BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi mempunyai peranan yang penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi suatu negara. Tanpa adanya investasi maka pertumbuhan perekonomian suatu negara akan berhenti. Pasar modal merupakan alternatif tempat investasi bagi investor untuk menanamkan dananya untuk memperoleh return berupa dividen maupun capital gain serta mendapatkan hak kepemilikan atas perusahaan. Namun sering kali masyarakat pemodal dihadapkan pada permasalahan yang berkaitan dengan pemilihan instrumen investasi yang memiliki tingkat pengembalian (return) dan risiko tertentu. Reksa dana muncul menjadi salah satu instrumen investasi yang dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain mengatasi masalah keterbatasan pengetahuan, reksa dana adalah jalan keluar dalam mengatasi terbatasnya dana untuk membentuk portofolio yang optimal, administrasi yang kompleks dan keterbatasan informasi untuk melakukan berbagai analisa, riset dan transaksi investasi untuk mendapatkan return yang optimal (Winingrum: 2011). Selain itu reksa dana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia. Reksa dana adalah sarana investasi yang sederhana di mana setiap orang dengan tujuan investasi jangka panjang, mengumpulkan dana dari masyarakat. 1 Kemudian, mereka memilih manajer investasi yang profesional untuk mengelola dana tersebut sesuai dengan tujuan investasinya, yaitu investasi pada sahamsaham atau instrumen-instrumen berpendapatan tetap. Kekayaan atau aset suatu reksa dana bukan milik manajer investasinya, ia hanya mengelola aset tersebut mewakili para investor. Dana yang dihimpun dan dikelola secara kolektif oleh manajer investasi memungkinkan investor reksa dana untuk secara tidak langsung memiliki portofolio yang terdiri dari saham-saham perusahaan terbuka yang bernominal mahal ataupun obligasi non-ritel yang nilainya sangat besar dan sulit dijangkau investor individu. Selain itu, dengan berinvestasi di reksa dana, investor yang tidak memiliki cukup waktu dan pengetahuan dalam menyusun portofolio yang optimal akan terbantu oleh kerja manajer investasi. Manajer investasi secara profesional akan melakukan analisa dan riset pasar yang diperlukan untuk menyusun portofolio. Portofolio yang terbentuk ini menjadikan investasi reksa dana terdiversifikasi dengan sendirinya ke beragam kelas aset sesuai dengan profil risiko investor reksa dana (Yuwono: 2014). Dengan demikian, reksa dana merupakan wadah yang dapat dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat untuk melakukan investasi di pasar modal, sedangkan manajer investasi adalah pihak yang melalui usahanya mengelola portofolio efek tersebut. Kegiatan utama manajer investasi adalah melakukan investasi portofolio sehingga setiap saat akan mengambil keputusan instrumen investasi mana yang harus dibeli atau dijual, serta memilih saham atau instrumen efek lainnya yang 2 memberi return yang baik. Dengan demikian, reksa dana selalu mempunyai kesempatan mendapatkan dividen atau capital gain. Hanya saja manajer investasi mempunyai hak untuk mendistribusikan atau tidak dividen maupun capital gain yang diperolehnya kepada investor. Berinvestasi pada reksa dana pada prinsipnya merupakan diversifikasi investasi, yaitu suatu investasi yang menyebar dalam beberapa alat investasi yang diperdagangkan dalam pasar modal, seperti saham dan obligasi. Dengan ini investor dapat memperkecil kemungkinan risiko yang akan timbul, jika salah satu instrumen investasi mengalami kerugian masih dapat dinetralisir dengan keuntungan yang didapat dari instrumen investasi lainnya (Winingrum: 2011). Seorang investor tentu tidak ingin menyesal karena memiliki investasi yang besar, tetapi tidak memberikan hasil yang sesuai, dan di sisi lain investor tidak memiliki investasi yang terbukti memberikan hasil yang lebih baik, semua orang ingin mendapatkan investasi terbaik dan beragam. Dalam kaidah inilah reksa dana didirikan, yaitu untuk tujuan investasi yang berbeda-beda dari para investor, jangka waktu investasi, dan cara dalam mengelola keuangan sendiri. Semua investor, baik pemula maupun yang telah berpengalaman, memulai langkah investasinya dengan tujuan yang umumnya sama seperti menabung untuk masa pensiun atau untuk biaya pendidikan, mempertahankan kekayaan yang telah ada, dan mendapatkan penghasilan. Dalam hal ini seorang investor harus menentukan tujuan investasinya dan risiko apa yang diinginkan. 3 Setiap orang dianjurkan untuk memiliki reksa dana, alasannya adalah (Rivai, et al., 2007:944) : 1. Untuk mendapatkan tambahan pendapatan dalam jangka panjang dan untuk ditabung guna persiapan masa yang akan datang. 