tinjauan pustaka - Universitas Sumatera Utara

advertisement
TINJAUAN PUSTAKA
Taksonomi Sukun (Artocarpus communis Forst)
Dalam sistematika (taksonomi) tumbuh-tumbuhan, tanaman sukun dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Class
: Magnoliopsida
Subclass
: Hamamelidae
Ordo
: Urticales
Famili
: Moraceae
Genus
: Artocarpus
Spesies
: Artocarpus communis Forst
(Harahap, 2009).
Karakteristik Artocarpus communis Forst
Tanaman sukun merupakan tanaman hutan yang tingginya mampu
mencapai 20 m. Kayunya lunak dan kulit kayu berserat kasar. Semua bagian
tanaman bergetah encer. Daunnya lebar , bercangap menjari, dan berbulu kasar.
Batangnya besar, agak lunak, dan bergetah banyak. Cabangnya banyak,
pertumbuhannya cenderung ke atas. Bunga sukun berkelamin tunggal (bunga
betina dan bunga jantan terpisah), tetapi berumah satu. Bunganya keluar dari
ketiak daun pada ujung cabang dan ranting. Bunga jantan berbentuk tongkat
panjang yang disebut ontel. Bunga betina berbentuk bulat bertangkai pendek
Universitas Sumatera Utara
(babal) seperti pada nangka. Bunga betina merupakan bunga majemuk sinkarpik
seperti pada nangka. Kulit buah menonjol rata sehingga tampak tidak jelas yang
merupakan bekas putik dari bunga sinkarpik. Pada buah keluwih, tonjolan pada
kulit buah merupakan duri yang lunak. Penyerbukan bunga dibantu oleh angin,
sedangkan serangga yang sering berkunjung kurang berperan dalam penyerbukan
bunga (Sentra Informasi IPTEK, 2009).
Pada buah sukun, walaupun terjadi penyerbukan, pembuahannya
mengalami kegagalan sehingga buah yang terbentuk tidak berbiji. Pada keluwih
(Artocarpus altilis) kedua proses dapat berlangsung normal sehingga buah yang
terbentuk berbiji normal dan kulit buah berduri lunak sekali. Duri buah keluwih
merupakan bekas tangkai putik bunga majemuk sinkarpik. Buah sukun mirip
dengan buah keluwih (timbul). Perbedaannya adalah duri buah sukun tumpul,
bahkan hampir tidak tampak pada permukaan buahnya. Selain itu, buah sukun
tidak berbiji (partenokarpi) (Sentra Informasi IPTEK, 2009).
Syarat Tumbuh
Tanaman sukun dapat tumbuh dan dibudidayakan pada berbagai jenis tanah
mulai dari tepi pantai sampai pada lahan dengan ketinggian kurang lebih 600 m dari
permukaan laut. Sukun juga toleran terhadap curah hujan yang sedikit maupun curah
hujan yang tinggi antara 80 - 100 inchi per pertahun dengan kelembaban 60 - 80%,
namun lebih sesuai pada daerah-daerah yang cukup banyak mendapat penyinaran
matahari. Tanaman sukun tumbuh baik di tempat yang lembab panas, dengan
temperatur antara 15 - 38 °C (Irwanto, 2006). Menurut Siregar (2009) Tanaman sukun
dapat tumbuh baik dengan ketinggian kawasan 0-1100 m dari permukaan laut.
Universitas Sumatera Utara
Manfaat Sukun
Buahnya dapat digunakan sebagai bahan
makanan. Jaman dahulu di
Hawai sukun digunakan sebagai makanan pokok. Di Madura digunakan sebagai
obat sakit kuning. Bunganya dapat diramu sebagai obat. Bunganya dapat
menyembuhkan sakit gigi dengan cara dipanggang lalu digosokkan pada gusi
yang giginya sakit. Daunnya selain untuk pakan ternak, juga dapat diramu
menjadi obat. Di India bagian barat, ramuan daunnya dipercaya dapat
menurunkan tekanan darah dan meringankan asma.
Daun yang dihancurkan diletakkan di lidah untuk mengobati sariawan.
