Tugas Akhir - 2009 ANALISA DAN SIMULASI LAYANAN VIDEO DAN INTERNET PADA JARINGAN DVB DENGAN BERBAGAI MEKANISME ANTRIAN Sartika Setiawan¹, Sofia Naning Hertiana², Ida Wahidah³ ¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom Abstrak Teknologi berkembang dalam dunia komunikasi, salah satunya adalah komunikasi data. Kebutuhan pada layanan internet-pun telah meningkat dari sekedar kebutuhan akan teks informasi menjadi layanan yang menyediakan lebih banyak gambar, video dan audio yang secara cepat mengubah komposisi trafik pada internet. Selain itu kebutuhan akses juga semakin meluas dari daerah perkotaan hingga komunikasi antar pulau. Jaringan DVB (Digital Video Broadcasting) menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Hal ini dikarenakan DVB menyediakan akses data dengan cakupan global. Satelit yang digunakan memungkinkan DVB memungkinkan menjangkau satu wilayah atau region bahkan komunikasi antar pulau. Kajian terhadap performansi jaringan DVB perlu dilakukan dikarenakan perubahan komposisi trafik yang semula khusus untuk layanan video broadcasting mendapat tambahan layanan internet. Pada tugas akhir ini dilakukan simulasi dan analisis QoS pada jaringan DVB yang telah dibangun. Analisa dilakukan pada 4 skenario simulasi yaitu perubahan buffer, perubahan background trafik, perubahan bandwidth link satelit dan perubahan rate sumber. Parameter performansi QoS yang dianalisa yaitu throughput, paket loss, delay dan jitter. Hasil yang diharapkan adalah mengetahui metode antrian yang paling cocok untuk trafik gabungan tersebut dan menghasilkan sistem jaringan yang paling bagus ditinjau dari panjang buffer, background trafik, bandwidth satelit dan rate sumber untuk trafik video dan internet. Hasil simulasi dan analisa yang dilakukan adalah metode antrian SFQ memiliki performansi paling baik dalam hal delay dan jitter bila dibandingkan dengan FIFO dan DRR. Komposisi sistem jaringan yang paling bagus diterapkan untuk layanan video dan internet adalah panjang buffer 1000 paket, bandwidth link satelit dijaga maksimal 40 Mbps dan penurunan maksimal adalah 25% yaitu 30Mbps, rate server dimungkinkan pada rentang 4 Mbps sampai 6 Mbps sehingga dapat mengirimkan 8 channel sesuai standard DVB. Sedangkan mekanisme antrian yang paling cocok adalah SFQ karena memiliki delay dan jitter paling rendah sehingga cocok untuk trafik multimedia. Kata Kunci : Fakultas Teknik Elektro Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi Tugas Akhir - 2009 Abstract Technology has developed in the world of communication, one of them is data communications. In other hand, needs in the Internet-service has increased from just text information to a service that provides more images, video and audio. It changes the composition of traffic on the internet. In addition, the access need is change from urban area to communication between the islands. DVB (Digital Video Broadcasting) is one of the solutions to resolve the issue. This is because the DVB provides access to data with global coverage. Satellites can reach the region or even interisland communication. Study of the DVB network performance needs because the changes in the composition of traffic that that merge video and internet services. In this Tugas Akhir, we simulate and analyze of QoS in DVB network. Analyses the simulation scenario are buffer changes, background traffic changes, satellite link bandwidth changes and the source rate changes. QoS performance parameters are throughput, packet loss, delay and jitter. Results that expected is to know the queuing method that most suitable for a combination of traffic and generate the best system in the length of buffer, background traffic, satellite bandwidth and rate server for video and internet traffic. A result of simulation and analysis is SFQ method has good performance in terms of delay and jitter when compared with FIFO and DRR. The best system for the merge of video and internet services are 1000 packets for buffer length, bandwidth satellite links are kept up to 40 Mbps and the