2. Untuk menghindari masalah keuangan yang kompleks dengan menyerahkan hal tersebut kepada para pengelola profesional, disisi yang lain investor dapat meraih keuntungan yang menarik setelah dikurangi investasi. Perkembangan reksa dana di Indonesia telah menunjukkan pertumbuhan yang baik yang dapat kita lihat melalui peningkatan Nilai Aktiva Bersih (NAB). Melalui Tabel 1.1 dapat dilihat perkembangan nilai aktiva bersih dari Tahun 2010-2014. Nilai aktiva bersih yang disajikan merupakan nilai aktiva bersih yang dari semua manajer investasi yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam–LK). Tabel 1.1 Perkembangan Reksa Dana di Indonesia Tahun 2010-2014 Tahun Nilai Aktiva Bersih (Rp) 2010 139.070.165.823.339,61 2011 163.089.497.538.522,93 2012 182.496.528.050.841,87 2013 185.139.473.870.228,09 2014 228.211.947.026.580,65 Sumber:aria.bapepam.go.id Tabel 1.1 menunjukkan perkembangan reksa dana dari Tahun 2010-2014 yang terus meningkat dimana terjadi kenaikan Nilai Aktiva Bersih (NAB) setiap Tahun. Pada Tahun 2011, reksa dana menunjukkan peningkatan sebesar 14,72% dari Tahun 2010. Pada Tahun 2012, reksa dana menunjukkan peningkatan sebesar 4 10,63% dari Tahun 2011. Pada Tahun 2013, reksa dana menunjukkan peningkatan sebesar 1,42% dari Tahun 2012. Pada Tahun 2014, reksa dana menunjukkan peningkatan sebesar 18,87% dari Tahun 2013. Namun, walaupun perkembangan reksa dana di Indonesia terus mengalami peningkatan, kinerja reksa dana saham di Indonesia mengalami fluktuasi. Pada Tahun 2012, kinerja IHSG pada 2012 tercatat sebesar 12,94 persen, dengan kinerja reksa dana saham mencapai 10,06%. Namun, pada Tahun 2013, kinerja IHSG dan reksa dana saham jauh lebih rendah dibandingkan Tahun 2012. Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat minus -0,98% dan kinerja rata-rata reksa dana saham dari imbal hasil (return) tercatat minus -3,66%. Angka tersebut jauh lebih rendah dibanding tahun sebelumnya. Pada Tahun 2014, Berdasarkan data Infovesta Utama, kinerja imbal hasil (return) reksa dana sepanjang Tahun 2014, khususnya reksa dana saham cukup cemerlang. Return reksa dana saham tahun lalu tercatat 27,86% atau di atas pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 22,29%. Pada Bulan Januari Tahun 2015 kinerja reksa dana saham lebih rendah dari pertumbuhan IHSG. Dimana rata-rata return reksa dana saham sebesar 0,62% sedangkan kinerja IHSG tumbuh sebesar 1% pada awal 2015. Selain mencatat return lebih rendah dari IHSG, return reksa dana saham juga lebih rendah dibandingkan dengan reksa dana campuran dan reksa dana pendapatan tetap. Pada periode Januari 2015 sampai Juli 2015, reksa dana saham mencatat imbal hasil terburuk dibandingkan jenis lain. Data Infovesta Utama menyebutkan, rata-rata kinerja reksa dana saham -11,59% secara year to date. Imbal hasil saham juga 5 lebih buruk ketimbang kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang 8,12% pada periode sama. Hal penting yang perlu diketahui oleh investor dalam berinvestasi di reksa dana adalah manajemen portofolio yang dilakukan oleh manajer investasi dalam mengelola produknya. Namun, banyaknya reksa dana yang ada di Indonesia akan membuat calon investor kesulitan dalam memilih yang terbaik dari sekian banyak perusahaan reksa dana. Dimana setiap perusahaan reksa dana memiliki kinerja yang berbeda satu sama lainnya. Sehingga dibutuhkan indikator-indikator guna menilai kinerja reksa dana selain dengan melihat nilai aktiva bersihnya. Indikator tersebut adalah stock selection skill dan market timing ability. Stock selection skill adalah kemampuan manajer investasi dalam memilih efek sekuritas yang tepat. Sedangkan market timing ability adalah kemampuan manajer investasi dalam memilih waktu untuk membeli dan menjual efek sekuritas yang dikelolanya (Knight dan Satchell, 2002:3). Dari uraian di latar belakang maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan menggunakan judul: “Pengaruh Market Timing Ability dan Stock Selection Skill Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham di Indonesia”. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah Apakah Market Timing Ability dan Stock Selection Skill berpengaruh terhadap Kinerja Reksa Dana Saham di Indonesia? 6 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Market Timing Ability dan Stock Selection Skill terhadap Kinerja Reksa Dana Saham di Indonesia. 1.4 Manfaat Penelitian Dengan adanya hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Investor Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi investor untuk memilih produk reksa dana saham yang tepat di Indonesia, yang dapat dilihat kemampuan manajer investasi untuk memilih portofolio efek (stock selection skill) dan memilih waktu untuk membeli atau menjual efek sekuritas (market timing ability). 2. Bagi Manajer Investasi Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada manajer investasi sebagai evaluasi untuk kinerja reksa dana yang telah dikelolanya dan dalam usaha pengembangan jasa keuangannya. 3. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti didalam melakukan investasi reksa dana dan mengimplementasikan ilmu yang didapatkan selama penulis menjalani masa perkuliahan. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya 7 Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti yang ingin memperluas, mengembangkan serta menyempurnakan penelitian di bidang pasar modal khususnya reksa dana saham di Indonesia, dan penelitian yang berhubungan dengan kinerja reksa dana di Indonesia. 8