MENINGKATKAN KETRAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL

advertisement
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI)
Vol. 1, No. 2, April 2016
ISSN 2477-2240 (Media Cetak)
2477-3921 (Media Online)
MENINGKATKAN KETRAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL
DENGAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN
TEKNIK PERMAINAN
Qomari
SMP Negeri 1 Minggir, D.I Yogyakarta
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi pada siswa melalui
bimbingan kelompok teknik permainan komunikasi. Penelitian ini menggunakan model penelitian
tindakan (actionresearch). Subyek pada penelitian ini adalah 15 siswa kelas VIII. Penelitian ini
dilakukan dalam 2 siklus, masing-masing siklus berisi 2 tindakan dengan menggunakan permainan
yang selalu berbeda untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam meningkatkan keterampilan
komunikasi siswa. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan skala keterampilan komunikasi, observasi, dan wawancara. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan teknik permainan komunikasi dapat meningkatkan keterampilan
komunikasi siswa. Hal ini dapat diketahui dengan dilaksanakannya 2 siklus, dengan 2 tindakan
dimasing-masing siklus. Peningkatan ini juga didukung oleh kenaikan skor rata-rata keterampilan
komunikasi pada siswa. Dari uji pretest diketahui bahwa sebelum tindakan skor siswa berada pada
kategori sedang. Setelah dilakukan tindakan dan dilakukan posttest skor siswa berada pada
kategori tinggi. Dari hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan antara sebelum dan setelah
tindakan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan permainan komunikasi dapat
meningkatkan keterampilan komunikasi pada siswa.
©2016 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia
Kata Kunci: Keterampilan Komunikasi; Layanan Bimbingan Kelompok; Permainan
PENDAHULUAN
Komunikasi adalah peristiwa sosial, peristiwa yang terjadi ketika manusia berinteraksi dengan
orang lain. Manusia ialah makhluk sosial, yaitu saling membutuhkan antara yang satu dengan yang
lainnya. Dalam hubungan sosialnya manusia tidak bisa terlepas dari komunikasi, oleh karena itulah
komunikasi merupakan suatu usaha yang dilakukan setiap individu untuk menjalin hubungan dengan
orang lain, tetapi dengan komunikasi pula kita bisa menyuburkan perpecahan, menghidupkan
permusuhan, menanamkan kebencian dan sebagainya.
Manusia berkomunikasi karena memerlukan orang lain untuk saling mengisi kekurangan dan
membagi kelebihan, ingin terlibat dalam proses yang relative tetap dan ingin menciptakan hubungan
baru, setiap melakukan komunikasi bukan hanya menyampaikan isi pesan tetapi juga menentukan
tingkat hubungan interpersonal. Mulyana (2011) menegaskan bahwa orang yang tidak pernah
berkomunikasi dengan manusia bisa dipastikan akan “tersesat”, karena ia tidak sempat menata dirinya
dalam suatu lingkungan sosial.
MENINGKATKAN KETRAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN
BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PERMAINAN
Qomari
37
Manusia yang tidak berkomunikasi dengan manusia lainnya tidak mungkin mempunyai
kesadaran karena melalui komunikasi dengan orang lain kita belajar bukan saja mengenai siapa kita,
tetapi juga bagaimana kita merasakan siapa kita. Supratiknya (2009) berpendapat bahwa salah satu
faktor yang menjadi penghambat dalam hubungan antar pribadi yang intim adalah kesulitan
mengkomunikasikan perasaan secara efektif. Aneka masalah dalam komunikasi muncul bukan karena
perasaan yang kita alami sendiri, melainkan kita gagal mengkomunikasikannya secara efektif.
Kesulitan mengkomunikasikan perasaan secara efektif, dapat dialami oleh setiap orang
termasuk juga dialami oleh para siswa khususnya siswa SMP. Siswa SMP umumnya berkisar antara
12-15 tahun dimana usia tersebut menurut Nurihsan & Agustin (2011) berada pada tahap remaja awal.
Pada masa remaja pergaulan dan interaksi sosial dengan teman sebaya bertambah luas dan kompleks
dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Remaja mencari bantuan emosional di dalam
kelompoknya karena ikatan dengan orangtua menjadi longgar.
Mengingat begitu pentingnya keterampilan komunikasi interpersonal bagi siswa dalam upaya
meningkatkan hubungan sosial dengan orang lain serta prestasi akademik dan non akademik siswa,
dalam hal ini siswa yang memiliki tingkat keterampilan komunikasi interpersonal rendah perlu
mendapat bantuan untuk menunjang hubungan yang berkualitas dengan orang lain. Sebagai upaya
dalam membina sebuah hubungan sosial dan menjalin suatu komunikasidapat dilakukan dengan cara
yang menarik supaya anak-anak yang pasifdalam pergaulan di kelasnya juga bisa ikut berkembang.
