BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Transformator Gambar 3.1 Transformator Transformator atau disebut juga trafo adalah suatu alat listrik yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ketaraf lain. Maksud dari pengubahan taraf tersebut diantaranya seperti menurunkan tegangan ataupun menaikan tegangan. Transformator atau trafo ini bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnet dan hanya bekerja pada tegangan yang berarus bolak balik (AC). Transformator memegang peranan yang sangat penting dalam mendistribusian tenaga listrik. Transformator menaikan listrik yang berasal dari pembangkit listrik PLN hingga ratusan KV untuk mendistribusikan, kemudiann Transformator lainnya menurunkan tegangan listrik tersebut ke tegangan yang dibutuhkan oleh setiap pabrik maupun rumah tangga dan perkantoran yang pada umumnya menggunakan tegangan AC 380volt dan 220volt. Keberadaan transformator sangat penting mengingat manfaat dalam sebuah rangkaian listrik. Transformator sendiri adalah komponen elektronik yang 27 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 28 digunakan untuk memindahkan tenaga listrik pada rangkaian listrik. Biasanya pemindahan ini terjadi pada dua buah hingga lebih rangkaian listrik. Dan pemindahan tenaga listik ini biasanya dilakukan melalui induksi elektromagnetik. Pemindahan tenaga listrik bisa terjadi antara dua buah rangkaian listrik jika kebutuhan listrik antara keduanya berbeda beda. Biasanya perbedaan ini disebabkan oleh perubahan tegangan arus listrik dalam sebuah rangkaian listrik. Sehingga perpindahan harus dilakukan untuk menyesuaikan impedasi yang ada antara sirkuit elektrik yang tidak sinkron dalam rangkaian listrik. Pada akhirnya perpindahan tenaga listrik menjadi lebih stabil. Karena hal ini keberadaan transformator sangat penting dalam perpindahan tenaga listrik dalam sebuah rangkaian listrik. 3.2. Fungsi Transformator Sebagai salah satu komponen elektronik yang cukup penting. Transformator memiliki fungsi yang sangat penting. Salah satunya adalah memindahkan tenaga listrik antara dua buah rangkaian listrik. Biasanya perpindahan ini terjadi dalam sebuah frekuensi yang sama. Sehingga selain memindahkan tenaga listrik, transformator juga memiliki fungsi lainnya seperti di bawah ini 1. Transformator selain memiliki fungsi besar sebagai salah satu komponen elektronik, juga berfungsi dalam sebuah sistem komunikasi. Transformator seringkali digunakan untuk menentukan frekuensi radio dan juga vidio 2. Selain digunakan untuk menentukan frekuensi radio, transformator juga seringkali digunakan unuk menaikan tegangan listrik. Beberapa barang elektronik yang memanfaatkan tegangan transformator untuk menaikkan tegangan listrik adalah komputer, lemari es hingga televisi. Biasanya fungsi transformator ini lebih banyak dimiliki oleh transformator step up. Jumlah lilitan skundernya lebih banyak karena fungsinya untuk menaikan tegangan. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 29 3. Transformator juga banyak dimanfaatkan untuk menurunkan tegangan listrik, biasanya transformator untuk menurunkan tegangan ini seringkali disebut transformator step down. Jumlah lilitannya lebih sedikit sementara lilitan primernya lebih banyak biasanya transformator step down seringkali digunakan untuk menggerakan motor atau mesin induksi. 