1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat terjadi akibat macetnya
kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah
(KPR) di Indonesia. Efek beruntun dari kredit perumahan itu membuat beberapa
perusahaan keuangan besar di Amerika dan juga perusahaan lain di seluruh dunia
bangkrut (Adiwarman, 2008). Ada dua pengaruh langsung krisis finansial global
terhadap perekonomian di negara Indonesia. Pertama pengaruh terhadap keadaan
indeks bursa saham Indonesia. Kepemilikan asing yang masih mendominasi
dengan porsi 66% kepemilikan saham di BEI, mengakibatkan bursa saham rentan
terhadap keadaan finansial global karena kemampuan finansial para pemilik
modal tersebut (Tempo Interaktif, 2008). Kedua, dibidang ekspor impor, Amerika
Serikat merupakan negara tujuan ekspor nomor dua setelah Jepang dengan porsi
20%‐30% dari total ekspor (Depperin, 2008). Dengan menurunnya kinerja
ekonomi Amerika Serikat secara langsung akan mempengaruhi ekspor impor
negara Indonesia juga.
Pengaruh lain krisis finansial global terhadap ekonomi makro adalah dari
sisi tingkat suku bunga. Dengan naiknya kurs dollar, suku bunga akan naik karena
Bank Indonesia akan menahan rupiah sehingga akibatnya inflasi akan meningkat.
Kedua, gabungan antara pengaruh kurs dollar tinggi dan suku bunga yang tinggi
akan berdampak pada sektor investasi dan sektor riil, dimana investasi di sektor
riil seperti properti dan usaha kecil dan menengah (UKM) akan terganggu.
1
2
Banyak masyarakat menginvestasikan modalnya di industri properti
dikarenakan harga tanah yang cenderung naik. Penyebabnya adalah supply tanah
bersifat tetap sedangkan demand akan selalu besar seiring pertambahan penduduk.
Kenaikan yang terjadi pada harga tanah diperkirakan 40%. Selain itu, harga tanah
bersifat rigid, artinya penentu harga bukanlah pasar tetapi orang yang menguasai
tanah. Investasi di bidang properti pada umumnya bersifat jangka panjang dan
akan bertumbuh sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Namun sejak krisis
ekonomi tahun 1998, banyak perusahaan pengembang mengalami kesulitan
karena memiliki hutang dolar Amerika dalam jumlah besar. Suku bunga kredit
melonjak hingga 50% sehingga pengembang kesulitan membayar cicilan kredit
(Kompas, 2003).
Perusahaan real estate dan property merupakan unit bisnis yang bergerak
dalam bidang pembangunan rumah dan pemukiman dan juga tergabung dalam
usaha konstruksi bangunan yang bahan utamanya adalah bahan bangunan.
Tingginya inflasi akan mendorong harga bahan bangunan menjadi semakin mahal,
menyebabkan tingginya biaya produksi yang harus di tanggung oleh perusahaan.
Seperti diketahui bahwa inflasi dapat menaikkan biaya produksi dan dapat
membuat daya beli masyarakat akan menjadi menurun. Penurunan daya beli dan
biaya produksi yang tinggi secara tidak langsung akan mempengaruhi kondisi
pasar modal. Investor tidak akan tertarik untuk menanamkan modalnya dan
permintaan terhadap saham khususnya saham real estate dan property menjadi
turun.
3
Penurunan permintaan akan menyebabkan harga saham ikut mengalami
penurunan. Jadi pertumbuhan investasi di suatu negara dipengaruhi oleh
pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu
negara maka semakin baik pula tingkat pendapatan masyarakat. Adanya
peningkatan pendapatan diharapkan semakin banyak orang yang memiliki
kelebihan dana dan dana tersebut dapat dimanfaatkan untuk disimpan dalam
bentuk tabungan atau diinvestasikan dalam bentuk surat-surat berharga yang
diperdagangkan di pasar modal.
Penelitian tentang hubungan antara inflasi dengan return saham seperti
yang dilakukan oleh Widjojo (dalam Almilia, 2003) menyatakan bahwa makin
tinggi inflasi akan semakin menurunkan tingkat profitabilitas perusahaan.
Turunnya profit perusahaan adalah informasi yang buruk bagi para trader di bursa
saham dan dapat mengakibatkan turunnya harga saham perusahaan tersebut,
selain itu juga terdapat faktor internal lainnya meliputi arus kas perusahaan,
dividen, dan perilaku perusahaan dalam berinvestasi. Sedangkan faktor
eksternalnya antara lain, kebijakan moneter, fluktuasi nilai tukar, volatilitas
tingkat bunga, globalisasi, persaingan antar perusahaan dan perkembangan
teknologi.
Harga saham selain dipengaruhi oleh faktor pasar, juga dapat di pengaruhi
oleh faktor makro lainnya seperti inflasi, jumlah uang yang beredar, kurs valuta
asing, dan tingkat suku bunga. Penelitian ini dilakukan dengan anggapan bahwa
variabel-variabel dalam faktor-faktor ekonomi nilai tukar uang, suku bunga, dan
inflasi merupakan variabel yang berpengaruh secara sistematik sebagai dasar
4
pencapaian laba dengan dasar perubahan perekonomian berpengaruh dengan pola
serupa terhadap saham perusahaan, khususnya variabel makro yaitu nilai tukar
uang, suku bunga, dan inflasi.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka judul dalam penelitian ini adalah
“Pengaruh Nilai Tukar Uang, Suku Bunga, dan Inflasi Terhadap Return Saham
Pada Perusahaan Properti Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia “
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1.
Apakah nilai tukar uang, suku bunga, dan inflasi secara simultan
mempunyai pengaruh terhadap return saham pada perusahaan properti yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia?
2.
Apakah nilai tukar uang, suku bunga, dan inflasi secara parsial mempunyai
pengaruh terhadap return saham pada perusahaan properti yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia?
3.
Manakah yang mempunyai pengaruh dominan di antara nilai tukar uang,
suku bunga, dan inflasi terhadap return saham pada perusahaan properti yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
5
1. Untuk mengetahui pengaruh nilai tukar uang, suku bunga, dan inflasi secara
simultan terhadap return saham pada perusahaan properti yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui pengaruh nilai tukar uang, suku bunga, dan inflasi secara
parsial terhadap return saham pada perusahaan properti yang tercatat di Bursa
Efek Indonesia.
3. Untuk mengetahui di antara nilai tukar uang, suku bunga, dan inflasi yang
mempunyai pengaruh dominan terhadap return saham pada perusahaan
properti yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dengan dilakukannya penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Kontribusi Praktis
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sebagai bahan
pertimbangan bagi pihak investor untuk mengambil keputusan terbaik dalam
pemilihan penyimpanan investasinya di sektor bursa saham atau pasar uang
yang lebih menguntungkan sehingga mendapatkan atau menghasilkan return
saham yang diharapkan.
2. Kontribusi Teoretis
Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan wawasan
berpikir untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan memperluas pandangan
terhadap ilmu yang diperoleh, khususnya mengenai pasar modal.
6
3. Kontribusi Kebijakan
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan pertimbangan
dalam menentukan kebijakan-kebijakan perusahaan.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Untuk memfokuskan permasalahan, maka dalam penelitian ini hanya
dibatasi pada pengaruh nilai tukar, tingkat suku bunga, dan inflasi terhadap return
harga saham pada perusahaan properti. Data yang digunakan adalah berupa data
bulanan dari Desember 2009 sampai Desember 2012.
Download