Umur Umat Islam

advertisement
Artikel Oase Qalbu - halaman 1/3
Umur Umat Islam (3 dari 9)
*****
Pendahuluan
Umur umat Islam adalah semenjak diutusnya Nabi Muhammad SAW sampai terjadinya hari
kiamat. Atau tepatnya sampai datangnya angin lembut dari arah Yaman Selatan, hingga
dicabutnya nyawa setiap orang mukmin, dan hal itu terjadi setelah meninggalnya Isa bin Maryam.
Kemudian tidak tersisa lagi di bumi ini seorang mukmin satu pun, dan tinggallah
makhluk-makhluk yang paling durhaka, ingkar, dan jahat, atas mereka terjadilah hari kiamat.
Sedangkan umur umat Yahudi adalah semenjak Allah mengutus Nabi Musa AS sampai diutus
pula Nabi Isa AS. Ada pun umur umat Nasrani adalah semenjak diutusnya Nabi Isa sampai
diutus Nabi Muhammad SAW.
Pembahasan umur umat Islam tidak bermaksud mempercepat roda vitalitas kehidupan dunia
atau kehancuran alam. Rasulullah bersabda, “Jika kiamat telah mulai terjadi, sedang di tangan
salah seorang kalian ada sebiji (bibit tanaman), maka jika ia sempat menanamnya menjelang
kiamat itu, hendaklah ia menanamnya.” (HR. Bukhary dan Ahmad). Sehingga pembahasan
tentang umur umat Islam tidak berarti bahwa kita akan berlaku lemah dan meninggalkan kerja,
meninggalkan menuntut ilmu atau dakwah. Akan tetapi sebaliknya kita harus bersiap-siap
menghadapi huru-hara dan peperangan akhir zaman tersebut dengan iman, ilmu, amal, dan
takwa.
Menentukan umur umat Islam juga bukan dalam arti meramalkan kapan terjadinya kiamat karena
sebenarnya hari kehancuran tersebut adalah rahasia Allah SWT, akan tetapi yang dimaksud
adalah perkiraan-perkiraan global yang bersandarkan kepada keterangan Rasulullah dalam
hadits-hadits yang shahih saja dan juga keterangan-keterangan ulama-ulama besar yang
menerangkan hadits-hadits tersebut.
Hadits-Hadits Rasulullah tentang Umur Suatu Umat
Diriwayatkan oleh Imam Bukhary dari Abdullah bin Umar RA bahwa beliau mendengar Rasulullah
SAW bersabda, “Sesungguhnya masa menetapmu dibandingkan dengan umat-umat sebelum
kamu adalah seperti waktu antara shalat Asar sampai terbenamnya matahari. Ahli Taurat
(Yahudi) telah diberikan kepada mereka kitab Taurat, kemudian mereka mengamalkan kitab
tersebut, sehingga apabila telah sampai waktu tengah hari, maka mereka pun lemah untuk
mengamalkannya. Lalu mereka diberi pahala oleh Allah SWT masing-masing satu qirath.
