Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala ISSN 2302-0199 pp. 140- 148 9 Pages PENGARUH STRUKTUR ORGANISASI, DESAIN PEKERJAAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KINERJA RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB DI PROVINSI ACEH Said Khaizir1, Rahman Lubis2, T. Roli Ilhamsyah Putra 3 1) Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Abstract: This study aims to determine the effect of organizational structure, job design and organizational culture and its impact on organizationl performance of national prison type B in Aceh Province. The sample are 135 civil servant from seven national prison type B in Aceh Province. Collecting data by questionaire and data were anlyzed by path analysis. The study found that organizational structure, job design and organizational culture directly effect on employee productivity. Simultaneously and partially three of exogenous variable significantly effect on employee productivity. Organizational structure, job design and organizational culture directly effect on organizational performance of national prison. Simultaneously and partially three of exogenous variable significantly effect on performance of national prison. And than existance of employee productivity enstrongth the effect of organizational structure, job design and organizational culture on the performance of the national prison. The conclusion of the study is the performance of the national prison is not only effected by organizational structure, job design and organizational culture, but also effected by employee productivity as intervening variable. Keywords : Organizational Performance, Employee Productivity, Organizational Structure, Job Design and Organizational Culture. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur organisasi, desain pekerjaan dan budaya organisasi serta dampaknya pada kinerja Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB di Provinsi Aceh. sampel penelitian sebanyak 135 orang pegawai yang diambil dari 7 (tujuh) Rutan Kelas IIB di Provinsi Aceh. pengumpulan data menggunakan kuesioner dan selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan peralatan statistik analisis jalur (path analysis). Penelitian menemukan bahwa struktur organisasi, desain pekerjaan dan budaya organisasi berpengaruh secara langsung terhadap produktivitas kerja pegawai. Secara simultan dan parsial ketiga variabel eksogen tersebut berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai. Struktur organisasi, desain pekerjaan dan budaya organisasi juga berpengaruh secara langsung terhadap kinerja Rutan. Secara simultan dan parsial ketiga variabel eksogen tersebut juga berpengaruh signifikan terhadap kinerja Rutan. Selanjutnya keberadaan produktivitas kerja pegawai memperkuat pengaruh struktur organisasi, desain pekerjaan dan budaya organisasi terhadap kinerja Rutan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB di Provinsi Aceh tidak hanya dipengaruhi oleh struktur organisasi, desain pekerjaan dan budaya organisasi, tetapi juga dipengaruhi oleh produktivitas kerja pegawai sebagai variabel perantara. Kata kunci : Kinerja Organisasi, Produktivitas Pegawai, Struktur Organisasi, Desain Pekerjaan dan Budaya Organisasi tersebar pada beberapa daerah di Provinsi Aceh PENDAHULUAN Kehadiran rumah tahanan negara (Rutan) meliputi Sabang, Takengon, Tapak Tuan, Sigli, di Provinsi Aceh tidak terlepas dari perhatian Jantho dan Banda Aceh. Setiap Rutan memiliki pemerintah upaya pegawai yang bertujuan untuk mendukung penegakan hukum di provinsi tersebut. Hingga kegiatan operasionalnya. Jumlah pegawai yang tentang pentingnya saat ini terdapat 6 (enam) Rutan Kelas IIB yang Volume 4, No. 2, Mei 2015 - 140 Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala bekerja pada masing-masing Rutan berbeda satu sama lain. belum sesuai harapan dimana masih