BAB III LANDASAN TEORI

advertisement
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1.
Pengertian Transformator
Gambar 3.1 Transformator
Transformator atau disebut juga trafo adalah suatu alat listrik yang dapat
mengubah taraf suatu tegangan AC ketaraf lain. Maksud dari pengubahan taraf
tersebut diantaranya seperti menurunkan tegangan ataupun menaikan tegangan.
Transformator atau trafo ini bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnet
dan hanya bekerja pada tegangan yang berarus bolak balik (AC). Transformator
memegang peranan yang sangat penting dalam mendistribusian tenaga listrik.
Transformator menaikan listrik yang berasal dari pembangkit listrik PLN hingga
ratusan
KV
untuk
mendistribusikan,
kemudiann
Transformator
lainnya
menurunkan tegangan listrik tersebut ke tegangan yang dibutuhkan oleh setiap
pabrik maupun rumah tangga dan perkantoran yang pada umumnya menggunakan
tegangan AC 380volt dan 220volt.
Keberadaan transformator sangat penting mengingat manfaat dalam
sebuah rangkaian listrik. Transformator sendiri adalah komponen elektronik yang
27
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
28
digunakan untuk memindahkan tenaga listrik pada rangkaian listrik.
Biasanya pemindahan ini terjadi pada dua buah hingga lebih rangkaian listrik.
Dan pemindahan tenaga listik ini biasanya dilakukan melalui induksi
elektromagnetik.
Pemindahan tenaga listrik bisa terjadi antara dua buah rangkaian listrik
jika kebutuhan listrik antara keduanya berbeda beda. Biasanya perbedaan ini
disebabkan oleh perubahan tegangan arus listrik dalam sebuah rangkaian listrik.
Sehingga perpindahan harus dilakukan untuk menyesuaikan impedasi yang ada
antara sirkuit elektrik yang tidak sinkron dalam rangkaian listrik. Pada akhirnya
perpindahan tenaga listrik menjadi lebih stabil. Karena hal ini keberadaan
transformator sangat penting dalam perpindahan tenaga listrik dalam sebuah
rangkaian listrik.
3.2.
Fungsi Transformator
Sebagai
salah
satu
komponen
elektronik
yang
cukup
penting.
Transformator memiliki fungsi yang sangat penting. Salah satunya adalah
memindahkan tenaga listrik antara dua buah rangkaian listrik. Biasanya
perpindahan ini terjadi dalam sebuah frekuensi yang sama. Sehingga selain
memindahkan tenaga listrik, transformator juga memiliki fungsi lainnya seperti di
bawah ini
1. Transformator selain memiliki fungsi besar sebagai salah satu komponen
elektronik, juga berfungsi dalam sebuah sistem komunikasi. Transformator
seringkali digunakan untuk menentukan frekuensi radio dan juga vidio
2. Selain digunakan untuk menentukan frekuensi radio, transformator juga
seringkali digunakan unuk menaikan tegangan listrik. Beberapa barang
elektronik yang memanfaatkan tegangan transformator untuk menaikkan
tegangan listrik adalah komputer, lemari es hingga televisi. Biasanya
fungsi transformator ini lebih banyak dimiliki oleh transformator step up.
Jumlah lilitan skundernya lebih banyak karena fungsinya untuk menaikan
tegangan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
29
3. Transformator juga banyak dimanfaatkan untuk menurunkan tegangan
listrik, biasanya transformator untuk menurunkan tegangan ini seringkali
disebut transformator step down. Jumlah lilitannya lebih sedikit sementara
lilitan primernya lebih banyak biasanya transformator step down seringkali
digunakan untuk menggerakan motor atau mesin induksi.
3.3.
