STUDI KASUS PEMERIKSAAN Trichomonas vaginalis PADA

advertisement
STUDI KASUS PEMERIKSAAN Trichomonas vaginalis PADA PEKERJA
SEKS KOMERSIAL DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG
STUDY OF EXAMINATION Trichomonas vaginalis IN COMMERCIAL SEX
WORKERS AT LOCALIZATION OF SUNAN KUNING SEMARANG
Ary Yogo Pratomo1, Edy Prasetya2, Atik Zulfiati Rosiya3
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta
ABSTRAK
Penyakit Trichomoniasis yang disebabkan parasit Trichomonas vaginalis mudah
menular lewat hubungan sexsual, kontak langsung dengan penderita atau bendabenda yang tercemar. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui ada tidaknya
infeksi Trichomonas vaginalis, prosentase infeksi Trichomonas vaginalis dan
hubungan prilaku pekerja seks komersial terhadap kejadian infeksi Trichomonas
vaginalis di lokalisasi Sunan Kuning Semarang. Diagnosis ditegakkan baik secara
langsung maupun tidak langsung ditandai ditemukan tropozoit Trichomonas
vaginalis. Prosentase angka kejadian infeksi Trichomonas vaginalis dari 30 sampel
adalah 6,67%. Hal tersebut dikarenakan di lokalisasi Sunan Kuning Semarang
sudah ada program penyuluhan, baik dari Puskesmas, LSM, Polsek, Dinas Sosial.
Selain itu juga dilakukan pemeriksaan kesehatan dan laboraturium setiap 6 bulan
sekali. Hasil uji korelasi product moment didapatkan hasil r hitung=0.918, r tabel
=0.361, db=30 dan taraf signifikansi 0.05, maka terdapat hubungan perilaku pekerja
seks komersial di lokalisasi Sunan Kuning Semarang terhadap kejadian infeksi
Trichomonas vaginalis. Berdasarkan penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa
pekerja seks komersial di Sunan Kuning Semarang sebagian ada yang terinfeksi
Trichomonas vaginalis dan terdapat hubungan perilaku pekerja seks komersial di
lokalisasi Sunan Kuning Semarang terhadap kejadian infeksi Trichomonas vaginalis.
Dengan melihat hasil tersebut, maka hendaknya masyarakat selalu menjaga
kebersihan diri agar terhindar dari infeksi Trichomoniasis, dan khususnya kepada
pekerja seks komersial agar segera memeriksakan diri apabila mengetahui gejala
yang mencurigakan adanya infeksi Trichomoniasis dan penyakit yang lain.
Kata Kunci : pemeriksaan, pekerja seks komersial, Trichomonas vaginalis
ABSTRACT
Trichomoniasis disease caused by the parasite Trichomonas vaginalis easily
transmitted through sexual contact, direct contact with patients or contaminated
objects. The research objective was todetermine whether there is infection of
Trichomonas vaginalis were, the percentage of infection of Trichomonas vaginalis in
the localization of Sunan Kuning Semarang. Diagnosis is made either directly or
indirectly found marked tropozoit Trichomonas vaginalis. Percentage incidence of
Trichomonas vaginalis infection of 30 samples was 6.67%. That is because the
localization of Sunan Kuning Semarang existing out reach programs, both from
health centers, NGO, Police, Social Services. It also conducted a medical
examination and laboratory once every 6 months. The test results obtained product
moment correlation r count = 0918, r table = 0361, db = 30and significance level
0.05, then there is the relationship behavior of commercial sex women in localization
Sunan Kuning Semarang on the incidence of Trichomonas vaginalis infection. Based
on the research can be concluded that the commercial sex women in the Sunan
Kuning Semarang some are infected with Trichomonas vaginalis and there is a
relationship behavior of commercial sex women in localization Sunan Kuning
Semarang on the incidence of Trichomonas vaginalis infection. By looking at these
results, then the public should always maintain personal hygiene to avoid infection
Trichomoniasis, and especially to commercial sex women immediately went to find
out if suspicious symptoms of infection Trichomoniasis and other diseases.
