AKTIVA TETAP.

advertisement
AKTIVA TETAP
Penjualan Aktiva Tetap;
Aktiva tetap yang dijual sebelum habis umur ekonomisnya akan diperoleh laba
atau rugi dari penjualan aktiva tersebut. Laba/Rugi tersebut dihitung dengan
membandingkan antara harga jual aktiva dengan nilai buku pada saat dijual.
Jika harga jual (selling price) > nilai buku (book value) maka diperoleh Laba (gain).
Jika harga jual (selling price) < nilai buku (book value) maka diperoleh Rugi (loss).
Contoh:
Tanggal 12/10’01 peralatan dengan harga perolehan Rp. 20 juta telah disusutkan
sebesar Rp. 12 juta. Hitung Laba/Rugi dari penjualan aktiva tersebut, jika dijual
dengan harga (a). Rp. 9 juta, (b). Rp. 8 juta dan (c). Rp. 7 juta.
Jawab:
(a). Harga jual Rp. 9 juta
Harga perolehan
Rp. 20.000.000
Akumulasi Penyusutan Peralatan
Rp. 12.000.000 -
Nilai buku
Rp. 8.000.000
Harga jual
Rp. 9.000.000 -
Laba penjualan peralatan
Rp. 1.000.000
Jurnal umumnya:
(D) Kas
Rp. 9.000.000
(D) Akumulasi Penyusutan Peralatan
Rp. 12.000.000
(K) Peralatan
Rp. 20.000.000
(K) Laba Penjualan
Rp. 1.000.000
(b). Harga jual Rp. 8 juta
Harga perolehan
Rp. 20.000.000
Akumulasi Penyusutan Peralatan
Rp. 12.000.000 -
Nilai buku
Rp. 8.000.000
Harga jual
Rp. 8.000.000 -
Laba penjualan peralatan
Rp. 0
1
Jurnal umumnya:
(D) Kas
Rp. 8.000.000
(D) Akumulasi Penyusutan Peralatan
Rp. 12.000.000
(K) Peralatan
Rp. 20.000.000
(c). Harga jual Rp. 7.000.000
Harga perolehan
Rp. 20.000.000
Akumulasi Penyusutan Peralatan
Rp. 12.000.000 -
Nilai buku
Rp. 8.000.000
Harga jual
Rp. 7.000.000 -
Rugi penjualan peralatan
Rp. 1.000.000
Jurnal umumnya:
(D) Kas
Rp. 7.000.000
(D) Akumulasi Penyusutan Peralatan
Rp. 12.000.000
(D) Rugi Penjualan
Rp.
(K) Peralatan
Rp. 20.000.000
1.000.000
Pertukaran Aktiva Tetap;
1. Pertukaran Aktiva tetap sejenis, cirri-cirinya:

Memiliki fungsi yang sama

Jika terdapat laba pertukaran tidak diakui

Jika terjadi rugi pertukaran diakui
Misalnya:
Tanggal 10/10’01 PT. Pratama mempunyai peralatan dengan harga perolehan Rp. 13
juta. Saat itu telah disusut sebesar Rp. 6 juta. Peralatan tersebut dihargai dalam
pertukaran sebesar Rp. 7,5 juta. Harga pasar peralatan yang diperoleh senilai Rp. 8,5
juta dan PT. Pratama menyerahkan kas dalam pertukaran tersebut sebesar Rp 1 juta.
Harga perolehan peralatan
Rp. 13.000.000
Akumulasi penyusutan peralatan
Rp. 6.000.000 –
Nilai buku saat pertukaran
Rp. 7.000.000
Harga pertukaran
Rp. 7.500.000 -
Laba pertukaran
Rp.
500.000
2
Harga perolehan peralatan (baru) dicatat sebesar nilai pasar peralatan – laba yang
tidak diakui dalam pertukaran.
= Rp. 8.500.000 – Rp. 500.000
= Rp. 8.000.000
Jurnal:
(D) Peralatan (baru)
Rp. 8.000.000
(D) Akumulasi penyusutan peralatan
Rp. 6.000.000
(K) Peralatan (lama)
Rp. 13.000.000
(K) Kas
Rp. 1.000.000
Jika harga pertukaran peralatan tersebut sebesar Rp. 6.200.000, maka perusahaan rugi
Rp. 800.000 yang merupakan selisih dari nilai buku dengan harga pertukaran (Rp.
7.000.000 – Rp. 6.200.000 = Rp. 800.000).
Kas yang diberikan dalam pertukaran sebesar Rp 2.300.000 (nilai pasar – harga
pertukaran).
Jurnal:
(D) Peralatan (baru)
Rp. 8.500.000
(D) Akumulasi penyusutan peralatan
Rp. 6.000.000
(D) Rugi pertukaran aktiva tetap
Rp.
(K) Peralatan (lama)
Rp. 13.000.000
(K) Kas
Rp. 2.300.000
800.000
2. Pertukaran Aktiva Tetap Tidak Sejenis, cirri-cirinya:

Secara fungsional aktiva tetap tersebut berbeda

Jika terjadi laba atau rugi diakui dan muncul dalam jurnal pertukaran
contoh:
Dengan kasus yang sama dengan di atas, misalnya peralatan ditukar dengan mesin
dengan nilai pasar Rp. 8,5 juta, peralatan dihargai senilai Rp. 7,6 juta. Kas yang
diberikan dalam pertukaran akan sebesar Rp. 900.000 (nilai pasar – harga pertukaran).
Harga perolehan peralatan
Rp. 13.000.000
Akumulasi penyusutan peralatan
Rp. 6.000.000 -
Nilai buku saat pertukaran
Rp. 7.000.000
Harga pertukaran
Rp. 7.600.000 -
Laba pertukaran peralatan
Rp.
600.000
3
Jurnal:
(D) Mesin
Rp. 8.500.000
(D) Akumulasi penyusutan peralatan
Rp. 6.000.000
(K) Laba pertukaran aktiva tetap
Rp.
(K) Peralatan
Rp. 13.000.000
(K) Kas
Rp.
600.000
900.000
Catt: Harga perolehan mesin dicatat sebesar harga pasar mesin yang diperoleh.
Jika peralatan tersebut ditukar dengan mesin yang mempunyai nilai pasar Rp. 8 juta
dan nilai tukar peralatan dihargai sebesar Rp. 5,8 juta, maka perusahaan akan
mengalami kerugian sebesar selisih nilai buku peralatan dengan nilai pertukaran.
Harga perolehan peralatan
Rp. 13.000.000
Akumulasi penyusutan peralatan
Rp. 6.000.000 -
Nilai buku saat pertukaran
Rp. 7.000.000
Harga pertukaran
Rp. 5.800.000 -
Rugi pertukaran peralatan
Rp. 1.200.000
Jurnal:
(D) Mesin
Rp. 8.000.000
(D) Akumulasi penyusutan peralatan
Rp. 6.000.000
(D) Rugi pertukaran aktiva tetap
Rp. 1.200.000
(K) Peralatan
Rp. 13.000.000
(K) Kas
Rp. 2.200.000
Catt: Kas sebesar Rp. 2.200.000 diperoleh dari nilai pasar – harga pertukaran.
4
AKTIVA TAK BERWUJUD
Berdasarkan masa manfaatnya:
1. Aktiva tak berwujud dengan masa manfaat yang dibatasi oleh UU, Peraturan /
persetujuan
2. Aktiva tak berwujud dengan masa manfaat tak terbatas.
Jenis-jenisnya:
1. Patent/oktoroi  18 th
2. Hak cipta  28 th
3. Merek dagang  20 th
4. Franchise
5. Goodwill
6. Biaya penelitian & Pengembangan
7. Biaya pendirian perusahaan
8. Leasehold
9. Beban yang ditangguhkan
Akuntansi Aktiva tak berwujud;
1. Hak Patent

Yang diperoleh dengan jalan pengembangan.
Harga perolehan = semua biaya pendaftaran, pembuatan model, gambargambar, percobaan-percobaan & pengeluaran lainnya.

Yang diperoleh dengan jalan membeli dari pihak penemu penemu baru.
Harga perolehan = semua biaya pendaftaran, pembuatan model, gambargambar, percobaan-percobaan & pengeluaran lainnya + biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk menjaga hak patent.
Contoh:
PT. Adil mengeluarkan tunai untuk hak patent atas suatu penemuan baru pembuatan
produk sebesar Rp. 6 juta. Taksiran umur patent 15 th. Patent diperoleh pada tanggal
1 April 1995.
5
Untuk mencatat perolehan hak patent:
(D) Patent
Rp. 6 juta
(K) Kas
Rp. 6 juta
Besarnya beban amortisasi patent 1995:
Umur patent 15 th (15 * 12 = 180 bln)
Selama 1995: 1 April – 31 Desember = 9 bulan
(9/180) * Rp. 6 juta = Rp. 300.000
Penyesuaian amortisasi patent 31/12 ’95:
(D) Beban amortisasi
Rp. 300.000
(K) Patent
Rp. 300.000
2. Hak Cipta

Yang disusun sendiri, harga perolehannya = semua biaya-biaya yang
dikeluarkan berhubungan dengan penyusunan karya, biaya pendaftaran
untuk memperoleh hak itu.

Yang dibeli, harga perolgehannya = uang yang dikeluarkan untuk
memperoleh hak cipta tersebut.
Contoh:
Tgl 1 juli ‘95, Arnold memperoleh hak cipta. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
penyusunan karangan, pendaftaran dan hak memperoleh hak cipta tersebut sebesar
Rp. 5.400.000. Menurut taksiran hasil penjualan karangan, taksiran umur hak cipta 9
th.
Jurnal untuk mencatat harga perolehan:
(D) Hak cipta
Rp. 5.400.000
(K) Kas
Rp. 5.400.000
mencatat besarnya amortisasi/th:
(5.400.000/9) * Rp 1 = Rp. 600.00
6
mencatat besarnya amortisasi th’95:
1 juli – 31 Desember (6 bln)
(6/12) * 600.000 = Rp. 300.000
Jurnal mencatat penyesuaian 31/12’95:
(D) Amortisasi hak cipta
Rp. 300.000
(K) Hak cipta
Rp. 300.000
7
Download