1. CELL A. KONSEP CELL Konsep dasar dari suatu sistem selular adalah pembagian pelayanan menjadi daerah-daerah kecil yang disebut sel. Setiap sel mempunyai daerah cakupannya masing-masing dan beroperasi secara khusus. Jumlah sel pada suatu daerah geografis adalah berdasarkan pada jumlah pelanggan yang beroperasi di daerah tersebut. Suatu sel pada dasarnya merupakan pusat komunikasi radio yang berhubungan dengan MSC yang mengatur panggilan yang masuk. Jangkauan pengiriman sinyal pada sistem komunikasi bergerak selular dapat diterima dengan baik tergantung pada kuatnya sinyal batasan sel para pemakainya. Tetapi, masih terdapat faktor lain yang dapat menjadi kendala untuk sinyal yang dikirim dapat diterima dengan baik. Faktor lain yang dimaksud adalah faktor geografis (alam). Ukuran sel pada system komunikasi seluler dapat dipengaruhi oleh: 1.Kepadatan pada traffic. 2.Daya pemancar, yaitu Base Station (BS) dan Mobile Station (MS). 3.Dan faktor alam, seperti udara, laut, gunung, gedung-gedung, dan lain-lain. Akan tetapi batasan-batasan tersebut akhirnya ditentukan sendiri oleh kuatnya sinyal radio antar Base Station (BS) dan Mobile Station (MS). B. DEFINISI CELL Cell adalah Area Cakupan (coverage area) dari Radio Base Station • Sel menunjukkan cakupan sinyal • Sel berbentuk heksagonal ( atau bentuk yang lain ) hanya digunakan untuk mempermudah penggambaran pada layout perencanaan Macam-macam : • Omni Cell • Sectored Cell Ukuran : • Makrocell (>5km) • Microcell (3-<5km),Picocell (<1km) Yang mendasari perkembangan : • Keterbatasan spektrum frekuensi • Efisiensi penggunaan spektrum frekuensi Parameter Dasar • Frequency Reuse • konsep Hand Off C. BENTUK SEL Bentuk jaringan sistem selular berkaitan dengan luas cakupan daerah pelayanan. Bentuk sel yang terdapat pada sistem komunikasi bergerak selular digambarkan dengan bentuk hexagonal dan lingkaran. Tetapi, bentuk hexagonal dipilih sebagai bentuk pendekatan jaringan selular, karena dari sel yang lebih sedikit dengan bentuk hexagonal diharapkan dapat mencakup seluruh wilayah pelayanan. Setiap sel memiliki alokasi sejumlah channel frekuensi tertentu yang berlainan dengan sebelahnya. Karena channel frequency merupakan sumber terbatas maka, untuk meningkatkan kemampuan pelayanan frekuensi yang terbatas tersebut dipakai secara berulang-ulang, yang dikenal dengan istilah pengulangan frekuensi (frequency reuse). Oleh karena itu pengulangan frekuensi merupakan hal yang penting dalam komunikasi selular. 2. Frequency Reuse Frequency Reuse adalah penggunaan ulang sebuah frekuensi pada suatu sel, dimana frekuensi tersebut sebelumnya sudah digunakan pada satu atau beberapa sel lainnya. Terbatasnya spektrum frekuensi yang dapat digunakan pada sistem komunikasi bergerak menyebabkan penggunaan spektrum frekuensi tersebut harus seefisien mungkin. Jarak antara 2 sel yang menggunakan frekuensi yang sama ini harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak akan mengakibatkan interferensi. Latar belakang penerapan frequency reuse ini adalah karena adanya keterbatasan resource frekuensi yang dapat digunakan, sedangkan kebutuhan akan ketersedian coverage area yang lebih luas terus meningkat. Maka agar coverage area baru dapat diwujudkan, dibuatlah sel-sel baru dengan menggunakan frekuensi yang sudah pernah digunakan sebelumnya oleh sel lain. Gambar di bawah ini menunjukan pemetaan geographis penggunaan freukensi pada beberapa sel, dimana digunakan mekanisme frequency reuse Inti dari konsep selular adalah konsep frekuensi reuse. walaupun ada ratusan kanal yang tersedia, bila setiap