banyak diterima keluhan warga binaan pemasyarakatan Pentingnya upaya penegakan hukum di dan masyarakat serta pemberitaan media massa Provinsi Aceh berimplikasi pada pentingnya perihal pelaksanaan tugas pokok Rutan yang peningkatan kinerja rumah tahanan negara. negatif yang pada giliranya akan membangun Apalagi rumah opini/pencitraan negatif dan akan berdampak tahanan tidak hanya melakukan pelayanan buruk terhadap akuntabilitas dan kepercayaan tahanan, tetapi juga melakukan pemeliharaan masyarakat pada Rumah Tahanan Negara Klas keamanan IIB di Provinsi Aceh. sesuai dan dengan tata fungsinya, tertib, melakukan pengelolaan dan urusan tata usaha yang berkaitan dengan pelayanan tahanan. Peningkatan rumah pegawai dan pada gilirannya mampu tahanan meningkatkan kinerja rumah tahanan, setiap tentunya tidak terlepas dari produktivitas kerja rumah tahanan negara Kelas IIB di Provinsi pegawainya. Dengan kata lain, kinerja rumah Aceh memiliki struktur organisasi. Selain itu, tahanan desain dalam kinerja Guna meningkatkan produktivitas kerja menjalankan tugas dan pekerjaan dan penerapan budaya fungsinya, sangat tergantung dari produktivitas organisasi pada instansi tersebut juga diarahkan kerja pegawai yang bekerja pada berbagai untuk mendorong pegawai untuk dapat bekerja bidang tugas. Tanpa adanya pegawai dengan lebih baik sehingga produktivitas kerja mereka produktivitas kerja yang baik, adalah suatu hal meningkat. yang mustahil kinerja rumah tahanan dapat Struktur organisasi pada rumah tahanan ditingkatkan. Karena itu, setiap kepala Rumah menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB di Provinsi pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi- Aceh fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi, maupun juga berupaya meningkatkan produktivitas kerja pegawainya. orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas Berdasarkan pengamatan secara umum wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda kinerja pegawai pada Rumah Tahanan klas IIB dalam suatu organisasi. Dalam hal ini, setiap rumah di Provinsi Aceh belum maksimal. Hal ini dapat tahanan Klas IIB di Provinsi Aceh sudah memiliki diketahui masih tingginya egoisme antar sub struktur organisasi yang menempatkan pegawai seksi dalam intern organisasi yang berakibat pada berbagai bidang tugas yang telah ditentukan. kurangnya kerjasama dalam organisasi, kurang Struktur organisasi pada rumah tahanan tersebut baiknya koordinasi dengan instansi penegak menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan hukum dan kurangnya sarana dan prasarana pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi- kerja sehingga pelayanan menjadi lamban dan fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi, maupun tidak maksimal. Akibatnya pelaksanaan tugas orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas pokok dan fungsi di Rumah Tahanan Negara wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda 141 - Volume 4, No. 2, Mei 2015 Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dalam suatu organisasi. Struktur ini mengandung Atribut unsur-unsur standarisasi, seberapa luas organisasi mencerminkan dimensi koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam formal, komplektisitas dan sentralisasi, struktur pembuatan keputusan dan besaran (ukuran) satuan organisasi kerja. Selain itu, struktur organisasi yang dibangun organisasi. Pada akhirnya struktur organisasi juga sudah diikuti dengan adanya tugas pokok dan dapat berpengaruh pada kemampuan organisasi fungsi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. spesialisasi kerja, serta wewenang dan tanggung jawab struktur organisasi berkontribusi yang pada efektifitas masing-masing bidang dalam organisasi instansi Hal tersebut secara jelas. organisasi dapat berpengaruh pada kinerja Secara teoritis, produktivitas kerja pegawai inilah menentukan