KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BIRO KOMUNIKASI DAN LAY ANAN INFORMASI Jalan Dr. Wahidin Raya No. 1 Jakarta 10710 Nomor Telepon: (021) 3449230 eks. 6347- 6348 & 3500849 <> Faksimile: 3500847 Tanggal <> e-mail: [email protected] website: http://www.depkeu.go.id 172· /HMS/2011 7 Oktober 2011 Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G-20 Sepakati Penguatan Koordinasi Global Sebagai Bagian Inti Antisipasi Memburuknya Perekonomian Global Menteri Keuangan Agus D.W. Martowardojo, dan Deputi Gubernur Hartadi A.Sarwono yang mewakili Gubernur Sank Indonesia, telah berpartisipasi dalam pertemuan Para Menteri Keuangan dan Gubernur Sank Sentral Forum G-20 di Washington, D.C., Amerika Serikat. Pertemuan tersebut dilaksanakan dalam satu rangkaian dengan pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Sank Dunia tanggal 22-25 September 2011. Dalam pertemuannya, Para Menteri Keuangan dan Gubernur Sank Sentral G-20 telah membahas tiga isu utama, yakni: (i) perkembangan terakhir ekonomi globaldan Kerangka Kerja Sama G-20 untuk pertumbuhan (the Framework); (ii) reformasi sistem moneter internasional (International Monetary System/lMS); tersebut dilakukan dan (Hi) perkembangan dalam kerangka reformasi sektor keuangan. kerja sama negara-negara pertumbuhan global jangka panjang yang kuat, berkesinambungan Pembahasan isu-isu G-20 untuk mewujudkan target dan berimbang (the Framework for Strong, Sustainable and Balanced Growth). Dengan latar belakang tujuan utama ini dan untuk menjawab tantangan-tantangan sebagai akibat berbagai permasalahan perekonomian global dewasa ini, G-20 sepakat penguatan koordinasi kebijakan menjadi kunci upaya mengatasi memburuknya kondisi perekonomian G-20 telah menyampaikan mendesak bahwa krisis global terutama akibat terus di Amerika Serikat dan kawasan Eropa. Dalam jangka pendek, komitmen untuk berkonsentrasi pada kebijakan-kebijakan terkonsolidasi untuk mendukung kebijakan pemulihan ekonomi antara lain reformasi fiskal di Amerika Serikat dan penyelesaian masalah hutang pemerintah (sovereign debts) di Eropa. Dalam jangka menengah, G-20 sepakat untuk memperbaharui memperkokoh dasar-dasar pemulihan perekonomian pelaksanaan pertumbuhan reformasi struktural ekonomi, khususnya agar lebih agresif serta komitmen yang mendukung percepatan global sekaligus penciptaan lapangan kerja. Para Menteri Keuangan dan Gubernur Sank Sentral G-20 juga meyakini perlunya strategi pertumbuhan global dengan kontribusi yang lebih luas (broader based growth strategy), dimana pertumbuhan ekonomi global tidak hanya didukung oleh negara berkembang maju dan emerging market economies, namun kontribusi negara-negara lainnya juga harus semakin besar. Sebagai akibat dari tekanan risiko yang semakin tinggi, G-20 juga sepakat untuk menyeimbangkan reformasi jangka menengah dengan reformasi jangka pendek dalam rangka memastikan pemulihan global sebagai sebuah proses berkelanjutan. Terkait pelaksanaan Washington, D.C, tersebut, Pertemuan Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G-20 di Indonesia sepakat agar G-20 memberikan perhatian serius terhadap berbagai isu jangka menengah termasuk pelaksanaan reformasi Sistem Moneter Internasional. Dalam hal ini, Indonesia meyakini pelaksanaan mengatasi imbalances masalah internasional. global Namun demikian, reformasi ini sangat diperlukan khususnya terkait Indonesia juga memandang kebijakan daJam upaya membantu likuiditas agar pembahasan dan aliran modal masalah-masalah yang menyangkut ekonomi dan keuangan internasional hendaknya juga mengakomodasikan kepentingan dan karakteristik negara berkembang. Oleh karenanya, Indonesia akan terus memperjuangkan agar setiap pembahasan isu-isu ekonomi dan keuangan global di forum G20 supaya mempertimbangkan sinergi dengan inisiatif-inisiatif regional dalam rangka implementasi broader based global growth strategy. Selain itu, Menteri Keuangan Indonesia Agus Martowardojo dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Armida Alisjahbana juga berpartisipasi di dalam Pertemuan Para Menteri Keuangan dan Menteri Pembangunan G-20, yang membahas pelaksanaan keputusan Pemimpin G20 di Seoul untuk meletakkan pembangunan sebagai salah satu elemen kunci dalam agenda pemulihanglobal. Menteri Keuangan dan Menteri Pembangunan G-20 mengkonfirmasikan bahwa agenda pembangunan akan tetap sebagai inti dari prioritas G-20 dan terus bekerja untuk mempromosikan pertumbuhan yang kuat, seimbang dan berkelanjutan, memperkecil gap tingkat kemakmuran, mendorong pertumbuhan yang inclusive dan tersebar, menurunkan tingkat kemiskinan, mempromosikan kesetaraan gender, dan berkontribusi dalam penciptaan lapangan pekerjaan. Pada pertemuan tersebut dibahas aksi 2 area prioritas untuk memaksimalkan potensi pertumbuhan .dan ketahanan ekonomi di negara berkembang yaitu ketahanan pangan dan pembiayaan infrastruktur untuk ditindaklanjuti dalam KIT G-20 di Cannes, Perancis, bulan November 2011. Dalam rangkaian pertemuan tersebut, Delegasi Indonesia juga berpartisipasi dalam pertemuan tahunan bersama Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia ke-24, yang memfokuskan pada kondisi ekonomi dan keuangan global terkini berikut usulan langkah-Iangkah strategis yang akan dilaksanakan oleh kedua lembaga keuangan tersebut. Kecermatan, koordinasi dan kesiapan khusus dalam mengantisipasi permasalahan dan tantangan global dewasa ini serta dalam pengambilan langkah konkret dari IMF dan anggotanya menjadi salah satu hasil penting dari pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia tersebut. Dari sisi pelaksanaan perannya sebagai lembaga moneter internasional, IMF diharapkan terus melakukan perbaikan terkait mekanisme dan proses pelaksanaan pemantauan dan pemulihan global baik terkait upaya mengatasi krisis maupun pencegahannya di masa yang akan datang.