4 BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Asuhan

advertisement
BAB II
PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah personal hygiene
Personal hygiene atau kebersihan diri adalah upaya seseorang dalam
memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan fisik
dan psikologis (Wartonah, 2010).
Dalam
sangatpenting
kehidupan
dan
sehari-hari
harus
kebersihan
diperhatikan
merupakan
karena
hal
kebersihan
yang
akan
memengaruhikesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat
dipengaruhioleh
nilai
individu
dan
kebiasaan.
Jika
seseorang
sakit,
masalahkebersihan biasanya kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena
kitamenganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika
haltersebut dibiarkan terus dapat memengaruhi kesehatan secara umum.Menurut
Tarwoto (2004) personal hygiene adalah suatu tindakan untukmemelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisikdan psikis.
Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk kenyamananindividu, keamanan,
dan kesehatan. Kebutuhan personal hygiene ini
diperlukan baik pada orang sehat maupu pada orang sakit. Praktikpersonal
hygiene bertujuan untuk peningkatan kesehatan dimana kulitmerupakan garis
tubuh pertama dari pertahanan melawan infeksi Denganimplementasi tindakan
hygiene pasien, atau membantu anggota keluargauntuk melakukan tindakan itu
maka akan menambah tingkat kesembuhanpasien (Potter & Perry, 2006).
1.
Tujuanpersonal hygiene
Tujuan personal hygiene adalah untuk memelihara kebersihan diri,
menciptakan keindahan, serta meningkatkan derajat kesehatan individu sehingga
dapat mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri maupun orang lain
(Wartonah, 2010).
4
Universitas Sumatera Utara
Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygieneMenurut Tarwoto (2004),
sikap seseorang melakukan personalhygiene dipengaruhi oleh sejumlah faktor
antara lain :
a. Citra tubuh
Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentangpenampilan
fisiknya. Personal hygiene yang baik akan mempengaruhiterhadap
peningkatan citra tubuh individu. Gambaran individuterhadap dirinya
sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnyakarena adanya perubahan
fisik sehingga individu tidak peduliterhadap kebersihannya.
b. Praktik sosial
Kebiasaan keluarga, jumlah orang di rumah, dan ketersediaan air panas
atau air mengalir hanya merupakan beberapa faktor yangmempengaruhi
perawatan personal hygiene. Praktik personal hygienepada lansia dapat
berubah dikarenakan situasi kehidupan, misalnyajika mereka tinggal
dipanti
jompo
mereka
tidak
dapat
mempunyai
privasi
dalam
lingkungannya yang baru. Privasi tersebut akan mereka dapatkan dalam
rumah mereka sendiri, karena mereka tidakmempunyai kemampuan fisik
untuk melakukan personal hygiene sendiri.
c. Status sosioekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, shampoo dan alat mandi yang semuanya memerlukanuang
untuk menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan. Kendati demikian,pengetahuan itu
sendiri tidaklah cukup. Seseorang harus termotivasiuntuk memelihara
perawatan diri. Seringkali pembelajaran tentangpenyakit atau kondisi yang
mendorong individu untuk meningkatkanpersonal hygiene. Misalnya pada
pasien penderita Diabetes Melitus selalu menjaga kebersihan kakinya.
e. Budaya
Kepercayaan
kebudayaan
dan
nilai
pribadi
mempengaruhi
personalhygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti
5
Universitas Sumatera Utara
praktikperawatan diri yang berbeda. Disebagian masyarakat jika
individusakit tertentu maka tidak boleh dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Setiap individu mempunyai pilihan kapan untuk mandi, bercukur dan
melakukan perawatan rambut. Ada kebiasaan orang yangmenggunakan
produk tertentu dalam perawatan diri sepertipenggunaan shampo, dan lainlain.
g. Kondisi fisik
Pada keadaan sakit, tentu kemampuan untuk merawat diri berkurangdan
perlu bantuan untuk melakukannya.
2. JenisPersonal hygiene
Personal hygiene merupakan salah satu tindakan keperawatan dasar yang rutin
dilakukan oleh perawat setiap di rumah sakit. (Depkes RI, 1987). Tindakan
tersebut meliputi :
a) Perawatan kulit kepala dan rambut serta seluruh tubuh
b) Perawatan mata
c) Perawatan hidung
d) Perawatan telinga
e) Perawatan gigi dan mulut
f) Perawatan kuku tangan dan kaki
g) Perawatan perineum
h) Perawatan tubuh (mandi)
3. Macam-Macam Personal Hygiene dan Manfaatnya
Pemeliharaan personal hygiene berarti tindakan memelihara kebersihan dan
kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya. Seseorang
dikatakan memiliki personal hygiene baik apabila, orang tersebut dapat menjaga
kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, gigi dan mulut, rambut,
mata, hidung, dan telinga, kaki dan kuku, genitalia, serta kebersihan dan
kerapihan pakaiannya. Menurut Potter dan Perry (2005) macam-macam personal
hygiene dantujuannya adalah:
6
Universitas Sumatera Utara
1. Perawatan kulit
Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi sebagaipelindung dari berbagai
kuman atau trauma, sekresi, eksresi, pengatur temperature,dan sensasi, sehingga
diperlukan perawatan yang adekuat dalam mempertahankan fungsinya. Kulit
memiliki 3 lapisan utama yaitu epidermis, dermis, dan subkutan.Ketika pasien
tidak mampu atau melakukan perawatan kulit pribadi maka perawatmemberikan
bantuan atau mengajarkan keluarga bagaimana melaksanakan personalhigiene.
Seorang pasien yang tidak mampu bergerak bebas karena penyakit akanberesiko
terjadinya kerusakan kulit. Bagian badan yang tergantung dan terpapartekanan
dari dasar permukaan tubuh (misalnya matrasi gips tubuh atau lapisan linenyang
berkerut), akan mengurangi sirkulasi pada bagian tubuh yang terkena
sehinggadapat
merupakan
menyebabkan
media
dekubitus.Pelembab
pertumbuhan
bakteri
pada
permukaan
danmenyebabkan
kulit
iritasi
lokal,
menghaluskan sel epidermis, dan dapat menyebabkanmaserasi kulit. Keringat,
urine, material fekal berair, dan drainase luka dapatmengakumulasikan pada
permukaan kulit dan akan menyebabkan kerusakan kulit daninfeksi. Pasien yang
menggunakan beberapa jenis alat eksternal pada kulit sepertigips, baju pengikat,
pembalut, balutan, dan jaket ortopedik dapat menimbulkantekanan atau friksi
terhadap permukaan kulit sehinggga menyebabkan kerusakan kulit.Tujuan
perawatan kulit adalah pasien akan memiliki kulit yang utuh, bebas bau
badan,pasien dapat mempertahankan rentang gerak, merasa nyaman dan sejahtera,
sertadapat berpartisifasi dan memahami metode perawatan kulit.
