Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 2000 DAERAH HAMBAT EKSTRAK SAMBILOTO (ANDROGRAPHIS PANICULATA NESS .) PADA TIGA ISOLAT BAKTERI GRAM NEGATIF MASNIARI PoEL.OENGAN' dan pwApTtwt2 t Batai Penelitian Veteriner, Jalan RE. Martadinata 30, P .O. Box 151, Bogor 16141 2 Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi LIPI ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui daya antibakteri ekstrak heksana dan khloroform daun sambiloto (Andrographis paniculata Ness .) terhadap tiga isolat bakteri gram negatif. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan faktorial 3 x 2 x 4, dimana faktor pertama adalah isolat bakteri (Salmonella sp ., Pasteurella sp ., dan Eschericia coli), faktor kedua adalah jenis ekstrak (heksana clan khloroform), sedangkan faktor ketiga adalah konsentrasi ekstrak (100 .000, 75 .000, 50 .000, clan 25 .000 ppm). Hasil penelitian ini menunjukkan bahaa bakteri uji yang paling sensitif terhadap ekstrak daun sambiloto adalah Salmonella sp . Dan meningkatnya konsentrasi ekstrak daun sambiloto meningkatnan pula secara nyata (P<0,05) diameter daerah hambat yang terbentuk. Kata kund : Sambiloto (Andrographis paniculata Ness.), antibakteri PENDAHULUAN Masyarakat Indonesia pada umumnya telah mengenal berbagai tanaman yang dimanfaatkan sebagai bahan obat . Pemanfaatan dan bagian tanaman sebagai bahan obat kadang-kadang sama atau dapat pula berbeda dari satu daerah ke daerah lainnya. Pada saat ini sedang digalakkan puia penggunaan obat asli Indonesia yang bahan bakunya berasal dari tanaman. Hal ini membuka peluang untuk penelitian clan pengembangan tanaman sebagai sumber bahan obat yang baru . Sambiloto (Andrographis paniculata Ness .) merupakan salah satu tanaman yang telah lama dikenal sebagai bahan obat . Sambiloto merupakan tanaman dari suku Acanthaceae. Ciri-ciri botanis sambiloto adalah merupakan semak yang banyak cabangnya dengan batang basah segi empat, tegak, daun saling berhadapan, tungkai daun pendek, berbentuk taji dengan tepi rata. Bungan berwarna putih ungu, bergaris (SASTROAMIDJOJO, 1997). Manfaat sambiloto yang telah lama dikenal adalah sebagai obat luka karena digigit ular (PERRY clan METZGER, 1980), antidiabetis, diuretik, obat disenteri (SASTROAMIDJOJO, 1997), penurun panas (ANONIMUS, 1985), obat batuk, hipertensi, hepatitis, dan tifus (ANONIMUS, 1998). Pemanfaatan tanaman sebagai bahan obat berkaitan erat pula dengan kandungan kimia tanaman tersebut yang dapat bersifat sebagai bahan bioaktif Kandungan kimia pada daun sambiloto adalah andrografolid, andrografin, panikulin, kalmegin, clan minyak atsiri (ANONIMUS, 1985). Selanjutnya ANONIMUS (1998) menyatakan bahwa daun sambiloto bersifat sebagai anti-platelet agregasi sehingga mencegah terjadinya penggumpalan darah sehingga tidak terjadi radang. Selain itu kadar kalium yang tinggi membantu tubuh untuk mengeluarkan air dan garam sehingga menurunkan tekanan darah. Berdasarkan pada berbagai pemanfaatan daun sambiloto yang telah umum dikenal maka pada penelitian ini dicoba diteliti sifat antibakteri daun sambiloto pada tiga isolat bakteri gram negatif (Salmonella sp ., Pasteurella sp ., dan Eschericia coli). Hal ini mengingat bahwa daun sambiloto telah pula dimanfaatkan sebagai obat penyakit diare dan tifus dan tiga isolat bakteri uji tersebut merupakan bakteri patogen. 568 Seminar Nasional Peternakan dan Peteriner 2000 MATERI DAN METODE Ekstraksi Sampel berupa daun sambiloto segar dipotong kecil-kecil kemudian dikeringkan dengan pengeringan oven pada suhu 50°C. Sampel yang telah kering selanjutnya digiling untuk dibuat teptuig daun. Tepung daun sambiloto tersebut diperkolasi secara ekstraksi bertingkat dengan pelarut heksana dan khloroform . Masing-masing ekstrak yang diperoleh selanjutnya dipekatkan dengan rotarievaporator pada suhu 40-65°C sehingga diperoleh ekstrak kasar heksana dan khloroform. Ekstrak yang diperoleh dikeringkan da digunakan sebagai bahan pada uji antibakteri . Uji antibakteri Ekstrak heksana dan ekstrak khlorofom daun sambiloto yang digunakan pada uji antibakteri mempunyai konsentrasi berturut-turut 100 .000, 75.000, 50.000, dan 25.000 ppm. Isolat bakteri yang digunakan adalah Salmonella sp., Pasteurella sp., dan Eschericia coli yang diperoleh dari Balai Penelitian Veteriner, Bogor. Lima belas ltl dari masing-masing ekstrak dan masing-masing konsentrasi diteteskan pada kertas cakram steril pada medium Mueller Hinton Agar (MHA) yang telah diinokulasi dengan bakteri uji . Masing-masing konsentrasi mempunyai 3 kali ualngan . Medium MHA tersebut selanjutnya diinokuasi pada suhu 37°C selama 24 jam. Diameter daerah hambat yang terbentuk dari masing-masing ekstrak diamati dan diukur . Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Faktorial 3 x 2 x 4, dimaa faktor pertama adalah isolat bakteri (Salmonella sp., Pasteurella sp., dan Eschericia coli), faktor kedua adalah jenis , ekstrak (ekstrak heksana dan khloroform) dan faktor ketiga adalah konsentrasi ekstrak . Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis sidik ragam, apabila terdapat perbedaan nyata antar perlakuan maka uji dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) (STEEL dan TORRIE, 1980) . HASIL DAN PEMBAHASAN Uji antibakteri daun sambiloto pada beberapa konsentrasi terdapat pada Tabel 1 . Hasil pada Tabel 1 menunjukkan bahwa meningkatnya konsentrasi ekstrak daun sambiloto meningkatkan pula DDH yang terbentuk . Meningkatnya DDH ini berhubungan dengan meningkatnya senyawa yang bersifat antibakteri pada ekstrak saun sambiloto sehingga kemampuan untuk menghambat pertumbuhan isolat bakteri uji jug ; lebih besar. Tabel 1. Pengaruh konsentrasi ekstrak daun sambiloto terhadap diameter daerah hambat (DDH) Konsentrasi ekstrak (ppm) 100.000 75 .000 50.000 25 .000 Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata (P<0,05) DDH (mm) 13,22a 11,61b 9.000 8.78c Kemampuan ekstrak daun sambiloto dalam menghambat masing-masing bakteri dapat dilihat pada Tabel 2 . 569 Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 2000 Tabel 2 . Pengaruh ekstrak daun sambiloto terhadap DDH pada tiga isolat bakteri DDH (mm) 13,13a 11,33b 8,75c Isolat bakteri Salmonella sp . Pasteurella sp . E. coli Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata (P<0,05) Tabel 3 . Pengaruh konsentrasi dan jenis ekstrak daun sambiloto terhadap DDH tiga isolat bakteri gram negatif Jenis/konsentrasi ekstrak (ppm) 100 .000 75 .000 50.000 25 .000 Khloroform 100.000 75 .000 50 .000 25 .000 100.000 Pasteurella sp. Heksana 75 .000 50 .000 25 .000 Khloroform 100.000 75 .000 50 .000 25 .000 100 .000 E.coli Heksana 75 .000 50 .000 25 .000 Khloroform 100 .000 75 .000 50.000 25 .000 Keterangan : Huruf yang berbeda pada Mom yang sama berbeda nyata (P<0,05) Jenis bakteri Salmonella sp. Heksana DDH (mm) 15,OOa 13,00b 12,00b 9,67c 15,33a 14,33a 14,OOab 11,33c 12,OOb 11,OOc 10,OOc 8,OOd 15,OOa 13,OOb 12,OOb 9,67c 10,OOe 8,00d 7,00e 6,OOf 12,OOb 10,33c 9,67c 7,67d Berdasarkan DDh yang terbentuk pada Tabel 2 dapat dikatakan bahwa bakteri uji yang paling sensitif terhadap ekstrak daun sambiloto adalah Salmonella sp . Perbedaan sensitifitas tersebut dapat disebabkan oleh adanya resistensi pada bakteri akibat penggunaan antibiotika . Apabila konsentrasi ekstrak maupun isolat bakteri uji dikombinasikan maka DDH yan gterbentuk terdapat pada Tabel 3 . Pada Tabel 3 juga terlihat bahwa meningkatnya konsentrasi ekstrak baik pada ekstrak heksana maupun khloroform meningkatkan pula DDH yang terbentuk secara nyata (P<0,05) . KESIMPULAN 1. Ekstrak heksana dan ekstrak khloroform daun sambiloto membentuk pertumbuhan terhadap bakteri Salmonella sp ., Pasteurella sp, dan E. coli . 2. Diameter daerah hambat menurun dengan makin kecilnya konsentrasi ekstrak 570 daerah hambat Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 2000 DAFTAR PUSTAKA ANONimus . 1985 . Tanaman Obat Indonesia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta. ANONIMUS . 1998 . Tanaman Obat Keluarga. PT. Intisari Mediatama, Jakarta. PBRRY, L.M. and J. METzGER. 1980. Mediccinal Plants ofEast andSoutheast Asia : Attributed Properties and Uses . The MIT Press. London, England. SASTROAMIDJOJo, S.,1997 . Obat Asli Indonesia. Dian Rakyat, Jakarta.