\ MERENUNGKAN KEMBALI MEKANISME TRANSMISI MONETER DI INDONESIA Boediono *) Pengalaman kita akhir-akhir ini menunjukkan bahwa sekaranghampir tidak mungkin _ bagi otoritas moneter unfuk mengendalikansecaracukup pasti perkembanganagregat-agregat moneter.Kita makin menyadaribetapamakin sulitnya mengarahkanperkembanganagtegutagregat ini sesuaidengan apa yang kita inginkary terutama dalam jangka waktu pendek. Paradigma lama yang secaraimplisit masih kita pakai mengatakanbahwa Bank lrdonesia dapatlangsungmengendalikanuangprimer (IvI0),danselanjutnya,dengan anggapanbahwa moneymultiplier cukup stabil, dapat mengendalikan M1 dan VfZ. feUitr la4utlagi, dengan anggaPanbahwa incomeaelocity relatif stabil, melalui pengendalianMI dan M2 gank lr,donesia dapat mempengaruhi PDB nominal atau permintaan agregat. Mekanisme tersebutjelas sudah tidak sesuaidengan kenyataan. Sekitar 70% d,ari M0 adalah t-u.g kartal dan kebutuhan masyarakatakan alat pembayaranini tidak boleh tid{ harus dipenuhi. Sedangkan3}%sisanyapuntidak selalumudah untuk dipengaruhi oleh Bank Indonesia. Oleh karena itu Bank Indonesia tidak jarang harus menlerima kenyataanbahwalr40 melesetyang kadangkalajauh dari target yang diiencanakan. Sering kita merasakanbahwa justru pada saatkita i.gr. mengeremlaju pertumbtrhan M0, Operasl Pasar Terbuka yang kita laksanakan tidak selalu efektif. Seakan-akan ada arus kuat di balik perkembangan M0 yang tidak terjangkau oleh instrumen-instrumen OPT kita. M0 yalg sebetulnyamerupakan salahsatu pos dalam neracaBank Indonesia,ternyata tidak seluruhnya dalam kendali Bank Indonesia.Mata rantai lain dalam paradigma lama ini juga lemah. Money multiplier dan incomeuelocitydalam kenyataan jauh diri stabil dan gerakannyasulit diperkirakan. Mengasumsikanbahwa koefisien-koefisienini seakan-akan cukup stabil atau setidak-tidaknya dapat diper-kirakan perkembangannya berarti menciptakankerangkapikir yang lepas dari kenyataanyang ida. Pengalamankita akhir-akhir ini menuntut kita untuk mencari sudut pandang baru mengenaimekanisme transmisi kebijakan moneter di Indonesia.Tetapi terus i"tung s-aTPai sekarang kita belum benar-benarmenemukannya.Sehinggayang kita lakukan dalampraktek pada dasamyaadalahtetapberpegangpada paradigmi lama dengansedikit improvisasi di sana-sinisecaraad-hoc.Upaya untuk mencapai sasaran M0 merupakan fokus sentraldari pelaksanaankebijakanmoneter.Sasarankredit perbankandicobaLntuk dijangkau melalui moralsuasionterhadap bank. Sedangkanagregatmoneter lain seperti ML dan terutama M2 nampaknya masih sulit untuk dijadikai taigetoariables, dan hinya berperan sebagai indicator uariables saja. Untuk sementara ini memang lebih baik 9upu-t dan lebih aman apabila kita berpegang pada prosedur-prosedur yang ida, karena paradigma baru belum kita temukan. Tetapi di waktu *er-rdatar,gkiti dd;k dapat terus menjalankanhal yang sama,karena situasinyaberubahcepat.Tanpa konsepsiying jelas 'i) Boediono: Menteri penrbangunan NegaraPerencanaan Nasional/Ketua BAppENAS. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbanknn, Juli 1 998 dan benar mengenaimekanisme transmisi, kita ibarat mencobamenembaksasarandi balik kabut. Kita harus menyusun batu mozaik, satu demi satu, yang akhirnya memberikan kerangka mekanisme transmisi yang sesuai dengan kenyatain. kegiatan ini seharusnya merupakan tugasutama penelitian di Bank Indonesia. Bagaimanakitamemulainya?Menurutpendapatsayakita dapatmemulainyamelalui _ dua jalur secarasimultan, yaitu: (a) dengan menggali djri [teratur mengenai pemikiranpemikiran muktahir tentang mekanisme transmisi kebijakan monetei, dan (b) mengumPulkan danmenarikpelajaran dari pengalamat't-penguiamanakhir-akhir ini yang mungkin dapat memberi petunjuk mengenai corak dan bentuk mekanisme ini. Mengena'i pengkajian perkembangan pemikiran barangkali perlu dilakukan pendalaman. Liteiatur muktahirmengenai-halinilgmangbelumpemah sayadalami,r,u-.,t'tdari apayangsudah saya baca dapat disimpulkan bahwa akhir-akhir ini semakin banyak oiu"! yang berpendapatbahwa makin besarnyaperan pasar,maka transmisi melaiui "hargj'1""! atau suku bunga menjadi makin penting dibandingkan dengan transmisi melalui kuantitai latg seperti dalam paragdigma lama. Jalur transmisi kebijakan moneter yang baru ini kurang lebih adalah sebagaiberikut: a) Yang pertama kali dipengaruhi secaralangsung dan segeraoleh bank sentral adalah tlk_" bunga jangka pendek seperti tingkat bunga SBI,SBPUdan suku bunga antar bank. oleh karena itu, variabel-variabel ini cocok sebagaioperatingtarget. b) Perubahansuku bunga jangka pendek ini selanjutnya ditransmisikan dengan cepat ke suku bunga jangka menengah dan panjang karena pasar uang sarigat u?iriur, mencernakandan menyebarkaninformasi. Prosesdi sini adalah bahwa langkah moneter bank sentral Yang dicerminkan dalam perubahan suku bunga jangka lendek akan memPengaruhi persepsi atau ekspektasi para pelaku pasar mengenai dua hal yaitu pertama,perkembangansuku bunga di masayang akan datang danieduaperkembangan laju inflasi di masayang akan datang. Misalnya, langkah pengetatanmoneter oleh bink sentral pertama kali akan mempengaruhi suku bunga jangka pendek. Selanjutnya, langkah tersebutakal Tempenganlhi pandanganpelaki p"rui*"r,genai apakah'tinglat :Y\" bunga yang lebih tinggi ini akan berlangsung untuk beberapawakiu atau tilak. Hal ini tergantungpada pandang3l orang mengenaiapakahbank sentralmerekaanggap bersungguh-sungguh unfuk melakukan pengereman moneter atau tidak. ladi beiiut gkspektasipelaku pasar ditentukanoleh persepsimereka mengenaikredibilitaslangkah ]<ebijakanini. Demikian pula ekspektasimengenai perkembu.rgut laju inflasi. epXUiU langkah kebijakan tersebut dianggap kredibel oleh pasar, maka masyarakai akan llempunyai persepsibahwa laju inflasi akan turun di waktu mendatang. Dun ini akan dimasukkan dalam perhitungan perilakunya, sehingga ekspektasiapa yang terbentuk akan menentukan sekali apakah kebijakan tersebut eiektif itau tidai. c) Ekspektasimengenaisuku bunga dan laju inflasi di masadepan akan dirangkum menjadi variabel,yaitu ekspektasipasar mengenai suku bungi riil untuk ja.,gtu menengah :]tu p."g:ng. Suku bunga riil adalah suku bunga nominafsetelah dikuranlgi dengan iaju 1T Ekspektasi suku bunga riil ini merupikan mata rantai yang meighubirngkan :Tf_ti sektor moneterdengansektor riil. Apabila orangberpendapatuihwi suku-bungurll ai masa mendatangakan meningkat