Juice daun digunakan untuk obat tetes telinga. Abu daun digunakan untuk infeksi
kulit. Bubuk dari daun yang dipanggang digunakan untuk mngobati limpa yang
membengkak. Getah tanaman digunakan untuk mengobati penyakit kulit. Getah
yang ditambah air jika diminum dapat mengobati diare. Di Caribia sebagai bahan
membuat permen karet. Kayu sukun tidak terlalu keras tapi kuat, elastis dan tahan
rayap, digunakan sebagai bahan bangunan antara lain mebel, partisi interior,
papan selancar dan peralatan rumah tangga lainnya. Serat kulit kayu bagian dalam
dari tanaman muda dan ranting dapat digunakan sebagai material serat pakaian. Di
Malaysia digunakan sebagai mode pakaian (Irwanto, 2006).
Pertumbuhan Tanaman
Pertumbuhan tanaman sering didefinisikan sebagai pertambahan ukuran,
berat, dan/ atau jumlah sel. Ukuran atanaman sebagai indikator pertumbuhan
dapat dilihat secara satu dimensi (misalnya dengan mengukur tinggin tanman),
dua dimensi (misalnya dengan mengukur total luas permukaan daun), atau tiga
dimensi (misalnya dengan mengukur volume akar). Tinngi tanaman merupakan
Universitas Sumatera Utara
indikator pertumbuhan yang paling mudah untuk diukur. Tinggi tnaaman sebagai
indicator pertumbuhan dapat dianjurkan pada tnaman berbatang tunggak dengan
percabangan lateral cahaya yang optimal. Akan tetapi tinggi tanaman menjadi
kurang berarti jika tanaman tumbuh pada kondisi intensits cahaya yang sub
optimal sehingga terjadi etiolasi. Tinggi tanaman juga kurang dapat dianjurkan
utnuk tnaman dengan cabang lateral yang berkembang sangat ekstensif.
Prtumbuhan
tanaman
pada
dsarnya
disebabkan
oleh
pembesaran
(cell
enlargement) dan pembesaran sel (cell division). Berlandaskan pada kenyataan ini
indikator pertumbuhan tanaman atau lebih sering digunkan sebagai indikator
pertumbuhann organ tanaman, misalnya daun dan buah. Asumsi dari penggunaan
jumlah sel sebagai indikator pertumbuhan adalah bahwa sel-sel yang menyusun
organ tersebut berukuran relatif seragam dan sel-sel tersebut mempunyai batas
ukuran maksimalnya (Lakitan, 1996).
Pertumbuhan pada tumbuhan berlangsung terbatas pada beberapa bagian
tertentu, yang terdiri dari sejumlah sel yang baru saja dihasilkan melalui proses
pembelahan sel di meristem. Pembelahan sel itu sendiri tidak menyebabkan
pertambahan
ukuran,
namun
prosuk
pembelahan
sel
itulah
yang
menyebabkantumbuh dan menyebabkan pertumbuhan. Ujung akar dan ujung tajuk
(apeks) mempunyai meristem (Salisbury dan Ross, 1995).
Fungsi Air Pada Tanaman
Air merupakan fakor penting untuk pertumbuhan tanaman. Air berfungsi
sebagai penyusun tubuh tanaman (70-90%), pelarut dan medium reaksi biokimia,
medium transport senyawa, memberikan turgor bagi sel (penting untuk
pembelahan sel dan pembesaran sel), bahan baku fotosintesis, dan menjaga suhu
Universitas Sumatera Utara
tanaman supaya konstan, evaporasi air (transpirasi) untuk mendinginkan
permukaan (Gardner, et al., 1991). Berbagai fungsi air bagi tanaman
menunjukkan pentingnya air bagi tanaman yakni:
1.
Air merupakan bagian yang esensil bagi protoplasma dan membentuk 8090% bobot segar jaringan yang tumbuh aktif
2.
Air adalah pelarut, di dalamnya terdapat gas-gas, garam-garam dan zat-zat
terlarut lainnya, yang bergerak keluar masuk sel, dari organ ke organ dalam
proses transpirasi
3.
Air adalah pereaksi dalam fotosintesis dan pada berbagai proses hidrolisis
4.
