BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

advertisement
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1 Lokasi Penelitian
Dalam penelitian skripsi ini, penelitian dilakukan di kantor PT. Dunkindo
Lestari (Dunkin’ Donuts) yang berlokasi di Jl. Hayam Wuruk 9, Jakarta Pusat.
4.1.2 Objek Penelitian
Di dalam melakukan pengumpulan data ini, peneliti berhadapan dengan
objek yang diteliti secara langsung yang diperoleh dari kantor PT. Dunkindo
Lestari (Dunkin’ Donuts).
4.1.3 Sejarah PT. Dunkindo Lestari (Dunkin’ Donuts Indonesia)
Nama Perusahaan
: PT. DUNKINDO LESTARI
Status Kepemilikan
: Perusahaan frenchise milik pribadi yang
berdiri pada tahun 1985
Presiden Direktur
: Bapak Tan Po Lian
G M. Operasional
: Bapak Alexander Wajong
Direktur Adm & Pengawasan
: Bapak Julius Laoppati
46
47
Alamat
: Jalan. Hayam Wuruk No. 9, Jakarta PusatINDONESIA, Tlp. : 021- 3858567-68 Fax.
021-3458138.
Tahun 1940, seorang pengusaha bernama Bill Rosenberg mendirikan dan
membuka sebuah gerai donut dengan nama Open Kettle di kota Boston, QuincyMassachusetts, Amerika Serikat. Tanpa disangka gerai donut miliknya tumbuh
dengan pesat. Hal ini terbukti dari makin bertambah banyaknya jumlah pelanggan
yang berkunjung. Melihat perkembangan usahanya yang positif, tahun 1950
Rosenberg pun memutuskan mengubah nama Open Kettle menjadi nama lain
yang lebih menjual. Setelah melalui proses yang panjang, terpilihlah nama baru
yang lebih menjanjikan yaitu Dunkin’ Donuts. Selaras dengan perubahan nama
tersebut, dirintislah sistem franchise (waralaba).
Tahun demi tahun berlalu. kemajuan dan ketenaran nama Dunkin’Donuts
makin tak terbendung. Bahkan di tahun 1970, Dunkin’ Donuts telah menjadi
merek internasional dengan reputasi yang luar biasa dalam hal kualitas produk
dan pelayanan. Reputasi dan ketenaran itu jugalah yang kemudian menarik minat
Allied Domecq- sebuah perusahaan internasional yang membawahi Togo’s dan
Baskin Robins- untuk membeli Dunkin’ Donuts dari keluarga Rosenberg.
Pembelian dan pengambilalihan perusahaan dari keluarga Rosenberg akhirnya
disepakati dan dilakukan dengan penuh persahabatan pada tahun1983.
Meski
berganti
kepemilikan,
mempertahankan sistem manajemen
Allied
Domecq
tetap
berusaha
yang sudah berjalan di Dunkin’Donuts.
Kalaupun ada yang harus dirubah, perubahan dilakukan dalam skala kecil. Hanya
satu yang menjadi ambisi seluruh manajemen Allied Domecq yaitu membantu
48
Dunkin’ Donuts memperluas pasar secara internasional. Untuk mewujudkan
ambisinya tersebut, diberlakukanlah standarisasi di seluruh counter Dunkin’
Donuts. Di samping itu berbagai strategi marketing yang jitu juga mulai
dilancarkan, seperti selalu berusaha memperbaharui design sesuai dengan trend,
fokus terhadap kualitas produk serta berusaha memaksimalkan kepuasan
pelanggan. Dengan didukung sumber daya manusia yang handal, dalam waktu
singkat ambisi Allied Domecq tercapai. Dunkin’ Donuts berhasil memperluas
pasar secara menakjubkan sehingga gerainya tidak hanya tersebar di benua
Amerika, tetapi juga di benua Eropa dan Asia.
Dunkin’ Donuts mulai merambah pasar Indonesia pada tahun 1985 dengan
gerai pertamanya didirikan di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta. Khusus wilayah
Indonesia, master franchise Dunkin’ Donuts dipegang Dunkin’ Donuts Indonesia.
Sejak diberi kepercayaan memegang master franchise tersebut, Dunkin’ Donuts
Indonesia bercita-cita dan bertekad untuk terus membesarkan serta memperkuat
awareness dan positioning Dunkin’ Donuts. Tidak hanya di Ibu Kota Indonesia,
Jakarta, tetapi juga di berbagai kota besar lainnya. Itu sebabnya, kegiatan
memperluas pasar dengan jalan membuka puluhan gerai permanen terus
dilakukan secara berkala.
Kini Dunkin’ Donuts Indonesia telah berhasil membuka lebih dari 200
gerai yang tersebar di bebagai kota besar Indonesia seperti Jakarta, Tangerang,
Bogor, Bekasi, Depok, Surabaya, Bandung, Bali, Medan, Yogyakarta, Makasar
dan lain sebagainya. Cita-cita memperkuat awareness dan positioning pun bisa di
bilang telah tercapai. Paling tidak hal ini bisa dilihat dari hasil survey sebuah
lembaga riset pemasaran yang menyebutkan bahwa Top of Mind Dunkin’ Donuts
49
di Indonesia telah mencapai 91,8%. Bahkan tercatat juga tingkat kepuasan
konsumen Indonesia terhadap Dunkin’ Donuts secara keseluruhan mencapai
80,8%.
Seiring dengan makin kuatnya awareness dan positioning Dunkin’ Donuts
yang telah dibuktikan lewat hasil survey, di awal tahun 2008 Dunkin’ Donuts
Indonesia kembali melakukan gebrakan dengan menerapkan konsep baru (new
image) pada setiap gerainya. Kegiatan new image tersebut dilakukan secara
betahap dengan jalan merubah logo, design interior gerai, dan berbagai perubahan
lainnya. Dampak dari new image membuat Dunkin’ Donuts terlihat lebih fresh
dan sesuai dengan keinginan pasar. Namun semua itu belumlah cukup. Bersamaan
dengan terus dilangsungkannya kegiatan new image, Dunkin’ Donuts Indonesia
juga mengikrarkan komitmen untuk lebih memfokuskan diri pada perbaikan
produk dan pelayanan. Dengan demikian diharapkan tingkat kepuasan konsumen
terhadap Dunkin’ Donuts dapat terus meningkat.50
Dunkin Donuts pertama kali berdiri di Indonesia pada tahun 1985, dengan
nama PT. Dunkindo Lestari di mana di jalan Hayam Wuruk Jakarta menjadi
counter atau gerai pertama. Pendirinya adalah Bapak Tan Po Lian dan Ibu Tan Po
Sian. Dalam pengembangan usahanya di pimpin oleh Bapak Y.L Tanuwijaya (
Alm ) dan dilanjutkan oleh Bapak Julius Laoppati. Untuk saat ini dan akan
datang, Dunkin Donuts telah membuka lebih dari 5.000 counter atau gerai di 37
negara di seluruh dunia. Sedangkan untuk perkembangan di Indonesia, Dunkin’
Donuts Indonesia telah membuka sebanyak 200 counter atau gerai dengan 19
cabang di seluruh Indonesia.
50
www.dunkinina.com
50
Pada tahun 1995 PT. Dunkindo Lestari telah berhasil mendapatkan
Sertifikat Halal dari MUI sebagai perusahaan yang memproduksi & menjual
produk halal. Seiring dengan tuntutan jaman dan berdasarkan kebutuhan dari
customer maka pada awal tahun 2008 PT. Dunkindo Lestari melucurkan citra
merek baru atau yang lebih di kenal dengan Dunkin’ Donuts New Brand Image.
4.1.4
VISI & MISI DUNKIN’ DONUTS INDONESIA
VISI PERUSAHAAN
”Maintaning Our Brand Endurance And Customer Satisfaction By
Experience Through Good People With Hearts and Soul”
Memelihara dan menjaga daya tahan ketahanan merk kita dan kepuasan
pelanggan dengan pengalaman kita melalui orang-orang terbaik dengan segenap
jiwa dan raga
MISI PERUSAHAAN
”We Are Proud To Serve Better”
Dengan bangga kami senantiasa memberikan pelayanan terbaik yang
tercermin dalam citra brand dan pengalaman, keceriaan anda adalah tujuan utama
kami
51
4.1.5
PRINSIP KERJA DUNKIN’ DONUTS INDONESIA
PT. Dunkindo Lestari menciptakan prinsip kerja yang harus dipahami dan
djalankan oleh seluruh karyawan yaitu suatu prinsip kerja yang bertujuan untuk
menciptakan 100 % KEPUASAN CUSTOMER yang meliputi :
Q : QUALITY
” Seluruh karyawan PT. Dunkindo Lestari harus selalu memberikan FRESH
PRODUCT/ PRODUK BARU dengan tekstur warna dan rasa sesuai standart
Hold Time, Self life, tekstur warna kepada konsumen”.
S : SERVICE
” Seluruh karyawan PT. Dunkindo Lestari harus selalu memberikan pelayanan
yang FAST & FRIENDLY/ CEPAT, TEPAT, RAMAH & BERSAHABAT
kepada konsumen”.
C : CLEANLINESS
” Seluruh karyawan PT. Dunkindo Lestari harus selalu menciptakan dan
memelihara KEBERSIHAN DIRI dan KEBERSIHAN COUNTER”.
