847 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2013 PENGARUH PROBIOTIK RICA TERHADAP SINTASAN DAN PRODUKSI UDANG WINDU DI TAMBAK INSTALASI MARANA, SULAWESI SELATAN Arifuddin Tompo dan Nurhidayah Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau Jl. Makmur Dg. Sitakka No.129, Maros 90512, Sulawesi Selatan E-mail: [email protected] ABSTRAK Penelitian pengaruh probiotik RICA terhadap sintasan dan produksi udang windu telah dilakukan di tambak Instalasi Marana, Sulawesi Selatan. Tujuan penelitian ini untuk melihat sejauh mana peranan probiotik RICA 1,2, dan 3 meningkatkan sintasan dan produksi udang windu di tambak. Penelitian menggunakan 12 petak tambak berukuran 500 m2 yang dilengkapi dengan sumur bor dan petak tandon,dengan empatperlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan yang diuji terdiri atasA (Probiotik RICA 1), B (Probiotik RICA 2), C ( Probiotik RICA 3), dan D ( Kontrol), hewan uji adalah udang windu ukuran PL-12 dengan padat tebar 2 ekor/m2 bobot ratarata awal 0,010 g/ekor. Pemupukan susulan dengan pupuk petroganik 10% dari pupuk awal dilakukan setiap 15 hari. Aplikasi probiotik setelah 1 bulan penebaran dengan cara fermentasi selama 72 jam dengan metode tebar ke permukaan petakan sesuai perlakuan. Pemeliharaan udang dilakukan selama 115 hari. Aspek yang diamati selama penelitian meliputi: sintasan dan produksi udang pada akhir penelitian, total populasi dan populasi bakteri Vibrio spp. pada air dan sedimen serta parameter kualitas air sebagai faktor penunjang yang diamati setiap 2 minggu sekali. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan probiotik RICA1(A) diperoleh sintasan tertinggi sebesar 61,9 % dengan produksi 79,3 kg/ha disusul perlakuan RICA2 (B) dengan sintasan 32,90%dan produksi 42,70 kg/ha, kemudian perlakuan RICA3 (C) dengan sintasan sebesar 27,8% dan produksi 36,0% kg/ha, dan terendah pada kontrol (tanpa probiotik) dengan sintasan 21,4 % dan produksi 43 kg/ha. Kisaran populasi bakteri Vibrio spp. pada air dan sedimen masih dalam batas yang aman untuk budidaya udang yaitu untuk media air 101–102 CFU/mL dan sedimen tambak 101-103CFU/mL. Total populasi bakteri (TPC) air berkisar 103-105 CFU/mL dan tanah sebesar 105–107 CFU/mL, sedangkan parameter kualitas air selama penelitian masih berada pada kisaran yang layak untuk budidaya udang windu di tambak. KATA KUNCI: probiotik, RICA, sintasan, produksi, udang windu, tambak PENDAHULUAN Saat ini telah diupayakan berbagai macam cara untuk menanggulangi munculnya penyakit antara lain dengan penggunaan probiotik. Probiotik adalah istilah yang digunakan pada mikroorganisme hidup yang dapat memberikan efek baik atau kesehatan pada organisme kultivan. Beberapa jenis bakteri yang diketahui dapat berfungsi sebagai bakteri probiotik adalah Alteromonas sp., Brevibasillus,dan Bacillus subtilis yang disolasi dari laut, tambak dan mangrove. Salah satu alternatif dalam upaya penanggulangan penyakit pada komoditas perikanan adalah pemanfaatan bakteri probiotik yang bersifat non patogen dan memiliki kemampuan mengurangi koloni bakteri patogen, menghambat pertumbuhan bakteri patogen, menghambat komunikasi antara sel-sel bakteri sehingga tidak terjadi korum sengsing yang dapat menyebabkan timbulnya sifat patogen (Suwanto, 2003), membunuh bakteri patogen, dapat berfungsi sebagai bakteri pengurai dan menetralisir kualitas air, serta memungkinkan sebagai makanan di dalam perairan. Bakteri probiotik dapat berasal dari air dan sedimen laut (Tjahjadi et al., 1994; Haryanti et al.,2000; Muliani et al., 2003; Schulze et al., 2006), karang (Muliani et al., 2003; Radjasa et al., 2005), daun mangrove (Muliani et al., 2004), air tambak pemeliharaan udang (Vaseeharan &Ramasamy, 2003; Vaseeharan et al., 2004; Lio-Po et al., 2005; Muliani et al., 2006;Vijayan et al., 2006), maupun dari makroalga (Atmomarsono et al., 2010). Penggunaan probiotik sangat dipengaruhi oleh lingkungan dimana bakteri tersebut diisolasi dan sangat mempengaruhi kemampuan untuk tumbuh dan berkembang maupun untuk melaksanakan fungsinya. Menurut Wang et al. (1999) fungsi paling penting probiotik adalah mempertahankan Pengaruh probiotik RICA terhadap sintasan dan produksi ... (Arifuddin Tompo) 848 kestabilan parameter kualitas air tambak dengan menurunkan bahan organik seperti amoniak, gas hidrogen sulfida, dan gas beracun lainnya. Telah diisolasi dan dilakukan kajian bakteri yang potensial sebagai probiotik yang berasal dari alam baik dari air laut (sumber air tambak), daun mangrove maupun dari tambak itu sendiri (Muliani et al., 2004; 2006). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peranan probiotik RICA 1,2, dan 3 dapat meningkatkan sintasan dan produksi udang windu di tambak METODOLOGI Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juli 2012 di Instalasi Tambak Percobaan Marana, Sulawesi Selatan. Penelitian dilakukan pada 12 petak tambak dengan luasan masing-masing 500 m2 yang dilengkapi dengan sumur bor dan petak tandon. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan dan tiga ulangan. Masing-masing perlakuan tersebut adalah: A. Probiotik RICA 1 B. Probiotik RICA 2 C. Probiotik RICA 3 D. Kontrol Aplikasi dolomit dua kali per minggu untuk semua perlakuan dengan dosis 2–5 mg/L setiap kali penggunaan setelah ganti air mulai pada saat penebaran hingga panen. Hewan uji yang dicobakan adalah udang windu PL 12 dengan padat tebar 2 ekor/m2, dan bobot awal 0,010 g/ekor pola tradisional plus. Pemeliharaan udang dilakukan selama 115 hari. Pemberian pupuk susulan menggunakan pupuk organik (petroganik) dengan dosis 10 % dari pupuk awal yang dilakukan setiap 15 hari. Aplikasi probiotik setelah 1 bulan penebaran dengan cara fermentasi selama 72 jam dengan metode tebar ke permukaan petakan tambak sesuai perlakuan. Pemeliharaan udang dilakukan selama 115 hari. Beberapa aspek yang diamati pada penelitian ini meliputi sintasan dan produksi udang pada akhir penelitian, dinamika perkembangan populasi bakteri Vibrio sp. yang diperoleh dari air dan sedimen tambak serta parameter kualitas air yang diamati setiap 2 minggu sekali. HASIL DAN BAHASAN Sintasan dan Produksi Berdasarkan hasil penelitian terhadap pengaruh probiotik RICA terhadap sintasan dan produksi udang windu selama penelitian ditampilkan pada Tabel 1. Rata-rata sintasan dan produksi yang diperoleh dari hasil penelitian menunjukkan pengaruh penggunaan probiotik yang bervariasi (Tabel 1). Penggunaan probiotik RICA1 (perlakuan A) diperoleh sintasan tertinggi sebesar 61,90% dengan tingkat produksi 79,3 kg/ha, disusul probiotik RICA 2 (perlakuan B) dengan sintasan 32,90% dengan tingkat produksi 42,70 kg/ha, kemudian probiotik RICA 3 (perlakuan C) dengan sintasan sebesar 27,8 % dengan produksi 36,0 kg/ha dan terendah pada perlakuan kontrol dengan sintasan 21,4 % dan tingkat produksi 43 kg/ha. Rendahnya produksi dari keempat perlakuan disebabkan udang windu dapat bertahan hidup dari serangan WhiteSpot Sindrome Tabel 1. Sintasan dan produksi udang pada akhir penelitian di instalasi tambak percobaan Marana Perlakuan Sintasan (%) Produksi (kg/ha) Rica 1 (A) Rica 2 ( B) Rica 3 (C) Kontrol (D) 61,90 32,90 27,8 21,4 79,30 42,70 36,0 43,0 849 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2013 Virus (WSSV) sampai akhir pemeliharaan, namun pertumbuhan udang pada semua perlakuan umumnya lambat dan ukurannya kecil. Hal ini kemungkinan adanya pengaruh kemasaman tambak dan pengaruh probiotik RICA yang diberikan secara bersamaan yang seharusnya penggunaannya secara bergiliran. RICA1 seharusnya diberikan pada bulan pertama dan keempat, selanjutnya RICA2 pada bulan kedua dan RICA3 pada bulan ketiga pemeliharaan supaya berdampak pada pertumbuhan udang yang dibudidayakan. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian tahun sebelumnya yang dilakukan oleh Tompoet al.(2012)bahwa penggunaan probiotik BRPBAP BL542 diperoleh sintasan sebesar 75,4% dengan produksi 334 kg/ha dengan kepadatan 20.000 ekor/ha, hanya saja pertumbuhan yang cukup tinggi rata-rata 25–35 ekor/kg. Tingginya sintasan yang diperoleh pada perlakuan A dibanding dengan perlakuan B,C, dan D diduga karena adanya penggunaan probiotik RICA1 yang bekerja sesuai dengan fungsinya yaitu menekan perkembangan bakteri Vibrio harveyi serta dapat menurunkan beberapa parameter kualitas air seperti amoniak dan BOT. Pada perlakuan B,C, dan D mengalami penurunan sintasan akibat adanya serangan WSSV pada areal lingkungan budidaya dan masuk ke wilayah perlakuan yang masuk melalui rembesan air pada pada petak perlakuan. Hal ini sejalan dengan pendapat Widanarni(2007) bahwa penambahan probiotik dapat meningkatkan sintasan udang windu, probiotik sebagai pengurai dapat menghasilkan senyawa anti mikroba yang mampu berkompetisi dengan mikroba patogen dalam memperoleh nutrisi, meningkatkan nilai pakan melalui pengkayaan nutrien, mendetoksikasi toksin dan berperan dalam pencernaan sehingga menguntungkan bila digunakan. Total Bakteri dan Total Vibrio sp. (TBV) pada Air Selama Penelitian Dinamika populasi bakteri dan total Vibrio spp. dalam media air selama pemeliharaan disajikan pada Gambar 1. Gambar 1. Vibrio spp. (a) dan total bakteri (b) pada air selama penelitian Kisaran populasi bakteri Vibriospp. pada air awal penelitian 102 CFU/mL dan total populasi bakteri (TPC) 104-105 CFU/mL, memasuki minggu kedua (pengamatan I) mengalami penurunan pada semua perlakuan akan tetapi setelah dua minggu masa pemeliharaan (pengamatan ke-II) populasi bakteri mengalami kenaikan kembali dengan populasi terendah pada kontrol. Populasi bakteri pada pengamatan ke-III mengalami penurunan kembali dan terendah pada perlakuan C (RICA3). Memasuki pengamatan keempat total populasi bakteri mencapai 106 CFU/mL sedangkan Vibrio spp. mencapai 103 CFU/mL pada perlakuan kontrol, sementara perlakuan dengan aplikasi probiotik RICA total populasi bakteri 105 CFU/mL dan Vibrio spp. hanya 102 CFU/mL. Pada akhir penelitian total populasi bakteri umum mengalami penurunan kembali 105-104 CFU/mL sedangkan Vibrio spp. hingga 102 CFU/mL pada semua perlakuan dengan konsentrasi terendah pada perlakuan B (aplikasi probiotik RICA2). Terjadinya fluktuasi populasi bakteri disebabkan karena adanya pemberian bakteri probiotik pada media air pemeliharaan udang windu sehingga populasi bakteri Vibrio spp. yang hidup masih dalam batas yang aman untuk budidaya udang yaitu untuk media air 101–103 CFU/mL. Pengaruh probiotik RICA terhadap sintasan dan produksi ... (Arifuddin Tompo) 850 Total Populasi Bakteri dan Total Bakteri Vibrio sp.padaSedimen Tambak Total populasi bakteri dan total bakteri Vibrio sp. pada sedimen tambak selama penelitian disajikan pada Gambar 2. Gambar 2. Vibrio spp. (a) dan total bakteri (b) pada sedimen tambak selama penelitian Kisaran populasi bakteri Vibrio spp. pada sedimen tambak pada awal penelitian berkisar 101-103 CFU/mL dan total populasi bakteri 105-106 CFU/mL. Populasi bakteri Vibrio spp. terendah pada perlakuan C (aplikasi probiotik RICA3). Memasuki minggu kedua (pengamatan I) mengalami penurunan kecuali perlakuan C sedangakan total populasi bakteri mengalami kenaikan dan secara