3.3. Cara Kerja Transformator Meski banyak orang sudah mengenal transformator dan fungsinya, namun tidak sedikit diantara mereka yang tidak tahu cara kerjanya. Cara kerja transformator sendiri sebenarnya tidak terlalu rumit. Pada dasarnya cara kerjanya hampir mirip dengan terjadinya putaran tegangan arus bolak-balik. Sehingga orang-orang yang seringkali bersentuhan dengan transformator pasti sangat mengenal cara kerja komponen elektronik ini. Saat lilitan primer terhubung dengan arus AC biasanya akan menghasilkan perubahan arus listrik. Perubahan arus listrik yang terjadi akan berpengaruh pada medan magnet yang ada dan membuat inti besi semakin kuat. Nantinya inti besi ini akan mengantarkan perubahan pada lilitan sekunder. Kondisi ini menyebabkan adanya ggl induksi yang terjadi pada lilitan sekunder. Proses ini seringkali disebut sebagai induksi bolak-balik dan cara kerjanya sama dengan induksi elektromagnetik. Dimana keduanya baik induksi bolak-balik atau induksi magnetik juga penghubung magnetik antara lilitan primer dan sekunder. Pada intinya cara kerja transformator bekerja berdasarkan hukum faraday dan juga lorenz. Dalam hukum faraday dijelasan jika gaya listrik yang lewat garis lengkung tertutup akan berbanding lurus dengan perubahan satuan waktu saat arus induksi diinginkan lengkungan tertutup tersebut. Sementara hukum lorenz menyebutkan jika arus AC yang terdapat dalam sekeliling inti besi akan mengubah inti besi menjadi magnet. Jika magnet dipenuhi lilitan, tentunya lilitan akan memiliki perbedaan tegangan pada kedua ujungnya. Dua hukum yang banyak dikenal saat belajar fisika ini juga diterapkan dalam kerja transformator sehingga berfungsi dengan baik. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 30 3.4. Prinsip Kerja Transformator Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan kedua (skunder) yang bertindak sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan. Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut. Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual inductance). Gambar 3.2 Kumparan Trafo Pada skema transformator di bawah, ketika arus listrik dari sumber tegangan yang mengalir pada kumparan primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan magnet yang dihasilkan akan berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan pada kumparan sekunder akan berubah polaritasnya. Gambar 3.3 Skema Trafo http://digilib.mercubuana.ac.id/z 31 Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan sekunder, dan jumlah lilitan sekunder, dapat dinyatakan dalam persamaan: ....................................(3.1) Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan skunder transformator ada dua jenis yaitu: Vp= tegangan primer (volt) Vs = tegangan sekunder (volt) Np = jumlah lilitan primer Ns = jumlah lilitan sekunder 3.5. Transmisi Daya Listrik Pembangkit listrik biasanya dibangun jauh dari permukiman penduduk. Proses pengiriman daya listrik kepada pelanggan listrik (konsumen) yang jaraknya jauh disebut transmisi daya listrik jarak jauh. Untuk menyalurkan energi listrik ke konsumen yang jauh, tegangan yang dihasilkan generator pembangkit listrik perlu dinaikkan mencapai ratusan ribu volt. Untuk itu, diperlukan trafo step up. Tegangan tinggi ditransmisikan melalui kabel jaringan listrik yang panjang menuju konsumen. Sebelum masuk ke rumah-rumah penduduk tegangan diturunkan menggunakan trafo step down hingga menghasilkan 220 V. Transmisi daya listrik jarak jauh dapat dilakukan dengan menggunakan tegangan besar dan arus yang kecil. Dengan cara itu akan diperoleh beberapa keuntungan, yaitu energi yang hilang dalam perjalanan dapat dikurangi dan kawat penghantar yang diperlukan dapat lebih kecil serta harganya lebih murah, adapun fungsi dari distribusi daya : 1.Penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat pelanggan. 2. Merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung berhubungan http://digilib.mercubuana.ac.id/z 32 dengan pelanggan, karena catu daya pada pusat-pusat beban (pelanggan dilayani langsung melalui jaringan distribusi. Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik besar dengan tegangan dari 11 kV sampai 24 kV, kemudain dinaikan tegangan nya oleh gardu induk dengan transformator step up hingga tegangannya mencapai 70 kV ,154kV, 220kV atau 500kV yang kemudian disalurkan melalui saluran transmisi. Tujuan menaikkan tegangan ialah untuk memperkecil kerugian daya listrik pada saluran transmisi, dimana dalam hal ini Dengan daya yang sama bila nilai tegangannya diperbesar, maka arus yang mengalir semakin kecil sehingga kerugian daya juga akan kecil pula. kerugian daya adalah sebanding dengan kuadrat arus yang mengalir (I kwadrat R) 3.6. Jenis Trafo dan Penggunaannya Ada beberapa jenis trafo yang dikenal dan digunakan secara luas di masyarakat, diantaranya adalah : 1. Trafo Daya Adalah trafo yang biasa digunakan di GI baik itu GI baik itu GI Pembangkit dan GI Distribusi dimana trafo tersebut memiliki kapasitas daya yang besar. Di GI Pembangkit, trafo digunakan untuk menaikkan tegangan ke tegangan transmisi/tinggi (150/500kV). Sedangkan di GI Distribusi, trafo digunakan untuk menurunkan tegangan transmisi ke tegangan primer/menengah (11,6/20kV). 2. Trafo Distribusi Adalah trafo yang digunakan untuk menurunkan tegangan menengah (11,6/20kV) menjadi tegangan rendah (220/380V). Trafo ini tersebar luas di lingkungan masyarakat dan mudah mengenalinya karena biasa dicantol di tiang. Oleh karena itu, biasa juga disebut dengan gardu cantol. 3. Trafo Tegangan (Potensial Trafo) Adalah trafo yang digunakan untuk mengambil input data masukan berupa besaran tegangan dengan cara perbandingan belitan pada belitan primer atau sekunder. Trafo ini biasa digunakan untuk pengukuran tak langsung beban http://digilib.mercubuana.ac.id/z 33 yang mengalir ke pelanggan kemudian membatasinya. Selain itu bisa juga besaran tegangannya diambil sebagai input data masukan peralatan pengaman jaringan. 4. Trafo Arus (Current Trafo) Adalah trafo yang digunakan untuk mengambil input data masukan berupa besaran arus dengan cara perbandingan belitan pada belitan primer atau sekunder. Trafo ini biasa digunakan untuk pengukuran tak langsung beban arus yang mengalir ke pelanggan kemudian membatasinya. Selain itu bisa juga besaran arusnya diambil sebagai input data masukan peralatan pengaman jaringan 3.7. Penyebab Gangguan Trafo 1. Tegangan Lebih Akibat Petir Gangguan ini terjadi akibat sambaran petir yang mengenai kawat phasa, sehingga menimbulkan gelombang berjalan yang merambat melalui kawat phasa tersebut dan menimbulkan gangguan pada trafo. Hal ini dapat terjadi karena arrester yang terpasang tidak berfungsi dengan baik, akibat kerusakan peralatan/pentanahan yang tidak ada. Pada kondisi normal, arrester akan mengalirkan arus bertegangan lebih yang muncul akibat sambaran petir ke tanah. Tetapi apabila terjadi kerusakan pada arrester, arus petir tersebut tidak akan dialirkan ke tanah oleh arrestersehingga mengalir ke trafo. Jika tegangan lebih tersebut lebih besar dari kemampuan isolasi trafo, maka tegangan lebih tersebut akan merusak lilitan trafo dan mengakibatkan hubungan singkat antar lilitan. 2. Overload dan Beban Tidak Seimbang Overload terjadi karena beban yang terpasang pada trafo melebihi kapasitas maksimum yang dapat dipikul trafo dimana arus beban melebihi arus beban penuh (full load) dari trafo. Overload akan menyebabkan trafo menjadi panas dan kawat tidak sanggup lagi menahan beban, sehingga timbul panas yang menyebabkan naiknya suhu lilitan tersebut. Kenaikan ini menyebabkan rusaknya isolasi lilitan pada kumparan trafo. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 34 3. Loss Contact Pada Terminal Bushing Gangguan ini terjadi pada bushing trafo yang disebabkan terdapat kelonggaran pada hubungan kawat phasa (kabel schoen) dengan terminal bushing. Hal ini mengakibatkan tidak stabilnya aliran listrik yang diterima oleh trafo distribusi dan dapat juga menimbulkan panas yang dapat menyebabkan kerusakan belitan trafo. 