ARTIKEL PENELITIAN PENELITIAN FIKES FIKES Universitas Universitas Muhammadiyah Muhammadiyah Purwokerto Purwokerto ARTIKEL PENGARUH RENDAM KAKI AIR HANGAT TERHADAP PENINGKATAN SIRKULASI DARAH PERIFER DILIHAT DARI NILAI ANKLE BRACHIAL INDEX (ABI) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI DESA PURWOJATI KECAMATAN PURWOJATI Made Suandika S.Kep.,Ns.,M.Kep ABSTRAK Latar belakang: Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi normal dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin secara relatif maupun absolut. penderita diabetes mellitus memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah kaki karena gangguan pembuluh darah menyebabkan sirkulasi darah kaki dari tungkai menurun. Perubahan aterosklerotik dalam pembuluh darah besar pada ekstremitas bawah (kaki) merupakan penyebab meningkatnya insiden penyakit oklusif arteri perifer pada pasien-pasien diabetes mellitus. Rendam kaki menggunakan air hangat membuat sirkulasi darah menjadi lancar. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rendam kaki air hangat terhadap peningkatan sirkulasi darah perifer dilihat dari nilai ankle brachial index (ABI) pada diabetes mellitus di Desa Purwojati Kecamatan Purwojati. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian pra-eksperimental dengan jenis rancangan penelitian one group pre-post test design. Pengambilan sampel dalam penelitian ini secara total sampling. Responden dalam penelitian ini sebanyak 26 pasien diabetes mellitus. Data diambil dengan melakukan observasi pengukuran ABI sebelum dan setelah terapi rendam kaki air hangat. Hasil: Terdapat pengaruh rendam kaki air hangat terhadap peningkatan nilai ABI pada pasien diabetes mellitus dengan hasil nilai t hitung sebesar 10.079 dan nilai p value sebesar 0.001 (p value < 0.05). Kata kunci: terapi rendam kaki air hangat, diabetes mellitus, ankle brachial index (ABI) The Effect of Warm-Water Footbath on Increasing Peripheral Blood Flow from Ankle Brachial Index (ABI) of Diabetes Mellitus Patients in 2014 ABSTRACT Background: Diabetes mellitus is a chronic disease in which by the blood glucose levels are more than normal. It also describes a metabolic disorder with disturbances of carbohydrates, fats, and proteins metabolism resulting from defects in insulin. Patients with diabetes mellitus have a more high risk of foot problems because disruption blood flow causes decreased blood flow on the legs. The changes of atherosclerotic vascular affect the lower extremities (legs). Then it will cause peripheral artery occlusive disease on patients with diabetes mellitus. By the therapy of warm-water footbath, the blood will flow smoothly in the body. Purpose: This research have as purpose to the effect of warm-water footbath on increasing peripheral blood flow from ankle brachial index (ABI) of diabetes mellitus patients in 2014. Method: The researcher uses a pre-experimental design one group pre-post test. The sample in this study is total sampling. Respondents in this research are 26 patients of diabetes mellitus. The data taken from the observation of ABI are before and after of therapy warm-water footbath. Result: There is an effect of warm-water footbath to an increasing the value of ABI in patients with diabetes mellitus with the result of t value is 10,079 and ρ value is 0.001 (ρ value>0.05). Keywords: warm-water footbath therapy, diabetes mellitus, ankle brachial index (ABI) PENDAHULUAN Latar belakang Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi normal dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin secara relatif maupun absolut (Nasution, 2009). Diabetes mellitus menduduki peringkat ke-6 sebagai penyebab kematian. Sekitar 1,3 juta orang meninggal akibat diabetes dan 4% meninggal sebelum usia 70 tahun. World Health Organization (WHO, 2004) melaporkan prevalensi diabetes mellitus diatas usia 20 berjumlah 171 