Kemudian diberikan pula kepada ahli Injil (Nasrani), lalu mereka mengamalkan kitab Injil sampai
waktu shalat Asar. Dan setelah itu mereka lemah untuk mengamalkannya. Maka mereka pun
diberi pahala oleh Allah SWT masing-masing satu qirath. Kemudian diberikan pula kepada kita
kitab Al-Quran, dan kita mengamalkannya sampai matahari terbenam. Maka Allah SWT memberi
ganjaran kepada kita masing-masing dua qirath. Berkatalah ahli kitab (Yahudi dan Nasrani),
‘Wahai Rabb kami, mengapa engkau beri ganjaran kepada mereka (Muslim) dua qirath dan
engkau memberi ganjaran kepada kami satu qirath, sedangkan amalan kami lebih banyak dari
mereka’”. Berkata Rasulullah, “Allah SWT menjawab (sambil bertanya), ‘Apakah aku berlaku
zalim dalam memberi ganjaran dari amal kalian?’ Mereka menjawab, ‘Tidak.’ Allah SWT berkata,
http://www.oaseqalbu.web.id/article.php?sid=456 didownload pada Jum'at, 27 Oktober 2017
Artikel Oase Qalbu - halaman 2/3
‘Itu adala karunia yang Aku berikan kepada siapa saja yang Aku kehendaki.’” (HR. Bukhary)
Diriwayatkan oleh Imam Bukhary dari Abu Musa RA, Rasulullah bersabda, “Pemisalan antara
kaum Muslimin dan Kaum Yahudi serta kaum Nasrani adalah seperti laki-laki kaya yang
mengupah suatu kaum untuk melakukan sebuah pekerjaan untuknya sampai malam. Akan tetapi
kaum tersebut hanya bekerja sampai tengah hari. Dan mereka berkata kepada laki-laki tersebut,
‘Kami tidak memerlukan gaji yang kamu berikan.’ Kemudian laki-laki itu mengupah suatu kaum
yang lain seraya berkata, ‘Sempurnakanlah pekerjaan ini sampai selesai hari ini juga, dan kamu
akan mendapatkan gaji seperti yang aku syaratkan. Kemudian kaum tersebut hanya bekerja
sampai waktu shalat Asar dan berkata, ‘Ambillah olehmu apa-apa yang kami kerjakan.’ Kemudian
laki-laki tersebut mengupah suatu kaum yang lain,dan mereka pun bekerja sampai penuh hari
tersebut, sehingga terbenam matahari. Dan mereka mendapatkan gaji atas dua kaum sebelum
mereka.” (HR. Bukhary)
Dari kedua hadits tersebut dapat disimpulkan bahwa waktu yang dimiliki oleh kaum Yahudi
adalah sama dengan waktu yang dimiliki kaum Nasrani dan diteruskan (ditambah) waktu yang
dimiliki oleh Muslim. Karena kaum Yahudi bekerja setengah hari sedangkan kaum Nasrani
bersama kaum Muslimin bekerja setengah hari pula.
Ketika ahli kitab protes dengan mengatakan ini dan itu maka Allah menerangkan kepada mereka
bahwa Dia tidaklah menzalimi mereka, karena ganjaran yang diberikan kepada mereka adalah
banyak dan tidak dikurangi sedikit pun. Namun yang dipermasalahkan oleh mereka (ahli kitab)
adalah karena Allah memberikan keutamaan dan karunia kepada umat Muhammad SAW dengan
menambah pemberian.
Kemudian jika dibandingkan antara kedua ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) dengan kaum
Muslimin:
1. Apakah sama antara orang-orang Yahudi yang mengatakan tentang binatang sapi, ‘Inilah
Tuhanmu dan Tuhan Musa,’ dengan orang-orang Muslim yang mengatakan ‘Tiada Ilah selain
Allah?’ Tentu tidak sama!
2. Apakah sama antara orang-orang Yahudi yang mengatakan ‘Uzair anak Allah’ dan
orang-orang Nasrani yang mengatakan ‘Isa al-Masih anak Allah,’ dengan kaum Muslimin yang
mengatakan ‘Katakanlah Allah itu Esa, Allah tempat seluruh makhluk bergantung, Dia tidak
beranak dan tidak pula diperanakkan dan tidak ada satu pun yang sebanding dengan Dia?’ Tentu
tidak sama!
3. Apakah sama antara orang-orang Yahudi yang mengatakan ‘Sesungguhnya Allah adalah
miskin dan kami adalah orang-orang kaya,’ dengan orang-orang Nasrani yang mengatakan
‘Apakah Tuhanmu dapat menurunkan hidangan kepada kami dari langit,’ dengan orang-orang
Muslim yang engatakan ‘Engkaulah yang kaya wahai Allah dan kamilah yang miskin serta perlu
kepada-Mu?’ Tentu tidak sama!