4. Isolator Bocor/Bushing Pecah Gangguan akibat isolator bocor/bushing pecah dapat disebabkan oleh : a. Flash Over Flash Over dapat terjadi apabila muncul tegangan lebih pada jaringan distribusi seperti pada saat terjadi sambaran petir/surja hubung. Bila besar surja tegangan yang timbul menyamai atau melebihi ketahanan impuls isolator, maka kemungkinan akan terjadi flash over pada bushing. Pada system 20 KV, ketahanan impuls isolator adalah 160 kV. Flash over menyebabkan loncatan busur api antara konduktor dengan bodi trafo sehingga mengakibatkan hubungan singkat phasa ke tanah. b. Bushing Kotor Kotoran pada permukaan bushing dapat menyebabkan terbentuknya lapisan penghantar di permukaan bushing. Kotoran ini dapat mengakibatkan jalannya arus melalui permukaan bushing sehingga mencapai body trafo. Umumnya kotoran ini tidak menjadi penghantar sampai endapan kotoran tersebut basah karena hujan/embun. 5. Kegagalan Isolasi OliTrafo/Packing Bocor Kegagalan isolasi olitrafo dapat terjadi akibat penurunan kualitas oli trafo sehingga kekuatan dielektrisnya menurun. Hal ini disebabkan oleh : a. Packing bocor, sehingga air masuk dan volume oli trafo berkurang. b. Karena umur oli trafo sudah tua. 3.8. Oli Transformator Dalam pengoperasiannya, masalah tegangan merupakan faktor utama, sedangkan arus mengikuti design dari trafo itu sendiri. Untuk mengatasi masalah http://digilib.mercubuana.ac.id/z 35 tegangan tersebut, kita harus melihat ketahanan atau kekuatan dari isolatornya, yang dalam hal ini jenisnya adalah oil immersed, yaitu sistem pendinginan yang menggunakan oli sebagai medianya, dimana parameternya ditentukan oleh tegangan tembus dari oli tersebut. Apabila tegangan tembusnya turun, maka akan menyebabkan : 1. Flash over antar live part atau antara live part dengan tangki 2. Kenaikan temperatur kerja dari trafo 3. Penurunan tegangan islolasi Apabila keadaan ini dibiarkan, maka akan dapat mengakibatkan “short circuit” yang dapat menyebabkan trafo meledak. Untuk mencegah hal tersebut diatas, hal yang perlu diperhatikan adalah : 1. Oli dalam trafo harus mempunyai tegangan tembus > 30 kV/2.5 mm atau 120 kV/1 cm sesuai standar PLN 2. Silicagel, apabila ada harus diperiksa secara rutin 3. Kenaikan temperatur oli dengan suhu kamar (sekitarnya) tidak boleh lebih dari 60 derajat celcius untuk tipe conservator dan 55 derajat celcius untuk yang non-conversator 4. Kebocoran dan penyusutan oli 5. Packing / seal Lakukan perawatan sebagai berikut : 1. Oli trafo hendaknya dipurifikai secara berkala hingga tegangan tembus dapat dinaikan (bila oli layak pakai) 2. Bila hasil pengetesan tegangan tembus dinyatakan jelek oleh pihak yang kompeten (PLN) maka oli secepatnya diganti 3. Silicagel yang sudah berubah warna artinya sudah jelek dan harus segera di ganti. 4. Jika ada kenaikan temperatur, segera teliti apakah karena kekurangan oli atau penurunan tegangan tembus dari oli, atau akibat adanya flash over yang tidak kontinyu dalam trafo atau mungki trafo sudah overload Keuntungan perawatan adalah : http://digilib.mercubuana.ac.id/z 36 Dapat menekan anggaran pembelian, karena oli dapat dipakai hingga benar-benar tidak layak pakai. 1. Memperpanjang umur trafo. 2. Meningkatkan kerja trafo. 3. Menstabilkan tegangan bila sewaktu-waktu ada penambahan beban. 3.9. Breathing Pada saat beban kerja trafo tinggi, otomatis temperatur juga naik, hal ini menyebabkan gas yang ada di atas permukaan oli akan memuai dan mendesak keluar, hal inilah yang disebut dengan breathers. Apabila keadaan ini dibiarkan dan terjadi dalam tempo waktu yang lama, maka akan menyebabkan kelembaban akan ikut tertarik kedalam trafo bersama dengan udara luar yang segera dihisap oleh oli trafo, hal ini akan meyebabkan berkurangnya kekuatan dielektrik oli tersebut. Selain dari itu, kontak oksigen dengan oli akan mempermudah terjadinya kebakaran dan ledakan bila ada letupan api. Untuk mengatasi hal ini, westinghouse electric coorporation (WEC) menggunakan suatu metode baru dengan menggunakan bahan pengering kimia untuk menghisap