Berdasar kajian literatur di dalam bimbingan konseling ada beberapa metode yang dapat
digunakan untuk membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal yaitu
melalui bimbingan kelompok, sosiodrama, bimbingan klasikal, media bimbingan (poster, papan
bimbingan, booklet, leaflet). Dari beberapa metode di atas, layanan bimbingan kelompok adalah layanan
yang dipandang paling tepat digunakan untuk membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan
komunikasi interpersonal. Menurut Nurihsan (2006) layanan bimbingan kelompok merupakan
bantuan terhadap individu yang dilaksanakan dalam situasi kelompok, dimana layanan ini
dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman tentang kenyataan, aturan-aturan dalam kehidupan,
dan cara-cara yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan tugas.
Layanan bimbingan kelompok merupakan upaya bantuan untuk dapat membahas topik atau
permasalahan siswa dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Melalui dinamika kelompok ini,
memungkinkan setiap anggota kelompok untuk belajar berpartisipasi aktif dan berbagi pengalaman
dalam upaya pengembangan wawasan, pemahaman diri, pemahaman lingkungan, sikap dan atau
keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam upaya mencegah timbulnya masalah-masalah
dalam upaya pengembangan pribadi.
Bimbingan kelompok mempunyai manfaat besar bagi individu, dengan memanfaatkan
dinamika kelompok yang bertujuan untuk menggali dan mengembangkan diri dan potensi yang
dimiliki individu. Bimbingan kelompok sangat tepat bagi remaja karena memberikan kesempatan
untuk menyampaikan gagasan, perasaan, permasalahan, melepas keragu-raguan diri, dan pada
kenyataanya mereka akan senang berbagi pengalaman dan keluhan-keluhan pada teman sebayanya.
Dalam kegiatan kelompok, konseli dapat menyadari bahwa dia bukan satu-satunya orang yang
memiliki masalah atau kesulitan. Konseli dapat menyadari pula bahwa kadang-kadang kesulitan orang
lain bahkan lebih berat daripada kesulitannya sendiri.
Pemberian layanan bimbingan kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan
komunikasi interpersonal, akan berhasil dan menarik untuk diikuti oleh para siswa jika dikemas dengan
metode permainan karena permainan merupakan bagian yang mudah diterima dalam kehidupan anak
sekarang. Bermain memiliki andil yang sangat besar terhadap perkembangan anak.
Winkel (2009) mengemukakan bahwa permainan dan simulasi yang sesuai dengan tahap
perkembangan siswa dapat membangkitkan motivasi intrinsik, minat, dan pendalaman atau
penghayatan afektif. Schaefer (2003) di dalam bukunya Play Therapy With Adult menguraikan ada
38 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI)
Vol. 1. No. 2 (2016)
beberapa teknik permainan yang disesuaikan dengan permasalahan yang dialami konseli dalam play
therapynya, yaitu (1) dramatic role play dengan drama therapy, psychodrama, improvisational paly in
couples therapy; (2) therapeutic humor dengan jenis therapeutic humor mith depressed and suisidal
elderly; (3) sandplay dengan konseli yang salah satunya adalah play groups using with adult. Dari
beberapa teknik permainan di atas maka play groups using with adult dipandang paling tepat digunakan
untuk meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal, karena fungsi kebersamaan dalam
kelompok khususnya bermain, membangun kepribadian yang lebih manusiawi, membentuk konteks
sosial melalui minat sosial, membawa kepada kebutuhan yang inheren dan mendorong untuk saling
memiliki, terhindar dari isolasi, membangun kerjasama dan untuk mengurangi permasalahan
hubungan interpersonal. Oleh karena itu sangat tepat jika dalam meningkatkan keterampilan
komunukasi diberikan melalui layanan bimbingan kelompok yang dikemas dalam bentuk permainan.
Rumusan penelitian ini yaitu apakah dengan layanan bimbingan kelompok teknik permainan
komunikasi dapat meningkatkan ketrampilan komunikasi intepersonal siswa?. Sedangkan tujuan
dalam dalam penelitian ini untuk mengetahui layanan bimbingan kelompok denganpermainan
komunikasi dapat meningkatkan ketrampilan komunikasi intepersonal.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Prosedur penelitian
tindakan kelas menurut Arikunto (2009) model bagan penelitian tindakan secara garisbesar terdapat 4
tahapan yang lazim dilalui yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan,dan (4)
Refleksi.Penelitian tindakan bimbingan dan konseling ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai
April 2014 bertempat di SMP N 1 Minggir Kabupaten Sleman dengan subjek penelitian yaitu 15 siswa
kelas VIII.A.