frekuensi hanya digunakan oleh satu sel, maka total kapasitas sistem akan sama dengan total jumlah kanal. Dalam penggunaan kembali kanal frekuensi diusahakan agar daya pemancar masing masing BS tidak terlalu besar, hal ini untuk menghindari adanya interferensi akibat pemakaian kanal yang sama Interferensi Co-Channel). Jarak minumum frekuensi reuse yang diperbolehkan ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu jumlah sel yang melakukan frekuensi reuse, bentuk geografis suatu wilayah, tinggi antena, dan besarnya daya pemancar pada masing masing base station. Dalam hal ini jarak minimum frequency reuse dapat dicari dengan rumus pendekatan teori sel hexsagonal, yaitu : dimana : D = Jarak minimum sel yang menggunakan kanal frekuensi yang sama. R = Radius sel, dihitung dari pusat sel ke titik terjauh dalam sel. K = Banyaknya sel per kelompok / pola sel / pola frequency reuse. Pola frequency reuse pada sistem selular diperlihatkan gambar. Pengaturan pola tersebut harus sebaik mungkin, hal ini untuk menghindari interferensi akibat adanya penggunaan kanal yang berdekatan (Interferensi Adjacent Channel) dan interferensi co-channel. Besaran D/K disebut sebagai faktor reduksi kanal dengan frekuensi yang sama. Besaran tersebut menentukan kualitas transmisi dalam perencanaan sistem selular agar tidak terjadi interferensi cochannel. Dari persamaan juga terlihat bahwa, jika jarak D semakin besar, maka jumlah kelompok sel akan bertambah, sehingga interferensi co-channel akan berkurang, dengan catatan daya pemancar pada BS tidak terlalu besar. Tetapi untuk pita frekuensi yang sama, jumlah kanal/sel akan berkurang yang berarti kapasitas trafik per sel akan lebih kecil. 2.2 Handoff Handoff adalah komponen yang esensial dalam sistem komunikasi selular bergerak. Mobilitas menyebabkan variasi yang dinamis pada kualitas link dan tingkat interferensi pada sistem seluler, terkadang sebuah user (mobile station; BS) tertentu harus mengganti base station (BS) yang melayaninya. Pergantian ini dikenal sebagai handoff. Pada sistem seluler generasi pertama seperti Advanced Mobile Phone System (AMPS)[1], handoff relatif sederhana. Sistem seluler generasi kedua seperti Global System for Mobile Communications (GSM) dan Personal Access Communications System (PACS) lebih baik dari pada generasi pertama dalam banyak hal, termasuk algoritma handoff yang digunakan. Pemrosesan sinyal yang lebih modern dan prosedur melakukan handoff telah digabungkan pada sistem ini. Struktur kendali telah ditingkatkan sehingga dalam peningkatan dari networkcontrolled menuju Mobile Assisted Handoffs (MAHO) atau Mobile Controlled Handoffs (MCHO), delay handoff secara substansial telah dikurangi. Disebut soft handoff karena untuk membedakannya dari proses handoff lainnya (hard handoff tradisional). Dengan hard handoff, beberapa keputusan dibuat apakah handoff perlu dilakukan atau tidak. Pada keputusan positif, handoff diinisiasikan dan dieksekusi tanpa memerlukan pemakaian kanal secara simultan dengan dua base station. Pada soft handoff, sebuah keputusan yang dikondisikan dibuat apakah handoff perlu atau tidak. Dipengaruhi oleh perubahan dari kuat sinyal pilot dari dua atau lebih base station yang terlibat, dan akhirnya keputusan handoff dibuat untuk berkomunikasi hanya dengan satu BS. Hal ini normal terjadi setelah diperoleh jelas bahwa sinyal dari satu BS lebih kuat dari yang lainnya. Pada prosesnya, MS menggunakan kanal secara simultan kepada setiap BS yang terlibat. Perbedaan soft handoff dengan hard handoff dapat diibaratkan dengan perbedaan antara lomba lari estafet dengan renang estafet. Pada lomba renang estafet, perenang selanjutnya harus menunggu sampai rekannya menyentuh dinding kolam, sementara pada lomba lari estafet, tongkat diserahkan beberapa detik setelah pelari kedua berlari sehingga ada situasi dimana mereka sama-sama berlari dan memegang tongkat pada periode waktu tertentu. 