TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Sukun (Artocarpus communis Forst) Dalam sistematika (taksonomi) tumbuh-tumbuhan, tanaman sukun dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Class : Magnoliopsida Subclass : Hamamelidae Ordo : Urticales Famili : Moraceae Genus : Artocarpus Spesies : Artocarpus communis Forst (Harahap, 2009). Karakteristik Artocarpus communis Forst Tanaman sukun merupakan tanaman hutan yang tingginya mampu mencapai 20 m. Kayunya lunak dan kulit kayu berserat kasar. Semua bagian tanaman bergetah encer. Daunnya lebar , bercangap menjari, dan berbulu kasar. Batangnya besar, agak lunak, dan bergetah banyak. Cabangnya banyak, pertumbuhannya cenderung ke atas. Bunga sukun berkelamin tunggal (bunga betina dan bunga jantan terpisah), tetapi berumah satu. Bunganya keluar dari ketiak daun pada ujung cabang dan ranting. Bunga jantan berbentuk tongkat panjang yang disebut ontel. Bunga betina berbentuk bulat bertangkai pendek Universitas Sumatera Utara (babal) seperti pada nangka. Bunga betina merupakan bunga majemuk sinkarpik seperti pada nangka. Kulit buah menonjol rata sehingga tampak tidak jelas yang merupakan bekas putik dari bunga sinkarpik. Pada buah keluwih, tonjolan pada kulit buah merupakan duri yang lunak. Penyerbukan bunga dibantu oleh angin, sedangkan serangga yang sering berkunjung kurang berperan dalam penyerbukan bunga (Sentra Informasi IPTEK, 2009). Pada buah sukun, walaupun terjadi penyerbukan, pembuahannya mengalami kegagalan sehingga buah yang terbentuk tidak berbiji. Pada keluwih (Artocarpus altilis) kedua proses dapat berlangsung normal sehingga buah yang terbentuk berbiji normal dan kulit buah berduri lunak sekali. Duri buah keluwih merupakan bekas tangkai putik bunga majemuk sinkarpik. Buah sukun mirip dengan buah keluwih (timbul). Perbedaannya adalah duri buah sukun tumpul, bahkan hampir tidak tampak pada permukaan buahnya. Selain itu, buah sukun tidak berbiji (partenokarpi) (Sentra Informasi IPTEK, 2009). Syarat Tumbuh Tanaman sukun dapat tumbuh dan dibudidayakan pada berbagai jenis tanah mulai dari tepi pantai sampai pada lahan dengan ketinggian kurang lebih 600 m dari permukaan laut. Sukun juga toleran terhadap curah hujan yang sedikit maupun curah hujan yang tinggi antara 80 - 100 inchi per pertahun dengan kelembaban 60 - 80%, namun lebih sesuai pada daerah-daerah yang cukup banyak mendapat penyinaran matahari. Tanaman sukun tumbuh baik di tempat yang lembab panas, dengan temperatur antara 15 - 38 °C (Irwanto, 2006). Menurut Siregar (2009) Tanaman sukun dapat tumbuh baik dengan ketinggian kawasan 0-1100 m dari permukaan laut. Universitas Sumatera Utara Manfaat Sukun Buahnya dapat digunakan sebagai bahan makanan. Jaman dahulu di Hawai sukun digunakan sebagai makanan pokok. Di Madura digunakan sebagai obat sakit kuning. Bunganya dapat diramu sebagai obat. Bunganya dapat menyembuhkan sakit gigi dengan cara dipanggang lalu digosokkan pada gusi yang giginya sakit. Daunnya selain untuk pakan ternak, juga dapat diramu menjadi obat. Di India bagian barat, ramuan daunnya dipercaya dapat menurunkan tekanan darah dan meringankan asma. Daun yang dihancurkan diletakkan di lidah untuk mengobati sariawan. Juice daun digunakan untuk obat tetes telinga. Abu daun digunakan untuk infeksi kulit. Bubuk dari daun yang dipanggang digunakan untuk mngobati limpa yang membengkak. Getah tanaman digunakan untuk