i PENGARUH LIKUIDITAS, KUALITAS ASET, EFISIENSI, VARIABEL

advertisement
PENGARUH LIKUIDITAS, KUALITAS ASET, EFISIENSI, VARIABEL EKONOMI
MAKRO TERHADAP PROFITABILITAS
BANK UMUM SYARIAH
ARTIKEL ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian
Program Pendidikan Sarjana
Program Studi Manajemen
Oleh:
SUCI UMMATUL ISLAMIYAH
NIM : 2013210103
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS
SURABAYA
2017
i
PENGARUH LIKUIDITAS, KUALITAS ASET, EFISIENSI, VARIABEL EKONOMI
MAKRO TERHADAP PROFITILITAS
BANK UMUM SYARIAH
Suci Ummatul Islamiyah
STIE Perbanas Surabaya
Email : [email protected]
ABSTRACT
This research intended to analyze whether FDR, NPF, NOM, REO, BI Rate, Exchange rate
and Inflation simultaneously and partially had significant effect toward ROA to Islamic banks
along firts three months period in 2011 up to second three months period in 2016. Further,
there were three Islamic banks becoming the subjects; BCA bank sharia, Maybank sharia and
Victoria bank sharia. Additionally, The data obtained by documentation method. Moreover,
descriptive analysis and statistic analysis; Multiple Regresion Analysis, were the techniques in
analyzing the data. The research result showed that FDR, NPF, NOM, REO, BI Rate, Exchange
rate and Inflation simultaneously had significant effect toward ROA to Islamic banks. FDR
partially had significant positive effect toward ROA to Islamic banks. NPF partially had not
significant effect toward ROA to Islamic banks. NOM partially had significant positive effect
toward ROA to Islamic banks. REO partially had significant negative effect toward ROA to
Islamic banks. BI rate partially had not significant negative effect toward ROA to Islamic
banks. Exchange rate partially had not significant negative effect toward ROA to Islamic
banks, and Inflation partially had significant negative effect toward ROA to Islamic banks.
Keyword : Islamic Bank, Profitability, Liquidity, Asset Quality, Efficiency And Macroeconomic
Variables.
PENDAHULUAN
Perbankan adalah lembaga yang
mempunyai
peran
utama
dalam
pembangunan suatu negara. Peran ini
terwujud dalam fungsi bank sebagai
lembaga intermediasi keuangan (financial
intermediary
institution),
yaitu
menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkan kembali
kepada masyarakat dalam bentuk kredit
atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat.
Dalam Undang-Undang Nomor 10
Tahun
1998
berdasarkan
prinsip
operasionalnya bank dibedakan menjadi
dua, yaitu Bank Konvensional yang
menjalankan kegiatan operasionalnya
berdasar pada prinsip bunga dan Bank
Syariah yang menjalankan kegiatan
operasionalnya berdasar prinsip syariah
sehingga dikenal dengan istilah Bank
Syariah.
Perbankan syariah dalam peristilahan
internasional dikenal sebagai Islamic
Banking atau juga biasa disebut dengan
interest
free
banking.
Peristilahan
menggunakan kata islamic tidak dapat
dilepaskan dari asal-usul sistem perbankan
syariah itu sendiri. Bank Syariah awalnya
dikembangkan sebagai suatu respon dari
kelompok ekonomi dan praktisi perbankan
muslim yang berupaya mengakomodasi
desakan dari berbagai pihak yang
menginginkan agar tersedia jasa transaksi
keuangan yang dilaksanakan sejalan
dengan nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip
syariah islam. Utamanya adalah yang
berkaitan dengan pelarangan praktik riba,
kegiatan maisir (spekulasi), dan gharar
1
(ketidakjelasan). Selanjutnya hingga saat
ini Bank Islam dikenal sebagai Bank
Syariah, yaitu bank yang beroperasi dengan
tidak
mengandalkan
pada
bunga
(Muhammad, 2014 : 2).
Mengingat begitu pentingnya Bank
Syariah sebagai lembaga keuangan yang
penting dalam pertumbuhan perekonomian
suatu negara, maka perlu adanya
pengawasan kinerja yang baik oleh
regulator perbankan. Salah satu indikator
yang dapat mengukur tingkat kinerja
keuangan suatu bank yaitu menggunakan
profitabilitasnya. Dimana semakin tinggi
tingkat profitabilitas suatu bank, maka
semakin baik pula kinerja bank tersebut
(Lukman Dendawijaya, 2009 : 118).
Indikator
yang
paling
tepat
digunakan untuk mengukur tingkat
profitabilitas
suatu
Bank
yaitu
menggunakan ROA (Return On Asset).
Rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam
mendapatkan keuntungan (laba). Karena
semakin besar ROA maka semakin besar
juga tingkat keuntungan yang dicapai bank
tersebut dan semakin baik juga posisi bank
dari segi penggunaan/pengelolaan asetnya.
Tabel 1
PERKEMBANGAN TREN RETURN ON ASSET BANK UMUM SYARIAH
PERIODE TW 1 TAHUN 2011 SAMPAI TW II TAHUN 2016
(dalam prosentase)
NO
NAMA BANK
2010
2011
TREN
2012
TREN
2013
TREN
2014
TREN
2015
TREN
2016*
RATARATA
RATARATA
ROA
TREN
TREN
1
PT. BANK BNI SYARIAH
0,61
1,29
0,68
1,48
0,80
1,37
0,57
1,27
0,70
1,43
0,73
1,59
0,86
1,41
0,72
2
PT. BANK MEGA SYARIAH
1,90
1,58
(0,32)
3,81
4,13
2,33
(1,80)
0,29
2,09
3,81
1,72
3,21
1,49
2,51
1,22
3
PT. BANK MUAMALAT
INDONESIA
1,36
1,52
0,16
1,54
1,38
1,37
(0,01)
0,17
0,18
0,22
0,04
0,15
0,11
0,83
0,31
4
PT. BANK SYARIAH MANDIRI
2,21
1,95
(0,26)
2,25
2,51
1,53
(0,98)
0,17
1,15
0,56
(0,59)
0,62
1,21
1,18
0,51
5
PT. BANK BCA SYARIAH
0,78
0,90
0,12
0,84
0,72
1,01
0,29
0,76
0,47
0,96
0,49
0,90
0,41
0,90
0,42
6
PT. BANK BRI SYARIAH
0,35
0,20
(0,15)
1,19
1,34
1,15
(0,19)
0,08
0,27
0,76
0,49
1,03
0,54
0,74
0,38
7
PT. BANK JABAR BANTEN
SYARIAH
0,72
1,58
0,86
0,67
(0,19)
0,91
1,10
0,72
(0,38)
0,25
0,63
(1,94)
(2,57)
0,37
(0,09)
8
PT. BANK PANIN SYARIAH
(2,53)
1,75
4,28
3,29
(0,99)
1,03
2,02
1,99
(0,03)
1,12
1,15
0,36
(0,79)
1,59
0,94
9
PT. BANK SYARIAH BUKOPIN
0,74
0,52
(0,22)
0,55
0,77
0,69
(0,08)
0,27
0,35
0,79
0,44
1,00
0,56
0,64
0,30
10
PT. BANK VICTORIA SYARIAH
1,90
6,93
5,03
1,43
(3,60)
0,50
4,10
(1,87)
(5,97)
(2,36)
3,61
(7,46)
(11,07)
(0,47)
(1,32)
11
PT. BANK MAYBANK SYARIAH
INDONESIA
4,48
3,57
(0,91)
2,88
3,79
2,87
(0,92)
3,61
4,53
(20,13)
(24,66)
(11,02)
13,64
(3,04)
(0,76)
1,14
1,98
0,84
1,81
0,97
1,34
0,37
0,68
0,31
(1,14)
(1,45)
(1,05)
0,40
0,60
0,24
RATA-RATA TREN
*) Per Juni 2016
Sumber : www.ojk.go.id (Laporan publikasi Bank Indonesia, diolah)
Perolehan rata-rata tren dibawah satu
persen disebabkan karena beberapa bank
umum syariah mengalami tren dibawah
satu persen dan juga terdapat tiga bank yang
mengalami tren negatif. Beberapa Bank
Umum Syariah yang mempunyai perolehan
tren dibawah satu persen diantaranya, PT.
Bank BNI Syariah sebesar 0,72 persen, PT.
Bank Muamalat Indonesia sebesar 0,31
persen, PT. Bank Syariah Mandiri sebesar
0,51 persen, PT. Bank BCA Syariah sebesar
0,42 persen, PT. Bank BRI Syariah sebesar
0,38 persen, PT. Bank Panin Syariah
sebesar 0,94 persen, PT. Bank Syariah
Bukopin sebesar 0,30 persen, dan Bank
Umum Syariah yang mengalami tren
negatif diantaranya PT. Bank Jabar Banten
Syariah sebesar -0,09 persen, PT. Bank
Victoria Syariah sebesar -1,32 persen dan
PT. Bank Maybank Syariah Indonesia
2
sebesar -0,76 persen. Jika diperhatikan
lebih rinci lagi, maka dapat diketahui
bahwa selama periode TW 1 Tahun 2011
hingga TW II Tahun 2016 masih banyak
Bank Umum Syariah yang mengalami tren
dibawah satu persen dan bank yang
mengalami tren negatif.
Akibatnya masih terdapat masalahmasalah yang mempengaruhi hasil tren
tersebut, sehingga faktor-faktor apa saja
yang dapat mempengaruhi ROA pada Bank
Umum Syariah tersebut perlu untuk
diketahui. Hal ini yang melatar belakangi
peneliti untuk menganalisa faktor-faktor
yang mempengaruhi ROA pada Bank
Umum Syariah.
RERANGKA
HIPOTESIS
kewajibannya sehinga dapat memenuhi
semua hutangnya.
FDR (Financing to Deposit Ratio)
yaitu perbandingan antara pembiayaan
yang diberikan bank kepada dana pihak
ketiga. Rasio FDR yang merupakan Loan
deposit Ratio bank konvensional yaitu rasio
yang digunakan untuk mengukur tingkat
likuiditas bank guna menunjukkan
kemampuan bank untuk memenuhi
permintaan kredit dengan menggunakan
total aset (Lukman Dendawijaya, 2009 :
116). FDR dapat dapat dihitung
menggunakan rumus, sebagai berikut:
TEORITIS
DAN
PROFITABILITAS
Profitabilitas digunakan sebagai salah
satu acuan untuk mengukur besarnya laba
untuk mengetahui apakah kinerja bank
tersebut sudah menjalankan usahanya
secara efisien. Profitabilitas biasanya
diukur menggunakan rasio perbandingan,
untuk mengukur serta membandingkan
kinerja profitabilitas suatu perusahaan bank
dapat menggunakan rasio ROA (Return On
Asset) yang menunjukkan kemampuan
manajemen bank dalam menghasilkan
pendapatan dari pengelolaan aset yang
dimiliki (Irham Fahmi, 2015 : 169).
ROA (Return On Asset) merupakan
rasio yang akan digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam
memperoleh laba secara keseluruhan
(Lukman Dendawijaya, 2009 ; 118).
Semakin besar ROA semakin besar juga
tingkat keuntungan suatu bank serta dapat
menunjukkan bahwa tingkat kinerja
tersebut semakin baik. FDR dapat dapat
dihitung menggunakan rumus, sebagai
berikut:
𝐑𝐎𝐀 =
𝐅𝐃𝐑
𝐏𝐞𝐦𝐛𝐢𝐚𝐲𝐚𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐛𝐞𝐫𝐢𝐤𝐚𝐧
=
𝐱𝟏𝟎𝟎%
𝐃𝐚𝐧𝐚 𝐏𝐢𝐡𝐚𝐤 𝐊𝐞𝐭𝐢𝐠𝐚
KUALITAS ASET
Menurut SEBI No. 9/24/DPbs
mengenai sistem penilaian kualitas aktiva
bagi bank umum, menjelakan bahwa
komponen rasio yang dapat digunakan
untuk
menganalisis
faktor
kredit
bermasalah yaitu menggunakan rasio NPL
dalam Bank Konvensional diganti menjadi
Non Performing Financing (NPF) karena
Bank Syariah menggunakan prinsip
pembiayaan. NPF (Non Performing
Finance) merupakan rasio keuangan yang
berkaitan dengan kredit bermasalah.
Semakin tinggi rasio maka semakin buruk
kualitas kredit bank yang menyebabkan
jumlah kredit bermasalah semakin banyak,
juga dapat memungkinkan kondisi
bermasalah suatu bank semakin besar atau
semakin buruk kinerja bank tersebut. NPF
dapat dapat dihitung menggunakan rumus,
sebagai berikut:
𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐒𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐏𝐚𝐣𝐚𝐤
𝑿𝟏𝟎𝟎%
𝐑𝐚𝐭𝐚 − 𝐫𝐚𝐭𝐚 𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐚𝐬𝐬𝐞𝐭
LIKUIDITAS
Menurut Veithzal Rivai (2010 : 870)
penilaian likuiditas merupakan penilaian
terhadap
kemampuan
bank
dalam
memelihara dan memenuhi kebutuhan
likuiditas yang memadai. Bank dapat
dikatakan likuid apabila mempunyai alat
pembayaran
berupa
harta
lancar
dibandingkan
dengan
seluruh
𝐍𝐏𝐅 =
3
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐩𝐞𝐦𝐛𝐢𝐚𝐲𝐚𝐚𝐧 𝐁𝐞𝐫𝐦𝐚𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡
× 𝟏𝟎𝟎%
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐏𝐞𝐦𝐛𝐢𝐚𝐲𝐚𝐚𝐧
moneter yang ditetapan oleh Bank
Indonesia kemudian diumumkan kepada
publik.
Infasi yaitu kenaikan harga barang
serta jasa, apabila tingkat permintaan lebih
tinggi dibandingkan tingkat penawaran.
Tingginya tingkat inflasi yang digunakan
berdasar IHK (Indeks Harga Konsumen)
dapat dihitung menggunakan rumus:
EFISIENSI
Dengan
adanya
teori
yang
menyatakan bahwa apabila biaya yang
dikeluarkan
untuk
menghasilkan
keuntungan lebih kecil dibandingkan
dengan keuntungan yang diperoleh dari
penggunaan aktiva, maka semakin efisien
bank untuk menghasilkan keuntungan
(Dahlan Siamat, 2005 : 282).
NOM (Net Operating Margin) Rasio
ini yaitu rasio untuk mengetahui
kemampuan aaktiva produktif dalam
menghasilkan laba. Semakin besar rasio ini
maka pendapatan atas aktiva produktif yang
dikelola bank semakin meningkat.
Sehingga kemungkinan suatu bank dalam
kondisi bermasalah yang mengarah kepada
kesulitan keuangan semakin kecil. NOM
dapat dapat dihitung menggunakan rumus,
sebagai berikut:
𝐍𝐎𝐌 =
𝐈𝐍𝐅𝐭 =
Nilai tukar merupakan satuan mata
uang yang menjadi alat pembayaran,
kegunaan rupiah juga sebagai pembanding
nilai tukar rupiah terhadap dollar. Resiko
nilai tukar mata uang disuatu negara dapat
naik turun saat dikonversikan terhadap
mata uang negara lain, semisal Yen, Euro,
dan lainnya US Dollar.
Hubungan Financing to Deposit Ratio
terhadap Return On Asset
Financing to Deposit Ratio (FDR)
memiliki pengaruh positif terhadap ROA
Bank Umum Syariah. Rasio Likuiditas ini
menyatakan seberapa jauh kemampuan
bank dalam mengembalikan dana deposan
dengan mengendalikan kredit/pembiayaan
yang diberikan sebagai sumber likuiditas
bank yang bersangkutan. Sehingga jumlah
dana yang diperlukan untuk membiayai
kredit/pembiayaan
semakin
besar
(Dendawijaya, 2009).
Semakin rendah FDR menunjukkan
kurangnya
efektivitas
bank
dalam
pembiayaan. Karena hal itu pihak
manajemen harus mampu mengelola
dananya kembali yang dihimpun dari Dana
Pihak Ketiga untuk disaluran kembali ke
masyarakat berupa pembiayaan yang
nantinya dapat menambah profit bank baik
dalam bentuk bonus maupun bagi hasil.
Semakin tinggi FDR maka semakin
meningkat juga pendapatan laba bank
tersebut. Dengan asumsi bahwa bank dapat
menyalurkan kembali dananya untuk
pembiayaan secara efektif.
H1 : FDR berpengaruh positif signifikan
terhadap ROA Bank Umum Syariah.
(𝐏𝐎 − 𝐃𝐁𝐇) − 𝐁𝐎
𝐱𝟏𝟎𝟎%
𝐑𝐚𝐭𝐚 − 𝐫𝐚𝐭𝐚 𝐀𝐤𝐭 𝐏𝐫𝐨𝐝𝐮𝐤𝐭𝐢𝐟
REO (Rasio Efisiensi kegiatan
Operasional) Rasio ini membandingkan
antara
biaya
operasional
dengan
pendapatan operasional setelah di bagi
hasil. Rasio ini digunakan untuk mengukur
seberapa efisien kegiatan operasional yang
telah dilakukan oleh bank. Semakin besar
rasio ini maka semakin kecil bank dalam
memperoleh keuntungan. REO dapat dapat
dihitung menggunakan rumus, sebagai
berikut:
𝐑𝐄𝐎 =
[𝐈𝐇𝐊𝐭 − 𝐈𝐇𝐊]
× 𝟏𝟎𝟎%
𝐈𝐇𝐊 𝐭 − 𝟏
𝐁𝐢𝐚𝐲𝐚 𝐎𝐩𝐞𝐫𝐚𝐬𝐢𝐨𝐧𝐚𝐥
𝐱𝟏𝟎𝟎%
𝐏𝐞𝐧𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐎𝐩𝐞𝐫𝐚𝐬𝐢𝐨𝐧𝐚𝐥
VARIABEL EKONOMI MAKRO
Variabel ekonomi makro yaitu
faktor-faktor yang berasal dari luar
perusahaan tapi mempunyai pengaruh
terhadap perkembangan atau pertumbuhan
kondisi perusahaan itu sendiri. Berikut
beberapa diantaranya;
Suku bunga BI merupakan kebijakan
Bank Indonesia dalam menetukan suku
bunga pasar uang, seperti suku bunga
kredit. BI rate biasanya ditetapkan dalam
Rapat Dewan Gubernur (RDG), dimana BI
rate adalah suku bunga kebijakan yang
mencerminkan sikap atau stance kebijakan
4
Hubungan Non Performing Finance
terhadap Return On Asset
Non Performing Finance (NPF)
memiliki pengaruh negatif terhadap ROA
Bank Umum Syariah. Rasio ini merupakan
cerminan dari resiko pembiayaan. Semakin
tinggi rasio ini maka menunjukkan semakin
buruk resiko pembiayaan bank syariah.
Risiko ini dapat dilihat dari tingkat
kamampuan dan kemauan nasabah untuk
melunasi pinjaman yang diberikan oleh
kreditur. Apabila nasabah tidak mau untuk
melunasi cicilan pokok pinjaman maupun
bagi hasil dari kreditur, maka jelas
pendapatan terbesar bank akan mengalami
penurunan
sehingga
mempengaruhi
pencapaian laba.
H2 : NPF berpengaruh negatif terhadap
ROA Bank Umum Syariah.
Hubungan Net Operating Margin
terhadap Return On Asset
Net Operating Margin (NOM)
memiliki pengaruh positif terhadap ROA
Bank Umum Syariah. Rasio ini merupakan
rasio yang digunakan untuk mengetahui
kemampuan manajemen bank dalam hal
pengelolaan aktiva produtif yang dapat
menghasilkan pendapatan operasional.
Pengelolaan manajemen bank yang baik
dapat meningkatan laba bank sehingga
ROA akan meningkat. Namun apabila bank
syariah tidak melakukan pengelolaan
manajemen dengan baik otomatis laba yang
dihasikan juga akan menurun sehingga
apabila laba menurun ROA pada bank
syariah juga akan menurun.
H3 : NOM berpengaruh positif signifikan
terhadap ROA Bank Umum Syariah.
Hubungan Rasio Efisiensi Operasional
terhadap Return On Asset
Rasio efisiensi Operasional (REO)
memiliki pengaruh negatif terhadap ROA
Bank Umum Syariah. Rasio ini
menunjukkan kemampuan bank untuk
mengukur pendapatan operasional dalam
menutup biaya operasional. Dimana dalam
menjalankan usahanya pendapatan terbesar
diperoleh dari bunga kredit atau pendapatan
bagi
hasil.
Sehingga
pengelolaan
pembiayaan sangat diperlukan oleh bank,
semakin kecil rasio ini menunjukkan
semakin efisien bank tersebut untuk
mengelola biaya operasional. namun jika
rasio ini semakin besar maka dapat
dipastikan bank akan mengalami kerugian.
Dimana bank tidak mampu untuk menekan
biaya operasional sehingga bank tidak
mendapat keuntungan berupa laba sebelum
pajak.
H4 : REO berpengaruh negatif signifikan
terhadap ROA Bank Umum Syariah.
yang berperan sebagai bank sentral yang
memiliki tugas sebagai otoritas moneter
perbankan juga sistem pembayaran negara.
Suku bunga BI dinilai ikut mempengaruhi
profitabilitas bank, dimana ketika BI rate
naik maka suku bunga kredit juga akan
mengalami kenaikan yang mengakibatkan
menurunnya sumber dana pihak ketiga.
Namun karena Bank Syariah tidak
menggunakan sistem bunga maka apabila
suku bunga naik tidak akan mempengaruhi
profitabilitas bank umum syariah.
H5 : Suku Bunga SBI berpengaruh negatif
terhadap ROA Bank Umum Syariah.
Hubungan kurs terhadap Return On
Asset
Nilai tukar valas (kurs) memiliki
pengaruh terhadap ROA Bank Umum
Syariah. Kurs merupakan pertukaran suatu
mata uang dengan mata uang lainnya.
Apabila nilai suatu mata uang di negara
tertentu mengalami kelesuan, maka daya
ingin nasabah untuk menginvestasikan
dananya juga akan menurun. Hal ini sangat
berpengaruh terhadap profitabilitas Bank
Umum Syariah. Karena apabila keinginan
nasabah untuk berinvestasi menurun maka
pendapatan bank dari DPK juga akan
menurun mengakibatkan menurunya profit
Hubungan Suku bunga SBI terhadap
Return On Asset
Suku Bunga SBI memiliki pengaruh
negatif terhadap ROA Bank Umum
Syariah. Pada umumnya bank diseluruh
Indonesia harus patuh dan taat kepada BI
5
yang diperoleh Bank Umum Syariah itu
sendiri.
H6 : Kurs berpengaruh terhadap ROA Bank
Umum Syariah.
menggunakan uangnya untuk membeli
kebutuhan barang maupun jasa yang
diinginkan akibat naiknya harga-harga
dipasar. Namun sebaliknya apabila hargaharga dipasar turun, otomatis akan
meningkatkan daya investasi masyarakat.
H7 : Inflasi berpengaruh terhadap ROA
Bank Umum Syariah.
Hubungan inflasi terhadap Return On
Asset
Inflasi memiliki pengaruh terhadap
ROA Bank Umum Syariah. Meningkatnya
inflasi menyebabkan keinginan nasabah
untuk menabung maupun berinvestasi
menurun. Karena masyarakat cenderung
Kerangka pemikiran yang mendasari
penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
Bank Umum Syariah
Analisa Kinerja Kesehatan Bank
Likuiditas
Kualitas Aset
Efisiensi
Variabel Ekonomi Makro
Inflasi
Suku Bunga SBI
FDR
NPF
NOM
REO
Kurs
ROA
Sumber: Hasil Pengembangan Penelitian (diolah)
Gambar 1
Kerangka Pemikiran Teoritis
METODE PENELITIAN
Data penelitian
Data yang digunakan adalah data
sekunder, yaitu data penelitian yang
diperoleh dan dikumpulkan dari laporan
yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia,
Otoritas Jasa Keuangan keuangan, dan
Badan
Pusat
Statistik.
Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode dokumentasi
yaitu metode pengumpulan data dengan
cara mengumpulkan laporan kemudian
selanjutnya mencatat data-data yang
diperlukan.
terikat atau dependent variable yaitu Return
On Asset (ROA) disimbolkan dengan Y,
sedangkan variabel bebas atau independent
variabel, meliputi: Financing to Deposit
Ratio (FDR) disimbolkan dengan X1, Non
Performing Financing (NPF) disimbolkan
dengan X2, Net Operating Margin (NOM)
disimbolkan dengan X3, Rasio Efisiensi
Kegiatan Operasional (REO) disimbolkan
dengan X4, Suku Bunga SBI disimbolkan
dengan X5, Kurs disimbolkan dengan X6.,
dan Inflasi disimbolkan dengan X7. Dalam
penelitian ini semua variabel menggunakan
prosentase.
Variabel penelitian
Variabel penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini meliputi variabel
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
Bank Umum Syariah. Namun pada
6
penelitian ini tidak menggunakan semua
populasi melainkan hanya menggunakan
beberapa populasi yang terpilih dengan
menggunakan kriteria.Teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah non-random
dengan menggunakan purposive sampling,
yaitu pemilihan sampel penelitiannya
berdasarkan pada kriteria tertentu yang
dianggap mempunyai hubungan dengan
karakteristik populasi yang sudah diketahui
sebelumnya. Kriteria yang akan digunakan
dalam pengambilan sampel penelitian yaitu
total aset Bank Umum Syariah yang
memiliki kepemilikan total aset sebesar
Rp.1 Triliun hingga Rp.5 Triliun pada TW
II tahun 2016, maka diperoleh tiga Bank
Umum Syariah yang akan dijadikan sampel
penelitian yaitu Bank BCA Syariah, Bank
Victoria Syariah. dan Bank Maybank
Syariah Indonesia.
berganda, dan uji hipotesis. Adapun model
dasar dari regresi linier berganda dari
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan dalam
analisis ini adalah analisis deskriptif dan
analisis statistik. Analisis deskriptif
digunakan
untuk
mengetahui
perkembangan rasio-rasio Bank Umum
Syariah dan perkembangn variabel
ekonomi makro mulai TW I tahun 2011
hingga TW II tahun 2016. Sedangkan
analisis
statistik
digunakan
untuk
membuktikan hipotesis penelitian dengan
menggunakan metode statistik multiple
regresion analysis yang dibantu dengan
program SPSS 20.00 for windows. Analisa
statistik yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu pengujian analisis regresi
𝐘 = 𝛂 + 𝛃𝟏𝐗𝟏 + 𝛃𝟐𝐗𝟐 + 𝛃𝟑𝐗𝟑 + 𝛃𝟒𝐗𝟒 + 𝛃𝟓𝐗𝟓 +
𝛃𝟔𝐗𝟔 + 𝛃𝟕𝐗𝟕 + 𝐞𝐢
Keterangan:
Y
= Return On Asset (ROA)
𝜶
= Konstanta
𝜷𝟏 − 𝜷𝟕 = koefisien regresi
X1
= Financing to Deposit Ratio (FDR)
X2
= Non Performing Financing (NPF)
X3
= Net Operating Margin (NOM)
X4
=Rasio
Efisiensi
kegiatan
Operasional (REO)
X5
= Suku bunga SBI
X6
= Kurs
X7
= Inflasi
ei
= Error (Faktor pengganggu)
Suku Bunga SBI, Kurs, dan Inflasi terhadap
ROA sebesar 0,828 atau 82,8 persen yang
menunjukkan besarnya kontribusi yang
disebabkan oleh variabel dalam penelitian
dan sisanya sebesar 17,2 persen
dipengaruhi oleh variabel lain diluar model
dalam penelitian.
ANALISIS
DATA
DAN
PEMBAHASAN
Analisis Regresi Linear Berganda
Regresi Linear Berganda digunakan
untuk mengetahui besarnya pengaruh
hubungan
antara
variabel
bebas
(independent) FDR (X1), NPF (X2), NOM
(X3), REO (X4), Suku Bunga SBI (X5),
Kurs (X6), dan Inflasi (X7) terhadap
variabel tergantung (dependent) yaitu ROA
(Y), persamaan model regresi linear
berganda sebagai berikut :
Y = 2,608 + 0,009 (X1) + 0,499 (X2) + 0,083
(X3) – 0,464 (X4) – 0,198 (X5) – 0,023 (X6)
+ 0,148 (X7) + ei
Berdasarkan nilai koefisien pada
analisis regresi maka diperoleh nilai R
Square pengaruh FDR, NPF, NOM, REO,
Analisis Uji Fhitung (Uji Simultan)
Nilai F hitung dari model regresi
adalah 39,885 dengan nilai probabilitas
sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05.
Hal ini berarti bahwa model regresi yang
digunakan dalam penelitian dimana
penggunaan variabel FDR, NPF, NOM,
REO, Suku Bunga SBI, Kurs dan Inflasi
secara bersama-sama dapat memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap ROA.
pengaruh variabel independen secara
parsial terhadap variabel dependen. Hasil
uji t dapat dilihat pada tabel berikut.
Analisis Uji thitung (Uji Parsial)
Uji t digunakan untuk menguji
7
Tabel 2
HASIL PERHITUNGAN UJI PARSIAL
Kesimpulan
H0
H1
Variabel
thitung
ttabel
FDR (X1)
NPF (X2)
NOM (X3)
REO (X4)
SB_SBI (X5)
Kurs (X6)
2,496
3,878
2,495
-8,116
-1,584
-0,533
1,671
-1,671
1,671
-1,671
±2,001
-1,671
Ditolak
Diterima
Ditolak
Ditolak
Diterima
Diterima
±2,001
0,131
Sumber : Lampiran SPSS, data diolah
Diterima
Inflasi (X7)
Hipotesis
1
penelitian
ini
menghipotesiskan adanya pengaruh positif
dari FDR terhadap ROA. Hasil pengujian
hipotesis 1 menunjukkan nilai thitung 2,496
> ttabel 1,671, maka H1 diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa hipotesis penelitian
ini diterima dan variabel FDR secara
parsial memiliki pengaruh positif yang
signifikan terhadap ROA pada Bank
Umum Syariah. Besarnya koefisien
determinasi parsial FDR yaitu sebesar
0,097 yang artinya secara parsial FDR
memberikan kontribusi sebesar 9,7 persen
terhadap ROA pada Bank Umum Syariah.
Hipotesis
2
penelitian
ini
menghipotesiskan adanya pengaruh negatif
dari NPF terhadap ROA. Hasil pengujian
hipotesis 2 menunjukkan nilai thitung 3,878
> ttabel -1,671, maka H1 ditolak. Hal ini
menunjukkan bahwa hipotesis penelitian
ini ditolak dan variabel NPF secara parsial
memiliki pengaruh yang tidak signifikan
terhadap ROA pada Bank Umum Syariah.
Besarnya koefisien determinasi parsial
NPF yaitu sebesar 0,206 yang artinya
secara parsial NPF memberikan kontribusi
sebesar 20,6 persen terhadap ROA pada
Bank Umum Syariah.
Hipotesis
3
penelitian
ini
menghipotesiskan adanya pengaruh positif
dari NOM terhadap ROA. Hasil pengujian
hipotesis 3 menunjukkan nilai thitung 2,495
> ttabel 1,671, maka H1 diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa hipotesis penelitian
ini diterima dan variabel NOM secara
parsial memiliki pengaruh positif yang
signifikan terhadap ROA pada Bank
Umum Syariah. Besarnya koefisien
determinasi parsial NOM yaitu sebesar
R
r2
Diterima
Ditolak
Diterima
Diterima
Ditolak
Ditolak
0,311
0,454
0,311
-0,729
-0,204
-0,070
0,097
0,206
0,097
0,531
0,042
0,005
Ditolak
0,017
0,000
0,097 yang artinya secara parsial NOM
memberikan kontribusi sebesar 9,7 persen
terhadap ROA pada Bank Umum Syariah.
Hipotesis
4
penelitian
ini
menghipotesiskan adanya pengaruh negatif
dari REO terhadap ROA. Hasil pengujian
hipotesis 4 menunjukkan nilai thitung -8,116
< ttabel -1,671, maka H1 diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa hipotesis penelitian
ini diterima dan variabel REO secara
parsial memiliki pengaruh negatif yang
signifikan terhadap ROA pada Bank Umum
Syariah. Besarnya koefisien determinasi
parsial REO yaitu sebesar 0,531 yang
artinya secara parsial REO memberikan
kontribusi sebesar 53,1 persen terhadap
ROA pada Bank Umum Syariah.
Hipotesis
5
penelitian
ini
menghipotesiskan adanya pengaruh dari
Suku Bunga SBI terhadap ROA. Hasil
pengujian hipotesis 5 menunjukkan nilai
thitung -1,584 ≥ ttabel -2,001, maka H1 ditolak.
Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis
penelitian ini ditolak dan variabel Suku
bunga SBI secara parsial tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap ROA
pada Bank Umum Syariah. Besarnya
koefisien determinasi parsial Suku bunga
SBI yaitu sebesar 0,042 yang artinya secara
parsial Suku bunga SBI memberikan
kontribusi sebesar 4,2 persen terhadap
ROA pada Bank Umum Syariah.
Hipotesis
6
penelitian
ini
menghipotesiskan adanya pengaruh dari
Kurs terhadap ROA. Hasil pengujian
hipotesis 6 menunjukkan nilai thitung -0,533
< ttabel -1,671, maka H1 ditolak. Hal ini
8
menunjukkan bahwa hipotesis penelitian
ini ditolak dan variabel X6 secara parsial
memiliki pengaruh yang tidak signifikan
terhadap Y pada Bank Umum Syariah.
Besarnya koefisien determinasi parsial
Kurs yaitu sebesar 0,005 yang artinya
secara parsial Kurs hanya memberikan
kontribusi sebesar 0,5 persen terhadap
ROA pada Bank Umum Syariah.
Hipotesis
7
penelitian
ini
menghipotesiskan adanya pengaruh dari
Inflasi terhadap ROA. Hasil pengujian
hipotesis 7 menunjukkan nilai thitung 0,131 ≤
ttabel 2,001, maka H1 ditolak. Hal ini
menunjukkan bahwa hipotesis penelitian
ini ditolak dan variabel Inflasi secara
parsial memiliki pengaruh yang tidak
signifikan terhadap ROA pada Bank Umum
Syariah. Besarnya koefisien determinasi
parsial Inflasi yaitu sebesar 0,000 yang
artinya secara parsial Inflasi tidak
memberikan kontribusi apapun terhadap
ROA pada Bank Umum Syariah.
sebelumnya, hasil penelitian ini hanya
sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh M.Sabir (2012) bahwa FDR memiliki
pengaruh positif yang signfikan terhadap
ROA, sedangkan Febrina Dwijayanthy
(2009), Edhi S. (2013), Ayu Yanita S.
(2013), dan Fitri Zulfiah (2014) tidak
menggunakan variabel FDR dalam
penelitiannya.