juta jiwa dan diperkirakan akan terus bertambah menjadi 336 juta jiwa pada tahun 2030. Di Indonesia, diabetes mellitus merupakan MEDISAINS Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan, Vol. XIV No. 1 APRIL 2015 15 ARTIKEL PENELITIAN FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto ancaman serius bagi pembangunan kesehatan karena dapat menimbulkan kebutaan, gagal ginjal, kaki diabetes (gangrene) sehingga harus diamputasi, penyakit jantung, dan stroke. Diperkirakan pada tahun 2030 akan memiliki penyandang diabetes mellitus sebanyak 21,3 juta jiwa, sehingga menjadikan Indonesia berada diurutan ke-4 dunia setelah AS, India, dan China (Depkes RI, 2013). Diabetes mellitus merupakan komplikasi (menyebabkan terjadinya penyakit lain) yang paling banyak. Hal ini berkaitan dengan kadar gula darah yang tinggi terus menerus, sehingga berakibat rusaknya pembuluh darah, saraf, dan struktur lainnya (Dalimartha, 2007). Komplikasi kaki adalah komplikasi yang sering terjadi pada diabetes mellitus sekitar 15%. Selain luka kaki juga terjadi kelainan dan perubahan bentuk kaki, peredaran darah yang kurang juga akan mempengaruhi pergerakan sendi kaki. Gangguan pada kaki diabetes dapat berupa aterosklerosik yang disebabkan karena penebalan membrane basal pembuluh darah besar maupun kecil. diabetes mellitus dan pada tahun 2013 tedapat sekitar 94 pasien diabetes mellitus. Penyakit diabetes mellitus di Puskesmas Purwojati tiap tahun mengalami peningkatan jumlah penderitanya sehingga risiko komplikasi dari diabetes mellitus juga kan semakin meningkat. Di Desa Purwojati sendiri ada 37 pasien diabetes mellitus yang terdaftar di Puskesmas dan jarang dilalukan penelitian. Dari hasil wawancara dengan 5 pasien diabetes mellitus, 2 diantaranya mengeluhkan sering mengalami kesemutan pada kaki dan rasa panas. Nilai ankle brachial index (ABI) digunakan untuk mengetahui apakah ada gangguan sirkulasi darah perifer pada pasien diabetes mellitus di Desa Purwojati. TINJAUAN TEORI Diabetes Mellitus Pengertian 1. Diabetes mellitus merupakan sekumpulan problema anatomik dan kimiawi akibat dari sejumlah faktor dimana didapat defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi insulin (World Health Organzation). Menurut Atun (2010) penderita diabetes mellitus memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah kaki karena gangguan pembuluh darah menyebabkan sirkulasi darah kaki dari tungkai menurun. Perubahan aterosklerotik dalam pembuluh darah besar pada ekstremitas bawah (kaki) merupakan penyebab meningkatnya insiden penyakit oklusif arteri perifer pada pasien-pasien diabetes mellitus. Bentuk penyakit ini merupakan penyebab utama meningkatnya insiden gangren dan amputasi pada pasien diabetes mellitus. Penatalaksanaan diabetes mellitus bertujuan untuk mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi komplikasi vaskuler dan neuropati (Padila, 2012). Ada 4 pilar utama dalam penatalaksanaan diabetes mellitus yaitu edukasi, terapi gizi medis, latihan jasmani, dan terapi farmakologi. Air hangat mempunyai dampak positif bagi pembuluh darah dan memicu saraf yang ada pada telapak kaki untuk bekerja. Saraf yang ada pada kaki menuju ke organ vital tubuh diantaranya menuju ke jantung, paru-paru, lambung, dan pankreas. Air hangat membuat sirkulasi darah menjadi menjadi lancar. Faktor pembebanan di dalam air akan menguatkan otot-otot dan ligamen yang mempengaruhi sendi tubuh (Hembing, 2000; Umah, 2010). Alat ukur yang digunakan untuk menilai sirkulasi darah perifer adalah dengan menggunakan Ankle Brachial Index (ABI). Pengukuran ABI dilakukan dengan menghitung tekanan darah sistolik pada kaki (arteri dorsalis pedis atau arteri tibialis posterior) dibandingkan dengan tekanan sistolik pada arteri brakhialis (Sihombing, 2008). Dari data studi pendahuluan di Puskesmas Purwojati pada tahun 2007 terdapat sekitar 45 pasien 16 Diabetes