7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Strategis Sistem dan

advertisement
 BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Perencanaan Strategis Sistem dan Teknologi Informasi
Sub ini akan menjabarkan definisi dari teori-teori yang berhubungan
dengan Perencanaan Strategi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi.
2.1.1
Definisi Perencanaan
Menurut Robbins dan Coulter (1999, p200), perencanaan adalah suatu
proses yang melibatkan penentuan sasaran atau tujuan organisasi, menyusun
strategi secara menyeluruh untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dan
mengembangkan hierarki rencana menyeluruh untuk mengintegrasikan dan
mengkoordinasikan kegiatan..
Berdasarkan diatas maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah
kegiatan yang melibatkan sasaran atau tujuan organisasi serta cara – cara untuk
pencapaian tersebut.
2.1.2
Definisi Strategi
Pengertian strategi menurut Rangkuti (2000, p3) adalah alat untuk
mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang,
program tindak lanjut serta prioritas alokasi sumber daya.
Menurut Martin (1990, p70), “Strategi adalah suatu pola dari sasaran,
kebijaksanaan dan perencanaan yang menentukan bagaimana suatu organisasi
seharusnya berfungsi dalam jangka waktu tertentu. Suatu strategi seharusnya
mampu menentukan area bagi perkembangan produk, tehnik – tehnik untuk 7
8
merespon persaingan, alat –alat keuangan, ukuran organisasi, gambaran
proyek – proyek yang akan dikerjakan perusahaan dan sebagainya.
Strategi dapat di definisikan sebagai suatu rangkaian tindakantindakan terpadu yang menjadi alat untuk meningkatkan keberhasilan dan
kekuatan jangka panjang sebuah perusahaan dalam mencapai keunggulan
bersaing (Ward dan Peppard, 2002, p69).
2.1.3 Strategi Bisnis, Strategi SI, dan Strategi TI
Berikut akan dijelaskan definisi strategi bisnis, strategi sistem
informasi dan strategi teknologi informasi. Kemudian juga akan dijelaskan
hubungan antar strategi – strategi tersebut dalam kaitannya dengan
perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi.
2.1.3.1 Definisi Strategi Bisnis
Strategi bisnis adalah strategi yang berorientasi pada fungsi –
fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi
produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan
strategi – strategi yang berhubungan dengan keuangan (Rangkuti,
2000, p7).
Strategi bisnis adalah sesuatu yang harus dibuat dan dipikirkan
terlebih dahulu dan akan mendasari segala hal. Strategi tersebut tidak
harus formal tetapi cukup mempunyai arah dan visi yang jelas, yang
akan menjelaskan tentang maksud dan tujuan dari bisni, serta
menjelaskan bagaimana cara menjalankan dan mencapai tujuan bisnis
tersebut (Tozer, 1996, p7).
9
Menurut Ward dan Peppard (2002, p188) Strategi bisnis dapat
ditemukan dalam berbagai bentuk, dapat berupa dokumen resmi
perusahaan, dokumen strategi dari suatu unit bisnis atau bahkan dapat
berupa suatu pandangan strategi yang tersimpan didalam pikiran
seseorang. Dan suatu strategi bisnis biasanya meliputi beberapa hal
seperti berikut:
•
Vision , adalah pencapaian dari sebuah misi, atau dapat
diartikan sebagai sebuah pandangan masa depan dari sebuah
bisnis, yang menjadi tujuan umum sebuah perusahaan
•
Mission , adalah pernyataan yang memberikan arahan tentang
apa yang akan dilakukan oleh sebuah perusahaan dalam
mencapai visinya.
•
Bussiness Driver , beberapa faktor kritis pendorong perubahan
yang dapat memberikan fokus pada bisnis sehingga dapat
memenuhi sasarannya.
•
Objectives , adalah sasaran – sasaran yang ditetapkan dan
harus dipenuhi oleh perusahaan dalam pencapaian visi
perusahaan.
•
Strategies , kebijakan atau tindakan langsung yang dipilih
perubahan sebagai alat untuk mencapai tujuan dan memenuhi
misinya.
10
•
Critical Success Factors (CSFs), adalah beberapa area kunci
dimana ‘sesuatu harus berjalan dengan baik’ sehingga
keberhasilan bisnis dapat dicapai.
•
Bussiness Area Plans, adalah perencanaan dari berbagai cara
bisnis yang ada berkaitan dengan strategi bisnis perusahaan.
2.1.3.2 Definisi Strategi Sistem Informasi
Strategi SI adalah strategi yang mendefinisikan kebutuhan
organisasi atau perusahaan terhadap informasi dan sistem yang
mendukung keseluruhan strategi bisnis yang dimiliki organisasi
tersebut. Hal ini, dihubungkan dengan konteks bisnis dengan
mempertimbangkan dampak persaingan dalam bisnis dan kebutuhan
perusahaan terhadap teknologi informasi atau sistem informasi. Pada
dasarnya, strategi SI mendefinisikan dan memprioritaskan investasi
yang harus dilakukan perusahaan untuk mencapai portfolio aplikasi
yang sesuai, mendefinisikan tujuan yang akan dicapai dan
menentukan perubahan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
tersebut (Ward dan Peppard, 2002, p44).
2.1.3.3 Definisi Strategi Teknologi Informasi
Strategi TI adalah strategi yang berfokus pada penetapan visi
tentang bagaimana teknologi dapat mendukung dalam memenuhi
kebutuhan informasi dan sistem dari sebuah organisasi (Ward dan
Peppard, 2002, p44).
11
2.1.3.4 Hubungan Antara Strategi Bisnis, Strategi SI dan Strategi
TI
Gambar 2.1 Hubungan antara Strategi Bisnis, Strategi SI, dan Strategi TI
(Ward dan Peppard, 2002, p41)
Gambar 2.1 mengilustrasikan hubungan antara strategi bisnis,
strategi SI dan strategi TI dalam suatu pendekatan perencanaan
strategi sistem dan teknologi informasi yang berdasar dan terintegrasi
dengan strategi bisnis perusahaan. Hubungan diantara strategi tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.
Strategi Bisnis
Untuk merencanakan suatu strategi SI/TI terlebih dahulu perlu
di ketahui kondisi lingkungan, arah dan tujuan bisnis
12
perusahaan, informasi apa yang dibutuhkan, peluang, dan
hambatan bisnis yang dihadapi serta alternatif solusinya.
b.
Strategi SI
Setelah mengetahui kondisi lingkungan, arah dan tujuan dari
kegiatan bisnis perusahaan, maka kita dapat mengevaluasi
sistem informasi apa yang sesuai dengan kebutuhan dan
mendukung strategi bisnis perusahaan dalam pencapaian visi
dan misi perusahaan.
c.
Strategi TI
Untuk menghasilkan suatu sistem informasi yang strategis
bagi perusahaan, maka kita perlu menyeleksi dan memilih
secara tepat teknologi apa yang paling sesuai untuk digunakan
dalam menunjang sistem informasi tersebut.
2.1.4 Definisi Sistem Informasi
Berdasarkan O’Brien (2003, p10) sistem informasi ialah (1)
kombinasi terorganisir apapun dari sumber daya orang, perangkat keras,
perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan data yang mengumpulkan,
mengolah, dan menyebarkan informasi di dalam organisasi. (2) Sistem yang
menerima sumber – sumber data sebagai masukannya, dan mengolah
outputnya menjadi produk – produk informasi.
UK Academy of Information Systems (UKAIS) mendefinisikan
sistem informasi (SI) sebagai suatu alat yang digunakan orang dan organisasi
13
untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan, dan menyebarkan informasi
dengan dukungan teknologi (Ward dan Peppard, 2002, p3).
