INTISARI ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI COLIFORM PADA MINUMAN TEH MANIS YANG DIJUAL RUMAH MAKAN DI KECAMATAN BANJARMASIN BARAT Teh manis merupakan salah satu jenis minuman dengan bahan baku air yang diseduh dengan teh ditambah gula. Sehingga air yang digunakan harus aman dan terhindar dari mikroorganisme seperti bakteri Coliform. Bakteri Coliform dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, salah satunya diare. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah teh manis yang dijual rumah makan di Kecamatan Banjarmasin Barat mengandung bakteri Coliformdan untuk mengetahui berapa nilai MostProbableNumber (MPN)/100 ml kandungan bakteri Coliform pada teh manis. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Teknik pengambilan sampel berupa aksidental. Sampel dalam penelitian ini adalah teh manis yang dijual rumah makan di Kecamatan Banjarmasin Barat. Data hasil perhitungan MostProbableNumber (MPN) dibandingkan dengan StandarNasionalIndonesia (SNI) 7388 tahun 2009 untuk batas cemaran mikroba MPN Coliform yaitu <2/100 ml. Analisis kuantitatif bakteri Coliform pada teh manis dilakukan dengan menggunakan uji dugaan (Presumptive Test) dan uji penegasan (Confirmed Test) dengan media Lauryl Tryptose Broth (LTB) dan media Brilliant Green Bile Broth (BGLB). Hasil dibandingkan dengan alat ukur berupa tabel Most Probable Number (MPN) dan SNI No.7388 Tahun 2009 dengan menggunakan 3 seri tabung. Penelitian sampel dilakukan di laboratorium Balai Veteriner Banjarbaru. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dari 18 sampel teh manis yang dijual rumah makan di Kecamatan Banjarmasin Barat, sebanyak 94,44 % (17 sampel) positif mengandung bakteri Coliformdan 5,55 % (1 sampel) negatif mengandung bakteri Coliform. Jumlah MPN/100 ml kandungan bakteri Coliformyangtertinggi adalah 271 MPN/100 ml dan jumlah MPN/100 ml kandungan bakteri Coliform yang terendah adalah 3 MPN/100 ml. Dari jumlah MPN/100 ml tersebut melebihi standar yang telah ditetapkan oleh Standar Nasional Indonesia (SNI) tahun 2009 batas cemaran mikroba MPN Coliform yaitu <2/100 ml. KATA KUNCI: Analisis Kuantitatif, Bakteri Coliform, Teh Manis 1’2’3 AKADEMI FARMASI ISFI BANJARMASIN 1 ABSTRACT QUALITATIVE ANALYSIS OF COLIFORMBACTERIA ON SWEET TEA THAT IS SOLD IN RESTAURANTS IN KECAMATAN BANJARMASIN BARAT Sweet tea is one of beverages with brewed water as raw material and tea and sugar as additional material. So that, the water used must be safe and protected from microorganisms, such as Coliform bacteria. Coliform bacteria can cause various diseases for example diarrhea. The purpose of this research is to determine whether sweet tea that is sold in restaurants contains bacteria and to know the Most Probable Number (MPN) value of Coliform bacteria of sweet tea. This research uses descriptive analysis to analyze the data. The technique of sampling used in this research is accidental technique. The sample of this research is sweet tea that is sold in restaurants in region Banjarmasin Barat.The consideration of Most Probable Number (MPN) and SNI No.7388 Tahun 2009 is <2/100ml for microbe contamination limit.Qualitative analysis of Coliform bacteriais uses presumptive test and confirmed test with Lauryl Tryptose Broth (LTB) and Brilliant Green Bile Broth (BGLB) as media. The result is considerate with Most Probable Number (MPN) table as measurement tools and SNI No.7388 Tahun 2009 with three tubes. This research is held in Balai Veteriner Banjarbaru laboratories. Based on the finding of this research, from 18 samples of sweet tea in region Banjarmasin Barat there are 94.44% or 17samples of sweet tea contain (positive) of Coliformbacteria and 5.55% or 1 samplenot contain (negative) of Coliformi bacteria. The highest total MPN/100ml of Coliform bacteria is 271 MPN/100ml and the lowest is 3 MPN/100ml. Based on the Standar Nasional Indonesia (SNI) Tahun 2009, the microbe contamination limit is 2<100ml, so from the result total MPN/100ml is exceed of the standard. KEY