebesar 3,50 persen (0,1872)..
Analisis Pengaruh Struktur Organisasi,
Desain Pekerjaan dan Budaya Organisasi
Terhadap Kinerja Organisasi Rutan
0,187,
dapat
(direct
diartikan
pengaruh
desain
pekerjaan
effect)
Analisis Pengaruh Produktivitas Kerja
Pegawai Terhadap Kinerja Organisasi
Rutan
Persamaan struktural yang menjelaskan
hubungan kausalitas antara produktivitas kerja
pegawai
dengan
kinerja
Hasil pengolahan data menunjukkan nilai
diformulasikan sebagai berikut.
koefisien jalur masing-masing variabel eksogen
Z = 0,843ZY + 0,290
sebesar 0,659 untuk struktur organisasi, sebesar
0,187 untuk desain pekerjaan dan sebesar 0,121
untuk budaya organisasi. Sedangkan nilai
koefisien
determinasi
(R2)
sebesar
0,832
sehingga nilai error sebesar 0,168 dicari
melalui perhitungan (1-0,832).
Persamaan struktural yang menjelaskan
hubungan fungsional antara struktur organisasi,
desain pekerjaan dan budaya organisasi dengan
kinerja Rumah Tahanan Negara (Rutan) dapat
diformulasikan sebagai berikut.
Z = 0,659ZX1 + 0,187ZX2 + 0,121ZX3 + 0,168.
Nilai koefisien jalur struktur organisasi
terhadap kinerja rutan sebesar 0,659 dapat
Rutan
dapat
Nilai koefisien jalur produktivitas kerja
pegawai terhadap kinerja Rutan (pzy) sebesar
0,843. Hal ini berarti bahwa pengaruh langsung
(direct effect) produktivitas kerja pegawai
terhadap kinerja Rutan sebesar 71,0 persen
(0,8432). Sisanya sebesar 29,0 persen lagi
dipengaruhi
oleh
variabel
lain
selain
produktivitas kerja pegawai. Hal inilah yang
ditunjukkan oleh nilai error sebesar 0,290.
Variabel lain selain kinerja pegawai yakni
semua variabel yang secara teoritis dapat
mempengaruhi kinerja organisasi/ Rutan seperti
faktor internal organisasi dan faktor eksternal
termasuk faktor lingkungan..
diartikan pengaruh langsung (direct effect)
Volume 4, No. 2, Mei 2015
- 146
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Analisis Pengaruh Struktur Organisasi,
Desain Pekerjaan dan Budaya Organisasi
Terhadap Kinerja Organisasi Rutan Melalui
Produktivitas Kerja Pegawai
Nilai koefisien jalur struktur organisasi
terhadap produktivitas kerja sebesar 0,828
sedangkan nilai koefisien jalur produktivitas
kerja terhadap kinerja Rutan sebesar 0,843.
Dengan demikian besarnya pengaruh tidak
langsung (indirect effect) struktur organisasi
terhadap kinerja Rutan melalui produktivitas
kerja pegawai sebesar 69,80 persen dicari
melalui
perhitungan
Dibandingkan
dengan
(0,828
x
pengaruh
0,843).
langsung
(direct effect) struktur organisasi terhadap
kinerja Rutan sebesar 43,43 persen seperti
dijelaskan sebelumnya dapat dipahami bahwa
keberadaan produktivitas kerja sebagai variabel
perantara dapat memperkuat pengaruh struktur
organisasi terhadap kinerja rutan.
Nilai koefisien jalur desain pekerjaan
terhadap produktivitas kerja pegawai sebesar
0,244, dan nilai koefisien jalur produktivitas
kerja pegawai terhadap kinerja Rutan sebesar
0,843
sehingga
besarnya
pengaruh
tidak
langsung (indirect effect) desain pekerjaan
terhadap kinerja Rutan melalui produktivitas
kerja pegawai sebesar 20,57 persen (0,244 x
0,843).
langsung
Dibandingkan
(direct
dengan
pengaruh
desain
pekerjaan
effect)
terhadap kinerja Rutan sebesar 3,50 persen juga
dapat
diartikan
bahwa
keberadaan
produktivitas kerja juga dapat memperkuat
pengaruh desain pekerjaan terhadap kinerja
Rutan.
147 -
Terakhir, nilai koefisien jalur budaya
organisasi terhadap produktivitas kerja pegawai
sebesar
0,187
dan
nilai
koefisien
jalur
produktivitas kerja pegawai terhadap kinerja
Rutan sebesar 0,843, sehingga pengaruh tidak
langsung (indirect effect) budaya organisasi
terhadap kinerja Rutan melalui produktivitas
kerja pegawai sebesar 15,76 persen (0,187 x
0,843). Angka ini lebih besar dari pengaruh
langsung (direct effect) budaya organisasi
terhadap kinerja Rutan sebesar 1,46 persen,
sehingga keberadaan produktivitas kerja juga
dapat memperkuat pengaruh budaya organisasi
terhadap kinerja Rutan
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Secara umum pegawai Rumah Tahanan
Negara (Rutan) Kelas IIB di Provinsi Aceh
sudah memiliki penilaian yang baik terhadap
struktur
organisasi, desain
pekerjaan
dan
budaya organisasi yang berlaku pada Rutan
tempat mereka bekerja. Umumnya pegawai
juga memiliki produktivitas kerja yang baik.