mellitus adalah suatu penyakit heterogen yang didefinisikan berdasarkan hiperglikemi. Kriteria diagnostik untuk diabetes mellitus mencangkup glukosa plasma puasa ≥126 mg/dl, glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/ dl, dan kadar glukosa plasma ≥200 mg setelah pemberian 75 gr glukosa per oral (uji toleransi glukosa oral) (Stephen & William, 2010). Klasifikasi Diabetes Mellitus 2. Tabel 2.1 Klasifikasi Diabetes Mellitus Jenis Etiologi Tipe 1 Destruksi sel β, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut karena autoimun dan idiopatik Tipe 2 Bervariasi, mulai dari resisten insulin yang disertai defisiensi insulin relative hingga defek sekresi insulin uang dibarengi resistensi insulin Tipe lain Defek genetik fungsi sel β, defek gentetik kerja insulin, penyakit eksokrin pancreas, endokrinopati, karena obat atau zat kimia, infeksi, sebab imunologi (jarang), sindrom genetik lain yang berkaitan dengan diabetes mellitus Diabetes mellitus stasional Intoleransi glukosa yang timbul atau Intoleransi glukosa yang terdeteksi pada kehamilan pertama dan gangguan toleransi glukosa setelah terminasi kehamilan Sumber: Klasifikasi PERKENI, 2006 3. diabetes mellitus menurut Etiologi Penyebab yang berhubungan dengan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes mellitus tipe 2 diperkirakan karena: MEDISAINS Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan, Vol. XIV No. 1 APRIL 2015 ARTIKEL PENELITIAN PENELITIAN FIKES FIKES Universitas Universitas Muhammadiyah Muhammadiyah Purwokerto Purwokerto ARTIKEL a. b. c. d. 4. Faktor genetik Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas 65 tahun) Obesitas Riwayat keluarga trauma ekstremitas bawah, prognosis untuk penyakit vaskuler perifer, mengevaluasi keberhasilan operasi. Kontraindikasi pemeriksaan ABI yaitu nyeri kaki, trombosis vena dalam, kalsifikasi, kompresi arteri (Grenon et al, 2009). Ankle brachial index (ABI) merupakan suatu rasio yang didapatkan dari: Manifestasi Klinik Jika hiperglikemianya berat dan melebihi ambang ginjal untuk zat ini, maka timbul glikosuria. Glikosuria ini akan mengakibatkan diuresis osmotik yang meningkatkan pengeluaran urine (polyuria) dan timbul rasa haus (polydipsia). Karena glukosa hilang bersama urine, maka pasien mengalami keseimbangan kalori negative dan berat badan berkurang. Rasa lapar yang semakin besar (polifagia) akan timbul sebagai akibat kehilangan kalori. Pasien mengeluh lelah dan mengantuk (Price & Wilson, 2005). 5. Rumus : ABI= TD sistolik yang tertinggi di ankle TD sistolik di brakhial Tabel 2.3 Interpretasi nilai ABI No Komplikasi Komplikasi vaskular jangka panjang dari diabetes mellitus melibatkan pembuluhpembuluh kecil disebut mikroangiopati dan pembuluh-pembuluh sedang dan besar disebut makroangiopati (Price dan Wilson, 2005). Perubahan aterosklerosis dalam pembuluh darah besar pada ekstremitas bawah menyebabkan oklusi arteri ektremitas bawah. Tanda dan gejalanya meliputi penurunan denyut nadi perifer dan kludikatio intermiten (nyeri pada betis pada saat berjalan). 1. > 1,3 Dugaan kalsifikasi arteri 2. 0,91-1,3 Normal 3. 0,8-0,9 Gangguan Ringan 4. 0,5-0,79 Gangguan Sedang 5. < 0,50 Gangguan Berat Air Hangat 1. Pengertian Rendam air hangat merupakan kondisi kaki yang oleh kontak dari kaki ke air hangat. Rendam kaki air hangat dilakukan pada suhu 38390C. Rendam air hangat yang diberikan pada pasien diabetes mellitus dapat memperlancar aliran darah pada vena sehingga terjadi reaksi vasodilatasi pada pembuluh darah. Dengan suhu ditentukan maka efek pada sirkulasi darah pasien diabetes mellitus (Eversden, 2007). 