Air adalah esensil untuk menjaga turgiditas di antaranya dalam pembesaran
sel, pembukaan stomata, dan menyangga bentuk (morfokogi) daun-daun
muda atau struktur lainnya yang berlignin.
Di samping itu, penyebab utama variasi hasil tanaman dari tahun ke tahun
atau dari musim ke musim, terutama di daerah tropik seperti Indonesia adalah
ketersediaan air, yang sangat ditentukan oleh curah hujan. Ketidakstabilan
curah hujan ini menyebabkan ketidaktentuan pada keadaan air tanah dan
suplai hara bagi tanaman (Sri, 2000).
Mekanisme Air Pada Tanamann
Air sangat penting bagi tumbuhan. 30% sampai 90% berat tumbuhan
tersusun atas air. Tumbuhan menggunakan air pada fotosintesis. Mineral-mineral
yang diserap oleh akar harus terlarut juga dalam air. Akar adalah organ tanaman
yang aktif menyerap air. Selain itu akar mempunyai fungsi penyerapan dan
penyimpanan. Akar menyerap air dari lingkungan sekitarnya scara osmosis. Akar
juga menyerap mineral dari lingkungan sekitarnya bersama dengan penyerapan
Universitas Sumatera Utara
air. Air masuk ke dalam akar melalui rambur-rambur akar. Rambut akar akan
meningkatkan luas permukaan akar dan dapat meningkatkan jumlah air yang
diserap atau diambil oleh tumbuhan.
Air yang diserap oleh akar diangkut melalui batang. Mineral dari tanah
terlarut sehingga juga diangkut melalui batang. Batang menyimpan makanan
dalam bentuk pati dan menyimpan air. Air berasal dari akar dan pati dibuat dari
gula yang diangkut dari daun. Satu keuntungan menyimpan air pada batnag adalah
terhindar dari kekeringan. Air membantu menjaga sel-sel batang tetap kaku. Ada
dua mekanisme penyerapan yaitu penyerapan akitf (aktif osmotik dan non
osmotik) dan penyerapan pasif (tarikan transpirasi daun) (Dewi, 2008).
Kebutuhan Air Suatu Tanaman
Kebutuhan air suatu tanaman dapat didefinisikan sebagai jumlah air yang
diperlukan
untuk memenuhi kehilangan air melalui evapotranspirasi (ET-
tanaman) tanaman yang sehat, tumbuh pada sebidang lahan yang luas dengan
kondisi tanah yang tidak mempunyai kendala (kendala lengas tanah dan
kesuburan tanah) dan mencapai potensi produksi penuh pada kondisi lingkungan
tumbuh tertentu (Sumarno, 2004).
Dalam kondisi lapangan, perakaran menembus tanah yang relatif lembab
sedangkan akar dan batang tumbuh ke atmosfer yang relatif kering. Hal ini
menyebabkan aliran air yang terus menerus dari tanah melalui tumbuhan ke
atmosfer sepanjang suatu
landasan energy potensial yang menurun. Setiap
harinya, jumlah aliran air ini 1 sampai10 kali jumlah air yang tertahan dalam
jaringan tanaman 10 sampai 100 kali jumlah air yang digunakan untuk perluasan
Universitas Sumatera Utara
sel-sel baru, dan 100 sampai 1000 kali jumlah air yang digunakan utnuk
fotosintesis.
Karena adanya kebutuhan air yang tinggi dan pentingnya air, tumbuhan
memerlukan sumber air yang tetap untuk tumbuh dan berkembang. Setiap kali air
menjadi terbatas, pertumbuhan berkurang dan biasanya berkurang pula hasil
panen tanaman budidaya. Jumlah hasil panen ini dipengaruhi oleh genotipe yang
kekurangan air, dan tingkat perkembangan (Gardner, et al.,1991).
Kekurangan air pada tanaman terjadi karena ketersediaan air dalam media
tidak cukup dan transpirasi yang berlebihan atau kombinasi kedua faktor tersebut.
Di lapangan walaupun di dalam tanah air cukup tersedia, tanaman dapat
mengalami cekaman (kekurangan air). Hal ini terjadi jika kecepatan absorpsi tidak
dapat menghitung kehilangan air melalui proses transpirasi (Haryati, 2003).