kelembaban dan menghisap oksigen di dalam trafo. Bahan yang digunakan adalah nitrogen kering yang inert terhadap oli trafo. Cara lain yang umum digunakan untuk mengatasinya adalah memasang conservator diatas trafo yang dihubungkan dengan pipa / selang. conservator ini berfungsi untuk menampung oli yang memuai, dengan demikian trafo akan selalu terisi penuh oleh oli sehingga tidak ada kesempatan oksigen masuk dan kontak dengan oli. Pada umumnya conservator ini dilengkapi dengan pengering yaitu calsium chlorida. Dengan melakukan tes tegangan tembus, maka kita akan mengetahui kualitas dari oli kita. Kualitas tersebut dapat ditentukan dari : 1. Tegangan tembus saat itu 2. Warna 3. Kandungan / uap air http://digilib.mercubuana.ac.id/z 37 4. Kandungan kenetralan Apabila telah dilakukan tes dan dinyatakan oli kita masih layak pakai tetapi tegangan tembusnya lebih kecil dari ketentuan, maka kita harus melakukan treatment terhadap oli tersebut hingga mencapai nilai dari yang telah ditentukan (dalam hal ini PLN, -+ 50 kV/2.5 mm untuk oli lama dan -+ 60 kV/2.5 mm untuk oli baru). 3.10 Fungsi Sparator Oli Men-separator oli yang ada di dalam trafo dimana tahanan isolasi oli trafo yang sudah rendah tahanannya yaitu > 30 KV/2.5mm dapat ditingkatkan tahanan isolasinya minimal > 50 KV/2.5mm. Sebab fungsi oli di dalam trafo adalah sebagai media pendingin dan isolasi. Membersihkan kotoran dari dalam trafo misalnya partikel-partikel yang tidak perlu di dalam oli trafo, gram-gram yang terkelupas dari gulungan trafo. 1. Mengurangi kadar air dalam oli tersebut, karena semakin banyak kadar air yg terkandung maka semakin berkurang insulasi dari oli tersebut. 2. Mengurangi biaya (cost) sebab kalau dilakukan penggantian setiap tahun biayanya cukup besar. Gambar 3.4 Sparator http://digilib.mercubuana.ac.id/z 38 3.10.1 Setelah Separator Oli 1. Kenaikan unjuk kerja trafo 2. Meningkatkan tegangan tembus minyak trafo 3. Optimalisasi pengoperasian trafo 4. Mengembalikan/meningkatkan dielectrict strenght/tegangan tembus sampai > 50 KV/2.5mm. 5. Menghilangkan unsur air, partikel kondusif, suspensi/endapan, karbon, alkali sulfur yang mempengaruhi tegangan tembus jadi turun. 6. Memperpanjang usia/kinerja dari trafo. 3.11. Fungsi Oli Transformator 1. Sebagai insulator (mengisolasi komponen/kumparan di dalam trafo agar tidak terjadi loncatan bunga api listrik akibat tegangan/beban tinggi). 2. Sebagai pendingin (mengambil panas yang ditimbulkan saat trafo dibebani lalu melepaskannya). 3. Sebagai pelindung (melindungi isulator padat/komponen dalam trafo dari korosif dan oksidasi). 3.12. Analisa Oli Transformator Didalam transformator ada dua bagian yang secara aktif membangkitkan panas yaitu tembaga (kumparan) dan besi (inti). Panas-panas itu bilamana tidak disalurkan atau diadakan pendinginan, akan menyebabkan tembaga atau besi itu mencapai suhu yang terlampau tinggi, sehingga bahan-bahan isolasi yang ada pada tembaga (kertas oli) akan menjadi rusak.Untuk hal ini kebanyakan dilakukan dengan memasukkan inti maupun kumparan ke dalam oli yaitu suatu jenis oli tertentu yang dinamakan oli isolasi (trafo). 3.12.1 Jenis Oli Trafo Ada dua jenis oli transformator yaitu : http://digilib.mercubuana.ac.id/z 39 1. Oli trafo mineral: Oli yang berbahan dasar dari pengolahan minyak bumi yaitu antara fraksi minyak diesel dan turbin yang mempunyai struktur kimia yang sangat kompleks. 