2. Manfaat Panas dapat dipergunakan secara luas dalam pengobatan karena memiliki efek dan manfaat yang benar, adapun manfaat efek panasnya adalah: a. Ankle Brachial Index (ABI) Ankle Brachial Index (ABI) merupakan penilaian kuantitatif dari sirkulasi perifer. ABI adalah suatu pemeriksaan non-invasif yang reliabel untuk menilai iskemik pada ekstremitas bawah. ABI paling umum digunakan dan paling berguna untuk uji diagnostik PAP. Dalam melakukan pemeriksaan ABI terdapat indikasi dan kontraindikasi. Indikasi pemeriksaan ABI yaitu skrining untuk aterosklerosis, evaluasi nyeri kaki, evaluasi untuk iskemia pada ekstremitas bawah (klaudikasio, nyeri saat istirahat, gangrene), Interpretasi Sumber: American Collage of Cardiology (ACC / American Diabetes Association (ADA) Sirkulasi Darah Perifer Sirkulasi darah terjadi melalui satu lengkungan arteri dan vena yang kontinu serta terbagi menjadi sirkulasi pulmonal dan sistemik. Sirkulasi pulmonal menghantarkan darah dari jantung ke paru, dimana darah dioksigenasi dan kemudian dikembalikan ke jantung. Sirkulasi sistemik atau sistem vaskuler perifer, meliputi arteri, vena, venula dan kapiler. Sistem ini membawa darah dari jantung ke seluruh organ dan jaringan lain yang kemudian membawa darah kembali ke jantung (Rhonda M Jones, 2008). Nilai ABI Efek Fisik Efek panas dapat menyebabkan zat cair, padat, dan gas mengalami pemuaian ke segala arah. b. Efek Kimia Panas dapat menyebabkan peningkatan reaksi kimia. Pada jaringan akan terjadi metabolisme seiring dengan peningkatan pertukaran antara zat kimia tubuh dengan cairan tubuh. MEDISAINS Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan, Vol. XIV No. 1 APRIL 2015 17 ARTIKEL PENELITIAN FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto c. Efek Biologis rendam kaki air hangat Panas dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah yang dapat mengakibatkan peningkatan sirkulasi darah. 3. 4. X 02 = Nilai ankle brachial index (ABI) setelah dilakukan intervensi Kontraindikasi a. Trauma atau inflamasi akut b. Edema c. Jaringan parut yang luas rendam kaki air hangat Analisis Data 1. a. Sebelum melakukan rendam air hangat pastikan klien istirahat yang cukup selama 5 menit b. Ukur tanda-tanda vital klien sebelum melakukan rendam air hangat c. Masukkan kaki klien kedalam wadah yang berisi air hangat dengan suhu 410C-420C d. Kaki direndam sampai batas mata kaki e. Kaki direndam dalam waktu 20 menit (dilakukan setiap pagi) f. Setelah 20 menit, ukur kembali tandatanda vital klien METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian pra-eksperiment dengan jenis rancangan penelitian one group pre-post test design(Nursalam, 2008). Penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan pengamatan awal terhadap hasil pemeriksaan Ankle Brachial Index (ABI), kemudian setelah dilakukan perlakuan kembali dilakukan pegukuran ABI. Bentuk rancangan ini sebagai berikut: Pre test 01 Perlakuan X Gambar 3.1 Bentuk Rancangan Post tes 02 2. Analisa Bivariat Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji analisis Paired t. Uji ini didasarkan pada pasangan skore dari subjek uji yang sama. Analisis didasarkan pada selisih antara skore sebelum dan sesudah, selisih ini disebut dengan deviasi skore. Derajat kemaknaan α yang digunakan pada uji ini adalah 0,05. Apabila dari uji statistik didapatkan p value < α, maka ada pengaruh rendam kaki air hangat terhadap peningkatan sirkulasi darah perifer dilihat dari nilai ABI pada pasien diabetes mellitus. Namun, apabila dari uji statistik didapatkan p value > α, maka tidak ada pengaruh pengaruh rendam kaki air hangat terhadap peningkatan sirkulasi darah perifer dilihat dari nilai ABI pada pasien diabtes mellitus. HASIL PENELITIAN Analisis Univariat 1. Uji Normalitas Data Tabel 4.1 Uji Kenormalan Data One-Sample Kolmogorov- Smirnov Test Penelitian Keterangan: 01 = Nilai ankle brachial index (ABI) sebelum dilakukan intervensi 18 Analisa Univariat Analisis univariat dalam penelitian ini digunakan untuk mendapat gambaran tentang karakteristik responden yaitu jenis kelamin, umur, nilai ABI sebelum dilakukan intervensi, dan nilai ABI setelah dilakukan intervensi. Variabel