1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, karena semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan para konsumen. Hal ini menyebabkan perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur maupun jasa, berlomba untuk menghasilkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Agar dapat bertahan dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif, perusahaan harus mampu memasarkan produknya dengan baik kepada konsumen. Dalam menghadapi persaingan, semua pelaku bisnis yang ingin tetap konsisten di pasar, dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Tuntutan ini memaksa para pelaku bisnis untuk melakukan kegiatan pemasaran yang salah satunya merupakan kegiatan promosi yang gencar, kreatif dan inovatif. Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Swastha dan Sukotjo, 1997: 179). Peranan pemasaran sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan di masa mendatang. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen jika mengharapkan usahanya dapat berjalan terus, 2 atau konsumen mempunyai pandangan yang baik terhadap citra perusahaan. Tercapainya kepuasan konsumen merupakan orientasi pemasaran yang semakin penting untuk dilaksanakan. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan penjualan serta memelihara konsumen menjadi pelanggan yang setia. Saat ini kepuasaan konsumen merupakan landasan utama untuk memenangkan persaingan dalam dunia usaha yang semakin kompetitif. Oleh karena itu, perusahaan perlu memperhatikan perilaku konsumen yang semakin kritis dalam melakukan pembelian yang selalu didasari oleh pengalaman masa lalunya. Konsumen yang puas terhadap suatu produk, akan mengadopsikan lagi pada pembelian berikutnya, dengan demikian loyalitas konsumen dapat tercipta. Konsumen yang loyal biasanya tidak akan memperhitungkan faktor harga. Apabila ada kenaikan harga terhadap produk tersebut konsumen tidak beralih ke merek lain, meskipun bermunculan merek-merek baru. Berdasarkan hal itu perusahaan harus dapat mempertajam paradigmanya bukan hanya memuaskan kebutuhan konsumen tetapi lebih khusus dapat menciptakan loyalitas konsumen (Junaidi dan Dharmmesta, 2002: 91). Mengingat pentingnya memahami perilaku konsumen, maka perusahaan harus melakukan berbagai strategi. Salah satu strategi tersebut adalah dengan mengkomunikasikan produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan melalui iklan, baik media cetak maupun media elektronik. Di dalam pembuatan iklan dan pemilihan media yang digunakan harus memperhatikan faktor stimulus 3 dan respon. Artinya ketika iklan itu dibuat, respon apa yang diharapkan datang dari konsumen. Dan dari respon tersebut, diharapkan dapat menimbulkan stimulus-stimulus yang dapat mendorong konsumen untuk melakukan pembelian. Iklan telah menjadi jembatan komunikasi antara produsen (perusahaan) dengan konsumen. Biasanya iklan dibuat dengan struktur yang baik, menarik dan tentunya dapat mengkomunikasikan atau memvisualisasikan produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan, oleh karena itu iklan tersebut harus kreatif dan inovatif. Dalam pembuatan iklan yang baik, selain harus memperhatikan struktur iklan, penting juga menggunakan elemen-elemen dalam sebuah rumus yang dikenal sebagai AIDCA, yang terdiri dari: attention (perhatian), interest (minat), desire (kebutuhan/keinginan), conviction (rasa percaya) dan action (tindakan) (Kasali, 1992: 83). Periklanan telah menjadi harapan bagi ratusan produk atau merek yang ingin melekat di hati konsumennya. Iklan dipercayai sebagai urat nadi yang mengalirkan darah segar dari produsen ke konsumen. Periklanan juga merupakan cara yang efektif untuk meraih konsumen dalam jumlah yang besar dan tersebar di berbagai tempat. Di satu pihak iklan dapat juga digunakan untuk membangun kesan jangka panjang suatu produk dan di pihak lain memicu penjualan yang sangat cepat. Suatu iklan yang cenderung tidak mempunyai pengaruh utama pada perilaku konsumen, dikarenakan produk tersebut tidak menarik, dan tidak memuaskan konsumen ketika mereka menggunakannya, maka iklan tersebut 4 tidak dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli suatu merek dalam jangka panjang. Oleh karena itu, iklan dari merek tersebut harus dapat menimbulkan pengaruh positif bagi konsumen, agar diterimanya suatu produk oleh konsumen dengan baik, dan dalam jangka panjang sehingga dapat terciptanya loyalitas konsumen terhadap merek tersebut. Sebuah perusahaan yang menghasilkan produk shampoo Dove moisture cream adalah PT. Unilever Indonesia. Perusahaan ini banyak menggunakan iklan (khususnya media elektronik) dalam memasarkan produk-produknya. Keberhasilan sejumlah merek dari PT. Unilever terletak pada strategi PT. Unilever Indonesia yang mampu menjalankan kreativitas iklan dan menjaga agar produk-produknya dapat tetap relevan dengan trend yang berkembang di masyarakat. Dengan kata lain, produk-produk PT. Unilever Indonesia