Sedangkan menurut (Turban et al, 2003, p15) Sistem informasi adalah
sebuah sistem yang mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menganalisis
data, dan menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu.
2.1.5 Definisi Teknologi Informasi
Teknologi Informasi (TI) adalah kumpulan dari komponen teknologi
yang di organisir kedalam suatu sistem informasi berbasis komputer (Turban
et al, 2003, p3).
Teknologi Informasi adalah perangkat keras, perangkat lunak,
perangkat telekomunikasi, manajemen database, dan teknologi pengolahan
informasi lainnya yang digunakan didalam sebuah sistem informasi berbasis
komputer (O’Brien, 2003, p10).
Teknologi Informasi atau yang biasa disingkat dengan TI secara
spesifik mengacu pada teknologi, baik berupa hardware, software, dan
jaringan telekomunikasi yang memfasilitasikan dan mendukung proses
pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan pertukaran
informasi. Dapat di simpulkan bahwa TI adalah alat yang mendukung
aktivitas dari sebuah sistem informasi (Ward dan Peppard, 2002 ,p3).
2.1.6 Definisi Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi
Perencanaan strategis menunjukkan analisa yang komprehensif,
sistematis untuk mengembangkan rencana dari suatu aksi atau kegiatan
(Ward dan Peppard, 2002, p69).
14
Perencanaan strategi sistem informasi merupakan sekumpulan tujuan
jangka panjang yang menggambarkan kebutuhan sistem dan arsitektur
teknologi informasi untuk mencapai tujuan perusahaan (Turban et al, 2003,
p462).
Sistem informasi strategi adalah sistem informasi yang dapat memberi
perusahaan produk dan jasa yang kompetitif hingga dapat memberikan
keunggulan strategis atas para pesaingnya dalam pasar. Selain itu juga
merupakan sistem informasi yang menyebarkan inovasi bisnis, memperbaiki
proses bisnis dan membangun sumber daya informasi strategis untuk
perusahaan (O’Brien, 2003, p20).
Sistem informasi srategis adalah sistem - sistem yang membentuk atau
mendukung terciptanya keunggulan kompetitif perusahaan (Turban et al,
2003, p246).
Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan diatas maka dapat
ditarik kesimpulan atas pengertian dari perencanaan strategis sistem
informasi dan teknologi informasi, yaitu suatu proses analisa yang
menyeluruh dan sistematis dalam mengimplementasikan rencana strategi SI
dan TI untuk menunjang strategi bisnis perusahaan, sehingga memberikan
keunggulan jangka panjang dalam bersaing.
2.2
15
Model Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi
Gambar 2.2 Model Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi
(Ward dan Peppard,2002,p154)
Model dari sebuah perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi dapat
dilihat pada gambar 2.2, dan lebih jelasnya adalah sebagai berikut:
a. Inputs
Sebagai masukan dalam perencanaan strategi sistem dan teknologi
informasi, terdiri atas:
16
1) The Internal Business environment
Merupakan strategi bisnis yang digunakan pada masa sekarang,
tujuan, sunber daya, proses, dan budaya organisasi serta nilai dari
bisnis itu sendiri.
2) The External Business environment
Sisi politik, ekonomi, sosial, teknologi, industri, dan iklim kompetisi
dimana perusahaan tersebut beroperasi.
3) The Internal IS/IT environment
Pandangan SI/TI terhadap bisnis pada masa sekarang ini, pengalaman
perusahaan dalam bisnis, cakupan bisnis, dan kontribusinya terhadap
pasar, kemampuan perusahaan, sumber daya dalam perusahaan dan
infrastruktur teknologi yang digunakan. Aplikasi portfolio saat ini dari
sistem yang berjalan dan sistem yang sedang dalam pengembangan
atau belum dikembangkan tapi sudah direncanakan pada perusahaan.
4) The external IS/IT environment
Perkembangan teknologi dan peluang yang ada, serta SI/TI yang
digunakan oleh pihak lain terutama konsumen, pesaing dan pemasok.
b. Proses perencanaan srategi SI/TI
Proses dimana informasi yang diperoleh, serta hasil analisa yang
diperoleh dari inputs, akan diolah untuk menghasilkan outputs.
c. Outputs
Merupakan hasil dari proses yang mencakup:
17
1) Business IS Strategies :
Bagaimana setiap unit dapat memanfaatkan SI/TI dalam mencapai
sasaran
bisnisnya.
Mencakup
portfolio
aplikasi
yang
akan
dikembangkan untuk setiap unit dan model bisnis. Menjelaskan
arsitektur informasi setiap unit.
2) IT Strategy :
Strategi
dan
kebijakan
yang
diterapkan
untuk
mengatur
penggunaan teknologi dalam perusahaan dan mengatur sumber daya
teknisi ahli.
3) IS/IT Management Strategy :
Elemen umum dari strategi yang akan diaplikasikan pada
organisasi secara menyeluruh, memastikan konsistensi kebijakan
berdasarkan kebutuhan.
d. Future Application Portfolio
Rincian yang menjelaskan usulan aplikasi yang akan digunakan
perusahaan dalam waktu kedepan, untuk mengintegrasikan setiap unit
dari perusahaan dan menyesuaikan perkembangan teknologi dengan
perkembangan perusahaan.
e. Current Application Portfolio
Rincian mengenai aplikasi sistem informasi yang diterapkan perusahaan
saat ini, dengan melihat keuntungan dan kekuatan yang diperoleh dengan
menggunakan aplikasi tersebut serta melihat dukungan aplikasi yang ada
18
terhadap kegiatan operasional dan perencanaan strategi sistem dan
teknologi informasi bagi perusahaan untuk menghadapi persaingan dan
pasar pada saat sekarang ini.
2.3
Teknik Analisis Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi
Sub bab ini akan menjelaskan teknik – teknik analisis yang digunakan
dalam perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi.
2.3.1 Analisis Lingkungan Eksternal Bisnis
Analisis lingkungan eksternal bisnis dari sebuah perusahaan sangat
baik digunakan untuk membantu dalam mengidentifikasi setiap peluang yang
ada dan membantu dalam menghasilkan solusi alternatif yang dapat
digunakan untuk mengatasi segala ancaman yang dihadapi perusahaan.
Adapun teknik – teknik analisis yang digunakan untuk memahami situasi dan
kondisi pada lingkungan eksternal bisnis diantaranya adalah Lima (5) faktor
persaingan Porter dan PEST.
2.3.1.1 Lima (5) Faktor Persaingan Porter
Menurut Porter (1993, p1-5) Persaingan sangat penting bagi
keberhasilan atau kegagalan perusahaan. Persaingan menentukan
kegiatan yang perlu bagi perusahaan untuk berprestasi, seperti
inovasi, budaya yang kohesif, atau implementasi yang baik. Strategi
bersaing
merupakan
upaya
mencari
posisi
bersaing
yang
menguntungkan dalam suatu industri, area fundamental dimana
persaingan berlangsung. Strategi bersaing bertujuan membina posisi
yang menguntungkan dan kuat dalam melawan kekuatan yang
menentukan persaingan dalam industri. Strategi bersaing harus
19
mencerminkan pemahaman yang canggih mengenai aturan main
persaingan yang menentukan daya tarik industri. Tujuan akhir strategi
bersaing adalah menghadapi dan idealnya mengubah aturan ini sesuai
dengan kepentingan perusahaan. Dalam industri manapun, apakah
industri domestik atau internasional, apakah menghasilkan barang
atau jasa, aturan persaingan tercakup dalam lima faktor persaingan,
yakni: masuknya pendatang baru, ancaman produk substitusi, daya
tawar-menawar
pembeli,
daya
tawar-menawar
pemasok
dan
persaingan diantara para peserta yang ada.