mengobati penyakit kulit. Getah yang ditambah air jika diminum dapat mengobati diare. Di Caribia sebagai bahan membuat permen karet. Kayu sukun tidak terlalu keras tapi kuat, elastis dan tahan rayap, digunakan sebagai bahan bangunan antara lain mebel, partisi interior, papan selancar dan peralatan rumah tangga lainnya. Serat kulit kayu bagian dalam dari tanaman muda dan ranting dapat digunakan sebagai material serat pakaian. Di Malaysia digunakan sebagai mode pakaian (Irwanto, 2006). Pertumbuhan Tanaman Pertumbuhan tanaman sering didefinisikan sebagai pertambahan ukuran, berat, dan/ atau jumlah sel. Ukuran atanaman sebagai indikator pertumbuhan dapat dilihat secara satu dimensi (misalnya dengan mengukur tinggin tanman), dua dimensi (misalnya dengan mengukur total luas permukaan daun), atau tiga dimensi (misalnya dengan mengukur volume akar). Tinngi tanaman merupakan Universitas Sumatera Utara indikator pertumbuhan yang paling mudah untuk diukur. Tinggi tnaaman sebagai indicator pertumbuhan dapat dianjurkan pada tnaman berbatang tunggak dengan percabangan lateral cahaya yang optimal. Akan tetapi tinggi tanaman menjadi kurang berarti jika tanaman tumbuh pada kondisi intensits cahaya yang sub optimal sehingga terjadi etiolasi. Tinggi tanaman juga kurang dapat dianjurkan utnuk tnaman dengan cabang lateral yang berkembang sangat ekstensif. Prtumbuhan tanaman pada dsarnya disebabkan oleh pembesaran (cell enlargement) dan pembesaran sel (cell division). Berlandaskan pada kenyataan ini indikator pertumbuhan tanaman atau lebih sering digunkan sebagai indikator pertumbuhann organ tanaman, misalnya daun dan buah. Asumsi dari penggunaan jumlah sel sebagai indikator pertumbuhan adalah bahwa sel-sel yang menyusun organ tersebut berukuran relatif seragam dan sel-sel tersebut mempunyai batas ukuran maksimalnya (Lakitan, 1996). Pertumbuhan pada tumbuhan berlangsung terbatas pada beberapa bagian tertentu, yang terdiri dari sejumlah sel yang baru saja dihasilkan melalui proses pembelahan sel di meristem. Pembelahan sel itu sendiri tidak menyebabkan pertambahan ukuran, namun prosuk pembelahan sel itulah yang menyebabkantumbuh dan menyebabkan pertumbuhan. Ujung akar dan ujung tajuk (apeks) mempunyai meristem (Salisbury dan Ross, 1995). Fungsi Air Pada Tanaman Air merupakan fakor penting untuk pertumbuhan tanaman. Air berfungsi sebagai penyusun tubuh tanaman (70-90%), pelarut dan medium reaksi biokimia, medium transport senyawa, memberikan turgor bagi sel (penting untuk pembelahan sel dan pembesaran sel), bahan baku fotosintesis, dan menjaga suhu Universitas Sumatera Utara tanaman supaya konstan, evaporasi air (transpirasi) untuk mendinginkan permukaan (Gardner, et al., 1991). Berbagai fungsi air bagi tanaman menunjukkan pentingnya air bagi tanaman yakni: 1. Air merupakan bagian yang esensil bagi protoplasma dan membentuk 8090% bobot segar jaringan yang tumbuh aktif 2. Air adalah pelarut, di dalamnya terdapat gas-gas, garam-garam dan zat-zat terlarut lainnya, yang bergerak keluar masuk sel, dari organ ke organ dalam proses transpirasi 3. Air adalah pereaksi dalam fotosintesis dan pada berbagai proses hidrolisis 4. Air adalah esensil untuk menjaga turgiditas di antaranya dalam pembesaran sel, pembukaan stomata, dan menyangga bentuk (morfokogi) daun-daun muda atau struktur lainnya yang berlignin. Di samping itu, penyebab utama variasi hasil tanaman dari tahun ke tahun atau dari musim ke musim, terutama di daerah tropik seperti Indonesia adalah ketersediaan air, yang sangat ditentukan oleh curah hujan. Ketidakstabilan curah hujan ini menyebabkan ketidaktentuan pada keadaan air tanah dan suplai hara bagi tanaman (Sri, 2000). Mekanisme Air Pada Tanamann Air sangat penting bagi tumbuhan. 