menyebabkan struktur organisasi. dan kinerja instansi pemerintah dapat dipengaruhi oleh struktur organisasi, desain pekerjaan dan budaya organisasi yang berlaku pada instansi Hubungan Struktur Organisasi Produktivitas Kerja Pegawai dengan tersebut. Karena itu dipandang perlu untuk Dengan adanya struktur organisasi, setiap melakukan kajian mengenai keterkaitan struktur pegawai memiliki acuan yang lebih baik dalam organisasi, desain pekerjaan dan budaya organisasi melaksanakan dengan produktivitas kerja pegawai dan kinerja organisasi tidak hanya menjelaskan wewenang Rutan Klas IIB di Provinsi Aceh. dan tanggung jawab masing-masing pegawai, pekerjaan mereka. Struktur tetapi juga mampu membuat pegawai bekerja lebih nyaman. Struktur organisasi menempatkan KAJIAN KEPUSTAKAAN Hubungan Struktur Kinerja Organisasi Struktur Organisasi dengan pegawai pada bidang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Apalagi ketika bidang instansi pekerjaan yang dibebankan sesuai dengan menggambarkan kemampuan yang dimiliki, kondisi ini akan adanya garis perintah, wewenang dan tanggung mampu meningkatkan produktivitas mereka jawab masing-masing pegawai, tetapi struktur dalam bekerja. pemerintah organisasi tidak organisasi juga organisasi. Hal organisasi hanya terkait ini pada dengan efektifitas disebabkan, menjelaskan adanya struktur pembagian wewenang dan keputusan manajemen. Struktur organisasi dihasilkan dari keputusan manajerial mengenai empat atribut penting dari seluruh organisasi, pembagian pekerja, dasar departementalisasi, ukurang departemen, dan pendelegasian wewenang (Gibson, 2000:101). Hubungan Desain Pekerjaan dengan Kinerja Organisasi Desain tugas/pekerjaan merupakan produk yang pertama dan langsung dari proses analisis pekerjaan. Upaya peningkatan kinerja organisasi tidak memerlukan berdiri adanya upaya sendiri, tetapi peningkatkan pemahaman pegawai terhadap beban pekerjaan Volume 4, No. 2, Mei 2015 - 142 Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala yang ditugaskan. Dalam hal ini diperlukan produktivitas dan keahlian seorang individu dan adanya cara mereka untuk individu desain menentukan pekerjaan tugas-tugas dengan spesifik dikerjakan, metode-metode yang dipakai dalam melanjutkan tugas-tugas tersebut, dan cara pekerjaan yang bersangkutan berhubungan dengan lain dalam organisasi. Dengan adanya desain pekerjaan dapat memudahkan pegawai dalam menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya dan pada akhirnya dapat berdampak pada peningkatan kinerja organisasi tempat mereka bekerja (Mondy, 2008:119). Hubungan Desain Produktivitas Kerja Desain tugas mempunyai dalam skill masing-masing menjalankan tugas dan tanggung jawab dalam kinerja karyawan. Hubungan Budaya Kinerja Organisasi Organisasi dengan Adanya keterkaitan hubungan antara budaya organisasi dengan kinerja organisasi yang dapat dijelaskan dalam model diagnosis budaya organisasi Tiernay bahwa semakin baik kualitas faktor-faktor yang terdapat dalam budaya organisasi makin baik kinerja organisasi Pekerjaan dengan tersebut (Djokosantoso, 2003 : 42). Karyawan yang sudah memahami keseluruhan nilai-nilai pernyataan organisasi akan menjadikan nilai-nilai tersebut tertulis tentang apa yang sebenarnya dilakukan sebagai suatu kepribadian organisasi. Nilai dan oleh itu keyakinan tersebut akan diwujudkan menjadi kondisi perilaku keseharian mereka dalam bekerja, pekerjaannya. Dengan adanya desain tugas sehingga akan menjadi kinerja individual. yang jelas membuat karyawan merasa nyaman Didukung dengan sumber daya manusia yang dalam bekerja, apalagi kalau desain tugas ada, sistem dan teknologi, strategi organisasi tersebut disertai dengan indikator capaian yang dan logistik, masing masing kinerja individu jelas, sehingga dapat dijadikan acuan bagi yang baik akan menimbulkan kinerja organisasi karyawan yang baik pula. pekerja, melakukannya