Cara Kerja Transformator
Meski banyak orang sudah mengenal transformator dan fungsinya, namun
tidak sedikit diantara mereka yang tidak tahu cara kerjanya. Cara kerja
transformator sendiri sebenarnya tidak terlalu rumit. Pada dasarnya cara kerjanya
hampir mirip dengan terjadinya putaran tegangan arus bolak-balik. Sehingga
orang-orang yang seringkali bersentuhan dengan transformator pasti sangat
mengenal cara kerja komponen elektronik ini.
Saat lilitan primer terhubung dengan arus AC biasanya akan menghasilkan
perubahan arus listrik. Perubahan arus listrik yang terjadi akan berpengaruh pada
medan magnet yang ada dan membuat inti besi semakin kuat. Nantinya inti besi
ini akan mengantarkan perubahan pada lilitan sekunder. Kondisi ini menyebabkan
adanya ggl induksi yang terjadi pada lilitan sekunder. Proses ini seringkali disebut
sebagai
induksi
bolak-balik
dan
cara
kerjanya
sama
dengan
induksi
elektromagnetik. Dimana keduanya baik induksi bolak-balik atau induksi
magnetik juga penghubung magnetik antara lilitan primer dan sekunder.
Pada intinya cara kerja transformator bekerja berdasarkan hukum faraday
dan juga lorenz. Dalam hukum faraday dijelasan jika gaya listrik yang lewat garis
lengkung tertutup akan berbanding lurus dengan perubahan satuan waktu saat arus
induksi diinginkan lengkungan tertutup tersebut. Sementara hukum lorenz
menyebutkan jika arus AC yang terdapat dalam sekeliling inti besi akan
mengubah inti besi menjadi magnet. Jika magnet dipenuhi lilitan, tentunya lilitan
akan memiliki perbedaan tegangan pada kedua ujungnya. Dua hukum yang
banyak dikenal saat belajar fisika ini juga diterapkan dalam kerja transformator
sehingga berfungsi dengan baik.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
30
3.4.
Prinsip Kerja Transformator
Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau
menurunkan tegangan bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari 3 komponen
pokok yaitu: kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan
kedua (skunder) yang bertindak sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk
memperkuat medan magnet yang dihasilkan.
Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut. Ketika
Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan
arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah.
Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti
besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan
timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual
inductance).
Gambar 3.2 Kumparan Trafo
Pada skema transformator di bawah, ketika arus listrik dari sumber
tegangan yang mengalir pada kumparan primer berbalik arah (berubah
polaritasnya) medan magnet yang dihasilkan akan berubah arah sehingga arus
listrik yang dihasilkan pada kumparan sekunder akan berubah polaritasnya.
Gambar 3.3 Skema Trafo
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
31
Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan sekunder, dan
jumlah lilitan sekunder, dapat dinyatakan dalam persamaan:
....................................(3.1)
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan
skunder transformator ada dua jenis yaitu:
Vp= tegangan primer (volt)
Vs = tegangan sekunder (volt)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
3.5.
Transmisi Daya Listrik
Pembangkit listrik biasanya dibangun jauh dari permukiman penduduk.
Proses pengiriman daya listrik kepada pelanggan listrik (konsumen) yang
jaraknya jauh disebut transmisi daya listrik jarak jauh. Untuk menyalurkan energi
listrik ke konsumen yang jauh, tegangan yang dihasilkan generator pembangkit
listrik perlu dinaikkan mencapai ratusan ribu volt. Untuk itu, diperlukan trafo step
up. Tegangan tinggi ditransmisikan melalui kabel jaringan listrik yang panjang
menuju konsumen. Sebelum masuk ke rumah-rumah penduduk tegangan
diturunkan menggunakan trafo step down hingga menghasilkan 220 V.
Transmisi daya listrik jarak jauh dapat dilakukan dengan menggunakan
tegangan besar dan arus yang kecil. Dengan cara itu akan diperoleh beberapa
keuntungan, yaitu energi yang hilang dalam perjalanan dapat dikurangi dan kawat
penghantar yang diperlukan dapat lebih kecil serta harganya lebih murah, adapun
fungsi dari distribusi daya :
1.Penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat pelanggan.
2. Merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung berhubungan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
32
dengan pelanggan, karena catu daya pada pusat-pusat beban (pelanggan
dilayani langsung melalui jaringan distribusi.
Tenaga
listrik yang
dihasilkan
oleh pembangkit
listrik besar
dengan tegangan dari 11 kV sampai 24 kV, kemudain dinaikan tegangan nya
oleh gardu induk dengan transformator step up hingga tegangannya mencapai 70
kV ,154kV, 220kV atau 500kV yang kemudian disalurkan melalui saluran
transmisi. Tujuan menaikkan tegangan ialah untuk memperkecil kerugian daya
listrik pada saluran transmisi, dimana dalam hal ini Dengan daya yang sama bila
nilai tegangannya diperbesar, maka arus yang mengalir semakin kecil
sehingga kerugian daya juga akan kecil pula. kerugian daya adalah sebanding
dengan kuadrat arus yang mengalir (I kwadrat R)
3.6.
Jenis Trafo dan Penggunaannya
Ada beberapa jenis trafo yang dikenal dan digunakan secara luas di
masyarakat, diantaranya adalah :
1. Trafo Daya
Adalah trafo yang biasa digunakan di GI baik itu GI baik itu GI
Pembangkit dan GI Distribusi dimana trafo tersebut memiliki kapasitas daya
yang besar. Di GI Pembangkit, trafo digunakan untuk menaikkan tegangan ke
tegangan transmisi/tinggi (150/500kV). Sedangkan di GI Distribusi, trafo
digunakan
untuk
menurunkan
tegangan
transmisi
ke
tegangan
primer/menengah (11,6/20kV).
2. Trafo Distribusi
Adalah trafo yang digunakan untuk menurunkan tegangan menengah
(11,6/20kV) menjadi tegangan rendah (220/380V). Trafo ini tersebar luas di
lingkungan masyarakat dan mudah mengenalinya karena biasa dicantol di
tiang. Oleh karena itu, biasa juga disebut dengan gardu cantol.
3. Trafo Tegangan (Potensial Trafo)
Adalah trafo yang digunakan untuk mengambil input data masukan berupa
besaran tegangan dengan cara perbandingan belitan pada belitan primer atau
sekunder. Trafo ini biasa digunakan untuk pengukuran tak langsung beban
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
33
yang mengalir ke pelanggan kemudian membatasinya. Selain itu bisa juga
besaran tegangannya diambil sebagai input data masukan peralatan pengaman
jaringan.
4. Trafo Arus (Current Trafo)
Adalah trafo yang digunakan untuk mengambil input data masukan berupa
besaran arus dengan cara perbandingan belitan pada belitan primer atau
sekunder. Trafo ini biasa digunakan untuk pengukuran tak langsung beban
arus yang mengalir ke pelanggan kemudian membatasinya. Selain itu bisa
juga besaran arusnya diambil sebagai input data masukan peralatan pengaman
jaringan
3.7.
Penyebab Gangguan Trafo
1. Tegangan Lebih Akibat Petir
Gangguan ini terjadi akibat sambaran petir yang mengenai kawat phasa,
sehingga menimbulkan gelombang berjalan yang merambat melalui kawat phasa
tersebut dan menimbulkan gangguan pada trafo. Hal ini dapat terjadi
karena arrester yang terpasang tidak berfungsi dengan baik, akibat kerusakan
peralatan/pentanahan yang tidak ada. Pada kondisi normal, arrester akan
mengalirkan arus bertegangan lebih yang muncul akibat sambaran petir ke tanah.
Tetapi apabila terjadi kerusakan pada arrester, arus petir tersebut tidak akan
dialirkan ke tanah oleh arrestersehingga mengalir ke trafo. Jika tegangan lebih
tersebut lebih besar dari kemampuan isolasi trafo, maka tegangan lebih tersebut
akan merusak lilitan trafo dan mengakibatkan hubungan singkat antar lilitan.