2. Mandi
Memandikan
pasien
merupakan
perawatan
higienis
total.
Mandi
dapatdikategorikan sebagai pembersihan atau terapeutik. Mandi ditempat tidur
yanglengkap
diperlukan
bagi
pasien
dengan
ketergantungan
total
dan
memerlukanpersonal higiene total. Keluasan mandi pasien dan metode yang
digunakan untukmandi berdasarkan pada kemampuan fisik pasien dan kebutuhan
tingkat hygieneyang dibutuhkan. Pasien yang bergantung dalam pemenuhan
kebutuhan personalhigiene, terbaring ditempat tidur dan tidak mampu mencapai
semua anggota badandapat memperoleh mandi sebagian di tempat tidur. Tujuan
7
Universitas Sumatera Utara
memandikan pasien ditempat tidur adalah untuk menjaga kebersihan tubuh,
mengurangi infeksi akibat kulitkotor, memperlancar sistem peredaran darah, dan
menambah kenyamanan pasien.Mandi dapat menghilangkan mikroorganisme dari
kulit serta sekresi tubuh,menghilangkan bau tidak enak, memperbaiki sirkulasi
darah ke kulit, dan membuatpasien merasa lebih rileks dan segar. Pasien dapat
dimandikan setiap hari di rumahsakit. Namun, bila kulit pasien kering, mandi
mungkin dibatasi sekali atau dua kaliseminggu sehingga tidak akan menambah
kulit menjadi kering. Perawat atau anggotakeluarga mungkin perlu membantu
pasien berjalan ke kamar mandi atau kembali darikamar mandi. Perawat atau
anggota
keluarga
harus
ada
untuk
membantu
pasienmengguyur
atau
mengeringkan bila perlu atau mengganti pakaian bersih setelahmandi. Kadang
pasien dapat mandi sendiri di tempat tidur atau mereka memerlukanbantuan dari
perawat atau anggota keluarga untuk memandikan bagian punggung ataukakinya.
Kadang pasien tidak dapat mandi sendiri dan perawat atau anggota
keluargamemandikan pasien di tempat tidur.
3. Hygiene mulut
Pasien immobilisasi terlalu lemah untuk melakukan perawatanmulut, sebagai
akibatnya mulut menjadi terlalu kering atau teriritasi dan menimbulkanbau tidak
enak. Masalah ini dapat meningkat akibat penyakit atau medikasi yangdigunakan
pasien.Perawatan mulut harus dilakukan setiap hari dan bergantungterhadap
keadaan mulut pasien. Gigi dan mulut merupakan bagian penting yang
harusdipertahankan kebersihannya sebab melalui organ ini berbagai kuman dapat
masuk.Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi,
gusi, danbibir, menggosok membersihkan gigi dari partikel – partikel makanan,
plak, bakteri,memasase gusi, dan mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan
dari bau dan rasayang tidak nyaman.Beberapa penyakit yang mungkin muncul
akibat perawatan gigi dan mulutyang buruk adalah karies, gingivitis (radang gusi),
dan sariawan. Hygiene mulut yangbaik memberikan rasa sehat dan selanjutnya
menstimulasi nafsu makan. Tujuanperawatan hygiene mulut pasien adalah pasien
akan memiliki mukosa mulut utuhyang terhidrasi baik serta untuk mencegah
penyebaran penyakit yang ditularkanmelalui mulut (misalnya tifus, hepatitis),
mencegah penyakit mulut dan gigi,meningkatkan daya tahan tubuh, mencapai rasa
8
Universitas Sumatera Utara
nyaman, memahami praktik hygienemulut dan mampu melakukan sendiri
perawatan hygiene mulut dengan benar.
4. Perawatan mata, hidung, dan telinga
Perawatan
mata,
hidung,
dan
telinga
perhatian
khusus
diberikan
untukmembersihkan mata, hidung, dan telinga selama pasien mandi. Secara
normal tidakada perawatan khusus yang diperlukan untuk mata karena secara
terus – menerusdibersihkan oleh air mata, kelopak mata dan bulu mata mencegah
masuknya partikelasing kedalam mata. Normalnya, telinga tidak terlalu
memerlukan pembersihan.Namun, pasien dengan serumen yang terlalu banyak
telinganya perlu dibersihlkanbaik mandiri pasien atau dilakukan oeh perawat dan
keluarga. Hygiene telingamempunyai implikasi untuk ketajaman pendengaran.
Bila benda asing berkumpulpada kanal telinga luar, maka akan mengganggu
konduksi suara.Hidung berfungsi sebagai indera penciuman,
memantau
temperature dankelembapan udara yang dihirup, serta mencegah masuknya
partikel asing ke dalamsistem pernapasan. Pasien yang memiliki keterbatasan
mobilisasi memerlukanbantuan perawat atau anggota keluarga untuk melakukan
perawatan mata, hidung, dantelinga. Tujuan perawatan mata, hidung, dan telinga
adalah pasien akan memilikiorgan sensorik yang berfungsi normal, mata, hidung,
dan telinga pasien akan bebasdari infeksi, dan pasien akan mampu melakukan
perawatan mata, hidung, dan telingasehari – hari.
5. Perawatan rambut
Penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkalitergantung dari cara
penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atauketidakmampuan
mencegah seseorang untuk memelihara perawatan rambut seharisehari.Menyikat,
menyisir dan bersampo adalah cara-cara dasar hygienis perawatanrambut,
distribusi pola rambut dapat menjadi indikator status kesehatan umum,perubahan
hormonal, stress emosional maupun fisik, penuaan, infeksi dan penyakittertentu
atau obat obatan dapat mempengaruhi karakteristik rambut. Rambutmerupakan
bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi serta pengatursuhu,
melalui rambut perubahan status kesehatan diri dapat diidentifikasi.Penyakit atau
ketidakmampuan menjadikan pasien tidak dapat memeliharaperawatan rambut
sehari – hari. Pasien immobilisasi rambutnya cenderung terlihatkusut. Menyikat,
9
Universitas Sumatera Utara
menyisir, dan bersampo merupakan dasar hygiene rambut untuksemua pasien.
Pasien juga harus diizinkan bercukur bila kondisi mengizinkan. Pasienyang
mampu melakukan perawatan diri harus dimotivasi untuk memelihara
perawatanrambut sehari – hari. Sedangkan pada pasien yang memiliki
keterbatasan mobilisasimemerlukan bantuan perawat atau keluarga pasien dalam
melakukan hygiene rambut.Tujuan perawatan rambut adalah pasien akan memiliki
rambut dan kulit kepala yangbersih dan sehat, pasien akan mencapai rasa nyaman
dan harga diri, dan pasien dapatberpartisifasi dalam melakukan praktik perawatan
rambut.