Secara umum tanaman akan menunjukkan respon tertentu bila mengalami
cekaman kekeringan. Respon tanaman terhadap stress air sangat ditentukan oleh
tingkat stress yang dialami dan fase pertumbuhan tanaman saat mengalami
cekaman. Bila tanaman dihadapkan pada kondisi kering terdapat dua macam
tanggapan yang dapat memperbaiki staus air yaitu (1) tanaman mengubah
distribusi
asimilat
baru
untuk
mendukung
pertumbuhan
akar
dengan
mengorbankan tajuk, sehingga dapat meningkatkan kapasitas akar menyerap air
serta menghambat pemekaran daun untuk mengurangi transpirasi; (2) tanaman
akan mengatur derajat pembukaan stomata untuk menghambat kehilangan air
lewat transpirasi (Sinaga, 2008).
Lingkungan
juga mempunyai andil dalam menentukan banyaknya air
untuk penyiraman. Tanaman dalam pot yang diletakkan di bawah naungan dengan
Universitas Sumatera Utara
yang langsung di bawah sinar matahari akan mempunyai perbedaan kebutuhan air.
Umumnya tanaman yang berada di daerah naungan membutuhkan jumlah air yang
relatif lebih sedikit dari pada tanaman yang terkena sinar matahari langsung.
Peletakan tanaman pada sumber air membutuhkan air yang berbeda dengan yang
diletakkan di tengah lapangan terbuka. Peletakan di dekat sumber air merupakan
jenis tanaman yang menyukai kondisi air cukup banyak untuk pertumbuhannya.
Jenisnya pun berbeda dengan tanaman yang tahan akan sinar matahari
(Sintia, 2008).
Stress Air dan Ketersediaan Hara
Stress dapat diartikan sebagai keadaan yang dapat merusak kesetimbangan
suatu sistem. Dalam pertumbuhan tanaman gangguan kesetirnbangan dabat
berasal dari faktor lingkungan tumbuh atau berasal dari sifat tanamannya.
Berdasarkan faktor lingkungan tumbuh diperoleh klasifikasi derajat toler&si
tumbuh tanaman. Tanaman dikatakan tolcran, bila tanaman tersebut dapat tumbuh
dalam kondisi sub-optimal. Pada keadaan sub-optimal, tanaman sebenarnya sudah
menderita stres, tetapi stres yang dapat balik yaitu stres yang dapat diatasi oleh
tanaman tersebut. Bila tanaman tidak bisa mengatasi, gejala stres biasanya
dicirikan oleh kerusakan sel permanen, maka stres yang dialami tanaman
dikatakan sebagai stres yang tidak dapat balik (Darmawan, et al., 1991).
Laju pertumbuhan sel-sel tanaman dan efisiesnsi proses fisiologisnya
mencapai tingkat tertinggi bila sel-sel berada pada turgor maksimum. Meskipun
demikian, absorpsi karbondioksida melintasi dinding sel yang lembab yang
terbuka ke atmosfer, yang penting untuk fotosintesis, berkaitan dengan hilangnya
air dari jaringan daun. Pada suatu tanaman yang berfotosintesis, air akan
Universitas Sumatera Utara
cenderung ditarik dari sel-sel daun, dengan menghasilkan reduksi tekanan dalam
turgor sel dan dalam potensial air sel. Sel tanamaan yang telah kehilangan air dan
berada pada tekanan turgor yang lebih rendah daripada nilai maksimumnya,
disebut menderita stress air (Fitter dan Hay, 1991).
Meskipun penyerapan hara dan air dalam akar merupakan proses yang
bebas satu sama lain, kebutuhan air yang teredia dalam tnaman dan tanah bagi
pertumbuhan dan transport hara menyebabkan keduanya berhubungan erat.