30% sampai 90% berat tumbuhan tersusun atas air. Tumbuhan menggunakan air pada fotosintesis. Mineral-mineral yang diserap oleh akar harus terlarut juga dalam air. Akar adalah organ tanaman yang aktif menyerap air. Selain itu akar mempunyai fungsi penyerapan dan penyimpanan. Akar menyerap air dari lingkungan sekitarnya scara osmosis. Akar juga menyerap mineral dari lingkungan sekitarnya bersama dengan penyerapan Universitas Sumatera Utara air. Air masuk ke dalam akar melalui rambur-rambur akar. Rambut akar akan meningkatkan luas permukaan akar dan dapat meningkatkan jumlah air yang diserap atau diambil oleh tumbuhan. Air yang diserap oleh akar diangkut melalui batang. Mineral dari tanah terlarut sehingga juga diangkut melalui batang. Batang menyimpan makanan dalam bentuk pati dan menyimpan air. Air berasal dari akar dan pati dibuat dari gula yang diangkut dari daun. Satu keuntungan menyimpan air pada batnag adalah terhindar dari kekeringan. Air membantu menjaga sel-sel batang tetap kaku. Ada dua mekanisme penyerapan yaitu penyerapan akitf (aktif osmotik dan non osmotik) dan penyerapan pasif (tarikan transpirasi daun) (Dewi, 2008). Kebutuhan Air Suatu Tanaman Kebutuhan air suatu tanaman dapat didefinisikan sebagai jumlah air yang diperlukan untuk memenuhi kehilangan air melalui evapotranspirasi (ET- tanaman) tanaman yang sehat, tumbuh pada sebidang lahan yang luas dengan kondisi tanah yang tidak mempunyai kendala (kendala lengas tanah dan kesuburan tanah) dan mencapai potensi produksi penuh pada kondisi lingkungan tumbuh tertentu (Sumarno, 2004). Dalam kondisi lapangan, perakaran menembus tanah yang relatif lembab sedangkan akar dan batang tumbuh ke atmosfer yang relatif kering. Hal ini menyebabkan aliran air yang terus menerus dari tanah melalui tumbuhan ke atmosfer sepanjang suatu landasan energy potensial yang menurun. Setiap harinya, jumlah aliran air ini 1 sampai10 kali jumlah air yang tertahan dalam jaringan tanaman 10 sampai 100 kali jumlah air yang digunakan untuk perluasan Universitas Sumatera Utara sel-sel baru, dan 100 sampai 1000 kali jumlah air yang digunakan utnuk fotosintesis. Karena adanya kebutuhan air yang tinggi dan pentingnya air, tumbuhan memerlukan sumber air yang tetap untuk tumbuh dan berkembang. Setiap kali air menjadi terbatas, pertumbuhan berkurang dan biasanya berkurang pula hasil panen tanaman budidaya. Jumlah hasil panen ini dipengaruhi oleh genotipe yang kekurangan air, dan tingkat perkembangan (Gardner, et al.,1991). Kekurangan air pada tanaman terjadi karena ketersediaan air dalam media tidak cukup dan transpirasi yang berlebihan atau kombinasi kedua faktor tersebut. Di lapangan walaupun di dalam tanah air cukup tersedia, tanaman dapat mengalami cekaman (kekurangan air). Hal ini terjadi jika kecepatan absorpsi tidak dapat menghitung kehilangan air melalui proses transpirasi (Haryati, 2003). Secara umum tanaman akan menunjukkan respon tertentu bila mengalami cekaman kekeringan. Respon tanaman terhadap stress air sangat ditentukan oleh tingkat stress yang dialami dan fase pertumbuhan tanaman