Substansi ringkas tesis Menguatkan Otoritas Perempuan Untuk Membangun Pengetahuan Judul tesis: Perempuan Memaknai Fisika: Studi Kasus di FMIPA-UI oleh Niken Lestari Marie Currie. Biasanya hanya nama perempuan itu yang banyak diketahui sebagian orang ketika ditanya mengenai fisikawan atau ilmuwan perempuan yang mereka kenal. Dia dan penemuannya sangat luar biasa. Tadinya saya berpikir hanya dia ilmuwan perempuan yang ada. Namun, penelitian ikut membuka mata saya bahwa ada banyak talenta luar biasa dari perempuan di bidang sains yang belum banyak diketahui orang. Melalui studi kasus dan dianalisis menggunakan perspektif perempuan, saya mencoba memahami pengalaman dan pola pemelajaran mereka di jurusan fisika, FMIPA-UI. Sedikit sekali masyarakat umum yang mengasosiasikan sains dengan karakter dan sosok perempuan sehingga kaum perempuan yang memilih jurusan fisika di perguruan tinggi masih dianggap hal yang tidak biasa, setidaknya sampai dengan periode akhir awal 2000. Karakter sains dibangun dalam periode hanya laki-laki yang memiliki akses ke pendidikan formal, laboratorium dan terlibat dalam komunitas terbatas para ilmuwan. Penelitian ini menemukan bahwa cara pandang dominan yang diadopsi ilmu fisika telah menempatkan pola pembelajaran perempuan pada posisi yang rendah sehingga otoritas intelektual mereka tidak diakui setara. Alhasil, sedikit sekali perempuan yang mempercayai intuisi dan perasaan mereka untuk menghasilkan solusi. Intuisi dan perasaan yang dipakai dalam pembelajaran berbasis pengalaman dinilai bagian dari subyektivitas yang harus diminimalisasi demi mencapai obyektivitas yang tinggi. Perempuan juga mengalami tekanan dari komunitas pelaku sains yang mayoritas adalah laki- laki. Sains oleh kelompok arus utama telah dijadikan cara menguatkan stereotipe gender daripada pendobrak mitos. Menjadi penting untuk membawa sejarah penemuan dalam pengajaran di kelas serta merekrut beberapa pendidik perempuan dalam fisika, tidak loncat pada penemuan besar dan momen publik. Strategi ini diharapkan dapat mengubah cara pandang dominan untuk mengakui kesetaraan pembelajaran berbasis pengalaman yang membawa pada pengetahuan.