Pengaruh NPF terhadap ROA
Menurut teori, pengaruh antara NPF
dengan ROA adalah berpengaruh negatif.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
bahwa NPF mempunyai koefisien regresi
positif sebesar 0,499, hasil penelitian
menunjukkan adanya pengaruh positif
terhadap ROA. Sehingga penelitian ini
tidak sesuai dengan teori.
Ketidaksesuaian penelitian ini secara
teoritis karena NPF pada tiga bank sampel
mengalami peningkatan sedangkan ROA
pada bank sampel mengalami penurunan
sebesar 0,39 persen yang berarti telah
terjadi peningkatan total pembiayaan
bermasalah. Akibatnya terjadi peningkatan
biaya yang harus dicadangkan lebih besar
dibandingkan dengan pendapatan bagi
hasil. Sehingga perolehan bagi hasil
menurun dan ROA juga ikut menurun.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
NPF memiliki pengaruh positif terhadap
ROA. Dengan demikian hipotesis yang
menyatakan NPF secara parsial memiliki
pengaruh negatif yang signifikan terhadap
Return On Asset (ROA) pada Bank Umum
Syariah dapat ditolak.
Apabila
hasil
penelitian
ini
dibandingkan dengan hasil penelitian
sebelumnya, hasil penelitian ini hanya
sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Fitri Zulfiah (2014) NPF berpengaruh
positif sedangkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh M.Sabir (2012), dan Edhi S.
(2013) yang mengatakan bahwa NPF tidak
memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap ROA sedangkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh dan untuk Febrina
Dwijayanthy (2009), Ayu Yanita S. (2013)
Pengaruh FDR terhadap ROA
Menurut teori, pengaruh antara FDR
dengan ROA adalah berpengaruh positif.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
bahwa FDR mempunyai koefisien regresi
positif sebesar 0,009, hasil penelitian
menunjukkan adanya pengaruh positif
terhadap ROA. Sehingga penelitian ini
sesuai dengan teori.
Kesesuaian penelitian ini secara
teoritis disebabkan karena telah terjadi
peningkatan pembiayaan dana pihak ketiga.
Akibatnya pendapatan bagi hasil meningkat
lebih
besar
dibandingkan
dengan
peningkatan bagi hasil kepada dana pihak
ketiga. Sehingga laba bank meningkat dan
ROA bank juga meningkat. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pengaruh FDR
terhadap ROA adalah positif. Dengan
demikian hipotesis yang menyatakan FDR
secara parsial memiliki pengaruh positif
yang signifikan terhadap Return On Asset
(ROA) pada Bank Umum Syariah dapat
diterima.
Apabila
hasil
penelitian
ini
dibandingkan dengan hasil penelitian
9
tidak menggunakan variabel NPF dalam
penelitiannya.
sebesar
-0,464.
Hasil
penelitian
menunjukkan adanya pengaruh negatif
terhadap ROA. Sehingga penelitian ini
sesuai dengan teori.
Kesesuaian penelitian ini secara
teoritis disebabkan karena apabila REO
menurun, berarti terjadi peningkatan biaya
operasional lebih besar jika dibandingkan
dengan pendapatan operasional yang relatif
kecil. Akibatnya berpengaruh terhadap laba
yang diperoleh. Dimana laba menurun
maka ROA bank juga akan menurun.
Sehingga dapat disimpulkan pengaruh REO
terhadap ROA adalah negatif. Dengan
demikian hipotesis yang menyatakan REO
secara parsial memiliki pengaruh negatif
yang signifikan terhadap Return On Asset
(ROA) pada Bank Umum Syariah dapat
diterima.
Apabila
hasil
penelitian
ini
dibandingkan dengan hasil penelitian
sebelumnya, penelitian ini hanya sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh
M.Sabir (2012), Edhi S. (2013), Fitri
Zulfiah (2014) yang mengatakan bahwa
REO berpengaruh negatif yang signifikan
terhadap ROA sedangkan Ayu Yanita S.
(2013), dan Febrina Dwijayanthy (2009)
tidak menggunakan variabel FDR dalam
penelitiannya.
Pengaruh NOM terhadap ROA
Menurut teori pengaruh antara NOM
dengan ROA adalah berpengaruh positif.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
bahwa NOM mempunyai koefisien positif
sebesar
0,083.
Hasil
penelitian
menunjukkan adanya pengaruh positif
terhadap ROA. Sehingga penelitian ini
sesuai dengan teori.
Kesesuaian penelitian ini secara
teoritis
disebabkan
karena apabila
meningkatnya penyaluran pembiayaan
kepada nasabah sehingga membuat
pendapatan bank umum syariah menjadi
meningkat. Besarnya NOM menunjukan
bahwa pendapatan operasional dikurangi
dana bagi hasil dikurangi beban operasional
lebih besar dibandingkan rata-rata aktiva
produktif. Sehingga dengan meningkatnya
pendapatan bagi hasil atas rata-rata aktiva
produktif yang dikelola bank, maka
kemungkinan suatu bank dalam kondisi
bermasalah semakin kecil sehingga ROA
bank juga akan meningkat. Sehingga dapat
disimpulkan pengaruh NOM terhadap ROA
adalah positif. Dengan demikian hipotesis
yang menyatakan NOM secara parsial
memiliki pengaruh positif yang signifikan
terhadap Return On Asset (ROA) pada
Bank Umum Syariah dapat diterima.
Apabila
hasil
penelitian
ini
dibandingkan dengan hasil penelitian
sebelumnya, penelitian ini hanya sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh
M.Sabir (2012) yang mengatakan bahwa
NOM memiliki pengaruh positif yang
signifikan sedangkan Febrina Dwijayanthy
(2009), Edhi S. (2013), Ayu Yanita S.
(2013), dan Fitri Zulfiah (2014) tidak
menggunakan variabel NOM dalam
penelitiannya.
Pengaruh Suku Bunga SBI terhadap
ROA
Menurut teori pengaruh antara Suku
Bunga dengan ROA adalah berpengaruh
positif dan negatif. Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa Suku bunga
mempunyai koefisien negatif sebesar 0,198. Hasil penelitian menunjukkan
adanya pengaruh negatif terhadap ROA.
Sehingga penelitian ini sesuai dengan teori.
Kesesuaian penelitian ini secara
teoritis disebabkan karena apabila suku
bunga mengalami penurunan ataupun
peningkatan tidak akan mempengaruhi
pendapatan laba pada bank umum syariah.
Karena bank umum syariah tidak
menggunakan suku bunga SBI dalam
kegiatan operasionalnya melainkan sistem
bagi hasil. Sehingga dapat disimpulkan
Pengaruh REO terhadap ROA
Menurut teori pengaruh antara REO
dengan ROA adalah berpengaruh negatif.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
bahwa NPL mempunyai koefisien negatif
10
bahwa pengaruh Suku bunga SBI terhadap
ROA adalah negatif. Dengan demikian
hipotesis yang menyatakan Suku bunga SBI
secara parsial memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap Return On Asset (ROA)
pada Bank Umum Syariah dapat ditolak.