Keyword: examination, commercial sex women, Tricomonas vaginalis
PENDAHULUAN
Studi tentang penyakit-penyakit kelamin dikaitkan dengan lesi yang infeksius
maupun yang non infeksius, biasanya merupakan peradangan yang ditularkan
melalui hubungan seksual. Penyakit kelamin harus dipandang baik dari segi sosial
yaitu hubungan masyarakat dan kebiasaan-kebiasaan maupun hubungan
masyarakat dan kebiasaan-kebiasaan hubungannya dengan sikap individu-individu
sikap dan tingkah laku mereka, masalah epidemiologis dapat timbul sehubungan
dengan adanya pembawa kuman yang infeksius, berganti-ganti pasangan dalam
hubungan seksual, pelacuran, homoseksualitas (Lachan, 1987).
Penyakit menular seksual terkadang timbul tanpa gejala dan tanpa disadari.
Umumnya pekerja seks komersial menjadi sumber penyebaran penyakit menular
seksual, pasalnya mereka suka berganti-ganti pasangan dengan banyak orang.
Tidak ada salahnya kita mengenal lebih dini dan lebih dekat dengan “titipan” yang
membawa petaka. salah satu contohnya yaitu Trichomonas. Menurut Gandahusada
dkk (1998) bahwa Infeksi Trichomonas vaginalis pertama kali diuraikan oleh Donne
pada tahun 1836 dengan menemukan parasit ini dalam sekret vagina seorang
penderita dengan vaginitis (Gandahusada dkk, 1998). Penyakit ini dapat menyerang
seluruh lapisan masyarakat baik anak-anak maupun orang dewasa tetapi prevalensi
yang tinggi dijumpai pada masa aktif hubungan kelamin (16-35 tahun) terutama
pada mereka yang kurang menjaga kebersihan atau wanita penjaja seks (Lestadi,
1997). Menurut Garcia dan Bruckner (1998) infeksi ini dapat ditemukan pada
pemeriksaan sampel di sekret vagina dandiperkirakan lima juta wanita di Amerika
serikat dan satu juta pria mengidap Trichomoniasis. Angka-angka untuk Indonesia
yang diambil dari hasil penelitian di RSCM Jakarta ialah 16% dari klinik kebidanan
dan 25% dari 1.146 dari klinik wanita ginekologi (Garcia dan Bruckner, 1998).
Penyakit Trichomonas mudah menular melalui hubungan seksual tapi tidak
tertutup kemungkinan kontak langsung dengan penderita atau benda-benda yang
tercemar, misalnya: perlengkapan kamar mandi, dan toilet serta celana dalam.
Infeksi Trichomonas vaginalis ini sangat berbahaya dan menular pada masyarakat
apabila tidak diobati dengan baik (Soedarto, 1990).
Trichomonas vaginalis secara primer dapat menimbulkan peradangan ringan
pada penderita, kadang-kadang terlihat adanya pendarahan kecil-kecil pada proses
lanjut tentang proses granulasi. Permukaan vagina tertutup oleh cairan yang
seropurulen. Penderita mengalami tanda-tanda radang vagina dan servik, mengeluh
rasa gatal dan panas serta mengeluarkan cairan leukosit yang banyak dan gatal.
Erosi dan nekrosis kadang-kadang juga dijumpai. Pada pria dapat terjadi uretritis
dan prostatavesikulitis (Soedarto, 1990).
Pada penyakit yang akut labium major dan minor kadang-kadang maserasi dan
dapat terjadi abses. Bila kita memasukkan spekulum, penderita akan mengeluh sakit
dan spekulum sulit masuk. Serviks uteri merah dan oedematosus, mudah berdarah
bila tersentuh. Sering kali penderita mengeluh keluar darah setelah melakukan
persetubuhan. Tempat hidup organisme ini di vagina dan prostat. meskipun
organisme ini dapat ditemukan dalam urine sekret uretra atau setelah masase
prostat, sering kali organisme ini ditemukan dalam sedimentasi urin dari pasien
wanita dan laki-laki (Lestadi, 1997).
Pemeriksaan biasanya dilakukan secara mikroskopis dengan pemeriksaan
sediaan basah dan sekret vagina atau sedimentasi urine, kalau dari sekret vagina
harus diencerkan dengan setetes larutan garam fisiologis dan diperiksa pada
pembesaran rendah dengan sedikit cahaya untuk melihat pergerakan aktif
organisme dan jika dilakukan pewarnaan biasanya dengan memakai cat Giemsa
atau Papanicolaou (Garcia dan Bruckner, 1998).