dengan data numerik dianalisis menggunakan tendensi sentral mean dan ukuran penyebaran standar deviasi jika data terdistribusi normal tetapi jika data tidak terdistribusi normal ukuran tendensi sentral menggunakan median dan ukuran penyebaran menggunakan minimum maksimum. Prosedur Rendam Kaki Air Hangat Prosedur rendam air hangat (dikutip dari penelitian Chao, Yann Fen, 2010): = Dilakukan intervensi rendam kaki air hangat N KolmogorovSmirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) MEDISAINS Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan, Vol. XIV No. 1 APRIL 2015 Nilai ABI sebelum perlakuan Nilai ABI perlakuan 26 0.648 26 0.915 0.796 0.372 sesudah ARTIKEL PENELITIAN PENELITIAN FIKES FIKES Universitas Universitas Muhammadiyah Muhammadiyah Purwokerto Purwokerto ARTIKEL Dari tabel 4.1 tentang uji normalitas data one-sample Kolmogorov-smirnov didapatkan nilai ρ value untuk nilai ABI sebelum dan setelah dilakukan rendam kaki air hangat sebesar 0.796 dan 0.372. Oleh karena semua nilai ρ value tersebut > α (0.05) maka dapat disimpulkan bahwa data-data tersebut dinyatakan berdistribusi normal. Karakeristik Responden 2. Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden di Desa Purwojati yang menderita diabetes mellitus berdasarkan jenis kelamin dan umur Karakteristik Responden Jumlah Persentase (%) Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total 10 16 26 38.5 61.5 100.0 Umur 40-50 51-60 61-70 71-80 Total 1 10 12 3 26 3.8 38.5 46.2 11.5 100.0 Responden dalam penelitian ini sebanyak 26 orang yang terdiri dari 10 atau 38.5% laki-laki dan 16 atau 61.5% perempuan. Frekuensi umur yang paling banyak ditemui pada penelitian ini adalah pada kelompok umur 61-70 sebanyak 12 orang atau 42.6%, sedangkan frekuensi umur paling sedikit ditemui adalah pada kelompok usia 40-51 sebanyak 1 orang atau 3.8%. 3. Nilai ABI sebelum dan setelah rendam kaki air hangat dilakukan Tabel 4.3 Nilai ABI sebelum dan setelah dilakukan rendam kaki air hangat Variabel Mean SD Nilai ABI sebelum dilakukan rendam kaki air hangat 0.73 0.07 Nilai ABI setelah dilakukan rendam kaki air hangat 0.83 0.07 Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai ABI sebelum dilakukan tindakan rendam kaki air hangat adalah 0.73 dan ratarata nilai ABI setelah dilakukan tindakan rendam kaki air hangat adalah 0.83. Nilai simpangan baku sebelum dan setelah dilakukan rendam kaki air hangat adalah 0.70. Analisi Bivariat Tabel 4.4 Analisis Statistik Nilai ABI sebelum dan setelah dilakukan rendam kaki air hangat Variabel Perbedaan Mean SD 0.996 0.0504 T df Sig 10.079 25 0.001 Nilai ABI sebelum dan setelah dilakukan rendam kaki air hangat Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa selisih rata-rata nilai ABI sebelum dan setelah dilakukan rendam kaki air hangat sebesar 0.996. Setelah dilakukan penghitungan menggunakan uji t paired diperoleh nilai t hitung sebesar 10.079 dan nilai p value sebesar 0.001 (p value < 0.05) yang berarti ada pengaruh rendam kaki air hangat terhadap peningkatan nilai ABI pada pasien diabetes mellitus. PEMBAHASAN Nilai ABI sebelum dilakukan rendam kaki air hangat pada pasien diabetes mellitus Berdasarkan hasil penelitian terhadap sirkulasi darah kaki pada penderita diabetes mellitus tipe 2 rata-rata nilai ABI sebelum dilakukan rendam kaki sebesar 0.73 yang menujukan bahwa sebagian besar responden mengalami gangguan sedang pada kaki. Sirkulasi darah perifer pasien diabetes mellitus di Desa Purwojati Kecamatan Purwojati kebanyakan mengalami gangguan sedang pada kaki yaitu berupa kesemutan dan rasa panas. Hal itu terjadi karena gangguan pembuluh darah pada kaki sehingga sirkulasi darah kaki tidak lancar. Nilai ABI pada pasien diabetes mellitus dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur, tekanan darah, dan aktivitas. Nilai ABI setelah dilakukan rendam kaki air hangat pada pasien diabetes