maximum reduction is 25% which is 30Mbps, the server rate is possible in the range 4 Mbps to 6 Mbps, so it can send 8 channel of video. The queue mechanism that is most suitable is SFQ because has the minimum delay and jitter. Keywords : DVB ( Digital Video Broadcasting) , QoS , FIFO, DRR, SFQ. Fakultas Teknik Elektro Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi Tugas Akhir - 2009 [Type the document title] BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi berkembang dalam dunia komunikasi, salah satunya adalah komunikasi data. Pemicunya adalah pertumbuhan dari jaringan internet, yaitu jaringan komunikasi global yang berbasiskan TCP/IP. Pemakaian internet untuk akses data menyebabkan kebutuhan akses modem dial-up kurang mencukupi. Kebutuhan pada layanan internet-pun telah meningkat dari sekedar kebutuhan akan teks informasi menjadi layanan yang menyediakan lebih banyak gambar, video dan audio yang secara cepat mengubah komposisi trafik pada internet. Kebutuhan akan layanan mobilitas-pun semakin diperlukan, dari mulanya ber-intenet secara biasa yaitu secara fixed/menetap menjadi mobile/bergerak. DVB (Digital Video Broadcasting) menjadi solusi untuk menyediakan akses data dengan cakupan global. Satelit yang digunakan membuat DVB menjangkau satu wilayah atau region. DVB dapat menggabungkan berbagai layanan baik video, voice maupun data dalam satu transport stream yaitu MPEG-2. Hal tersebut memungkinkan adanya layanan data bersifat paket yang membawa aplikasi multimedia seperti video atau voice. Karena DVB bersifat digital yaitu mengunakan transmisi berupa paket data sehingga dapat juga aplikasi web (internet) ditransmisikan pada jaringan DVB. Kajian terhadap performansi jaringan DVB untuk kedua layanan diatas perlu dilakukan, karena konvergensi kedua jaringan yaitu jaringan IP (internet) dan jaringan DVB membuat adanya masalah terhadap trafik. Solusi trafik yang baik-pun perlu dirumuskan agar kualitas dan real time dari aplikasi video tetap terjaga namun juga aplikasi internet dapat berjalan sesuai standart yang berlaku. 1.2 Tujuan Penulisan 17 Fakultas Teknik Elektro Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi Tugas Akhir - 2009 [Type the document title] Tujuan penelitian tugas akhir ini adalah : 1. Menguji dan mengevaluasi kinerja jaringan DVB untuk layanan internet dan video dengan berbagai mekanisme antrian yaitu FIFO (first in first out), DRR (deficit round robin), dan SFQ (Stochastic Fairness Queuing) sehingga didapatkan nilai QoS ( Delay, Jitter, Throughput dan Packet Loss ) yang paling sesuai untuk kedua layanan. 2. Memperoleh komposisi yang terbaik buffer, rate server, lebar bandwidth satelit dan kepadatan maksimal trafik sehingga layanan video dan layanan internet dapat diterapkan pada jaringan DVB-S. 1.3 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang dilakukan pada tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Pemodelan jaringan DVB-S ( Digital Video Broadcasting – Satelit ) pada NS-2. 2. Pemodelan link dan letak node penerima , node satellite, node HUB di bumi sesuai posisi sebenarnya (berdasar letak astronomisnya). 3. Pemodelan trafik berupa MPEG-2 transport stream pada NS-2 4. Menganalisa jaringan DVB untuk layanan video dan internet dengan berbagai metode antrian (FIFO (first in first out), DRR (deficit round robin), SFQ (stochastic fairness queuing)) untuk mendapatkan nilai QoS yang sesuai. 5. Melakukan analisa pada setiap skenario untuk setiap nilai QoS , hal ini dilakukan untuk mendapatkan komposisi skenario terbaik agar layanan video dan masing-masing layanan internet sesuai standart. 6. Parameter QoS yang dianalisa meliputi Delay, Jitter, Throughput dan Packet Loss. 18 Fakultas Teknik Elektro Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi Tugas Akhir - 2009 [Type the document title] 1.4 Batasan Masalah Batasan masalah pada tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Jaringan DVB yang digunakan adalah DVB-S ( DVB-Satelit ). 2. Layanan untuk simulasi terbatas pada video dan internet. 3. Tidak membahas routing. 