4.1.6
MOTTO
* I’ am a loyal employee/
Saya karyawan yang loyal
52
* I’ll always do my best to my company/
Saya akan lakukan yang terbaik untuk perusahaan
* The Company will be happy as well the employee/
Perusahaan senang pasti karyawan senang
4.1.7 Ruang Lingkup Usaha
Ruang lingkup usaha dari PT. Dunkindo Lestari tidak hanya sebatas
sebagai produsen penghasil donat, tetapi juga menjual beberapa jenis produk
makanan dan minuman cepat saji. Di antaranya adalah :
FOOD
DRINK
White Bread
Chocolate Milk
Bagelan
Chocolate
Mochi
Coffee Milk
Yeast Ring
Coffee
Yeast Shell
Tea
Tart Original
Espresso
Tart Black Choco
Cappucino
Munchkin
Caffe’ Latte Tiramisu
Fancy Yeast
Caffe’ Latte Vanilla
Croissant Fruit Filled
Caffe’ Latte Hazelnut
Croissant Sandwich
Cappucino Coollata
53
FOOD
DRINK
Fancy Croissant
Green Tea Coollata
Muffin
Dark Choco Coollata
Brownies
Ice Chocolate Milk
Boston Sandwich
Ice Chocolate
Yeast Ring Minis
Ice Coffee Milk
Yeast Shell Minis
Ice Coffee
Bakery Meat & Cheese
Ice Cappucino
Bakery Fruit Filled
Ice Lemon Tea
French Cruller
Fruit Punch
Squeeze Bites
Orange Juice
Yeast Ring Black Choco
Yeast Shell Black Choco
Selain memproduksi makanan dan minuman, Dunkin’ Donuts juga
memproduksi bahan dasar atau bahan baku sendiri dari donat dan produk lainnya
yang di jual di counter-counternya. Untuk proses produksi dari bahan bakunya itu
sendiri tidak dilakukan di setiap cabangnya masing-masing melainkan dipusatkan
di sebuah pergudangan milik PT. Dunkindo Lestari yang biasa di sebut Gudang
Induk yang berada dikawasan pergudangan di Jalan Yos Sudarso Jakarta Utara.
54
4.2
Hasil Penelitian
Pada Bab IV ini akan dipaparkan mengenai hasil penelitian berupa strategi
promosi PT. Dunkindo Lestari pada program new brand image Dunkin’ Donuts
the real coffee & donuts dengan berdasarkan teori-teori yang ada pada Bab II
(tinjauan pustaka), dan rumusan masalah pada Bab I. Pemaparan mengenai hasil
penelitian berupa “Stratregi Promosi PT. Dunkindo Lestari Pada Program New
Brand Image Dunkin’ Donuts The Real Coffee & Donuts” didapatkan dengan
menggunakan teknik pengumpulan data berupa Indepth Interview atau wawancara
mendalam. Wawancara mendalam tersebut ditujukan kepada narasumber PT.
Dunkindo Lestari yang berhubungan dengan kegiatan stategi promosi Dunkin’
Donuts pada program new brand image yaitu antara lain : Bapak M. Soheh selaku
Manager Marketing Promotion PT. Dunkindo Lestari, Bapak David Agus Putra
selaku assisten Manager Marketing Promotion PT. Dunkindo Lestari, Bapak Tri
Supriyono selaku kayawan Staff Marketing promotion PT.Dunkindo Lestari.
4.2.1 Analisa Faktor Kunci (Key Factor Analysis)
Dalam penelitian kali ini yang dimaksud dengan analisa faktor kunci
adalah analisis SWOT dan STP.
4.2.1.1. SWOT (strengths, weakness, opportunities, threath)
Analisa terhadap suatu produk sangat diperlukan untuk mengetahui
bagaimana kekuatan produk tersebut, kelemahan produk, peluang atau
55
kesempatan yang dimiliki oleh produk maupun ancaman yang harus dihadapi oleh
produk terlebih lagi jika produk-produk bersaing dipasaran. Maka diperlukan
analisa SWOT terhadap produk dipasaran.
Dari hasil wawancara dengan para narasumber PT. Dunkindo Lestari,
antara lain sebagai berikut:
Kekuatan (Strengths)
PT. Dunkindo Lestari (Dunkin’ Donuts) merupakan pelopor produk
makanan kudapan khususnya dalam kategori jenis donat. Berdasarkan data yang
didapatkan dari hasil wawancara dengan Bapak M. Soheh selaku Manager
Marketing Promotion PT. Dunkindo Lestari, dapat dikatakan bahwa kekuatan
yang dimiliki oleh Dunkin’ Donuts adalah sebagai berikut:
“kekuatan yang dimiliki oleh Dunkin’ Donuts adalah Dunkin’ Donuts
memiliki kopi dengan cita rasa yang cukup tinggi yang didatangkan langsung
dari Amerika. Semua orang kalangan menengah ke atas pasti sudah mengenal
kopi Dunkin, nongkrong berjam-jam di counter Dunkin yang layoutnya di buat
senyaman mungkin dengan sambungan Hot Spot Free yaitu layanan internet
gratis bagi para konsumen yang menikmati produk dunkin di counter kita, tetapi
untuk saat ini hanya counter-counter tertentu saja , maka kami yakin konsumen
akan makin betah apalagi ditemani kopi dengan aromanya yang khas. Bahkan
sekarang ini di cabang luar kota ada beberapa counter kita yang menyajikan live
music setiap malam weekand sehingga para konsumen akan semakin nyaman
dengan pelayanan yang kita berikan”
Berdasarkan kutipan dari hasil wawancara narasumber di atas, dapat di
katakan bahwa kekuatan dari Dunkin’ Donuts adalah Dunkin’ Donuts memiliki
produk unggulan yaitu berupa kopi yang memiliki cita rasa yang tinggi, sehingga
para konsumen akan merasakan kopi yang benar- benar beda dari kopi-kopi yang
56
ada, dikarenakan kopi tersebut didatangkan langsung dari Amerika. Selain
konsumen bisa menikmati kopi di counter-counter Dunkin’ Donuts, sekarang ini
para konsumen dimanjakan dengan layout atau tampilan counter Dunkin yang
cukup nyaman di tambah lagi para konsumen bisa menikmati fasilitas Hot Spot
Free atau layanan internet gratis di counter Dunkin’ Donuts tertentu bahkan di
luar kota ada beberapa counter Dunkin’ Donuts yang menyajikan live music setiap
malam weekand.
Kelemahan (weakness)
Menurut hasil wawancara yang peneliti dapatkan dari Bapak M. Soheh
selaku Manager Marketing Promotion PT. Dunkindo Lestari maka diperoleh
keterangan tentang kelemahan yang dimiliki Dunkin’ Donuts adalah sebagai
berikut:
“Dunkin’ Dunuts untuk saat ini belum bisa melakukan kegiatan promosi
ke seluruh wilayah Indonesia, khususnya di beberapa kota besar. Oleh karena itu
produk kami belum sepenuhnya menyebar ke seluruh wilayah Indonesia
khususnya di beberapa kota-kota besar, sehingga masyarakat Indonesia belum
semua bisa merasakan produk yang kami hasilkan bahkan mungkin ada
masyrakat yang belum mengetahui apa itu Dunkin’ Donuts.”
Berdasarkan kutipan hasil wawancara di atas, dapat dikatakan bahwa
kelemahan dari Dunkin’ Donuts adalah Dunkin’ Donuts belum melakukan
kegiatan promosi sampai ke seluruh wilayah Indonesia sehingga produk Dunkin’
Donuts belum sampai ke seluruh wilayah Indonesia khususnya di beberapa kota
besar dan tidak menutup kemungkinan ada beberapa masyarakat di daerah yang
belum mengetahui apa itu Dunkin’ Donuts.
57
Peluang (Opportunities)
Dari hasil wawancara yang peneliti dapatkan dari narasumber Bapak M.
Soheh selaku Manager Marketing Promotion PT. Dunkindo Lestari menjelaskan
tentang peluang yang dimiliki oleh Dunkin’ Donuts, adalah sebagai berikut:
“Dunkin’ Donuts memiliki pasar potensial yang besar untuk usaha
waralaba khususnya usaha makanan cepat saji atau fast food jenis donat dan
bakery, konsumen lebih memahami makanan jajanan yang bersih dan sehat dan
yang mudah di dapat dengan cepat. Adanya pandangan sampai kapanpun
manusia pasti butuh makan, membuat kami selaku podusen penghasil makanan
selalu ingin membuat suatu terobosan baru agar peluang-peluang yang ada, kami
pergunakan sebaik mungkin, khususnya untuk melakukan pembukaan-pembukaan
gerai yang baru di beberapa titik lokasi yang strategis.”
Berdasarkan kutipan di atas dapat dikatakan bahwa peluang dari Dunkin’
Donuts adalah Dunkin’ Donuts memiliki pasar potensial yang besar untuk usaha
waralaba khususnya usaha makanan cepat saji atau fast food jenis donat dan
bakery dan konsumen lebih memahami makanan jajanan yang bersih dan sehat
yang mudah mereka dapatkan dengan cepat. Peluang lain yang dimiliki oleh
Dunkin’ Donuts yaitu adanya pandangan sampai kapanpun manusia butuh makan
membuat Dunkin’ Donuts terus melakukan suatu terobosan baru agar peluang
yang ada digunakan sebaik mungkin, khususnya untuk melakukan pembukaan
gerai-gerai yang baru di beberapa titik lokasi yang strategis.