Apabila
hasil
penelitian
ini
dibandingkan dengan hasil penelitian
sebelumnya, penelitian ini hanya sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Ayu
Yanita S. (2013), dan Fitri Zulfiah (2014)
yang mengatakan BI Rate berpengruh
negatif terhadap ROA. Sedangkan hasil
dari Febrina Dwijayanthy (2009), dan Edhi
S. (2013) BI Rate tidak berpengaruh
terhadap ROA. Dan M.Sabir (2012) tidak
menggunakan variabel BI Rate dalam
penelitianya.
(2013), Ayu Yanita S. (2013), dan Fitri
Zulfiah (2014) tidak menggunakan variabel
Kurs dalam penelitiannya.
Pengaruh Inflasi terhadap ROA
Menurut teori pengaruh antara Inflasi
dengan ROA adalah berpengaruh positif
dan negatif. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa Inflasi mempunyai
koefisien positif sebesar 0,148. Hasil
penelitian menunjukkan adanya pengaruh
positif terhadap ROA. Sehingga penelitian
ini sesuai dengan
teori.
Kesesuaian penelitian ini secara
teoritis disebabkan karena apabila Inflasi
meningkat maka akan menurunkan jumlah
investor namun sebaliknya apabila Inflasi
menurun maka akan meningkatkan investor
dimana apabila investor meningkat maka
pendapatan bank meningkat dan apabila
laba meningkat maka ROA bank umum
syariah juga akan meningkat. Sehingga
dapat disimpulkan pengaruh Inflasi
terhadap ROA adalah positif. Dengan
demikian hipotesis yang menyatakan
Inflasi secara parsial memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap Return On Asset
(ROA) pada Bank Umum Syariah dapat
ditolak.
Apabila
hasil
penelitian
ini
dibandingkan dengan hasil penelitian
sebelumnya, penelitian ini hanya sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Febrina
Dwijayanthy (2009)
yang
mengatakan Kurs berpengruh negatif
terhadap ROA. Sedangkan Edhi S. (2013),
Fitri Zulfiah (2014) mengatakan Inflasi
tidak berpengaruh terhadap ROA. Ayu
Yanita S. (2013) mengatakan Inflasi
berpengaruh positif terhadap ROA. Dan
M.Sabir (2012) tidak menggunakan
variabel Inflasi dalam penelitiannya.
Pengaruh Kurs terhadap ROA
Menurut teori pengaruh antara Kurs
dengan ROA adalah berpengaruh negatif.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
bahwa Kurs mempunyai koefisien negatif
sebesar
-0,023.
Hasil
penelitian
menunjukkan adanya pengaruh negatif
terhadap ROA. Sehingga penelitian ini
sesuai dengan teori.
Kesesuaian penelitian ini secara
teoritis disebabkan karena apabila nilai
rupiah melemah terhadap dollar, maka
inflasi meningkat yang menyebabkan
masyarakat lebih menghabiskan uangnya
untuk membeli barang-barang keperluan
daripada menginvestasikan dananya di
bank. Sehingga dapat disimpulkan
pengaruh Kurs terhadap ROA adalah
negatif. Dengan demikian hipotesis yang
menyatakan Kurs secara parsial memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap Return
On Asset (ROA) pada Bank Umum Syariah
dapat ditolak.
Apabila
hasil
penelitian
ini
dibandingkan dengan hasil penelitian
sebelumnya, penelitian ini hanya sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Febrina
Dwijayanthy (2009)
yang
mengatakan Kurs berpengaruh negatif
terhadap ROA. Sedangkan keempat peneliti
sebelumnya M.Sabir (2012), Edhi S.
KESIMPULAN,
KETERBATASAN
DAN SARAN
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
yang telah dilakukan pada penelitian ini
menunjukkan bahwa variabel FDR, NPF,
NOM, REO, Suku bunga SBI, Kurs, dan
11
Inflasi secara simultan memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap ROA pada Bank
Umum Syariah periode triwulan I tahun
2011 sampai dengan triwulan II tahun 2016
yang menjadi sampel penelitian. Besarnya
pengaruh variabel bebas FDR, NPF, NOM,
REO, Suku bunga SBI, Kurs, dan Inflasi
secara simultan terhadap ROA sebesar 82,8
persen sedangkan sisanya 17,2 persen
dipengaruhi oleh variabel diluar penelitian.
Dengan demikian hipotesis penelitian
pertama yang menyatakan bahwa FDR,
NPF, NOM, REO, Suku bunga SBI, Kurs,
dan Inflasi secara simultan mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap ROA
pada Bank Umum Syariah dinyatakan
diterima.
Berdasarkan hasil pengujian secara
parsial FDR memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap ROA pada Bank Umum
Syariah periode triwulan I tahun 2011
sampai dengan triwulan II tahun 2016 yang
menjadi sampel penelitian. Besarnya
kontribusi FDR yaitu sebesar 9,7 persen.
Dengan demikian hipotesis penelitian
kedua yang menyatakan bahwa FDR secara
parsial memiliki pengaruh positif signifikan
terhadap ROA pada Bank Umum Syariah
dinyatakan diterima.
Secara parsial NPF memiliki
pengaruh positif tidak signifikan terhadap
ROA pada Bank Umum Syariah periode
triwulan I tahun 2011 sampai dengan
triwulan II tahun 2016 yang menjadi
sampel penelitian. Besarnya kontribusi
NPF yaitu sebesar 20,6 persen. Dengan
demikian hipotesis penelitian ketiga yang
menyatakan bahwa NPF secara parsial
memiliki pengaruh negatif signifikan
terhadap ROA pada Bank Umum Syariah
dinyatakan ditolak.
Secara parsial NOM memiliki
pengaruh positif signifikan terhadap ROA
pada Bank Umum Syariah periode triwulan
I tahun 2011 sampai dengan triwulan II
tahun 2016 yang menjadi sampel
penelitian. Besarnya kontribusi NOM yaitu
sebesar 9,7 persen. Dengan demikian
hipotesis
penelitian keempat
yang
menyatakan bahwa NOM secara parsial
memiliki pengaruh positif signifikan
terhadap ROA pada Bank Umum Syariah
dinyatakan diterima.
Secara parsial REO memiliki
pengaruh negatif signifikan terhadap ROA
pada Bank Umum Syariah periode triwulan
I tahun 2011 sampai dengan triwulan II
tahun 2016 yang menjadi sampel
penelitian. Besarnya kontribusi REO yaitu
sebesar 53,1 persen. Dengan demikian
hipotesis
penelitian
kelima
yang
menyatakan bahwa REO secara parsial
memiliki pengaruh negatif signifikan
terhadap ROA pada Bank Umum Syariah
dinyatakan diterima.
Secara parsial suku bunga SBI
memiliki pengaruh negatif tidak signifikan
terhadap ROA pada Bank Umum Syariah
periode triwulan I tahun 2011 sampai
dengan triwulan II tahun 2016 yang
menjadi sampel penelitian. Besarnya
kontribusi Suku bunga SBI yaitu sebesar
4,2 persen. Dengan demikian hipotesis
penelitian keenam yang menyatakan bahwa
Suku bunga SBI secara parsial memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap ROA
pada Bank Umum Syariah dinyatakan
ditolak.
