Gunung Api Bawah Laut Bengkulu Berpotensi Tsunami? Ahmad Luthfi - Okezone Selasa, 17 September 2013 05:01 wib Ilustrasi gunung bawah laut (Foto: BBC) JAKARTA - Temuan gunung api di bawah laut Bengkulu membuat Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengungkap asal-usul daratan 'menonjol' di dasar laut tersebut. BPPT serta Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) akan melakukan kajian lebih mendalam untuk mengungkap apakah itu memang gunung api aktif atau tidak. BPPT melalui balai teknologi survei kelautan telah mencari dan memetakan dasar laut di Samudera Hindia, hingga selatan Jawa. Lokasi yang 'kebetulan' ditemukannya gunung api tersebut berada di barat Bengkulu. "Ada indikasi gunung laut. Lokasi ini mengacu pada penemuan di 2009," kata staf survei di balai teknologi kelautan, BPPT, Dwi Hariyanto di Jakarta, Senin (16/9/2013). Ia melanjutkan, BPPT telah melakukan pemetaan sebanyak 2 kali. "Pertama Oktober 2010, menggunakan kapal Barunajaya 3, peralatan multibeam 12Khz. Lalu, Barunajaya 4, pada Desember 2010 dengan kekuatan multibeam 50Khz. Peralatan multibeam ini untuk medium water," jelasnya. Berdasarkan gambar yang diperoleh, terlihat adanya 2 puncak gunung dengan diameter sekira 40-50 kilometer. Di gunung bagian selatan, puncaknya berada di 1.300 meter dan di bagian utara, puncaknya berada di 1.400 meter di bawah permukaan laut. BPPT juga melakukan penelitian oceanography, CTD untuk mengukur temperatur air. Ia menyimpulkan, BPPT benar mengonfirmasi temuan tugu gunung, namun tidak menemukan anomali pada temperatur air. "Agar disurvei lebih detail, (mengetahui) gunung api aktif atau tidak, serta penamaan gunung itu," tuturnya. Potensi Tsunami Menurut Sri Hardiastuti, Balai Teknologi Survei Kelautan, BPPT, adanya gunung api bawah laut juga kemungkinan bisa menimbulkan tsunami. Menurutnya, ini masih harus dikaji apakah bentuk tonjolan tersebut berasal dari material lempeng samudera atau benua. "Perlu sampel material," ungkapnya Bila benar itu adalah gunung api aktif, maka harus ada langkah antisipasi. Ia mengatakan, ada beda antara gunung api darat dan di laut. "(Kalau) gempa, jelas. Tsunami bisa saja terjadi," tambahnya. Potensi tsunami juga bergantung dari besarnya runtuhan atau gempa. Hal ini juga dibenarkan oleh Wahyu W. Pandoe, kepala program operasional, Ocean Climate dan Tsunami Buoy, BPPT. Menurutnya, apabila muncul gempa yang kuat di dasar laut, maka kemungkinan tsunami juga dapat terjadi. Menurutnya, tonjolan di dasar laut ini bisa muncul akibat proses subduksi ('penunjaman'). Meskipun demikian, ia mengimbau agar seluruh pihak serta masyarakat untuk tidak khawatir, sebab gunung api tersebut aktif atau tidaknya baru dapat ditentukan setelah penelitian lanjutan. Seharusnya survei bisa digelar pada 2012, lanjutnya, tetapi terkendala. Sehingga, kendala tersebut menunda pelaksanaan penelitian. BPPT akan menyiapkan survei lanjutan, serta bekerjasama dengan pihak-pihak terkait, termasuk bidang Vulkanologi di Bandung. (ahl)