Ancaman (Threaths)
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak M. Soheh selaku Manager
Marketing Promotion PT. Dunkindo Lestari bahwa ancaman yang dihadapi oleh
Dunkin’ Donuts yaitu sebagai berikut:
58
“Ancaman yang kami hadapi saat ini kebanyakan dari usaha sejenis yang
telah berada di mana-mana, bahkan banyak tenaga ahli Dunkin yang di bajak
oleh pesaing-pesaing Dunkin dengan di iming-imingi pendapatan lebih besar dari
yang mereka terima sebelumnya, mereka rata-rata tenaga ahli yang sudah
bekerja puluhan tahun di Dunkin’ Donuts”
Berdasarkan kutipan di atas dapat dikatakan ancaman utama yang dihadapi
oleh Dunkin’ Donuts adalah kompetitor atau pesaing dari usaha sejenis yang kini
sudah ada di mana-mana, bahkan tenaga ahli dari Dunkin’ Donuts banyak yang di
bajak oleh pesaing-pesaingnya tersebut dengan di iming-imingi penghasilan yang
lebih besar dari yang mereka terima sebelumnya. Mereka yang di bajak oleh
pesaing-pesaing Dunkin rata-rata sudah bekerja selama puluhan tahun di Dunkin’
Donuts.
4.2.1.2 Segmentation, Targeting, Positioning (STP)
Untuk mengetahui apa yang menjadi keinginan pasar maka perusahaan
harus melakukan pengidentifikasian khalayak, yaitu dengan melakukan STP
(segmentation, targeting, positioning). Berdasarkan hasil wawancara dengan
narasumber yaitu dengan Bapak David Agus Putra selaku Assisten Manager
Marketing Promotion PT. Dunkindo Lestari, mengenai cara menetapkan STP
Dunkin’ Donuts, sebagai berikut:
“Dengan melakukan riset, karena dari riset dapat diketahui segmentasi
dari Dunkin’ Donuts, pasar sasaran dari Dunkin’ Donuts dan positioning dari
Dunkin’ Donuts.”
59
Segmentation
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber yaitu dengan Bapak
David Agus Putra selaku Assisten Manager Marketing Promotion PT. Dunkindo
Lestari, maka segmentasi pasar dari Dunkin’ Donuts, adalah sebagai berikut:
“Segmentasi pasar dari Dunkin’ Donuts saat ini dilakukan untuk
mereview dari segmentasi sebelumnya, di mana segmentasi sebelumnya yaitu
masyarakat dengan status soial ekonomi menengah ke atas, akan tetapi untuk saat
ini segmentasi kami yaitu seluruh lapisan masyarakat yang memiliki status sosial
ekonomi (SSE) menengah ke bawah dan menengah ke atas dengan tingkat
pendidikan SD sampai Perguruan Tinggi.”
Berdasarkan kutipan diatas dapat dikatakan bahwa yang menjadi
segmentasi pasar dari Dunkin’ Donuts saat ini adalah:
-
Jenis kelamin
: Pria dan Wanita
-
Status sosial ekonomi : Menengah ke bawah dan menengah ke atas
-
Pendidikan
: SD sampai Perguruan Tinggi
-
Area
: Seluruh wilayah Indonesia
Segmentasi pasar Dunkin’ Donuts terdiri dari:
1. Segmentasi Geografis, pembagian pasar menurut daerah unit geografisnya.
Distribusi Dunkin’ Donuts tersebar sampai ke beberapa kota besar seperti
Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar, Bandung, Semarang dan beberapa
kota besar lainnya di Indonesia.
2. Segmentasi Demografis, pembagian pasar ke dalam kelompok-kelompok
berdasarkan variabel-variabel demografi seperti:
Usia
: 5 tahun lebih (seluruh anggota keluarga)
60
Jenis kelamin
: Pria dan Wanita
Status perkawinan
: Belum menikah dan menikah
Pendidikan
: SD sampai Perguruan Tinggi
3. Segmentasi Psikografis, para konsumen terbagi ke dalam kelompok yang
berbeda berdasarkan kelas sosial, gaya hidup, dan atau ciri-ciri
kepribadian. Segmentasi Psikografis Dunkin’ Donuts, adalah:
a. Keluarga Indonesia dengan latar belakang pendidikan yang baik dan
memiliki pikiran yang terbuka.
b. Keluarga Indonesia yang selalu membutuhkan jajanan yang sehat,
bersih, berkualitas serta mudah mereka dapatkan untuk seluruh
anggota keluarganya.
Targeting
Tahap selanjutnya yang dilakukan oleh perusahaan adalah menentukan
pasar sasaran (targeting). Pangsa pasar yang akan diseleksi dengan tepat akan
sangat bermanfaat bagi sebuah perusahaan. Dari hasil wawancara dengan
narasumber yaitu dengan Bapak David Agus Putra selaku Assisten Manager
Marketing Promotion PT. Dunkindo Lestari, mengenai pasar sasaran yang
diinginkan oleh perusahaan dalam memasarkan produk Dunkin’ Donuts, adalah
sebagai berikut:
“Target dari Dunkin’ Donuts adalah anak-anak dan orang dewasa dan
dari seluruh lapisan masyarakat, maksud dari itu semua adalah bahwa kami tidak
membatasi siapa saja yang boleh merasakan produk yang kami hasilkan baik dari
61
kalangan menengah ke atas bahkan dari kalangan menengah ke bawah sekalipun
bisa merasakan produk yang kami hasilkan”.
Berdasarkan kutipan di atas dapat dikatakan bahwa yang menjadi target
pasar dari Dunkin’ Donuts adalah semua kalangan masyarakat dari berbagai jenis
usia, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa dan dengan status sosial apapun.
Dengan kata lain Dunkin’ Donuts dapat dirasakan oleh semua orang dari berbagai
kalangan status sosial.
Positioning
Menurut hasil wawancara yang dikemukakan oleh Bapak David Agus
Putra selaku Assisten Manager Marketing Promotion PT. Dunkindo Lestari
mengenai positioning dari Dunkin’ Donuts, adalah sebagai berikut:
“Positioning pada saat ini lebih menekankan bahwa Dunkin’ Donuts
adalah pilihan yang tepat untuk jajanan keluarga yang menghasilkan kopi dan
donat yang sebenarnya (the real coffee & donuts). Tetapi bukan berarti Dunkin’
Donuts hanya menjual kopi dan donat melainkan masih banyak lagi produk yang
di jual oleh Dunkin selain kopi dan donat tersebut.”
Berdasarkan kutipan tersebut di atas maka yang menjadi positioning
Dunkin’ Donuts adalah the real coffee & donuts, positioning tersebut di pilih
karena untuk saat ini Dunkin’ Donuts menjadi pilihan yang tepat untuk jajanan
keluarga yang menghasilkan kopi dan donat yang sebenarnya (the real coffee &
donuts). Tetapi bukan berarti produk Dunkin’ Donuts hanya sebatas kopi dan
donat saja melainkan masih banyak lagi produk yang ditawarkan oleh Dunkin.
62
4.2.2 Tujuan Strategi Promosi
Tujuan strategi promosi pada Dunkin’ Donuts ditujukan agar target
konsumen yang menjadi sasaran penjualan mengetahui bahwa produk mereka ada
dipasaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak M. Soheh selaku Manager
Marketing Promotion PT. Dunkindo Lestari, ada beberapa tujuan strategi promosi,
adalah sebagai berikut:
“Pada tahun 2008 tujuan strategi promosi Dunkin’ Donuts yaitu
mempertahankan posisi Dunkin’ Donuts sebagai market leader jajanan keluarga
yang sehat, bersih dan berkualitas di Indonesia, meningkatkan brand awareness,
meningkatkan penjualan serta mempertahankan pelanggan. Dari penjelasan
tersebut di atas semua porsinya sama. Karena kita mempersiapkan pada tahun
2009 ini, kita sudah mengetahui informasi akan banyaknya konpetitor-kompetitor
baru yang akan datang. Dunkin’ Donuts harus menancapkan image dan brand
kita kepada konsumen, yaitu konsumen yang potensial bukan pada pelanggan
kami yang sudah ada. Siapapun yang mungkin belum tertarik pada jajanan yang
sehat, bersih, berkualitas serta mudah di dapat maupun yang sudah tertarik,
untuk berpikiran bahwa tempat jajanan yang sehat, bersih, berkualitas serta
mudah didapat yaitu Dunkin’ Donuts agar image awarenessnya tetap kuat.”
Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas, mengenai tujuan strategi
promosi Dunkin’ Donuts, adalah pada tahun 2008 tujuan strategi promosi Dunkin
Donuts yaitu mempertahankan posisi Dunkin’ Donuts sebagai market leader
jajanan keluarga yang sehat, bersih dan berkualitas di Indonesia, meningkatkan
penjualan serta mempertahankan pelanggan, selain itu Dunkin’ Donuts juga
sedang melakukan perubahan brand image yang lama menjadi new brand image.