6. Perawatan kaki dan kuku
Kaki dan kuku seringkali memerlukan perhatiankhusus untuk mencegah
infeksi, bau, dan cedera pada jaringan. Tetapi seringkaliorang tidak sadar akan
masalah kaki dan kuku sampai terjadi nyeri atauketidaknyamanan. Menjaga
kebersihan kuku penting dalam mempertahankanpersonal hygiene karena
berbagai kuman dapat masuk kedalam tubuh melalui kuku.Oleh sebab itu, kuku
seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih. Perawatandapat digabungkan
selama mandi atau pada waktu yang terpisah. Tujuan perawatankaki dan kuku
adalah pasien akan memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yanglembut, pasien
merasa nyaman dan bersih, pasien akan memahami dan melakukanmetode
perawatan kaki dan kuku dengan benar.
7. Perawatan genitalia
Perawatan genitalia merupakan bagian dari mandilengkap. Pasien yang paling
butuh perawatan genitalia yang teliti adalah pasien yangberesiko terbesar
memperoleh infeksi. Pasien yang mampu melakukan perawatan diridapat
diizinkan untuk melakukannya sendiri. Perawat mungkin menjadi malu
untukmemberikan perawatan genitalia, terutama pada pasien yang berlainan jenis
kelamin.Dapat membantu jika memiliki perawat yang sama jenis kelamin dengan
pasiendalam ruangan pada saat memberikan perawatan genitalia. Tujuan
perawatan genitaliaadalah untuk mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan
kebersihan genitalia,meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan personal
hygiene.
10
Universitas Sumatera Utara
4. Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene
Menurut Tarwoto (2004) dampak yang sering timbul pada masalah
personalhygiene adalah Dampak fisik banyak gangguan kesehatan yang diderita
seseorangkarena tidak terpeliharanya personal higiene dengan baik. Gangguan
fisik yang seringterjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membran
mukosa mulut, infeksipada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.
Dampak psikososial masalahsosial yang berhubungan dengan personal hygiene
pada pasien immobilisasi adalahgangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan
dicintai dan mencintai, kebutuhan hargadiri, aktualisasi diri, dan gangguan
interaksi sosial.
5. Upaya perawat dalam melakukan personal hygiene
Perawat memiliki peran penting didalam upaya menjaga dan memenuhi
kebutuhan personal hygiene pasien. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan cara
melakukan proses keperawatan yaitu (Hidayat, 2006) :
1) Riwayat Keperawatan
Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari, sarana dan
prasarana yang dimiliki, serta faktor-faktor yang mempengaruhi personal
hygieneindividu baik faktor pendukung maupun faktor pencetus.
2) Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, kaji personal hygiene individu, mulai dari
ekstremitas atas sampai bawah:
a) Rambut : Amati kondisi rambut (warna, tekstur, kualitas), apakah
tampak kusam? Apakah ditemukan kerontokan?
b) Kepala : Amati dengan seksama kebersihan kulit kepala.
Perhatikan
adanya
ketombe,
kebotakan,
atau
tanda-tanda
kemerahan.
c) Mata : Amati adanya tanda-tanda ikterus., konjungtiva pucat,
sekret pada kelopak mata, kemerahan dan gatal-gatal pada kelopak
mata.
11
Universitas Sumatera Utara
d) Hidung : Amati kondisi kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis,
perdarahan hidung, tanda-tanda pilek yang tak kunjung sembuh,
tanda-tanda alergi, atau perubahan pada daya penciuman.
e) Mulut : Amati kondisi mulut dan amati kelembabannya. Perhatikan
adanya lesi, tanda-tanda radang gusi atau sariawan, kekeringan
atau pecah-pecah.
f) Gigi : Amati kondisi dan kebersihan gigi. Perhatikan adanya tandatanda karang gigi, karies, gigi pecah-pecah, tidak lengkap atau gigi
palsu.
g) Telinga : Amati kondisi dan kebersihan telinga. Perhatikan adanya
serumen atau kotoran pada telinga, lesi, infeksi, atau perubahan
pada daya pendengaran.
h) Kulit : Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembaban) dan
kebersihannya. Perhatikan adanya perubahan warna kulit, kulit
keriput, lesi, atau pruritus.
i) Kuku tangan&kaki : Amati bentuk dan kebersihan kuku.
Perhatikan adanya kelainan atau luka.
j) Genetalia : Amati kondisi dan kebersihan genetalia berikut area
perineum. Perhatikan pola rambut pubis. Pada laki-laki perhatikan
kondisi skrotum dan testisnya.
k) Personal hygiene secara umum : Amati kondisi dan kebersihan
kulit secara umum. Perhatikan adanya kelainan kulit atau bentuk
tubuh.
1. Pengkajian
Perawat memiliki peran penting didalam upaya menjaga dan memenuhi
kebutuhan personal hygiene pasien. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan cara
melakukan proses keperawatan yaitu (Hidayat, 2006) :
1) Riwayat Keperawatan
Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari, sarana dan prasarana
yang dimiliki, serta faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene
individu baik faktor pendukung maupun faktor pencetus.
12
Universitas Sumatera Utara
2) Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, kaji personal hygiene individu, mulai dari ekstremitas
atas sampai bawah:
a. Keadaan rambut
-
Keadaan rambut yang kusam.
-
Keadaan tekstur.
b. Kepala
-
Alopesia
-
Ketombe
-
Berkutu
-
Adakah eritema
-
Kebersihan
c. Mata
-
Apakah skelera ikterik
-
Apakah konjungtiva pucat
-
Kebersiahn mata
-
Apakah gatal/mata merah
d. Hidung
-
Adakah pilek
-
Adakah alergi
-
Adakah pendarahan
-
Adakah perubahan penciuman
-
Kebersihan hidung
-
Bagaimana membrane mukosa
-
Adakah septum deviasi
e. Mulut
-
Keadaan mukosa mulut
-
Kelembabannya
-
Adakah lesi
-
Kebersihan
f. Gigi
-
Adakah karang gigi
13
Universitas Sumatera Utara
-
Adakah karies
-
Kelengkapan gigi
-
Pertumbuhan
-
Kebersihan
g. Telinga
-
Adakah kotoran
-
Adakah lesi
-
Bagaimana bentuk telinga
-
Adakah infeksi
h. Kulit
-
Kebersihan
-
Adakah lesi
-
Keadaan turgor
-
Warna kulit
-
Suhu
-
Teksturnya
-
Pertumbuhan bulu
i. Kuku tangan dan kaki
-
Bentuknya bagaimana
-
Warnanya
-
Adakah lesi
-
Pertumbuhannya
j. Genetalia
-
Kebersihan
-
Pertumbuhan rambut pubis
-
Keadaan kulit
-
Keadaan lubang uretra
-
Keadaan skrotum, testis pada pria
k. Tubuh secara umum
-
Kebersihan
-
Normal
-
Keadaan postur
14
Universitas Sumatera Utara
2.