4. Kanal fisik dianggap ideal ( dalam komunikasi satelit ). 5. Pemilihan perangkat dan spesifikasinya tidak dibahas. 6. Tidak membahas secara mendalam sistem komunikasi satelit. 7. Semua yang berhubungan dengan aspek reservasi, billing, signaling, security, dan differensial service diabaikan. 8. Simulasi mengunakan software Network Simulator-2. 9. Jumlah user, server nodes, SGW (Satelit Gateway – Hub) dan waktu simulasi terbatas pada jaringan yang telah ditentukan. 1.5 Metode Penelitian Metode penelitian yang akan dilakukan pada penyusunan tugas akhir ini adalah: 1. Studi literatur. Studi literatur ini menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan pokok pembahasan sebagai referensi. Bertujuan mempelajari dasar-dasar teori dan konsep dasar dari Jarinagn DVB, jenis-jenis antrian, dan software simulasi. 2. Desain dan Simulasi. Proses pendesainan meliputi perancangan jaringan DVB-Satelit serta melakukan simulasi menggunakan software-software yang mendukung sistem. 3. Analisis simulasi. Bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kinerja jaringan DVB dengan berbagai mekanisme antrian dengan mengukur parameter delay, jitter, throughput dan packet loss dalam kaitan untuk layanan video dan internet. 19 Fakultas Teknik Elektro Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi Tugas Akhir - 2009 [Type the document title] 1.6 Sistematika Penulisan Secara umum keseluruhan Tugas Akhir ini dibagi menjadi lima bab bahasan, ditambah dengan lampiran dan daftar istilah yang diperlukan. Penjelasan masing-masing bab adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang pembuatan Tugas Akhir, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Berisikan teori-teori yang mendukung dan melandasi penulisan Tugas Akhir ini, yaitu tentang konsep dasar DVB, MPEG-2, mekanisme antrian FIFO (first in first out), DRR (deficit round robin), SFQ (stochastic fairness queuing) dan konsep QoS (quality of service). BAB III : PERANCANGAN DAN SIMULASI SISTEM Bab ini akan memuat penerapan dari perancangan sistem yang akan disimulasikan. Dalam bab ini juga dipaparkan semua skenario simulasi yang akan dilakukan. Kemudian akan dilakukan pengujian dan evaluasi terhadap performansi sistem yang sudah dibangun. BAB IV : UJI KINERJA DAN ANALISIS HASIL SIMULASI Bab ini berisikan analisis terhadap hasil simulasi. Analisis yang dilakukan antara lain dengan membandingkan kinerja jaringan pada masing-masing scenario. Analisis ini selain bertujuan untuk mendapatkan metode antrian yang paling bagus pada jaringan DVB, juga bertujuan untuk membuat sistem yang paling ideal untuk konvergensi kedua layanan. Analisis meliputi QoS (delay, jitter, throughput dan packet loss ) jaringan. BAB V : PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan, serta rekomendasi atau saran untuk perbaikan dan pengembangan lebih lanjut. 20 Fakultas Teknik Elektro Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi Tugas Akhir - 2009 [Type the document title] BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil pemodelan dan simulasi serta pengambilan data dan analisa trafik pada jaringan DVB-S, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain: 1. Pengabungan layanan internet dan video, khususnya layanan internet interaktif ( misal : video conference dan voip ) dapat dilakukan dengan cara meminimalisasi delay pada jaringan. Minimalisasi delay dapat dilakukan dengan cara memperkecil panjang buffer. Pada simulasi, buffer yang cocok pada antrian FIFO adalah maksimal 1000 paket karena menghasilkan delay rata-rata 411,00 ms. Delay tersebut merupakan batas delay maksimal untuk aplikasi internet interaktif seperti voip dan video conference. 2. Besar kepadatan trafik mempengaruhi throughput, paket loss, delay dan jitter paket yang dikirim. Hal ini ditunjukkan pada simulasi skenario 2 dimana pada antrian FIFO terjadi penurunan throughput dari 5,5405 Mbps menjadi 3,0169 Mbps untuk server 1 saat kepadatan bertambah. Paket Loss juga bertambah sampai 45,482% saat background 80%. Delay maksimal rata-rata adalah 333 ms untuk kedua server. 