BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Lengkung gigi merupakan suatu garis lengkung menghubungkan sederetan gigi pada rahang atas dan bawah. 7,9 imajiner yang Bentuk lengkung gigi ini berhubungan dengan bentuk kepala misalnya pasien dengan bentuk kepala brachychepalic cenderung memiliki bentuk lengkung yang lebar.1,5 Menurut Moyers, pada waktu dilahirkan lengkung alveolar cukup lebar untuk ruangan gigi sulung. Pada waktu berlangsungnya peralihan antara gigi sulung ke gigi permanen terjadi perubahan ukuran lengkung gigi dan perubahan oklusi. Selama periode gigi geligi bercampur, lengkung gigi menjadi bertambah lebar tetapi panjang lengkung bertambah pendek.2 2.1 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Lengkung Gigi Beberapa faktor yang mempengaruhi bentuk lengkung yaitu skeleton cartilaginous, genetik, lingkungan, ras dan jenis kelamin.2,5,10,19 Menurut Moyers, pada dasarnya ukuran dan bentuk lengkung gigi dipengaruhi oleh skeleton cartilaginous dari maksila dan mandibula pada masa janin. Kemudian berkembang mengikuti benih gigi dan tulang rahang yang tumbuh. Faktor genetik mempunyai pengaruh penting dalam menentukan variasi ukuran dan bentuk lengkung gigi, tulang alveolar dan tengkorak.2,5 Kelainan herediter seperti sindrom Down dan sindrom Crouzon juga dapat mempengaruhi lengkung gigi. Pada sindrom Down sering dijumpai protusi mandibula dan hipoplasia maksila.20 Cassidy menyatakan bahwa faktor lingkungan lebih berpengaruh terhadap ukuran dan bentuk lengkung gigi daripada faktor genetik.5 Faktor lingkungan tersebut adalah lokasi, makanan, kebiasaan oral, fisik dan malnutrisi.5,10,21-22 Perubahan dalam kebiasaan diet seperti tekstur makanan yang lebih halus menyebabkan penggunaan otot pengunyahan dan gigi berkurang. Akibat pengurangan pengunyahan akan menyebabkan perubahan pada perkembangan fasial sehingga maksila menjadi lebih Universitas Sumatera Utara sempit.21 Kebiasaan oral yang mempengaruhi lengkung gigi antara lain menghisap ibu jari atau jari-jari tangan, menghisap dot, bernafas melalui mulut, dan penjuluran lidah. Aznar menyatakan bahwa kebiasaan menghisap mainan akan menyebabkan pengurangan lengkung gigi maksila terutama di bagian kaninus dan kebiasaan bernafas melalui mulut menyebabkan pengurangan ukuran pada rahang atas dan bawah.22 Menurut Pundayani, pola maloklusi dapat diturunkan melalui genetik dan rasial, sehingga ras tertentu mempunyai kecenderungan yang berbeda dengan ras lain.12 Lavelle dan Olmez menyatakan bahwa kelompok ras yang berbeda akan menunjukkan ukuran dan bentuk lengkung rahang yang bervariasi.19,23 Moyers menyatakan bahwa ukuran lebar lengkung pada laki-laki lebih besar dari perempuan. Hal ini disebabkan karena laki-laki mempunyai muka yang lebih besar dan pertumbuhan ke arah transversal yang lebih besar dari perempuan.2 Lavelle menyatakan bahwa perbedaan ukuran lengkung gigi rahang bawah antara laki-laki dan perempuan disebabkan karena adanya faktor kekuatan fungsional, kebiasaan makan, sikap tubuh dan trauma yang lebih berpengaruh pada laki-laki daripada perempuan.19 Faktor lain yang berpengaruh pada lengkung gigi seperti karies interproksimal dan kehilangan prematur gigi sulung. Karies dan kehilangan gigi molar sulung dapat menyebabkan berkurangnya panjang lengkung gigi.2,5,10 2.2 Bentuk Lengkung Gigi Untuk mengatasi banyaknya variasi lengkung gigi, beberapa klinisi membuat klasifikasi bentuk lengkung gigi guna memudahkan pekerjaannya. Model dilihat dari oklusal kemudian diamati bentuk lengkung gigi. Taner dkk mengkombinasi lima bentuk lengkung gigi dengan persamaan kubik Bezier menggunakan sistem komputerisasi dan menghasilkan empat template bentuk lengkung gigi yaitu tapered, ovoid, normal dan narrow tapered. Titik referensi pada sistem pentamorphic ini adalah titik tengah insisal gigi insisivus sentral dan lateral, puncak cusp gigi kaninus, Universitas Sumatera Utara puncak cusp bukal gigi premolar pertama dan kedua, dan puncak cusp mesiobukal gigi molar pertama.25 Bentuk lengkung gigi yang telah dijabarkan oleh para peneliti pada dasarnya dikategorikan atas tiga bentuk, yaitu tapered, ovoid, dan square (Gambar 1). Variabel terpenting dalam menentukan ketiga bentuk lengkung gigi ini adalah lebar interkaninus, yang berjarak sekitar 5 mm. Bagian posterior dari ketiga bentuk lengkung gigi ini pada umumnya hampir sama, dan dapat melebar atau meyempit sesuai yang dibutuhkan.4,6 Gambar 1. Tipe bentuk lengkung gigi menurut Clarity, MBT4 Raberin telah melakukan penelitian untuk menetapkan ukuran dan bentuk lengkung gigi yang ideal pada bangsa Perancis yang mempunyai oklusi normal dan ditetapkan dalam lima klasifikasi bentuk lengkung gigi yaitu narrow (sempit), wide (lebar), mid (sedang), pointed (runcing/tajam) dan flat (datar) (Gambar 2).7,9 2.3 Lebar Lengkung Gigi Menurut Ling dan Wong, lebar lengkung gigi diantara gigi kontralateral telah diukur dalam berbagai macam cara, yaitu antara titik paling labial, titik paling palatal Universitas Sumatera Utara atau titik paling lingual atau dihitung rata-ratanya antara titik paling labial dan titik paling palatal (Gambar 3).26 Gambar 2. Bentuk lengkung gigi menurut Raberin9 Menurut Raberin, lebar lengkung gigi adalah yang diukur dalam arah transversal yang dikategorikan atas9: 1. L33 yaitu jarak yang diukur antara puncak tonjol kaninus kiri ke kaninus kanan (lebar interkaninus) 2. L66 yaitu jarak yang diukur antara puncak tonjol mesio-bukal molar pertama permanen kiri ke molar pertama permanen kanan (lebar intermolar pertama) 3. L77 yaitu jarak yang diukur antara puncak tonjol disto-bukal molar kedua permanen kanan ke molar kedua permanen kiri (lebar intermolar kedua). Universitas Sumatera Utara Gambar 3. Pengukuran lebar lengkung gigi menurut Ling dan Wong.26 Menurut Uysal, lebar lengkung gigi rahang bawah dapat diukur dari8: 1. Lebar interkaninus rahang bawah, yaitu jarak antara puncak tonjol kaninus kiri dan kanan rahang bawah. 2. Lebar interpremolar rahang bawah, yaitu jarak antara puncak tonjol premolar pertama kiri dan kanan rahang bawah. 3. Lebar intermolar rahang bawah, yaitu jarak antara tepi groove bukal molar pertama kiri dan kanan rahang bawah (Gambar 4). Universitas Sumatera Utara Gambar 4. Pengukuran lebar lengkung gigi rahang bawah menurut Uysal.8 Menurut Poosti dan Jalali, lebar lengkung dibagi menjadi lebar interkaninus dan lebar intermolar. Pengukuran interkaninus dilakukan pada daerah bukal dan palatal. Pada daerah bukal, lebar interkaninus diukur 5 mm apikal ke pertengahan mesiodistal margin gingival dari gigi kaninus disatu sisi ke titik yang sama pada sisi yang berlainan. Pada daerah lingual, lebar interkaninus diukur dari titik tengah servikal gigi kaninus di satu sisi ke titik yang sama pada sisi berlainan. Kedua prosedur