Analisa data
Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis yang
teroganisir yang meliputi tiga aktivitas dasar:
•
Mengumpulkan data secara sistematis.
•
Menyortir dan mengatur data yang dikumpulkan.
•
Mendokumentasikan data dalam format yang dapat dibuka kembali.
Data dasar pasien adalah kombinasi data yang dikumpulkan dari wawancara
untuk pengambilan riwayat pasien (metode mendapatkan informasi subjektif
dengan berbicara dengan pasien dan atau orang terdekat dan mendengarkan
respon mereka); pemeriksaan fisik (mendapatkan informasi objektif dengan
menggunakan tangan); dan data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan
laboratorium/diagnostic. (Doenges. dkk, 2000)
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang
dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan
keperawatan dan kesehatan lainnya. Pengumpulan informasi merupakan tahap
awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul, didapatkan data
dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi klien. Selanjutnya data dasar itu
digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan
keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien.
Pengumpula data dimulai sejak pasien masuk rumah sakit (initial assessment),
selama klien dirawat secara terus menerus (on going assessment), serta
pengakajian ulang untuk menambah/melangkapi data re-assessment (Sigit, 2010).
A. Tujuan pengumpulan data
a) Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien.
b) Untuk menetukan masalah keperawatan dan kesehatan klien.
c) Untuk menilai keadaan kesehatan klien.
d) Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menetukan langkah-langkah
berikutnya.
15
Universitas Sumatera Utara
B. Tipe data:
1. Data Subjektif
Data yang didapatkan dari klien sebagai suatu situasi dan kejadian.
Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi,
perasaan, ide klien terhadap status kesehatannya, misalnya tentang nyeri, perasaan
lemah, ketakutan, kecemasan, frustasi, mual, perasaan malu (Sigit, 2010).
2. Data objektif
Adalah data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh
menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, sentuh/raba) selama pemeriksaan
fisik. Misalnya frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah, berat badan, tingakt
kesadaran (Sigit, 2010).
C. Karakteristik Data
a) Lengkap
Data yang terkumpul harus lengkap guna membantu mengatasi masalah
klien yang adekuat. Misalnya klien tidak mau makan selama 3 hari. Perawat harus
mengkaji lebih dalam mengenai masalah klien tersebut dengan menanyakan halhal sebagai berikut: apakah tidak mau makan karena tidak ada nafsu makan atau
disengaja?, apakah karena adanya perubahan pola makan atau hal-hal yang
patologis?, bagaimana respon klien mengapa tidak mau makan (Sigit, 2010).
b) Akurat dan Nyata
Untuk menghindari kesalahan, maka perawat harus berpikir akurat dan
nyata untuk membuktikan benar tidaknya apa yang didengar, dilihat, diamati, dan
diukur melalui pemeriksaan, ada tidaknya validasi terhadap semua data yang
mungkin meragukan. Apabila perawat masih kurang jelas atau kurang mengerti
terhadap data yang telah dikumpulkan, maka perawat harus berkonsultasi dengan
perawat yang lebih mengerti. Misalnya, pada observasi: “ klien selalu diam dan
sering menutup mukanya dengan kedua tangannya. Perawat berusaha mengajak
klien untuk selama sehari klien tidak mau makanan yang diberikan”, jika keadaan
klien dari perilaku klien dan bukan data yang actual. Diperlukan penyelidikan
lebih lanjut untuk menetapkan kondisi klien. Dokumentasikan apa adanya sesuai
yang ditemukan pada saat pengkajian (Sigit, 2010).
16
Universitas Sumatera Utara
c) Relevan
Pencatatan data yang komprehensif biasanya menebabkan banyak sekali
data yang harus dikumpulkan, sehingga menyita waktu dalam mengidentifikasi.
Kondisi seperti ini bisa diantisipasi dengan membuat data komprehensif tapi
singkat dan jelas. Dengan mencatat data relevan sesuai dengan masalah klien,
yang merupakan data focus terhadap masalah klien dan sesuai dengan situasi
khusus (Sigit, 2010).
D. Sumber data
a) Sumber data primer: klien adalah sumber utama data (primer) dan perawat
dapat menggali informasi yang sebenarnya mengenai masalah kesehatan
klien.
b) Sumber data sekunder: orang terdekat, informasi dapat diperoleh melalui
orang tua, suami atau istri, anak, teman klien, jika klien mengalami
gangguan keterbatasan dalam berkomunikasi atau kesadaran yang
menurun, misalnya klien bayi atau anak-anak, atau dalam kondisi tidak
sadar.
c) Sumber data lainnya
d) Catatan medis dan anggota tim kesehatan lainnya: catatan kesehatan
terdahulu dapat digunakan sebagai sumber informasi yang dapat
mendukung rencana tindakan perawatan.
e) Riwayat
penyakit:
pemeriksaan
fisik
dan
catatan
perkembangan
merupakan riwayat penyakit yang diperoleh dari terapis. Informasi yang
diperoleh adalah hal-hal yang difokuskan pada identifikasi patologis dan
untuk menentukan rencana tindakan medis.
f) Konsultasi: kadang terapis memerlukan konsultasi dengan anggota tim
kesehatan spesialis, khususnya dalam menentukan diagnose medis atau
dalam merancanakan dan melakukan tindakan medis. Informasi tersebut
dapat diambil guna membantu menegakkan diagnose.
g) Hasil pemeriksaan diagnostic: seperti hasil pemeriksaan laboratorium dan
tes diagnostic, dapat digunakan perawat sebagai data objektif yang dapat
disesuaikan dengan masalah kesehatan klien. Hasil pemeriksaan diagnostic
17
Universitas Sumatera Utara
dapat digunakan membantu mengevaluasi keberhasilan dari tindakan
keperawatan.
h) Perawat lain: jika klien adalah rujukan dari pelayanan kesehatan lainnya,
maka perawat harus meminta informasi kepada perawat yang telah
merawat
klien sebelumnya. Hal ini untuk kelanjutan tindakan
keperawatan yang telah diberikan.
i) Kepustakaan: untuk mendapatkan data dasar klien yang komprehensif,
perawat dapat membaca literature yang berhubungan dengan maslah klien.
Memperoleh literature sangat membantu perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan yang benar dan tepat (Sigit, 2010).
E. Metode pengumpulan data
a) Wawancara.
b) Observasi
c) Pemeriksaan fisik
d) Studi dokumentasi
3. Rumusan Masalah
1. Defisit perawatan diri
Defenisi: kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perwatan
kebersihan untuk dirinya.