saat mengalami cekaman. Bila tanaman dihadapkan pada kondisi kering terdapat dua macam tanggapan yang dapat memperbaiki staus air yaitu (1) tanaman mengubah distribusi asimilat baru untuk mendukung pertumbuhan akar dengan mengorbankan tajuk, sehingga dapat meningkatkan kapasitas akar menyerap air serta menghambat pemekaran daun untuk mengurangi transpirasi; (2) tanaman akan mengatur derajat pembukaan stomata untuk menghambat kehilangan air lewat transpirasi (Sinaga, 2008). Lingkungan juga mempunyai andil dalam menentukan banyaknya air untuk penyiraman. Tanaman dalam pot yang diletakkan di bawah naungan dengan Universitas Sumatera Utara yang langsung di bawah sinar matahari akan mempunyai perbedaan kebutuhan air. Umumnya tanaman yang berada di daerah naungan membutuhkan jumlah air yang relatif lebih sedikit dari pada tanaman yang terkena sinar matahari langsung. Peletakan tanaman pada sumber air membutuhkan air yang berbeda dengan yang diletakkan di tengah lapangan terbuka. Peletakan di dekat sumber air merupakan jenis tanaman yang menyukai kondisi air cukup banyak untuk pertumbuhannya. Jenisnya pun berbeda dengan tanaman yang tahan akan sinar matahari (Sintia, 2008). Stress Air dan Ketersediaan Hara Stress dapat diartikan sebagai keadaan yang dapat merusak kesetimbangan suatu sistem. Dalam pertumbuhan tanaman gangguan kesetirnbangan dabat berasal dari faktor lingkungan tumbuh atau berasal dari sifat tanamannya. Berdasarkan faktor lingkungan tumbuh diperoleh klasifikasi derajat toler&si tumbuh tanaman. Tanaman dikatakan tolcran, bila tanaman tersebut dapat tumbuh dalam kondisi sub-optimal. Pada keadaan sub-optimal, tanaman sebenarnya sudah menderita stres, tetapi stres yang dapat balik yaitu stres yang dapat diatasi oleh tanaman tersebut. Bila tanaman tidak bisa mengatasi, gejala stres biasanya dicirikan oleh kerusakan sel permanen, maka stres yang dialami tanaman dikatakan sebagai stres yang tidak dapat balik (Darmawan, et al., 1991). Laju pertumbuhan sel-sel tanaman dan efisiesnsi proses fisiologisnya mencapai tingkat tertinggi bila sel-sel berada pada turgor maksimum. Meskipun demikian, absorpsi karbondioksida melintasi dinding sel yang lembab yang terbuka ke atmosfer, yang penting untuk fotosintesis, berkaitan dengan hilangnya air dari jaringan daun. Pada suatu tanaman yang berfotosintesis, air akan Universitas Sumatera Utara cenderung ditarik dari sel-sel daun, dengan menghasilkan reduksi tekanan dalam turgor sel dan dalam potensial air sel. Sel tanamaan yang telah kehilangan air dan berada pada tekanan turgor yang lebih rendah daripada nilai maksimumnya, disebut menderita stress air (Fitter dan Hay, 1991). Meskipun penyerapan hara dan air dalam akar merupakan proses yang bebas satu sama lain, kebutuhan air yang teredia dalam tnaman dan tanah bagi pertumbuhan dan transport hara menyebabkan keduanya berhubungan erat. Hibungan yang erat ini menyebabkan sukarnya menetukan dengan jelas pengaruhpengaruh kekeringan terhadap keadaan hara. International soil science society and the soil science society of America mendefenisikan ketersediaan hara adalah hara yng betul-betul diserap oleh tanman (kandungan hara tanaman). Tetapi, ada berbagai indeks ketersediaan hara, seperti jumlah unsur yang bias diekstrak dari tanah atau malahan jumlah pupuk yang diberiakn sering tercampur-aduk dengan ketersediaan hara. Dalam tanah, air dalam selang sekitar -0,1 