BERITA TERKINI Penggunaan Buccal Midazolam pada Pasien Anak dengan Kejang Konvulsif K ejang berkepanjangan adalah permasalahan yang umum terjadi pada anak dan dewasa. Definisi status epileptikus adalah kejang yang terjadi selama 30 menit atau lebih, atau rangkaian kejadian kejang tanpa pemulihan kesadaran di antara kejadian kejang tersebut. Terapi untuk kedua definisi ini sebaiknya tidak ditunda dan segera dilaksanakan. Beberapa studi menyebutkan bahwa makin lama durasi kejang terjadi, maka makin tinggi kemungkinan kejadian pharmacoresistance dan kerusakan neuron. Secara umum, angka kejadian status epileptikus pada dewasa di negara berkembang adalah sekitar 10-20 per 100.000 orang per tahun, serta pada anak di Swiss adalah 10,9 per 100.000 anak per tahun dan 17-23 per 100.000 anak per tahun di London Utara, UK. Usia terbanyak kejadian ini adalah usia 0-4 tahun dengan angka kejadian berulang per tahun sekitar 17% dalam 1 tahun. Selain itu, kejadian kejang epileptikus diperkirakan lebih tinggi secara bermakna pada daerah dengan endemik malaria dengan malaria serebral sebagai penyebab utama. Hubungan antara durasi kejang dengan peningkatan pharmacoresistance menekankan pentingnya sebuah terapi efektif yang dapat diberikan secara dini saat serangan. Obat ini antara lain perlu memiliki beberapa karakteristik seperti: 1. Onset cepat. 2. Spektrum luas (tidak spesifik terhadap salah satu jenis kejang). 3. Lama kerja yang panjang. 4. Efek samping yang minimal. 5. Jalur pemberian yang mudah dan dapat diberikan oleh pasien atau perawat. 6. Penyimpanan yang mudah dan mudah dibawa (portable). Benzodiazepine telah digunakan sebagai terapi akut untuk kejang dan epilepsi sejak 1960, dan sampai sekarang merupakan pilihan utama untuk kejang epileptikus dan kejang berkepanjangan pada anak dan dewasa. Semua golongan benzodiazepine memiliki CDK-206/ vol. 40 no. 7, th. 2013 529 BERITA TERKINI 5. Mudah diberikan sehingga dapat meningkatkan kepatuhan pemberian obat. Obat terbaru yang digunakan sebagai terapi kejang pada anak adalah buccal midazolam. Midazolam memiliki keunikan jika dibandingkan dengan golongan benzodiazepine lainnya, yaitu sifat lipofilik dan hidrofiliknya tergantung kepada pH (pHdependent). Berikut perbedaan antara buccal midazolam dan buccal lorazepam: Beberapa studi telah membandingkan efikasi dan keamanan buccal midazolam dengan beberapa obat golongan lain, seperti diazepam rektal atau diazepam intravena; disimpulkan bahwa penghentian kejang dapat terjadi dalam waktu 5-10 menit setelah pemberian buccal midazolam, serta buccal midazolam memiliki efektivitas yang sebanding dengan diazepam rektal atau intravena. Beberapa studi bahkan menyimpulkan buccal midazolam lebih efektif dari diazepam rektal. Studi ini dilakukan terhadap 219 kejadian pada pasien anak yang mengalami kejang. Respons efektivitas secara bermakna lebih baik pada kelompok buccal midazolam dibandingkan dengan diazepam rektal (p<0,001). kesamaan dalam hal efek neurokarmakologis, seperti anksiolitik, sedasi, muscle relaxant, dan antikonvulsan. Benzodiazepine, seperti diazepam, lorazepam, dan midazolam merupakan golongan obat yang paling sering digunakan pada studi dan sehingga dipilih untuk digunakan sebagai tatalaksana akut dalam penanganan kejang. Berikut perbedaan beberapa obat golongan benzodiazepine (Tabel). Salah satu rute pemberian yang dinilai relatif efektif dan aman, serta memiliki onset yang relatif cepat adalah pemberian secara buccal. Pemberian secara buccal atau mukosa sublingual sering digunakan dalam keadaan emergency. Beberapa keuntungan dan efek pemberian secara buccal adalah: 1. Absorpsi cepat sehingga dapat memberikan onset yang cepat juga. 2. Tidak melewati first-pass hepatic metabolism. 3. Tidak didegradasi oleh enzim pencernaan. 4. Noninvasif sehingga mengurangi risiko infeksi. Efek samping pemberian buccal midazolam secara umum sangat minimal, umumnya adalah depresi pernapasan, dengan angka kejadian berkisar 0,6%-5%. Untuk mengurangi kejadian efek samping, perlu dilakukan pemberian dosis yang sesuai pada pasien anak. Berikut adalah dosis buccal midazolam yang direkomendasikan: Simpulannya, buccal midazolam efektif dalam penanganan kejang berkepanjangan pada anak, dan pemberian melalui jalur buccal lebih dipilih dibandingkan dengan jalur rektal, khususnya pada pasien-pasien anak yang lebih besar dan pada dewasa. Buccal midazolam sebaiknya diperhitungkan untuk menjadi pilihan terapi dalam penanganan akut untuk kejang.. (MAJ) REFERENSI: 1. 2. Anderson M. Buccal midazolam for pediatric convulsive seizures: Efficacy, safety, and patient acceptability. Patient Prefer Adherence 2013;7:27-34. Chin RF, Neville BG, Peckham C, Wade A, Bedford H, Scott RC. Treatment of community-onset, childhood convulsive status epilepticus: A prospective, population-based study. Lancet Neurol. 2008;7(8):696-703. 3. McIntyre J, Robertson S, Norris E, Appleton R, Whitehouse WP, Phillips B, et al. Safety and efficacy of buccal midazolam versus rectal diazepam for emergency treatment of seizures in children: A randomised controlled trial. Lancet 2005;366(9481):205-10. 4. Talukdar B, Chakrabarty B. Efficacy of buccal midazolam compared to intravenous diazepam in controlling convulsions in children: A randomized controlled trial. Brain Dev. 2009;31(10):744-9. 530 CDK-206/ vol. 40 no. 7, th. 2013