2.2.1 Prosedur Handoff Prosedur handoff dapat dibagi menjadi tiga fase, yaitu: pengukuran, pengambilan keputusan dan eksekusi seperti yang diperlihatkan pada gambar 2.1. 2.2.2 Tipe Hand Off : 1. Hand Off Berbasis Kuat Sinyal Proses hand off akan terjadi bila tingkat sinyal terima pada terminal bergerak berada di bawah tingkat ambang yang telah ditentukan. 2. Hand off berbasis C/T (Carrier to Interference) Proses hand off ini dikenal dengan menggunakan perbandingan level sinyal pembawa terhadap Interference dengan persamaan : ( C+I ) /I = C / I Dimana C ( kuat sinyal terima ) akan menurun sebagai fungsi dari jarak, tetapi I akan bergantung pada lokasi terminal. 2.2.3 Proses Inisiasi Hand Off Merupakan tahap awal dari pendeteksian perlu atau tidaknya hand off. Uraian Inisiasi : • Di base station, kuat sinyal selalu dipantau dari kanal suara balik “reverse voice channel” • Pada saat kuat sinyal sedikit lebih tinggi dari ambang minimum kualitas suara yang telah ditentukan, base station akan meminta MTSO untuk melakukan hand off. Proses handover ini dilakukan pada saat sebuah Mobile Station (MS) menerima sinyal yang diterima atau dikirim lemah. Terdapat dua kondisi untuk dilakukannya proses handover, yaitu: 1. Ketika Mobile Station berada pada perbatasan level sel, karena sinyal yang diterima akan melemah. 2. Pada saat pengguna berada pada lubang kekuatan sinyal (signal strength hole) yang terdapat dalam suatu sel. Apabila panggilan (call) sudah stabil, maka kanal set-up sudah tidak digunakan lagi selama waktu panggilan. Gambar Konsep Dasar Handoff Handoff terdiri dari dua jenis, yaitu: 1. Handoff yang berdasarkan pada kuat sinyal. 2. Handoff yang berdasarkan perbandingan carrier terhadap interferensi (carrier to interference ratio). 2.2.4 Algoritma Hand Off 1.Hand Off Tertunda MTSO akan selalu memberikan prioritas utama bagi permintaan hand off, baru kemudian panggilan pendudukan. Bila tidak ada respon dari base station tetangga setelah dicapai batas ambang T2 , maka proses komunikasi akan terus berlangsung sampai kuat sinyal terima berada dibawah threshold yang secara otomatis akan memutuskan proses komunikasi yang sedang berlangsung. Keuntungan algoritma hand off tunda adalah : • Pengurangan beban kerja • Peningkatan akurasi • Eli minasi interferensi 2.Hand Off Antrian MTSO akan mengantrikan permintaan hand off daripada menolaknya bila sel baru dating kondisi dating dalam paket ( bundles). 3.Hand Off Paksaan Didefinisikan sebagai proses hand off yang seharusnya tidak terjadi, namun dipaksakan terjadi. a.Pengendalian Hand Off Base station dapat menentukan tingkat ambang hand off yang rendah dalam sel untuk menjaga agar pemakai lebih lama dalam sel yang bersangkutan untuk mempercepat terjadinya hand off. b.Penciptaan Hand Off Proses hand off tidak hanya terjadi atas permintaan base station saja, bila MTSO menyimpulkan bahwa terlalu banyak sel yang kongesti, Sementara lainnya tidak, maka MTSO dapat meminta base station tertentu untuk melakukan hand off bagi sel – sel yang mengalami kongesti. 4.Hand Off Selisih Daya Berbasis pada selisih daya dari suatu sinyal yang diterima oleh 2 base station. Nilai D dapt diubah untuk menyesesuaikan kapasitas prosesor switch. Algoritma ini dapat digunakan oleh semua panggilan hand off, kecuali bila terdapat perbedaan penguatan antenna atau ketinggian terminal bergerak yang berada di lokasi tersebut. 