Dari tujuan strategi promosi tersebut semua porsinya sama, hal ini disebabkan
Dunkin malakukan persiapan untuk menghadapi tahun 2009, Dunkin sudah
mengetahui informasi akan banyaknya kompetitor-kompetitor baru dengan usaha
yang sama yang akan datang. Maka dari itu Dunkin’ Donuts harus menancapkan
63
brand image pada konsumen yaitu konsumen potensial bukan pada pelanggan
Dunkin yang sudah ada dengan tujuan siapapun yang mungkin belum tertarik
pada jajanan yang sehat, bersih, berkualitas serta mudah di dapat maupun yang
sudah tertarik, untuk berpikiran bahwa jajanan yang sehat, bersih, berkualitas
serta mudah di dapat yaitu Dunkin’ Donuts agar brand awarenessnya tetap kuat.
4.2.3 Strategi Promosi
Promosi mempunyai peran penting dalam pengembangan strategi. Strategi
dalam sebuah perusahaan sangat diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan yang
diinginkan. Menurut Bapak M. Soheh selaku Manager Marketing Promotion PT.
Dunkindo Lestari mengenai pentingnya strategi promosi dalam sebuah
perusahaan, beliau menyatakan:
“Pada PT. Dunkindo Lestari promosi harus menggunakan strategi, tidak
asal-asal promosi saja, kami harus melihat segmen pasar agar jelas arah tujuan
dari promosi yang dilakukan, bagi kami tujuan dari promosi adalah memeberikan
feedback bagi konsumen agar kembali lagi ke counter-counter Dunkin’ Donuts.
Yang paling utama bagi kami adalah kita membuat paradigma baru bagi
konsumen bahwa Donuts itu adalah Dunkin, dengan begitu secara tidak langsung
kita sudah meng”create” konsumen agar selalu teringat Dunkin apabila orang
akan membeli Donuts.”
Beliau juga menyatakan, mengenai adanya perubahan strategi yang
dilakukan oleh Dunkin’ Donuts, adalah sebagai berikut:
“Perubahan dalam strategi promosi pasti ada tetapi tidak setiap tahun
berubah, kita melihat situasi dan kondisi pasar. Seperti contohnya beberapa
tahun yang lalu kita melakukan promosi menggunakan media ATL (above the
line) seperti iklan pada televisi tetapi seiring waktu berjalan mungkin masyarakat
sudah mengenal kita maka saat ini kita melakukan promosi cukup dengan media
BTL (bellow the line) seperti brosur, stiker dan lain sebagainya. Selain adanya
64
perubahan strategi kami juga gencar mencari lokasi-lokasi yang strategis guna
menambah counter-counter kami, hal tersebut kami lakukan karena merupakan
salah satu strategi kami mengenai pentingnya strategi.”
Berdasarkan kutipan wawancara di atas maka dapat dijelaskan bahwa PT.
Dunkindo Leestari dalam melakukan promosi haruslah menggunakan srategi,
tidak asal-asal promosi saja, Dunkin’ Donuts harus bisa melihat segmen pasar
agar jelas arah tujuan dari promosi yang dilakukan, bagi Dunkin sendiri tujuan
dari promosi adalah memberikan feedback bagi konsumen agar kembali lagi ke
counter-counter Dunkin’ Donuts, yang paling utama bagi mereka adalah membuat
suatu paradigma baru bagi konsumen bahwa Donuts itu adalah Dunkin, dengan
begitu secara tidak langsung mereka sudah meng”create” konsumen agar selalu
teringat Dunkin apabila mereka akan membeli Donuts.
Selain itu perubahan strategi promosi dilakukan oleh Dunkin’ Donuts,
perubahan dalam strategi promosi Dunkin pasti ada tetapi perubahan itu tidak
dilakukan setiap tahunnya, Dunkin melihat situasi dan kondisi pasar. Sebagai
contoh beberapa tahun yang lalu Dunkin melakukan promosi menggunakan media
ATL (above the line) seperti iklan pada televisi tetapi seiring waktu berjalan
Dunkin melakukan promosi cukup dengan media BTL (bellow the line) seperti
brosur, stiker dan sebagainya, hal tersebut dikarenakan Dunkin beranggapan
bahwa masyarakat sudah mengetahui keberadaan Dunkin’ Donuts. Selain adanya
perubahan strategi promosi yang dilakukan Dunkin, Dunkin’ Donuts juga gencar
mencari lokasi-lokasi yang menurut mereka strategis untuk menambah gerai-gerai
mereka, hal tersebut mereka lakukan karena merupakan salah satu strategi mereka
mengenai pentingnya strategi.
65
Menurut Bapak M. Soheh selaku Manager Marketing Promotion PT.
Dunkindo Lestari, mengenai strategi promosi Dunkin’ Donuts, adalah sebagai
berikut:
“Dunkin’ Donuts dalam melakukan kegiatan strategi promosi dilakukan
secara menyeluruh di setiap cabang yang ada, baik cabang di dalam kota
maupun cabang yang berada di luar kota yang langsung di bawah komando dari
kantor pusat Hayam Wuruk. Strateginya adalah strategi yang integrasi.
Maksudnya adalah hal media, pemilihan media komunikasinya tidak hanya above
the line (ATL) tetapi juga bellow the line (BTL). Jadi Dunkin ada strategi
penjualan dan strategi loyalty yang memaintain pelanggan, itu yang namanya
integrasi. Jadi Dunkin’Donuts tidak dapat berjualan segencar-gencarnya tetapi
strategi untuk loyalty memaintain pelanggannya tidak kita jalankan, hal tersebut
merupakan integrasi dalam hal media komunikasi atau media promosinya.
Integrasi dalam hal aktivitasnya tidak hanya aqusection tetapi juga untuk
mempertahankan pelanggan. Termasuk untuk content/produk. Produk tidak dapat
dilepaskan jadi satu, yang namanya 4P (product, price, place, promotion)
ditambah dengan aqusection dan mempertahankan pelanggan, hal ini yang
membuat Dunkin’ Donuts menjadi besar. Karena masing-masing memiliki fungsi
dan saling berkaitan.
Selain itu Dunkin’ Donuts juga memikirkan bauran pemasaran 4P
(product, harga, distribusi, promosi) ditambah dengan aqusection dan
mempertahankan pelanggan. Produk sudah pasti ada strateginya. Dapat dilihat
di Dunkin’ Donuts pilihan produk baik yang di jual satuan maupun berbagai
pilahan paket produk contohnya paket Nik-Nak dan paket Breakfast. Paket NikNak merupakan paket kombinasi antara produk makanan dan minuman dengan
harga yang variatif dan lebih murah dibandingkan apabila konsumen membeli
produk tersebut satu per satu. Selain paket Nik-Nak ada paket Breakfast yang di
peruntukan bagi konsumen yang ingin melakukan sarapan pagi di counter kami
dengan harga yang cukup terjangkau.
Harga, pada paket produk Dunkin’ Donuts ada berbagai pilihan harga
berdasarkan pilihan konsumen. Sebagai contoh paket Nik-Nak dan paket
Breakfast tersebut, untuk paket Nik-Nak ada beberapa pilihan menu sesuai
pilihan konsumen dengan harga yang variatif berkisar antara Rp. 10.900,sampai dengan Rp. 27.900,-, sedangkan paket Breakfast hanya dengan
mengeluarkan uang Rp. 10.900,- konsumen sudah bisa merasakan menu sarapan
pagi yang sehat dan bergizi. dengan adanya pilihan harga pada paket-paket yang
kami tawarkan, ditujukan agar harga tidak menjadi halangan bagi konsumen,
66
sehingga konsumen dapat membeli dan merasakan produk sesuai dengan paket
yang dipilih.
Distribusi, Dunkin’ Donuts didistribusikan hampir ke seluruh wilayah
Indonesia khususnya di kota-kota besar dengan cara investasi langsung (cabang
dari kantor pusat) maupun sistem sub frenchise (cabang di luar kantor pusat).
Promosi, Dunkin’ Donuts saat ini paling banyak menggunakan media
BTL(bellow the line) seperti brosur-brosur yang di sebar di counter-counter
Dunkin, stiker, gift more, umbul-umbul untuk sponsor dan bahkan terakhir kami
melakukan promosi dengan cara sebagai sponsorship pada acara yang di gelar
tiap tahun yaitu PRJ (Pekan Raya Jakarta). Dunkin’ Donuts dalam berpromosi
langsung ditujukan kepada konsumen akhir dengan tujuan agar konsumen
tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan.
Selain itu, adapun cara untuk mempertahankan pelanggan baik pelanggan
lama maupun pelanggan baru kami (Dunkin) dengan menyediakan member card
Dunkin’ Donuts yang dapat digunakan sebagai discount card yang berlaku
selama satu tahun.”