mellitus Berdasarkan hasil penelitian terhadap sirkulasi darah kaki pada penderita diabetes mellitus rata-rata nilai ABI setelah dilakukan rendam kaki menujukan bahwa ada peningkatan yang signifikan pada sirkulasi darah kaki responden. Dimana gambaran rata-rata nilai ABI sebelum dan setelah dilakukan rendam kaki air hangat 0.73-0.83. Terlihat peningkatan nilai ABI dari terjadi gangguan sedang menjadi gangguan ringan. Nilai ABI pada pasien diabetes mellitus di Desa Purwojati Kecamatan Purwojati setelah melakukan rendam kaki air hangat mengalami peningkatan. Air hangat sangat membantu untuk mendilatasi MEDISAINS Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan, Vol. XIV No. 1 APRIL 2015 19 ARTIKEL PENELITIAN FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto pembuluh darah sehingga aliran darah menjadi lebih lancar. Pengaruh rendam kaki air hangat terhadap peningkatan nilai ABI pada pasien diabetes mellitus Rendam kaki air hangat pada pasien diabetes mellitus di Desa Purwojati Kecamatan Purwojati menunjukan ada peningkatan nilai ABI yaitu dari gangguan sedang menjadi gangguan ringan. Jadi, kegiatan rendam kaki air hangat dapat dilakukan oleh pasien diabetes mellitus yang kurang melalukan aktivitas fisik untuk mencegah terjadinya komplikasi kaki. Merendam bagian tubuh kedalam air hangat dapat meningkatkan sirkulasi, mengurangi edema, dan meningkatkan sirkulasi relaksasi otot. Karena panas dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah yang dapat mengakibatkan peningkatan sirkulasi darah. KESIMPULAN 1. Responden dalam penelitian ini sebanyak 26 orang dan sebagian besar adalah perempuan. Umur yang paling banyak ditemui pada penelitian ini adalah pada kelompok umur 61-70. of the Gynecologic Cancer Patients on Chemotherapy. Journal. Taipei University and Hospital Dalimartha. (2007). Atlas tumbuhan obat indonesia. Puswa Wara: Jakarta Depkes. (2009) Tahun 2030 Prevalensi Diabetes Mellitus di Indonesia Mencapai 21,3 Juta Orang. http://www.depkes.go.id/index. php?vw=2&id=414. Diakses tanggal 26 Oktober 2013 jam 19.50 wib Depkes. (2013) Diabetes Melitus Penyebab Kematian Nomor 6 di Dunia: Kemenkes Tawarkan Solusi CERDIK Melalui Posbindu. http://www.depkes. go.id/index.php?vw=2&id=2383. Diakses tanggal 20 oktober 26 Oktober 2013 jam 20.00 wib Eversden L, et all. (2007) Patients With Rheumatoid Arthritis Feel BetterAfter Exercises in Wrm Water than After Similar Exercises on Land. Allied Health: Australian & New Zeland Ganong, William F. (2008) Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC:Jakarta Grenon SM, Gagnon J, York Hsiang. (2009) Ankle– brachial index for assessment of peripheral arterial disease. N Engl J Med. 361:e40 2. Rata-rata nilai ABI sebelum dilakukan tindakan rendam kaki air hangat adalah 0.73. Nilai simpangan baku sebelum dilakukan rendam kaki air hangat adalah 0.70. Gustaviani, R. (2006) Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia 2006. PB. PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia): Jakarta 3. Rata-rata nilai ABI setelah dilakukan tindakan rendam kaki air hangat adalah 0.83. Nilai simpangan baku setelah dilakukan rendam kaki air hangat adalah 0.70. Guyton, Arthur C. (2012) Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. EGC: Jakarta 4. Terdapat pengaruh rendam kaki air hangat terhadap peningkatan nilai ABI pada pasien diabetes mellitus dengan nilai t hitung sebesar 10.079 dan nilai p value sebesar 0.001 (p value < 0.05) DAFTAR PUSTAKA American Diabetes Association (ADA). (2009) Standards Of Medical Care In Diabetes. Suppl. 