Hibungan yang erat ini menyebabkan sukarnya menetukan dengan jelas pengaruhpengaruh kekeringan terhadap keadaan hara. International soil science society and
the soil science society of America mendefenisikan ketersediaan hara adalah hara
yng betul-betul diserap oleh tanman (kandungan hara tanaman). Tetapi, ada
berbagai indeks ketersediaan hara, seperti jumlah unsur yang bias diekstrak dari
tanah atau malahan jumlah pupuk yang diberiakn sering tercampur-aduk dengan
ketersediaan hara. Dalam tanah, air dalam selang sekitar -0,1 sampai -10 bar
esensial bagi setiap proses yang meningkatkan ketersediaan hara, sejak dari
reaksi-reaksi yang memepengaruhi konsentrasinya dalam larutan tnah (pertukaran
ion), melalui transport hara melalui difusi dan aliran massa ke permukaan akar
sampai penyerapannya oleh akar (Sri, 2000).
Pengaruh Stress Air Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Organ
a. Pembelahan dan pembesaran sel
Pengaruh yang paling penting dari kekeringan yatiu pengurangan luada
daun permukaan fotosintesis (source) karena (1) adanya penurunan proses
perlk\luasan daun dan (2) terlalu awalnya terjadi proses penuaan (senence) pada
daun. Stress air yang sedikit saja, beberapa bars (-1) sampai (-3) cukup
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan lambat atau berhenti pembelahan dan pembesaran sel (antara lain
perluasan daun).
b. Perangkat fotosintesis
Pengaruh stress air terhadap sistem fotosintesis bias juga melalui pengaruh
pada kandungan dan organisasi klorofil dalam kloroplas di dalam jaringan atau sel
yang aktif berfotosintesis. Pada tanaman jagung (tanaman C4) mereka temukan
bahwa pengaruh negatif stress air lebih besar pada sel-sel mesofil daun daripada
sel-sel bundle sheatnya.
c. Sistem reproduktif
Sistem reproduktif tanaman menentukan kapsitas sink tanaman tersebut.
Pengaruh lingkungan terhadap sistem reproduktif (pembungaan, pembuahan,
pengisian biji/buah) berate pengaruhnya juga terhadap sink. Stress air (tanpa
irigasi) memperlambat munculnya bugan yang akibatnya memperpendek periode
pengisian biji sehingga meningkatkan pula kandungan air dalam biji sewaktu
panen.
d. Layu dan menggulungnya daun
Respon terhadap adanya stress air ini dapat diamati secara visual. Adanya
respon layu dan menggulungnya daun berarti terhambatnya fotosintesis baik
karena menutupnya stomata maupun karena berkurangnya luas permukaan
fotosintesis (Sri, 2000).
Pengaruh Cekaman Air Terhadap Tanaman
Tanaman yang menderita cekaman air secara umum mempunyai ukuran
yang lenih kecil dibandingkan dengan tanaman yang tumbuh normal. Cekaman air
mempengaruhi semua aspek pertumbuhan tanaman. Dalam hal ini cekaman air
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi proses fisiolohgi dan biokimia tanaman serta menyebababkan
terjadinya modifikasi anatomi dan morfologi tanaman. Pengaruh cekaman air
dalam beberapa kasus berhubungan dengan pengaruhnya terhadap tekanan turgor
sel. Pada beberapa kasus lainnya pengaruh cekaman air berhubungan dengan
penurunan potensial air tanaman, dan pada beberapa kasus disebabkan adanya
penurunan potensial osmotic dalam tubuh tanaman (Islami dan Utomo 1995).
Tanaman yang mengalami cekaman air stomata daunnya menutup sebagai
akibat menurunnya turgor sel daun sehingga mengurangi jumlah CO2 yang
berdifusi ke dalam daun. Kecuali itu dengan menutupnya stomata, laju transpirasi
menurun sehingga mengurangi suplai unsure hara dari tanah ke tanaman, karena
traspirasi pada dasarnya memfasilitasi laju aliran air dari tanah ke tanaman,
sedangkan sebagian besar unsur hara masuk ke dalam tanaman bersama-sama
dengan aliran air. Pada proses yang sensitif terdapat kekurangan air adalah
pembelahan sel. Hal ini dapat diartikan bahwa pertumbuhan tanaman sangat peka
terhadap defisit (cekaman) air karena berhubungan dengan turgor dan hilangnya
turgiditas
dapat
menghentikan
pembelahan
dan
pembesaran
sel
yang
mengakibatkan tanaman lebih kecil. Pengaruh cekaman air pada pertumbuhan
tanaman dicerminkan oleh daun-daun yang lebih kecil (Mapegau,2006).