4. Apakah sama antara orang-orang Yahudi yang mengatakan ‘Kami dengar dan kami ingkari,’
dengan orang-orang Muslim yang mengatakan ‘Kami dengar dan kami taat?’ Tentu tidak sama!
5. Apakah sama antara orang-orang Yahudi yang mengatakan ‘Pergilah engkau bersama
Rabbmu dan berperanglah, sesungguhnya kami akan duduk di sini saja,’ dengan orang-orang
http://www.oaseqalbu.web.id/article.php?sid=456 didownload pada Jum'at, 27 Oktober 2017
Artikel Oase Qalbu - halaman 3/3
Muslim yang berkata ‘Pergilah engkau bersama Rabbmu dan berperanglah, sesungguhnya kami
akan ikut berperang bersamamu?’ Tentu tidak sama!
Para sejarawan bersepakat bahwa masa kaum Yahudi dan kaum Nasrani adalah kira-kira 2000
tahun. Ada pun masa (umur) umat Nasrani adalah 600 tahun sebagaimana hadits yang
diriwayatkan oleh Bukhary dari Salman al-Faritsi RA bahwa Rasulullah bersabda, “Masa antara
Isa dan Muhammad adalah selama 600 tahun.” (HR. Bukhary)
Dengan demikian umur umat Yahudi adalah sekitar 1400 tahun lebih sedikit dimana ahli sejarah
sepakat bahwa kelebihannya berkisar 100 tahun, sehingga tepatnya umur umat Yahudi adalah
1500 tahun. Dan bahwa umur umat Islam adalah sama dengan umur umat Yahudi dikurangi
umur umat Nasrani, sehingga umur umat Islam adalah sekitar 900 tahun ditambah 500 tahun
sama dengan 1400 tahun. Tambahan yang 500 ini didasarkan oleh hadits yang diriwayatkan oleh
Ahmad, Abu Dawud, dan Al-Hakim dari Saad bin Abi Waqqash, dimana telah bersabda
Rasulullah SAW, “Sesungguhnya aku berharap, bahwa umatku tidak akan lemah di hadapan
Rabb mereka dengan mengundurkan umur mereka selama setengah hari.” Kemudian Saad
ditanya, “Berapakah lamanya setengah hari itu?” Ia menjawab, “Lima ratus tahun.” (HR. Ahmad,
Abu Dawud, dan Al-Hakim)
Imam as-Sayuthi dalam kitab beliau yang berjudul al-Kasysyaf, ketika menerangkan tentang
keluarnya Imam Mahdi, berkata, “Hadits-hadits hanya menunjukkan bahwa umur umat ini (Islam)
lebih dari 1000 tahun dan tambahannya sama sekali tidak lebih dari 500 tahun.”
Sesuai dengan penghitungan-penghitungan yang ikut kepada keterangan ulama-ulama besar kita
yang berdasarkan kepada Sunnah-sunnah yang shahih. Maka saat ini kita berada dan hidup
pada periode terakhir sebelum masa penghabisan dan masa-masa persiapan untuk menghadapi
huru-hara dan peperangan-peperangan besar, atau penghabisan yang mendahului munculnya
tanda-tanda besar kiamat.
Pembahasan/penghitungan umur umat Islam yang telah dijelaskan di atas senada dan diperkuat
oleh perkataan para ahli kitab, bahwa masa berakhirnya dunia sudah semakin dekat. Sehingga
bagian keterangan para ahli kitab ini sengaja tidak diringkas oleh peringkas.
Ringkasan setelah bagian ini adalah tentang kedatangan Imam Mahdi sebagai pembatas antara
tanda-tanda kecil dengan tanda-tanda besar kiamat.
[Diringkas dari buku “Umur Umat Islam, Kedatangan Imam Mahdi, dan Munculnya Dajjal” karya
Amin Muhammad Jamaluddin. Halaman 35-45. Terjemahan diterbitkan oleh Penerbit Cendekia,
cetakan keempat belas, Mei 2004.]
http://www.oaseqalbu.web.id/article.php?sid=456 didownload pada Jum'at, 27 Oktober 2017
Download