Gambar 2.3 Lima (5) Faktor Persaingan Porter
Kelima faktor persaingan yang terdapat pada gambar 2.3
menetukan kemampuan bersaing perusahaan dalam suatu industri, hal
ini karena mereka mempengaruhi harga, biaya dan investasi yang
20
diperlukan perusahaan dalam suatu industri. Lebih jelasnya adalah
sebagai berikut :
1)
Daya tawar-menawar Pembeli
Para pembeli biasanya akan membeli barang dengan harga
termurah yang dapat diperolehnya. Untuk mengurangi biaya mereka,
biasanya pembeli meminta kualitas yang lebih tinggi, pelayanan yang
lebih baik, serta yang lebih penting harga yang lebih murah.
Kekuatan tawar – menawar pembeli meningkat jika terjadi situasi
berikut :
•
Pembeli membeli dalam jumlah besar.
•
Produk yang dibeli adalah produk standar dan tidak
terdeferensiasi.
•
Pembeli memperoleh laba yang rendah.
•
Produk industri adalah tidak terlalu penting untuk produk atau
jasa pembeli.
•
Pembeli menetapkan suatu ancaman melakukan integrasi ke
hulu untuk membuat produk industri.
2)
Daya tawar - menawar Pemasok
Pemasok dapat menekan perusahaan yang ada dalam suatu
industri dengan cara menaikan harga serta menurunkan kualitas
barang yang dijualnya. Jika perusahaan tidak dapat menutupi
kenaikan biaya melalui struktur harganya, maka kemampuan laba
perusahaan tersebut dapat menurun karena tindakan pemasok tadi.
21
Pemasok memiliki tawar – menawar jika :
•
Didominasi oleh sedikit perusahaan.
•
Produknya adalah unik.
•
Industri tersebut bukanlah pelangan yang penting dari
pemasok.
•
Pemasok memperlihatkan ancaman untuk melakukan integrasi
hilir.
3)
Ancaman Produk Pengganti
Mencakup faktor-faktor seperti biaya-biaya perpindahan dana
loyalitas pembeli menentukan kadar sejauh mana pelangganpelanggan cenderung tuntuk membeli suatu produk pengganti. Seperti
daya tawar-menawar pembeli, ancaman produk pengganti juga akan
mempengaruhi harga yang ditetapkan perusahaan. Beberapa faktor
dari kemungkinan dari produk pengganti :
•
Jika konsumen dihadapkan pada sedikitnya perbandingan
harga (switching cost).
•
Jika produk subtitusi tersebut mempunyai harga yang lebih
murah.
•
Jika kualitasnya sama bahakan lebih tinggi dari produk –
produk suatu industri.
22
4)
Ancaman Pendatang Baru
Pendatang baru dalam industri biasanya dapat mengancam
pesaing yang ada. Hal ini disebabkan karena pendatang baru sering
kali membawa kapasitas baru, keinginan untuk merebut pangsa pasar,
serta seringkali juga memiliki sumber daya yang sangat besar.
Mencakup faktor-faktor seperti :
5)
•
Skala ekonomi.
•
Loyalitas merek.
•
Persyaratan - persyaratan permodalan.
Persaingan yang Ada
Pada kebanyakan industri, gerakan persaingan oleh suatu
perusahaan
mempunyai
pengaruh
yang
besar
terhadap
para
pesaingnya dan dengan demikian dapat mendorong perlawanan atau
usaha untuk menandingi gerakan tersebut. Dalam arti, perusahaan –
perusahaan tersebut saling tergantung satu sama lain (Mutually
dependent). Intensitas persaingan antar perusahaan merupakan fungsi
dari beberapa faktor seperti :
•
Adanya beberapa pesaing yang seimbang.
•
Pertumbuhan industri yang lambat.
•
Kurangnya diferensiasi atau switching cost.
•
Pertambahan kapasitas yang tinggi.
•
Pesaing yang berbeda – beda.
•
Hambatan pengunduran diri yang tinggi.
23
2.3.1.2 Analisis PEST
Menurut Ward dan Peppard (2002, p70) analisis PEST adalah
analisis terhadap lingkungan eksternal bisnis yang meliputi bidang
politik, ekonomi, sosial dan teknologi. PEST digunakan untuk menilai
pasar dari suatu unit bisnis atau unit organisasi. Arah analisa PEST
adalah kerangka untuk menilai sebuah situasi, dan menilai strategi
atau posisi, arah perusahaan, rencana pemasaran, atau ide. Dimana
analisis ini cukup mempengaruhi perusahaan, karena melalui analisis
ini dapat diambil suatu peluang atau ancaman bagi perusahaan.
1. Faktor Politik
Faktor politik meliputi kebijakan pemerintah, masalah-masalah
hukum, serta mencakup aturan-aturan formal dan informal dari
lingkungan dimana perusahaan melakukan kegiatannya. Contohnya :
•
Kebijakan pada pajak.
•
Peraturan tenaga kerja.
•
Peraturan daerah.
•
Peraturan perdagangan.
•
Stabilitas politik.
2. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi meliputi semua faktor yang mempengaruhi
daya beli pelanggan dan mempengaruhi daya tingkat biaya
perusahaan. Contohnya :
•
Pertumbuhan ekonomi.
24
•
Tingkat suku bunga.
•
Standar nilai tukar.
•
Tingkat inflasi.
3. Faktor Sosial
Faktor sosial meliputi semua faktor yang dapat mempengaruhi
kebutuhan dari pelanggan dan mempengaruhi ukuran dari besarnya
pangsa pasar yang ada. Contohnya :
•
Tingkat pendidikan masyarakat.
•
Tingkat pertumbuhan penduduk.
•
Kondisi lingkungan sosial.
•
Kondisi lingkungan kerja.
•
Keselamatan dan kesejahteraan sosial.
4. Faktor Teknologi
Faktor teknologi meliputi semua hal yang dapat membantu dalam
menghadapi tantangan bisnis dan mendukung efisiensi proses bisnis.
Contohnya :
•
Aktivitas penelitian dan pengembangan.
•
Automatisasi.
•
Dukungan teknologi.
•
Tingkat kemajuan teknologi.
PEST digunakan untuk menilai pasar dari suatu unit bisnis atau unit
organisasi. Arah analisa PEST adalah kerangka untuk menilai sebuah situasi,
dan menilai strategi atau posisi, arah perusahaan, rencana pemasaran, atau
ide. Dimana analisis ini cukup mempengaruhi perusahaan, karena melalui
25
analisis ini dapat diambil suatu peluang atau ancaman baru bagi perusahaan.
2.3.2 Analisis Lingkungan Internal Bisnis
Analisis lingkungan internal bisnis dari sebuah perusahaan digunakan
untuk membantu dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang ada
pada perusahaan, serta membantu dalam mengidentifikasi masalah-masalah,
kebutuhan informasi, serta kebutuhan sistem dan teknologi yang dihubungkan
dengan strategi bisnis dan kegiatan-kegiatan perusahaan. Adapun teknikteknik analisis yang digunakan dalam memahami kondisi situasi pada
lingkungan internal bisnis diantaranya :
2.3.2.1 Analisis Rantai Nilai (Value Chain)
Menurut Porter (1993,p34) value chain analysis adalah
kegiatan menganalisa kumpulan aktivitas yang dilakukan untuk
merancang,
memproduksi,
memasarkan,
mengantarkan
dan
mendukung produk atau jasa.