Salah satu faktor yang menjadi fokus perhatian dalam rangka
pengembangan komoditi pertanian di lahan kering adalah keterbatasan sumber
daya air. Kekeringan atau kemarau merupakan fenomena umum pada sistem
pertanian lahan kering. Budidaya tanaman pada kondisi demikian akan
menyebabkan tanaman mengalami kekurangan air atau cekaman kekeringan.
Dengan demikian pengelolaan penggunaan air dalam pertanian menjadi bagian
Universitas Sumatera Utara
fokus kajian yang penting karena memiliki dampak secara ekonomi maupun
lingkungan. Ketersediaan air semakin terbatas khususnya pada sistem pertanian
lahan kering sehingga dibutuhkan suatu metode baru agar lebih mudah memonitor
kondisi air tanaman dalarn menentukan saat pengairan yang tepat. Metode ini juga
diharapkan dapat bermanfaat dalam penjadwalan pengairan tanaman serta dapat
meningkatkan efisiensi penggunaan air. Berbagai indikator tanaman yang
mengalami cekaman kekeringan telah diketahui baik secara morfologi, anatomi
maupun fisiologi. Deteksi tanaman yang mengalami cekaman kekeringan dapat
dilakukan dengan metode destruktif dan tanpa merusak tanaman itu sendiri.
Adapun indikator tanaman yang mengalami cekaman kekeringan antara lain
terhambatnya pertumbuhan daun, pertumbuhan akar yang pesat, menutupnya
stomata, daun menggulung khusus tanaman Gramineae (Run, 2002).
Toleransi dan Avoidance Tanman
Pada adaptasi tanaman terhadap naungan melalui dua mekanisme:
mekanisme penghindaran (avoidance) dan mekanisme toleransi (tolerance).
Mekanisme penghindaran berkaitan dengan perubahan anatomi dan morfologi
daun untuk memaksimalkan penangkapan cahaya dan fotosintesis yang efisien,
seperti peningkatan luas daun dan kandungan klorofil b, serta penurunan tebal
daun, rasio klorofil a/b, Jumlah kutikula, lilin, bulu daun, dan pigmen antosianin.
melaporkan, pengaturan jumlah klorofil b pada arabidopsis terjadi melalui
peningkatan jumlah kloroplas per sel dan/atau per satuan luas daun. Aklimatisasi
kloroplas ini kadangkadang digolongkan ’shade tolerance’. Mekanisme toleransi
(tolerance) berkaitan dengan penurunan titik kompensasi cahaya serta respirasi
yang efisien. Tanaman naungan ditandai dengan rendahnya titik kompensasi
Universitas Sumatera Utara
cahaya sehingga dapat mengakumulasi produk fotosintat pada tingkat cahaya yang
rendah dibanding tanaman cahaya penuh (Kisman, 2007).
Crystal Soil (Hydrogel)
Nama hydrogel dasarnya terdiri atas dua istilah, yaitu hidro artinya media
tanam alternatif pengganti tanah dan gell yang maksudnya adalah jeli. Hydrogel
sering digunakan sebagai media tanam bagi tanaman hidroponik. Penggunaan
media jenis ini sangat praktis dan efisien karena tidak perlu repot-repot untuk
mengganti dengan yang baru, menyiram, atau memupuk. Media tanam ini juga
memiliki keanekaragaman warna sehingga pemilihannya dapat disesuaikan
dengan selera dan warna tanaman (Rahardjo, 2007).
Hydrogel merupakan super absorbent anionic polyacrylamide polymers.
Hydrogel adalah penahan air-cairan yang dapat digunakan bersinergi dengan
tanah atau media lain serta pupuk, menyerap dan menyimpan air dan nutrient
dalam jumlah yang besar. Tidak seperti produk lain, hydrogel tidak larut dalam air
tetapi dia hanya menyerap dan akan melepaskan air dan nutrient tersebut secara
proporsional pada saat dibutuhkan oleh tanaman, dengan demikian tanaman akan
selalu mempunyai persediaan air dan nutrient setiap saat karena hydrogel
berfungsi menyerap dan melepaskan (absorption–release cycles). Hydrogel
mengoptimalkan pertumbuhan tanaman dengan mengurangi kehilangan air dan
nutrient melalui leaching dan evaporasi. Air dan nutrient tersimpan di sekeliling
akar sehingga dapat mengoptimalkan penyerapan oleh tanaman. Hydrogel mampu
menyerap air sebanyak 400 kali berat hydrogel itu sendiri (Irawan, 2007).