Sedangkan menurut Bapak David Agus Putra selaku Assisten Manager
Marketing Promotion PT. Dunkindo Lestari, mengenai strategi promosi Dunkin’
Donuts beliau menambahkan sebagai berikut:
“Strategi promosi yang dilakukan oleh Dunkin pada tahun-tahun
sebelumnya berbeda dengan promosi yang dilakukan saat ini. Sebelumnya
Dunkin melakukan strategi promosi dengan cara beriklan di media, baik media
cetak maupun media elektronik, sedangkan untuk saat ini Dunkin melakukan
strategi promosinya tidak dengan cara tersebut lagi melainkan dengan cara
menggunakan media BTL (bellow the line) seperti menyebarkan brosur-brosur,
stiker, flyer, gift more di setiap counter- counter Dunkin. Selain itu kami juga
memilki strategi dalam berpromosi dengan cara meningkatkan pelayanan kepada
konsumen baik dari segi kualitas produk maupun kenyamanan konsumen dalam
mengkonsumsi produk Dunkin di counter. Saat ini di beberapa counter-counter
Dunkin sudah merubah tampilan atau layout dari tampilan yang lama menjadi
counter New Image, counter New Image tersebut memilki fasilitas yang berbeda
dengan counter-counter yang lama, diantaranya layanan self service di mana
para konsumen dapat memilih dan mengambil langsung produk yang ada di
display sesuai dengan keinginan konsumen tanpa harus dilayani oleh para crew
counter, memang kami masih memiliki beberapa counter dengan pelayanan yang
lama di mana para konsumen dalam memilih produk yang berada di belakang
crew counter harus di layani oleh para crew counternya, kemudian fasilitas yang
67
ada pada counter New Image yaitu adanya layanan internet gratis Hot Spot Free
bagi para konsumen yang menikmati produk Dunkin di dalam counter sehingga
para konsumen akan lebih nyaman berlama-lama di dalam sambil melakukan
aktifitasnya. Para crew pada counter New Image berbeda dengan crew counter
yang belum New Image dalam hal uniform (seragam kerja), pada counter New
Image para crewnya memakai seragam jenis sporty yaitu baik crew laki-laki dan
perempuan memakai seragam yang sama berbeda dengan counter lainnya di
mana seragam crew laki-laki berbeda dengan seragam perempuan.
Selain itu juga strategi yang kami lakukan dalam berpromosi yaitu dengan
memberikan kesempatan kepada konsumen yang ingin membeli produk Dunkin
untuk merasakan produk yang paling terbaru dari Dunkin apabila Dunkin
mengeluarkan produk baru, sehinga konsumen dapat mengetahui dan sudah
pernah merasakan serta menambah pengetahuan tentang produk Dunkin yang
paling terbaru.”
Berdasarkan kutipan wawancara diatas maka dapat dijelaskan bahwa
strategi promosi Dunkin’ Donuts dilakukan secara menyeluruh di setiap cabang
yang ada, baik cabang di dalam kota maupun cabang yang berada di luar kota
yang langsung di bawah komando atau instruksi dari kantor pusat yang berada di
Hayam Wuruk. Strateginya adalah strategi yang integrasi. Maksudnya adalah hal
media, pemilihan media komunikasinya tidak hanya above the line tetapi juga
bellow the line. Jadi menurut Bapak M. Soheh selaku Manager Marketing
Promotion PT. Dunkindo Lestari yang namanya integrasi yaitu ada strategi
penjualan dan strategi loyalty untuk memaintain pelanggan, Dunkin’ Donuts tidak
dapat berjualan segencar-gencarnya apabila strategi untuk loyalty memaintain
pelanggannya tidak dijalankan. Selain itu Dunkin’ Donuts juga memikirkan
bauran pemasaran 4P (produk, harga, distribusi, promosi) di tambah dengan
aqusection dan mempertahankan pelanggan. Produk Dunkin’ Donuts sudah pasti
ada strateginya. Dapat dilihat di Dunkin’ Donuts begitu banyak produk yang di
jual baik yang di jual secara satuan maupun berbagai pilihan paket, contohnya
pilihan paket Nik- Nak (Nikmat-eNak) dan paket Breakfast. Paket Nik-Nak
68
merupakan paket kombinasi antara produk makanan dan minuman dengan harga
yang variatif dan lebih murah dibandingkan apabila konsumen membeli produk
tersebut satu per satu. Selain paket Nik-Nak, ada paket Breakfast yang
diperuntukan bagi konsumen yang ingin melakukan sarapan sebelum melakukan
aktifitas di gerai-gerai Dunkin’ Donuts dengan harga yang cukup terjangkau.
Harga pada paket produk Dunkin’ Donuts ada berbagai pilihan harga
berdasarkan pilihan konsumen. Sebagai contoh paket Nik-Nak dan paket
Breakfast tersebut, untuk paket Nik-Nak ada beberapa pilihan menu sesuai pilihan
pilihan konsumen dengan harga yang variatif berkisar antara Rp. 10.900,- sampai
dengan Rp. 27.900,-, sedangkan paket Breakfast konsumen cukup mengeluarkan
uang sebesar Rp. 10.900,- konsumen sudah bisa merasakan menu sarapan pagi
yang sehat dan bergizi. Dengan adanya pilihan harga pada paket-paket yang
ditawarkan oleh Dunkin’ Donuts ditujukan agar harga tidak menjadi halangan
bagi konsumen, sehingga konsumen dapat membeli dan merasakan produk sesuai
dengan paket yang dipilih.
Distribusi dari Dunkin’ Donuts sendiri didistribusikan hampir ke seluruh
wilayah Indonesia khususnya di kota-kota besar dengan cara investasi langsung
(cabang dari kantor pusat) maupun sistem sub frenchise (cabang di luar kantor
pusat).
Untuk saat ini Dunkin’ Donuts dalam berpromosi lebih banyak
menggunakan media BTL (bellow the line) seperti brosur-brosur yang di sebar di
gerai-gerai Dunkin’ Donuts, stiker produk baru, gift more, umbul-umbul untuk
sponsor dan bahkan terakhir kami melakukan promosi dengan cara sebagai
sponsorship pada acara yang di gelar setiap tahun yaitu PRJ (Pekan Raya Jakarta).
69
Dalam berpromosi Dunkin’ Donuts menggunakan strategi pull strategy yaitu
langsung ditujukan kepada konsumen akhir dengan tujuan agar konsumen tertarik
untuk membeli produk yang ditawarkan. Selain itu, ada cara lain yang digunakan
oleh Dunkin’ Donuts untuk memepertahankan pelanggan baik pelanggan baru
maupun pelanggan lama yaitu dengan menyediakan member card Dunkin’ Donuts
yang dapat digunakan sebagai discount card atau kartu potongan harga yang
berlaku selama satu tahun.
Promosi yang dilakukan Dunkin’ Donuts pada tahun-tahun sebelumnya
berbeda dengan strategi yang dilakukan saat ini. Sebelumnya Dunkin’ Donuts
melakukan strategi promosi dengan cara beriklan di media, baik media cetak
maupun media elektronik, saat ini Dunkin’ Donuts melakukan strategi
promosinya dengan cara yang berbeda yaitu dengan cara menggunakan media
BTL (bellow the line) dan dengan cara yang lainnya seperti menyebarkan brosurbrosur, stiker produk baru, flyer, gift more di setiap gerai-gerai Dunkin’ Donuts.
selain itu Dunkin’ Donuts juga memiliki strategi yang lain dalam berpromosi
dengan cara meningkatkan pelayanan kepada konsumen baik dari segi kuaalitas
produk maupun kenyaman konsumen dalam mengkonsumsi produk Dunkin di
tiap gerainya. Saat ini di beberapa gerai-gerai Dunkin’ Donuts sudah merubah
tampilan atau layout dari tampilan yang lama menjadi gerai Dunkin New Image,
gerai New Image tersebut memiliki fasilitas yang berbeda dengan gerai-gerai yang
tampilannya masih lama, diantaranya layanan self service di mana para konsumen
dapat memilih dan mengambil langsung produk yang ada di display sesuai dengan
keinginan konsumen tanpa harus dilayani oleh para crew counter, Dunkin’ Donuts
juga masih memiliki beberapa counter yang pelayanannya masih menggunakan
70
metode lama di mana konsumen masih di layani oleh para crew counter dalam
pemilihan produk yang ada di belakang para crew counter tersebut, kemudian
fasilitas yang ada pada counter New Image yaitu adanya layanan internet gratis
atau Hot Spot Free, layanan tersebut diperuntukan bagi para konsumen yang
menikmati produk Dunkin’ Donuts di dalam
gerai Dunkin sehingga para
konsumen akan lebih nyaman berlama-lama di dalam gerai sekalian melakukan
aktifitasnya. Kemudian para crew pada gerai New Image berbeda dengan crew
counter yang belum New Image dalam hal uniform (seragam kerja), pada counter
New Image para crewnya memakai seragam jenis sporty yaitu baik crew laki-laki
dan wanita memakai seragam yang sama hal ini dilakukan agar menarik perhatian
para konsumen, berbeda dengan counter lainnya di mana seragam crew laki-laki
berbeda dengan seragam perempuan.
Selain itu strategi promosi yang di lakukan Dunkin’ Donuts dalam mencari
dan mempertahankan pelanggan yaitu dengan cara memberikan tester atau
memberikan kesempatan kepada konsumen yang ingin membeli produk Dunkin’
Donuts untuk merasakan produk yang paling terbaru dari Dunkin apabila Dunkin’
Donuts mengeluarkan produk baru, sehingga konsumen dapat mengetahui dan
sudah pernah merasakan serta menambah pengetahuan tentang produk Dunkin’
Donuts yang paling terbaru.
4.2.4 Pelaksanaan Strategi Promosi
Didalam melaksanakan kegiatan strategi promosi ini, produk yang
dipasarkan harus dapat diperhitungkan dengan teliti dalam menentukan jumlah
71
segmen pasar yang akan dituju. Pasar yang dimaksud adalah pasar konsumen
memanfaatkan produk untuk kepentingannya sendiri yang sesuai dengan
kebutuhannya sendiri.