2.2.5 Mobile Assisted Hand Off Prosedur permintaan hand off berdasarkan pada kuat sinyal base station dari reverse link. Saat sinyal kanal melemah, terminal bergerak akan meminta hand off, sekaligus mengirimkan informasi kandidat base station yang mampu. Dalam kondisi ini MTSO telah dibekali base station tetangga, sehingga MTSO dapat menentukan base station tetangga yang paling sesuai bagi tujuan hand off. Soft Hand Off Algoritma ini hanya ada pada system digital CDMA, dimana semua sel dapat mem anfaatkan frekuensi pembawa yang sama, sehingga factor frekuensi re-use mendekati satu. Hand off Base Station Setiap terminal bergerak ditandai dengan frekuensi operasi sel tertentu. Saat terminal bergerak meninggalkan sel asalnya dan memasuki sel baru, maka base station sel akan menyesuaikan frekuensi operasi yang digunakan terminal bergerak. Hand off Intersistem Mengandung arti bahwa panggilan hand off dapat ditransfer dari suatu system ke system lainya sehingga proses komunikasi dapat terus berlangsung saat terminal bergerak melalui system kedua. Mereduksi Hand Off Secara teknis, hand off berarti mengalihkan satu frekuensi ke frekuensi yang lain ketika suatu kendaraan memasuki sebuah sel baru atau sector atau wilayah baru. Dalam setiap microsell tidak diperlukan hand off dari suatu zona ke zona lain switching zone to zone ditangani oleh suatu zone selector. Zona aktif mengikuti pergerakan mobile unit dari satu zone ke zone lain. Disini kita memperkirakan secara kasar berapa banyak hand off dapat dihilangkan pada sebuah micro cell plan yang tiga zonanya terpakai. Dalam sebuah regulasi cell terdapat 3 sektor. Mobil dapat bergerak dalam 1 dari 3 arah Free Space Propagation berada pada lokasi antara antenna penerima dan antenna pemancar pada ruang yang kosong tanpa ada interferensi pada setiap permukaanya. Tidak ada grand refrection ataupun diffraction losses free space loss adalah 6 dB per oktaf. Jarak ( doubline the distance ). Rumus dari free space attenution menggunakan sebuah antenna Dipol yang dipasang pada sebuah antenna Dipol yang dipasang pada kedua antenna, yaitu dengan rumus : Attenuation ( dB ) = 32,6 +20 log f+20log d Dimana : F adalah frekuensi dalam Mega hertz D adalah jarak ( miles ) antara antenna transmisi dan antenna penerima. Range dari Free Space Propagation Freee Space Propagation murni eksternal dari awal atau medan panjang dari antenna pemancar ke sebuah titik dimana gelombang antara dua antenna. Medan jauh adalah jarak kira-kira 10 kali lebih jauh dan panjang gelombang dari antenna. The formula for plane earth attenuation dalam decibel adalah : Attenuation ( dB ) = 144,6 + 40 log d – 20 log f Dimana : D : Jarak antara transmitting dan recever dipole antenna ( miles ) HT : Tinggi ( height ) dari antenna transmisi ( ft ). HR : Tinggi ( height ) dari antenna penerima ( ft ). Diffraction loesses adalah gelombang radio yang terlintas melalui obstacle, adalah suatu limitasi kef re space propagation. Added Clearence (ft) = 0,6 (2380) [ d1 x d2 ] / L ( d1+d2) Dimana : 3. di : Jarak dari transmitter ke obstacle ( miles ) d2 : Jarak dari receiver ke obstacle ( miles ) L : Wave length, ( ft ). Interferensi Kanal Bersama (Co-Channel Interference) dan Interferensi Kanal Sebelah (Adjacent Channel Interference) Interferensi Kanal Bersama (Co-Channel Interference) Interferensi kanal bersama adalah satu kejadian dalam sistem terrestrial dimana terdapat