Gambar 2.4 Rantai Nilai (Porter,1993,p34)
Rantai nilai menggambarkan nilai total, dan terdiri atas
aktivitas nilai (Value activities) dan marjin. Aktivitas nilai adalah
kegiatan fisik dan teknologis yang diselenggarakan perusahaan. Ini
merupakan unsur-unsur pembangun yang digunakan perusahaan untuk
menciptakan produk yang bernilai bagi para pembelinya. Margin
26
adalah selisih antara nilai total dengan biaya kolektif untuk
menyelenggarakan aktivitas nilai. Aktivitas nilai dapat dibagi kedalam
dua golongan besar, aktivitas primer dan aktivitas pendukung, untuk
lebih jelasnya adalah sebagai berikut :
a. Aktivitas Utama (Primary Activities)
Merupakan aktivitas dalam membuat produk secara fisik serta
menjual dan menyampaikannya kepada pembeli selain juga aktivitas
dalam bentuk purna jual. Pada setiap perusahaan aktivitas primer
dapat dibagi menjadi lima kelompok generik sebagai berikut:
1. Aktivitas Logistik ke Dalam (Inbound Logistik)
Aktivitas
yang
berhubungan
dengan
penerimaan,
penyimpanan, dan penyebaran masukan ke produk, seperti
penanganan material, pergudangan, pengendalian persediaan,
penjadwalan kendaraan pengangkut, pengembalian barang kepada
pemasok.
2. Aktivitas Operasi (Operation)
Aktivitas yang menyangkut pengubahan masukan menjadi
produk
akhir,
seperti
masinasi,
pengemasan,
perakitan,
pemeliharaan alat-alat, pengujian, pencetakan, dan pengoperasian
fasilitas.
3. Aktivitas Logistik Keluar (Outbound Logistik)
Aktivitas
yang
berhubungan
dengan
pengumpulan,
penyimpanan, pendistribusian fisik produk kepada pembeli,
seperti pergudangan barang jadi, penanganan material, operasi
kendaraan pengirim, pengolahan pesanan, dan penjadwalan.
27
4. Aktivitas Pemasaran dan Penjualan (Marketing and Sales)
Aktivitas yang menyangkut penyediaan sarana agar pembeli
dapat membeli produk dan aktivitas yang mempengaruhi pembeli
agar mereka mau membelinya, seperti periklanan, promosi,
wiraniaga, penentuan quota, pemilihan penyalur, hubungan
dengan penyalur, penetapan harga.
5. Aktivitas Pelayanan (Service)
Aktivitas yang menyangkut penyediaan layanan untuk
memperkuat atau menjaga nilai produk, seperti pemasangan,
perbaikan, pelatihan, pasokan suku cadang, dan penyesuaian
produk.
b. Aktivitas Pendukung (Support Activities)
Adalah aktivitas yang menunjang aktivitas primer dan aktivitas
pendukung lainnya dengan menyediakan masukan yang dibeli,
teknologi, sumber daya manusia, serta sejumlah fungsi dalam
perusahaan lainnya. Aktivitas pendukung tersebut diantaranya adalah :
1. Aktivitas Pembelian (Procurement)
Berhubungan dengan aktivitas mendapatkan sumber daya
seperti material dan mesin, yang digunakan oleh aktivitas-aktivitas
utama, seperti pembelian bahan baku dan peralatan pendukung
termasuk aset perusahaan.
2. Aktivitas
Pengembangan
Teknologi
(Technology
Development)
Mencakup semua aktivitas yang melibatkan penyediaan
kebutuhan akan teknologi, prosedur dan teknik terbaru yang
28
dibutuhkan oleh setiap aktivitas.
3. Aktivitas Sumber Daya Manusia (Human
Resource
Management)
Terdiri dari semua aktivitas yang berhubungan dengan
perekrutan, pelatihan, promosi, penempatan, penghargaan, dan
pengembangan karyawan serta menjaga hubungan antar karyawan.
4. Aktivitas Infrastruktur Perusahaan (Firm Infrastructure)
Aktivitas yang mempengaruhi semua aktivitas utama secara
umum,
seperti
manajemen
umum,
mengelola
masalah
perencanaan, keuangan, akuntasi, hukum dan hubungan.
2.3.2.2 Analisis Area, Fungsi dan Proses Bisnis
Menurut Martin (1990, p43 – p60), fungsi bisnis adalah
sekumpulan aktivitas didalam perusahaan yang dapat mendukung
pencapaian misi perusahaan. Fungsi bisnis biasanya dikelompokan
ke dalam area-area fungsional perusahaan, yakni area-area utama
dimana sekumpulan aktivitas perusahaan berjalan. Fungsi bisnis
dapat dipecah menjadi proses bisnis, yakni tindakan-tindakan atau
aktivitas spesifik yang memiliki titik awal dan akhir, atau dapat
diartikan memiliki input dan menghasilkan output. Proses bisnis
berhubungan dengan entitas dan subjek data, entitas adalah orang,
tempat atau benda, baik itu nyata maupun abstrak, yang berkaitan
tentang data atau informasi apa yang disimpan. Sedangkan subjek
data adalah pengelompokan dari entitas-entitas data.
Analisis area, fungsi dan proses bisnis dapat memberikan
kerangka kerja yang jelas dalam membangun sebuah perusahaan
29
yang berbasis pada informasi. Teknik analisis ini mengambil satu
persatu area bisnis yang ada sebagai objek dan kemudian
menganalisisnya secara spesifik. Teknik analisis ini menggunakan
diagram dan matrik untuk memodelkan dan merekam data serta
semua kegiatan yang ada dalam sebuah perusahaan. Hal ini
bertujuan untuk memberikan pemahaman yang jelas tentang
hubungan dan interaksi
antara aspek-aspek informasi dalam
sebuah perusahaan. Diagram dan matrik tersebut dirancang untuk
dapat dimengerti oleh manajemen, end users, dan pemakai data.
Hal ini di tujukan untuk meningkatkan komunikasi diantara
kelompok- kelompok ini.
Analisis area, fungsi dan proses bisnis dilakukan untuk
memfasilitasi perancangan sebuah sistem dan menjamin agar
sistem tersebut dapat bekerja dengan baik. Analisis area, fungsi
dan proses bisnis adalah merupakan salah satu tahap analisis pada
perencanaan strategi SI/TI yang sangat baik untuk digunakan
dalam menentukan kebutuhan informasi yang sesuai dan
menempatkannya pada orang yang tepat (Martin, 1990, p197).
Tujuan dari analisis area, fungsi dan proses bisnis menurut
Martin (1990, p198) adalah sebagai berikut :
1. Menyediakan penjelasan dari lingkup bisnis serta bagaimana
kegiatan didalamnya saling berhubungan.
2. Menyediakan kerangka arsitektur untuk membangun sebuah
sistem dalam sebuah perusahaan yang berbasis informasi.
30
3. Menyediakan suatu kerangka kerja dari sistem yang dibangun
secara terpisah agar tetap dapat saling berhubungan dan
berkerja sama.
4. Memicu pandangan untuk menghasilkan prosedur perusahaan
yang menunjang era komputer, jaringan informasi, serta
database yang fleksibel secara lebih efisien.
5. Mengidentifikasikan kebutuhan yang memprioritaskan pada
pusat aktivitas informasi dan perancangan sistem
Beberapa pertimbangan yang digunakan dalam memilih area
bisnis yang akan dianalisis menurut Martin (1990, p209)
adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan yang mendesak untuk sebuah automatisasi dari
area bisnis.
2. Dampak potensial dari sasaran sebuah perusahaan.
3. Dampak kemampuan bersaing dari sebuah sistem yang baru.
4. Prioritas manajemen.
5. Potensi untuk melakukan automatisasi pada sebuah bisnis
area.
