BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perekonomian Indonesia yang fluktuatif tidak mempengaruhi kegiatan
pasar modal untuk terus berkembang. Hal ini dapat dilihat dari semakin
banyaknya emiten yang bergabung dalam Bursa Efek Indonesia yang
mengindikasikan bahwa akan ada investor yang tertarik untuk menginvestasikan
uang mereka pada pasar modal. Pertambahan emiten ini dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 1.1 Emiten Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun
2012
2013
2014
Ekuitas
Waran
459
483
506
41
29
32
Obligasi
Pemerintah
(Jumlah Obligasi)
92
95
90
Obligasi
Perusahaan
(Jumlah Obligasi)
99
104
102
Sumber: www.idx.co.id (diolah)
Tabel diatas menunjukkan bahwa emiten di pasar modal terus bertambah.
Pertambahan sektor obligasi pemerintah dan perusahaan hanya bertahan pada
tahun 2013 dan mengalami penurunan di tahun 2014.
Pertumbuhan akhir yang banyak terjadi pada bagian ekuitas yang
menunjukkan dari semua kegiatan perdagangan bursa, ekuitas yang memiliki
banyak peminat pasar. Secara tidak langsung hal ini juga menunjukkan bahwa
sebagian besar investor menyukai perdagangan saham dibandingkan obligasi
yang dikategorikan sebagai perdagangan yang aman dan tanpa resiko.
Universitas Sumatera Utara
Saham yang adalah salah satu ekuitas yang menunjukkan kepemilikan
saham atas suatu perusahaan merupakan ekuitas yang banyak diperdagangkan di
Bursa Efek Indonesia selain obligasi, waran dan lainnya. Investor yang tidak
menginginkan resiko tinggi atas investasinya cenderung menggunakan obligasi
yang tingkat pengembalian (return) rendah sebagai instrumen investasi.
Investor yang menyukai resiko investasi yang tinggi dengan return yang
tinggi lebih memilih saham sebagai instrumen investasi. Perkembangan statistik
dari perdagangan ekuitas saham dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.2 Statistik Ekuitas Tahunan Bursa Efek Indonesia
Tahun
2012
2013
2014
Volume
(juta lembar)
1.053.762
1.342.657
1.327.016
Nilai
(milyar rupiah)
1.116.113
1.522.122
1.453.392
Frekuensi
2.9941.043
3.7499.462
5.1457.606
Sumber: www.idx.co.id (diolah)
Dari tabel statistik ekuitas tahunan bursa efek Indonesia diatas diketahui
bahwa jumlah volume dan nilai perdagangan saham menurun pada tahun 2014
setelah sebelumnya mengalami peningkatan pada tahun 2013. Tetapi frekuensi
perdagangan saham tetap meningkat dari tahun ke tahun yang mengindikasikan
banyaknya terjadi penjualan dan/atau pembelian saham di Bursa Efek Indonesia.
Dalam upaya memaksimalkan keuntungan (capital gain dan/atau return)
dari investasi saham, investor umumnya menggunakan berbagai cara untuk
menganalisis saham yang mereka miliki agar memberi keuntungan yang
maksimal. Analisis yang dapat digunakan investor adalah analisis fundamental
dan analisis teknikal.
Universitas Sumatera Utara
Analisis fundamental adalah proses analisis harga saham di masa depan
berdasarkan kinerja perusahaan dan nilai intrinsiknya, serta kondisi ekonomi,
pasar dan industri pada saat ini. Walaupun bersifat menganalisis secara
menyeluruh, analisis fundamental lebih mengutamakan menganalisis laporan
keuangan. Beberapa aspek yang diperhatikan dalam meneliti laporan keuangan
tersebut berupa penghasilan, biaya, asset, kewajiban dan semua aspek keuangan
perusahaan.
Kinerja pasar bukanlah fokus utama dalam analisis fundamental.
Sehingga analisis fundamental dianggap kurang layak dalam menentukan
keputusan investasi dalam pembelian atau penjualan saham. Anggapan lain
adalah bahwa analisis fundamental akan sulit mendapatkan gamabaran yang
jelas dari nilai perusahaan seperti manajemen perusahaan dan tingkat persaingan.
Analisis teknikal adalah proses analisis harga saham masa depan
berdasarkan harga masa lalu (history), volume perdagangan saham serta indeks
yang bergerak menuju suatu arah (trend) yang dapat membuat pola (pattern)
berulang pada saat ini.
Investor amatir, professional, serta sekolah bisnis dan institusi lain
banyak menggunakan analisis fundamental karena menggunakan perhitungan
matematika dengan menggunakan rumus dan persamaan. Hal ini disebabkan
karena faktor-faktor analisis fundamental dapat dihitung seperti penjualan
perusahaan, keuntungan, rasio utang, dan lainnya.
Di sisi lain, analisis teknikal terhadap harga saham dianggap sebagai
analisis yang kurang diperhitungkan baik dari sisi akademi dan bisnis. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
disebabkan karena dalam analisis teknikal, faktor utama yang mempengaruhi
harga saham masa depan adalah perilaku harga yang diakibatkan oleh jual
dan/atau beli saham yang kemudian mempengaruhi volume dan arah pergerakan
saham.
Masalah lain yang dihadapi analis teknikal adalah pendapat mengenai
analisis teknikal bertentangan dengan teori pasar efisien yang menyatakan sulit
untuk mengambil keuntungan dari harga-harga atau informasi yang telah
terdapat di pasar dan dapat diketahui siapa saja. Sehingga akan sulit untuk
mendapat keuntungan yang lebih saat semua orang mendapatkan informasi
pasar yang sama.
