Ringkasan Lebih dari 80% pasien Intensive Care Unit

advertisement
Ringkasan
Lebih dari 80% pasien Intensive Care Unit mendapatkan terapi Antibiotika.
Hal tersebut dapat memicu penggunaan antibiotika yang tidak rasional.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotika pada
pasien Instalasi Gawat Darurat sebuah rumah sakit swasta di Jerman
berdasarkan ketepatan dosis, kultur dan insensitivitas bakteri.
Penelitian ini merupakan penelitian survei deskriptif evaluatif dengan
rancangan penelitian retrospektif. Bahan penelitian ini merupakan
penelitian rekam medis Intensive Care Unit periode Maret 2015 –
September 2012 sebanyak 80 rekam medis. Data rekam medis yang
diambil meliputi profil pasien, pola peresepan antibiotika, hasil kultur dan
sensitivitas bakteri. Data kemudian diolah secara deskriptif dan dilakukan
juga perhitungan ketidaksesuaian pemberian antibiotika berdasarkan
dosis dan sensitivitas bakteri.
Bab 1 Pendahuluan
1.1.
Latar Belakang
Intensive Care Unit merupakan ruang perawatan khusus di rumah sakit
yang menyediakan perawatan intensif (pengobatan) untuk pasien
dengan peyakit kritis atau pasien yang memerlukan intervensi medis
segera oleh tim ICU. Pasien yang dirawat di ICU membutuhkan
perhatia medis secara teratur untuk menjaga fungsi tubuh. Pasien
yang dirawat di ICU mungkin tidak dapat bernapas secara normal
(membutuhkan alat bantu pernapasan) dan mengalami kerusakan
organ-organ vital tubuh (NHS, 2012)
Pasien-pasien yang dirawat di ICU memiliki risiko tinggi mengalami
infeksi bakteri dibandingkan dengan pasien yang dirawat di bangsal
lainnya. Hal tersebut disebabkan karena pasien-pasien yang dirawat di
ICU memiliki pertahanan tubuh yang lemah, penggunaan alat-alat
invasif. Kedekatan pasien dengan pasien lain yang mungkin terinfeksi
bakteri serta kondisi – kondisi lainnya yang memudahkan transmisi
infeksi, sehingga dibutuhkan penanganan yang tepat dan cepat
dengan pemberian antibiotika yang rasional.
Penggunaan antibiotika yang meluas dan tidak rasional dapat memicu
resistensi bakteri. Munculnya resistensi bakteri di rumah sakit dan
komunitas merupakan masalah besar bagi kesehatan masyarakat.
Ruang perawatan intensif sering dianggap sebaga tempat
pengembangan resistensi bakteri. Ruang Perawatan intensif bahkan
dianggap sebagai pabrik pembuatan dan penyebaran resistensi
bakteri. Infeksi dan resistensi bakteri dapat meningkatkan morbditas
dan mortilitas pasien ICU. Biaya pengobatan infeksi yang terjadi
karena resistensi bakteri lebih besar bila dibandingkan dengan infeksi
tampa adanya resistensi bakteri.
Selama 40 tahun terakhir, penggunaan antibiotika secara irasional
menjadi suatu masalah di Indonesia. Dokter sering meresepkan
antibiotika tanpa mengecek jenis kuman yang mengakibatkan infeksi
dengan uji laboratorium.
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum X di Jerman. Rumah
Sakit tersebut dipilih karena merupakan rumah sakit pemerintah
daerah yang terbesar di daerah tersebut dan letaknya mudah
dijangkau oleh pasien
Download