2. Overload dan Beban Tidak Seimbang
Overload terjadi karena beban yang terpasang pada trafo melebihi
kapasitas maksimum yang dapat dipikul trafo dimana arus beban melebihi arus
beban penuh (full load) dari trafo.
Overload akan menyebabkan trafo menjadi panas dan kawat tidak sanggup
lagi menahan beban, sehingga timbul panas yang menyebabkan naiknya suhu
lilitan tersebut. Kenaikan ini menyebabkan rusaknya isolasi lilitan pada kumparan
trafo.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
34
3. Loss Contact Pada Terminal Bushing
Gangguan ini terjadi pada bushing trafo yang disebabkan terdapat
kelonggaran pada hubungan kawat phasa (kabel schoen) dengan terminal bushing.
Hal ini mengakibatkan tidak stabilnya aliran listrik yang diterima oleh trafo
distribusi dan dapat juga menimbulkan panas yang dapat menyebabkan kerusakan
belitan trafo.
4. Isolator Bocor/Bushing Pecah
Gangguan akibat isolator bocor/bushing pecah dapat disebabkan oleh :
a. Flash Over
Flash Over dapat terjadi apabila muncul tegangan lebih pada jaringan
distribusi seperti pada saat terjadi sambaran petir/surja hubung. Bila besar surja
tegangan yang timbul menyamai atau melebihi ketahanan impuls isolator, maka
kemungkinan akan terjadi flash over pada bushing. Pada system 20 KV,
ketahanan impuls isolator adalah 160 kV. Flash over menyebabkan loncatan
busur api antara konduktor dengan bodi trafo sehingga mengakibatkan hubungan
singkat phasa ke tanah.
b. Bushing Kotor
Kotoran pada permukaan bushing dapat menyebabkan terbentuknya lapisan
penghantar di permukaan bushing. Kotoran ini dapat mengakibatkan jalannya arus
melalui permukaan bushing sehingga mencapai body trafo. Umumnya kotoran ini
tidak menjadi penghantar sampai endapan kotoran tersebut basah karena
hujan/embun.
5. Kegagalan Isolasi OliTrafo/Packing Bocor
Kegagalan isolasi olitrafo dapat terjadi akibat penurunan kualitas oli trafo
sehingga kekuatan dielektrisnya menurun. Hal ini disebabkan oleh :
a. Packing bocor, sehingga air masuk dan volume oli trafo berkurang.
b. Karena umur oli trafo sudah tua.
3.8.
Oli Transformator
Dalam pengoperasiannya, masalah tegangan merupakan faktor utama,
sedangkan arus mengikuti design dari trafo itu sendiri. Untuk mengatasi masalah
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
35
tegangan tersebut, kita harus melihat ketahanan atau kekuatan dari isolatornya,
yang dalam hal ini jenisnya adalah oil immersed, yaitu sistem pendinginan yang
menggunakan oli sebagai medianya, dimana parameternya ditentukan oleh
tegangan tembus dari oli tersebut.
Apabila tegangan tembusnya turun, maka akan menyebabkan :
1. Flash over antar live part atau antara live part dengan tangki
2. Kenaikan temperatur kerja dari trafo
3. Penurunan tegangan islolasi
Apabila keadaan ini dibiarkan, maka akan dapat mengakibatkan “short
circuit” yang dapat menyebabkan trafo meledak. Untuk mencegah hal tersebut
diatas, hal yang perlu diperhatikan adalah :
1. Oli dalam trafo harus mempunyai tegangan tembus > 30 kV/2.5 mm atau
120 kV/1 cm sesuai standar PLN
2. Silicagel, apabila ada harus diperiksa secara rutin
3. Kenaikan temperatur oli dengan suhu kamar (sekitarnya) tidak boleh lebih
dari 60 derajat celcius untuk tipe conservator dan 55 derajat celcius untuk
yang non-conversator
4. Kebocoran dan penyusutan oli
5. Packing / seal
Lakukan perawatan sebagai berikut :
1. Oli trafo hendaknya dipurifikai secara berkala hingga tegangan tembus
dapat dinaikan (bila oli layak pakai)
2. Bila hasil pengetesan tegangan tembus dinyatakan jelek oleh pihak yang
kompeten (PLN) maka oli secepatnya diganti
3. Silicagel yang sudah berubah warna artinya sudah jelek dan harus segera
di ganti.