6. Biaya dan kesulitan dalam memelihara sistem yang ada.
7. Keahlian dan ketersediaan dari staff pengembang.
Karakteristik dari analisis area, fungsi dan proses bisnis menurut
Martin (1990, p216) adalah sebagai berikut :
1. Analisis dilakukan pada setiap area bisnis secara terpisah.
2. Adanya keterlibatan dari end user.
31
3. Fokus pada proses dan data utama yang digunakan, bukannya
prosedur operasi.
4. Menciptakan
kerangka
arsitektur
yang
memungkinkan
penyatuan sistem-sistem yang dirancang secara terpisah.
5. Tidak terikat pada teknologi.
6. Tidak terikat pada struktur organisasi yang ada.
7. Tidak terikat pada sistem dan prosedur yang berjalan.
8. Menghasilkan
kemungkinan
untuk
merubah
struktur
organisasi.
Salah satu analisis yang perlu dilakukan dalam perencanaan
strategi SI/TI adalah membuat model yang menggambarkan
proses-proses, aktivitas-aktivitas, dan informasi-informasi utama
serta hubungan keterkaitannya satu sama lain dalam sebuah model
bisnis (Ward dan Peppard, 2002, p192).
Model diagram dan matrik yang digunakan dalam analisis
area, fungsi dan proses bisnis menurut Ward dan Peppard (2002,
p195) adalah sebagai berikut :
1.
Functional
Decomposition
Diagrams,
menggambarkan
bagaimana fungsi dari area bisnis di dekomposisi menjadi
proses bisnis, kemudian proses bisnis tersebut di dekomposisi
kembali menjadi proses yang lebih spesifik. Berguna dalam
menjelaskan aktivitas-aktivitas dari setiap unit bisnis.
2. Entity Relationship Models, menggambarkan hubungan yang
relevan dari entitas-entitas kunci atau entitas kelompok dalam
32
sebuah perusahaan. Berguna sebagai dasar dari sebuah
arsitektur informasi.
Macam-macam hubungan dalam suatu entity relationship
model menurut Martin (1990, p163) dapat dinotasikan dengan
menggunakan cardinality symbols, seperti berikut ini :
Tabel 2.1 KEY (Cardinality symbols) (Martin, 1990, p163)
3. Matrix, memetakan hubungan antara subjek data, fungsi, proses,
serta area bisnis dan unit organisasinya. Memperlihatkan
proses/aktivitas mana yang membuat (create), membaca (read),
memperbaharui (update), atau menghapus (delete) data yang
tersimpan. Berguna dalam memadukan fungsi dan subjek data
secara benar berdasar pada keterkaitannya.
33
2.3.2.3 Analisis
SWOT
(Strengths,
Weakness,
Opportunities,
Threats)
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini
didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(Stregths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan
dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats).
Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan
pengambilan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan
demikian perencanaan strategis harus menganalisis faktor-faktor
strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman)
dalam kondisi yang ada saat ini (Rangkuti, 2000, p18-19).
Di bawah ini dijelaskan pengertian Strenghts, Weakness,
Opportunities, dan Threats.
1. Strenghts
Adalah sumber daya, keterampilan yang lebih dari pada
pesaing perusahaan sehingga memberikan nilai tambah bagi
perusahaan,
2. Weakness
Adalah keterbatasan dalam sumber daya alam, keahlian dan
kemampuan yang menghambat kinerja perusahaan.
3. Opportunity
Adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan suatu
perusahaan. Mengikuti trend merupakan hal yang penting dalam
menganalisis peluang bagi perusahaan.
34
4. Threats
Adalah situasi yang tidak menguntungkan bagi perusahaan,
tetapi tidak untuk dihindari namun harus dihadapi sebagai suatu
tantangan. Pengertian terhadap peluang dan ancaman yang ada
akan membantu perusahaan untuk mengidentifikasikan pilihan –
pilihan yang nyata yang akan dipilih untuk menyusun strategi yang
paling efektif bagi perusahaan.
2.3.2.4 Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS)
Menurut Rangkuti (2006, p24), setelah faktor – faktor strategis
internal suatu perusahaan diidentifikasi suatu tabel IFAS (Interval
Strategic Factors Analysis Summary) disusun untuk merumuskan
faktor – faktor strategis internal tersebut dalam kerangka Strength
dan Weakness perusahaan. Tahapnya adalah sebagai berikut :
a. Tentukan faktor – faktor yang menjadi kekuatan serta
kelemahan perusahaan dalam kolom 1.
b. Beri bobot masing – masing faktor tersebut dengan skala
dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting),
berdasarkan pengaruh faktor – faktor tersebut terhadap
posisi
strategis
perusahaan.
(Semua
bobot
tersebut
jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00)
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing – masing faktor
dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai
dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut
terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel
35
yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori
kekuatan) diberi nilai dari +1 sampai dengan +4 (sangat
baik) dengan membandingkan rata – rata industri atau
dengan pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat
negatif kebalikannya.
Contohnya,
jika
kelemahan
perusahaan
besar
sekali
dibandingkan dengan rata – rata industri, nilainya adalah 1,
sedangkan jika kelemahan perusahaan di bawah rata – rata
industri nilainya adalah 4.
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3,
untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4.
hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing – masing
faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding)
sampai 1,0 (poor)
e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan
mengapa faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor
pembobotannya dihitung.
f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk
memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang
bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana
perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor – faktor
strategis internalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk
membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya
dalam kelompok industri yang sama.
36
2.3.2.5 Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS)
Menurut Rangkuti (2006, p22), sebelum membuat matriks
faktor strategi eksternal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu
faktor strategi eksternal, EFAS (External Factors Analysis
Summary). Berikut ini adalah cara – cara penentuan faktor strategi
eksternal (EFAS)
a. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai 10 peluang dan
ancaman).
b. Beri bobot masing – masing faktor tersebut dengan skala
dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting). Faktor –
faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak
terhadap faktor strategis.
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing – masing faktor
dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai
dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut
terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian
nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang
semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil
diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah
kebalikannya. Misal jika nilai ancamannya sangat besar,
ratingnya adalah 1. Sebaliknya, jika nilai ancamannya
sedikit ratingnya 4
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3,
untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4.
37
Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing – masing
faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding)
sampai 1,0 (poor)
e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan
mengapa faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor
pembobotannya dihitung.
f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk
memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang
bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana
perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor – faktor
strategis eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk
membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya
dalam kelompok industri yang sama.
a.
Diagram Analisis SWOT
Diagram analisis SWOT adalah diagram yang digunakan
untuk mengidentifikasikan posisi dan situasi yang dihadapi oleh
perusahaan dalam persaingan bisnis, berdasar pada faktor-faktor
strategi internal (kekuatan dan
kelemahan) yang dimiliki
perusahaan dan faktor-faktor strategi eksternal (peluang dan
ancaman) yang dihadapi oleh perusahaan.
38
Gambar 2.5 Analisis SWOT (Rangkuti,2000,p19)
Kuadran 1 : ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan.
Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan
dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang
agresif (Growth oriented strategy).
Kuadran 2 : meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini
masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus
ditetapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk
atau pasar).
Kuadran 3 : perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar,
tetapi di lain pihak, ia menghadapi beberapa kendala / kelemahan
internal. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah
39
– masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar
yang lebih baik.
Kuadran 4 : ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan,
perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan
internal.
b. Matriks SWOT
Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis
perusahaan adalah Matriks SWOT. Matriks ini menggambarkan
bagaimana peluang dan ancaman eksternal (EFAS) yang dihadapi
perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan
(IFAS) yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set
kemungkinan alternatif strategis (Rangkuti, 2000, p31).