Pelaksanaan kegiatan strategi promosi ini banyak memerlukan biaya,
tenaga, pikiran dan pengorbanan lainnya. Sehingga apabila kegiatan strategi
promosi ini tidak berhasil maka pengorbanan itu akan menjadi tidak berguna dan
akan mengakibatkan kerugian pada perusahaan itu sendiri. Untuk itu pelaksanaan
kegiatan promosi ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan narasumber yaitu
Bapak David Agus Putra selaku Assisten Manager Marketing Promosi PT.
Dunkindo Lestari maka diperoleh penjelasan mengenai pelaksanaan strategi
promosi yang dilaksanakan melalui penggunaan unsur-unsur bauran promosi.
Unsur-unsur bauran promosi yang digunakan oleh Dunkin’ Donuts
menurut Bapak David Agus Putra selaku Assisten Manager Marketing Promotion
PT. Dunkindo Lestari, yaitu antara lain:
4.2.4.1 Periklanan (Advertising)
Berikut yang dipaparkan oleh Bapak David Agus Putra mengenai
periklanan:
“Untuk periklanan sendiri kita menggunakan dan mengoptimalkan media
seperti above the line (ATL) seperti: TV, tabloid dan media bellow the line (BTL)
seperti: brosur, flyer, stiker, umbul-umbul untuk sponsor. Tetapi untuk media
above the line (ATL) beberapa tahun ini kita sudah tidak menggunakan lagi, kita
lebih banyak menggunakan media bellow the line (BTL). Untuk pelaksanaan dari
kegiatan promosi yang menggunakan media bellow the line (BTL), kita
72
melaksanakannya apabila ingin mempromosikan produk terbaru dan apabila ada
event – event tertentu.
Dari seluruh pelaksanaan kegiatan promosi yang ada, kita menanganinya
sendiri dalam konsep yang sudah ditentukan kemudian konsep yang sudah kita
buat (design) diperbanyak. Semua itu kita lakukan sendiri untuk menghemat
anggaran dan memaksimalkan sumber daya yang ada kemudian untuk
pelaksanaannya kita melakukannya apabila ada event-event tertentu saja seperti
perkenalan produk baru, program-program yang sedang berjalan dan
sebagainya. Pelaksanaan promosi yang kita lakukan ditujukan kepada seluruh
target market kita yaitu seluruh lapisan masyarakat. Mengenai tempat kita
melakukan promosi tergantung dari kebutuhan yang kita inginkan contohnya
seperti yang sudah di sebutkan tadi.”
1)Above The Line
Televisi
Televisi memiliki keunggulan yaitu memiliki kesan realistik, karena
sifatnya yang audio visual dan merupakan komdinasi warna dan gerakan,
kelebihan ini tidak dimiliki oleh media lain. Pesan yang disampaikan pada media
ini hanya ingin memberitahukan kepada seluruh khalayak mengenai brand image
Dunkin’ Donuts. Dalam melakukan promosi, Dunkin’ Donuts hanya pada eventevent tertentu saja. Berikut ini stasiun-stasiun televisi yang digunakan oleh
Dunkin’ Donuts dalam beriklan:
Tabel 4.151
Kegiatan Periklanan Dunkin’ Donuts di Televisi
51
MEDIA
SPESIFIKASI
TELEVISI
RCTI
Data-data perusahaan PT. Dunkindo Lestari (Dunkin’ Donuts)
73
MEDIA
SPESIFIKASI
TELEVISI
SCTV
TRANS TV
GLOBAL TV
Tabloid
Tabloid memiliki keunggulan dapat menjangkau sejumlah besar khalayak
yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia, tabloid memiliki kapasitas besar
untuk menampung iklan dengan keterangan tertulis cukup banyak. Sama halnya
dalam berikaln di televisi Dunkin’ Donuts hanya melakukan promosi pada saat
adanya event-event tertentu saja, sasaran yang ingin dicapai dalam beriklan di
tabloid adalah para ibu-ibu muda, terutama mereka yang suka mengajak anakanaknya berpergian. Isi pesan yang ingin di sampaikan biasanya cukup ringan.
Tabel 4.252
Kegiatan Periklanan Dunkin’ Donuts di Tabloid
MEDIA
SPESIFIKASI
TABLOID
NOVA
CITRA
52
Data-data perusahaan PT. Dunkindo Lestari (Dunkin’ Donuts)
74
Internet
Internet memiliki keunggulan hampir sama dengan media televisi hanya
saja dalam internet tidak terdapat unsur audionya hanya kombinasi warna dan
gerakan selain itu dapat di lihat oleh seluruh orang di dunia. Sama seperti media
lainnya, Dunkin’ Donuts hanya melakukan promosi pada event tertetu saja.
2) Bellow The Line
Brosur
Dalam periklanan PT. Dunkindo Lestari tidak hanya menggunakan above
the line namun juga bellow the line. Penggunaan bellow the line ini disesuaikan
dengan target market dan anggaran yang tersedia. Penggunaan media ini dapat
menjadi efektif apabila sesuai target yang dituju dan pesan yang ingin
disampaikan diterima dengan baik oleh khalayaknya.
Pemilihan media bellow the line oleh departemen Marketing Promotion
PT. Dunkindo Lestari ini dilakukan karena melihat khalayak sasaran yang ingin
dijangkau sangat spesifik, terutama mereka yang sering melewati counter Dunkin’
Donuts dan mereka yang datang ke counter-counter Dunkin. Kelebihan brosur
yaitu langsung kepada sasaran yang dituju, karena diberikan langsung person to
person dan dapat memuat informasi secara lebih rinci. Sedangkan kekurangannya
membutuhkan tenaga untuk penyebarannya. Namun hal ini dapat diatasi dengan
adanya kinerja para crew counter Dunkin Donuts yang memadai. Penyebaran
brosur oleh PT. Dunkindo Lestari sebagai unsur bauran promosinya yang disebar
ke seluruh counter – counter Dunkin Donuts yang ada disetiap cabangnya, baik
75
cabang dalam kota maupun luar kota. Brosur di buat hanya pada event tertentu
saja dan isi pesan yang disampaikan cukup sederhana, isi dari pesan pada brosur
biasanya mengenai produk Dunkin atau program acara.
Spanduk
Spanduk merupakan kain rentang yang berisi slogan, propaganda atau
berita yang perlu diketahui umum. Spanduk dipasang di tempat–tempat keramaian
yang banyak dikunjungi dan dapat terlihat oleh banyak orang seperti dijalan raya
di sekitar counter Dunkin’ Donuts, selain itu spanduk juga dipasang didepan
counter – counter Dunkin Donuts. Spanduk dijadikan sebagai media pendukung
dan memiliki jangka waktu pemasangan yang terbatas serta tempat pemasangan
yang berdampingan dengan spanduk lainnya.
Spanduk digunakan pada event–event tertentu dan ditempatkan didepan
counter–counter yang berada didekat jalan umum yang memungkinkan khalayak
sasarannya dapat mengetahui lokasi event tersebut. Isi pesan dari spanduk yang di
pasang biasanya mengenai kegiatan promosi yang sedang berlangsung atau
mengenai produk Dunkin.
Poster
Poster merupakan lembaran barang cetakan yang banyak digunkan oleh
perusahaan pada saat melakukan event–event tertentu. Poster memiliki kelebihan
dapat memuat informasi mengenai suatu event secara lengkap. Poster dapat
76
ditempel pada masing–masing counter Dunkin Donuts. Isi pesan dari poster yang
dibuat adalah untuk mempromosikan produk dan isi pesannya sendiri berbedabeda setiap waktu, tergantung dari program yang sedang berlangsung di Dunkin.
Biasanya poster ditempatkan pada bagian muka atau di depan counter Dunkin
berdekatan dengan pintu masuk customer atau di display pada dinding-dinding
kaca yang ada di setiap counter Dunkin. Sama dengan alat promosi lainnya, poster
digunakan pada saat Dunkin melakukan suatu event tertentu dan ditujukan kepada
mereka yang ingin membeli produk atau mereka yang hanya melintasi depan
counter Dunkin’ Donuts.
Stiker
Stiker merupakan salah satu media periklanan yang paling banyak dan
sering digunakan oleh perusahaan–perusahaan untuk mempromosikan produknya,
karena sifatnya sangat fleksibel. Kelebihan media ini yaitu dapat ditempel dimana
saja dan tahan lama. Isi pesan dari stiker biasanya hanya berupa gambar produk
dan sedikit tulisan dan untuk isi pesannya berbeda setiap waktunya tergantung
promosi yang sedang berlangsung di Dunkin. Stiker di bagikan kepada mereka
yang melintasi depan counter Dunkin atau mereka yang sedang membeli produk
Dunkin’ Donuts.
