BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Probiotik

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Probiotik merupakan organisme hidup yang mampu memberikan
efek yang menguntungkan kesehatan hostnya apabila dikonsumsi dalam
jumlah yang cukup dapat tetap hidup dan memberikan manfaat dalam
menjaga kesehatan tubuh (FAO/WHO, 2001). Ketahanan hidup bakteri
dan kemampuan dalam melakukan kolonisasi
dalam saluran pencernaan merupakan syarat bakteri probiotik.
Klaim bahwa strain dapat melakukan kolonisasi dalam saluran pencernaan
manusia adalah dengan ditemukannya strain tersebut pada sampel feses
pada saat konsumsi atau beberapa hari setelah konsumsi (Spanhaak, 1998).
Keberadaan strain dalam sampel feses dapat diketahui dengan
melakukan analisis pada mikroflora intestinal. Metode untuk analisis
mikroflora intestinal telah banyak dikembangkan. Menurut O’Sullivan
(2000) dalam reviewnya menyebutkan metode yang digunakan dalam
analisis mikroflora berupa metode klasik meliputi teknik identifikasi
berdasarkan kultur dari koloni mikroflora intestinal baik dengan media
selektif maupun non selektif. Metode berbasis molekuler dikembangkan
untuk melengkapi kekurangan dari metode klasik diantaranya yaitu dengan
sekuensing 16S rRNA, sekuensing ITS (internal transcribed spacer), gen
recA. Keseluruhan metode tersebut diikuti oleh analisis fenotipik dan
genotipik sehingga didapatkan informasi akurat tentang mikroflora
intestinal. Bakteri yang dianggap berpotensi probiotik harus melalui
tahapan analisis tersebut agar dapat diklaim sebagai probiotik termasuk
bakteri-bakteri lokal yang diisolasi dari makanan fermentasi maupun dari
material feses manusia. Salah satu bakteri lokal yang berpotensi sebagai
probiotik adalah Lactobacillus plantarum Dad 13.
Lactobacillus plantarum Dad 13 merupakan bakteri yang telah
diisolasi dari dadih hasil fermentasi susu kerbau dari Sumatera Barat.
Rahayu dkk (2013) menyebutkan bahwa Lactobacillus plantarum Dad 13
dapat digunakan sebagai kultur starter dalam produksi susu fermentasi
skala industri dan susu yang dihasilkan disukai oleh konsumen. Sebagai
bakteri kandidat probiotik dalam seleksi didasarkan pada resistensinya
terhadap bile salt dan simulated gastric juice serta kemampuan
antagonismenya terhadap bakteri patogen. Kemudian apabila L. plantarum
Dad 13 ditemukan hidup di feses maka dapat dikatakan bahwa L.
plantarum Dad 13 merupakan probiotik karena mampu bertahan melewati
saluran pencernaan.
Rahayu dkk (2014) telah melakukan uji mikrobiologi pada feses
manusia yang telah mengkonsumsi susu fermentasi dengan starter L.
plantarum Dad 13 untuk mengetahui ketahanan dan kemampuan tumbuh
L. plantarum Dad 13 pada usus orang Indonesia sehat yang telah
mengkonsumsi minuman susu fermentasi menggunakan media selektif
LPSM. Media LPSM (Lactobacillus Plantarum Selective Medium) yang
mengandung ciprofoloxacin 4µg/ml dapat menghambat pertumbuhan
sebagian bakteri usus, termasuk bakteri asam laktat endogen yang tumbuh
pada MRS agar, tetapi tidak memiliki efek buruk terhadap Lactobacillus
plantarum (Bujalance et al., 2006). Sehingga bakteri yang tumbuh dari
media tersebut dapat diduga sebagai Lactobacillus plantarum.
Adanya kesulitan dalam mendeteksi keberadaan L. plantarum Dad
13 menggunakan media LPSM menjadi dasar penelitian ini. Media LPSM
tidak dapat memastikan apakah hanya Lactobacillus plantarum yang dapat
tumbuh sehingga perlu dilakukan identifikasi molekuler. Penggunaan
teknik molekuler untuk tujuan identifikasi suatu organisme mempunyai
keunggulan seperti lebih akurat, lebih cepat, dan untuk mikroba dapat
mencakup keseluruhan mikroba. Salah satu teknik molekuler yang dapat
digunakan untuk identifikasi bakteri yaitu Repetitive PCR. Pada penelitian
ini akan dilakukan pengamatan secara molekuler mengenai keberadaan L.
plantarum Dad 13 menggunakan teknik Repetitive PCR dengan primer
BOX A1R dengan sumber isolat yang diperoleh dari feses orang dewasa
sehat yang mengkonsumsi susu fermentasi.
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, dapat dirumuskan
permasalahan:
1.
Apakah pada feses volunter sehat yang mengkonsumsi susu
fermentasi dapat dideteksi keberadaan L. plantarum Dad 13
menggunakan metode Rep-PCR (Repetitive Polymerase Chain
Reaction) dengan primer BOX A1R?
2. Apakah dapat dideteksi jenis bakteri asam laktat selain
L.plantarum pada feses volunter menggunakan metode RepPCR (Repetitive Polymerase Chain Reaction) dengan primer
BOX A1R?
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk melakukan konfirmasi
strain probiotik pada feses volunter setelah mengkonsumsi susu
fermentasi. Tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mendapatkan gambaran tentang keberadaan strain L. plantarum
Dad 13 pada feses volunter sehat yang mengkonsumsi susu
fermentasi.
2. Mengidentifikasi isolat yang diperoleh dari feses volunter sebelum
dan setelah mengkonsumsi susu fermentasi.
1.4
Manfaat Penelitian
Setelah dilakukan penelitian mengenai seleksi Lactobacillus
plantarum pada feses manusia yang mengkonsumsi susu fermentasi
diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Memberikan informasi ilmiah mengenai keberadaan strain L.
plantarum Dad 13 pada feses volunter sehat yang mengkonsumsi
susu fermentasi
2. Memberikan bukti ilmiah bahwa strain lokal L. plantarum Dad 13
merupakan strain probiotik yang mampu bertahan dalam
pencernaan
dan
ditemukan
pada
feses
volunter
setelah
mengkonsumsi susu fermentasi.
3. Memberikan informasi molekuler genetik dari isolat strain feses
manusia.
Download