Cara membuat matrik SWOT adalah dengan menggunakan
faktor-faktor strategi eksternal maupun internal sebagaimana telah
dijelaskan dalam tabel EFAS dan IFAS, yaitu dengan mentransfer
peluang dan ancaman dari tabel EFAS serta mentransfer kekuatan
dan kelemahan dari tabel IFAS ke dalam sel yang sesuai dalam
matrik SWOT. Kemudian dengan membandingkan faktor-faktor
strategis tersebut lalu dibuatkan 4 set kemungkinan alternatif
strategi (SO, ST, WO, WT) (Rangkuti, 2000, p35).
Berikut adalah gambar Matrik SWOT :
40
IFAS
EFAS
Strength (S)
Weakness (W)
Daftar faktor kekuatan
Daftar faktor kelemahan
internal
internal
Strategi SO
Strategi WO
Opportunities (O)
Daftar peluang
Ciptakan strategi yang
eksternal
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan untuk meminimalkan kelemahan –
memanfaatkan peluang
kelemahan untuk
memanfaatkan peluang
Threats (T)
Strategi ST
Daftar ancaman
Ciptakan strategi yang
eksternal
Strategi WT
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan untuk meminimalkan kelemahan dan
mengatasi ancaman
menghindari ancaman.
Gambar 2.6 Matrik SWOT (Rangkuti, 2000, p31)
Penjelasan Matrik SWOT :
•
Strategi SO :
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu
dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
•
Strategi WO :
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang
ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
•
Strategi ST :
Strategi
dalam
menggunakan
kekuatan
yang
dimiliki
perusahaan untuk mengatasi ancaman.
•
Strategi WT :
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat difensif dan
berusaha
meminimalkan
kelemahan
yang
ada
serta
41
menghindari ancaman.
2.3.2.6 Analisis
Critical
Success
Factor
(CSF)
dan
Key
Performance Indicator
Menurut Tozer (1996,p141) Critical Success Factor (CSF)
merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap kemampuan
perusahaan dalam mencapai sasarannya. CSF kadang di artikan sama
dengan Key Performance Indicator (KPI), padahal sebenarnya
keduanya sangat berbeda. CSF adalah sesuatu yang berpengaruh pada
berhasil atau tidaknya pencapaian suatu sasaran, sedangkan KPI
adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja
pencapaian sasaran.
Rockart (Ward dan Peppard, 2002, p209) mendefinisikan CSF
sebagai area tertentu dalam perusahaan, dimana jika hasil dari area
tersebut memuaskan, maka akan menjamin keberhasilan perusahaan
dalam bersaing. Area tersebut adalah area kunci dimana ‘sesuatu
harus berjalan dengan baik dan benar’, sehingga keberhasilan bisnis
dapat dicapai dan terus berkembang.
Manfaat dari analisis CSF menurut Ward dan Peppard (2002,
p029) adalah sebagai berikut :
•
Analisis CSF merupakan teknik yang paling efektif dalam
melibatkan manajemen senior dalam mengembangkan strategi
sistem informasi. Karena CSF secara keseluruhan telah berakar
pada bisnis dan memberikan komitmen bagi manajemen puncak
42
dalam menggunakan sistem informasi, yang diselaraskan dengan
pencapaian tujuan perusahaan melalui area bisnis yang kritis.
•
Analisis CSF menghubungkan proyek SI yang akan di
implementasikan dengan tujuannya, dengan demikian sistem
informasi nantinya akan dapat direalisasikan agar sejalan dengan
strategi bisnis perusahaan.
•
Dalam wawancara dengan manajemen senior, analisis CSF dapat
menjadi perantara yang baik dalam mengetahui informasi apa
yang diperlukan oleh setiap individu.
•
Dengan menyediakan suatu hubungan antara tujuan dengan
kebutuhan informasi, analisi CSF memegang peranan penting
dalam memprioritaskan investasi modal yang potensial.
•
Analisis CSF sangat berguna dalam perencanaan sistem informasi
pada saat strategi bisnis tidak berjalan sesuai dengan tujuan
perusahaan, dengan memfokuskan pada masalah - masalah
tertentu yang paling kritis.
•
Analisis CSF sangat berguna apabila digunakan sejalan dengan
analisis value chain dalam mengidentifikasi proses yang paling
kritis, serta memberikan fokus pada pencapaian tujuan melalui
kegiatan-kegiatan yang paling tepat untuk dilaksanakan.
2.3.3 Supply Chain Management (SCM)
Menurut
Siagian
(2005,
p6)
Supply
Chain
Management,
mengutamakan arus barang antar perusahaan, mulai dari awal kegiatan
43
sampai produk akhir, sedangkan orientasinya atas dasar kerja sama dan
mengusahakan hubungan serta koordinasi antar proses dari perusahaan mitra
guna menunjang kegiatan proses sampai ke tangan konsumen.
Ruang lingkup supply chain management meliputi :
1. Rantai pasokan mencakup seluruh kegiatan arus dan transformasi
barang mulai dari bahan mentah, sampai penyaluran ke tangan
konsumen termasuk aliran informasinya. Bahan baku dan aliran
informasi adalah rangkaian dari rantai pasokan.
2. Rantai pasokan sebagai suatu sistem tempat organisasi menyalurkan
barang produksi dan jasa kepada para pelanggannya.
Manurut Siagian (2005, p19) Strategi logistik / SCM diperlukan untuk
membantu pencapaian tujuan perusahaan yang diinginkan dalam strategi
perusahaan. Inovasi terhadap pendekatan strategi SCM akan membuat
perusahaan dapat unggul dalam bersaing.
Dalam prosesnya strategi SCM memiliki 3 tujuan, yaitu meliputi cost
reduction, capital reduction, service improvement.
1. Cost reduction, strategi SCM yang dijalankan harus
dapat meminimalkan biaya logistik yang terjadi,
misalnya dengan memilih alat / model transportasi,
penggudangan,
standard
dan
layanan
yang
meminimalkan biaya.
2. Capital reduction, strategi yang ditujukan untuk
meminimalisasikan tingkat investasi di dalam strategi
44
logistik. Strategi ini dapat menghasilkan biaya variabel
yang lebih tinggi daripada strategi yang membutuhkan
level yang lebih tinggi untuk investasi, tetapi pada saat
pengembilan investasi diharapkan dapat meningkatkan.
3. Service improvement, pelayanan harus selalu diperbaiki.
Strategi supply chain management harus secara proaktif
dijalankan. Pendapatan yang diperoleh perusahaan
tergantung level pelayanan / jasa logistik yang diberikan.
Walaupun terjadi kenaikan pada biaya, tetapi oleh
naiknya level dari logistik pelayanan konsumen dan
meningkatnya pendapatan dari menutupi biaya. Untuk
lebih efektif maka strategi pelayanan / jasa ini
dikembangkan berbeda daripada pesaing.
Perencanaan supply chain management terdiri dari enam (6) topic
yaitu tingkatan perencanaan, luasnya daerah perencanaan, tujuan
pelayanan konsumen, strategi fasilitas lokasi, keputusan persediaan, dan
strategi transportasi.
1. Tingkatan Perencanaan
Perencanaan SCM bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang
what (apa), when (kapan), how (bagaimana), hal tersebut berlangsung
pada 3 tingkatan, yaitu strategi, taktikal, dan operasional. Perbedaan
utama antara tingkatan tersebut ditentukan oleh waktu untuk
perencanaan.
45
2. Luasnya Daerah Perencanaan
Kegiatan logistik menyangkut empat keputusan penting, meliputi :
a. tingkat layanan kepada pelanggan.
b. lokasi fasilitas logistik, yaitu menentukan strategi logistik
dapat berjalan lancar dan menjamin akan mendapatkan stock.
c. keputusan persediaan, berkaitan dengan persediaan yang
dimiliki dan kecukupan stock barang.
d. keputusan transportasi, yaitu memiliki model transportasi yang
akam digunakan.