misalnya karena iangkah pengetatan moneter Bank Sentral dianggaf kredibel, sehlngga laju inflasi di masa a"pur", diierkirakan akan turun Muenungkan Kemfu li Mefunisme TransmisiMorrcterdi Indandn sehinggadengan-sukubunga nominal yang samasuku bunga riil akan meningkat, maka mereka akan berhati-hati dalam langkah mereka untuk belkonsumsi dan berinvestasi dan justru akan mendorong mereka untuk lebih banyak menabung. Selanjutnya laju permintaan agregat akan melambat, dan selanjutnya akan mJmperlumUat taju pertumbuhan PDB dal pengurangi tekanan inflasi. Keadaan sebaliknya akan terjadi apabila suku bunga riil diperkirakan akan turun. Dalam mekanisme fransmisi ini suku bunga riil merupakan indikator penting yangperlu dimonitor dengan cermat. d) Yang perlu dicatat dalam mekanisme transmisi ini adalah bahwa agregat-agregat moneter seperti kredit, demanddeposit,uang beredar dan sebagainya aitentutai oien rencanapengeluaran masyarakat atau permintaan agregat tersebut.Setelahrencanaini diputuskan oleh pelaku ekonomi, maka kebutuhi.r ukut pembiayaannya dengan sendirinya mengikuti keputusan tersebut. Kebutuhan akan pembiayaan"(dana)"ini selanjutnya akan diterjemahkan dalam permintaan akan kredif dan akan menyangkut perubahan-perubahandalam portfolio bank dan lembaga keuangan lain aan atniirya akan tercermin pada perubahan dalam M0, M1 dan M2. Mekanisme tranmisi baru ini menjungkirbalikkan arah mekanisme lama yang beranggapan bahwa permintaan agregat ditentukan oleh perkembangan agregat moneter. Apakah mekanisme fransmisi baru tersebut sesuaidengan kenyataan di Indonesia? Menurut hemat sayamekanismetersebut secaraumum mend6kati kenyataandi Indonesia dibandingkan dengan konsepsi kita mengenai mekanisme lama. Hanya saja di sana sini lg_angkali perlu disesuaikan dengan pengalaman-pengalamankita sampai saat ini. Mekanisme transmisi kebijakan moneter di Indonesia seiara tentatif barangkali dapat diuraikan denganalur transmisi sebagaiberikut: 1. Instrumen kebijakan moneter Bank Indonesia pertama kali mempengaruhi suku bunga jangka pendek seperti tingkat diskonto, SBI,SBPU, discountzoindora din juga suku bun[a antar bank. 2. Tergantung pada kredibilitas dari langkah kebijakan tersebut akan terbentuk ekspektasi mengenaj tingkat.suku bunga dan laju inflasi di masa yang akan datang 6angka menengah dan panjang). Perhatikan bahwa di sini kita berbicuti *errg"nai eisiektisi, yaitu sesuatuyang ada didalam pikiran pelaku ekonomi dan bukan u.t-gkustatistikatau besaranyang langsung dapat dipengaruhi. Ekspektasimempunyai peranan penting dalam teori moneter baru. Dalam kaitan inilah kita harus mlnaisirkan arti diri dahl bahwa aspekpenting dari pelaksanaankebijakanmoneteradalahpengelolaan"psikologi,, Pasar.Perubahanekspektasidi negaramaju dimonitor melalui ina*ator-indikaior r"p"".ti perubahandalam struktur suku bunga menurut jangka waktu atauyieldcurve aaiyorward rates.Di Indonesiakita belum memilki indikator berupa yield curuedan yang ada hanya suku bunga.- suku bunga jangka pendek saja .Suaiu saat nanti kita ierlu mengembangkan yield cunseyang lengkap untuk merumuskan kebijakan mone tei. Forward ratesuntuk bunga belum ada tetapi rates untuk valuta asing sudah forward .t"kq ada. Informasi ini perlu dikumpulkan dan diinilisa denganbaik. 