77
4.2.4.2 Pomosi Penjualan (Sales Promotion)
Menurut hasil wawancara dengan narasumber yaitu Bapak. David Agus
Putra selaku ass. Manager Marketing Promotion PT. Dunkindo Lestari
menjelaskan mengenai promosi penjualan sebagai berikut :
“Pelaksanaan promosi penjualan yang dlakukan oleh Dunkin’ Donuts
biasanya dilakukan oleh para crew counter dengan cara menawarkan produkproduk yang lain selain yang di beli oleh konsumen dengan harga paket, selain
itu promosi penjualan yang kami tawarkan adalah dengan memberikan gift more
dan masih banyak lagi”
Pelaksanaan promosi penjualan yang ditujukan kepada konsumen dengan
menawarkan produk lain selain produk yang di beli oleh konsumen dengan harga
paket. Selain menawarkan paket pembelian Dunkin’ Donuts juga memberikan gift
more kepada kosumen yaitu tawaran promosi yang tertera pada struk pembelian
sehingga konsumen mengetahui promosi apa yang sedang berlangsung di Dunkin’
Donuts. Discount Card atau kartu diskon juga tersedia bagi konsumen yang ingin
memilikinya, dengan kartu diskon konsumen mendapatkan potongan sebesar 10%
setiap melakukan pembelian produk Dunkin. Apabila konsumen melakukan
pembelian pada hari Rabu dengan menggunakan kartu diskon maka potongan
diberikan sebesar 20%. Kartu diskon tidak berlaku untuk harga-harga produk
yang sudah masuk harga paket dan kartu diskon dipergunakan sebelum
melakukan transaksi pembayaran, jadi konsumen harus menunjukan kartu diskon
terlebih dahulu sebelum membayar. Dunkin’ Donuts juga memberikan kuponkupon secara periodik kepada konsumen yang dapat diperoleh di setiap lembaran
kalender tahunan yang dikeluarkan oleh Dunkin’ Donuts. Biasanya promosi yang
ditawarkan didalam kupon kalender berbeda-beda setiap periodenya. Untuk dapat
78
menggunakan promosi tersebut konsumen harus menunjukan potongan kupon
kalender tersebut. Sampel gratis atau merasakan produk juga dilakukan oleh
Dunkin dalam mempromosikan produk yang paling terbaru, jadi konsumen dapat
merasakan produk terbaru dari Dunkin’ Donuts secara cuma-cuma.
4.2.4.3 Hubungan Masyarakat dan Publisitas (Publicity and Public Relation)
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak David Agus Putra selaku Ass.
Manager Marketing Promotion PT. Dunkindo Lestari, yaitu sebagai berikut:
“Pelaksanaan strategi promosi yang dilakukan melalui publisitas dapat
dilaksanakan melalui pembukaan cabang Dunkin’ Donuts di tempat-tempat yang
strategis, kerjasama event, dan sponsorship, dimana jika ada acara-acara
lembaga dari luar seperti perusahaan-perusahaan, kampus, sekolah melakukan
penawaran/menawarkan proposal kerja sama.”
Pelaksanaan publisitas oleh Dunkin’ Donuts dilaksanakan melalui
pembukaan cabang ditempat-tempat yang strategis, kerja sama event, dan menjadi
sponsorship dimana jika ada acara-acara lembaga dari luar seperti perusahaan
perusahaan, kampus, sekolah melakukan penawaran atau menawarkan proposal
kerjasama. Untuk pembukaan cabang baru, Dunkin’ Donuts melakukannya secara
bertahap sedangkan untuk kerjasama event di tahun 2009 ini belum lama bekerja
sama dalam acara yang dilakukan oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta di acara
Pekan Raya Jakarta (PRJ). Kerjasama sponsorship sering dilakukan oleh Dunkin’
Donuts dengan sekolah-sekolah Taman Kanak-kanak, dimana Dunkin’ Donuts
memeberikan pengetahuan mengenai produk Dunkin’ Donuts.
79
4.2.5 Riset dan Evaluasi (Research & Evaluation)
Bedasarkan hasil wawancara dengan Bapak M. Soheh selaku Manager
Marketing Promotion PT. Dunkindo Lestari, yaitu sebagai berikut:
“Yaitu dengan melakukan evaluasi produk, evaluasi konsumen dan
evaluasi pesaing.”
Berdasarkan kutipan diatas, dapat dikatakan bahwa riset dan evaluasi
dilakukan yaitu dengan melakukan evaluasi produk dan evaluasi konsumen.
Evaluasi produk, biasa Dunkin’ Donuts lakukan berdasarkan feedback tahun
sebelumnya, Dunkin’ Donuts melakukan riset kepada pelanggan tetap Dunkin’
Donuts, dengan menanyakan kebiasaan dari pelanggan, kepuasan pelanggan
dengan produk Dunkin’ Donuts dan pelayanan yang diberikan oleh Dunkin’
Donuts.
Evaluasi konsumen, Dunkin’ Donuts mengevaluasi tidak hanya dari
laporan aktivitas tetapi juga melakukan survey yang di sebar di setiap gerainya.
Sehingga produk-produk dari Dunkin’ Donuts di pilih untuk setiap bulannya, ada
beberapa pelanggan tetap untuk menentukan pilihan setiap harinya dari produkproduk Dunkin’ Donuts, dengan cara tersebut Dunkin’ Donuts dapat
mengevaluasi produk Dunkin’ Donuts. Pada aktivitas terdapat laporan aktivitas,
pada produk terdapat pemilihan produk, dan survey dilakukan sendiri yang di
sebar di setiap gerai Dunkin’ Donuts. Mengenai bellow the line (BTL) Dunkin’
Donuts mendapat informasi dari para crew counter yang mengetahui lapangan.
Untuk evaluasi pesaing Dunkin’ Donuts langsung mencari tahu dengan
mengerahkan para staff dari departemen PPP (Pengawasan & Pengembangan
Produksi) untuk langsung mencari tahu siapa-siapa saja pesaing-pesaing Dunkin’
80
Donuts saat ini. Semua informasi tersebut dikumpulkan kemudian Dunkin’
Donuts menganalisa menjadi satu, untuk strategi Dunkin’ Donuts pada tahuntahun yang akan datang.
4.2.6 Pembahasan
Bedasarkan hasil penelitian yang dilakukan melelui narasumber yaitu
Bapak M. Soheh selaku Manager Marketing Promotion, Bapak David Agus Putra
selaku ass. Manager Marketing Promotion dan Bapak Tri Supriyono selaku
karyawan staff Marketing Promotion PT. Dunkindo Lestari dan pengumpulan
dokumen perusahaan menjelaskan secara terperinci permasalahan yang menjadi
objek penelitian dan menganalisa semua data penelitian sesuai dengan fakta
sebenarnya secara keseluruhan mengenai strategi promosi tersebut. Hal-hal yang
berkaitan dengan objek penelitian yaitu tentang strategi promosi PT. Dunkindo
Lestari (Dunkin’ Donuts).
Dengan mengacu pada kerangka sistem komunikasi pemasaran yang
dikemukakan oleh Chriss Fill mengenai strategi komuniksai pemasaran terlihat
kesesuaian antara strategi yang digunakan oleh PT. Dunkindo Lestari (Dunkin’
Donuts) dengan teori-teori komunikasi pemasaran yang dikemukakan Chriss Fill.
Adapun beberapa tahapan-tahapan dalam proses komunikasi pemasaran
yang dilakukan oleh Dunkin’ Donuts, tahapan pertama berupa SWOT. Dalam
menentukan tujuan usaha yang realistis sesuai dengan situasi dan kondisi
perusahaan dan diharapkan agar lebih mudah tercapai maka perusahaan dapat
mempergunakan teknik analisa SWOT (Key Factor Analysis) untuk mengetahui
81
bagaimana kekuatan produk yang dimiliki perusahaan, kelemahan dari produk,
peluang atau kesempatan yang dimiliki oleh perusahaan terhadap produk serta
ancaman yang harus dihadapi oleh perusahaan terhadap produk pesaing.
Kekuatan yang dimiliki oleh Dunkin’ Donuts adalah Dunkin’ Donuts
memiliki produk kopi yang mempunyai cita rasa yang tinggi, dimana kopi
tersebut didatangkan langsung dari Amerika tempat Dunkin’ Donuts berasal.
Semua orang khususnya dari kalangan menengah keatas yang biasa menikmati
kopi di gerai Dunkin pasti sudah mengenal kopi Dunkin, oleh karena itu
konsumen yang sudah terbiasa menikmati aroma kopi Dunkin khususnya mereka
yang menikmatinya di dalam counter akan semakin nyaman ditemani oleh aroma
kopi Dunkin hingga berlama-lama didalamnya karena untuk counter dengan
tampilan new image mempunyai layout atau tampilan counter yang cukup
menarik perhatian konsumen di samping para konsumennya yang bebas memilih
produk yang diinginkan sendiri atau self service.
Dunkin’ Donuts selain memiliki kekuatan yang telah dijelaskan diatas,
Dunkin’ Donuts untuk saat ini di beberapa counter Dunkin memanjakan para
konsumennya yang menikmati produk Dunkin di counter dengan pelayanan Hot
Spot Free atau layanan internet gratis. Bahkan di beberapa counter yang ada di
cabang luar kota konsumen yang datang setiap malam akhir pekan dimanjakan
oleh penampilan live music dari group band lokal. Kegiatan tersebut sengaja
dilakukan oleh pihak Dunkin sebagai salah satu upaya menarik para calon
konsumen untuk sekedar datang menikmati kopi di counter atau bahkan membeli
produk Dunkin’ Donuts yang lainnya.
