1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Gangguan akibat kekurangan iodium adalah sekumpulan gejala yang dapat ditimbulkan karena tubuh seseorang kekurangan unsur iodium secara terus-menerus dalam waktu cukup lama (Depkes RI, 1997). Gangguan Akibat Kekurangan Iodium pada ibu hamil berisiko menimbulkan keguguran, sedangkan pada janin dapat menyebabkan lahir mati. Kalaupun lahir, berisiko mengalami cacat bawaan, kematian dini, kretin, keterbelakangan mental, tuli, juling dan lumpuh. Setiap tahun diperkirakan ada sembilan bayi kretin lahir di Indonesia (Depkes RI, 1997). Gangguan Akibat Kekurangan Iodium mempunyai hubungan yang erat dengan gangguan perkembangan mental dan tingkat kecerdasan. Sehingga GAKI berpengaruh besar terhadap kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Angka tinggi, prevalensi tahun 1994 GAKI di diperkirakan Indonesia 42 juta relatif penduduk 2 memiliki risiko diperkirakan kekurangan mencapai iodium. 21,85% dari Jumlah tersebut jumlah penduduk Indonesia, di antara jumlah tersebut 750.000–900.000 orang menderita kretin endemik (Depkes RI, 1997). Hipotiroid adalah salah satu kelainan pada GAKI yang sering dijumpai. Bahkan hipotiroid merupakan gangguan yang umum terjadi dan paling sering ditemui di praktek dokter ahli endokrin (Devdhar et al., 2007). Hipotiroid timbul karena kelenjar tiroid tidak mampu memproduksi tubuh hormon sehingga penurunan tiroid kekurangan hampir yang mencukupi pasokan seluruh ini fungsi kebutuhan berefek organ pada tubuh. Berdasarkan letak gangguannya, hipotiroid bisa dibagi menjadi hipotiroid primer, sekunder, dan tersier (Orlander et al., 2005). Hipotiroid lebih sering terjadi pada wanita dengan ukuran tubuh kecil pada saat lahir dan indeks massa tubuh yang rendah pada masa anak-anak (Kajantie et al., 2006). Prevalensi hipotiroid sepuluh kali lebih banyak ditemukan pada wanita dibanding pria (Devdhar et al., 2007). Perbedaan prevalensi ini timbul karena pada wanita terjadi peningkatan sintesis tiroglobulin di sel hepar yang dipicu oleh estrogen (Mazzaferi, 1997). 3 Hipotiroid kongenital dapat menyebabkan keterbelakangan mental yang memiliki prognosis buruk bila terlambat Namun, bila intervensi diobati, dapat berupa terutama dideteksi hormon pada awal tiroid defisit dan sebelum IQ. diberikan berumur 3 bulan, maka pertumbuhan mental dan IQ dapat mendekati normal. Oleh diperlukan karena dalam itu, kasus diagnosis dini hipotiroid. sangatlah Gejala klinis hipotiroid kongenital samar dan tidak spesifik. Gejala khas hipotiroid biasanya tampak jelas pada bayi yang berumur beberapa bulan, tetapi pada saat itu diagnosis sudah terlambat (Rustama, 2003). Penyebab terbanyak kelainan endokrin di dunia adalah defisiensi iodin (Woeber, 1991). Di Jawa Tengah prevalensi GAKI cukup tinggi. Pada tahun 1982, TGR (Total Goiter Rate) mencapai 34,5%, turun pada tahun 1996 menjadi 4,5%, dan meningkat 2003 mencapai 6,5%. Dinas kembali pada tahun Kesehatan Propinsi Jawa Tengah pada tahun 2003, terdapat 15 kabupaten sebagai daerah endemik GAKI. Evaluasi penanggulangan GAKI pada tahun 2004 oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah di 15 kabupaten endemik GAKI, menunjukkan bahwa prevalensi TGR sebesar (UIE<100μg/L) 9,7% adalah dengan Urinary 24,72%. Iodin Terdapat Excretion sebanyak 142 4 kecamatan berendemik GAKI, terdiri dari 26 kecamatan berendemik berat, 19 kecamatan berendemik sedang dan 97 kecamatan garam berendemik beriodium ringan. yang Hasil memenuhi cakupan syarat konsumsi sebesar 59% (Dinkes Jawa Tengah, 2004). Hormon melalui Telah tiroid modifikasi diketahui dengan dapat dari bahwa peningkatan hipertiroidisme mempengaruhi Basal Metabolic hipotiroid berat banyak Rate badan (BMR). banyak dihubungkan dan sebaliknya badan dihubungkan berat dengan penurunan berat badan (Fox, 2008). Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan pengukuran terhadap bentuk badan manusia berdasarkan tinggi dan berat badan individu tersebut. Indeks Massa Tubuh didefinisikan dengan rumus berat badan dibagi tinggi badan kuadrat. Batasan IMT ini tidak dapat digunakan bagi anak-anak yang dalam masa pertumbuhan, wanita hamil, dan orang yang sangat berotot, contohnya atlet (Meeuwsen et al., 2010). Indeks menentukan Massa seberapa Tubuh besar dapat digunakan seseorang dapat untuk terkena risiko penyakit tertentu yang disebabkan karena berat badannya. Menurut WHO, nilai normal IMT adalah 18,5–25. Beberapa penelitian menemukan adanya hubungan antara 5 kenaikan IMT dan rendahnya kadar hormon tiroid bebas (Knudsen, 2005). Sedangkan, beberapa studi lain tidak menemukan hubungan antara kadar hormon TSH serum