3. Ekspektasisuku bunga dan ekspektasi laju inflasi menentukan ekspektasisuku bunga riil yang selanjubryamempengaruhi rencanapengeluaranmasyaratat. Satu latur penUig yang menurut hemat saya sangat mempengaruhi rencana pengeluaran masyaiakat d'i Indonesia adalah ekspektasi inflasi itl sendiri. Kita meiurukun tetapi sulit untuk 4 BuletinEbnamiMoneterdanpetbankan,Juli 19g3 mendokumentasikan betapa kuatnya pengaruh ekspektasiinflasi misalnya ekspektasi mengenai kenaikan harga semen, hargalanah, dan harga mobil terhadap pirilaku sebagian masyarakat kita. Dalam mekinisme transmisi b"aru,upaya untuk mengikis ekspektasi-ekspektasi yang sudah mengakardalam masyarakatkitamerupakan bagian integral darikebijakan untukmenurunkinlajuinflasi di Indonesia dalam jangka pa'jilg. 4' Rencanapengeluaranmasyarakathanya akan menjadi kenyataan apabila didukung oleh tersedianya dana atau pembiayaan. Rercana pengeluaran itu akan mencipiakan permintaanakan dana atau pembiayaan.PerminLan tersebut akan menjadi kenyatan apabila adapenata-aran atausuplai danayang memenuhinya.Suplai danaini d.apatberasal dari perbankal dan lembaga-lembagaleuingan lainnya baik dari dalam mauprrn l.rur negeri' Demanddan suplai dari (oanable) ini menentukan suku bunga puru,. Ji fuias dalam negeri l?tg juga sangat dipeng"r,rhi oleh ekspeksfasi suku bunga, suku bunga jangka pendek dan stanceyang ada.Prosesinteraksi antara demand dansuply untuk loanablefunds dengan ekspektasidan poticystanceini perlu dikaji dan dirumuskan secara empiris dengan baik. 5' Dana yang benar-benartersediadari hasil interaksi tersebutmenentukan besamyaunsurunsur pentinS agregat-agregatmoneter sepertikredit, I\/I2,NI'1,,M0 dan seUuguir.,y;. f,ala1 Di sini kita melihlj ba\wa. agregat-agregatmoneter adalah besaran-besaranyang relatif pasif sebagai akibat dari proJes interaksi yang lebih mendasar.Barangkali hal ini merupakan suatu penjelasan mengapa aatam-praktek sering sangat sulit untuk mengendalikan agregat-agregatmonetei tersebutaiabila instrumJn-intrumen kita tidak menjangkau atau diarahkan kepada proses yang teUin mendasar itu sendiri. Kita tidak TYlg\i" dapat mengendalikan secari efektii beiran yang sebenarnyamerupakan hasil akhir dari suatu Proses-panjangsebelumnya tanpa nuir -u*p"'ngaruhi proses itu send-iri'Kebijakan kita harus bisa mempung"r,rhi proses itu seyJ awal, mulai dari pembentukanekspektasi-ekspektasi tersebut-diatas. 6' Dengan dana yang benar-benar tersed.iarencana pengeluaran masyarakat menjadi pengeluaran masyarakat yang direalisasikan atau permintaan agregat. Selanjutnya permintaan agregatini bersama-samadelgan penawaran agregatakin menentuk* f4" pertumbuhan PDB, laju inflasi dan kondisi transaksi berjalin.iiga hal terakhir tersebut merupakan sasaran akhir dari kebijakan moneter. Demikian sekedar renungan.*:"q:"?i sggi yang sangat penting dari kebijakan moneter yaitu mekanisme fransmisi d-aqikebijaklnterJebut"ke bagian-iagian lain dari perekonomian.Banyak aspekyang masih harus dipikirkan lebih lanjui dikaji iebenarannya dan diuji kesuaiannya dengan kenyataan di Indonesia. Masih uurlyuk yang perlu kita kerjakan.