Crystal soil merupakan agar-agar menyerupai kelereng bulat yang dapat
menyimpan air. Tidak beraroma bau dan dapat digunakan sebagai dekoratif
Universitas Sumatera Utara
tanaman dalam ruangan. Crystal soil dapat menyimpan air terus sampai 2 bulan
tanpa penyiraman dan pemupukan teratur. Crystal soil dapat diletakkan di dalam
mangkuk, vas atau wadah lainnya sebagai media untuk penanaman bunga.
Biasanya digunakan untuk hiasan, dekorasi rumah dan acara-acara khusus seperti
pernikahan dan ulang tahun. Crystal soil dapat mencegah bakteri, nyamuk dan
masalah-masalah yang biasanya terjadi pada tanah biasa. Semua tanaman
membutuhkan air dan nutrisi untuk tumbuh. Crystal soil menyediakan air dan
udara, nutrisi untuk tanaman sehingga tanaman akan berkembang.
Crystal soil dapat menghilangkan jamur karena air akan tetap berada di
dalam
sampai
tanaman
membutuhkannya.
Sehingga
jamur
tidak
akan
mengganggu dan akar tidak akan membusuk. Crystal soil adalah polimer gel
(kationik Polyacrylamide) dan tidak beracun, ramah lingkungan. Meskipun tidak
beracun itu crystal soil tidak boleh dikonsumsi atau diambil secara internal baik
dalam bentuk kering atau bentuk diperluas (Agencies, 2007).
Hydrogel dapat digunakan untuk campuran media tanam pada tanaman
pot, lahan pertanian, perkebunan, hutan, dan juga untuk mempercantik ruangan.
Hampir semua jenis tanaman hias indoor bisa ditanam dalam media ini, misalnya
philodendron dan anthurium. Namun, gel tidak bagus untuk tanaman hias berakar
keras, seperti adenium atau tanaman hias bonsai. Hal itu bukan karena
ketidakmampuan gel dalam memasok kebutuhan air, tetapi lebih dikarenakan
pertumbuhan akar tanaman yang mengeras sehingga bisa membuat vas pecah.
Sebagian besar di pembibitan lebih memilih gel sebagai pengganti tanah untuk
pengangkutan tanaman dalam jarak jauh, ini bertujuan agar kelembaban tanaman
tetap terjaga (Irawan, 2007).
Universitas Sumatera Utara
Peran Crystal Soil Dalam Mengoptimalkan Pertumbuhan Tanaman
Selain untuk mempercantik ruangan, hydrogel ini dapat digunakan untuk
campuran media tanam pada tanaman pot, lahan pertanian, perkebunan, hutan dll.
Manfaat menggunakan hydrogel antara lain:
1.
Memastiakn ketersediaan air sepanjang tahun
2.
Mengurangi frekuensi penyiraman/irigasi hingga 50%
3.
Mengurangi hilangnya air dan nutrient disebabkan oleh leaching dan
evaporasi
4.
Memperbaiki physical properties dari compact soils dengan membentuk
aerasi udara yang baik
5.
Meningkatkan pertumbuhan tanaman karena air dan nutrient selalu tersedia di
sekitar tanaman sehingga mengoptimalkan penyerapan oleh akar
6.
Mengurangi angka mortalitas
7.
Mengurangi pencemaran lingkungan dari erosi dan pencemaran air tanah
(Rahardjo, 2007).
Menurut
Rahardjio
(2007)
dari
hasil
sementara
penelitiannya
menunjukkan bahwa hydrogel mempunyai potensi untuk digunakan sebagai salah
satu teknologi mengatasi usaha budidaya tanaman di lahan kering dan efisiensi
pemakaian air untuk tanaman-tanaman tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Download