Kemungkianan berhubngan dengan:
a. Kelelahan fisik.
b. Penurunan kesadaran.
Kemungkian data yang ditemukan:
a. Badan kotor dan berbau.
b. Rambut kotor.
c. Kuku panjang dan kotor.
d. Bau mulut dan kotor.
Kondisi klinis kemungkian terjadi pada:
a. Stroke.
b. Fraktur.
18
Universitas Sumatera Utara
c. Koma.
Tujuan yang diharapkan:
a. Kebersihan diri sesuai pola.
b. Keadaan badan, mulut, rambut, dan kuku bersih.
c. Pasien rasa nyaman.
Intervensi
-
Rasional
Kaji kembali pola kebersihan diri
Data dasar dalam melakukan
intervensi.
-
Bantu klien dalam kebersihan Mempertahankan
badan, mulut, rambut, dan kuku.
-
rasa
nyaman
Lakukan pendidikan kesehatan:
o Pentingnya
Meningkatkan
pengetahuan
o kebersiahandiri.
dan
klien
o Pola kebersihan diri.
kooperatif.
membuat
lebih
o Cara kebersihan.
2. Gangguan integritas kulit
Defenisi: risiko kerusakan kulit adalah keadaan kulit individual berisiko
berubah secara merugikan (Kim, 1995 dalam buku Potter & Perry, 2005).
Kemungkian yang berhubungan dengan:
a. Bagian tubuh yang lam tertekan.
b. Imobilisasi
c. Terpapar zat kimia
Kemungkinan data yang ditemukan:
a. Kerusakan jaringan kulit.
b. Gangrene.
c. Decubitus.
d. Kelemahan fisik.
19
Universitas Sumatera Utara
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada:
a. Stroke
b. Fraktur femur
c. Koma
d. Trauma medulla spinalis
Tujuan:
a. Klien akan memiliki kulit utuh selama hospitalisasi.
b. Klien akan bebas bau badan selama hospitalisai.
Hasil yang diharapkan:
a. Kulit tanpa kemerahan.
b. Kulit akan hangat, lembut, halus, dan, terhidrasi baik.
c. Bau berkurang atau hilang
Intervensi
Rasional
- Mandikan klien setiap hari
Pembersihan mengangkat minyak
yang berlebihan, keringat, sel kulit
mati,
dan
kotoran
meningkatkan
yang
perkembangan
bakteri.
-
Ubah
posisi
secara
teratur
(minimal setiap 2 jam)
Tekanan
yang
digunakan
lebih
lama, lebih besar berisiko terjadi
kerusakan kulit.tekanan mengurangi
sirkualasi,
yang
menghilangkan
oksigen dan nutrisi pada jaringan.
-
Gunakan
lotion
pada
kulit (Pires, Mueller, 1991)
setelah mandi
Emolien menghaluskan kulit dan
mencegah kehilangan kelembaban.
Kelembaban
yang
berlebihan
menyebabkan maserasi kulit, yang
-
Keringkan kulit dengan teliti meningkatkan
perkembangan
setelah setiap kali pembersihan. bakteri
Sekresi keringat yang berlebiahn
20
Universitas Sumatera Utara
dari kelenjar apokrin di daerah
-
Berikan
perawatan
perineal aksila dan pubis menyebabkan bau
setelah setiap kali buang air yang
kecil dan buang air besar
tidak
sedap.
Mandi
menimalkan bau.
Sekresi yang terakumulasi pada
permukaan kulit sekitar genetalia
berperan
sebagai
tempat
penyimpanan infeksi
3. Gangguan perfusi jaringan serebral
Defenisi: kondisi dimana tidak adekuatnya pasokan oksigen akibat
menurunya nutrisi dan oksigen pada tingkat seluler.
Kemungkinan berhubungan dengan:
a. Vasokonstriksi
b. Hypovolemia
c. Thrombosis vena
d. Menurunnya aliran darah
e. Edema
f. Pendarahan
g. immobilisasi
Kemungkinan data yang ditemukan:
a. Edema
b. Pulsasi perifer kecil
c. Capillary refilllambat
d. Perubahan warna kuliy/pucat
e. Menurunnya sensasi
f. Penyembuhan luka lama
g. cyanosis
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada:
a. CHF
b. Infark miokardial
21
Universitas Sumatera Utara
c. Peradangan pada jantung
d. Hipertensi
e. Syok
f. COPD
Tujuan yang diharapkan:
a. Menurunnya insufisiensi jantung
b. Suara pernafasan dalam keadaan normal
Intervensi
-
Monitor
denyut
Rasional
jantung Mengetahui kelainan jantung
dan irama
-
Monitor tanda vital, bunyi Data dasar untuk mengetahui
jantung,
CVP,
edema, perkembangan pasien
tingkat kesadaran
-
Kolaborasi dengan dokter Mengetahui
keadaan
umum
dalam pemeriksaan AGD, pasien
elektrolit, darah lengkap
-
Jelaskan semua prosedur
yang akan dilakukan
-
Berikan
oksigen
Mengurangi kecemasan dan lebih
sesuai kooperatif
kebutuhan
-
Meningkatkan perfusi
Ukur intake dan outtake
cairan
-
Lakukan
Mengetahui
perawtan
dan
kulit kekurangan
seperti pemberian lotion
-
kelebihan
Menghindari gangguan integritas
Hindari terjadinya palsava kulit
manuver seperti mengedan, Mempertahankan
menahan napas, dan batuk
pasokan
oksigen
22
Universitas Sumatera Utara
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN USU
FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
I.
BIODATA
IDENTITAS PASIEN
II.
Nama
: An. K
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 7 tahun 11 bulan
Status Perkawinan
: Belum Menikah
Agama
: Kristen
Pendidikan
: Sekolah Dasar (SD)
Pekerjaan
: Belum Bekerja
Alamat
: Desa karo, Medan, Sumatera Utara
Tanggal Masuk RS
: 27 Mei 2014
No. Register
: 00.92.77.27
Ruangan/Kamar
: Ruang III, Melati I
Golongan Darah
:-
Tanggal Pengkajian
: 2 Juni 2014
Tanggal Operasi
:-
Diagnosa Medis
: Infeksi Selaput Otak (Meningitis)
KELUHAN UTAMA
:
Ibu pasien mengatakan ada pembengkakan pada pipi dan gusi kanan
An. K dan pada tubuh An. K terdapat beberapa luka/lecet pada daerah
tubuh yang tertekan.
23
Universitas Sumatera Utara
III.
RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
A. Provocative/Palliative
1. Apa penyebabnya
Akibat gigi An. K kotor dan berlubang serta pada keadaan kulit
tampak kering kotor dan pergerakan yang kurang.
