Chapter I

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ketatnya persaingan di bidang industri menuntut perusahaan harus mampu
bertahan dan berkompetisi. Salah satu hal yang dapat ditempuh perusahaan agar
mampu bertahan dalam persaingan yang ketat yaitu dengan meningkatkan
produktivitas kerja. Semakin produktif suatu organisasi, maka akan semakin tinggi
keunggulan kompetitifnya, karena biaya untuk memproduksi barang dan jasa semakin
rendah.
Produktivitas yang lebih baik tidak selalu berarti produksi lebih banyak,
mungkin lebih sedikit orang atau lebih sedikit uang atau waktu yang digunakan untuk
memproduksi jumlah yang sama. Cara yang berguna untuk mengukur produktivitas
karyawan adalah total biaya orang per unit hasil produksi. Dalam pengertian yang
paling mendasar, produktivitas adalah ukuran atas kuantitas pekerjaan yang
diselesaikan, dengan mempertimbangkan biaya sumber daya yang digunakan.
Berguna juga untuk melihat produktivitas sebagai perbandingan antara pemasukan
dan hasil menandakan nilai tambah yang diberikan organisasi atau ekonomi.
Salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah keamanan
kerja. Keamanan kerja adalah unsur-unsur penunjang yang mendukung terciptanya
suasana kerja yang aman, baik berupa materil maupun nonmateril. Keamanan seorang
pekerja adalah suatu kondisi bekerja pada pekerjaan yang memerlukan perlindungan
Universitas Sumatera Utara
tubuh atau memberikan training sebelumnya untuk pekerjaan yang akan
dilakukannya. Dengan terpenuhinya jaminan atas pekerjaan, maka dalam bekerja
pekerja tidak merasa was-was atau ragu-ragu lagi.
Keamanan dalam suatu pekerjaan ditandai dengan adanya kesempurnaan
dalam lingkungan kerja, alat kerja, dan bahan kerja yang dikendalikan oleh sebuah
sistem manajemen yang baik. Salah satunya dengan melaksanakan program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu sistem program yang
dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif)
timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan
kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja
dan penyakit akibat hubungan kerja serta tindakan antisipatif bila terjadi hal
demikian.
Tujuan inti Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah memberi
perlindungan kepada karyawan, karena karyawan merupakan aset perusahaan yang
harus dipelihara dan dijaga keselamatannya. Dengan adanya jaminan keamanan dan
kesehatan selama bekerja akan memberikan kepuasan dan meningkatkan loyalitas
serta produktivitas mereka terhadap perusahaan.
Sebenarnya sudah banyak perangkat hukum yang mengatur pelaksanaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di perusahaan, mulai dari UU No.1 Tahun
1970 tentang Keselamatan Kerja, UU No.7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor
Ketenagakerjaan, UU No.3 Tahun 1992 tentang Jamsostek, UU No.23 Tahun 1992
Universitas Sumatera Utara
tentang Kesehatan (mengatur kesehatan kerja), UU No.13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan bahwa setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja dengan menerapkan Sistem
Manajemen K3 di perusahaan dan sanksi pidana bagi perusahaan yang melanggar K3
disertai dengan berbagai peraturan pelaksanaannya berupa peraturan-peraturan
Menteri yang dituangkan dalam Peraturan Perusahaan dan Perjanjian Kerja Bersama
yang intinya mengusahakan tercapainya nihil kecelakaan (zero accident) di tempat
kerja.
Namun dari berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan tersebut serta
keterlibatan pemangku kepentingan: Pemerintah (melibatkan Kejaksaan/Kepolisian),
Asosiasi Pengusaha, Serikat Pekerja/Serikat Buruh dan Perguruan Tinggi yang setiap
tahun menjelang peringatan Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
mengadakan seminar K3 dan berbagai kegiatan lainnya tetapi implementasinya di
lingkungan kerja belum berjalan sesuai harapan, belum menunjukkan adanya
penurunan tingkat kecelakaan kerja dan meningkatnya kepesertaan Jamsostek secara
signifikan.
Buruknya kondisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Indonesia dapat
dilihat dari angka- angka kecelakaan kerja secara nasional berdasarkan laporan PT.
Jamsostek (Persero), yaitu tahun 2003 tercatat 105.846 kasus, tahun 2004 sebesar
95.418 kasus, tahun 2005 meningkat menjadi 99.023 kasus, tahun 2006 sebesar
95.624 kasus, tahun 2007 sebesar 95.000 kasus, tahun 2008 sebesar 58.600 kasus, dan
tahun 2009 sebesar 54.398 kasus.
