1 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan adalah sumber zat gizi yang terdiri dari zat gizi makro dan mikro yang perlu dikonsumsi dalam jumlah yang cukup dan aman untuk hidup sehat. Zat gizi tersebut berfungsi untuk mendukung kerja berbagai sistem tubuh seperti sistem sel dan organ (Berdanier 2007), imunitas, reproduksi, kardiovaskuler, endokrin, otot, dan sistem saraf (Almatsier 2006; Maggini et al. 2007). Vitamin dan mineral tertentu berperan sebagai antioksidan dan penguat sistem imun. Vitamin A, C, E, selenium, tembaga, dan Zn berperan sebagai antioksidan dan dapat mencegah kerusakan sel akibat radikal bebas (Maggini 2007; Winarsi 2007). Kekurangan zat gizi dapat menurunkan produktifitas (Almatsier 2006), gangguan kognitif, dan kesehatan (Rivlin 2007). Makanan juga mengandung komponen lain dalam jumlah kecil yang bermanfaat untuk kesehatan yaitu komponen bioaktif berupa metabolit sekunder atau komponen lain yang secara keseluruhannya dikenal sebagai nutraceutical. Hipocrates (460359 SM) bapak kedokteran modern mengungkapkan anjuran yang sangat terkenal yaitu “Let food be thy medicine and medicine be thy food” yang menunjukkan bahwa makanan berperan penting dalam penyembuhan penyakit (Smith 2004). Di lain pihak, saat ini kanker telah menjadi permasalahan kesehatan tidak hanya di negara maju namun juga di negara berkembang. Menurut laporan World Health Organization (WHO) pada tahun 2005, jumlah kasus kanker telah melampaui angka penyakit infeksi dan masalah kebersihan yang beberapa waktu lalu menjadi masalah utama di negara negara berkembang (Farakh 2007). World Cancer Report melaporkan berdasarkan data the International Agency for Research on Cancer (IARC) bahwa pada tahun 2010 kanker merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Kasus kanker di dunia meningkat dua kali lipat antara tahun 1975 dan 2000, dan akan meningkat dua kali lipat lagi pada tahun 2020, dan hampir tiga kali lipat pada tahun 2030. Diperkirakan 12 juta kasus kanker baru dan lebih dari Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 2 7 juta kematian terjadi akibat kanker pada tahun 2008. Jika diprediksikan pada tahun 2030 akan ada 20-26 juta kasus kanker baru dan 13-17 juta kematian akibat kanker. Komunitas global memperkirakan peningkatan insiden kanker adalah 1% setiap tahun dengan peningkatan terbesar di negara Cina, Rusia dan India (Mulcahy 2008). Sedangkan laporan WHO (2003) juga memprediksikan bahwa akan terjadi peningkatan insiden kanker sebanyak 50% menjadi 15 juta kasus baru pada tahun 2020. Kanker saat ini telah menjadi beban di tiap negara (global burden). Adanya peningkatan insiden kanker di negara maju dan berkembang menunjukkan bahwa kanker berimplikasi secara internasional dan menuntut perhatian yang serius. Dampak yang ditimbulkan kanker adalah selain menurun kan angka harapan hidup (Parkin et al. 2002), juga berdampak pada ekonomi (Anon 2009a; Chirikos 2001), sosial (Pardue et al. 1989) dan psikologis penderitanya (Anon 2009b). Di samping itu pengobatan yang dijalankan oleh penderita kanker seperti kemoterapi memberikan dampak terhadap kualitas hidup penderita kanker akibat efek samping yang ditimbulkan oleh terapi kanker tersebut (Broekel et al. 2000). Efek kemoterapi dan radioterapi yang selain menghancurkan sel kanker juga menghancurkan sel sehat sehingga dapat menimbulkan berbagai efek samping seperti mual, muntah, rambut rontok, dan menurunkan status imun pasien kanker (Hellman 1997; Papageorgio & McLeod 2002). Menimbang mahalnya biaya pengobatan dan buruknya efek samping yang ditimbulkan oleh terapi kanker konvensional, terapi komplementeralternatif (complementer-alternative medicine/ CAM) mulai populer digunakan tidak hanya di negara Asia namun juga di Amerika dan Eropa (Boon et al. 2000; Cassileth & Deng 2004; Ernst & Cassileth 1998; Liu et al. 1997; Molassiotis. 