3. Tujuan Pelayanan Konsumen
Faktor berikut ini sangat berbeda dengan factor lainnya,
bagaimana usaha untuk memenuhi pelayanan konsumen sangat
membutuhkan “seni”. Pada tingkat pelayanan jasa yang rendah
pemusatan persediaan dapat dilakukan di beberapa tempat, akibatnya
biaya menjadi lebih mahal. Tetapi, pada usaha dengan pelayanan jasa
yang tinggi maka akan terjadi sebaliknya.
4. Strategi Fasilitas Lokasi
Perencanaan logistik terhadap fasilitas lokasi, sangat tergantung
pada posisi geografis dari tempat penyimpanan dan tempat sumber
daya. Menetapkan jumlah, lokasi, besarnya fasilitas, dan menentukan
pasar yang dituju adalah cara penentuan produk yang tepat untuk
dipasarkan. Menentukan biaya rendah atau mendapatkan keuntungan
yang maksimal adalah tujuan dari perencanaan strategi fasilitas lokasi.
46
5. Keputusan Persediaan
Keputusan
persediaan
persediaan
diatur.
menunjukkan
Kebijakan
yang
tata
diambil
cara
bagaimana
perusahaan
ini
digolongkan sebagai strategi logistik.
6. Strategi Transportasi
Keputusan transportasi yang digunakan sangat bergantung pada
mode, seperti ukuran pengiriman, rute pengiriman, dan penjadwalan.
2.3.4 Customer Relationship Management (CRM)
Menurut pendapat Laudon dan Laudon (2005, p7), CRM adalah
sistem informasi yang memberikan tinjauan lengkap terintegrasi dari semua
hubungan firma dngan pelanggan.
CRM merupakan sebuah sistem yang mencari dan menyimpan semua
informasi mengenai pelanggan untuk mengetahui keinginan mereka,
keperluan mereka dan kebiasaan sehingga dapat melayani mereka dengan
lebih baik. Menurut majalah SDA Indo, volume 08(2005,p40) CRM meliputi
semua aspek yang berkaitan dengan interaksi suatu perusahaan dengan
pelangganya. Hal ini berupa jasa ataupun penjualan dan semua berawal
dengan kegiatan marketing terhadap pelanggan.
Berdasarkan majalah SDA indo, Volume 06(2005, p47) CRM adalah
suatu sistem yang mampun melacak semua aktifitas pelanggan dan juga
memberi peralatan untuk memelihara, serta meningkatkan hubungan dengan
pelanggan. Aplikasi CRM biasanya dapat menganalisis semua informasi yang
berkaitan dengan pelanggan, seperti transaksi pelanggan dan daftar favorit
47
pelanggan. Dari sini, nantinya dapat dibuat laporan profil pelanggan yang
dapat digunakan, serta ditindaklanjuti oleh bagian promosi. Untuk aplikasi
CRM yang lebih canggih dapat juga memberi follow-up via email secara
otomatis untuk pesanan pelanggan, serta juga pelayanan terhadap kepuasan
pelanggan.
2.3.5
NComputing
NComputing merupakan sebuah solusi untuk menjawab kebutuhan
akan virtualisasi desktop. Solusi yang dikembangkan oleh NComputing
didasarkan oleh fakta sederhana, yaitu bahwa sebuah komputer desktop
sekarang ini memiliki kemampuan dan sumber daya yang besar, sedangkan
untuk menjalankan aplikasi sehari-hari hanya memerlukan sebagian dari
sumber daya tersebut. Perangkat keras dan perangkat lunak NComputing
memanfaatkan sisa dari sumber daya yang tidak terpakai dari sebuah
komputer desktop untuk digunakan oleh pemakai lain. Sehingga pemakai lain
tidak perlu menggunakan komputer desktop sendiri.
Perangkat lunak NComputing dapat berjalan dengan baik pada sistem
operasi Windows dan Linux. Setiap monitor, keyboard, dan mouse dari
masing-masing pemakai dihubungkan ke sebuah perangkat akses yang kecil
dan handal. Perangkat tersebut tidak menggunakan CPU, memori, dan
komponen lain seperti pada sebuah komputer desktop, sehingga akan sangat
mudah dipasang dan dipelihara. Selain itu, perangkat tersebut juga
menggunakan daya listrik yang lebih kecil, hanya 10% dari sebuah komputer
desktop. NComputing memiliki 2 seri yaitu:
48
a). Seri X
Perangkat seri-X mampu mendukung hingga sebelas pengguna di saat
bersamaan dengan hanya menggunakan sebuah komputer. Perangkat seri-X
dapat menggunakan satu atau dua buah PCI-card, di mana setiap PCI-card
tersebut memiliki 3 atau lima buah konektor. Perangkat seri-X terhubung
langsung dengan PCI-card pada komputer menggunakan sebuah kabel LAN
(panjang kabel maksimal 10 meter).
b). Seri L
Perangkat akses seri-L terhubung dengan komputer menggunakan
perangkat standar jaringan (lan, kabel lan dan switch/hub). Dengan cara ini,
pengguna dapat terhubung dengan sebuah komputer tanpa memperhitungkan
jarak antara pengguna dengan komputer tersebut. Produk seri-L memiliki
berbagai tipe serta konfigurasi, dimana memiliki pilihan dapat menggunakan
USB atau audio maupun tidak. Hingga 30 pengguna dapat terhubung dengan
hanya sebuah komputer. (www.ncomputingindonesia.com)
2.3.6 Analisis Lingkungan Eksternal SI/TI
Analisis eksternal digunakan untuk mendapatkan pemahaman tentang
keadaan dan perkembangan SI/TI di luar lingkungan perusahaan, yang
memberikan dampak dan pengaruh bagi perusahaan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Tujuan utama dari analisis ini adalah untuk
mendapatkan pengetahuan tentang peluang-peluang baru dalam penggunaan
SI/TI, dan ini tidak terbatas hanya pada peluang untuk mengimplementasikan
teknologi yang termutakhir namun juga dapat berupa peluang untuk
49
menggunakan teknologi yang sudah ada dengan cara yang lebih hemat dan
tepat dalam penggunaanya atau peluang untuk menggunakan teknologi
dengan cara lain yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
Bagian dari analisis ini juga mengetahui tentang SI/TI yang di
gunakan oleh pihak eksternal seperti pesaing, pemasok, atau perusahaanperusahaan lain yang memiliki hubungan dan mempengaruhi bisnis
perusahaan. Salah satu aspek dari analisis ini adalah untuk dapat
mengkategorikan elemen-elemen potensial dan berharga dari teknologi untuk
dapat di evaluasi dan dimanfaatkan oleh perusahaan. Inti dari analisis ini
adalah untuk dapat meyediakan informasi yang menyeluruh tentang
lingkungan eksternal SI/TI untuk digunakan sebagai salah satu bentuk
masukan dalam proses perencanaan strategi SI/TI (Ward dan Peppard, 2002,
p203).
2.3.7 Analisis Lingkungan Internal SI/TI
Analisis ini meliputi pengetahuan tentang SI/TI yang ada pada
perusahaan saat ini, maka digunakan teknik analisis lingkungan internal
SI/TI. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan pengetahuan tentang jarak antara
kondisi SI/TI yang ada saat ini dengan tujuan yang ingin dicapai.
Analisis ini akan menyediakan informasi yang menyeluruh tentang
lingkungan internal SI/TI perusahaan saat ini, yang dapat digunakan sebagai
salah satu bentuk masukan dalam proses perencanaan strategi SI/TI (Ward
dan Peppard, 2002, p198).