terus dikembangkan sesuai dengan tuntutan konsumen dan dari segi iklan dilakukan perbaikan berdasarkan saran atau keluhan konsumen. Kreativitas merupakan kunci utama kesuksesan PT. Unilever sehingga produk-produknya mampu memikat dan dibeli konsumen. PT. Unilever Indonesia mampu menyajikan iklan berbagai produk misalnya, salah satu produk sabun Lux yang menampilkan artis ternama seperti Tamara Blessinzky, Desi Ratnasari, Febby Febiola, Dian Sastrowardoyo, dan Marina Renata yang merupakan idola terkenal di Indonesia sehingga menarik perhatian konsumen. Pada produk shampoo Dove moisture cream juga menggunakan publik figure Nia Dinata, seorang sutradara muda terkenal yang menyutradarai film Arisan. Semua ini adalah usaha dari perusahaan untuk 5 mencapai laba yang maksimal, serta memberikan kepuasan yang maksimal bagi konsumen. Dengan demikian maka strategi pemasaran yang digunakan yang berkaitan dengan iklan secara tepat dapat membentuk image dan preferensi terhadap merek. Latar belakang di atas menunjukkan bahwa kreativitas iklan sebagai sarana informasi mampu memikat konsumen untuk mengadopsi suatu produk. Dan kreativitas iklan dapat mempengaruhi konsumen serta mendapat tanggapan dari mereka. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Analisis Pengaruh Kreativitas Iklan Terhadap Loyalitas Konsumen Produk Shampoo Dove Moisture Cream Pada Mahasiswa/i Universitas Kristen Duta Wacana”. 1.2. Perumusan Masalah Dalam penelitian ini penulis ingin meneliti : Apakah terdapat pengaruh kreativitas iklan terhadap loyalitas konsumen produk Shampoo Dove Moisture Cream pada Mahasiswa/i Universitas Kristen Duta Wacana ? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui pengaruh kreativitas iklan terhadap loyalitas konsumen produk Shampoo Dove Moisture Cream Pada Mahasiswa/i Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta. 6 1.4. Kontribusi Penelitian Penelitian ini diharapkan berkontribusi bagi pihak-pihak : 1. Bagi Penulis Penelitian dilakukan agar dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam menerapkan teori-teori yang telah diterima di bangku kuliah. 2. Bagi Perusahaan Penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan merek PT. Unilever pada saat ini maupun di masa yang akan datang terutama yang berhubungan dengan loyalitas konsumen. 3. Bagi pembaca Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan pembaca dalam memahami keinginan dan kebutuhan konsumen. 1.5. Batasan Penelitian Karena penulis memiliki keterbatasan dan kemampuan, maka penelitian dibatasi pada: 1. Penelitian hanya dilakukan pada Mahasiswa/i Universitas Kristen Duta Wacana. 2. Responden adalah pengguna dan pernah melihat iklan produk Shampoo Dove Moisture Cream. 3. Objek penelitian adalah Mahasiswa/i Universitas Kristen Duta Wacana, karena memudahkan penulis dalam mengumpulkan informasi sehingga dapat menghemat biaya, waktu dan tenaga. 7 4. Profil responden adalah : a. Jenis kelamin b. Usia c. Pendapatan (per bulan) d. Daerah Asal e. Fakultas 5. Atribut-atribut yang dianalisis terdiri dari : a. Kreativitas iklan yang meliputi AIDCA (Kasali, 1992 :83-86) : • Perhatian (attention) Dalam hal ini iklan harus menarik perhatian khalayak sasarannya, baik pembaca, pendengar, atau pemirsa. • Minat (interest) Setelah perhatian calon pembeli direbut, persoalan yang dihadapi bagaimana agar konsumen berminat dan ingin tahu lebih lanjut. • Keinginan (desire) Iklan harus berhasil menggerakkan keinginan orang untuk memiliki atau menikmati produk. • Rasa Percaya (conviction) Menimbulkan keyakinan konsumen bahwa produk yang ditawarkan adalah pilihan terbaik. • Tindakan (action) Membujuk calon pembeli agar sesegera mungkin melakukan tindakan pembelian atau bagian dari itu. 8 b. Loyalitas menurut Hawkins dan Coney (dalam Handoyo, 2004: 163) adalah suatu tanggapan perilaku cenderung untuk dinyatakan setiap waktu oleh beberapa unit pembuat keputusan dengan perhatian pada satu atau lebih alternatif merek diluar merek-merek tertentu yang sejenis dan merupakan suatu proses psikologis. Loyalitas konsumen yang diukur adalah (Handoyo, 2004: 165): • Kecenderungan pindah merek merupakan perilaku mencari variasi dan suatu fenomena yang dilakukan konsumen hanya untuk kategori produk khusus tidak untuk kategori produk yang lainnya. Hal ini sesuai Van Trijp, Hoyer, dan Inman (1996) (dalam Junaidi dan Dharmmesta, 2002: 94). • Komunikasi positif dari mulut ke mulut adalah mendorong word of mouth yang lebih positif, dengan asumsi bahwa pelanggan yang loyal juga berarti mereka yang merasa puas (Hurriyati, 2005: 129). • Kemauan untuk merekomendasikan kepada orang lain adalah tahapan loyalitas prospect, artinya meskipun mereka belum melakukan pembelian tetapi telah mengetahui keberadaan perusahaan dan jasa yang ditawarkan melalui rekomendasi pihak lain atau word of mouth (Hurriyati, 2005: 132-133). • Kemauan untuk membeli kembali. adalah menarik kembali pelanggan yang sudah ada.