bagaimana dan dalam menyelesaikan keterkaitan produktivitas dikemukakan merupakan bagaimana menilai pekerjaan antara orang keberhasilannya mereka. Adanya tugas dengan kinerja dapat dilihat pada beberapa contoh seperti perusahaan yang memiliki kinerja yang tinggi, (2008:121) seperti Singapore Airlines yang menekankan desain kerja oleh pegawai Mondy Dampak budaya organisasi terhadap menyatakan bahwa salah satu daya dan upaya pada dalam meningkatkan kinerja karyawan yang berkesinambungan, inovatif dan menjadi yang handal perusahaan perlu mengambil suatu terbaik. langkah desain kerja (job design) kinerja perusahaan terbesar di dunia, memiliki budaya karyawan yang lebih efektif dan efisien. respect, responsiveness dan result. Nilai -nilai Rancangan yang tampak pada perusahaan tersebut adalah 143 - pekerjaan dapat dilihat Volume 4, No. 2, Mei 2015 dari perubahan-perubahan Baxter International, yang salah satu Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala bagaimana mereka berperilaku ke arah orang dipahami bahwa budaya organisasi dapat lain, kepada customer, pemegang saham, berpengaruh pada produktivitas kerja karyawan. supplier dan masyarakat (Pastin, 2006; 272). karyawan yang memiliki penilaian yang baik Hasil penelitian Bintoro (2002) menyatakan terhadap budaya organisasi tempat mereka bahwa budaya organisasi yang kuat dapat bekerja akan cenderung memiliki pandangan meningkatkan kinerja organisasi. bahwa pekerjaan adalah suatu hal yang Hubungan Budaya Produktivitas Kerja Organisasi dengan Elemen-elemen budaya organisasi atau perusahaan adalah nilai-nilai, kepercayaan- menyenangkan. Pada akhirnya produktivitas atau kinerja mereka akan meningkat. Hubungan Produktivitas Kerja Pegawai dengan Kinerja Organisasi kepercayaan, pendapat-pendapat, sikap sikap Keberhasilan suatu instansi pemerintah dan norma-norma (Buchanan dan Huczyski, dalam 2007:518). Budaya organisasi atau budaya ditentukan oleh sejauhmana setiap pegawai perusahaan yang kuat akan mempengaruhi dalam instansi tersebut dapat melaksanakan pandangan mengenai suatu pekerjaan menjadi tugas mereka dengan baik. Ketidakmampuan lebih menyenangkan, maka budaya perusahaan pegawai dalam menyelesaikan tugas mereka perlu tetap dipelihara keberadaannya, sehingga tidak seluruh karyawan mulai dari pimpinan puncak produktivitas kerja, akan tetapi juga berdampak hingga karyawan lapis terbawah menghasilkan buruk pada pencapaian tujuan instansi secara kinerja yang tinggi. keseluruhan. Karena itu, peningkatan kinerja Budaya organisasi yang kuat membawa pengaruh positif bagi karyawan dan organisasi, dimana anggota hanya pegawai kinerjanya berdampak sangat pada penting sangat rendahnya artinya bagi peningkatan kinerja instansi. memegang Semakin baik kinerja pegawai yang komitmen yang lebih besar pada nilai-nilai bekerja dalam instansi tertentu, akan semakin yang ditetapkan oleh organisasi. Budaya yang tercapai tujuan organisasi. Sebaliknya semakin kuat dicirikan oleh nilai inti dari organisasi rendah kinerja pegawai, maka kinerja instansi yang dianut dengan kuat, diatur dengan baik, juga akan rendah. Kendatipun suatu instansi dan dirasakan bersama secara luas. Makin memiliki peralatan kerja yang baik, namun banyak anggota organisasi yang menerima apabila tidak didukung oleh pegawai yang nilai-nilai inti, menyetujui jajaran tingkat mampu menyelesaikan tugas sesuai dengan kepentingannya, dan merasa sangat terikat yang kepadanya, maka makin kuat budaya tersebut meningkatkan kinerja instansi akan mengalami (Robbins, 2008). kendala. Sebagaimana pendapat Sedarmayanti Berdasarkan organisasi meningkatkan uraian di atas, dapat diharapkan, (2007:263) yang maka upaya menyatakan untuk “tercapainya Volume 4, No. 2, Mei 2015 - 144 Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala tujuan organisasi/perusahaan hanya Produktivitas kerja pegawai tidak hanya