Hal-hal yang memperbaiki keadaan
Melakukan perawatan kebutuhan personal hygiene dan
mobilisasi pada An. K
B. Quantity/Quality
1. Bagaiman dirasakan
Ibu pasien mengatakan An. K sering mengeluh kesakitan pada
gigi yang membengkak
2. Bagaimana dilihat
Pasien An. K tampak terbaring lemas ditempat tidur, dengan
keadaan kurangnya deficit perawatan diri, pipi
membengkakserta terdapat beberapa luka decubitus pada
beberapa bagian tubuh.
C. Region
1. Dimana lokasinya
Luka An. K terdapat pada bagian kepala, punggung, dan kaki
serta personal hygiene diseluruh badan An. K
2. Apakah menyebar
Tidak
D. Severity
Penyakit yang diderita An. K yaitu Meningitis yang dapat
menyebabkan kelemahan menyeluruh ataupun kelumpuhan yang
mengakibatkan An. K tidak dapat melakukan kegitan secara total.
E. Time
Ibu pasien mengatakan pembengkakan pada pipi dan luka yang ada
pada tubuh An. K timbul selama dirawat dirumah sakit.
24
Universitas Sumatera Utara
IV.
RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
A. Penyakit yang pernah dialami
Ibu klien mengatakan An. Kpernah mengalami penyakit epilepsi
B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan
Ibu pasien mengatakan An. K dibawa berobat alternatif
C. Pernah dirawat/dioperasi
Ibu klien mengatakan An. K tidak pernah dirawat dirumah sakit
ataupun dioperasi.
D. Lama dirawat
E. Alergi
Ibu klien mengatakan An. K tidak memiliki alergi baik makanan,
minuman ataupunobat-obatan.
F. Imunisasi
Ibu pasien mengatakan An. K tidak melakukan imunisasi lengkap
V.
RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
A. Orang tua
Ibu pasien mengatakan orang tua dari An. K tidak ada yang
mengalami sakit.
B. Saudara kandung
Ibu pasien mengatakan saudara An. K tidak ada yang mengalami
riwayat sakit.
C. Penyakit keturunan yang ada
Ibu pasien mengatakan keluarga tidak ada yang terkena penyakit
keturunan
D. Anggota keluarga yang meninggal
Ibu klien mengatakan keluarganya tidak ada yang meninggal
E. Penyebab meninggal
-
25
Universitas Sumatera Utara
VI.
RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL
A. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Ibu klien mengatakan An. K yakin bahwa penyakit yang
dideritanya bisa sembuh
B. Konsep diri
-
Gambaran diri
Ibu pasien mengatakan An. K adalah anak terakhir dari tiga
bersaudara.
-
Ideal diri
Ibu pasien mengatakan An. K ingin menjadi anak yang menjadi
kebanggaan orang tuanya
-
Harga diri
Ibu pasien mengatakan An. K tampak sedih akibat An. K tidak
bisa bermain seperti teman-temannya.
-
Peran diri
Ibu pasien mengatakan An. K pernah mengatakan pada ibunya
bahwa sakit yang dialaminya membebani orang tuanya.
-
Identitas
Ibu pasien mengatakan An. K adalah anak terakhir dari tiga
bersaudara
C. Keadaan emosi
Ibu pasien mengatakan An. K masih labil dalam mengontrol
emosinya.
D. Hubungan social
-
Orang yang berarti
: Ibu An. K mengatakan
orang yang berarti bagi anaknya adalah keluarganya.
-
Hubungan dengan keluarga
: Ibu An. K mengatakan
hubungan An. K dengan keluarga sangat baik.
-
Hubungan dengan orang lain
: Ibu An. K mengatakan
hubungan An. K dengan orang lain/teman baik.
26
Universitas Sumatera Utara
-
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Ibu An. K
mengatakan An. K tidak memiliki hambatan dalam
berhubungan dengan orang lain/teman.
VII.
PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum
Pasien mengalami kesadaran menurun dengan GCS 9; E4 M2 V3
dan keadaan hygiene pada pasien kurang.
B. Tanda-tanda vital
-
Suhu tubuh
: 37, 2º C
-
Tekanan darah
:-
-
Nadi
: 120 x/menit
-
Pernapasan
: 32 x/menit
-
Tinggi badan
: 123 cm
-
Berat badan
: 21 kg
C. Pemeriksaan Head to toe
Kepala
-
Bentuk
: Mesochepal
-
Ubun-ubun
: Fontanel An. K tidak cekung
-
Kulit kepala
: Kulit kepala An. K tampak kotor.
Rambut
-
Penyebaran dan keadaan rambut : Penyebaran pada rambut
merata dan menyeluruh, keadaan rambut kusam dan kotor
-
Bau
: Berbau khas
-
Warna kulit
: Sawo matang
Wajah
-
Warna kulit
: Sawo matang
-
Struktur wajah
: Simetris, tidak ada kelainan
pada wajah
Mata
-
Kelengkapan dan kesimetrisan
: Lengkap, simetris kiri kanan
-
Palpebra
: Tidak ada oedema
27
Universitas Sumatera Utara
-
Konjungtiva dan sclera
: Konjungtiva tidak anemis,
dan sclera tidak ikterus
-
Pupil
: Ishokor, reflek terhadap
cahaya
-
Cornea dan iris
: Tidak ada kelainan
Hidung
-
Tulang hidung dan posisi septum nasi
: Normal dan simetris
-
Lubang hidung
: Normal dan simetris
kiri kanan
-
Cuping hidung
: Tidak terdapat
pernafasan cuping hidung
Telinga
-
Bentuk telinga
: Simetris kiri kanan, tidak ada
kelainan
-
Ukuran telinga
: Ukuran telinga normal
-
Lubang telinga
: Tidak terdapat serum pada lubang
telinga
-
Ketajaman pendengaran : Ketajaman pendengaran kurang
Mulut dan faring
-
Keadaan bibir
: Mukosa kering dan pucat
-
Keadaan gusi dan gigi
: Gigi tampak kotor dan berlubang
dan gusi berwarna kemerahan
-
Keadaan lidah
: Tekstur lidah terlihat putih kotor
-
Orofaring
: Tidak ada kelainan
Leher
-
Posisi trachea
: Normal dan simetris
-
Thyroid
: Tidak terdapat pembesaran kelenjar
tyroid
-
Suara
: Kurang jelas
-
Kelenjar limfe
: Tidak ada pembesaran
-
Vena jugularis
: Vena jugularis teraba kuat
-
Denyut nadi karotis
: Teraba kuat
28
Universitas Sumatera Utara
Pemeriksaan integument
-
Kebersihan
: Permukaan kulit tampak kotor
-
Warna
: Warna kulit sawo matang
-
Turgor
: Turgor pada kulit cepat kembali
-
Kelembaban
: Kulit pasien tampak kering
-
Kelainan pada kulit