sampai -10 bar esensial bagi setiap proses yang meningkatkan ketersediaan hara, sejak dari reaksi-reaksi yang memepengaruhi konsentrasinya dalam larutan tnah (pertukaran ion), melalui transport hara melalui difusi dan aliran massa ke permukaan akar sampai penyerapannya oleh akar (Sri, 2000). Pengaruh Stress Air Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Organ a. Pembelahan dan pembesaran sel Pengaruh yang paling penting dari kekeringan yatiu pengurangan luada daun permukaan fotosintesis (source) karena (1) adanya penurunan proses perlk\luasan daun dan (2) terlalu awalnya terjadi proses penuaan (senence) pada daun. Stress air yang sedikit saja, beberapa bars (-1) sampai (-3) cukup Universitas Sumatera Utara menyebabkan lambat atau berhenti pembelahan dan pembesaran sel (antara lain perluasan daun). b. Perangkat fotosintesis Pengaruh stress air terhadap sistem fotosintesis bias juga melalui pengaruh pada kandungan dan organisasi klorofil dalam kloroplas di dalam jaringan atau sel yang aktif berfotosintesis. Pada tanaman jagung (tanaman C4) mereka temukan bahwa pengaruh negatif stress air lebih besar pada sel-sel mesofil daun daripada sel-sel bundle sheatnya. c. Sistem reproduktif Sistem reproduktif tanaman menentukan kapsitas sink tanaman tersebut. Pengaruh lingkungan terhadap sistem reproduktif (pembungaan, pembuahan, pengisian biji/buah) berate pengaruhnya juga terhadap sink. Stress air (tanpa irigasi) memperlambat munculnya bugan yang akibatnya memperpendek periode pengisian biji sehingga meningkatkan pula kandungan air dalam biji sewaktu panen. d. Layu dan menggulungnya daun Respon terhadap adanya stress air ini dapat diamati secara visual. Adanya respon layu dan menggulungnya daun berarti terhambatnya fotosintesis baik karena menutupnya stomata maupun karena berkurangnya luas permukaan fotosintesis (Sri, 2000). Pengaruh Cekaman Air Terhadap Tanaman Tanaman yang menderita cekaman air secara umum mempunyai ukuran yang lenih kecil dibandingkan dengan tanaman yang tumbuh normal. Cekaman air mempengaruhi semua aspek pertumbuhan tanaman. Dalam hal ini cekaman air Universitas Sumatera Utara mempengaruhi proses fisiolohgi dan biokimia tanaman serta menyebababkan terjadinya modifikasi anatomi dan morfologi tanaman. Pengaruh cekaman air dalam beberapa kasus berhubungan dengan pengaruhnya terhadap tekanan turgor sel. Pada beberapa kasus lainnya pengaruh cekaman air berhubungan dengan penurunan potensial air tanaman, dan pada beberapa kasus disebabkan adanya penurunan potensial osmotic dalam tubuh tanaman (Islami dan Utomo 1995). Tanaman yang mengalami cekaman air stomata daunnya menutup sebagai akibat menurunnya turgor sel daun sehingga mengurangi jumlah CO2 yang berdifusi ke dalam daun. Kecuali itu dengan menutupnya stomata, laju transpirasi menurun sehingga mengurangi suplai unsure hara dari tanah ke tanaman, karena traspirasi pada dasarnya memfasilitasi laju aliran air dari tanah ke tanaman, sedangkan sebagian besar unsur hara masuk ke dalam tanaman bersama-sama dengan aliran air. Pada proses yang sensitif terdapat kekurangan air adalah pembelahan sel. Hal ini dapat diartikan bahwa pertumbuhan tanaman sangat peka terhadap defisit (cekaman) air karena berhubungan dengan turgor dan hilangnya turgiditas dapat menghentikan pembelahan dan pembesaran sel yang mengakibatkan tanaman lebih kecil. Pengaruh cekaman air pada pertumbuhan tanaman dicerminkan