2006; Spadacio & de Barros 2008). Menurut survei di Amerika Serikat, terjadi peningkatan penggunaan CAM dari 33.8% pada tahun 1990 menjadi 42.1% pada tahun 1997 (Eisenberg et al. 1998). Bahkan pada survei tahun 2002 dilaporkan bahwa 80% pasien kanker pernah menggunakan CAM (Cassileth & Deng 2004). Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 3 Secara umum jenis CAM yang sering digunakan adalah berdoa/kekuatan spiritual, terapi herbal, dan chiropratic (Cassileth 1999; Cassileth & Deng 2004). Lebih jauh lagi dalam beberapa tahun terakhir penggunaan herbal semakin berkembang dibanding dengan CAM lainnya (Cassileth & Deng 2004; Cassileth 1999; Molassiotis 2006). Tujuan pasien kanker menggunakan terapi herbal ini adalah untuk meningkatkan kualitas hidup dan meningkatkan sistem imun (Molassiotis 2006; Shen et al. 2002). Propolis merupakan salah satu CAM yang dapat digunakan untuk pasien kanker (Galvao 2007). Telah diketahui bahwa propolis mengandung 150 sampai 300 lebih unsur didalamnya. Secara umum komposisinya terdiri dari 30% lilin (wax), 50% resin atau balsam pohon, 10% minyak esensial dan aromatik, 5% pollen, dan 5% unsur lainnya (Burdock 1998). Kandungan biokimia yang diketahui terkandung adalah polifenol (flavonoid, asam fenolat, dan esternya), terpenoid, steroid, dan asam amino (Ahn et al. 2007; Bankova et al. 2008; Chen et al. 2004; Coneac et al. 2008; Kumazawa et al. 2004; Sheng et al. 2007; Salatino et al. 2005). Flavonoid merupakan zat yang diketahui banyak terdapat pada tumbuh-tumbuhan dan mempunyai efek antioksidan dalam mengikat radikal bebas (Amic et al. 2003; Manach et al. 2005; Middleton, Kandaswami & Theoharides 2000; Nijveldt et al. 2001; Russo et al. 2000). Propolis diketahui mempunyai kandungan flavonoid yang tinggi (Ahn et al. 2007; Bankova et al. 2008; ; Chen et al. 2004; Coneac et al. 2008; Kumazawa et al. 2004; Salatino et al. 2005; Sheng et al. 2007). Selain itu propolis juga mempunyai kandungan gizi yang bernilai tinggi lainnya seperti elemen mineral, vitamin, dan enzim (Bankova et al. 2000; Hegazi 1998). Mineral yang terkandung dalam propolis adalah Ca, Mg, Na, Fe, Mn, Cu, dan Zn (Bankova et al. 2000). Vitamin yang terkandung dalam propolis adalah B1, B2, B6, A, C, E, asam nikotinik, asam pantotenik, dan riboflavin (Hegazi 1998). Sedangkan enzim yang terkandung dalam propolis adalah suksinat dehidrogenase, glukosa-6-fosfat, adenosin trifosfat, dan asam fosfatase (Hegazi 1998). Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 4 Seperi kita ketahui dalam usaha peternakan lebah ada beberapa produk yang bisa dihasilkan antara lain madu, royal jelly, propolis, polen dan lilin. Madu dihasilkan lebah dengan cara mengumpulkan serbuk sari dan nektar bunga yang kemudian diolah dalam tubuhnya dan disimpan dalam sarang untuk makanan maka propolis adalah suatu produk herbal alami yang berasal dari zat resin yang dikumpulkan lebah dari sari tunas daun dan kulit batang tanaman yang dicampur dengan enzim dan lilin dari sarang lebah (Burdock 1998; Galvao 2007; Lotfy 2006). Propolis sudah digunakan sejak 300 SM sebagai obat untuk menyembuhkan kulit yang luka karena mempunyai efek antiinflamasi (Ghisalberti 1979). Kandungan aktif propolis yang utama adalah Artepillin C, PM-3, Caffeic Acid Phenetyl Ester (CAPE), Propolin A, Propolin B dan Propolin C (Bankova et al. 2000; Lotfy 2006; Zhou et al. 