3. Metode antrian DRR dan SFQ masih dapat mengatasi kepadatan trafik hingga 80% dari kapasitas link saat rate server 4 Mbps. Hal ini ditunjukkan pada simulasi skenario 2, paket loss yang ditunjukkan oleh kedua metode antrian ini masih 0%. 4. Penambahan kapasitas link satelit (bandwidth) dapat meningkatkan performa jaringan. Pada simulasi skenario 3 saat link satelit ditingkatkan sampai 40 Mbps maka nilai QoS bertambah bagus. Untuk rate server 8 Mbps atau 11.130880 Mbps pada kanal fisik, saat kapasitas link satelit 40 Mbps menghasilkan throughput ratarata 9,9572 Mbps atau naik sebesar 7 Mbps dari kapasitas link 10 Mbps. Paket Loss turun 60% dan delay turun 7 ms untuk metode antrian DRR dan SFQ. 5. Pada skenario 4, saat link satelit memiliki penurunan 25% dari kapasitas maksimal (30Mb). Nilai rate server yang masih memungkinkan adalah 6 Mb. Karena saat rate server dinaikkan jadi 8Mb, nilai paket loss rata-rata adalah 17%. 6. Metode antrian FIFO memiliki kinerja paling buruk dari semua metode antrian. DRR memiliki kinerja yang lebih bagus dalah hal paket loss karena memiliki nilai 66 Fakultas Teknik Elektro Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi Tugas Akhir - 2009 [Type the document title] paling kecil disemua skenario. SFQ unggul dalam bidang delay dan jitter pada semua skenario bila dibandingkan dengan DRR dan FIFO. Perbedaan nilai paket loss antara DRR ddan SFQ tidak begitu besar walaupun DRR memiliki paket loss lebih kecil. Oleh karena itu, SFQ lebih cocok digunakan pada system DVB untuk layanan video dan internet interaktif karena memiliki nilai delay dan jitter paling bagus. 7. Komposisi sistem yang paling bagus diterapkan untuk aplikasi video dan internet (layanan voip dan video conference) meliputi : nilai buffer diset 1000 paket untuk menjaga delay maksimal 400 ms yang memungkinkan layanan internet terjaga, bandwidth link satelit dijaga maksimal 40 Mbps dan penurunan maksimal adalah 25%, rate server dimungkinkan pada rentang 4 Mbps sampai 6 Mbps sehingga dapat mengirimkan 8 channel sesuai standart DVB. Metode antrian yang paling bagus digunakan adalah SFQ karena memiliki delay dan jitter yang paling kecil yang cocok untuk karakteristik layanan multimedia. 5.2 Saran Beberapa saran yang bisa diberikan untuk pengembangan lebih lanjut adalah : 1. Perlunya pengkajian pada standart DVB yang lainya , misalnya DVB-T ( DVBTeresstrial ), DVB-H dan sebagainya. 2. Perlu dicoba mekanisme antrian lain terutama mekanisme antrian yang mengklisifikasikan kelas-kelas atau memberi prioritas dari layanannya seperti: PQ, CBQ, dll. 3. Perlu dicoba aplikasi bila diterapkan pada satelit multilayer menggunakan satelit LEO (Low Earth Orbit) disertai dengan mekanisme routing didalamnya. 4. Menggunakan user bergerak. 67 Fakultas Teknik Elektro Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi Tugas Akhir - 2009 [Type the document title] DAFTAR PUSTAKA [1] Basuki, Sofyan, “Evaluasi Kinerja Beberapa Manajemen Antrian Pada Kontrol Kongesti Trafik Internet”, Institut Teknologi Bandung, 2005 [2] Purbo, Onno W, Basalamah, Adnan, Fahmi, Ismail, Thamrin, Achmad Husni. 1998. “TCP/IP: Standar, Desain dan Implementasi”. Jakarta: PT. Alex Media Komputindo. [3] Rahman, Riza Kurnia, “Kajian Implementasi DVB-RCS untuk Komunikasi Data Rural di Indonesia”, Institut Teknologi Bandung, 2007. [4] Brandy, M and M Roggers. (2002), “Digital Video Broadcasting, return Channel via Satellite (DVB-RCS) Background Book”, Norway : Billingstad. [5] Nera Broadband Satellite, December 2004 [6] International Telecommunication Union, http://www.ITU.com [7] Network Simulator-ns2. http://www.isi.edu/nsnam/ns [8] Wirawan Bayu Andi, Indarto Eka, “Membangun Mudah Network Simulasi dengan Network Simulator-2”, ANDI Yogyakarta. [9] Sales SME, Indosat m2 .” Penyediaan Koneksi Internet Dedicated Gold/Silver via VSAT DVB-RCS “. 2005. Jakarta : PT.Indosat Mega Media. [10] Duran, Julio E. “ DVB and MPEG tutorial book “ 69 Fakultas Teknik Elektro Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi