1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam melaksanakan suatu investasi, Fabozzi (2012) mengatakan bahwa
analisis investasi sering menghadapi masalah yaitu tentang penaksiran risiko yang
dihadapi investor. Investor yang rasional akan menginvestasikan dananya dengan
memilih saham yang efisien, yang memberi return maksimal dengan risiko tertentu
atau return tertentu dengan risiko minimal. Teori keuangan menjelaskan bahwa bila
risiko investasi meningkat maka tingkat keuntungan yang disyaratkan investor
semakin besar. Untuk mengurangi kerugian / risiko investasi maka investor dapat
berinvestasi dalam berbagai jenis saham dengan membentuk portofolio.
Investasi dalam saham juga mendatangkan keuntungan berupa capital gain
(loss) adalah pendapatan yang diterima investor dari kelebihan harga jual atau harga
beli sedangkan yield merupakan pendapatan yang diterima investor secara periodik
biasanya dalam bentuk dividen atau bunga. Dividen adalah sebagian keuntungan
perusahaan yang dibagikan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun. Dari
keuntungan-keuntungan tersebut menjadi alasan yang kuat bagi investor untuk
mengembangkan modalnya pada bursa saham.
Investor memilih portofolio yang memberikan kepuasan melalui risiko dan
return. Portofolio dikatakan efisien apabila memiliki tingkat resiko yang sama,
mampu memberikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi atau mampu
menghasilkan tingkat keuntungan yang sama tetapi dengan resiko yang lebih
1
2
rendah. Menurut Tandelilin (2010 : 157) Portofolio optimal adalah portofolio yang
dipilih seorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan
portofolio yang efisien. Untuk menganalisis portofolio, diperlukan sejumlah
prosedur perhitungan melalui sejumlah data sebagian input tentang struktur
portofolio. Model-model analisis portofolio yang dapat digunakan oleh investor
antara lain model Markowitz dan model Indeks Tunggal. Model Makowitz
membatasi pilihan investor hanya pada portofolio yang terdiri dari asset berisiko,
padahal kenyataannya investor bebas memilih portofolio yang juga terdiri dari asset
bebas risiko. Sedangkan model Indeks Tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa
harga dari suatu sekuritas berfluktuasi dengan indeks pasar.
Kita dapat menganalisis dan menghitung salah satunya dengan model Indeks
Tunggal, yang merupakan penyederhanaan analisis portofolio yang berkaitan
dengan jumlah dan jenis input atau data serta prosedur analisis untuk menentukan
portofolio yang optimal, sehingga investor dapat melakukan pertimbangan
investasi saham-saham yang terpilih dengan resiko minimal. Salah satu perbedaan
antara Model Indeks Tunggal dan Model Markowitz adalah terletak pada
perhitungannya jika model Markowitz lebih kompleks dan rumit, model Indeks
Tunggal lebih sederhana serta mempertimbangkan aspek pasar dan aspek keunikan
perusahaan, oleh sebab itu peneliti memilih Model Indeks Tunggal. Dalam
penelitian terdahulu tujuan menggunakan model Indeks Tunggal adalah untuk
mengetahui manakah yang termasuk portofolio saham optimal pada perusahaan
telekomunikasi di BEI, hasilnya saham yang masuk dalam portofolio optimal
3
adalah PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk dan PT. Indosat Tbk dengan
tingkat keuntungan sebesar 0,1578 dan tingkat risiko sebesar 0,1160 (Erric, 2014).
Pengukuran baik tidaknya suatu saham bukan hanya mengandalkan
perhitungan saja, namun harus diperhatikan juga jenis perusahaannya, bergerak
pada bidang apa, serta bagaimana prospek dalam kurun waktu satu dekade ke depan
atau lebih. Melihat letak geografis Indonesia yang berada diatas tanah yang subur
dan diklaim juga memiliki kekayaan alam di sektor lain, salah satu diantaranya
adalah sektor perkebunan akan menjadi idola investor untuk mempercayakan
modalnya digunakan untuk membiayai perusahaan macam ini. Saat ini sektor
perkebunan sedang naik daun, hal tersebut dikarenakan operasional dan dampak
yang ditimbulkan sangat ramah lingkungan.
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang muncul tersebut maka peneliti
tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul “Analisis Pembentukan Portofolio
Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Untuk Pengambilan
Keputusan Investasi Pada Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas yang
menyatakan menganalisis keterkaitan dan pengaruh variabel independen dan
variabel dependen, maka peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :
“Bagaimana membentuk saham portofolio optimal pada Perusahaan Perkebunan di
Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan Model Indeks Tunggal untuk
pengambilan keputusan investasi?”
4
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membentuk portofolio optimal menggunakan
model Indeks Tunggal pada Perusahaan Perkebunan di Bursa Efek Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dan bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal, dimana
investor dapat mengetahui bagaimana investasi yang baik pada saham yang
diperdagangkan di pasar modal dengan penerapan model Indeks Tunggal untuk
membentuk portofolio yang optimal.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Mengingat keterbatasan yang dimiliki penulis, serta untuk menghindari
pembahasan yang terlalu luas dan tidak terarah maka penulis membatasi masalah
analisis pembentukan portofolio optimal dengan model Indeks Tunggal pada
Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di BEI dengan enam Perusahaan Perkebunan
yaitu PT. Salim Ivomas Pratama Tbk, PT. Sampoerna Agro Tbk, PT. Tunas Baru
Lampung Tbk, PT Astra Agro Lestari Tbk, PT Smart Tbk, dan PT PP London
Sumatra Indonesia Tbk tahun 2012-2014.
Download