Lokalisasi di Sunan kuning Semarang sudah terdapat program penyuluhan baik
dari Puskesmas, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Polsek, Dinas Sosial, serta
sebagian pelanggan sudah banyak yang menggunakan alat pengaman yaitu
kondom.
METODE PENELITIAN
Penelitian dimulai dari bulan April 2011sampai dengan Mei 2011 yang dilakukan
di Laboratorium Rumah Sakit Bakti Wira Tamtama Semarang dan Lokalisasi Sunan
Kuning Semarang. Obyek dalam penelitian ini berupa swab vagina dari pekerja seks
komersial yang berada di lokalisasi Sunan Kuning Semarang.
Populasi Adalah seluruh pekerja seks komersial di lokalisasi Sunan Kuning
Semarang yang berjumlah 200 orang. Sampel yang diambil sebanyak 30 sampel
swab vagina dari total populasi secara pemilihan. Pemeriksaan adalah suatu
tindakan yang dilakukan untuk mengetahui obyek dalam penelitian ini dilakukan
pemeriksaan secara langsung dan tidak langsung terhadap swab vagina pekerja
seks komersial di Lokalisasi Sunan Kuning Semarang.
Trichomoniasis merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit
Trichomonas vaginalis yang biasanya ditularkan secara hubungan kelamin dan
menyerang bagian bawah traktus urogenetalis baik wanita atau laki-laki. Vagina
(liang peranakan) adalah saluran sepanjang 7-10 cm, ujung atas nya berhubungan
dengan serviks (leher rahim), sedangkan ujung bawahnya berhubungan dengan
vulva. Dinding vagina dilapisi dengan lapisan tipis yang disebut mukosa membran
(selaput lendir), memiliki lipatan yang membantu agar vagina tetap terbuka selama
hubungan seksual/ proses persalinan berlangsung. Pekerja Seks Komersial (PSK)
adalah wanita yang tidak mempunyai susila. PSK menjajakan tubuhnya untuk
mendapatkan imbalan (Anonim, 1990).
Diagnosa pasti Trichomonas vaginalis dapat ditegakkan apabila kita
menemukan Trichomonas vaginalis pada penderita yang di lihat di bawah
mikroskop. Pemeriksaan dalam penelitian ini dilakukan secara duplo yaitu
pemeriksaan secara langsung dan dengan pulasan Giemsa (Garcia dan Bruckner,
1998).
Cara pengambilan sampel pada pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil
swab vagina pekerja seks komersial di lokalisasi Sunan Kuning Semarang. Sebagai
alat pengambilan swab vagina dipakai lidi kapas steril yang langsung dibuat apusan
dari fornik posterior pada vagina.
Pemeriksaan secara langsung:
a. Penderita ditidurkan di atas meja/tempat tidur dengan posisi kaki dilekukkan
sampai tumit hampir menyentuh pantat.
b. Selanjutnya speculum di lubang vagina dibuka pelan-pelan.
c. Bagian dalam vagina diterangi dengan lampu senter agar terlihat lendir yang
terdapat didalamnya.
d. Lendir yang ada pada bagian fornik posterior diambil sedikit dengan swab
dan dioleskan pada obyek glass, kemudian ditetesi dengan larutan NaCl
0,85% steril, ditutup dengan deck glass.
e. Diperiksa di bawah mikroskop dengan pembesaran lemah atau sedang
(Garcia dan Bruckner, 1998).
Pemeriksaan dengan menggunakan pulasan giemsa (1:9):
a. Dari swab vagina, dibuat apusan.
b. Setelah kering, difiksasi dengan metanol kesemua bagian apusan tunggu 2
menit.
c. Kemudian dicat giemsa, ditunggu 10 menit.
d. Lalu dicuci sisa cat dengan aquadest, lalu dikeringkan.
e. Diperiksa di bawah mikroskop dengan pembesaran sedang/tinggi (Garcia
dan Bruckner, 1998).
Analisis Data
Data dari pemeriksaan yang telah terkumpul dibuat prosentase untuk
menemukan prosentase penderita infeksi Trichomonas vaginalis. Sedangkan untuk
mengetahui hubungan antara perilaku pekerja seks komersial dengan kejadian
infeksi Trichomonas vaginalis menggunakan uji korelasi product moment dengan
menggunakan SPSS 15.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pemeriksaan Trichomonas vaginalis
Dari 30 orang responden, 2 orang positif terjangkit Trichomonas vaginalis.