drastis terjadi pada perlakuan A (aplikasi probiotik RICA1), disusul aplikasi probiotik RICA3, RICA2 sedangkan kontrol mengalami penurunan. Memasuki pengamatan kedua populasi bakteri Vibrio spp. pada semua perlakuan mengalami kenaikan, dan pada pengamatan ketigaI mengalami penurunan kembali kecuali kontrol. Sementara populasi bakteri pada pengamatan II terjadi penurunan populasi bakteri dan pengamatan ketiga mengalami kenaikan hingga pengamatan keempat. Perlakuan D meningkat secara drastis dan pada akhir penelitian,perlakuan B dan D mengalami penurunan. Populasi bakteri Vibrio pada semua perlakuan pada akhir penelitian mengalami kenaikan hingga mencapai populasi bakteri 103 CFU/mL. Adapun kisaran parameter kualitas air selama penelitian disajikan pada Tabel 2. Hasil pengukuran parameter kualitas air di tambak selama penelitian masih berada pada kisaran yang layak untuk budidaya udang windu di tambak. Tabel 2. Kisaran parameter kualitas air pada masing-masing perlakuan selama penelitian Perlakuan Parameter A B C D 28,30-32,9 29,6-32,0 28,7-32,4 29,7-31,6 Oksigen terlarut (mg/L) pH 2,37- 6,45 2,55- 6,43 2,02-5,47 3,03-8,01 7,73-8,3 7,56- 8,2 7,56-8,2 7,66-8,3 Salinitas (ppt) 21,0-28,7 20,7-28,7 23-32,7 20,3-28,3 Alkalinitas (mg/L) 101,7-143,5 101,71- 135,15 94,75-172,8 90,57-140,73 Amoniak (mg/L) 0,1631-0,6102 0,1663-0,8389 0,1641-0,7165 0,1349-0,7375 17,93-49,5 17,27 - 38,42 15,75-41,08 20,74-45,73 0,0087-1,2123 0,0034- 1,3624 0,0152-0,504 <0,0017-0,2249 Suhu BOT mg/L) Nitrat 851 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2013 KESIMPULAN DAN SARAN Sintasan dan produksi tertinggi diperoleh pada perlakuan RICA1 sebesar 61,90% dengan tingkat produksi 79,30 kg/ha dan terendah pada kontrol yaitu 21,4% dengan produksi 43,0 kg/ha. Populasi bakteri pada media air dan sedimen tanah tidak berbahaya bagi sintasan udang windu. Parameter kualitas air di tambak masih berada pada kisaran yang layak untuk budidaya udang windu di tambak. Saran Disarankan menggunakan probiotik RICA 1,2, dan RICA 3 secara bergiliran. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada para peneliti dan Teknisi Litkayasa Patologi yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian ini. DAFTAR ACUAN Austin, B. &Zhang, X.H. 2006.Vibrio harveyi a significant pathogen of marine vertebrates and invertebrates. Lett Appl. Microbiol., 43:119-124. Atmomarsono, M., Muliani,&Tampangallo, B.R. 2010. Aplikasi bakteri probiotik untuk peningkatan sintasan dan produksi udang windu di tambak,p.269-278. Dalam Sudradjat, A. et al.(Eds.). Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2010. Buku I. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya. Ben Haim, Thompson, Y., Thompson, F.L., Cnockaert, C.C., Hoste, M.C., B, Swings, J.,&Rosenberg, E. 2003. Vibrio corallitycus sp. Nov., a temperature dependent pathogen of the coral pocillopora damicornis. Int J. Syst Evol Microbiol, 53: 309-315. Chanratchakool, P., Turnbull, J.F., Limsuwan, C., &Smith, S.F. 1995. Third Shrimp Health Management. Training Hand Book. The Aquatic Animal Health Research Institute. Departement of Fisheries Kasetsart University Campus. Bangkok. Haryanti, Sugama, K., Tsamura, S.,& Nishijima, T. 2000. Vibriostatic bacterium isolated from seawater: Potentiality as probiotic agent in the rearing of Penaeus monodon larvae. Indonesian Fisheries Research Journal,6:26-32. Karunasagar, I., Pai, R., Malathi, G.R, &Karunasagar, I. 1994. Masws mortality of Penaeus monodon larvae due to antibiotic- resistant belum Vibrio harveyi infection. Aquaculture, 128: 203-209. Lightner, D.V., Bell, T.A., Redman, R.M., Mohley, L.L., Natividad, J.M., Rukyani, A., &Poernomo, A. 1992. A review of some major diseases