Metode pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi, angket, dan observasi yang
selanjutnya dilakukan triangulasi teknik dimana untuk menggali kebenaran informasi tertentu melalui
berbagai metode dan sumber perolehan data. Dalam menganalisis data penelitian tindakan bimbingan
dan konseling, peneliti membandingkan antara data yang diperoleh pada saat kondisi awal sebelum
diadakan tindakan, dibandingkan dengan data yang diperoleh setelah melalui tindakan pada siklus
pertama dengan melalui tindakan pada siklus kedua, disebut juga dengan menggunakan tindakan
deskriptif kuantitatif dan analisis observasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti pada kondisi awal sebelum penelitian,
ketrampilan komunikasi interpersonal siswa pada subyek penelitian 15 siswa dapat dilihat pada Tabel
1 sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Ketrampilan Komunikasi Interpersonal pada Kondisi Awal
Kategori
Rendah
Sedang
Tinggi
Jumlah
Frekuensi
0
15
0
15
%
0
100
0
100
MENINGKATKAN KETRAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN
BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PERMAINAN
Qomari
39
Penyebab siswa yang kurang memiliki ketrampilan komunikasi interpersonal yaitu kurangnya
motivasi dari guru BK dalam bentuk layanan peningkatan ketrampilan komunikasi dan pesatnya
perkembangan teknologi yang membuat siswa makin individualis.
Siklus I
1. Perencanaan Tindakan
Tindakan pada siklus I direncanakan selama tiga pertemuan.Pertemuan dilakukan di halaman sekolah
dan dilaksanakan pada sore hari sepulang sekolah. Pertemuan pertama untuk menyusun jadwal
pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan komunikasi yaitu permainan gang
plank tentang komunikasi berantai. Pertemuan kedua melaksanakan layanan bimbingan kelompok
dengan teknik permainan komunikasidan pertemuan ketiga membahas evaluasi dan tindak lanjut
mengenai hasil yang dicapai.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I diantaranya: a) Peneliti menjelaskan tujuan dan tata cara
pelaksanaan teknik permainan komunikasi. Tujuan teknik permainan komunikasiyaitu agar siswa
mampu melakukan komunikasi secara berantai; b) Mengelompokkan siswa yang akan dijadikan obyek
penelitian yaitu dikelompokkan menjadi 3 kelompok dari 15 siswa; c) Subyek melaksanakan layanan
bimbingan kelompok sesuai dengan tahapan layanan bimbingan kelompok yaitu tahap pembentukan,
tahap peralihan, tahap kegiatan, tahap penyimpulan dan tahap penutupan. Pada tahap kegiatan
disisipkan melakukan kegiatan permainan komunikasiyang materinya permainannya adalah gang
plank; d)
3. Observasi
Observer melakukan pengamatan dalam permianan komunikasi yaitu observer mengamati
siswa dalam memainkan permainan dan melihat bagaimana komunikasi interpersonal siswa dalam
mengikuti permainan..
4. Refleksi
Refleksi dilakukan dengan menggunakan hasil observasi dan menggunakan wawancara
kepada siswa. Berdasar hasil pengamatan dan wawancara kepada siswa, catatan peneliti dan observasi
pengamat diperoleh sebagai berikut:
a. Kelemahan Peneliti, yaitu: konselor masih kurang dalammemberikan penjelasan permainan pada
siswa.
b. Hambatan yang dihadapi peneliti, Siswa masih malu-malu sehingga permainan kurang maksimal
dan peserta cenderung bersikap individualis dan tidak peka terhadap teman lain.