Sedangkan 28 orang sisanya negatif atau tidak terindikasi terjangkit Trichomonas
vaginalis.
Uji hipotesis hubungan antara perilaku seksual dengan infeksi Trichomonas
vaginalis
Hasil uji hipotesis hubungan antara perilaku seksual pekerja seks komersial
dilokalisasi Sunan Kuning Semarang dengan infeksi Trichomonas vaginalis.
Hasil Uji Korelasi antara perilaku pekerja seks dengan Kejadian Infeksi Trichomonas
vaginalis
infeksi
infeksi
Pearson Correlation
perilaku
1
,918(**)
Sig. (2-tailed)
N
30
perilaku Pearson Correlation
,918(**)
Sig. (2-tailed)
,000
N
30
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
,000
30
1
30
Setelah dilakukan uji korelasi menggunakan product moment, maka diperoleh
rhitung = 0.918, sedangkan rtabel dengan db = 30 dan taraf signifikansi 0.05 adalah
0.361 . Dengan demikian rhitung > rtabel yang berati Ha diterima dan Ho ditolak.
Berdasarkan dari pengolahan data terhadap 30 sampel yang diperoleh dari
pemeriksaan baik secara langsung maupun tidak langsung didapatkan hasil positif
6,67% dan negatif 93,33 % dari 30 orang. Sedangkan berdasarkan hasil analisa
statistik uji korelasi product moment untuk melihat hubungan perilaku pekerja seks
komersial di lokalisasi Sunan Kuning Semarang terhadap kejadian infeksi
didapatkan hasil rhitung = 0.918, sedangkan rtabel dengan db = 30 dan taraf signifikansi
0.05 adalah 0.361 . Dengan demikian rhitung > rtabel yang berati Ha diterima dan Ho
ditolak. Melihat hasil uji statistik tersebut maka terdapat hubungan perilaku pekerja
seks komersial di lokalisasi Sunan Kuning Semarang terhadap kejadian infeksi
Trichomonas vaginalis.
Dari hasil prosentase kejadian infeksi hasil penelitian ini tergolong rendah. Hal
tersebut dikarenakan beberapa sebab, antara lain : (1) Pada lokalisasi tersebut
sudah terdapat program penyuluhan baik dari Puskesmas, (2) Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM), Polsek, Dinas Sosial serta (3) Sebagian para pelanggan
menggunakan alat pengaman yang telah disediakan oleh pengelola lokalisasi, (4)
Adanya pemeriksaan kesehatan dan laboratorium pada pekerja seks komersial
dilokalisasi Sunan Kuning Semarang setiap enam bulan sekali, serta setiap dua
bulan sekali dilakukan pemeriksaan infeksi menular seksual (IMS), (5) Setiap
harinya apabila terdapat keluhan para pekerja seks komersial dilokalisasi di
lokalisasi Sunan Kuning Semarang langsung memeriksakan diri ke laboratorium
ASA (Anti Stop Aids).
Sedangkan adanya hubungan perilaku pekerja seks komersial di lokalisasi
Sunan Kuning Semarang terhadap kejadian infeksi Trichomonas vaginalis dapat
dilihat dari hasil penilaian angket skala likert. Adapun rating tertinggi bahwa perilaku
pekerja seks komersial selalu membersihkan alat mandi seperti handuk, celana
dalam dan toilet set setiap hari, apabila terasa gatal-gatal pada alat kelamin saya,
maka saya segera memeriksakan ke dokter, mau menerima saran dari tenaga medis
dalam penyuluhan kesehatan, selalu hadir jika ada penyuluhan dari dinas
kesehatan, mengetahui tanda-tanda infeksi Trichomonas vaginalis.
Infeksi Trichomonas vaginalis dikarenakan beberapa faktor antara lain:
faktor–faktor yang mempengaruhi infeksi Trichomonas vaginalis tingkat kebersihan
diri kurang, kurang pedulinya mereka untuk memeriksakan diri dengan keluhan/
gejala yang terjadi akibat infeksi Trichomonas vaginalis. Sehingga dengan demikian
penyakit ini dapat berkembang dengan pesat diantara penjaja sex tersebut.
Penelitian infeksi Trichomonas vaginalis sudah banyak dilakukan seperti pada
wanita hamil (18-25%) di AS dan dari klinik ginekologi (30-40%) di Eropa timur.
