Keynote Speech Dialog Nasional

advertisement
Kementerian Riset dan Teknologi
Keynote Speech
Dialog Nasional
“KONTRIBUSI STRATEGIS IPTEK UNTUK MEWUJUDKAN POROS
MARITIM DUNIA”
Jakarta, 10 Desember 2014
Yang terhormat,
-
Ibu dan Bapak-bapak anggota DRN, serta
Ibu dan Bapak para undangan yang saya muliakan
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh,
Selamat pagi dan Salam Sejahtera Bagi Kita Semua
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT
yang telah memberikan berkah dan karunia-Nya sehingga kita semua dapat
hadir pada pagi ini dalam keadaan sehat wal-afiat untuk berpartisipasi dalam
forum dialog nasional yang bertemakan “Kontribusi Strategis Iptek untuk
mewujudkan Poros Maritim Dunia”. Tema ini sangat tepat untuk didiskusikan
karena yang pertama negara Indonesia adalah negara yang berbasis maritim
dan hal ini sudah digagas oleh para pemimpin pendahulu kita. Kedua, Kabinet
Kerja saat ini mempunyai misi yang salah satunya adalah mewujudkan
Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan
kepentingan nasional dimana salah satu agenda prioritasnya adalah
kedaulatan maritim,
Seperti yang kita ketahui bersama, tahun 1957 Perdana Menteri
Indonesia ke-10 yaitu Ir. H.R. Djoeanda Kartawidjaja mendeklarasikan bahwa
laut Indonesia adalah termasuk laut sekitar, di antara dan didalam kepulauan
Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah NKRI atau dikenal dengan sebutan
sebagai negara kepulauan dalam konvensi hukum laut United Nations
Convention on Law of the Sea (UNCLOS). Setelah itu, di era 90an Menteri
Riset dan Teknologi mendekralasikan kembali deklarasi Djoeanda dan mulai
mensinergikan seluruh sumberdaya untuk menjadikan Indonesia sebagai
negara maritim pada pertemuan ilmiah di Makasar, Sulsel (1995). Selanjutnya,
Komite Inovasi Nasional merekomendasikan gagasan maritim based economy
(ekonomi berbasis kelautan) kepada Presiden SBY pada era Kabinet
Indonesia Bersatu (KIB) jilid II (2010).
Saat ini, isu negara maritim kembali diangkat dan dijadikan prioritas oleh
Pemerintahan baru kita, oleh karena itu agar misi atau konsep negara maritim
benar-benar bisa diimplementasikan dibutuhkan kerjasama semua komponen
bangsa baik dalam hal memberikan gagasan atau masukan-masukan ataupun
juga ikut mengawal implementasi kebijakan tersebut. Dengan demikian kita
diharapkan tidak saja menjadi saksi tetapi juga menjadi pelaku dalam
merealisasikan gagasan-gagasan hebat yang akan membawa kemajuan dan
kesejahteraan bagi semua warga negara Indonesia.
Ibu dan Bapak yang saya hormati,
Konstribusi bidang kelautan secara menyeluruh terhadap PDB pada
tahun 2013 adalah sekitar 14.85% (Dahuri) jauh tertinggal dibandingkan
dengan negara Korsel, RRC dan Jepang yang umumnya diatas 40%. Apabila
hanya dari sektor keluatan dan perikanan saja masih dibawah 4%. Sedangkan
potensi nasional untuk bidang kelautan diperkirakan sebesar USD 1.2 triliun
per tahun (Dahuri).
Belum optimalnya konstribusi tersebut diatas disebabkan berbagai
persoalan yang perlu benar-benar diperhatikan dan dicarikan jalan keluarnya.
Persoalan-persoalan yang terkait dengan kedaulatan maritim antara lain
adalah ilegal fishing yang setiap tahunnya diperkirakan merugikan negara
sebesar Rp. 300 triliun, transportasi laut yang masih sangat terbatas sehingga
menyebabkan perbedaan harga barang kebutuhan yang sangat signifikan,
industri perkapalan yang masih lemah sehingga sebagian kapal yang berlayar
di wilayah Indonesia adalah kapal-kapal buatan asing, potensi kekayaan
sumberdaya laut yang belum dimanfaatkan, industri perikanan yang lemah,
industri minyak dan gas lepas pantai, industri pariwisata yang belum optimal,
dan lain-lain sebagainya.
Sebagai contoh untuk mencegah dan menjaga kekayaan laut, kita
membutuhkan tidak saja kapal patroli cepat tetapi juga UAV untuk surveilance,
satelit, radar yang dapat memonitor kapal-kapal asing yang masuk ke perairan
wilayah Indonesia. Patroli dengan menggunakan kapal patroli memerlukan
biaya besar, oleh karenanya penggunaan satelit dan radar untuk mengawasi
wilayah Indonesia adalah yang paling efisien. Akan tetapi karena satelit tidak
bisa setiap saat mengawasi suatu tempat, maka penggunaan UAV untuk
melakukan patroli atau mengklarifikasi signal yang ditangkap radar akan
merupakan solusi yang tepat. UAV yang digunakan dapat saja hanya UAV
surveilance dapat juga UAV yang sudah dilengkapi dengan sistim senjata
yang dapat mengusir atau menenggelamkan kapal-kapal yang dicurigai.
Indonesia mempunyai lebih dari 200 industri perkapalan, akan tetapi
daya saing dari industri perkapalan lokal ini masih sangat lemah. Disamping
masih terdapat kebijakan yang belum kondusif seperti contohnya kebijakan
bea masuk komponen dan kapal jadi, industri pendukung juga belum tumbuh
dan penguasaan teknologi khususnya teknologi inti masih sangat lemah.
Teknologi rancang bangun atau integrasi sistim/teknologi perkapalan pada
umumnya sudah dikuasai oleh industri nasional, akan tetapi teknologi
permesinan, teknologi radar, sistim elektronik dan komunikasi belum dikuasai
secara menyeluruh. Sebagai contoh, panjang kabel didalam suatu kapal
ukuran 60m bisa lebih dari 50 km, saat ini dengan teknologi ICT yang sudah
maju, panjang kabel tersebut bisa dikurangi hingga tinggal 10%. Hal ini akan
sangat mengurangi bobot kapal dan pemilik atau nakhoda kapal dapat setiap
saat mengetahui lokasi dan kondisi semua komponen-komponen utama kapal
hanya dari komputer, ipad ataupun HP. Riset-riset seperti ini belum banyak
dilakukan oleh para peneliti kita.
Pemanfaatan kekayaan sumberdaya kelautan kita untuk bahan baku
pangan, energi maupun kesehatan dan obat-obatan masih sangat sedikit.
Jumlah kapal riset kita dibandingkan dengan luasnya area perairan Indonesia
tidak sebanding, demikian juga investasi dan jumlah SDM peneliti dibidang
kelautan jumlahnya terbatas. Indonesia mempunyai industri minyak dan gas
lepas pantai, akan tetapi investasi dan lembaga litbang dibidang ini sangatsangat terbatas.
Menurut data yang ada sebagian besar kantong-kantong kemiskinan
terjadi didaerah pesisir. Hal ini sungguh sangat kontradiksi dengan
phenomena di negara-negara lain, dimana penduduk yang mempunyai
potensi untuk maju baik dalam cara berpikir maupun ekonomi adalah
penduduk pesisir karena lebih terbuka dengan dunia luar dan umumnya
menjadi kota-kota transit untuk sistim perdagangan lingkup wilayah, kota atau
nasional.
Persoalan-persoalan tersebut diatas, memerlukan penyelesaian tidak
saja dari sisi kebijakan akan tetapi juga dari sisi teknologi. Kementerian Riset,
Teknologi dan Dikti mempunyai peran besar dalam menyiapkan SDM-SDM
dan teknologi yang dibutuhkan untuk mendorong pemanfaatan sumberdaya
maritim nasional. Berbagai upaya telah dilakukan seperti mendirikan sekolah
atau perguruan tinggi dibidang kelautan, melakukan pelatihan SDM-SDM
bidang kelautan, membiayai riset-riset kelautan dan lain-lain, akan tetapi
upaya yang ada tersebut dirasa masih belum cukup untuk mendorong
akselerasi dalam memecahkan persoalan-persoalan tersebut diatas.
Oleh karena itu, Kementerian Riset, Teknologi dan Dikti sangat
mengharapkan Dewan Riset Nasional (DRN) melalui forum dialog ini dapat
memberikan masukan atau rekomendasi agar konstibusi iptek dapat lebih
besar dalam mendorong Indonesia menjadi negara maritim kelas dunia. Kita
ingin melihat kapal-kapal buatan Indonesia yang memenuhi lautan
internasional. Kita juga ingin melihat produk-produk pangan, kesehatan dan
obat Indonesia menguasai pasar internasional.