oleh daun-daun yang lebih kecil (Mapegau,2006). Salah satu faktor yang menjadi fokus perhatian dalam rangka pengembangan komoditi pertanian di lahan kering adalah keterbatasan sumber daya air. Kekeringan atau kemarau merupakan fenomena umum pada sistem pertanian lahan kering. Budidaya tanaman pada kondisi demikian akan menyebabkan tanaman mengalami kekurangan air atau cekaman kekeringan. Dengan demikian pengelolaan penggunaan air dalam pertanian menjadi bagian Universitas Sumatera Utara fokus kajian yang penting karena memiliki dampak secara ekonomi maupun lingkungan. Ketersediaan air semakin terbatas khususnya pada sistem pertanian lahan kering sehingga dibutuhkan suatu metode baru agar lebih mudah memonitor kondisi air tanaman dalarn menentukan saat pengairan yang tepat. Metode ini juga diharapkan dapat bermanfaat dalam penjadwalan pengairan tanaman serta dapat meningkatkan efisiensi penggunaan air. Berbagai indikator tanaman yang mengalami cekaman kekeringan telah diketahui baik secara morfologi, anatomi maupun fisiologi. Deteksi tanaman yang mengalami cekaman kekeringan dapat dilakukan dengan metode destruktif dan tanpa merusak tanaman itu sendiri. Adapun indikator tanaman yang mengalami cekaman kekeringan antara lain terhambatnya pertumbuhan daun, pertumbuhan akar yang pesat, menutupnya stomata, daun menggulung khusus tanaman Gramineae (Run, 2002). Toleransi dan Avoidance Tanman Pada adaptasi tanaman terhadap naungan melalui dua mekanisme: mekanisme penghindaran (avoidance) dan mekanisme toleransi (tolerance). Mekanisme penghindaran berkaitan dengan perubahan anatomi dan morfologi daun untuk memaksimalkan penangkapan cahaya dan fotosintesis yang efisien, seperti peningkatan luas daun dan kandungan klorofil b, serta penurunan tebal daun, rasio klorofil a/b, Jumlah kutikula, lilin, bulu daun, dan pigmen antosianin. melaporkan, pengaturan jumlah klorofil b pada arabidopsis terjadi melalui peningkatan jumlah kloroplas per sel dan/atau per satuan luas daun. Aklimatisasi kloroplas ini kadangkadang digolongkan ’shade tolerance’. Mekanisme toleransi (tolerance) berkaitan dengan penurunan titik kompensasi cahaya serta respirasi yang efisien. Tanaman naungan ditandai dengan rendahnya titik kompensasi Universitas Sumatera Utara cahaya sehingga dapat mengakumulasi produk fotosintat pada tingkat cahaya yang rendah dibanding tanaman cahaya penuh (Kisman, 2007). Crystal Soil (Hydrogel) Nama hydrogel dasarnya terdiri atas dua istilah, yaitu hidro artinya media tanam alternatif pengganti tanah dan gell yang maksudnya adalah jeli. Hydrogel sering digunakan sebagai media tanam bagi tanaman hidroponik. Penggunaan media jenis ini sangat praktis dan efisien karena tidak perlu repot-repot untuk mengganti dengan yang baru, menyiram, atau memupuk. Media tanam ini juga memiliki keanekaragaman warna sehingga pemilihannya dapat disesuaikan dengan selera dan warna tanaman (Rahardjo, 2007). Hydrogel merupakan super absorbent anionic polyacrylamide polymers. Hydrogel adalah penahan air-cairan yang dapat digunakan bersinergi dengan tanah atau media lain serta pupuk, menyerap dan menyimpan air dan nutrient dalam jumlah yang besar. Tidak seperti produk lain, hydrogel tidak larut dalam air tetapi dia hanya menyerap dan akan melepaskan air dan nutrient tersebut secara proporsional pada saat dibutuhkan oleh tanaman, dengan demikian tanaman akan selalu mempunyai persediaan