4. Jika ada kenaikan temperatur, segera teliti apakah karena kekurangan oli
atau penurunan tegangan tembus dari oli, atau akibat adanya flash over
yang tidak kontinyu dalam trafo atau mungki trafo sudah overload
Keuntungan perawatan adalah :
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
36
Dapat menekan anggaran pembelian, karena oli dapat dipakai hingga
benar-benar tidak layak pakai.
1.
Memperpanjang umur trafo.
2.
Meningkatkan kerja trafo.
3.
Menstabilkan tegangan bila sewaktu-waktu ada penambahan beban.
3.9.
Breathing
Pada saat beban kerja trafo tinggi, otomatis temperatur juga naik, hal ini
menyebabkan gas yang ada di atas permukaan oli akan memuai dan mendesak
keluar, hal inilah yang disebut dengan breathers. Apabila keadaan ini dibiarkan
dan terjadi dalam tempo waktu yang lama, maka akan menyebabkan kelembaban
akan ikut tertarik kedalam trafo bersama dengan udara luar yang segera dihisap
oleh oli trafo, hal ini akan meyebabkan berkurangnya kekuatan dielektrik oli
tersebut.
Selain dari itu, kontak oksigen dengan oli akan mempermudah terjadinya
kebakaran dan ledakan bila ada letupan api. Untuk mengatasi hal ini,
westinghouse electric coorporation (WEC) menggunakan suatu metode baru
dengan menggunakan bahan pengering kimia untuk menghisap kelembaban dan
menghisap oksigen di dalam trafo. Bahan yang digunakan adalah nitrogen kering
yang inert terhadap oli trafo.
Cara lain yang umum digunakan untuk mengatasinya adalah memasang
conservator diatas trafo yang dihubungkan dengan pipa / selang. conservator ini
berfungsi untuk menampung oli yang memuai, dengan demikian trafo akan selalu
terisi penuh oleh oli sehingga tidak ada kesempatan oksigen masuk dan kontak
dengan oli. Pada umumnya conservator ini dilengkapi dengan pengering yaitu
calsium chlorida.
Dengan melakukan tes tegangan tembus, maka kita akan mengetahui
kualitas dari oli kita. Kualitas tersebut dapat ditentukan dari :
1. Tegangan tembus saat itu
2. Warna
3. Kandungan / uap air
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
37
4. Kandungan kenetralan
Apabila telah dilakukan tes dan dinyatakan oli kita masih layak pakai
tetapi tegangan tembusnya lebih kecil dari ketentuan, maka kita harus melakukan
treatment terhadap oli tersebut hingga mencapai nilai dari yang telah ditentukan
(dalam hal ini PLN, -+ 50 kV/2.5 mm untuk oli lama dan -+ 60 kV/2.5 mm untuk
oli baru).
3.10
Fungsi Sparator Oli
Men-separator oli yang ada di dalam trafo dimana tahanan isolasi oli trafo
yang sudah rendah tahanannya yaitu > 30 KV/2.5mm dapat ditingkatkan tahanan
isolasinya minimal > 50 KV/2.5mm. Sebab fungsi oli di dalam trafo adalah
sebagai media pendingin dan isolasi.
Membersihkan kotoran dari dalam trafo misalnya partikel-partikel yang
tidak perlu di dalam oli trafo, gram-gram yang terkelupas dari gulungan trafo.