Secara parsial kurs memiliki
pengaruh negatif tidak signifikan terhadap
ROA pada Bank Umum Syariah periode
triwulan I tahun 2011 sampai dengan
triwulan II tahun 2016 yang menjadi
sampel penelitian. Besarnya kontribusi
Kurs yaitu sebesar 0,5 persen. Dengan
demikian hipotesis penelitian ketujuh yang
menyatakan bahwa Kurs secara parsial
memiliki pengaruh signifikan terhadap
ROA pada Bank Umum Syariah dinyatakan
ditolak.
Secara parsial inflasi memiliki
pengaruh negatif tidak signifikan terhadap
ROA pada Bank Umum Syariah periode
triwulan I tahun 2011 sampai dengan
triwulan II tahun 2016 yang menjadi
sampel penelitian. Besarnya kontribusi
Inflasi yaitu sebesar 0,02 persen. Dengan
demikian hipotesis penelitian kedelapan
yang menyatakn bahwa Inflasi secara
parsial memiliki pengaruh signifikan
12
terhadap ROA pada Bank Umum Syariah
dinyatakan ditolak.
Penelitian
ini
mempunyai
keterbatasan (1) Obyek penelitian ini hanya
terbatas pada Bank Umum Syariah, (2)
Subyek penelitian ini hanya terbatas pada
Bank Umum Syariah, yaitu Bank BCA
Syariah, Bank Victoria Syariah, dan Bank
Maybank Syariah Indonesia yang masuk
dalam sampel penelitian, (3) Periode
penelitian yang digunakan hanya selama 6
tahun, yaitu mulai triwulan I tahun 2011
sampai dengan triwulan II tahun 2016, (4)
Masih terdapat laporan keuangan publikasi
bank umum syariah yang masih dalam
proses, sehingga pada triwulan pertama
tahun 2015 angka terpaksa di nolkan untuk
menyamakan hasil pengolahan data dengan
SPSS, (5) Laporan Keuangan Bank
Maybank Syariah Indonesia kurang
lengkap, sehingga mempengaruh hasil
analisa, (6) Jumlah variabel yang diteliti
juga terbatas, yaitu hanya meliputi
pengukuran untuk Likuiditas (FDR),
Kualitas Aset (NPF), Efisiensi (NOM dan
REO), variabel Ekonomi Makro (Suku
bunga SBI, Kurs, Inflasi).
Berdasarkan
pada
hasil
dan
keterbatasan penelitian, maka saran yang
dapat diberikan kepada pihak Bank Umum
Syariah (1) Bagi Bank Maybank Syariah
Indonesia agar lebih mampu mengelola
dana pihak ketiga lebih baik daripada
pemberian pembiayaan. Karena apabila
dana pihak ketiga dikelola dengan baik
maka Bank Maybank Syariah Indonesia
lebih mampu memenuhi untuk kewajiban
jangka pendeknya. (2) Disarankan bagi
Bank Syariah Maybank Indonesia agar
lebih mampu mengoptimalkan aset
prduktifnya, karena apabila bank maybank
mampu mengelola akttiva produktifnya
dengan baik maka pendapatan yang
dihasilkan dari aktiva produktifnya
meningkat. (3) Disarankan bagi Bank
Maybank Syariah Indonesia agar lebih
memperhatikan dan menekan biaya
operasional, karena dapat mempengaruhi
laba yang diperoleh oleh bank. Semakin
besar biaya operasional yang digunakan
maka semakin sedikit pendapatan yang
diperoleh
Bank
Maybank
Syariah
Indonesia. Oleh sebab itu upaya terus
menerus harus dilakukan oleh Bank
Maybank Syariah Indonesia untuk
menekan biaya yang terlalu besar. Hal ini
dikarenakan REO memiliki pengaruh yang
paling dominan terhadap ROA yaitu
sebesar 53,1 persen.
Bagi peneliti selanjutnya yang
mengambil tema sejenis maka sebaiknya,
(1) mencakup periode penelitian yang lebih
panjang dan jika perlu mempertimbangkan
subyek penelitian yang akan digunakan
dengan
melihat
terlebih
dahulu
perkembangan laporan publikasi perbankan
dengan harapan agar memperoleh hasil
penelitian yang lebih signifikan. (2)
Menambah variabel lain selain yang
digunakan dalam penelitian ini. Serta jika
perlu mempetimbangkan lagi apabila ingin
menggunakan variabel ekonomi makro.
DAFTAR RUJUKAN
Dahlan Siamat, 2005. Manajemen
Lembaga Keuangan. Jakarta :
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Indonesia.
Febrina Dwijayanthy, Prima Naomi. 2009.
“Analisis Pengaruh Inflasi, Bi Rate,
Nilai Tukar Mata Uang Terhadap
Profitabilitas Bank Periode 20032007”. Jurnal Karisma. (Online), Vol
3 (2). (http://repository.upnyk.ac.id)
diakes 9 januari 2017.
Khotibul Umam, 2016. Perbankan Syariah
“Dasar-dasar
dan
dinamika
perkembangannya di Indonesia.
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Lukman Dendawijaya, 2009. Manajemen
Perbankan.
Jakarta
:
Ghalia
Indonesia.
Muhammad, 2014. Manajemen Dana Bank
Syariah. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Muh Sabir. M,M. Ali, Abd. Hamid habbe,
2012. “Pengaruh Rasio Kesehatan
Bank Terhadap Kinerja Keuangan
Bank Umum Syariah dan Bank
Konvensional di Indonesia”. Jurnal
13
Analisis
(Online),
Vol
1
(1).
(http://academia.edu) diakses 9 januari
Veitzal Rivai, 2012. Commercial Bank
Management. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Yanita S, Ayu. 2013. “Analisis Pengaruh
Inflasi, SBI, dan Produk Domestik
Bruto terhadap Return On Asset Bank
Syariah di Indonesia”. Jurnal Ilmu
Manajemen. (Online), Vol 1, No. 1,
(http://ejournal.unesa.ac.id, diakses 20 April
2016).
Zainul
Arifin,
2010.
Dasar-dasar
Manajemen Bank Syariah. Jakarta :
Azkia Publisher.
Zulifiyah, Fitri dan Susilowibowo, Joni,
2013. “Pengaruh Inflasi, BI Rate,
CAR, NPF, BOPO, terhadap
Profitabilitas Bank Umum Syariah”.
Jurnal Bisnis dan Manajemen.
(Online),
Vol
2,
No
3,
(http://ejournal.unesa.ac.id, diakses 20 April
2017.
Otoritas Jasa Keuangan, www.ojk.go.id.
“Laporan Keuangan Publikasi Bank
Umum Syariah”. (Online, diakses 20
September 2016, 16 November 2016, 21
Desember 2016, 11 Januari 2017)
Satriyo Wibowo, Edhi dan Syaichu,
Muhammad,
2013.
“Analisis
Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, CAR,
BOPO, NPF terhadap Profitabilitas
Bank Syariah”. Jurnal Bisnis dan
Manajemen. (Online), Vol 2, No. 2,
(http://ejournal-s1.undip.ac.id, diakses 20
April 2016)
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D). Bandung :
Alfabeta.
Syafi’i Antonio, 2010. Bank Syariah dari
Teori ke Praktik. Jakarta : Gema
Insani Press.
2016).
14
Download