Universitas Sumatera Utara
Provinsi Sumatera Utara termasuk penyumbang angka kecelakaan kerja yang
cukup tinggi meskipun mengalami fluktuasi kenaikan dan penurunan. Tercatat dalam
tahun 2003 terjadi kecelakaan kerja sebesar 10.819 kasus, tahun 2004 sebesar 10.051
kasus, tahun 2005 sebesar 11.166 kasus, tahun 2006 sebesar 9.463 kasus, tahun 2007
sebesar 9.349 kasus, tahun 2008 sebesar 9.098 kasus, dan tahun 2009 sebesar 4.586
kasus (www.medanbisnis online.com).
PT. SOCI MAS memproduksi bahan kimia berupa Fatty Acid dan Glicerine,
yang keduanya merupakan zat cair yang mudah terbakar sehingga dapat
menimbulkan ledakan pada saat dilakukan proses produksi serta dapat menimbulkan
bahaya bagi kesehatan jika terkena kulit atau terhirup secara langsung.
PT. Sinar Oleochemical Internasional (SOCI) MAS Medan, merupakan salah
satu perusahaan yang menyadari akan pentingnya peranan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) bagi perusahaan, hal tersebut dibuktikan antara lain dengan
adanya penggunaan alat-alat perlindungan diri seperti sarung tangan dan masker
ditempat kerja, pengaturan udara yang cukup, dan petunjuk serta peringatan ditempat
kerja. Selain itu jika dibuka penerimaan karyawan baru, calon karyawan harus
memenuhi persyaratan, yang salah satunya adalah surat keterangan dari dokter bahwa
yang bersangkutan benar-benar tidak mempunyai penyakit. Jadi program kesehatan
kerja sudah diperhatikan sejak dini, sebelum mereka diterima sebagai karyawan di
PT. SOCI MAS. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi menurunnya
produktivitas yang diakibatkan seringnya absen karena sakit ataupun karena
kecelakaan kerja.
Universitas Sumatera Utara
PT. SOCI MAS sebagai salah satu industri kimia, dimana menurut
International Labor Organization, merupakan salah satu indusri dengan instalasi
beresiko tinggi dan pengguna zat kimia berbahaya. Kesadaran penggunaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) telah dimulai sejak pendirian PT. SOCI MAS
tahun 1994 (yang semula merupakan perusahaan milik Jepang, namun saat ini
kepemilikan perusahaan pada PT. Sinar Mas).
PT. SOCI MAS dalam proses produksinya menggunakan bahan yang
kompleks serta peralatan dengan tingkat teknologi yang semakin tinggi. Proses
produksi yang menggunakan teknologi tinggi akan berlangsung dengan cepat serta
efisien sehingga menghasilkan produk yang bermutu dengan harga bersaing, tetapi
disisi lain penggunaan teknologi tinggi dapat menimbulkan kemungkinan bahaya
yang lebih besar, seperti adanya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan lain lain. Oleh karenanya PT. SOCI MAS menganggap perlindungan terhadap tenaga
kerja khususnya bagian produksi sangat diperlukan agar perusahaan tidak kehilangan
tenaga kerja yang berakibat menghambat proses produksi yang akan merugikan
perusahaan akibat kecelakaan ditempat kerja tersebut.
Berikut disajikan data produktivitas kerja serta angka dan jenis kecelakaan
kerja karyawan di PT. SOCI MAS tahun 2005 sampai dengan 2009.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1. Produktivitas Kerja Karyawan PT. SOCI MAS
Tahun 2005 - 2009
Tahun
2005
2006
2007
2008
2009
Sumber: PT. SOCI MAS (2010)
Produktivitas Kerja
79.170 ton
78.279 ton
68.563 ton
64.707 ton
66.708 ton
Tabel 1.2. Angka Kecelakaan Kerja PT. SOCI MAS Tahun 2005 - 2009
Tahun
Angka Kecelakaan Kerja
2005
10 orang
2006
13 orang
2007
3 orang
2008
8 orang
2009
4 orang
Sumber: PT. SOCI MAS (2010)
Hilangnya Waktu Kerja
37 jam
63 jam
29 jam
77 jam
10 jam
Total Case Incident Rate
4,545455
5,909091
1,363636
3,636364
1,818182
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan tingkat produktivitas
kerja karyawan PT. SOCI MAS bagian produksi dari tahun 2005 sampai dengan 2008
yaitu sebesar 1,13 % (tahun 2005 – 2006), 12,41 % (tahun 2006 – 2007), dan 5,62 %
(tahun 2007 – 2008). Kemudian terjadi peningkatan padatahun 2009 dibandingkan
tahun 2008 sebesar 3,09 %.