diatas digunakan untuk mengukur lebar intermolar (Gambar 5).27 Universitas Sumatera Utara Gambar 5. Lebar intermolar bukal dan lingual menurut Poosti dan Jalali27 2.4 Panjang Lengkung Gigi Thu dan Winn mengukur panjang lengkung anterior dengan menarik garis tegak lurus dari bagian depan labial insisivus sentralis sampai terhubung dengan garis yang ditarik dari titik terdalam fisur kedua premolar permanen pertama (Gambar 6).28 Gambar 6. Pengukuran panjang lengkung rahang maksila menurut Thu dan Winn28 Universitas Sumatera Utara Menurut Raberin, panjang lengkung gigi adalah jarak yang diukur dalam arah sagital yang dikategorikan atas9: 1. L31 yaitu jarak yang diukur dari pertengahan insisivus sentralis tegak lurus terhadap garis yang menghubungkan puncak tonjol kaninus kiri dan kanan (kedalaman kaninus). 2. L61 yaitu jarak yang diukur dari pertengaham insisivus sentralis tegak lurus terhadap garis yang menghubungkan puncak tonjol mesiobukal molar pertama permanen kiri dan kanan (kedalaman molar pertama). 3. L71 yaitu jarak yang diukur dari pertengahan insisivus sentralis tegak lurus terhadap garis yang menghubungkan puncak tonjol distobukal molar kedua permanen kiri dan kanan (kedalaman molar kedua). Menurut Poosti dan Jalali, panjang lengkung gigi diukur dari garis tegak lurus titik kontak antara gigi insisivus sentral permanen ke garis yang menghubungkan permukaan distal gigi molar pertama permanen (Gambar 7).27 Gambar 7. Pemgukuran panjang lengkung gigi menurut Poosti dan Jalali27 Menurut Nojima, panjang lengkung gigi rahang bawah dapat diukur dari kedalaman kaninus (jarak terpendek dari garis yang menghubungkan titik puncak kaninus kiri dan kanan terhadap pertengahan insisivus sentralis) dan kedalaman molar Universitas Sumatera Utara (jarak tependek dari garis yang menghubungkan tonjol mesiobukal molar pertama kiri dan kanan terhadap pertengahan insisivus sentralis) (Gambar 8).23-29 Gambar 8. Pengukuran panjang lengkung gigi rahang bawah menurut Nojima.29 2.5 Suku Batak Penduduk Indonesia termasuk dalam ras Pleomongoloid, sebutan yang diberikan oleh Von Eickstedt untuk ras Melayu. Ras Pleomongoloid ini terdiri atas Proto-Melayu (Melayu tua) dan Deutro-Melayu (Melayu muda) yang berasal dari Yunnan di Cina Selatan.30 Suku-suku yang termasuk Proto-Melayu adalah Batak, Gayo, Sasak dan Toraja sedangkan yang termasuk Deutro-Melayu adalah orangorang Aceh, Minangkabau, Sumatera Pesisir, Rejang Lebong, Lampung, Jawa, Madura, Bali, Bugis, Manado Pesisir, Sunda kecil Timur, dan Melayu.31 Antropologi Fischer berpendapat bahwa kelompok Melayu tua datang terlebih dahulu ke Nusantara dari pada kelompok Melayu muda. Kelompok Proto-Melayu awalnya menempati pantai-pantai Sumatera Utara, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Barat yang kemudian pindah ke pedalaman karena terdesak oleh kelompok DeutroMelayu. Suku Batak merupakan bagian dari Ras Proto-Melayu yang menempati Universitas Sumatera Utara Pulau Sumatera.30 Ciri-ciri jasmani Melayu tua pada umumnya terdapat pada bentuk kepala yaitu memiliki kepala yang panjang (dolicochepalic).31 Suku Batak termasuk bagian dari ras Proto-Melayu merupakan suku terbesar yang menempati Sumatera Utara dengan persentase 44,75%, kemudian diikuti Jawa (33,40%), Nias (6,36%), Melayu (5,89%), Minang (2,66%), Tionghoa (2,17%), Aceh (0,97%), dan suku lainnya (3,29%).32 Universitas Sumatera Utara