dimungkinkan karena upaya para pelaku yang dijadikan sebagai variabel untuk memprediksi terdapat pada organisasi/perusahaan tersebut. (predictor variable) kinerja rumah tahanan. Dalam hal ini terdapat hubungan yang erat Tetapi juga sebagai variabel perantara antara antara kinerja perorangan dengan kinerja struktur organisasi, desain pekerjaan lembaga atau kinerja perusahaan. Dengan kata budaya organisasi kinerja lain, tahanan. bila kinerja seseorang baik, maka dengan dan rumah kemungkinan besar kinerja perusahaan juga Populasi dalam penelitian ini adalah baik”. Pendapat lain juga dikemukakan oleh seluruh pegawai Rumah Tahanan Negara Kelas Prawirosentono yang dikutip oleh Tampubolon IIB di Provinsi Aceh yang berjumlah 216 orang. (2007) Pengambilan sampel menggunakan metode menyatakan (individual lembaga kinerja performance) (institutional individual dengan kinerja sensus. Pengumpulan data menggunakan atau kuesioner. selanjutnya data dianalisis dengan kinerja organisasi (corporate performance) menggunakan peralatan statistik analisis jalur terdapat hubungan yang erat. Bila kinerja (path analysis). performance) individual (individual performance) baik, maka maka kemungkinan besar kinerja organisasi (corporate performance) juga baik. Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa kinerja suatu instansi sangat tergantung pada kinerja pegawai instansi tersebut. Apabila pegawai yang bekerja pada instansi tersebut berkinerja rendah, maka kinerja instansi secara keseluruhan juga akan rendah. Demikian pula sebaliknya, semakin baik kinerja pegawai, akan semakin baik pula kinerja instansi. Tahanan Negara Kelas IIB di Provinsi Aceh. Objek penelitian berhubungan dengan kinerja yang dikaitkan dengan produktivitas kerja pegawai, struktur organisasi, desain 145 - pekerjaan Hasil pengolahan data menunjukkan nilai koefisien jalur masing-masing variabel eksogen sebesar 0,828 untuk struktur organisasi, sebesar 0,244 untuk desain pekerjaan dan sebesar 0,187 untuk budaya organisasi. Sedangkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,749 sehingga nilai error sebesar 0,251 dicari Persamaan struktural yang menjelaskan Penelitian ini dilakukan pada Rumah tersebut Analisis Pengaruh Struktur Organisasi, Desain Pekerjaan dan Budaya Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja melalui perhitungan (1-0,749). METODE PENELITIAN rumah HASIL DAN PEMBAHASAN dan budaya Volume 4, No. 2, Mei 2015 organisasi. hubungan fungsional antara struktur organisasi, desain pekerjaan dan budaya organisasi dengan kepuasan kerja pegawai dapat diformulasikan sebagai berikut: Y = 0,828YX1 + 0,244YX2 + 0,187YX3 + 0,251 Nilai koefisien jalur struktur organisasi terhadap produktivitas kerja (pyx1) sebesar Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 0,828, dapat diartikan pengaruh langsung struktur organisasi terhadap kinerja Rutan (direct effect) struktur organisasi terhadap sebesar 43,43 persen (0,6592). Nilai koefisien produktivitas kerja pegawai sebesar 68,56 jalur desain pekerjaan terhadap kinerja rutan persen (0,828 ). Nilai koefisien jalur desain sebesar pekerjaan terhadap produktivitas kerja pegawai langsung (pyx2) sebesar 0,244, dapat diartikan pengaruh terhadap kinerja Rutan sebesar 3,50 persen langsung pekerjaan (0,1872). Terakhir nilai koefisien jalur budaya terhadap produktivitas kerja pegawai sebesar organisasi terhadap kinerja rutan sebesar 0,121 5,95 persen (0,2442). Selanjutnya nilai koefisien dapat diartikan pengaruh langsung (direct jalur budaya organisasi terhadap produktivitas effect) budaya organisasi terhadap kinerja Rutan kerja pegawai (pyx3) sebesar 0,187, dapat sebesar 1,46 persen (0,1212). 