Selanjutnya pegawai juga mempersepsikan
bahwa kinerja Rutan tempat mereka bekerja
sudah
baik.
Struktur
organisasi,
desain
pekerjaan dan budaya organisasi berpengaruh
secara langsung terhadap produktivitas kerja
pegawai. Struktur organisasi, desain pekerjaan
dan budaya organisasi berpengaruh secara
langsung terhadap kinerja Rumah Tahanan
Negara (Rutan) Kelas IIB di Provinsi Aceh.
Produktivitas kerja pegawai berpengaruh secara
langsung terhadap kinerja Rumah Tahanan
Volume 4, No. 2, Mei 2015
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Negara (Rutan) Kelas IIB di Provinsi Aceh.
penundaan
Struktur organisasi, desain pekerjaan dan
misalnya. Apalagi bagi pegawai yang memiliki
budaya organisasi berpengaruh secara langsung
tanggung
terhadap kinerja Rumah Tahanan Negara
pengamanan Rutan, terjadi kelalaian dalam
(Rutan) Kelas IIB di Provinsi Aceh melalui
pelaksanaan pekerjaan dapat berakibat fatal
produktivitas kerja. Keberadaan produktivitas
seperti larinya para tahanan. Untuk hal-hal
kerja dapat memperkuat pengaruh struktur
seperti ini sebaiknya sanksi tegas dapat
organisasi,
dilakukan dengan cara pencopotan jabatan
desain
pekerjaan
dan
budaya
organisasi terhadap kinerja Rutan..
kenaikan
jawab
besar
pangkat/golongan
berkaitan
dengan
pegawai yang bersangkutan. Hal ini bertujuan
agar setiap pegawai tidak hanya menjunjung
Saran
Sebaiknya
kepala
Rumah
Tahanan
Negara (Rutan) Kelas IIB di Provinsi Aceh
mempertahankan struktur organisasi yang sudah
dianggap
baik
oleh
pegawainya
dan
mempertahankann nilai-nilai budaya organisasi
yang berlaku pada instansi yang dipimpinnya.
tinggi
implementasi
nilai-nilai
budaya
organisasi dalam sikap dan perilaku sehari-hari,
tetapi juga berorientasi pada peningkatan
produktivitas kerja sebagai pegawai yang
berada dalam lingkungan Kementerian Hukum
dan HAM.
Secara operasional upaya mempertahankan
DAFTAR PUSTAKA
struktur organisasi dapat dilakukan dengan cara
Bucahanan, David; Huncznski, Andrzej, (2007),
Organizational Behavior an Introductory
Text. Third Edition, Europe : Prentice Hall.
Djokosantoso,
Moelyono.
(2003),
Beyond
Leadership, 12 Konsep Kepemimpinan,
Jakarta: PT. Alex Media Komputindo.
Gibson, Donelly, Ivan Cevich. (2006). Organisasi.
Alih Bahasa: Darkasih, Edisi Lima. Jilid 1.
Erlangga, Jakarta.
Mondy, Wayne R. (2008). Manajemen Sumber
Daya Manusia, Alih Bahasa: Jimmy Sadeli
dan Bayu Prawira, Erlangga. Jakarta.
Pastin (2006). The Hard Problem of Management.
Jossey Bass Inc., California, USA.
Robbins, Stephen P. (2008). Organizational
Behavior:
Concepts,
Controversies,
Application. Eight Edition. New Jersey.
Prentice Hall International, Inc.
Sedarmayanti (2007) Manajemen Sumber Daya
Manusia: Reformasi Birokrasi dan
Manajemen Pegawai Negeri Sipil, PT
Refika Aditama, Bandung.
memperjelas tugas dan wewenang masingmasing
bagian
dalam
organisasi,
adanya
kejelasan hubungan atasan dan bawahan yang
dinyatakan secara tertulis, adanya kedudukan
yang jelas masing-masing pemegang jabatan
dan hal tersebut dinyatakan secara tertulis.
Selain itu, tingkatkan kejelasan garis perintah
dan
wewenang,
garis
perintah
dan
pendelegasian wewenang dan adanya kejelasan
mengenai tingkatan dan struktur kewenangan
pada masing-masing bagian pada Rutan.
Penerapan nilai-nilai budaya organisasi
perlu diiringi dengan adanya sanksi tegas
terhadap para pegawai yang melanggar aturan
kerja. Sanksi tegas dapat disampaikan melalui
peringatan atau pun sanksi administratif seperti
Volume 4, No. 2, Mei 2015
- 148
Download