BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembekuan darah pada manusia yang melibatkan trombosit/platelet dan faktor pembekuan darah lainnya adalah sesuatu yang normal terjadi terutama saat adanya luka/injury. Agregasi platelet adalah salah satu bagian dari sistem koagulasi dengan melakukan perbaikan pada sistem yang rusak. Namun ironisnya sekarang ini, hemostasis platelet menjadi maladaptif dan keterlibatannya dalam perkembangan penyakit degeneratif semakin besar. Platelet dapat menyebabkan pembentukan blood clot yang dapat menutup aliran pembuluh darah. Pada penyakit kardiovaskular yang sebelumnya telah terjadi penyempitan dan sumbatan plak (aterosklerosis) pada pembuluh darah arteri seperti stroke dan penyakit jantung koroner (infark miokard akut dan angina pectoris tidak stabil), terjadinya kerusakan yang memicu aktivasi platelet dapat menyebabkan kematian karena kurangnya supply oksigen ke jaringan/organ (Gregg dan GoldschmidtClermont, 2003). Selain dikarenakan adanya luka, platelet juga dapat teraktivasi oleh keberadaan LDL (Low Density Lipoprotein) yang dalam konsentrasi tinggi (3 g/l) dapat memicu aktivasi integrin αIIbβ3 dan agregasi platelet (Korporaal dan Akkerman, 2006). Platelet juga memiliki peranan penting dalam proses inflamasi, trombosis, dan aterosklerosis. Inflamasi ditandai dengan adanya interaksi antara platelet, 14 leukosit, dan membran sel endotelial. Interaksi ini memicu proses aktivasi autokrin dan parakrin yang menyebabkan leukosit masuk ke dalam dinding pembuluh darah. Adhesi dan aktivasi platelet dapat menyebabkan lepasnya mediator inflamasi yang dapat menyebabkan peradangan kronis pada dinding pembuluh darah dan selanjutnya dapat berkembang menjadi lesi aterosklerosis dan atherothrombosis (Gawaz, 2005). Tumbuhan merupakan sumber alam yang besar dalam menghasilkan senyawa-senyawa bermanfaat untuk mendapatkan obat terbaru (Kakoti, dkk, 2013). Beberapa tumbuhan yang telah diketahui mempunyai aktivitas sebagai anti agregasi platelet dan anti trombosis diantaranya tomat (Dutta-Roy dkk., 2001), parsley (Gadi dkk., 2009), ginkgo biloba (Ryu dkk., 2009), dan sukun (Weng dkk., 2006). Secara empiris oleh masyarakat Asia Tenggara, sukun digunakan untuk inflamasi, gangguan hati, demam pada malaria, stroke dan hipertensi (Jagtap dan Bapat, 2010). Daun sukun mengandung senyawa flavonoid terprenilasi yang mempunyai aktivitas antioksidan (Lan dkk., 2013), kandungan β-sitosterolnya diketahui dapat menghambat oksidasi LDL dan berperan sebagai agen anti atherosklerosis (Wang dkk., 2006). Kulit akar juga mengandung flavonoid terprenilasi yang mempunyai aktivitas anti agregasi platelet (Weng dkk., 2006). Selain itu sukun mengandung senyawa chalcones (isobacachalcone, morachalcone A, gemichalcone B) (Lee dkk., 2013). Sehingga melihat hal tersebut di atas, maka dengan ini sukun dinilai memiliki potensi untuk dapat dikembangkan menjadi agen kardioprotektif dan dalam hal ini akan dilihat efek anti agregasi platelet dan anti trombosisnya. 1. Rumusan Masalah a. Apakah ekstrak etanolik daun sukun mempunyai aktivitas anti agregasi platelet pada platelet yang diinduksi oleh asam arakhidonat? b. Apakah ekstrak etanolik daun sukun memiliki aktivitas antitrombosis? 2. Keaslian Penelitian Penelitian yang mengkaji aktivitas anti agregasi platelet dan anti trombosis daun sukun masih sangat minim. Ada beberapa penelitian yang pernah dilakukan terhadap aktivitas anti agregasi platelet/anti trombosis sukun, diantaranya penelitian oleh Tjandrawati dkk.(2012) dalam Simposium Asian HORC ke 4 di Korea Selatan pada November 2014 lalu dalam presentasi penelitiannya menyebutkan bahwa ekstrak etil asetat daun sukun mempunyai aktivitas dalam penghambatan agregasi platelet yang diinduksi ADP, epinefrin, dan kolagen. Ekstrak metanol dari kulit batang sukun diketahui mengandung senyawa flavonoid terprenilasi dan khalkon terprenilasi yang mempunyai aktivitas anti agregasi platelet pada platelet yang diinduksi asam arakhidonat, kolagen, dan ADP (Jantan dkk., 2010). Ekstrak kloroform dari kulit akar sukun juga diketahui mengandung senyawa flavonoid terprenilasi yang mempunyai aktivitas sebagai anti agregasi platelet (Weng dkk., 2006). Sepanjang penelusuran pustaka, penelitian aktivitas anti agregasi platelet dan anti thrombosis ekstrak etanolik daun sukun belum pernah dipublikasikan. 3. Urgensi Penelitian Pada masyarakat Asia Tenggara, secara empiris daun sukun (Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg) digunakan untuk membantu pengobatan penyakit kardiovaskuler seperti stroke dan hipertensi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa daun sukun mengandung senyawa flavonoid terprenilasi yang mempunyai aktivitas sebagai anti agregasi platelet. Platelet mempunyai peranan penting dalam peristiwa pembentukan trombus arteri yang menjadi penyebab utama terjadinya stroke dan penyakit jantung koroner. Oleh karena itu, daun sukun berpotensi untuk dikembangkan sebagai agen kardioprotektif sehingga perlu dilakukan penelitian aktivitas anti agregasi platelet dan anti trombosis dari ekstrak daun sukun. B. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui apakah ekstrak etanolik daun sukun (EEDS) mempunyai aktivitas anti agregasi platelet pada platelet yang diinduksi oleh asam arakhidonat. 2. Mengetahui apakah ekstrak etanolik daun sukun memiliki aktivitas anti trombosis.