c. Rencana perbaikan, peneliti merencanakan kembali melaksanakan bimbingan kelompok teknik
permainan komunikasi dengan mencari permainan yang memungkinkan siswa untuk memiliki
kebutuhan pada teman yang lainnya
Siklus II
1. Perencanaan Tindakan
Pertemuan siklus II direncanakan 3 kali pertemuan dan kegiatan layanan bimbingan
kelompok dilakukan pada sore hari hari. Rencana tindakan pada siklus II pada dasarnya sama dengan
siklus I, hanya ada perbedaan yaitu jenis permainan komunikasi yang berbeda dengan siklus I yaitu
pada pelaksanaan permainan permainaan komunikasi siswa diberikan kebebasan menentukan
kelompok mana yang ia akan ikuti sehingga siswa semangat dalam melaksanan kegiatan.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan realisasi dari rencana yang sudah disusun dan
dapat dilakukan dengan baik sesuai rencana, seperti halnya: peneliti menjelaskan tujuan dan tata cara
pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan komunikasi dengan judul
40 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI)
Vol. 1. No. 2 (2016)
“MataGelap”, mengelompokkan siswa yang akan dijadikan kelompok menjadi 3 kelompok, siswa
melaksanakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan
3. Observasi
Di dalam hasil dari pengamatan jika pada siklus I masih dijumpai anak yang masih belum
bisa berkomunikasi interpeesonal secara baik dan kurang aktif dalam kegiatan, pada siklus II ini sudah
tidak ada. Dari hasil pengamatan siswa, siswa sudah antusias dan mulai terbiasa berkomunikasi dalam
permainan dalam kegiatan layanan bimbingan kelompok secara keseluruhan. Siswa yang dulunya
masih canggung dan masih bersikap seenaknya sendiri tanpa melihat lingkungan, sekarang sudah tidak
tampak lagi pada siklus ke 2.
4. Refleksi
Refleksi dilakukan menggunakan hasil observasi dan menggunakan wawancara kepada siswa.
Berdasar hasil pengamatan dan wawancara kepada siswa, catatan peneliti dan observasi pengamat
diperoleh yaitu peneliti mampu memotivasi siswa agar mampu berkomunikasi interpersonal,
permainan yang diberikan menjadi menarik karena permainannya lebih menyenangkan dan seru, dan
anggota kelompok dengan adanya diskusi kelompok antar anggota menjadi semangat dan termotivasi
dalam melakukan kegiatan.
Hasil pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik team building games lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 1 berikut:
Tabel. 2 Hasil Komunikasi Interpersonal siswa (kondisi awal, siklus I dan Siklus II)
Kond.Awal
Siklus I
Siklus II
Skor
Kategori
Frekuensi
%
Frekuensi
%
Frekuensi
44-88
Rendah
0
0
0
0
0
89-132
Sedang
15
100
12
80
2
133-176
Tinggi
0
0
3
20
13
Jumlah
15
100
15
100
15
%
0
14
86
100
Perbandingan Kondisi awal dengan siklus I dan siklus II
100
100
90
86
80
80
70
60
50
Tinggi
40
Sedang
30
20
10
15
0 0
Rendah
20
13
12
0 0
3
0
0
20
14
0
0
Gambar 1. Grafik Kondisi penyesuaian diri siswa
MENINGKATKAN KETRAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN
BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PERMAINAN
Qomari
41
SIMPULAN
Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan komunikasi dapat
meningkatkan komunikasi interpersonal siswa. Dari penelitian siklus I, Dari hasil pengamatan ini
masih ada beberapa siswa yang belum mampu berkomunikasi intepersonal masih ada kecenderunag
individualis. Maka pada pelaksanaan siklus II diadakan beberapa perubahan diantaranya (1)
permainan yang akan diberikan, yaitu diberikan permainan mata gelap, (2) pada teknik permainan
komunikasi, teknik permainan komunikasi dengan mencari permainan yang memungkinkan siswa
untuk memiliki kebutuhan pada teman yang lainnya. Dari berbagai perubahan tersebut, pada siklus II
dari hasil pengamatan terdapat peningkatan yang sangat signifikan komunikasi interpersonal siswa.
UCAPAN TERIMAKASIH
Dengan segala hormat kami ucapkan terima kasih kepada Kepala Sekolah, Guru, Karyawan
dan Siswa kelas VIIII.A SMP N1 Minggir Kabupaten Sleman yang telah membantu selama proses
penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Juntika Nurihsan ,2006. Bimbingan Dan Konseling, Bandung: Refika Aditama
Arikunto, Suharsimi. 2009. Peneitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara
Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung, Remaja.
Nurihsan, Ahmad Juntika & Mubiar Agustin. (2011). Dinamika Perkembangan. Anak dan Remaja. Bandung: Refika
Aditama
Schaefer, Charles.(2003). Play Therapy With Adults.Canada: John Wileys &Sons Inc
Supratiknya.(2009).KomunikasiAntarpribadi.Yogyakarta:Kanisius.
Winkel. WS. 2009. Psikologi Pengajaran. Media Abadi: Yogyakarta
42 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI)
Vol. 1. No. 2 (2016)
Download