2008). Penelitian pada hewan baik secara in vivo dan in vitro menemukan bahwa propolis mempunyai efek antimikrobial (Alencar et al. 2007; Grange & Davey 1990; Orsi et al. 2005; Sforcin et al. 2000), antivirus (Amoros et al. 1994; Serkedjieva et al. 1992), antifungi (Murad et al. 2002; Tosi et al. 1996;), antiparasit (Decastro et al. 1995), antiinflamasi (Ansorge et al. 2003), dan antitumor (Bankova 2005a; Chung et al. 2004; Grunberger et al. 1988; Kimoto et al. 1998; Kimoto et al. 2001; Luo et al. 2001; Matsuno 1995; Matsuno et al. 1997a; Orsolic et al. 2003a, 2003b; Scheler et al. 1989; Song et al. 2002; Su et al. 1994). Mekanisme pasti efek biologis yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tersebut masih belum jelas. Namun dari berbagai penelitian diketahui bahwa efek biologis tersebut merupakan kontribusi dari kandungan flavonoid yang ada di dalam propolis (Ahn et al. 2007; Chen et al. 2004; Coneac et al. 2008; Kumazawa et al. 2004; Salatino et al. 2005; Sheng et al. 2007). Penggunaan propolis sebagai CAM untuk pengobatan kanker cukup terkenal di Jepang (Hyodo et al. 2003, 2005; Yoshimura et al. 2005). Sebagai anti tumor, propolis dapat mempengaruhi siklus sel kanker, menyebabkan apoptosis kanker, anti-angiogenesis (mencegah pembentukan blood vessel), antimetastasis (mencegah berpindahnya sel kanker dari satu bagian tubuh ke bagian Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 5 lain), dan memodulasi sistem imun tubuh dalam melawan sel kanker (Galvao 2007; Sforcin 2007). Pada pasien kanker terjadi gangguan sistem imun sehingga menyebabkan sel kanker dapat tumbuh (Kresno 2008). Sistem imun yang berguna untuk melawan kanker adalah sistem imun seluler yaitu sel T sitotoksik (sel T CD8+). Dalam maturasi dan diferensiasi, sel ini membutuhkan sitokin IL2 yang dikeluarkan oleh sel T CD4+ subset T helper 1/Th1. Sedangkan sitokin yang dikeluarkan oleh subset Th2 akan menghambat sel T CD8+ (Abbas et al. 2000; Male et al. 1996; Baratawidjaja & Rengganis 2009a). Pada kanker yang semakin lanjut ditemukan produksi sitokin Th2 yang lebih banyak dibanding Th1, sehingga sistem imun seluler semakin lemah dan pada akhirnya memungkinkan kanker semakin berkembang (Fearon et al. 1990; Goto et al. 1999; Sato et al. 1998). Keadaan ini ditemukan pada berbagai macam kanker seperti kanker mulut (Agarwal et al. 2003), multipel mieloma (Frassanito et al. 2001), kanker prostat (Filella et al. 2000), gastrointestinal (Nakayama et al. 2000), kanker buli-buli (Agarwal et al. 2006), kanker nasofaring (Sparano et al. 2004), kanker paru (Huang et al. 1995; Puturel et al. 1998), kanker otak (Kumar et al. 2006), kanker serviks (Sharma et al. 2007), dan kanker esofagus (Johanna et al. 2003). Telah banyak dilakukan penelitian mengenai propolis dan telah terbukti dapat mening katkan sistem imun seluler untuk melawan kanker baik secara in vitro dan in vivo pada hewan (Jak´obisiak et al. 2003; Kaneno 2005; Kimoto et al.1998; Moriyasu et al.1994; Park et al. 2004). Potensi propolis di Indonesia cukup banyak sementara pasar propolis di Indonesia didominasi oleh produk impor, salah satunya dari Brasil. Sampai saat ini penelitian tentang efikasi propolis pada sel kanker manusia amat terbatas dan belum pernah ada yang menggunakan propolis Indonesia. Mempertimbangkan kandungan propolis yang dipengaruhi oleh jenis lebah, jenis tanaman habitatnya, musim dan geografis, maka perlu dilakukan identifikasi kandungan bioaktif propolis Indonesia, uji efikasi dan keamanannya yang selanjutnya dapat digunakan untuk standarisasi proses dan kandungan propolis. Di samping itu penelitian yang menguji bagaimana efek imunomodulasi propolis pada manusia Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 6 secara langsung (uji klinis) dengan menggunakan Propolis Indonesia masih sangat terbatas terutama pada pasien kanker payudara. Hal hal tersebut diatas mendorong dilakukannya penelitian ini. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan kajian pustaka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Apa saja kandungan bioaktif dan zat gizi propolis yang berasal dari Indonesia dan sejauh mana perbedaannya dibandingkan propolis impor seperti propolis Brasil ? 2. Bagaimanakah aktifitas antioksidan propolis Indonesia dibandingkan dengan propolis Brasil? 3. Bagaimana daya hambat proliferatif propolis Indonesia dibandingkan propolis Brasil terhadap sel kanker payudara (MCF-7 cell line). 4. Sejauh mana keamanan atau toksisitas Propolis Indonesia? 5. Bagaimana efikasi klinis propolis Indonesia terhadap peningkatan kadar Vitamin A, C, E, dan Zn pada darah pasien kanker payudara? 6. Bagaimana efikasi propolis Indonesia terhadap peningkatan kadar SOD (Superoxide Dismutase) dan kadar sel T CD8+ pada darah pasien kanker payudara? 1.3. Tujuan Tujuan umum penelitian ini untuk mengidentifikasi dan mengeksplorasi kandungan bioaktif propolis Indonesia (PI) dan propolis Brasil (PB), kandungan zat gizi, aktifitas antioksidan, daya hambatnya terhadap MCF-7 (cell line kanker payudara), keamanannya dan efikasi klinis propolis Indonesia dalam meningkatkan sistem imun seluler pada pasien kanker payudara. Tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis kandungan komponen bioaktif propolis dan zat gizi, serta aktifitas antioksidan propolis Indonesia (PI) dan propolis Brasil (PB) Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 7 2. Mengkaji aktifitas zat antioksidan PI dibandingkan dengan PB 3. Mengkaji efikasi daya hambat propolis PI dan PB terhadap MCF-7 (cell line kanker payudara). 4. Mengkaji toksisitas atau keamanan PI untuk dikonsumsi. 5. Mengkaji efikasi klinis PI terhadap peningkatan kadar Vitamin A, C, E dan Zn pada darah pasien kanker payudara 6. Mengkaji efikasi PI terhadap peningkatan kadar SOD dan produksi sel T CD8+ pada darah pasien kanker payudara. 1.4. Manfaat 1. Memberikan informasi mengenai kandungan bioaktif, komponen zat gizi dan aktifitas antioksidan dari Propolis Indonesia dan Brasil. 2. Memberikan informasi mengenai daya hambat proliferatif terhadap sel kanker payudara (MCF-7) dari propolis Indonesia. 3. Memberikan informasi mengenai toksisitas atau keamanan propolis Indonesia. 4. Memberikan informasi mengenai efikasi Propolis Indonesia dalam meningkatkan kadar vitamin A, C, E, dan Zn, SOD dan peningkatan kadar sel CD8+ pada darah pasien kanker payudara. 5. Bila hasil uji efikasi klinis signifikan maka hasil penelitian ini diharapkan: 1) dapat memperkuat basis ilmiah untuk inovasi produk obat/obat tradisional/herbal baru yang berasal dari kekayaan sumberdaya lokal Indonesia; 2) dapat menjadi masukan bagi pada ahli kanker/onkologist di Indonesia bahwa propolis sebagai sumber herbal alami dari Indonesia potensial digunakan dalam terapi komplementeralternatif pengobatan kanker payudara; 3) dapat memberikan peningkatan harapan hidup bagi penderita kanker di Indonesia dengan memakai propolis Indonesia yang berkhasiat meningkatkan imunitas pasien kanker; dan 4) dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi, peluang kerja Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 8 dan usaha melalui agroindustri lebah dan propolis, bahkan potensi meningkatkan devisa (diekspor). Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/