dan IMT (Manji, 2006). Hormon metabolisme tiroid sel berfungsi aktif, sangat sehingga luas kekurangan dalam hormon tiroid ini akan berdampak sistemik. Tanda-tanda klasik dari hipotiroid penurunan adalah jumlah cold keringat, intolerance, dan kulit puffiness, kering. Banyak dari gejala-gejala hipotiroid ini tidak spesifik. Pada kondisi normal, tiroid akan melepaskan 100125 nmol T4 per hari dan hanya sedikit T3. Pada tahap awal hipotiroid, akan terjadi mekanisme kompensatori untuk menjaga kadar T3, sehingga jumlah T4 akan turun. Jumlah T4 yang turun akan mengakibatkan meningkatnya sekresi Thyroid Stimulating Hormone (TSH) oleh glandula pituitari. Thyroid Stimulating Hormone akan menstimulasi hipertropi dan hiperplasia dari glandula tiroid dan karena itu, banyak T3. aktivitas thyroid glandula tiroid Pasien dengan T4-5'-deiodinase. akan melepaskan hipotiroid primer Oleh lebih memiliki kadar TSH serum yang meningkat dan kadar hormon T4 bebas yang menurun (Allahabadia, 2009). 6 Kretinisme adalah bentuk ekstrim dari manifestasi gangguan akibat kekurangan iodium. Selain itu kretinisme juga dapat disebabkan oleh defisiensi hormon tiroid terjadi (hipotiroid) karena kongenital hipotiroid yang maternal. biasa Kretinisme merupakan kondisi fisik seseorang yang sangat pendek dan individu tersebut mengalami hambatan dalam perkembangan mental (Delange, 2004). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kadar TSH serum dan IMT pada WUS dengan hipotiroid di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Daerah ini merupakan daerah pegunungan yang dinyatakan sebagai daerah endemik hipotiroid (Dinkes Jawa Tengah, 2004) I.2. PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Apakah terdapat perbedaan antara Indeks Massa Tubuh Wanita Usia Subur hipotiroid dan eutiroid di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah? 2. Apakah ada hubungan antara kadar Thyroid- Stimulating Hormone serum dan Indeks Massa Tubuh Wanita Usia Subur Purworejo, Jawa Tengah? hipotiroid di Kabupaten 7 I.3. TUJUAN I.3.1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara kadar Thyroid- Stimulating Hormone dengan IMT pada Wanita Usia Subur hipotiroid di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. I.3.2. Tujuan Khusus 1. Mengetahui Wanita perbedaan Usia Subur antara Indeks hipotiroid dan Massa Tubuh eutiroid di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. 2. Mengetahui hubungan antara kadar Thyroid- Stimulating Hormone serum dan Indeks Massa Tubuh Wanita Usia Subur hipotiroid di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. I.4. KEASLIAN PENELITIAN Beberapa penelitian perihal keterkaitan kadar TSH serum dengan IMT yang sudah dilakukan sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Ladan et al. (2012) dalam penelitiannya yang melibatkan 1581 subjek (701 pria dan 880 wanita) melaporkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara kadar TSH serum dan IMT pada subjek eutiroid baik yang merokok maupun yang tidak merokok. Setiap 8 kenaikan 1 µU/ml TSH serum diasosiasikan dengan kenaikan rerata IMT sebanyak 0,31 kg/m2 (95% CI:0,1–0,5;P <0,002). 2. Svare et al. longitudinal (2011) antara meneliti TSH tentang serum dan hubungan pengukuran indeks tubuh (seperti IMT, lingkar pinggang, dan rasio pinggang panggul). Penelitian dilakukan dengan cara studi populasi pada tahun 1995-1997 dan 2006-2008. wanita dan Hasilnya Penelitian 5066 kenaikan pria dilakukan tanpa berat pada penyakit badan 9954 tiroid. diikuti dengan kenaikan kadar TSH serum dan penurunan berat badan pada wanita berhubungan dengan penurunan kadar TSH serum. 3. Nyrnes et al. (2006) pada penelitiannya yang melibatkan 6164 subjek. Subjek yang merokok dan tidak merokok dianalisa secara terpisah. Hasilnya pada subjek yang merokok, hubungan antara kadar TSH serum statistik. dan Pada IMT tidak subjek signifikan yang tidak secara merokok, terdapat hubungan positif antara kadar TSH serum dan IMT. 9 I.5. MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi hal-hal berikut ini: 1. Bagi pemerintah, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kesehatan, dalam masukan rangka perencanaan penetapan program strategi penanggulangan gangguan akibat kekurangan iodium. 2. Dalam ranah akademik, penelitian ini bermanfaat sebagai referensi bagi penelitian lain tentang hubungan Indeks Massa Tubuh dengan gangguan akibat kekurangan iodium di Indonesia. 3. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat sebagai sarana untuk menumbuhkan dan mengasah kemampuan berpikir analitik, menambah wawasan akademik untuk pengembangan diri ketika penelitian selanjutnya. melakukan penelitian-