dua kanal atau lebih yang bekerja dengan frekuensi sama, yang masing – masing saling terganggu dan mengganggu. Akibat keadaan tersebut maka satu receiver akan menangkap beberapa kanal tertentu dari dua atau lebih pemancar yang juga bekerja pada frekuensi tersebut. Tingkat atau level penerimaannya bergantung dari jarak dua atau lebih pemancar dari receiver yang bersangkutan. Interferensi kanal bersama tidak dapat hanya diatasi dengan menaikkan level daya yang dipancarkan, karena akan menaikkan level daya yang dipancarkan, karena akan menaikkan interferensi ke sel kanal bersama lainnya. Co-channel Interference atau CCI adalah crosstalk yang berbeda dari dua pemancar radio menggunakan sama frekuensi . Ada dapat beberapa penyebab co- channel interferensi radio , empat contoh tercantum di sini. Jaringan seluler HP Kondisi cuaca buruk Miskin perencanaan frekuensi Terlalu-ramai spektrum radio Daytime vs Malam HariPembatalan sinyal Untuk mengurangi interferensi, sel – sel kanal tersebut harus menggunakan beberapa cara, yaitu: 1.Memperkirakan jauh jarak minimum agar tidak terjadi interferensi. Jarak tersebut harus memenuhi hubungan: Dimana: K = Faktor reuse yang bergantung pada sistem, GSM 4 R = Radius sel (km) D = Jarak antara dua sel dengan frekuensi co-channel (km) Gambar 5. Terjadinya interferensi antar sel Penggunaan antena sector Antena sector merupakan satu solusi yang dapat digunakan untuk mengurangi pengaruh interferensi co-channel berkaitan dengan pola radiasi yang dimilikinya. Dengan dilengkapinya reflector pada antenna dipolenya, maka pola radiasi kearah belakang menjadi sangat kecil sehingga mempunyai faktor perbandingan antara level pancaran kedepan dan level pancaran kebelakang yang besar. Gambar 6. Pola radiasi dari antenna Tinggi antena juga berperan dalam proses co-channel interference, makin tinggi menara antenna, makin besar kemungkinan terjadi interferensi tersebut, sehingga tinggi menara menjadi factor yang juga dipertimbangkan Pengaturan arah condong antena Dengan pengaturan yang sangat diperhitungkan maka radius area cakupan dapat berkurang dan dapat mengatasi co-channel interference. Dengan mengatur arah condong dapat mengurangi: Area cakupan sel yang memberikan kemungkinan kerapatan trafik meningkat Interferensi co-channel dan adjacent channel dari sel yang lain Mencegah interferensi co-channel bagi MS Besarnya sudut condong ditentukan sederhana dengan menggunakan rumusan ilmu ukur sudut sebagai yang ditunjukkan pada persamaan berikut Dimana : hBTS R = tinggi antenna BTS = radius layanan BTS Di dalam sel pun dapat ditambah sel yang baru untuk menghindari terjadinya pelayanan jaringan yang tinggi. Sel yang lebih luas digunakan untuk trafik yang padat sedangkan sel yang lebih kecil untuk trafik yang rendah Gambar 7. Penambahan sel untuk trafik yang tinggi dan rendah i.Interferensi Kanal Sebelah (Adjacent Channel Interference) Interferensi kanal sebelah disebabkan oleh interferensi sinyal yang berasal dari sel sebelah. Penyebab interferensi ini adalah karena tidak sempurnanya frekuensi operasi dari filter pada receiver. Penggunaan receiver ini mengakibatkan frekuensi yang berdekatan dapat lolos dari filter. Interferensi ini akan menjadi masalah yang serius bila kanal yang bersebelahan dari pengguna mentransmisikan informasi pada frekuensi yang sangat dekat dengan frekuensi pengguna. Efek dari interferensi ini dapat diperkecil dengan proses filterisasi yang baik dan pembagian kanal yang baik. Pembagian kanal dilakukan dengan memberikan jarak frekuensi pemisah yang cukup besar antara satu dengan kanal yang lainnya. 