Sampai saat ini pertentangan mengenai kedua teori ini masih
berlangsung walaupun beberapa penelitian analisis teknikal menunjukkan
bahwa dengan harga yang telah ada investor masih dapat mencari celah
keuntungan.
Bagi mereka yang skeptis, analisis teknikal cenderung diabaikan dan
dianggap tidak memiliki kriteria yang layak untuk melakukan analisis saham
dan juga sebagai pembelajaran dalam dunia akademi. Padahal yang ditawarkan
dari analisis teknikal adalah penunjukkan harga saham dan/atau arah harga
saham yang membentuk pada trend jual dan/atau beli di pasar.
Investor yang mencari keuntungan melalui capital gain akan tertolong
dari analisis teknikal yang membantu meramalkan perubahan trend di pasar
saham. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa analisis teknikal dengan baik
mampu memberikan sinyal kepada investor mengenai perubahan harga yang
Universitas Sumatera Utara
dapat menyelamatkan investor dari kerugian. Dibandingkan dengan analisis
fundamental yang hanya berguna dalam memilih saham, analisis teknikal lebih
berguna dalam interaksi perdagangan saham pada setiap waktunya. Karena hal
tersebut penulis ingin meneliti mengenai pengaruh analisis teknikal terhadap
harga saham.
Terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan investor dalam
menggunakan analisis teknikal. Dari sekian banyak indikator yang ada,
indikator yang paling sering digunakan analis teknikal adalah indikator moving
average (MA), Relative Strength Index (RSI), Moving Average Convergence
Divergence (MACD) dan volume saham masa lalu. Hal ini disebabkan karena
keempat indikator ini memiliki keunggulan yang menguntungkan bagi investor.
Indikator moving average adalah salah satu indikator yang paling banyak
digunakan dan paling banyak jenisnya. Moving average menolong investor
untuk tetap berada dalam trend yang fluktuatif yang terjadi dalam pasar.
Sehingga investor bisa membeli pada saat harga berbalik dari bawah pasar dan
menjual setelah harga berbalik dari atas pasar.
Dalam moving average, indikator yang paling sering digunakan oleh
investor ataupun peneliti akademis adalah Simple Moving Average (SMA). Hal
ini disebabkan karena Simple Moving Average merupakan indikator yang paling
sederhana dan efektif dalam melakukan analisis teknikal.
Simple Moving Average dilakukan dengan menghitung rata-rata harga
atas beberapa jumlah periode dengan metode aritmatika. Dalam menghitung
Universitas Sumatera Utara
Simple Moving Average variabel yang digunakan adalah harga penutupan saham
secara harian dalam jangka pendek.
Relative Strength Index atau yang lebih sering disebut RSI adalah
indikator teknikal saham yang memberikan sinyal kepada investor untuk
membeli atau menjual saham berdasarkan kekuatan internal suatu saham. Nilai
RSI yang berada dibawah angka 30 menunjukkan bahwa saham perusahaan
tersebut sudah terlalu banyak dijual. Sedangkan RSI diatas 70 menunjukkan
saham sudah terlalu banyak dibeli.
Moving Average Convergence Divergence (MACD) merupakan salah
satu indikator analisis teknikal lain yang sering digunakan. MACD merupakan
teknik analisis yang dipakai untuk mengetahui perubahan kecenderungan yang
terjadi. Sinyal perubahan kecenderungan yang didapat dari analisis ini diperoleh
dari analisis perbedaan exponential moving average 26 hari dengan 12 hari.
Dalam analisis teknikal, keadaan pasar akan berubah sesuai dengan trend
yang sedang terjadi. Volume perdagangan saham akan menkonfirmasi
perubahan trend harga yang terjadi di pasar. Volume yang tinggi menunjukkan
awal trend baru, sedangkan penurunan volume perdagangan merupakan sinyal
trend yang telah berbalik arah. Selain itu volume perdagangan saham secara
psikologis juga menunjukkan besarnya tekanan dari investor yang terjadi di
pasar.
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis ingin meneliti pengaruh analisis
teknikal dari Simple Moving Average, Relative Strength Index, Moving Average
Universitas Sumatera Utara
Convergence Divergence dan Volume Perdagangan Saham yang akan saling
melengkapi perubahan harga saham terhadap lima puluh perusahaan yang
merupakan perusahaan yang tercatat sebagai perusahaan yang aktif berdasarkan
frekuensinya dalam melakukan perdagangan saham atau 50 Most Active Stocks
by Trading Frequency di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan hal-hal diatas, maka judul dari tesis ini adalah “Pengaruh
Analisis Teknikal Moving Average, Relative Strength Index dan Volume
Perdagangan Saham Masa Lalu Terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia.
1.2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam tesis ini adalah apakah Simple Moving
Average, Relative Strength Index, Moving Average Convergence Divergence
dan volume perdagangan saham yang digunakan sebagai variabel penelitian
berpengaruh secara signifikan dalam mendeteksi pergerakan harga saham lima
puluh perusahaan teraktif di Bursa Efek Indonesia.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari
variabel analisis teknikal berupa Simple Moving Average (SMA), Relative
Strength Index (RSI), Moving Average Convergence Divergence (MACD) dan
Volume Perdagangan Saham Masa Lalu terhadap harga saham dari limapuluh
perusahaan di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai
analisis teknikal dan indikator-indikatornya.
2. Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada penulis dan
bagi mahasiswa Magister Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara mengenai investasi saham dan
analisisnya terutama mengenai analisis teknikal.
3. Hasil penelitian ini dapat membantu investor dan calon investor
untuk mengambil keputusan investasi dan mengurangi resiko
ketidakpastian dalam berinvestasi.
4. Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang akan
melakukan penelitian mengenai masalah yang sama atau berkaitan
pada masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
Download