3: S1 Atun, M. (2010) Diabetes Mellitus Memahami, Mencegah, dan Merawat Penderita Penyakit Gula. Kreasi Wacana: Yogyakarta Brashers. (2007) Klinis Patofisiologi: Pemeriksaan dan Manajemen Edisi 2. EGC: Jakarta Chao, yann-fen. (2010) The Effects of Warm-Water Foot Bath on Relieving Fatigue and Insomnia 20 Hembing. (2000) Pengaruh Rendam Kaki Air Hangat terhadap Perubahan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi. Umah: PSIK Universitas Gresik Hidayat. (2007) Metodologi Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Salemba Medika: Jakarta Hidayat. (2011) Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika James, Joyce et all. (2008) Prinsip-Prinsip Sains Untuk Keperawatan. Erlangga: Jakarta Nasution, J. (2009) Pengaruh Senam Kaki Terhadap Peningkatan Sirkulasi Darah Kaki Pada Pasien Penderita Diabetes Mellitus Di RSUP Haji Adam Malik. Skripsi. Universitas Sumatera Utara Notoatmodjo. (2010) Metodologi kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta Penelitian Nurrahmi, Ulfah (2012) Stop! Diabetes. Familia Group MEDISAINS Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan, Vol. XIV No. 1 APRIL 2015 ARTIKEL PENELITIAN PENELITIAN FIKES FIKES Universitas Universitas Muhammadiyah Muhammadiyah Purwokerto Purwokerto ARTIKEL Relasi Inti Media: Yogyakarta Nursalam. (2008) Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 2. Salemba Medika: Jakarta Padila. (2012) Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Nuhamedika: Jogjakarta PERKENI. (2006) Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di Indonesia 2006. PB PERKENI: Jakarta Potter, P.A & Perry A.G. (2005) Kebutuhan Fisiologis Dasar Dalam: Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses-Proses dan Praktek Edisi 4 Volume 2. EGC: Jakarta Price and Wilson. (2005) Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Vol.2. EGC: Jakarta Rhonda, M Jones. (2008) Sistem Vaskuler Perifer. http://lyrawati.files.wordpress.com/2008/07/ sistem-pembuluh-daraf-perifer-nita.pdf. Diakses tanggal 29 November 2013 jam 22.40 wib. Riskesdas. (2007) Diabetes Melitus. http:// w w w. k 4 h e a l t h . o r g / s i t e s / d e f a u l t / f i l e s / laporanNasional%20Riskesdas%202007.pdf. Diakses tanggal 28 Oktober 2013 jam 12.48 wib Stephen J and Ganong, William F. (2010) Patofisiologi Penyakit: Pengantar Menuju Kedokteran Klinis. EGC: Jakarta Sudoyo aru W, et all. (2010) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3 Edisi 5. Interna Publising: Jakarta Pusat Sugiyono. (2010) Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif Dan R&D. Alfabeta: Bandung Umah, khoiroh. (2012) Pengaruh Rendam Kaki Air Hangat terhadap Perubahan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi. Journal. PSIK Universitas Gresik Utami, S. (2006) Gambaran Ultrasonografi Dupleks Penyakit Arteri Perifer Pada Penyandang Diabetes Meliitus Tipe 2 dengan Ankle Brachial Index (ABI) Normal. Skripsi. Universitas Indonesia Waspadji, S. (2004) Komplikasi Kronik Diabetes: Mekanisme terjadinya, Diagnosis dan Strategi Pengelolalaan. EGC: Jakarta Wilson, J.F. (2007) In The Clinic Peripheral Arterial Disease. Annals of Internal Medicine Journal. ITC3 Robert dan David. (2004) Apa yang ingin duketahu tentang seks. Bumi Aksara: Jakarta Saryono. (2010) Metodologi Penelitian Kesehatan: Penuntun Praktis Bagi Pemula. Mitra Cendikia Press: Yogyakarta Setiadi. (2007) Konsep dan Penulisan: Keperawatan. Graha Ilmu: Yogyakarta Riset Setiawati. (2010) Pengaruh Senam Kaki Terhadap Sirkulasi Perifer Dilihat Dari Nilai Ankle Brachial Index (ABI) Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Purwokerto Utara. Skripsi. Universitas Jendral Soedirman Purwokerto Sihombing, B. (2008) Prevalensi Penyakit Arteri Perifer Pada Populasi Penyakit Diabetes Mellitus Di Puskesmas Kota Medan. Tesis. Universitas Sumatera Utara Smeltzer, S. C & Bare, B. G. (2002) Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 2. EGC: Jakarta Soegondo (2007) Farmakoterapi Pada Pengendalian Glikemia Diabetes Melitus Tipe 2. Buku Ajar Penyakit Jilid III Edisi I. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta MEDISAINS Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan, Vol. XIV No. 1 APRIL 2015 21