2 (direct effect) desain diartikan pengaruh langsung (direct effect) budaya organisasi terhadap produktivitas kerja pegawai sebesar 3,50 persen (0,1872).. Analisis Pengaruh Struktur Organisasi, Desain Pekerjaan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Organisasi Rutan 0,187, dapat (direct diartikan pengaruh desain pekerjaan effect) Analisis Pengaruh Produktivitas Kerja Pegawai Terhadap Kinerja Organisasi Rutan Persamaan struktural yang menjelaskan hubungan kausalitas antara produktivitas kerja pegawai dengan kinerja Hasil pengolahan data menunjukkan nilai diformulasikan sebagai berikut. koefisien jalur masing-masing variabel eksogen Z = 0,843ZY + 0,290 sebesar 0,659 untuk struktur organisasi, sebesar 0,187 untuk desain pekerjaan dan sebesar 0,121 untuk budaya organisasi. Sedangkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,832 sehingga nilai error sebesar 0,168 dicari melalui perhitungan (1-0,832). Persamaan struktural yang menjelaskan hubungan fungsional antara struktur organisasi, desain pekerjaan dan budaya organisasi dengan kinerja Rumah Tahanan Negara (Rutan) dapat diformulasikan sebagai berikut. Z = 0,659ZX1 + 0,187ZX2 + 0,121ZX3 + 0,168. Nilai koefisien jalur struktur organisasi terhadap kinerja rutan sebesar 0,659 dapat Rutan dapat Nilai koefisien jalur produktivitas kerja pegawai terhadap kinerja Rutan (pzy) sebesar 0,843. Hal ini berarti bahwa pengaruh langsung (direct effect) produktivitas kerja pegawai terhadap kinerja Rutan sebesar 71,0 persen (0,8432). Sisanya sebesar 29,0 persen lagi dipengaruhi oleh variabel lain selain produktivitas kerja pegawai. Hal inilah yang ditunjukkan oleh nilai error sebesar 0,290. Variabel lain selain kinerja pegawai yakni semua variabel yang secara teoritis dapat mempengaruhi kinerja organisasi/ Rutan seperti faktor internal organisasi dan faktor eksternal termasuk faktor lingkungan.. diartikan pengaruh langsung (direct effect) Volume 4, No. 2, Mei 2015 - 146 Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Analisis Pengaruh Struktur Organisasi, Desain Pekerjaan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Organisasi Rutan Melalui Produktivitas Kerja Pegawai Nilai koefisien jalur struktur organisasi terhadap produktivitas kerja sebesar 0,828 sedangkan nilai koefisien jalur produktivitas kerja terhadap kinerja Rutan sebesar 0,843. Dengan demikian besarnya pengaruh tidak langsung (indirect effect) struktur organisasi terhadap kinerja Rutan melalui produktivitas kerja pegawai sebesar 69,80 persen dicari melalui perhitungan Dibandingkan dengan (0,828 x pengaruh 0,843). langsung (direct effect) struktur organisasi terhadap kinerja Rutan sebesar 43,43 persen seperti dijelaskan sebelumnya dapat dipahami bahwa keberadaan produktivitas kerja sebagai variabel perantara dapat memperkuat pengaruh struktur organisasi terhadap kinerja rutan. Nilai koefisien jalur desain pekerjaan terhadap produktivitas kerja pegawai sebesar 0,244, dan nilai koefisien jalur produktivitas kerja pegawai terhadap kinerja Rutan sebesar 0,843 sehingga besarnya pengaruh tidak langsung (indirect effect) desain pekerjaan terhadap kinerja Rutan melalui produktivitas kerja pegawai sebesar 20,57 persen (0,244 x 0,843). langsung Dibandingkan (direct dengan pengaruh desain pekerjaan effect) terhadap kinerja Rutan sebesar 3,50 persen juga dapat diartikan bahwa keberadaan produktivitas kerja juga dapat memperkuat pengaruh desain pekerjaan terhadap kinerja Rutan. 147 - Terakhir, nilai koefisien jalur budaya organisasi terhadap produktivitas kerja pegawai sebesar 0,187 dan nilai koefisien jalur produktivitas kerja pegawai terhadap kinerja Rutan sebesar 0,843, sehingga pengaruh tidak langsung (indirect effect) budaya organisasi terhadap kinerja Rutan melalui produktivitas kerja pegawai sebesar 15,76 persen (0,187 x 0,843). Angka ini lebih besar dari pengaruh langsung (direct effect) budaya organisasi terhadap kinerja Rutan sebesar 1,46 persen, sehingga keberadaan produktivitas kerja juga dapat memperkuat pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja Rutan KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Secara umum pegawai Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB di Provinsi Aceh sudah memiliki penilaian yang baik terhadap struktur organisasi, desain pekerjaan dan budaya organisasi yang berlaku pada Rutan tempat mereka bekerja. Umumnya pegawai juga memiliki produktivitas kerja yang baik. Selanjutnya pegawai juga mempersepsikan bahwa kinerja Rutan tempat mereka bekerja sudah baik. Struktur organisasi, desain pekerjaan dan budaya organisasi berpengaruh secara langsung terhadap produktivitas kerja pegawai. Struktur organisasi, desain pekerjaan dan budaya organisasi berpengaruh secara langsung terhadap kinerja Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB di Provinsi Aceh. Produktivitas kerja pegawai berpengaruh secara langsung terhadap kinerja Rumah Tahanan Volume 4, No. 2, Mei 2015 Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Negara (Rutan) Kelas IIB di Provinsi Aceh. penundaan Struktur organisasi, desain pekerjaan dan misalnya. Apalagi bagi pegawai yang memiliki budaya organisasi berpengaruh secara langsung tanggung terhadap kinerja Rumah Tahanan Negara pengamanan Rutan, terjadi kelalaian dalam (Rutan) Kelas IIB di Provinsi Aceh melalui pelaksanaan pekerjaan dapat berakibat fatal produktivitas kerja. Keberadaan produktivitas seperti larinya para tahanan. Untuk hal-hal kerja dapat memperkuat pengaruh struktur seperti ini sebaiknya sanksi tegas dapat organisasi, dilakukan dengan cara pencopotan jabatan desain pekerjaan dan budaya organisasi terhadap kinerja Rutan.. kenaikan jawab besar pangkat/golongan berkaitan dengan pegawai yang bersangkutan. Hal ini bertujuan agar setiap pegawai tidak hanya menjunjung Saran Sebaiknya kepala Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB di Provinsi Aceh mempertahankan struktur organisasi yang sudah dianggap baik oleh pegawainya dan mempertahankann nilai-nilai budaya organisasi yang berlaku pada instansi yang dipimpinnya. tinggi implementasi nilai-nilai budaya organisasi dalam sikap dan perilaku sehari-hari, tetapi juga berorientasi pada peningkatan produktivitas kerja sebagai pegawai yang berada dalam lingkungan Kementerian Hukum dan HAM. Secara operasional upaya mempertahankan DAFTAR PUSTAKA struktur organisasi dapat dilakukan dengan cara Bucahanan, David; Huncznski, Andrzej, (2007), Organizational Behavior an Introductory Text. Third Edition, Europe : Prentice Hall. Djokosantoso, Moelyono. (2003), Beyond Leadership, 12 Konsep Kepemimpinan, Jakarta: PT. Alex Media Komputindo. Gibson, Donelly, Ivan Cevich. (2006). Organisasi. Alih Bahasa: Darkasih, Edisi Lima. Jilid 1. Erlangga, Jakarta. Mondy, Wayne R. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia, Alih Bahasa: Jimmy Sadeli dan Bayu Prawira, Erlangga. Jakarta. Pastin (2006). The Hard Problem of Management. Jossey Bass Inc., California, USA. Robbins, Stephen P. (2008). Organizational Behavior: Concepts, Controversies, Application. Eight Edition. New Jersey. Prentice Hall International, Inc. Sedarmayanti (2007) Manajemen Sumber Daya Manusia: Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil, PT Refika Aditama, Bandung. memperjelas tugas dan wewenang masingmasing bagian dalam organisasi, adanya kejelasan hubungan atasan dan bawahan yang dinyatakan secara tertulis, adanya kedudukan yang jelas masing-masing pemegang jabatan dan hal tersebut dinyatakan secara tertulis. Selain itu, tingkatkan kejelasan garis perintah dan wewenang, garis perintah dan pendelegasian wewenang dan adanya kejelasan mengenai tingkatan dan struktur kewenangan pada masing-masing bagian pada Rutan. Penerapan nilai-nilai budaya organisasi perlu diiringi dengan adanya sanksi tegas terhadap para pegawai yang melanggar aturan kerja. Sanksi tegas dapat disampaikan melalui peringatan atau pun sanksi administratif seperti Volume 4, No. 2, Mei 2015 - 148