2.4 POWER CONTROL Power Control merupakan suatu upaya untuk mengontrol daya pancar dari BTS atau dari MS agar mendapatkan kualitas komunikasi yang baik, level interferensi dapat ditekan seminimal mungkin dan memaksimalkan kapasitas. Dalam sistem CDMA, interferensi di jalur forward dan reverse dapat dikurangi dengan suatu mekanisme penurunan pemakaian daya oleh MS atau BTS. Dengan diaturnya level daya pancar MS atau BTS maka pemakaian daya MS atau BTS dan juga interferensinya dapat dikurangi. Power Control dalam sistem komunikasi CDMA terdiri dari dua jenis, yaitu: 1. Forward Link Power Control Forward Link Power Control merupakan kontrol daya dari arah BTS ke MS. Secara garis besar Forward Link Power Control ditujukan untuk mengontrol level daya pancar BTS. Sedangkan untuk lebih jauh lagi, pada arah BTS ke MS, power control dibutuhkan untuk meminimumkan interferensi ke sel lain dan untuk mengimbangi terhadap interferensi dari sel lain. Metode yang digunakan adalah fast closed loop power control yang bertujuan untuk memperbaiki performansi MS yang berada di tepi sel dimana sinyal dari BTS semakin lemah sedangkan interferensi dari sel lain semakin kuat. BTS secara periodik akan menurunkan daya pancarnya, sementara MS mengukur frame error ratio (FER) yang terjadi. Ketika FER mencapai nilai 1% maka MS meminta BTS agar tidak lagi menurunkan daya pancarnya 2. Reverse Link Power Control Reverse Link Power Control merupakan kontrol daya dari arah MS ke BTS. Pada lintasan balik ini, sinyal akses jamak menduduki spektral frekuensi yang sama tetapi jarak dari masing-masing MS dalam satu BS tidak sama. Inilah yang mengakibatkan interferensi pada arah balik lebih dominan terjadi karena aktifitas mobility (pergerakan) MS dalam sel akan mempengaruhi besar kecilnya redaman propagasi dan level daya terima di BS. Penerimaan sinyal dari MS terdekat (near-in) akan menghalangi penerimaan sinyal yang lebih lemah dari MS lebih jauh (far-end). Pergerakan MS akan mengakibatkan perubahan loss tetapi di lain hal pergerakan MS akan mengakibatkan slow fading atau fast fading yang mengakibatkan level daya terima berflaktuasi terus menerus. Untuk mengatasi problem tersebut, skema kontrol daya reverse link dibagi menjadi dua bagian yaitu : a. Reverse Link Open Loop Power Control (RLOLPC) Algoritma proses RLOLPC adalah jika MS menerima sinyal pilot dengan daya tinggi maka MS akan menurunkan daya pancarnya, begitu juga sebaliknya. Jadi sebenarnya pengontrollan daya dilakukan berdasarkan informasi hasil pengukuran sinyal pilot dari BS pada lintasan maju (forward link). RLOLPC merupakan kontrol daya untuk mengestimasi perubahan (fluktuasi) level daya yang lambat yang diakibatkan slow fading effect, RLOLPC terlalu lambat untuk mengestimasi fluktuasi daya yang cepat akibat fast fading. b. Reverse Link Close Loop Power Control (RLCLPC) Penggunaan teknik direct sequence spread spectrum untuk sistem seluler CDMA memerlukan penggunaan beberapa bentuk dari adaptive power control.Power control menyediakan cara untuk menyamakan level daya yang diterima pada BS untuk semua MS yang berada di coverage BS tersebut. Tanpa power control, near-far effect dapat secara drastis menurunkan kinerja sistem. Algoritma CLPC menggunakan estimasi daya yang diterima pada BS untuk menginstruksikan setiap MS untuk mengurangi level daya pancarnya.Mekanisme CLPC dapat secara efektif mengkompensasi variasi kanal yang cepat akibat multipath fading dalam sistem teresterial, dimana delay propagasi dan proses lebih kecil dibandingkan waktu korelasi dari kanal