Pada Tabel 1.2 menggambarkan kondisi dimana meskipun PT. SOCI MAS
memiliki perhatian yang cukup tinggi dalam program Keselamatan dan Kecelakaan
Kerja (K3), namun ternyata angka kecelakaan kerjanya tidak stabil. Terlihat pada
tahun 2006 angka kecelakaan kerja meningkat sebesar 30% dibandingkan pada tahun
2005. Sementara peningkatan pada tahun 2008 sebesar 166,67% dibandingkan tahun
2007 yang telah menurun dari tahun 2006 sebanyak 76,92%. Sedangkan tahun 2009
terjadi penurunan sebesar 50% dibandingkan pada tahun 2008.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.2 juga menunjukkan besarnya Total Case Incident Rate (TCIR)
karyawan bagian produksi PT. SOCI MAS yang terjadi sejak tahun 2005 sampai
dengan 2009. TCIR dihitung berdasarkan kasus injury/illness yang terjadi selama
200,000 man-hour period (1 man-hour dapat didefinisikan sebagai 1 orang dikalikan
dengan 1 jam). Pada konteks 200,000 man-hour period ini dianggap ada 100 orang
pekerja dengan waktu kerja 50 minggu pertahunnya dan 40 jam per minggunya.
TCIR merupakan salah satu parameter yang menyatakan seberapa patuh
sebuah perusahaan terhadap perihal keselamatan kerja dimana nilainya harus lebih
kecil dari 1,0 (ditetapkan sebagai standar oleh US. Occupational Safety and Health
Admininstration) serta akan tercapai jika tingkat kecelakaan kerja rendah.
Berdasarkan Tabel 1.2, ternyata TCIR PT. SOCI MAS masih belum memenuhi
standar yang telah ditetapkan.
Selain TCIR, Tabel 1.2 juga memberikan informasi hilangnya waktu kerja
sebagai akibat dari kecelakaan kerja yang terjadi. Dimana secara tidak langsung
menimbulkan biaya-biaya yang lebih bersifat tidak langsung dan sering
“tersembunyi” misalnya waktu produksi yang hilang pada pekerja yang mengalami
kecelakaan kerja maupun pada rekan-rekan kerjanya, penurunan produktivitas atau
efisiensi kerja selama pekerja belum benar-benar pulih dari suatu kecelakaan kerja
(ataupun karena penyakit akibat kerja), kerugian waktu selama mesin/peralatan tidak
dapat dipergunakan, overhead cost ketika pekerjaan terganggu, peningkatan biaya
premi asuransi untuk tenaga kerja, penurunan produksi, serta denda atas
keterlambatan atau kegagalan untuk memenuhi pesanan.
Universitas Sumatera Utara
Pada umumnya, terdapat tiga penyebab dasar kecelakaan ditempat kerja yaitu
kejadian karena kemungkinan, kondisi yang tidak aman, dan tindakan yang tidak
aman dari pihak karyawan. Sedangkan akibat yang muncul atas kecelakaan kerja atau
penyakit yang ditimbulkan oleh hubungan kerja dapat berupa tidak mampu bekerja
untuk sementara, cacat sebagian untuk selama-lamanya, cacat total untuk selamalamanya, cacat kekurangan fungsi organ, atau meninggal dunia dan pada akhirnya
dapat mempengaruhi kinerja dan produktivitas perusahaan.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja
yang pada akhirnya dapat meningkatkan sistem dan produktivitas kerja.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan
uraian
pada
latar
belakang
diatas,
maka
dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1.
Sejauh mana pengaruh penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) yang terdiri dari: pengendalian secara teknis, keserasian pekerja dengan
peralatan kerja, kesempurnaan alat pelindung diri, pemeliharaan rumah tangga
perusahaan serta pengarahan teknis terhadap keamanan kerja karyawan bagian
produksi di PT. SOCI MAS Medan?
2. Sejauh mana pengaruh keamanan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan
bagian produksi di PT. SOCI MAS Medan?
Universitas Sumatera Utara
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penerapan program Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) yang terdiri dari pengendalian secara teknis, keserasian
pekerja dengan peralatan kerja, kesempurnaan alat pelindung diri, pemeliharaan
rumah tangga perusahaan serta pengarahan teknis terhadap keamanan kerja
karyawan PT. SOCI MAS Medan.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh keamanan kerja terhadap
produktivitas kerja karyawan PT. SOCI MAS Medan.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat sebagai :
1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi PT. SOCI MAS Medan dalam
menerapkan dan melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) agar lebih
baik lagi untuk meningkatkan keamanan kerja dan
produktivitas kerja
karyawannya.