1. Mengurangi kadar air dalam oli tersebut, karena semakin banyak kadar air
yg terkandung maka semakin berkurang insulasi dari oli tersebut.
2. Mengurangi biaya (cost) sebab kalau dilakukan penggantian setiap tahun
biayanya cukup besar.
Gambar 3.4 Sparator
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
38
3.10.1 Setelah Separator Oli
1.
Kenaikan unjuk kerja trafo
2.
Meningkatkan tegangan tembus minyak trafo
3.
Optimalisasi pengoperasian trafo
4.
Mengembalikan/meningkatkan
dielectrict
strenght/tegangan
tembus
sampai > 50 KV/2.5mm.
5.
Menghilangkan unsur air, partikel kondusif, suspensi/endapan, karbon,
alkali sulfur yang mempengaruhi tegangan tembus jadi turun.
6.
Memperpanjang usia/kinerja dari trafo.
3.11. Fungsi Oli Transformator
1. Sebagai insulator (mengisolasi komponen/kumparan di dalam trafo agar
tidak terjadi loncatan bunga api listrik akibat tegangan/beban tinggi).
2.
Sebagai pendingin (mengambil panas yang ditimbulkan saat trafo dibebani
lalu melepaskannya).
3. Sebagai pelindung (melindungi isulator padat/komponen dalam trafo dari
korosif dan oksidasi).
3.12. Analisa Oli Transformator
Didalam transformator ada dua bagian yang secara aktif membangkitkan
panas yaitu tembaga (kumparan) dan besi (inti). Panas-panas itu bilamana tidak
disalurkan atau diadakan pendinginan, akan menyebabkan tembaga atau besi itu
mencapai suhu yang terlampau tinggi, sehingga bahan-bahan isolasi yang ada
pada tembaga (kertas oli) akan menjadi rusak.Untuk hal ini kebanyakan dilakukan
dengan memasukkan inti maupun kumparan ke dalam oli yaitu suatu jenis oli
tertentu yang dinamakan oli isolasi (trafo).
3.12.1 Jenis Oli Trafo
Ada dua jenis oli transformator yaitu :
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
39
1.
Oli trafo mineral: Oli yang berbahan dasar dari pengolahan minyak bumi
yaitu antara fraksi minyak diesel dan turbin yang mempunyai struktur
kimia yang sangat kompleks.
2.
Oli trafo sintetis (askarel): Oli jenis ini mempunyai sifat lebih
menguntungkan antara lain tidak mudah terbakar dan tidak mudah
teroksidasi. Namun beracun dan dapat melukai kulit.
Tabel 3.1Jenis Oli Trafo
Oli Mineral
Oli Sintetis
Diala C, B (USA)
Aroclor (USA)
Univolt (Esso)
Clopen (Jerman)
Nynas (Swedia)
Phenoclor (Perancis)
Mictrans (Jepang)
Pyroclor (UK)
Sun Ohm-MU (Korea) Fenclor (Itali)
Petromin (Dubai)
Pyralene (Perancis)
BP-Energol (UK)
Pyranol (USA)
3.12.2 Persyaratan Oli Sebagai Isolasi
1.
Viskositas yang rendah untuk mempermudah sirkulasi
2.
Titik nyala yang tinggi untuk mencegah terjadinya kebakaran
3.
Bebas asam untuk mencegah karat dari tembaga dan kerusakan pada
isolasi belitan
4.
Tidak bersifat korosif
5.
Tahan terhadap oksidasi
6.
Mempunyai kekuatan dielektrik (tegangan tembus) yang tinggi
7.
Tidak mengandung sedimen
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
40
3.12.3 Tingkatan Standar Oli Trafo
Tebel 3.2 Tingkatan Standar Oli Trafo
No.
.
.
.
.