2. Oli trafo sintetis (askarel): Oli jenis ini mempunyai sifat lebih menguntungkan antara lain tidak mudah terbakar dan tidak mudah teroksidasi. Namun beracun dan dapat melukai kulit. Tabel 3.1Jenis Oli Trafo Oli Mineral Oli Sintetis Diala C, B (USA) Aroclor (USA) Univolt (Esso) Clopen (Jerman) Nynas (Swedia) Phenoclor (Perancis) Mictrans (Jepang) Pyroclor (UK) Sun Ohm-MU (Korea) Fenclor (Itali) Petromin (Dubai) Pyralene (Perancis) BP-Energol (UK) Pyranol (USA) 3.12.2 Persyaratan Oli Sebagai Isolasi 1. Viskositas yang rendah untuk mempermudah sirkulasi 2. Titik nyala yang tinggi untuk mencegah terjadinya kebakaran 3. Bebas asam untuk mencegah karat dari tembaga dan kerusakan pada isolasi belitan 4. Tidak bersifat korosif 5. Tahan terhadap oksidasi 6. Mempunyai kekuatan dielektrik (tegangan tembus) yang tinggi 7. Tidak mengandung sedimen http://digilib.mercubuana.ac.id/z 40 3.12.3 Tingkatan Standar Oli Trafo Tebel 3.2 Tingkatan Standar Oli Trafo No. . . . . Standar 1 IEC International Standard 2 BS, ASTM, JIS, SNI National Specifications 3 ABB, GEC-Ahlstom, Unindo Transformer Producer Specifications 4 TNB, PLN Power Distributor Specifications Tabel 3.12.4 Pengujian Oli Isolasi Harga suatu transformator adalah mahal, tetapi memantau unjuk kerja sistem transformator melalui kondisi Oli tidak mahal dibanding dengan biaya jika transformator mengalami kegagalan (failure). Dengan demikian masa hidup transformator diharapkan lama kira-kira 40 tahun, bahkan dengan Oli trafo yang kualitasnya sangat baik diharapkan setara dengan masa hidup transformator. Menurut studi yang dilakukan US Inspection and Insurance Companies, bahwa 10 % kegagalan transformator tenaga adalah karena deteriosasi bahan isolasi dan kegagalan internal "over load" dalam lilitan tegangan tinggi yang disebabkan bertambahnya deposit/ sludge. Untuk itu pemantauan dan pemeliharaan kualitas Oli adalah sangat penting guna menjamin keandalan operasi peralatan listrik khususnya transformator, dan para ahli yang berwenang telah menetapkan petunjuk dalam bentuk standar uji dan spesifikasi teknik seperti IEC, ASTM, BS dll. 1. Oli trafo baru (Unused mineral insulating oil) IEC 60296-2003 2. Oli trafo pakai (Mineral oil in service) SPLN 49-1:1982 IEC 422:1982 diperbahurui menjadi IEC 422:198 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 41 3.12.5 Klasifikasi Oli Isolasi Pakai KATEGORI 1: Kondisi minyak isolasi sangat memuaskan untuk meneruskan operasi, semua parameter dibawah limit yang direkomendasikan IEC 422-1989 KATEGORI 2: Kondisi minyak isolasi perlu untuk dilakukan reconditioning ( purifier/ vacum filter). Indikasinya kadar air tinggi, tegangan tembus rendah dan parameter yang lain memuaskan KATEGORI 3 : Kondisi minyak isolasi perlu dilakukan reclaiming, Indikasinya parameter keasaman dan faktor kebocoran dielektrik sudah tinggi. KATEGORI 4: Kondisi minyak isolasi sudah tidak memenuhi spesifikasi sebagai minyak isolasi pakai dan tidak bisa digunakan lagi. 3.12.6 Pemeriksaan Dan Analisa Oli Isolasi Transformator 1. Tegangan tembus (breakdown voltage) Analisa gas terlarut (dissolved gas analysis, DGA) 2. Analisa oli isolasi secara menyeluruh (sekali setiap 10 tahun) 3.12.7 Pengamatan Dan Pemeriksaan Langsung (Visual inspections) 1. Kondisi fisik transformator secara menyeluruh. 2. Alat-alat ukur, relay, saringan/filter dll. 3. Pemeriksaan dengan menggunakan sinar infra-merah (infrared monitoring),setiap 2 tahun. 3.12.8 Pemeriksaan Teliti (Overhaul) 1. Perawatan dan pemeriksaan ringan (Minor overhaul) setiap 3 atau 6 tahun. a. on-load tap changers b. oil filtering dan vacuum treatment c. relays dan auxiliary devices. 2. Perawatan dan pemeriksaan teliti (Major overhaul) a. Secara teknis setidaknya 1 kali selama masa pakai. b. pembersihan, pengencangan kembali dan pengeringan. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 42 3. Analisa kimia Analisa kertas penyekat/laminasi (sekali setiap 10 tahun. 4. Pengujian listrik (Electrical Test) untuk peralatan; a. power transformer b. bushings c. Transformator ukur (measurement transformator) d. breaker capacitors 5. Penyebab Hubung Singkat didalam Transformator, antara lain: Gangguan hubung singkat antar lilitan karena rusaknya laminasi. Perubahan kandungan gas H2, CH4, CO, C2H4 dan C2H2 http://digilib.mercubuana.ac.id/z