2.4
50
Hasil Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi
Hasil atau output dari sebuah proses perencanaan SI/TI adalah
gabungan dari hasil yang bersifat hard dan soft. Hasil yang bersifat hard
adalah dokumen yang mendefinisikan strategi-strategi dan rencana-rencana,
dapat juga berisi materi yang berhubungan dengan komputer, matrik-matrik
dan model analisis. Sedangkan hasil yang bersifat soft berhubungan dengan
faktor manusia seperti standar keahlian yang dibutuhkan dan lainnya (Ward
dan Peppard, 2002, p162).
Stuktur dari sebuah hasil perencanaan SI/TI adalah mengacu pada
gambar 2.1 yang terdapat pada subbab 2.2 tentang model perancanaan strategi
SI/TI. Lebih jelasnya adalah sebagai berikut :
2.4.1 Business IS Strategies
Business IS strategies adalah strategi yang menjelaskan bagaimana
sebuah bisnis akan memanfaatkan sistem dan teknologi informasi dalam
pencapaian tujuannya. Tujuan utamanya adalah untuk menghubungkan sistem
dan teknologi informasi secara jelas dan mendasar dengan strategi bisnis
perusahaan. Strategi ini mendefinisikan kebutuhan aplikasi dan kebutuhan
layanan dari manajemen dan end user yang disesuaikan dengan rencana
bisnis dan kegiatan bisnis serta disesuaikan dengan semua prioritas
pengembangan infrastruktur atau sistem aplikasi perusahaan. Tidak semua
kebutuhan yang didefinisikan mengarah pada pengembangan aplikasi baru,
beberapa kebutuhan dapat juga mengarah pada penyempurnaan sistem
operasional yang sudah ada agar menjadi lebih baik dan efektif (Ward dan
Peppard, 2002, p164).
Business IS strategies juga mencakup penjelasan tentang portfolio
aplikasi di masa mendatang, yang tak hanya berisi penjelasan mengenai
51
kebutuhan-kebutuhan sistem dan informasi, tapi juga mencakup penjelasan
tentang aplikasi yang potensial serta usulan-usulan untuk peningkatan strategi
bisnis di masa yang akan datang (Ward dan Peppard, 2002, p167).
2.4.2
IT Strategy
IT strategy adalah strategi yang bertujuan untuk mendefinisikan
bagaimana sumber daya dan teknologi akan diperoleh, diatur, dan
dikembangkan sehingga dapat menunjang business IS strategies. Strategi ini
juga harus dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi saat
ini yang dapat menimbulkan peluang dan hambatan di masa yang akan
datang. IS strategy memiliki fokus pada area dimana perubahan sangat
diperlukan berdasar pada kebutuhan bisnis, atau fokus pada peluang-peluang
baru yang timbul karena adanya kemajuan dan perubahan pada teknologi,
pengalaman atau juga kemampuan.
Menurut Ward dan Peppard (2002, p167) faktor dukungan yang
diberikan IT strategy adalah sebagai berikut :
•
Manajemen aplikasi portfolio.
•
Organisasi dari SI / TI, mengatur sumber daya dan masalahmasalah administrasi.
•
Mengatur sumber daya informasi dan pencapaian tujuan dari
layanan informasi.
•
Mengatur pengembangan aplikasi.
•
Mengatur teknologi.
52
2.4.3 IS / IT Management Strategy
Adalah strategi yang mencakup keseluruhan elemen strategi yang
diterapkan pada perusahaan, strategi yang menjamin konsistensi kebijakan
yang diambil oleh pihak manajemen yang berkaitan dengan sistem dan
teknologi informasi yang digunakan oleh perusahaan. Kebijakan tersebut
dapat berupa struktur organisasi yang dapat mendukung sistem informasi
perusahaan, kebijakan yang berhubungan dengan pemasok, kebijakan yang
berkaitan dengan sumber daya manusia dan kebijakan akuntasi yang
berkaitan dengan sistem informasi perusahaan (Ward dan Peppard, 2002,
p168-170).
2.4.3.1 Clustering Matrik Fungsi Bisnis vs Subjek Data
Clustering matrik adalah proses pengelompokan matrik fungsi bisnis
dengan subjek data, untuk memetakan hubungan antara fungsi bisnis dan
subjek data yang sesuai dan baik.Clustering matrik dapat dijadikan dasar
dalam menentukan sebuah area fungsional yang baru,dasar dalam
menentukan arsitektur informasi yang baik dari sebuah system dan dasar
dalam menentukan fungsi apa yang harus dijalankan serta data apa saja yang
dibutuhkan dalam suatu proses bisnis.
53
Berikut ini adalah pengelompokan matrik fungsi bisnis vs subjek data
yang diusulkan.Langkah-langkanya sebagai berikut :
1.
Pada tahap I, Kode pemetaan digunakan pada Clustering matrik adalah
“C” (Create) untuk menjelaskan jika suatu fungsi membuat dan
memperbaharui suatu subjek data.Kemudian kode “R” (Read) untuk
menjelaskan jika fungsi membaca suatu subjek data, tapi tidak
merubahnya.
2.
Langkah berikutnya adalah dengan memindahkan subjek data dengan
fungsi”C” ke bagian kiri dan fungsi bisnisnya diurutkan mulai dari
bagian atas.
3.
Setelah subjek data dengan fungsi “C” dipindahkan kebagian kiri,
fungsi dan subjek data dikelompokan kedalam suatu area bisnis utama
dengan cara mengelompokan dalam bentuk kotak dan diarsir.
4.
Selanjutnya dilakukan pemberian nama untuk masing-masing area
bisnis yang diarsir dan telah dikelompokan, kemudian jika terdapat
aliran data dari satu area ke area lainnya.Langkah terakhir adalah
menggambarkan
aliran
data
tersebut
dengan
menghubungkan kebutuhan data antar area bisnis.
garis
yang
2.5
54
Portfolio Aplikasi
Gambar 2.7 adalah gambar dari portfolio aplikasi yang menampilkan
sebuah analisis dari keseluruhan aplikasi perusahaan, baik yang ada saat ini,
potensial ataupun yang masih direncanakan.
tinggi Penting untuk bisnis masa mendatang tinggi Penting untuk bisnis masa lalu dan masa sekarang rendah Gambar 2.7 Portfolio Aplikasi (Ward dan Peppard, 2002, p42)
Dalam portfolio aplikasi sebuah aplikasi dapat dikategorikan sebagai
strategic, high potential, key operational, atau support tergantung dari
perannya dalam mendukung strategi bisnis perusahaan, baik pada saat ini
maupun di masa mendatang.
55
Kategori dalam portfolio aplikasi adalah sebagai berikut :
•
Strategic, adalah aplikasi yang memiliki pengaruh kritis terhadap
keberhasilan bisnis perusahaan di masa mendatang. Aplikasi strategis
adalah aplikasi yang mendukung perusahaan dengan memberikan
keunggulan bersaing. Teknologi yang digunakan tidak menentukan
apakah suatu aplikasi strategis atau tidak, dampaknya pada bisnis
perusahaanlah yang menentukan.
•
Key Operational, adalah aplikasi yang menunjang kelangsungan bisnis
perusahaan. Apabila terhenti, perusahaan tidak bisa beroperasi dengan
normal dan ini akan mengakibatkan menurunnya keunggulan perusahaan.
•
Support,
adalah
aplikasi
yang
mendukung
perusahaan
dalam
meningkatkan efisiensi bisnis dan efektifitas manajemen, namun tidak
memberikan keunggulan bersaing.
•
High Potential, adalah aplikasi yang mungkin dapat menciptakan
peluang keunggulan bagi perusahaan di masa mendatang, tapi masih
belum terbukti.
Download