WORD: Qualitative Analysis, Coliform Bacteria, Sweet Tea 1’2’3 AKADEMI FARMASI ISFI BANJARMASIN 2 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minuman adalah jenis cairan yang khusus dipersiapkan untuk konsumsi manusia. Ada banyak kelompok untuk minuman, hal ini dapat dibagi menjadi berbagai kelompok seperti air putih, alkohol, minuman non alkohol, minuman ringan (minuman berkarbonasi), jus buah atau sayuran dan minuman panas (Ikha dkk.,2013). Minuman ringan adalah minuman yang tidak mengandung alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang mengandung bahan makanan atau bahan tambahan lainnya baik alami atau sintesis yang dikemas dalam kemasan siap untuk dikonsumsi, dalam pengujian mutu suatu bahan pangan diperlukan berbagai uji yang mencakup uji fisik, uji kimia, uji mikrobiologi, dan uji organoleptik, kehadiran mikroorganisme dalam air menjadi salah satu parameter biologis yang dapat menentukan persyaratan kualitas air(Ikha dkk.,2013). Pengelolaan makanan minuman yang tidak higienis dan saniter dapat mengakibatkan adanya bahan-bahan didalam makanan minuman yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada konsumen. Makanan dan minuman dapat menimbulkan penyakit yang disebabkan hal, yaitu mengandung komponen beracun (logam berat dan bahan kimia beracun) dan terkontaminasi mikroorganisme patogen dalam jumlah cukup untuk menimbulkan penyakit (Salmonela thyposa, Shigella dysentriae, virus hepatitis, Escherichia coli, dan lainnya). Gangguan kesehatan yang terjadi berupa gangguan pada saluran pencernaan dengan gejala mual, perut mulas, muntah dan diare. Keberadaan bakteri Coliform dalam air dalam air minum yang merupakan indikasi keberadaan organisme patogen lainnya. Bakteri ini menyebabkan demam, diare dan kegagalan ginjal (Isnawati, 2012). 3 Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan parameter tambahan. Bakteri Coliform dicurigai berasal dari tinja. Kehadiran bakteri ini di dalam berbagai tempat mulai dari air minum, bahan makanan ataupun bahan-bahan lain untuk keperluan manusia, tidak diharapkan dan bahkan sangat dihindari. Hubungan antara tinja dan bakteri coliform dapat menjadikan bakteri ini sebagai indikator alami kehadiran materi fekal. Suatu subtrat atau benda misalnya air minum didapatkan bakteri ini, langsung ataupun tidak langsung air minum tersebut dicemari materi fekal (Suriawiria, 1996). Teh manis merupakan salah satu jenis minuman dengan bahan baku air yang diseduh dengan teh ditambah gula. Minuman teh manis banyak digemari oleh konsumen karena harganya yang cukup murah, enak, mudah didapat di setiap rumah makan dan hampir semua pedagang kaki lima. Minuman teh manis cocok dikonsumsi pada kondisi udara yang panas seperti di Indonesia, terutama di kota Banjarmasin. Minuman teh seduhan dapat mengalami kerusakan secara mikrobiologi seperti layaknya pada makanan dan minuman lainnya melalui berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain kontaminasi bahan-bahan dasar pembuatan minuman teh seduhan oleh bakteri, alat-alat pembuatan, dan faktor lingkungan penjualan. Kontaminasi bakteri patogen pada bahan dasar pembuatan minuman dapat menjadi salah satu faktor terjadinya keracunan minuman. Hal ini disebabkan tersedianya nutrisi dalam bahan pembuatan minuman diperlukan oleh mikroba untuk pertumbuhan dan aktivitas hidup (Buckle, dkk 2009). Berdasarkan Standar Nasional Indonesia 4 (SNI) tahun 2009 batas cemaran mikroba APM (Angka Paling Mungkin)/ MPN Coliform, memiliki batas yaitu <2/100ml. Berdasarkan hasil survei lokasi di Kecamatan Banjarmasin Barat hampir disetiap pinggir jalan terdapat rumah makan.Pada umumnya rumah makan menjual minuman teh manis.Masyarakat lebih menyukai minum teh manis saat makan karena aroma dan rasa dingin teh manis lebih menyegarkan. Dari banyaknya konsumen yang memilih teh manis untuk dikonsumsi dan belum mengetahui kelayakan dari teh manis tersebut, perlu adanya penelitian untuk mengetahui apakah teh manis dari rumah makan tersebut mengandung bakteri Coliform. 5