air dan nutrient setiap saat karena hydrogel berfungsi menyerap dan melepaskan (absorption–release cycles). Hydrogel mengoptimalkan pertumbuhan tanaman dengan mengurangi kehilangan air dan nutrient melalui leaching dan evaporasi. Air dan nutrient tersimpan di sekeliling akar sehingga dapat mengoptimalkan penyerapan oleh tanaman. Hydrogel mampu menyerap air sebanyak 400 kali berat hydrogel itu sendiri (Irawan, 2007). Crystal soil merupakan agar-agar menyerupai kelereng bulat yang dapat menyimpan air. Tidak beraroma bau dan dapat digunakan sebagai dekoratif Universitas Sumatera Utara tanaman dalam ruangan. Crystal soil dapat menyimpan air terus sampai 2 bulan tanpa penyiraman dan pemupukan teratur. Crystal soil dapat diletakkan di dalam mangkuk, vas atau wadah lainnya sebagai media untuk penanaman bunga. Biasanya digunakan untuk hiasan, dekorasi rumah dan acara-acara khusus seperti pernikahan dan ulang tahun. Crystal soil dapat mencegah bakteri, nyamuk dan masalah-masalah yang biasanya terjadi pada tanah biasa. Semua tanaman membutuhkan air dan nutrisi untuk tumbuh. Crystal soil menyediakan air dan udara, nutrisi untuk tanaman sehingga tanaman akan berkembang. Crystal soil dapat menghilangkan jamur karena air akan tetap berada di dalam sampai tanaman membutuhkannya. Sehingga jamur tidak akan mengganggu dan akar tidak akan membusuk. Crystal soil adalah polimer gel (kationik Polyacrylamide) dan tidak beracun, ramah lingkungan. Meskipun tidak beracun itu crystal soil tidak boleh dikonsumsi atau diambil secara internal baik dalam bentuk kering atau bentuk diperluas (Agencies, 2007). Hydrogel dapat digunakan untuk campuran media tanam pada tanaman pot, lahan pertanian, perkebunan, hutan, dan juga untuk mempercantik ruangan. Hampir semua jenis tanaman hias indoor bisa ditanam dalam media ini, misalnya philodendron dan anthurium. Namun, gel tidak bagus untuk tanaman hias berakar keras, seperti adenium atau tanaman hias bonsai. Hal itu bukan karena ketidakmampuan gel dalam memasok kebutuhan air, tetapi lebih dikarenakan pertumbuhan akar tanaman yang mengeras sehingga bisa membuat vas pecah. Sebagian besar di pembibitan lebih memilih gel sebagai pengganti tanah untuk pengangkutan tanaman dalam jarak jauh, ini bertujuan agar kelembaban tanaman tetap terjaga (Irawan, 2007). Universitas Sumatera Utara Peran Crystal Soil Dalam Mengoptimalkan Pertumbuhan Tanaman Selain untuk mempercantik ruangan, hydrogel ini dapat digunakan untuk campuran media tanam pada tanaman pot, lahan pertanian, perkebunan, hutan dll. Manfaat menggunakan hydrogel antara lain: 1. Memastiakn ketersediaan air sepanjang tahun 2. Mengurangi frekuensi penyiraman/irigasi hingga 50% 3. Mengurangi hilangnya air dan nutrient disebabkan oleh leaching dan evaporasi 4. Memperbaiki physical properties dari compact soils dengan membentuk aerasi udara yang baik 5. Meningkatkan pertumbuhan tanaman karena air dan nutrient selalu tersedia di sekitar tanaman sehingga mengoptimalkan penyerapan oleh akar 6. Mengurangi angka mortalitas 7. Mengurangi pencemaran lingkungan dari erosi dan pencemaran air tanah (Rahardjo, 2007). Menurut Rahardjio (2007) dari hasil sementara penelitiannya menunjukkan bahwa hydrogel mempunyai potensi untuk digunakan sebagai salah satu teknologi mengatasi usaha budidaya tanaman di lahan kering dan efisiensi pemakaian air untuk tanaman-tanaman tertentu. Universitas Sumatera Utara