Kelemahan yang dimiliki Dunkin’ Donuts adalah Dunkin’ Donuts belum
82
bisa melakukan kegiatan promosi secara menyeluruh di Indonesia, khususnya di
beberapa kota besar. Oleh karena itu produk Dunkin’ Donuts belum meneyebar ke
seluruh wilayah Indonesia, sehingga masyarakat Indonesia belum semua bisa
merasakan produk yang dihasilkan oleh Dunkin’ Donuts, atau bahkan mungkin
ada masyarakat yang belum mengetahui apa itu Dunkin’ Donuts.
Peluang yang dimiliki oleh Dunkin’ Donuts adalah Dunkin’ Donuts
memiliki pasar potensial yang besar untuk usaha waralaba khususnya usaha
makanan cepat saji atau fast food jenis donat dan bakery, konsumen lebih
memahami makanan jajanan yang bersih, sehat dan yang mudah di dapat dengan
cepat. Dunkin’ Donuts mempunyai pandangan bahwa sampai kapanpun manusia
pasti butuh makan, hal itulah yang membuat Dunkin’ Donuts ingin membuat
suatu terobosan baru dengan ide-ide yang bagus agar peluang-peluang yang ada
dapat dipergunakan sebaik mungkin, khususnya untuk melakukan pembukaanpembukaan counter yang baru di lokasi yang sangat strategis.
Ancaman yang dihadapi oleh Dunkin’ Donuts adalah kompetitor atau
pesaing-pesaing yang baru dari usaha sejenis yang telah berada di mana-mana,
bahkan banyak tenaga ahli dari Dunkin’ Donuts yang di rekrut untuk bergabung
ke dalam bagian dari kompetitor Dunkin’ Donuts tersebut dengan di bujuk akan
mendapatkan pendapatan yang lebih dari yang mereka terima selama di Dunkin.
Banyak tenaga ahli dari Dunkin’ Donuts yang bekerja telah puluhan tahun di
Dunkin’ Donuts keluar dari Dunkin’ Donuts, kemudian mereka di rekrut oleh
kompetitor. Kemudian mantan pekerja Dunkin’ Donuts tersebut mengajak rekanrekannya di Dunkin’ Donuts.53
53
Hasil wawancara dengan narasumber
83
Tahapan kedua yaitu mengenai STP (segmentation, targeting dan
positioning). Segmentasi pasar Dunkin’ Donuts terdiri dari:
-
Segmentasi geografis, pembagian pasar menurut daerah unit
georafisnya. Distribusi Dunkin’ Donuts tersebar sampai ke
beberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar,
Bandung, Semarang dan beberapa kota besar lainnya di Indonesia.
-
Segmentasi Demografis, pembagian pasar ke dalam kelompokkelompok berdasarkan variable-variabel demografi, seperti: usia 5
tahun lebih (seluruh anggota keluarga), jenis kelamin: pria dan
wanita, status perkawinan: belum menikah dan menikah,
pendidikan: SD sampai perguruan tinggi.
-
Segmentasi Psikografis, para konsumen terbagi ke dalam
kelompok yang berbeda berdasarkan kelas social, gaya hidup, dan
atau ciri-ciri kepribadian. Segmentasi psikografis Dunkin’ Donuts,
adalah: keluarga Indonesia dengan latar belakang pendidikan yang
baik dan memiliki pikiran yang terbuka dan keluarga Indonesia
yang selalu membutuhkan jajanan yang sehat, bersih, berkualitas
serta mudah mereka dapatkan untuk seluruh anggota keluarganya.
Target pasar dari Dunkin’ Donuts adalah semua kalangan masyarakat dari
berbagai jenis usia, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa dan dari berbagai
kalangan status sosial. Dengan kata lain Dunkin’ Donuts dapat dinikmati oleh
semua orang dari berbagai kalangan status sosial, dan positioning Dunkin’ Donuts
adalah the real coffee & donuts pemilihan positioning tersebut di pilih karena
Dunkin merupakan pilihan yang tepat untuk jajanan keluarga yang menjual atau
84
menghasilkan kopi dan donat yang sebenarnya akan tetapi bukan berarti produk
yang di jual oleh Dunkin’ Donuts hanya sebatas kopi dan donat saja melainkan
masih banyak lagi produk yang ditawarkan oleh Dunkin’ Donuts.
Tahapan ketiga yaitu tujuan strategi promosi, dijelaskan bahwa strategi
promosi Dunkin’ Donuts, adalah pada tahun 2008 tujuan stratgi promosi Dunkin’
Donuts yaitu mempertahankan posisi Dunkin’ Donuts sebagai market leader
jajanan keluarga yang sehat, bersih, berkualitas di Indonesia, meningkatkan brand
awareness, meningkatkan penjualan serta mempertahankan pelanggan. Dari
tujuan strategi promosi tersebut semua porsinya sama, hal ini disebabkan Dunkin’
Donuts melakukan persiapan untuk menghadapi tahun 2009 di mana Dunkin’
Donuts sudah mengetahui informasi akan banyaknya kompetitor-kompetitor baru
dengan usaha yang sama yang akan datang. Maka dari itu Dunkin’ Donuts harus
memberikan brand image yang baru kepada para konsumen, baik konsumen yang
potensial maupun konsumen yang belum tertarik pada produk Dunkin’ Donuts,
dengan tujuan agar brand awareness dari Dunkin’ Donuts tetap kuat.
Tahapan keempat yaitu strategi promosi. Dunkin’ Donuts dalam
melakukan strategi promosinya dilakukan secara menyeluruh di setiap cabangnya
yang langsung di bawah perintah dari kantor pusatnya di Jakarta. Strategi promosi
yang digunakan oleh Dunkin’ Donuts adalah pull strategy yaitu sebuah strategi
yang ditujukan kepada konsumen akhir sehingga Dunkin’ Donuts tidak perlu
menggunakan perantara dalam mempromosikan produknya. Pull strategy,
dilakukan dengan menggunakan media above the line (ATL) dan bellow the line
(BTL), akan tetapi untuk saat ini Dunkin’ Donuts tidak menggunakan media ATL
dalam berpromosi tetapi lebih menggunakan media BTL seperti brosur, stiker dan
85
lain sebagainya. Selain adanya perubahan strategi, Dunkin’ Donuts juga giat dan
aktif dalam mencari lokasi-lokasi yang strategis guna menambah gerai-gerai
terbarunya, hal tersebut dilakukan karena merupakan salah satu strategi Dunkin’
Donuts mengenai pentingnya strategi.
Tahapan kelima yaitu pelaksanaan strategi promosi, melalui unsur-unsur
komunikasi pemasaran. Berdasarkan pada kerangka kerja yang dikemukakan oleh
Chris Fill terpapar beberapa unsur-unsur komunikasi pemasaran, antara lain
Advertising, Direct Response Media, Sales Promotion, Personal Selling dan
Publicity.
Periklanan,
untuk
saat
ini
Dunkin’
Donuts
menggunakan
dan
mengoptimalisasikan media bellow the line (BTL), seperti brosur, stiker,
spanduk, poster dan lain sebagainya. Media bellow the line di pilih untuk saat ini
dikarenakan Dunkin’ Donuts mempunyai anggapan bahwa sebagian masyarakat
sudah mengetahui Dunkin’ Donuts.
Promosi penjualan, dilakukan dengan berbagai cara diantaranya,
menawarkan produk lain selain yang di beli konsumen dengan harga paket. Selain
menawarkan harga paket, juga memberikan gift more kepada konsumen yaitu
tawaran promosi yang tertera pada struk pembelian sehingga konsumen
mengetahui promosi apa yang sedang berlangsung di Dunkin’ Donuts. Discount
card atau kartu diskon juga diberikan bagi konsumen yang ingin menjadi member.
Kupon-kupon pembelian juga diberikan kepada konsumen melalui potonganpotongan yang ada dalam kalender tahunan secara periodik yang dikeluarkan oleh
Dunkin’ Donuts. Sampel gratis atau merasakan produk secara Cuma-Cuma
diberikan kepada konsumen apabila Dunkin’ Donuts mengeluarkan produk
86
terbarunya.
Hubungan masyarakat dan publisitas, dilaksanakan oleh Dunkin’ Donuts
melalui pembukaan cabang atau gerai-gerai ditempat-tempat yang strategis, kerja
sama event dan menjadi sponsorship di mana jika ada acara-acara lembaga dari
luar seperti perusahaan-perusahaan, kampus, sekolah yang melakukan penawaran
atau menawarkan proposal kerja sama.
Tahapan keenam, yaitu dengan melakukan riset dan evaluasi. Dapat
dikatakan bahwa riset dan evaluasi dilakukan yaitu dengan melakukan evaluasi
produk dan evaluasi konsumen. Evaluasi produk, biasa Dunkin’ Donuts lakukan
berdasarkan feedback tahun sebelumnya. Evaluasi konsumen tidak hanya dari
laporan aktifitas tetapi juga melakukan survey yang disebar di setiap gerainya.
Sedangkan untuk evaluasi pesaing. Dunkin’ Donuts langsung mencari tahu
dengan mengerahkan para staff dari salah satu departemen yang ada dalam
struktur organisasinya untuk langsung mencari tahu siapa-siapa saja pesaingpesaing Dunkin’ Donuts saat ini, semua informasi tersebut dikumpulkan
kemudian Dunkin’ Donuts menganalisa menjadi satu, untuk strategi Dunkin’
Donuts pada tahun-tahun yang akan datang.
Download