: Terdapat decubitus pada daerah
yang tertekan, seperti: dipunggung, kaki, dan bagian dibagian
kepala
Pemeriksaan thoraks/dada
-
Inspeksi thoraks
-
Pernafasan
: Normal
Frekuensi : 22x/menit
-
Irama: Teratur
Tanda kesulitan bernafas: Tidak ada tanda kesulitan saat
bernafas
Pemeriksaan paru
-
Palpasi getaran suara
: Vocal premitus
-
Perkusi
: Sonor
-
Auskultasi
-
Suara nafas
-
Suara tambahan
: Vesikuler
: Tidak ada suara tambahan
Pemeriksaan jantung
-
Inspeksi
: Ictus cordis tidak tampak
-
Palpasi
: Tidak ada kelainan
-
Perkusi
: suara pekak
-
Auskultasi
: Bunyi jantung lup dup dan
frekuensi 92x/ menit
Pemeriksaan abdomen
-
Inspeksi (bentuk, benjolan)
: Simetris, tidak terdapat
massa
-
Auskultasi
: Terdapat peristaltik usus
-
Palpasi
: Tidak ada kelainan
-
Perkusi
: Tympani
29
Universitas Sumatera Utara
Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
-
-
Genetalia
rambut pubis
: Tidak ada
lubang uretra
: Normal, tidak ada kelainan
Anus dan perineum
lubang anus
: Normal
kelainan pada anus
: Tidak ada kelainan
perineum
: Tidak ada kelainan
Pemeriksaan muskuloskletal/ekstremitas
-
Kesimetrisan
: Otot simetris kanan kiri
-
Kekutan otot
:2
-
Edema
: Tidak terdapat edema
Pemeriksaan neurologi (Nervus cranialis)
-
Nervus Olfaktorius/N I: Kurang mampu mengidentifikasi bau
dengan baik
-
Nervus Optikus/N II: Penglihatan pasien tidak baik
-
Nervus Okulomotorius/N III, Trochlearis/N IV, Abdusen/ N
VI: Reaksi pupil kecil saat dilakukan pencahayaan
-
Nervus Trigeminus/ N V: Mampu membedakan panas/dingin,
tajam/tumpul, dan getaran
-
Nervus Fasialis/ N VII: Pasien tidak mampu menahan tekanan
pada pipi saat melakukan penekanan
-
Nervus Vestibulocochleris/ N VIII: Pasien tidak mampu
berdiri,pasien bedrest total.
-
Nervus Glossopharingeus/N IX, Vagus/N X: Pasien tidak
mampu memngunyah, menelan, dan membuka mulut dengan
baik
-
Nervus Asesoris/N XI: Pasien tidak mampu menggerakkan
bahunya.
-
Nervus Hipoglossus/N XII: Pasien tidak mampu
menjulurkan/menggerakkan lidahnya.
30
Universitas Sumatera Utara
Fungsi motorik
-
Identifikasi sentuhan
:Pasien dapat mengidentifikasi
sentuhan saat dilakukan pengakajian
-
Tes tajam tumpul
: Pasien dapat membedakan benda
tajam dan tumpul saat melakukan pengkajian
-
Panas dingin
: Pasien dapat membedakan panas
dan dingin saat melakukan pengkajian
-
Getaran
: Pasien dapat mengidentifikasi
getaran saat melakukan pengkajian
VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
I.
Pola makan dan minum
-
Frekuensi makan/hari
: 3x sehari
-
Nafsu/selera makan
: ibu pasien mengatakan
selama hospitalisasi nafsu makan An. K berkurang
-
Nyeri ulu hati
: Ibu pasien mengatakan An.
K tidak pernah mengeluh sakit atau nyeri di ulu hatinya
-
Alergi
: Ibu pasien mengatakan tidak
ada alergi pada makanan dan minuman
-
Mual dan muntah
: Tidak ada
-
Waktu pemberian makan
: Pagi (jam 8.30) siang
(13.00) malam (18.00)
-
Jumlah dan jenis makanan
: 1 porsi (bubur)
-
Waktu pemberian cairan/minum: Sesuai dengan kebutuhan
pasien
II.
Masalah makan dan minum: tidak ada
Perawatan diri/personal hygiene
-
Kebersihan tubuh: tubuh pasien tampak kotor
-
Kebersihan gigi dan mulut: gigi tampak kotor, berlubang dan
mulut tampak kering
-
Kebersihan kuku (kaki dan tangan): kuku pasien terlihat
panjang dan kotor
31
Universitas Sumatera Utara
III.
Pola kegiatan/Aktivitas
Kegiatan
Mandiri
Sebahagian
Total
Mandi

Makan

BAB

BAK

Gantian

pakaian
IV.
Pola eleminasi
1) BAB
•
Pola BAB
: 1 x/hari
•
Karakter feses
: feses lunak, kuning, berbau
khas
•
Riwayat pendarahan : tidak ada
•
BAB terakhir
: tidak ada
•
Diare
: tidak ada
•
Penggunaan laksatif : tidak ada
2) BAK
•
Pola BAK
: 4-6 kali
•
Karakter urine
: jernih, berbau khas
•
Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK: tidak ada
•
Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih: tidak ada
riwayat penyakit
•
Upaya mengatasi masalah: tidak ada
32
Universitas Sumatera Utara
ANALISA DATA
NO
DATA
PENYEBAB
MASALAH
KEPERAWATAN
1
Ds: -
Defisit perawatan diri
Defisit Perawatan Diri
Do:
- Pasien tampak kurang
hygiene, seperti: kuku
Noc: Healthy promoting
pasien panjang dan kotor,
Behavior
rambut kusam dan
NicMotivation
berbau, kulit tampak
kering dan terdapat luka
decubitus, gigi kotor dan
terdapat lubang pada gigi,
bibir tampak kering.
- Pasien tidak dapat
melakukan aktifitas
secara total
- KU: berat
- GCS: 9
2
Keletihan fisik
Ds: -
Kerusakan Integritas
Kulit
Do:
- klien tampak lemas
- terdapat luka decubitus
Immobilisasi fisik
pada bagian tubuh:
kepala, punggung, dan
kaki.
tekanan pada bagian
- T: 37, 2º C
tubuh
- HR: 120/ menit
- RR: 32/ menit
luka decubitus
33
Universitas Sumatera Utara
3
CO2
Ds:
-
Gangguan perfusi
Nyeri kepala, pusing,
jaringan serebral
kehilangan memori,
bingung, kelelahan,
Hipoksia serebri
kehilangan visual
Do:
- Bingung/disorientasi,
permiabilitas vaskuler
penurunan kesadaran,
perubahan status
mental, perubahan
transudasi cairan
motoric, kejang
- GCS: 9 E: 4 M: 2 V: 3
edema serebri
volume tengkorak
Tekanan intracranial
Vasopasme pembuluh
darah serebri
Sirkulasi terhenti
Gangguan perfusi
jaringan
34
Universitas Sumatera Utara
RUMUSAN MASALAH
MASALAH KEPERAWATAN
1. Defisit Perawatan Diri
2. Kerusakan Integritas Kulit
3. Gangguan perfusi jaringan serebral
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit perawatan diri ketidakmampuan untuk membersihkan tubuh
berhubungan dengan kerusakan neuromuskular ditandai dengan kuku An.