2. Sebagai tambahan khasanah penelitian bagi Program Studi Ilmu Manajemen
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara.
3. Sebagai tambahan pengetahuan dan memperluas wawasan bagi penulis dalam
bidang ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia, khususnya yang berhubungan
dengan bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan pengaruhnya terhadap
keamanan kerja dan produktivitas kerja karyawan.
Universitas Sumatera Utara
4. Sebagai referensi dan rujukan bagi peneliti selanjutnya dalam penelitianpenelitian lebih lanjut, khususnya tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
dan pengaruhnya terhadap keamanan kerja dan produktivitas kerja karyawan.
1.5. Kerangka Berpikir
Produktivitas tenaga kerja adalah salah satu ukuran perusahaan dalam
mencapai tujuannya. Sumber daya manusia merupakan elemen yang paling strategik
dalam organisasi, yang harus diakui dan diterima oleh manajemen. Peningkatan
produktivitas kerja hanya mungkin dilakukan oleh manusia (Siagian, 2002). Oleh
karena itu tenaga kerja merupakan faktor penting dalam mengukur produktivitas.
Produktivitas menurut Dewan Produktivitas Nasional mengandung pengertian
sebagai sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari
ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Sedangkan
Sedarmayanti (2009) menyatakan bahwa produktivitas secara total atau secara
keseluruhan,
artinya
keluaran
yang
dihasilkan/diperoleh
dari
keseluruhan
masukan/faktor produksi yang ada dalam organisasi. Salah satu masukan/faktor
produksi adalah tenaga kerja dan menghasilkan keluaran yang dikenal dengan
produktivitas individu atau produktivitas parsial.
Menurut Rachmawati (2008) bahwa salah satu faktor yang dapat
meningkatkan produktivitas kerja adalah keamanan kerja. Keamanan kerja adalah
unsur-unsur penunjang yang mendukung terciptanya suasana kerja yang aman, baik
berupa materil maupun nonmateril. Keamanan dalam suatu pekerjaan ditandai dengan
Universitas Sumatera Utara
adanya kesempurnaan dalam lingkungan kerja, alat kerja, dan bahan kerja yang
dikendalikan oleh sebuah sistem manajemen yang baik.
Hal ini dapat dilakukan salah satunya dengan cara melaksanakan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3). Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah untuk
mencegah kecelakaan, cacat, dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja.
Mangkunegara (2000) menyatakan bahwa salah satu tujuan keselamatan dan
kesehatan kerja adalah agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam
bekerja.
Institut Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) mengemukakan program
keselamatan dan kesehatan kerja terdiri atas: pengendalian secara teknis, keserasian
pekerja dengan peralatan kerja, kesempurnaan alat pelindung diri dan pemeliharaan
rumah tangga perusahaan serta pengarahan secara teknis kepada karyawan.
Keselamatan kerja yang baik akan menimbulkan rasa aman bagi tenaga kerja.
Kecelakaan selain menjadi sebab hambatan juga merupakan kerugian secara tidak
langsung. Tingkat keselamatan yang tinggi menimbulkan kondisi yang mendukung
kenyamanan serta kegairahan kerja, sehingga faktor manusia dapat diserasikan
dengan tingkat efisiensi yang tinggi.
Keselamatan kerja yang menciptakan tata rumah tangga lebih baik akan
membuat kondisi selamat yang menimbulkan rasa aman dan sikap hati-hati karyawan.
Penggunaan alat pelindung dan alat pengaman pada mesin atau tempat bahaya akan
menimbulkan rasa aman sehingga timbul suatu kegairahan dan semangat kerja yang
meningkat, meningkatkan produktivitas dan turunnya Labour Turn Over.
Universitas Sumatera Utara
Penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
1. Pengendalian secara
teknis
2. Keserasian pekerja
dengan peralatan kerja
Keamanan Kerja
3. Kesempurnaan alat
pelindung diri
Produktivitas Kerja
Karyawan
4. Pemeliharaan rumah
tangga perusahaan
5. Pengarahan teknis
Gambar 1.1. Kerangka Berpikir
1.6. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka hipotesis penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang terdiri dari:
pengendalian secara teknis, keserasian pekerja dengan peralatan kerja,
kesempurnaan alat pelindung diri, pemeliharaan rumah tangga perusahaan serta
pengarahan teknis berpengaruh terhadap keamanan kerja karyawan bagian
produksi PT. SOCI MAS Medan.
2. Keamanan kerja karyawan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan
bagian produksi PT. SOCI MAS Medan.
Universitas Sumatera Utara
Download