Ibu dan Bapak yang saya hormati,
Kita saat ini hidup di era globalisasi, dimana persaingan dalam era
perdagangan bebas ini terutama terletak pada teknologi. Negara-negara yang
menguasai teknologi, mereka lah yang akan menguasai perdagangan
international. Negara-negara maju di Eropa, dan di Asia terutama yang jumlah
penduduknya sedikit, mereka menciptakan atau memproduksi produk bukan
hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, akan tetapi sebagian besar
adalah untuk ekspor. Kondisi seperti ini akan menyebabkan industri-industri di
negara tersebut menciptakan produk-produk dengan standard internasional,
sehingga secara bersamaan akan tercipta kebutuhan teknologi yang sangat
besar dari bertendensi meningkat juga disisi state of the art dari teknologi
tersebut.
Bila kita menggunakan definisi marine teknologi dari WEGEMT yaitu
asosiasi 40 universitas dari 17 negara eropa, adalah teknologi ekploitasi,
proteksi dan intervensi yang aman digunakan pada lingkungan kelautan,
seperti naval acrchitecture, marine engineering, ship design, ship building dan
ship operations, oil and gas exploration, exploitation, dan production,
hydrodynamics, navigation, sea surface and sub-surface support, underwater
technology and engineering, transport logistics and economics, protection of
the marine environment, leisure and safety. Begitu luasnya ruang lingkup
teknologi maritim, disisi yang lain masih adanya keterbatasan-keterbatasan
khususnya di bidang sumberdaya nasional (SDM, kelembagaan, pendanaan,
kebijakan, dll.) maka solusinya adalah fokus pada prioritas-prioritas yang
diperkirakan mempunyai daya ungkit terbesar. Untuk itu, Kemernterian Riset,
Teknologi dan Dikti sangat berharap DRN dapat melakukan priority setting
dalam menyusun agenda riset nasional.
Seperti yang kita ketahui bersama, teknologi melekat pada produk,
SDM, dan sistim. Penggunaan bahasa produk untuk merefleksikan teknologi
sangat memudahkan bagi masyarakat umum. Akan tetapi bahasa produk
akan sulit bagi kita untuk mengetahui state of the art ataupun nilai tambah dari
teknologi yang ada, karena produk diciptakan dari berbagai teknologi.
Dikalangan masyarakat ilmiah penggunakan bahasa teknologi adalah hal yang
lazim, oleh karenanya agenda riset nasional diharapkan dapat fokus
menggunakan bahasa teknologi untuk benar-benar dapat dengan jelas
diketahui state-of-the art, nilai tambah serta originalitasnya. Dalam memilih
teknologi-teknologi yang akan difokuskan pengembangannya, Kementerian
Riset, Teknologi dan Dikti sangat mengharapkan DRN melakukan technology
foresight dan juga technology scanning agar teknologi yang dikembangkan
benar-benar dapat mendorong peningkatan daya saing industri nasional.
Selanjutnya didalam menyusun roadmap teknologi, diharapkan juga
adanya roadmap produk, roadmap pasar dan roadmap riset yang merupakan
satu kesatuan. Dengan demikian akan jelas tergambarkan rencana tindak
yang harus dilakukan baik oleh Pemerintah, lembaga litbang dan perguruan
tinggi, serta industri. Disamping itu juga akan jelas nantinya milestonemilestone untuk mengukur tingkat keberhasilan roadmap tersebut.
Ibu dan Bapak yang saya hormati,
Mengakhiri sambutan ini, saya berharap dialog nasional ini dapat
menghasilkan masukan-masukan yang baru khususnya terkait dengan
kebijakan dan program untuk peningkatan kapasitas SDM dan teknologi dalam
mendorong industri maritim kita menjadi industri maritim tingkat dunia.
Akhirnya saya ucapkan selamat berdiskusi semoga Allah SWT memberkahi
aktivitas kita hari ini.
Terima kasih atas perhatian Ibu dan Bapak sekalian.
Billahi Taufik Wal Hidayah,
Wassalamu’alaikum Warrahamtullahi Wabarrakatuh.
Jakarta, 10 Desember 2014
Teguh Rahardjo
Download