Sedangkan yang terdapat di Indonesia yang di ambil dari hasil penelitian di RSCM
Jakarta adalah 16% dan dari klinik kebidanan 25% dari 1146 orang wanita dari klinik
genekologi (Gandahusada dkk, 1998).
Sebenarnya infeksi penyakit Trichomoniasis dapat dicegah dengan menjaga
kebersihan diri, sanitasi serta pengobatan penderita, memeriksakan diri apabila ada
kelaian yang terjadi akibat infeksi Trichomoniasis. Trichomonas vaginalis dapat
menular melalui hubungan seksual, tetapi juga kontak langsung dengan penderita
atau alat-alat dan benda-benda yang tercemar sebagai contoh: perlengkapan kamar
mandi, dan toilet serta celana dalam.
Trichomonas vaginalis dapat ditegakkan berdasarkan adanya keluhan
keputihan dan rasa panas, serta gatal-gatal pada vulva/vagina dan adanya sekret
encer, berbusa, bau tidak sedap dan hiperemia pada vagina. Pada wanita parasit
lebih sering ditemukan pada kelompok usia muda dan lanjut jarang pada anak-anak
gadis (Brown, 1983). Salah satu penyebab keputihan adalah adanya infeksi
Trichomonas vaginalis namun keputihan juga dapat disebabkan adanya infeksi
bakteri, virus, jamur, atau juga parasit. Keputihan yang disebabkan oleh infeksi
biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam dan di sekitar bibir vagina bagian luar,
infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan sehingga menimbulkan rasa
pedih saat si penderita buang air kecil. Adanya gejala keputihan adalah ditandai
dengan keluarnya cairan berwarna putih kekuningan atau putih kelabu dari saluran
vagina.
Cairan ini dapat encer atau kental dan kadang-kadang berbusa mungkin
gejala ini merupakan proses normal sebelum atau sesudah haid pada wanita
tertentu. Biasanya keputihan yang normal tidak disertai dengan rasa gatal.
Keputihan juga dapat dialami oleh wanita yang terlalu lelah atau yang daya tubuhnya
lemah, sebagian besar cairan tersebut berasal dari leher rahim, walaupun ada yang
berasal dari vagina yang terinfeksi. Kemungkinan adanya jeda waktu pada saat
setelah pengambilan sampel di bawa ke laboraturium dan jumlah yang ada sedikit
atau mungkin karena kondisi lingkungan menjadikan hasil negatif.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan dari 30 sampel yang
diperiksa bahwa :
1. Ada infeksi Trichomonas vaginalis pada pekerja seks komersial di Lokalisasi
Sunan Kuning Semarang
2. Prosentase infeksi Trichomonas vaginalis pada pekerja seks komersial di
Lokalisasi Sunan Kuning Semarang adalah 6,67% dari 30 orang.
3. Ada Hubungan perilaku pekerja seks komersial di Lokalisasi Sunan Kuning
Semarang terhadap kejadian infeksi Trichomonas vaginalis
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi 03. Jakarta : Depdikbud.
Brown, H.W. 1983. Dasar Patologi Klinis. Edisi 03. Jakarta : Gramedia.
Bernadus Sandjaja. 2007. Parasitologi Kedokteran Buku I Protozoologi Kedokteran.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Gandahusada, Illahude H.D. dan Pribadi, W. 1998. Parasitologi Kedokteran. Edisi
03. Jakarta : FKUI.
Garcia, L.S. dan Bruckner, D.A. 1998. Diagnostik Parasitologi Kedokteran. Los
Angeles : EGC.
Harahap, M. 1984. Penyakit Menular Seksual. Jakarta : PT. Gramedia.
Lachman, MC dan As Grimble. 1987. Diagnosis dan Penyakit Kelamin dalam
Suntantri. Edisi 2. Yogyakarta : Ilmiah Kedokteran YEM.
Lestadi, J. 1997. Penentuan Diagnostik Praktis Sitologi Ginekologi. Apusan PHP,
Ed.1. Jakarta : Widya Medika.
Soedarto. 1990. Penyakit-penyakit Infeksi di Indonesia. Jakarta : Widya Medika.
Soejoto dan Soebari. 1984. Penuntun Praktikum Parasitologi Medik. Solo.
Soejoto, Martani dan Soebari. 1995. Parasitologi Medik. Jilid I (Protozoologi dan
Helmintologi). Surabaya.
Download