of economic significance in Penaeid prawns/shrimps of the Americas and Indopacific. p. 57-80. In Shariff, M., R.P.Subasinghe, and J.R. Arthur (Eds), Diseases in Asian Aquaculture I. Fish Health Section, Asian Fisheries Society, Manila, Philippines. Lio-Po, G.D., Leoano, E.M., Penaranda, M.M.D., Villa-Franco, A.U., Sombito, C.D.,& Guanson, N.G. 2005. Anti-luminous Vibrio factors associated with the ‘green water’ grow-out culture of the tiger shrimp Penaeus monodon. Aquaculture, 250:1-7. Muliani, Suwanto, A.,& Hala, Y. 2003. Isolasi dan karakterisasi bakteri asala laut Sulawesi untuk biokontrol penyakit vibriosis pada larva udang windu (Penaeus monodon Fab.). Hayati,10:6-11. Muliani, Nurbaya, Tompo, A.,&Atmomarsono, M. 2004. Eksplorasi Bakteri filosfer dari tanaman mangrove sebagai Bakteri Probiotik Pada Budidaya Udang Windu Penaeus monodon, Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 2:47-57. Muliani, Nurbaya,& Atmomarsono, M. 2006. Penapisan bakteri yang diisolasi dari tambak udang sebagai kandidat probiotik pada budidaya udang windu, Penaeus monodon.JurnalRisetAkuakultur, 1:73-85. Radjasa, O.K., Martens, T., Grassart, H.P., Sabdono, A., Simon, M., & Bachtiar, T. 2005. Antibacterial property of a coral-associated bacterium Pseudoalteromonas luteoviolcea against shrimp pathogenic Vibrio harveyi (In vitro study). Hayati,12: 71-81. Schulze, A.D., Alabi, A.O., Tattersal-Sheldrake, A.R.,& Miller, K.M. 2006. Bacterial diversity in a marine hatchery: Balance between pathogenic and potentially probiotic bacterial strains. Aquaculture, Pengaruh probiotik RICA terhadap sintasan dan produksi ... (Arifuddin Tompo) 852 256:50-73. Sakai, M.1999. Current Resourch Statis of Fish Aquaculture 172;63. Sena S De Silva& Trevor, A.A. 1955. Fish Nutrition in Aquaculture. Chapman and Hall. London,309 pp. Setyati, Wilis Ari., Subagiyo, &Subyakto, S. 2007. Pengaruh Suplementasi Ekstrak Herbal (Jahe, Temulawak dan Kencur) Terhadap Jumlah Total Hemosit dan Aktivitas Fagositosis Udang Putih (Litopenaeus vannamei) Tjahjadi, M.R., Angka, S.L.,& Suwanto, A. 1994. Isolation and evaluation of marine bacteria for biocontrol of luminous bacterial diseases in tiger shrimp larvae (Penaeus monodon Fab.). Aspac. J. Mol. Biol. Biotechnol., 2: 347-352. Tompo, A., Muharijadi, A.M., Madeali, M.I., Muliani, Nurhidayah, Susianingsih, E.,&Nurbaya. 2005. Laporan Tekhnis Hasil Penelitian Managemen Kesehatan Ikan dan Lingkungan. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau Maros,59 hlm. Tompo,A., Muharijadi, A.M., Madeali,M.I., Muliani, Nurhidayah, Susianingsih, E.,& Nurbaya. 2006. Laporan Tekhnis Hasil Penelitian Riset Budidaya Udang Windu. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau Maros. Tompo,A., Muharijadi, A.M, Madeali,M.I., Muliani. Nurhidayah, Susianingsih, E., Nurbaya,&Ince Ayu K.K. 2007. Laporan Tekhnis Hasil Penelitian Riset Budidaya Udang Windu Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau. Vijayan, K.K., Singh, I.S.B., Jayaprakash, N.S., Alavandi, S.V., Pai, S.S., Preeta, R., Rajan, J.J.S., &Santiago, T.C. 2006. A brackishwater isolate of Pseudomonas PS-102, a potential antagonistic bacterium against pathogenic vibrios in penaeid and non-penaeid rearing systems. Aquaculture, 251:192-200. Vaseeharan, B. &Ramasamy, P. 2003. Control of pathogenic Vibrio spp. By Bacillus subtilis BT23, a possible probiotik treatment for black tiger shrimp Penaeus monodon. Lett. Appl. Microbiol, 37:443447.36:83-87. Vaseeharan, B., Lin, J.,& Ramasamy, P. 2004. Effect of probiotics, antibiotic sensitivity, pathogenicity, and plasmid profiles of Listonella anguillarum-like bacteria isolated from Penaeus monodon culture system. Aquaculture, 241:77-91.