Standar
1
IEC
International Standard
2
BS, ASTM, JIS, SNI
National Specifications
3
ABB, GEC-Ahlstom, Unindo
Transformer Producer Specifications
4
TNB, PLN
Power Distributor Specifications
Tabel
3.12.4 Pengujian Oli Isolasi
Harga suatu transformator adalah mahal, tetapi memantau unjuk kerja
sistem transformator melalui kondisi Oli tidak mahal dibanding dengan biaya jika
transformator mengalami kegagalan (failure). Dengan demikian masa hidup
transformator diharapkan lama kira-kira 40 tahun, bahkan dengan Oli trafo yang
kualitasnya sangat baik diharapkan setara dengan masa hidup transformator.
Menurut studi yang dilakukan US Inspection and Insurance Companies,
bahwa 10 % kegagalan transformator tenaga adalah karena deteriosasi bahan
isolasi dan kegagalan internal "over load" dalam lilitan tegangan tinggi yang
disebabkan bertambahnya deposit/ sludge.
Untuk itu pemantauan dan pemeliharaan kualitas Oli adalah sangat penting
guna menjamin keandalan operasi peralatan listrik khususnya transformator, dan
para ahli yang berwenang telah menetapkan petunjuk dalam bentuk standar uji
dan spesifikasi teknik seperti IEC, ASTM, BS dll.
1.
Oli trafo baru (Unused mineral insulating oil) IEC 60296-2003
2.
Oli trafo pakai (Mineral oil in service) SPLN 49-1:1982 IEC 422:1982
diperbahurui menjadi IEC 422:198
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
41
3.12.5 Klasifikasi Oli Isolasi Pakai
KATEGORI 1: Kondisi minyak isolasi sangat memuaskan untuk meneruskan
operasi, semua parameter dibawah limit yang direkomendasikan IEC 422-1989
KATEGORI
2:
Kondisi
minyak
isolasi
perlu
untuk
dilakukan reconditioning ( purifier/ vacum filter). Indikasinya kadar air tinggi,
tegangan tembus rendah dan parameter yang lain memuaskan
KATEGORI 3 : Kondisi minyak isolasi perlu dilakukan reclaiming, Indikasinya
parameter keasaman dan faktor kebocoran dielektrik sudah tinggi.
KATEGORI 4: Kondisi minyak isolasi sudah tidak memenuhi spesifikasi sebagai
minyak isolasi pakai dan tidak bisa digunakan lagi.
3.12.6 Pemeriksaan Dan Analisa Oli Isolasi Transformator
1. Tegangan tembus (breakdown voltage) Analisa gas terlarut (dissolved gas
analysis, DGA)
2. Analisa oli isolasi secara menyeluruh (sekali setiap 10 tahun)
3.12.7 Pengamatan Dan Pemeriksaan Langsung (Visual inspections)
1. Kondisi fisik transformator secara menyeluruh.
2. Alat-alat ukur, relay, saringan/filter dll.
3. Pemeriksaan dengan menggunakan sinar infra-merah
(infrared monitoring),setiap 2 tahun.
3.12.8 Pemeriksaan Teliti (Overhaul)
1. Perawatan dan pemeriksaan ringan (Minor overhaul) setiap 3 atau 6 tahun.
a. on-load tap changers
b. oil filtering dan vacuum treatment
c. relays dan auxiliary devices.
2. Perawatan dan pemeriksaan teliti (Major overhaul)
a. Secara teknis setidaknya 1 kali selama masa pakai.
b. pembersihan, pengencangan kembali dan pengeringan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
42
3. Analisa kimia
Analisa kertas penyekat/laminasi (sekali setiap 10 tahun.
4. Pengujian listrik (Electrical Test) untuk peralatan;
a. power transformer
b. bushings
c. Transformator ukur (measurement transformator)
d. breaker capacitors
5. Penyebab Hubung Singkat didalam Transformator, antara lain:
Gangguan hubung singkat antar lilitan karena rusaknya laminasi.
Perubahan kandungan gas H2, CH4, CO, C2H4 dan C2H2
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Download