K panjang dan kotor, rambut kusam berbau, kulit kering dan terdapat luka,
gigi berlubang, serta mulut kering dan pucat
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring lama dan
imobilisasi ditandai dengan luka decubitus pada daerah bagian tubuh
kepala, punggung, dan kaki
3. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan oedem pada otak
ditandai dengan penurunan kesadaran, perubahan motoric, dan kejang
35
Universitas Sumatera Utara
PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL
Hari/tanggal
Perencanaan Keperawatan
Selasa, 03
Tujuan Dan Kriteria Hasil:
Juni 2014
NOC : Self Care Assistance (mandi, berpakaian, makan, toileting.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam Klien
dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri
KH:
Klien terbebas dari bau, dapat makan sendiri, dan berpakaian
sendiri
No. Dx
I
Rencana tindakan
Rasional
NIC : Self Care
 Observasi
 Dengan menggunakan
kemampuan klien
intervensi langsung dapat
untuk mandi,
menentukan intervensi
berpakaian dan
yang tepat untuk klien
makan.
 Lakukan
 Pemeliharaan dan promosi
pemeliharaan
hygiene oral dan kesehtan
kesehatan mulut
gigi.
 Bantu perawatan
diri, mandi/hygiene
 Membantu pasien untuk
memenuhi hygiene pribadi
 Dorong klien untuk
tetap makan sedikit
tapi sering
 Untuk meningkatkan
nafsu makan
36
Universitas Sumatera Utara
Rabu, 04
Tujuan dan kriteria hasil:
Juni 2014
NOC: mempertahankan integritas kulit
Setelah dilakukan perawatan 2 x 24 jam integritas kulit tetap
adekuat dengan indikator :
Tidak terjadi kerusakan kulit ditandai dengan tidak adanya
kemerahan, luka dekubitus
II
NIC: Berikan manajemen
tekanan
 Lakukan
 meningkatkan
penggantian alat
kenyamanan dan
tenun setiap hari
mengurangi resiko gatal-
dan tempatkan
gatal.
kasur yang sesuai
 Pantau kulit
 menandakan gejala awal
adanya area
pada lanjutan kerusakan
kemerahan/pecah-
integritas kulit
pecah.
 Pantau area yang
tertekan
 area yang tertekan
biasanya sirkulasi
kurangnya optimal
sehingga menjadi pencetus
lecet.
 Berikan masage
 Memperlancar sirkulasi.
pada punggung
/daerah yang
tertekan serta
berikan pelembab
pad area yang
pecah-pecah
 Pantau status
nutrisi
 Status nutrisi baik dapat
membantu mencegah
kerusakan integritas kulit.
37
Universitas Sumatera Utara
Kamis, 05
NOC :Circulation status
Juni 2014
Neurologic status
Tissue prefusion: cerebral
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam perfusi
jaringan adekuat dengan indikator :
Kriteria Hasil:
-
Perfusi jaringan yang adekuat didasarkan pada tekanan nadi
perifer, kehangatan kulit, urine output yang adekuat dan
tidak ada gangguan pada respirasi
III
NIC: Perawatan sirkulasi
Peningkatan perfusi
jaringan otak:
 Pantau status
neurologic
 Mengetahui
kecenderungan tingkat
kesadaran dan potensial
peningkatan TIK dan
mengetahui lokasi.Luas
dan kemajuan
kerusakan SSP
 Pantau status
respitasi
 Ketidakteraturan
pernafasan dapat
memberikan gambaran
lokasi
kerusakan/peningkatan
TIK
 Pantau bunyi jantung  Bradikardi dapat terjadi
sebagai akibat adanya
kerusakan otak
 Letakkan kepala
 Menurunkan tekanan
dengan posisi agak
arteri dengan
ditinggikan dan
meningkatkan drainase
dalam posisi netral
& meningkatkan
38
Universitas Sumatera Utara
sirkulasi
 Kolaborasi obat yang  Pencegahan/pengobatan
dibutuhkan
 Berikan oksigen
penurunan TIK
 Menurunkan hipoksia
sesuai indikasi
39
Universitas Sumatera Utara
PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Hari/tanggal
No. Dx
Implementasi
Evaluasi (SOAP)
Keperawatan
Selasa, 03 Juni
I
- mengobservasi
S: -
kemampuan klien
2014
untuk mandi,
O:
- Pasien bersih dan
berpakaian dan
tidak berbau lagi,
makan.
kuku pada kaki
- melakukan
dan tangan pendek
pemeliharaan
dan bersih, gigi
kesehatan mulut
klien tampak
- membantu perawatan
bersih, rambut dan
diri, mandi/hygiene
kepala tampak
- mendorong klien
bersih dan tidak
untuk tetap makan
sedikit tapi sering
berbau lagi.
- Kulit pasien
tampak bersih,
hangat, dan
lembab
A: masalah sebagian
teratasi
P: intervensi
dilanjutkan
Rabu, 04 Juni
II
-
2014
-
Melakukan
S: -
penggantian alat
O:
tenun setiap hari dan
- Luka
decubitus
menempatkan kasur
pada bagian tubuh
yang sesuai
pasien
Memantau kulit
mulai sembuh
adanya area
- pasien
tampak
tampak
40
Universitas Sumatera Utara
kemerahan/pecah-
-
-
lemas
pecah.
- T: 37, 2º C
Memantau area yang
- HR: 120/ menit
tertekan
- RR: 32/ menit
Memberikan masage
A: masalah teratasi
pada
sebagian
punggung/daerah
P:intervensi
yang tertekan serta
dilanjutkan
berikan pelembab
pad area yang pecahpecah
-
Memantau status
nutrisi
Kamis, 05 Juni
III
-
Memantau status
neurologic
2014
-
Memantau status
respitasi
S: O:
-
terbaring lemah
-
-
-
-
-
Klien tampak
pasien tidak
Memantau bunyi
jantung
mampu
Meletakkan kepala
dengan posisi agak
ditinggikan dan
dalam posisi netral
aktifitas total.
melakukan
-
K/U: berat
-
GCS: 9 E: 4 M: 2
V: 3
Kolaborasi obat yang
dibutuhkan
A: masalah belum
teratasi
Memberikan oksigen
P: intervensi
sesuai indikasi
dilanjutkan
41
Universitas Sumatera Utara
Download